Penanganan Bahan Peledak
Penanganan Bahan Peledak
Oleh
Sinia Septo
03091402009
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2011
ABSTRAK
PENANGANAN BAHAN PELEDAK TERHADAP KESELAMATAN KERJA
PADA KEGIATAN PENAMBANGAN
(Sinia Septo, 03091402009, Mei 2011,35 Halaman)
Keselamatan Kerja adalah suatu usaha untuk mengurangi dan menghindari kecelakaan kerja
atau cara untuk melaksanakan pekerjaan yang terhindar dari kecelakaan. Memberikan suasana kerja
atau lingkungan yang aman sehingga dicapai hasil kerja yang menguntungkan dan bebas dari segala
bahaya, baik terhadap manusia, mesin alat, material ataupun metode kerja pada saat dilakukannya
operasi penambangan. Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan agar
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan tidak mendapat kecelakaan dan juga tidak terjadi kerusakan
alat-alat yang digunakan.
Bahan peledak adalah campuran senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan kecepatan tinggi.
Gas dan panas yang dihasilkan dari reaksi ini dapat menyebabkan tekanan yang sangat tinggi pula.
Bahan peledak merupakan suatu sarana yang efektif sebagai alat penghancur bongkahan batuan
pada industri penambangan. Adapun bahan peledak yang umum digunakan pada penghancuran batuan
keras yaitu ANFO Ammonium Nitrate-Fuel Oil
Bahan peledak ANFO Ammonium Nitrate-Fuel Oil merupakan bahan peledak yang tergolong
memiliki kecepatan perambatan yang reaksinya sangat tinggi High Explosive. Sehingga dalam
operasi peledakan batuan yang keras diperlukan penanganan yang khusus mengenai bahan peledak
tersebut, diantaranya hal yang perlu diperhatikan yaitu penyimpanan bahan peledak, pengangkutan
bahan peledak, dan operasi peledakan.
Kata Kunci : Bahan Peledak, Detonator
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayahNya tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan selesainya tugas Teknik Penulisan dan presentasi ini atas segala
bimbingan dan sarannya, dengan kerendahan Penulis mengucapkan terima
kasih khususnya bapak Ir.Djuki Sudarmono, DESS dosen pengasuh dan
pembimbing Mata Kuliah Teknik Penulisan dan Presentasi.
Dan tak lupa juga, dengan kerendahan Penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Ir. H.Marwan Asof, DEA. dosen pembimbing Mata Kuliah Teknik
Penulisan dan Presentasi.
2. Perpustakaan Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya.
Penulis menyadari bahwa baik isi ataupun penyajian makalah ini masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan demi memperbaiki tulisan ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis.
iv
Sinia Septo (09-09)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
vii
ix
BAB
I. PENDAHULUAN ..................................................................................
I-1
I-1
I-2
I-2
I-2
v
Sinia Septo (09-09)
vi
Halaman
BAB
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... IV-1
4.1. Kesimpulan ...................................................................................... IV-1
4.2. Saran ................................................................................................. IV-1
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Klasifikasi Umum Bahan Peledak ..............................................
II-4
II-5
II-8
B-1
B-2
vii
Sinia Septo (09-09)
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
II.1 Bahan Peledak Berdasarkan Harga dan Massa Jenis ..............
II-5
A-1
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A
Halaman
Jarak Aman Minimun untuk Lokasi Gudang Bahan Peledak
Peka Detonator .............................................................................
A-1
B-1
B-2
ix
Sinia Septo (09-09)
BAB I
PENDAHULUAN
memiliki tingkat
I-1
I-2
mengenai
pengetahuan
dasar
bahan
peledak,
serta
mampu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lingkungan
pertambangan
umum
yang
dimaksud
dengan
II-1
II-2
II-3
II-4
MEKANIS
KIMIA
NUKLIR
BALSTING AGENT
GAMBAR 2.1
KLASIFIKASI UMUM BAHAN PELEDAK
II-5
BAHAN PELEDAK
MEKANIS
KIMIA
NUKLIR
PRIMER
PERMISSIBILITY
SEKUNDER
NON PERMISSIBILITY
GAMBAR 2.2
KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK MENURUT J.J. MANON
Urutan Bahan Peledak berdasarkan massa jenis dan jumlah harganya (Tabel II.1).
TABEL II.1
BAHAN PELEDAK BERDASARKAN HARGA DAN MASSA JENIS
Explosive
ANFO
ANFO(dense)
15% Al/ANFO
15% Al/ANFO (dense)
Pelletized TNT
1% Al/NCN Slurry
20% TNT Slurry
40% Dynamite
Specific
gavity or
Density
Relative
Weight
Strength
Relative
Bulk
Strength
Relative
Cost/Unit
Volume
(g/cm3)
(ANFO=
100)
(ANFO=
100)
(ANFO=
100)
0,85
1,10
0,85
1,10
1,00
1,35
1,48
1,44
100
100
135
135
90
86
87
82
100
130
135
175
106
136
151
139
100
130
183
237
392
397
421
551
II-6
2. Teknik peledakan
Untuk Menghancurkan batuan maka bahan peledak harus ditempatka
dalam batuan itu sendiri dengan jarak tertentu dibelakang bidang bebas (Free
face). Geometri peledakan terdiri atas :
1) Burden
Burden dapat didefenisikan sebagai jarak terpendek yang diukur
secara tegak lurus dari lubang bor terhadap bidang bebas (free face) pada
saat peledakan. Jarak burden haruslah lebih kecil daripada kedalaman
lubang untuk mencegah terjadinya kawah permukaan (Cratering). Burden
merupakan variabel yang sangat penting dan krisis dalam mendisain
peledakan karena terhadap jenis bahan peledak yang dipakai dan batuan
yang dihadapi terdapat jarak optimum burden agar peledakan sukses.
2) Spacing
Spacing adalah jarak antar lubang-lubang bor yan dirangkai dalam
satu baris dan diukur sejajar terhadap Pit Wall. Biasanya spasing
tergantung pada burden, kedalaman lubang bor, letak primer, waktu
tunda, dan arah struktur bidang batuan. Yang perlu diperhatikan dalam
memperkirakan spacing adalah apakah ada interaksi antar lubang yang
berdekatan. Bila masing-masing lubang bor diledakkan sendiri-sendiri
dengan interval waktu yang cukup panjang, untuk memungkinkan setiap
lubang bor meledak dengan sempurna, tidak akan terjadi interaksi antar
gelombang energi masing-masing. Kalau waktu tunda diperpendek maka
akan terjadi interaksi sehingga menyebabkan efek kompleks.
3) Stemming
Bagian lubang ledak yang tak terisi oleh bahan ledak biasanya diisi
oleh material stemming. Kedalaman stemming tidak boleh kurang dari
jarak burden singga dapat mengurangi bahaya dan pembentukan kawah
bagian atas dari lubang ledak.
4) Sub-Drilling
II-7
b.
c.
d.
7) Arah Pemboran
Ada Dua cara dalam pembuatan lubang bor, yaitu :
a. Lubang bor tegak (Vertikal)
b. Lubang bor miring (Incline)
Untuk lebih mengetahui bagaimana gambaran arah pengeboran
(Gambar 2.3 )
8) Fragmentasi
Kepentingan dari frgmentasi tidak bisa diremehkan karena pada
tingkatan yang luas fragmentasi merupakan ukuran dari suksesnya
peledakan, hal ini mempengaruhi biaya operasional dan perawatan
operasi-operasi selanjutnya serta termasuk pengoperasian alat berat
seperti penggalian atau pemuatan, pengangkutan dan penghancuran
(Crushing). Oleh karena itu pengeboran dan peledakan sangat
II-8
biaya
penghancuran
sekunder
untuk
mengurangi
ukurannya sampai pada ukuran yang dapat diolah secara ekonomis, aman
dan efisien dengan alat-alat angkut dan muat.
a.
b.
Keterangan :
a. Lubang Bor Tegak (Vertikal)
b. Lubang Bor Miring (Incline)
GAMBAR 2.3
ARAH PEMBORAN PADA LUBANG LEDAK
2.3. Perlengkapan dan Peralatan Peledakan
Peralatan dan Perlengakapan yang biasa pada umumnya digunakan pada
operasi peledakan yaitu :
1.
2.
3.
4.
Galvanometer, alat ini digunakan untuk tes isolasi dan tes kontinuitas.
II-9
5.
Blasting machine, alat ini berfungsi untuk memberikan energi listrik dalam
peledakan.
6.
Ceimper, alat ini dipakai untuk menjepit ujung detonator setelah sumbu
dimasukkan agar detonator tidak mudah lepas dari sumbunya.
7.
Pisau belatik, alai ini digunakan untuk memotong dinamit dan harus terbuat
dari kuningan atau alumunium agar tidak mudah membuat bunga api apabila
bersentuhan dengan benda keras.
8.
Stik pendek, alat ini digunakan untuk membuat lubang pada dinamit
biasanya disesuaikan dengan diameter detonator.
9.
Stik panjang, alat ini digunakan untuk landing dan checking setelah bahan
peledak diisi kedalam lubang bor.
BAB III
PEMBAHASAN
III-1
III-2
6. Amunisi dan jenis mesiu lainnya hanya dapat disimpan dengan bahan
peledak lain di dalam gudang bahan peledak apabila ditumpuk pada tempat
terpisah dan semua bagian yang terbuat dari besi harus dilapisi dengan plat
tembaga atau aluminium atau ditutupi dengan beton sampai tiga meter dari
lantai.
7. Temperatur ruangan bahan peledak :
1) Bahan ramuan tidak boleh melebihi lima puluh lima derajat celcius.
2) Peka detonator tidak boleh melebihi tiga puluh lima derajat celcius.
Bahan Peledak yang disimpan di tambang hanya pada gudang yang telah
mempunyai izin dengan kapasitas tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Kepala
Pelaksana Inspeksi Tambang secara tertulis. Apabila gudang bahan peledak
terletak diluar wilayah tempat usaha pertambangan dan akan digunakan untuk
kegiatan pertambangan, harus mendapat persetujuan tertulis dari Pelaksana
Inspeksi Tambang. Sedangkan bahan peledak yang akan digunakan untuk
kegiatan lain harus mendapat persetujuan dari Kepala Inspeksi Tambang.
3.2. Gudang Bahan Peledak di Permukaan Tanah
Adapun Persyaratan mengenai gudang bahan peledak di permukaan tanah
menurut
Bab
II
Keputusan
Menteri
Pertambangan
dan
Energi
No.
b.
c.
Ruangan gudang bahan peledak dari jenis lainnya dapat terdiri dari
satu ruangan tetapi harus disediakan tempat khusus untuk
pemeriksaan dan atau perhitungan bahan peledak yang letaknya
III-3
berdekatan
tetapi
menjadi
satu
dengan
gudang
tersebut
(Lampiran b.2).
2) Pintu ruangan belakang tidak boleh berhadapan langsung dengan pintu
ruangan depan dan kedua pintu tersebut dilengkapi kunci yang kuat.
2. Pasal Lima Puluh Enam tentang Gudang Bahan Peledak Sementara:
1) Gudang bahan peledak peka detonator :
a.
Tidak boleh ada besi yang tersingkap sampai tiga meter dari
lantai.
b.
III-4
c.
b.
b.
b.
III-5
a.
b.
Lantai tidak terbuat dari kayu atau bahan yang dapat menyerap
lelehan Amonium Nitrat.
b.
c.
Bagian dalam Gud ang serta planet tidak boleh menggunakan besi
galvanisir, seng, tembaga atau timah hitam.
d.
bahan
peledak
peka
primer
harus
memenuhi
syarat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal Lima Puluh Enam ayat satu, huruf a
dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari Lima Ratus Ribu Kilogram.
3) Gudang bahan ramuan bahan peledak :
a.
III-6
butir ketiga dan mempunyai kapsitas tidak lebih dari Lima Ratus
Ribu kilogram.
b.
c. Untuk
gudang
berbentuk
Kontener
harus
memenuhi
syarat
III-7
Bab
II
Keputusan
Menteri
Pertambangan
dan
Energi
b.
c.
d.
e.
III-8
3.4
kerangkeng
bahan
peledak
dilarang
orang
yang
tidak
III-9
bor yang berisi bahan peledak yang belum meledak pada operasi
peledakan sebelumnya.
Sambil menunggu selesai pengeboran dilapangan, dipersiapkan bahan
peledak, bahan pembantu peledakan, serta alat-alat kerja yang dibutuhkan. Pada
saat menangani pekerjaan peledakan tersebut perlu mengindahkan hal-hal
berikut:
1. Bahan Peledak diletakkan ditempat yang teduh.
2. Sebelum terpasang primer, penempatan bahan peledak dan detonator
dilapangan harus terpisah dan tertutup.
3. Pemasangan primer diusahakan supaya diedarkan ketiap lubang-lubang bor.
4. sebelum memasukkan bahan peledak kedalam lubang bor terlebih dahulu
lubang bor diperiksa dengan tongkat kayu atau bambu.
5. Kabel detonator harus dihubungkan pendek.
III-10
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Penulisan ini yaitu :
1. Hal-hal yang perlu diketahui agar pekerjaan dapat dilakukan dengan aman
antara lain mengenal, memahami serta bersungguh-sungguh dalam
menanggapi bahaya yang timbul pada saat operasi peledakan.
2. Tindakan yang perlu dilakukan agar terhindar dari kecelakaan yaitu :
a. Meniadakan/memperkecil bagian yang berbahaya.
b. Perlengkapan perlu diberi pengamanan.
c. Bagian yang mungkin mendatangkan bahaya kecelakaan kerja diberi
pengaman.
d. Pemasangan tanda peringatan pada tempat-tempat yang berbahaya.
e. Perhatikan hal-hal yang tidak penting jangan dibawa pada saat operasi
dilaksanakan seperti merokok dan lainnya.
3. Setiap gudang penyimpanan harus dilengkapi tempat khusus untuk
pemeriksaan dan perhitungan bahan peledak yang letaknya berdekatan tetapi
tidak menjadi satu dengan gudang tersebut.
4.2. Saran
Dari kesimpulan diatas dapat diambil solusi sebagai berikut :
1. Setiap perusahan harus mampu mengadakan dan menanggulangi masalah
keselamatan kerja pada saat operasi peledakan. Setiap perusahan harus mampu
IV-1
IV-2
operasi peledakan.
2. Perlunya pemasangan rambu-rambu pada areal yang berbahaya sehingga
pekerja dapat mengetahui.
3. Gudang tempat penyimpanan haruslah sesuai dengan standar khusus yang
dibutuhkan agar tidak terjadi kecelakaan yang berakibat fatal.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
STUDI MENGENAI JARAK AMAN TERHADAP GUDANG BAHAN PELEDAK
Jarak aman gudang yang berisi bahan peledak. Jarak ini juga tergantung
banyaknya bahan peledak yang ada, dapat dilihat pada (Tabel A.1)
TABEL A.1
JARAK AMAN MINIMUM UNTUK LOKASI GUDANG BAHAN PELEDAK
PEKA DETONATOR (50-10.000 KG)
No
BAHAN PELEDAK
(KILOGRAM)
50
100
500
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
90.000
100.000
125.000
150.000
JARAK (METER)
Tempat
Rel kereta
Bangunan di
penimbunan
api dan jalan
diami orang
bahan bakar
umum kecil
cair
60
24
45
71
29
53
120
48
90
152
56
113
191
63
142
164
219
71
240
75
180
78
194
260
206
263
81
266
83
217
270
84
227
282
86
236
293
87
244
339
102
280
383
114
308
420
126
331
455
137
352
509
153
388
545
164
418
557
167
444
567
170
467
581
174
489
597
180
509
609
183
527
647
195
567
700
225
650
A-1
LAMPIRAN B
DENAH GUDANG BAHAN PELEDAK
GAMBAR b.1
DENAH GUDANG BAHAN PELEDAK YANG PEKA DETONATOR
B-1
LAMPIRAN B
DENAH GUDANG BAHAN PELEDAK BERBEDA JENIS
Ruangan gudang bahan peledak dari jenis lainnya dapat terdiri dari satu
ruangan tetapi harus disediakan tempat khusus untuk pemeriksaan dan atau
perhitungan bahan peledak yang letaknya berdekatan tetapi menjadi satu dengan
gudang tersebut, dapat dilihat pada (Gambar b.2).
GAMBAR b.2
DENAH GUDANG BAHAN PELEDAK BERBEDA JENIS
B-2