Anda di halaman 1dari 36

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA


PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

TUGAS TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI


Dibuat untuk memenuhi syarat mengikuti ujian mata kuliah Teknik Penulisan dan
Presentasi pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya

Oleh

Sinia Septo
03091402009

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2011

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA


PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

TUGAS TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

Disetujui untuk Jurusan Teknik Pertambangan


oleh Dosen Pembimbing

Ir. Djuki Sudarmono, DESS

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

ABSTRAK
PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA
PADA KEGIATAN PENAMBANGAN
(Sinia Septo, 03091402009, Mei 2011,35 Halaman)

Keselamatan Kerja adalah suatu usaha untuk mengurangi dan menghindari kecelakaan kerja
atau cara untuk melaksanakan pekerjaan yang terhindar dari kecelakaan. Memberikan suasana kerja
atau lingkungan yang aman sehingga dicapai hasil kerja yang menguntungkan dan bebas dari segala
bahaya, baik terhadap manusia, mesin alat, material ataupun metode kerja pada saat dilakukannya
operasi penambangan. Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan agar
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan tidak mendapat kecelakaan dan juga tidak terjadi kerusakan
alat-alat yang digunakan.
Bahan peledak adalah campuran senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan kecepatan tinggi.
Gas dan panas yang dihasilkan dari reaksi ini dapat menyebabkan tekanan yang sangat tinggi pula.
Bahan peledak merupakan suatu sarana yang efektif sebagai alat penghancur bongkahan batuan
pada industri penambangan. Adapun bahan peledak yang umum digunakan pada penghancuran batuan
keras yaitu ANFO Ammonium Nitrate-Fuel Oil
Bahan peledak ANFO Ammonium Nitrate-Fuel Oil merupakan bahan peledak yang tergolong
memiliki kecepatan perambatan yang reaksinya sangat tinggi High Explosive. Sehingga dalam
operasi peledakan batuan yang keras diperlukan penanganan yang khusus mengenai bahan peledak
tersebut, diantaranya hal yang perlu diperhatikan yaitu penyimpanan bahan peledak, pengangkutan
bahan peledak, dan operasi peledakan.
Kata Kunci : Bahan Peledak, Detonator

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayahNya tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan selesainya tugas Teknik Penulisan dan presentasi ini atas segala
bimbingan dan sarannya, dengan kerendahan Penulis mengucapkan terima
kasih khususnya bapak Ir.Djuki Sudarmono, DESS dosen pengasuh dan
pembimbing Mata Kuliah Teknik Penulisan dan Presentasi.
Dan tak lupa juga, dengan kerendahan Penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Ir. H.Marwan Asof, DEA. dosen pembimbing Mata Kuliah Teknik
Penulisan dan Presentasi.
2. Perpustakaan Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya.
Penulis menyadari bahwa baik isi ataupun penyajian makalah ini masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan demi memperbaiki tulisan ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.

Palembang, Mei 2011

Penulis.

iv
Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...........................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................

vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii


DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................

ix

BAB
I. PENDAHULUAN ..................................................................................

I-1

1.1.Latar Belakang ..................................................................................


1.2.Tujuan Dan Manfaat Penulisan .........................................................
1.3.Pembatasan Masalah .........................................................................
1.4.Metode Penulisan ..............................................................................

I-1
I-2
I-2
I-2

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... II-1


2.1. Keselamatan Kerja .......................................................................... II-1
2.2. Bahan Peledak dan Teknik Peledakan ............................................. II-2
2.3. Perlengkapan dan Peralatan Peledakan ............................................ II-9
III. PEMBAHASAN ..................................................................................... III-1
3.1. Penyimpanan Bahan Peledak ........................................................... III-1
3.2. Gudang Bahan Peledak di Permukaan Tanah .................................. III-2
3.3. Gudang Bahan Peledak di Bawah tanah .......................................... III-8
3.4. Pengangkutan Bahan Peledak .......................................................... III-9
3.5. Operasi Peledakan........................................................................... III-10

v
Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

vi

Halaman
BAB
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... IV-1
4.1. Kesimpulan ...................................................................................... IV-1
4.2. Saran ................................................................................................. IV-1
DAFTAR PUSTAKA

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman
2.1 Klasifikasi Umum Bahan Peledak ..............................................

II-4

2.2 Klasifikasi Bahan Peledak Menurut J.J. Manon ........................

II-5

2.3 Arah Pemboran Pada Lubang Ledak ..........................................

II-8

b.1 Denah Gudang Bahan Peledak Peka Detonator .........................

B-1

b.2 Denah Gudang Bahan Peledak Berbeda Jenis ............................

B-2

vii
Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman
II.1 Bahan Peledak Berdasarkan Harga dan Massa Jenis ..............

II-5

A.1 Jarak Aman Minimun untuk Lokasi Gudang Bahan Peledak


Peka Detonator ........................................................................

A-1

viii

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
A

Halaman
Jarak Aman Minimun untuk Lokasi Gudang Bahan Peledak
Peka Detonator .............................................................................

A-1

Denah Gudang Bahan Peledak dan Gudang Detonator ................

B-1

Denah Gudang Bahan Peledak ......................................................

B-2

ix
Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Industri penambangan adalah salah satu usaha pemerintah dalam rangka
pemanfaatan sumber daya alam. Dalam industri pertambangan yang umumnya
melakukan kegiatan penggalian dalam usaha penambangannya tidak terlepas dari
kegiatan melepaskan material dari batuan induknya. Salah satu metode atau cara
yang dilakukan yaitu menggunakan peledakan (Blasting).
Peledakan biasanya digunakan untuk melepaskan atau membongkar
material yang memiliki sifat-sifat fisik tertentu salah satunya kekerasan
(Hardness). Pada industri pertambangan, peledakan biasanya digunakan dalam
kegiatan penambangan yang materialnya cukup keras dan juga digunakan pada
eksplorasi minyak dan gas bumi serta kegiatan persiapan penambangan yang
lain.
Tujuan peledakan dalam penambangan adalah untuk mendapatkan
material-material tertentu dengan ukuran tertentu yang

memiliki tingkat

kekerasan tinggi yang dibutuhkan oleh industri pertambangan dengan


menggunakan bahan peledak.
Bahan peledak itu sendiri dapat berupa padat, cair, atau campuran padat
dan cair, dan secara umum dibagi dua yaitu bahan peledak komersil dan bahan
peledak militer. Bahan peledak komersil digunakan untuk kepentingan komersil
dan industri untuk berbagai keperluan dari bidang pekerjaan tersebut, sedangkan
bahan peledak militer digunakan dalam perlengkapan-perlengkapan perang.

I-1

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

I-2

Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk mengurangi dan menghindari


kecelakaan kerja atau cara untuk melaksanakan pekerjaan yang terhindar dari
kecelakaan, memberikan suasana kerja atau lingkungan yang aman sehingga
dicapai hasil kerja yang menguntungkan dan bebas dari segala bahaya, baik
terhadap manusia (Man), Mesin (Machine), Material (Materials) ataupun metode
kerja (Methods).
Bila semua peraturan dan tata tertib keselamatan kerja atau peraturan
perusahaan setempat tidak dipatuhi atau ditaati oleh pekerja akan membahayakan
pekerja itu sendiri dan merugikan perusahaan tersebut. Oleh karena itu dalam
pelaksanaan pekerjaan peledakan harus hati-hati sesuai dengan peraturan dan
teknik-teknik yang diterapkan, sehingga pemanfaatannya lebih efisien dan aman.

1.2. Tujuan Dan Manfaat Penulisan


Tujuan dan manfaat dari penulisan ini yaitu untuk menggambarkan secara
umum

mengenai

pengetahuan

dasar

bahan

peledak,

serta

mampu

menggambarkan secara umum bagaimana keselamatan kerja dilakukan dalam


proses peledakan seperti penanganan bahaya bahan peledak, ledakan, dan
gudang tempat penyimpanan serta pengangkutan bahan peledak.

1.3. Pembatasan Masalah


Dalam penulisan tugas ini penulis hanya membatasi masalah sampai proses
keamanan pada saat operasi peledakan.

1.4. Metode Penulisan


Metode penulisan dalam penyusunan tugas ini adalah studi literatur dengan
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan perumusan masalah diatas yang
diperoleh dari buku-buku, media elektronik serta literatur-literatur yang lain.

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keselamatan Kerja


Keselamatan Kerja adalah suatu usaha untuk mengurangi dan menghindari
kecelakaan kerja atau cara untuk melaksanakan pekerjaan yang terhindar dari
kecelakaan, memberikan suasana kerja atau lingkungan yang aman sehingga
dicapai hasil kerja yang menguntungkan dan bebas dari segala bahaya, baik
terhadap manusia, mesin, material ataupun metode kerja.
Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan agar
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan tidak mendapat kecelakaan dan juga
tidak terjadi kerusakan alat-alat produksi
Suatu kecelakaan dapat terjadi karena ada penyebabnya yang antara lain
manusia dan peralatannya. Penyebab kecelakaan ini harus dicegah untuk
menghindari terjadi kecelakaan. Hal-hal yang perlu diketahui antara lain :
1. Mengenal dan memahami perkerjaan yang dilakukan.
2. Mengetahui bahaya-bahaya yang bisa timbul dari pekerjaan yang akan
dilakukan.
Dengan mengetahui kedua hal tersebut diatas maka akan tercipta
lingkungan kerja yang aman dan tidak akan terjadi kecelakaan, baik terhadap
manusia maupun peralatan yang digunakan.
Dalam

lingkungan

pertambangan

umum

yang

dimaksud

dengan

kecelakaan tambang harus termasuk lima syarat sebagai berikut :


1. Kecelakaan benar terjadi, maksudnya tidak ada unsur kesengajaan dari pihak
lain ataupun sikorban itu sendiri.

II-1

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

II-2

2. Menimpa pekerja tambang, maksudnya yang mengalami kecelakan itu adalah


benar-benar karyawan yang bekerja pada perusahaan tambang tersebut.
3. Ada hubungan kerja, maksudnya bahwa semua pekerjaan tersebut dilakukan
benar-benar untuk usaha pertambangan dari perusahaan yang berangkutan.
4. Waktu jam kerja, maksudnya kecelakaan itu terjadi dalam waktu mulai
bekerja sampai waktu selesai bekerja.
5. Dalam wilayah kuasa pertambangan.
Agar terhindar dari permasalahan kecelakaan kerja maka tindakan yang
harus dilakukan antara lain :
1. Memperkecil bahaya atau meniadakan bagian-bagian yang berbahaya.
2. Alat-alat atau perlengkapan perlu diberi pengaman.
3. Bagian-bagian yang dapat mendatangkan kecelakaan perlu diberi pengaman,
seperti bagian-bagian berputar dari mesin, pipa-pipa panas dan lain.
4. Pemasangan tanda-tanda peringatan pada tempat-tempat yang berbahaya,
seperti bahan peledak, lubang galian, peralatan listrik tegangan tinggi.

2.2. Bahan Peledak dan Teknik Peledakan


1. Bahan Peledak
Bahan peledak adalah campuran senyawa-senyawa kimia yang dapat
bereaksi dengan kecepatan tinggi, gas dan panas yang dihasilkan dapat
menyebabkan tekanan yang sangat tinggi. Bahan peledak yang biasanya
diperdagangkan adalah campuran dari persenyawaan yang mengandung empat
elemen dasar yaitu C (carbon), H (hidrogen), N (nitrogen), dan O (oksigen).
Beberapa sifat umum bahan peledak yang perlu diketahui adalah:
1) Strength, yaitu angka (persentase) yang menunjukkan kekuatan dari bahan
peledak. Strength ini dinyatakan dalam jumlah persentase berat nyata dari
NG (Nitroglycerin).
2) Density, yaitu berat bahan peledak persatuan volume.

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

II-3

3) Sensitivity (Kepekaan), yaitu ukuran mudah atau tidaknya suatu reaksi


peledakan dirambatkan keseluruhan muatan. Berikut kita lihat beberapa
jenis kepekaan yaitu :
a. Sensitivity to shock, yaitu kepekaan bahan peledak terhadap benturan.
b. Sensitivity to friction, yaitu kepekaan bahan peledak terhadap gesekan.
c. Sensitivity to heat, yaitu kepekaan bahan peledak terhadap panas
(suhu).
d. Sensitivity to initiation, yaitu kepekaan bahan peledak terhadap
ledakan pendahuluan.
e. Sensitivity to gap, yaitu kepekaan bahan peledak terhadap gelombang
ledakan dari bahan peledak lain yang letak terjadinya berjauhan dari
bahan peledak.
4) Velocity of detonation, yaitu kecepatan perambatan peledakan dari bahan
peledak. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan alat Mikro Timer
secara langsung ataupun diukur dengan metode Dauctriche dengan
menggunakan sepotong sumbu ledak yang sudah diketahui kecepatannya.
5) Fumes Characteristic, yaitu sifat bahan peledak yang menunjukkan banyak
sedikitnya gas beracun yang terjadi sesudah peledakan. Fumes ini terjadi
apabila campuran bahan peledak tidak memiliki keseimbangan oksigen
(Oxygen Balance) atau karena bahan peledak tersebut telah rusak.
6) Water resistance, yaitu kemampuan bahan peledak untuk menahan
perembesan air. Bahan peledak yang tahan air adalah Gelatyne dinamite.
7) Permissibility, yaitu sifat bahan peledak yang menggambarkan dapat atau
tidaknya bahan peledak tersebut dipakai pada penambangan batubara
dimana biasanya terdapat gas CH4 (gas Methane) yang mudah terbakar.
8) Chemical stability, yaitu ukuran kestabilan mudah atau tidaknya mengurai
bahan peledak dalam penyimpanan.
9) Packaging, yaitu pembungkusan bahan peledak juga harus dianggap
sebagai bagian dari bahan peledak dan diperhitungkan dalam campuran.

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

II-4

Bahan peledak dapat digolongkan berdasarkan beberapa golongan,


yaitu :
1) Berdasarkan lapangan yaitu bahan peledak militer dan bahan peledak sipil
atau komersil.
2) Berdasarkan komposisinya, yaitu bahan peledak senyawa tunggal
misalnya PETN (Penta Eryhritol Tetra Nitrat) dan TNT (Tri Nitro
Toluena) dan bahan peledak senyawa campuran misalnya dinamite, black
powder, ANFO (Amonium Nitrat Fuel Oil).
3) Berdasarkan kecepatan perambatan reaksinya, yaitu low expensive (Cepat
rambatnya rendah), High explosive (Cepat rambatnya tinggi).
4) Berdasarkan kepekaannya, yaitu initiating explosive (bahan peledak yang
mudah meledak karena api, panas, benturan, dan gesekan) dan non
initiating explosive (bahan peledak yang sukar meledak dan umumnya
meledak karena adanya ledakan yang mendahuluinya).
Klasifikasi bahan peledak secara umum dapat diklasifikasikan
(Gambar 2.1). Selain itu juga, bahan peledak secara umum menurut J.J Manon
diklasifikasikan (Gambar 2.2).
BAHAN PELEDAK

MEKANIS

KIMIA

BAHAN PELEDAK KUAT


(HIGH EXLOSIVE)

NUKLIR

BAHAN PELEDAK LEMAH


(LOW EXPLOSIVE)

BAHAN PELEDAK KUAT

BALSTING AGENT

GAMBAR 2.1
KLASIFIKASI UMUM BAHAN PELEDAK

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

II-5

BAHAN PELEDAK

MEKANIS

KIMIA

BAHAN PELEDAK KUAT


((HIGH EXPLOSIVE)

NUKLIR

BAHAN PELEDAK LEMAH


(LOW EXPLOSIVE)

PRIMER

PERMISSIBILITY

SEKUNDER

NON PERMISSIBILITY

GAMBAR 2.2
KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK MENURUT J.J. MANON
Urutan Bahan Peledak berdasarkan massa jenis dan jumlah harganya (Tabel II.1).
TABEL II.1
BAHAN PELEDAK BERDASARKAN HARGA DAN MASSA JENIS
Explosive

ANFO
ANFO(dense)
15% Al/ANFO
15% Al/ANFO (dense)
Pelletized TNT
1% Al/NCN Slurry
20% TNT Slurry
40% Dynamite

Specific
gavity or
Density

Relative
Weight
Strength

Relative
Bulk
Strength

Relative
Cost/Unit
Volume

(g/cm3)

(ANFO=
100)

(ANFO=
100)

(ANFO=
100)

0,85
1,10
0,85
1,10
1,00
1,35
1,48
1,44

100
100
135
135
90
86
87
82

100
130
135
175
106
136
151
139

100
130
183
237
392
397
421
551

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

II-6

2. Teknik peledakan
Untuk Menghancurkan batuan maka bahan peledak harus ditempatka
dalam batuan itu sendiri dengan jarak tertentu dibelakang bidang bebas (Free
face). Geometri peledakan terdiri atas :
1) Burden
Burden dapat didefenisikan sebagai jarak terpendek yang diukur
secara tegak lurus dari lubang bor terhadap bidang bebas (free face) pada
saat peledakan. Jarak burden haruslah lebih kecil daripada kedalaman
lubang untuk mencegah terjadinya kawah permukaan (Cratering). Burden
merupakan variabel yang sangat penting dan krisis dalam mendisain
peledakan karena terhadap jenis bahan peledak yang dipakai dan batuan
yang dihadapi terdapat jarak optimum burden agar peledakan sukses.
2) Spacing
Spacing adalah jarak antar lubang-lubang bor yan dirangkai dalam
satu baris dan diukur sejajar terhadap Pit Wall. Biasanya spasing
tergantung pada burden, kedalaman lubang bor, letak primer, waktu
tunda, dan arah struktur bidang batuan. Yang perlu diperhatikan dalam
memperkirakan spacing adalah apakah ada interaksi antar lubang yang
berdekatan. Bila masing-masing lubang bor diledakkan sendiri-sendiri
dengan interval waktu yang cukup panjang, untuk memungkinkan setiap
lubang bor meledak dengan sempurna, tidak akan terjadi interaksi antar
gelombang energi masing-masing. Kalau waktu tunda diperpendek maka
akan terjadi interaksi sehingga menyebabkan efek kompleks.
3) Stemming
Bagian lubang ledak yang tak terisi oleh bahan ledak biasanya diisi
oleh material stemming. Kedalaman stemming tidak boleh kurang dari
jarak burden singga dapat mengurangi bahaya dan pembentukan kawah
bagian atas dari lubang ledak.
4) Sub-Drilling

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

II-7

Tujuan dari sub-drilling adalah supaya batuan bisa meledak secara


menyeluruh sebagaimana yang diharapkan. Tonjolah-tonjolan pada lantai
(Floor) yang terjadi setelah dilakukan peledakan akan menyulitkan
peledakan selanjutnya, atau pada waktu pemuatan dan pengangkutan.
5) Kedalaman Lubang Tembak
Kedalaman Lubang ledak tergantung pada ketinggian bangku
(bench). Kedalaman lubang tembak tidak boleh lebih kecil dari burden.
Hal ini untuk menghindari terjadinya

kecelakaan patahan yang luas.

Disamping itu letak primer menentukan kedalaman lubang bor.


6) Pola Pemboran
Sejauh ini telah diterapkan pada proses peledakan dengan
menggunakan pola pemboran sebagai berikut :
a.

Pola bujur sangkar (Square Pattern)

b.

Pola empat persegi panjang (Rectangular Pattern)

c.

Pola Zig-zag Bujur sangkar (Staggered square Pattern)

d.

Pola Zig-zag empat persegi panjang (Staggered rectangular pattern)

7) Arah Pemboran
Ada Dua cara dalam pembuatan lubang bor, yaitu :
a. Lubang bor tegak (Vertikal)
b. Lubang bor miring (Incline)
Untuk lebih mengetahui bagaimana gambaran arah pengeboran
(Gambar 2.3 )
8) Fragmentasi
Kepentingan dari frgmentasi tidak bisa diremehkan karena pada
tingkatan yang luas fragmentasi merupakan ukuran dari suksesnya
peledakan, hal ini mempengaruhi biaya operasional dan perawatan
operasi-operasi selanjutnya serta termasuk pengoperasian alat berat
seperti penggalian atau pemuatan, pengangkutan dan penghancuran
(Crushing). Oleh karena itu pengeboran dan peledakan sangat

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

II-8

berhubungan dengan optimasi operasi-operasi berikutnya. Fragmentasi


yang buruk akan menghasilkan bongkahan besar yang mengakibatkan
bertambahnya

biaya

penghancuran

sekunder

untuk

mengurangi

ukurannya sampai pada ukuran yang dapat diolah secara ekonomis, aman
dan efisien dengan alat-alat angkut dan muat.

a.

b.

Keterangan :
a. Lubang Bor Tegak (Vertikal)
b. Lubang Bor Miring (Incline)
GAMBAR 2.3
ARAH PEMBORAN PADA LUBANG LEDAK
2.3. Perlengkapan dan Peralatan Peledakan
Peralatan dan Perlengakapan yang biasa pada umumnya digunakan pada
operasi peledakan yaitu :
1.

Sumbu api (Safety Fusea)

2.

Sumbu Ledak (Detonating Fuse)

3.

Delay Electric Detonator (Detonator listrik delay)

4.

Galvanometer, alat ini digunakan untuk tes isolasi dan tes kontinuitas.

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

II-9

5.

Blasting machine, alat ini berfungsi untuk memberikan energi listrik dalam
peledakan.

6.

Ceimper, alat ini dipakai untuk menjepit ujung detonator setelah sumbu
dimasukkan agar detonator tidak mudah lepas dari sumbunya.

7.

Pisau belatik, alai ini digunakan untuk memotong dinamit dan harus terbuat
dari kuningan atau alumunium agar tidak mudah membuat bunga api apabila
bersentuhan dengan benda keras.

8.

Stik pendek, alat ini digunakan untuk membuat lubang pada dinamit
biasanya disesuaikan dengan diameter detonator.

9.

Stik panjang, alat ini digunakan untuk landing dan checking setelah bahan
peledak diisi kedalam lubang bor.

10. Bendera/Sirine/Fluit, alat ini digunakan untuk memberikan aba-aba sebelum


dan sesuadah peledakan.
11. Concrete Mixer, berupa tong putar yang digunakan untuk mencampur
ANFO.

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Penyimpanan Bahan Peledak


Penyimpanan bahan peledak sangat perlu diperhatikan karena kesalahankesalahan yang dilakukan pada waktu penyimpanan bahan peledak ini dapat
menyebabkan kecelakaan kerja maupun penurunan kualitas kerja. Untuk
mengurangi bahaya-bahaya yang dapat timbul pada waktu penyimpanan bahan
peledak harus memperhatikan peraturan serta petunjuk yang ada.
Persyaratan umum tata cara penyimpanan bahan peledak menurut Bab II
keputusan Menteri Perambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995 Tanggal
Dua Puluh Dua

Mei Seribu Sembilan Ratus Sembilan Puluh Lima tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum adalah sebagai berikut :


1. Bahan peledak harus disimpan dalam kemasan aslinya dan dicantumkan
tanggal penyerahan bahan peledak tersebut ke gudang, tulisan harus jelas
pada kemasannya dan mudah dibaca tanpa memindahkan kemasan.
2. Detonator harus disimpan terpisah dengan bahan peledak lainnya di dalam
gudang bahan peledak peka detonator.
3. Bahan peledak peka detonator tidak boleh disimpan di gudang bahan peledak
primer atau di gudang bahan ramuan bahan peledak.
4. Bahan peledak peka primer dapat disimpan bersama-sama di dalam gudang
bahan peledak peka detonator tetapi tidak boleh disimpan bersama-sama
dalam gudang bahan ramuan bahan peledak.
5. Bahan ramuan bahan peledak dapat disimpan bersama-sama didalam gudang
bahan peledak peka primer dan peka detonator.

III-1

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

III-2

6. Amunisi dan jenis mesiu lainnya hanya dapat disimpan dengan bahan
peledak lain di dalam gudang bahan peledak apabila ditumpuk pada tempat
terpisah dan semua bagian yang terbuat dari besi harus dilapisi dengan plat
tembaga atau aluminium atau ditutupi dengan beton sampai tiga meter dari
lantai.
7. Temperatur ruangan bahan peledak :
1) Bahan ramuan tidak boleh melebihi lima puluh lima derajat celcius.
2) Peka detonator tidak boleh melebihi tiga puluh lima derajat celcius.
Bahan Peledak yang disimpan di tambang hanya pada gudang yang telah
mempunyai izin dengan kapasitas tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Kepala
Pelaksana Inspeksi Tambang secara tertulis. Apabila gudang bahan peledak
terletak diluar wilayah tempat usaha pertambangan dan akan digunakan untuk
kegiatan pertambangan, harus mendapat persetujuan tertulis dari Pelaksana
Inspeksi Tambang. Sedangkan bahan peledak yang akan digunakan untuk
kegiatan lain harus mendapat persetujuan dari Kepala Inspeksi Tambang.
3.2. Gudang Bahan Peledak di Permukaan Tanah
Adapun Persyaratan mengenai gudang bahan peledak di permukaan tanah
menurut

Bab

II

Keputusan

Menteri

Pertambangan

555.K/26/M.PE/1995 Tanggal Dua Puluh Dua

dan

Energi

No.

Mei Seribu Sembilan Ratus

Sembilan Puluh Lima adalah sebagai berikut :


1. Pasal Lima Puluh Lima tentang Pengaturan Ruangan :
1) Gudang berbentuk bangunan untuk menyimpan bahan peledak peka
detonator harus terdiri dari dua ruangan (Lampiran b.1) yaitu :
a.

Ruangan belakang untuk tempat penyimpanan bahan peledak.

b.

Ruangan depan untuk penerimaan dan pengeluaran bahan peledak.

c.

Ruangan gudang bahan peledak dari jenis lainnya dapat terdiri dari
satu ruangan tetapi harus disediakan tempat khusus untuk
pemeriksaan dan atau perhitungan bahan peledak yang letaknya

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

III-3

berdekatan

tetapi

menjadi

satu

dengan

gudang

tersebut

(Lampiran b.2).
2) Pintu ruangan belakang tidak boleh berhadapan langsung dengan pintu
ruangan depan dan kedua pintu tersebut dilengkapi kunci yang kuat.
2. Pasal Lima Puluh Enam tentang Gudang Bahan Peledak Sementara:
1) Gudang bahan peledak peka detonator :
a.

Gudang berbentuk bangunan :


a) Dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar
b) Dibuat dengan atapseringan mungkin.
c) Dibuat dengan dinding yang pejal.
d) Dilengkapi dengan lubang ventilasi pada bagian atas dan
bawah.
e) Mempunyai hanya satu pintu.
f)

Dilengkapi dengan alat penangkal petir dengan resistans


(Hambatan) pembumian lebih kecil dari lima Ohm.

g) Bebas kebakaran radius tiga puluh meter.


h) Lantai gudang terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan
percikan bunga api.
i)

Tidak boleh ada besi yang tersingkap sampai tiga meter dari
lantai.

b.

Gudang berbentuk Kontener :


a) Terdapat dari plat logam dengan ketebalan minimal tiga
milimeter.
b) Dilengkapi lubang ventilasi pada bagian atas dan bawah.
c) Dilapisi dengan kayu pada bagian dalam.
d) Dibuat sedemikian rupa sehingga air hujan tidak dapat masuk.
e) Mempunyai satu pintu.
f)

Dilengkapi dengan alat penangkal petir dengan resistans


(Hambatan) pembumian lebih kecil dari lima Ohm.

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

III-4

c.

Kapasitas Gudang Bahan Peledak Sementara tidak boleh lebih dari :


a) Empat Ribu Kilogram untuk gudang berbentuk bangunan.
b) Dua Ribu Kilogram untuk gudang berbentuk kontiner.

2) Gudang Bahan Peledak Peka Primer :


a.

Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat sebagaimana


dimaksud dalam ayat satu, kecuali huruf a butir ke tiga dan
mempunyai kapasitas tidak lebih dari Sepuluh Ribu Kilogram.

b.

Gudang berbentuk kontener harus memenuhi syarat sebagaimana


dimaksud ayat satu, kecuali huruf b butir ketiga dan mempunyai
kapasitas tidak lebih dari lima ribu kilogram.

3) Gudang-gudang Ramuan Bahan Peledak :


a.

Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat sebagaimana


dimaksud ayat satu, kecuali huruf a butir ke tiga dan mempunyai
kapasitas tidak lebih dari Sepuluh Ribu Kilogram.

b.

Gudang berbentuk kontener harus memenuhi syarat sebagaimana


dimaksud ayat satu, kecuali huruf b butir ketiga dan mempunyai
kapasitas tidak lebih dari Sepuluh Ribu Kilogram.

3. Pasal Lima Puluh Tujuh tentang Gudang Transit


1) Bahan Peledak Peka Detonator tidak boleh disimpan dalam gudang
bahan peledak transit dan harus disimpan langsung digudang utama.
2) Gudang Bahan Peledak Peka Primer :
a.

Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat sebagaimana


dimaksud dalam pasal lima puluh enam ayat satu, kecuali huruf a
butir kedelapan dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari Lima
Ratus Ribu Kilogram.

b.

Gudang berbentuk kontener harus memenuhi syarat sebagaimana


dimaksud dalam ayat satu, kecuali huruf b butir ketiga.

3) Gudang Bahan Ramuan Bahan Peledak :

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

III-5

a.

Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat sebagimana


dimaksud dalampasa l Lima Puluh Enam ayat satu, kecuali butir
ketiga dan kedelapan.

b.

Gudang berbentuk kontener hanya boleh ditempatkn pada lokasi


yang telah mendapatkan Izin Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang
dan bahan ramuan bahan peledak tersebut harus tetap terseimpan
dalam kemasan aslinya.

4) Gudang berbentuk Bangunan untuk Bahan Ramuan Bahan Peledak


harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada pasal Lima Puluh
Enam ayat satu, kecuali huruf a butir ketiga dan delapan dengan
ketentuan tambahan :
a.

Lantai tidak terbuat dari kayu atau bahan yang dapat menyerap
lelehan Amonium Nitrat.

b.

Bangunan dan daerah sekitarnya haru kering.

c.

Bagian dalam Gud ang serta planet tidak boleh menggunakan besi
galvanisir, seng, tembaga atau timah hitam.

d.

Kapasitas gudang tidak boleh lebih dari Dua Juta Kilogram.

4. Pasal Lima Puluh delapan tentang Gudang Utama :


1) Gudang penyimpanan bahan peledak peka detonator harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal Lima Puluh Enam ayat
satu, huruf a dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari Seratus Lima
Puluh Ribu Kilogram.
2) Gudang

bahan

peledak

peka

primer

harus

memenuhi

syarat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal Lima Puluh Enam ayat satu, huruf a
dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari Lima Ratus Ribu Kilogram.
3) Gudang bahan ramuan bahan peledak :
a.

Gudang berbentuk bangunan harus memenuhi syarat sebagaimana


dimaksud dalam Pasal Lima Puuh Enam ayat satu, kecuali huruf a

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

III-6

butir ketiga dan mempunyai kapsitas tidak lebih dari Lima Ratus
Ribu kilogram.
b.

Untuk Gudang berbentuk Tangki harus memenuhi syarat sebagai


berikut :
a) Tangki tidak boleh terbuat dari tembaga, timah hitam, seng atau
besi galvanisir.
b) Pada bagian atas harus tersedia bukaan sebagai lubang
pemeriksaan dan harus tersedia tempat khusus bagi operator
untuk melakukan pemeriksaan.
c) Pipa pengeluaran harus terletak pada bagian bawah.
d) Pada bagian atas harus tersedia katup untuk pengeluaran
tekanan udara yang berlebihan.

c. Untuk

gudang

berbentuk

Kontener

harus

memenuhi

syarat

sebagaimana dimaksud pada Pasal Lima Puluh Enam ayat satu,


kecuali huruf b butir ketiga.
5.

Pasal Lima Puluh Sembilan tentang Jarak Aman


1) Cara menetapkan jarak aman gudang peka detonator ditentukan sebagai
berikut :
a. Setiap Seribu detonator Nomor delapan detara dengan satu kilogram
bahan peka detonator yang kekuatannya melebihi detonator Nomor
delapan, harus disesuaikan lagi dengan ketentuan pabrik pembuatnya.
b. Setiap Tiga Ratus Tiga Puluh meter sumbu ledak dengan spesifikasi
Lima Puluh sampai dengan Enam Puluh grain setara dengan Empat
Kilogram bahan peledak peka detonator.
2) Jarak aman gudang sebagaimana ditetapkan pada Pasal Lima Puluh Tiga
ayat satu, Pasal Lima Puluh Enam ayat satu, dan Pasal Lima Puluh
delapan ayat satu ditetapkan (Lampiran A).
.

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

III-7

3.3. Gudang Bahan Peledak di Bawah Tanah


Adapun persyaratan mengenai gudang bahan peledak di bawah tanah
menurut

Bab

II

Keputusan

Menteri

Pertambangan

dan

Energi

N0.555.K/26/M.PE/1995 Tanggal Dua Puluh Dua Mei Seribu Sembilan Ratus


Sembilan Puluh Lima adalah sebagai berikut :
1. Pasal Enam Puluh tentang Konstruksi dan Lokasi Gudang di Bawah Tanah :
1) Gudang bawah tanah harus dibangun dilokasi kering, bebas dari
kemungkinan bahaya api, jauh dari jalan masuk udara utama, terlindung
dari kemungkinan jatuhan batuan dan banjir serta harus terpisah dari
tempat kerja di tambang.
2) Konstruksi gudang harus cukup kuat mempunyai dinding yang rata serta
dilengkapi dengan lubang ventilasi dan aliran udara yang cukup.
3) Lokasi gudang dibawah tanah dalam garis lurus sekurang-kurangnya
berjarak :
a.

Seratus meter dari sumuran tambang

b.

Dua Puluh Lima meter dari tempat kerja

c.

Sepuluh meter dari lubang naik atau lubang turun.

d.

Lima Puluh meter dari lokasi peledakan

e.

Pasal Enam Puluh Satu tentang Pengaturan Ruangan Gudang di


Bawah Tanah

2. Pasal Enam Puluh Satu tentang Pengaturan Ruangan Gudang :


1) Kering dan datar
2) Hanya mempunyai satu pintu yang kuat dan dapat dikunci.
3) Memiliki ruangan sebagai penerima dan penyimpan barang yaitu
ruangan bagian depan yang berdekatan dengan pintu utama, kemudian
ruangan bagian belakang yang jauh dari ruangan pintu utama. Kedua
ruangan harus memiliki kondisi yang layak pakai sebagi tempat
penyimpanan dan penerimaan barang, seperti luas yang memadai dan
kondisi yang stabil.

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

III-8

3.4

Pengangkutan Bahan Peledak


Persyaratan mengenai ketentuan pengangkutan bahan peledak sebagaimana
yang diatur pada Pasal Tujuh Puluh dua Bab II Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995 tanggal Dua Puluh Dua
Mei Seribu Sembilan Ratus Sembilan Puluh Lima adalah sebagai berikut :
1. Bahan peledak harus diserahkan dan disimpan digudang dalam jangka
waktu tidak lebih dari Dua Puluh Empat Jam.
2. Dilarang mengangkut bahan peledak tanpa peti aslinya.
3. Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang mengeluarkan petunjuk teknis untuk
mengatur pengangkutan, pemindahan atau pengiriman.
4. Kepala Inspeksi Tambang harus membuat peraturan perusahaan tentang
Keselamatan Kerja.
Untuk Melakukan pengangkutan bahan peledak dari gudang kelokasi
peledakan maupun ketempat penimbunan yang lain harus diperhatikan
ketentuan berikut :
1. Jumlah bahan peledak
2. Proses pengangkutan bahan peledak.
3. Waktu pengangkutan.
4. Tingkah laku seperti merokok dan lainnya yang dapat membahayakan.
5. Pengangkutan dilakukan siang hari.
6. Pengangkutan melalui sumur tambang harus dilakukan secara mekanis.
7. Didalam

kerangkeng

bahan

peledak

dilarang

orang

yang

tidak

berkepentingan ikut serta.


8. Selain detonator maka bahan peledak hanya dapat diberikan kepada pegawai
yang mengawasi.
9. Proses pemindahan harus dibawa didalam peti.
Cara-cara pengangkutan ramuan bahan peledak :
1. Kendaraan pengangkutan harus dalam keadaan baik.

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

III-9

2. Peralatan kompresi yang digunakan harus bertekanan rendah.


3. Kendaraan pencampur tidak boleh dipakai mencampur di jala raya.
4. Dilarang merokok.
5. Terpal penutup harus tahan api.
6. Dilarang membawa bahan asam.
7. Dilarang membawa ramuan peledak didalam satu buah kendaraaan secara
bersama-sama.
8. Kendaraan pengangkut harus membawa alat-alat pemadam api.
9. Apabila api telah menyebar pada ramuan bahan peledak, segeralah
tinggalkan kendaraan.
3.5. Operasi Peledakan
Untuk melakukan pekerjaan peledakan, terlebih dahulu dilapangan
dipersiapkan lubang-lubang bor didaerah yang akan diledakkan. Sebelum
pemboran dilakukan pada daerah tersebut terlebih dahulu diperiksa apakah ada
lubang

bor yang berisi bahan peledak yang belum meledak pada operasi

peledakan sebelumnya.
Sambil menunggu selesai pengeboran dilapangan, dipersiapkan bahan
peledak, bahan pembantu peledakan, serta alat-alat kerja yang dibutuhkan. Pada
saat menangani pekerjaan peledakan tersebut perlu mengindahkan hal-hal
berikut:
1. Bahan Peledak diletakkan ditempat yang teduh.
2. Sebelum terpasang primer, penempatan bahan peledak dan detonator
dilapangan harus terpisah dan tertutup.
3. Pemasangan primer diusahakan supaya diedarkan ketiap lubang-lubang bor.
4. sebelum memasukkan bahan peledak kedalam lubang bor terlebih dahulu
lubang bor diperiksa dengan tongkat kayu atau bambu.
5. Kabel detonator harus dihubungkan pendek.

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

III-10

6. Untuk mengisi bahan peledak keluang bor dapat dibantu dengan


menggunakan tali.
7. Untuk pengisian penyumbat dapat dipakai dengan pasir halus.
8. Pada saat penyambungan kabel rangkaian dengan kabel utama menuju
tempat perlindungan, kembali diperiksa rangkaiannya, dan tahanannya.
9. Apabila pada saat pemasangan primer serta memasukkannya kedalam
lubang bor keadaan cuaca mendung atau hujan dan disertai petir, maka
persiapan peledakan harus dihentikan dan segera menyingkir dan
meninggalkannya.

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Penulisan ini yaitu :
1. Hal-hal yang perlu diketahui agar pekerjaan dapat dilakukan dengan aman
antara lain mengenal, memahami serta bersungguh-sungguh dalam
menanggapi bahaya yang timbul pada saat operasi peledakan.
2. Tindakan yang perlu dilakukan agar terhindar dari kecelakaan yaitu :
a. Meniadakan/memperkecil bagian yang berbahaya.
b. Perlengkapan perlu diberi pengamanan.
c. Bagian yang mungkin mendatangkan bahaya kecelakaan kerja diberi
pengaman.
d. Pemasangan tanda peringatan pada tempat-tempat yang berbahaya.
e. Perhatikan hal-hal yang tidak penting jangan dibawa pada saat operasi
dilaksanakan seperti merokok dan lainnya.
3. Setiap gudang penyimpanan harus dilengkapi tempat khusus untuk
pemeriksaan dan perhitungan bahan peledak yang letaknya berdekatan tetapi
tidak menjadi satu dengan gudang tersebut.

4.2. Saran
Dari kesimpulan diatas dapat diambil solusi sebagai berikut :
1. Setiap perusahan harus mampu mengadakan dan menanggulangi masalah
keselamatan kerja pada saat operasi peledakan. Setiap perusahan harus mampu

IV-1

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

IV-2

mengadakan dan menanggulangi masalah

keselamatan kerja pada saat

operasi peledakan.
2. Perlunya pemasangan rambu-rambu pada areal yang berbahaya sehingga
pekerja dapat mengetahui.
3. Gudang tempat penyimpanan haruslah sesuai dengan standar khusus yang
dibutuhkan agar tidak terjadi kecelakaan yang berakibat fatal.

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Armando Mahler, dan Nurhadi Sabirin, (2008), Dari Grasberg Sampai


Amamapare, PT Grameda Pustaka Utama, Jakarta, (Halaman 68-102).
2. Desrizal, (2008), Simulasi Teknik Peledakan. Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya, Palembang,(Halaman 8-19).
3. Howard L.Hartman,(1987),Introductory Mining Engineering,The University Of
Alabama, Alabama,(Page 124-146).

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

LAMPIRAN A
STUDI MENGENAI JARAK AMAN TERHADAP GUDANG BAHAN PELEDAK

Jarak aman gudang yang berisi bahan peledak. Jarak ini juga tergantung
banyaknya bahan peledak yang ada, dapat dilihat pada (Tabel A.1)

TABEL A.1
JARAK AMAN MINIMUM UNTUK LOKASI GUDANG BAHAN PELEDAK
PEKA DETONATOR (50-10.000 KG)

No

BAHAN PELEDAK
(KILOGRAM)
50
100
500
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
90.000
100.000
125.000
150.000

JARAK (METER)
Tempat
Rel kereta
Bangunan di
penimbunan
api dan jalan
diami orang
bahan bakar
umum kecil
cair
60
24
45
71
29
53
120
48
90
152
56
113
191
63
142
164
219
71
240
75
180
78
194
260
206
263
81
266
83
217
270
84
227
282
86
236
293
87
244
339
102
280
383
114
308
420
126
331
455
137
352
509
153
388
545
164
418
557
167
444
567
170
467
581
174
489
597
180
509
609
183
527
647
195
567
700
225
650

A-1

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

LAMPIRAN B
DENAH GUDANG BAHAN PELEDAK

Gudang berbentuk bangunan untuk menyimpan bahan peledak peka detonator


harus terdiri dari dua ruangan, yaitu ruangan depan untuk penerimaan dan
pengeluaran bahan peledak, dan ruang belakang untuk menyimpan bahan peledak,
dapat dilihat pada (Gambar b.1)

GAMBAR b.1
DENAH GUDANG BAHAN PELEDAK YANG PEKA DETONATOR

B-1

Sinia Septo (09-09)

PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN

LAMPIRAN B
DENAH GUDANG BAHAN PELEDAK BERBEDA JENIS

Ruangan gudang bahan peledak dari jenis lainnya dapat terdiri dari satu
ruangan tetapi harus disediakan tempat khusus untuk pemeriksaan dan atau
perhitungan bahan peledak yang letaknya berdekatan tetapi menjadi satu dengan
gudang tersebut, dapat dilihat pada (Gambar b.2).

GAMBAR b.2
DENAH GUDANG BAHAN PELEDAK BERBEDA JENIS

B-2

Sinia Septo (09-09)

Anda mungkin juga menyukai