Analisis Kelayakan Pabrik Kelapa Sawit
Analisis Kelayakan Pabrik Kelapa Sawit
SKRIPSI
MUKTI
A14103691
RINGKASAN
MUKTI. Analisis Kelayakan Investasi Pabrik Kelapa Sawit (Studi Kasus
Kabupaten Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darussalam). Di bawah bimbingan RITA
NURMALINA SURYANA.
Kelapa sawit merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang
menjadi salah satu penghasil devisa non-migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek
komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia
mendorong pemerintah Indonesia untuk mengembangkan industri kelapa sawit
secara terintegratif (agroindustri). Pengembangan industri kelapa sawit sebagai
proses untuk meningkatkan added value bagi produk-produk yang berbasiskan
kelapa sawit, didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah seperti program
revitalisasi perkebunan 2006-2010 (Departemen Pertanian,2006) dan subsisdi
investasi untuk perkebunan (Departemen Keuangan,2006).
Kabupaten Aceh Utara yang merupakan salah satu daerah potensial untuk
pengembangan industri kelapa sawit dengan luas areal perkebunan 29.187 ha dan
produksi 399.193 ton (2006). Pengembangan industri kelapa sawit baik perluasan
lahan maupun perbaikan produktivitas menyebabkan meningkatnya total produksi
tandan buah segar (TBS) sehingga membutuhkan pabrik pengolahan kelapa sawit
(PKS). Berdasarkan luas areal dan total produksi, Kabupaten Aceh Utara sudah
memenuhi syarat untuk pembangunan pabrik kelapa sawit sebagaimana yang telah
direkomendasi oleh pemerintah terkait dengan paket program kebun kredit
koperasi primer (KKPA) dan peraturan perizinan pembangunan pabrik kelapa
sawit (Peraturan Menteri Pertanian No. 26/Permentan/OT.140/2/2007). Sehingga
diperlukan penelitian tentang studi kelayakan pembangunan pabrik kelapa sawit
sebagai referensi layak atau tidaknya pembangunan pabrik kelapa sawit untuk
dilaksanakan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Menganalisis kelayakan investasi
pembangunan pabrik kelapa sawit berdasarkan aspek teknis, institusional, pasar,
sosial dan lingkungan (non-finansial). (2) Menganalisis tingkat kelayakan
investasi pabrik kelapa sawit berdasarkan aspek finansial, serta (3) Menganalisis
sensitivitas kelayakan pabrik kelapa sawit terhadap perubahan biaya produksi dan
penurunan kapasitas produksi. Penelitian dilakukan pada Agustus-September
2008. Data yang digunakan merupakan data primer dan sekunder yang diperoleh
melalui observasi langsung serta studi literatur. Analisis dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif serta di kelompokkan menjadi dua skenario, skenario I
menggunakan dana sendiri sementara skenario II menggunakan dana pinjaman
kredit perbankan. Analisis kualitatif dilakukan secara deskriptif melalui observasi
dan studi literatur sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan metode analisis
finansial berdasarkan kriteria NPV, IRR, B/C Ratio, Payback Period serta analisis
sensitivitas mengunakan indikator kenaikan biaya produksi sebesar 10 persen dan
penurunan kapasitas produksi 10 persen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perspektif aspek non-finansial
pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) kapasitas 30 ton TBS/jam di Kabupaten
Aceh Utara layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan aspek non-finansial yang
terdiri dari aspek teknis, aspek pasar, institusional, sosial dan lingkungan tidak
terdapat kendala yang dapat menggangu proses operasional maupun tujuan yang
ingin dicapai dari pembangunan pabrik kelapa sawit. Sedangkan dari aspek
finansial berdasarkan asumsi-asumsi dan kriteria yang digunakan untuk skenario
I (dana sendiri) layak dilaksanakan dengan nilai NPV Rp. 106.698.657.000, IRR
22,34, B/C 2,30, PP 3 tahun 8 bulan. Sementara skenario II (pinjaman) tidak layak
untuk dilaksanakan secara finansial menurut hasil penilaian NPV (-Rp.
30.727.367.000, IRR 9,03, B/C 0,63, PP 6 tahun 4 bulan. Total investasi yang
dibutuhkan untuk pembangunan pabrik kelapa sawit sebesar Rp.82.368.421.000.
Hasil analisis sensitivitas dengan indikator kenaikan biaya produksi dan
penurunan kapasitas produksi, skenario I (dana sendiri) masih memungkinkan
untuk dilaksanakan sedangkan pada skenario II (pinjaman) pembangunan pabrik
kelapa sawit tidak layak untuk dilaksanakan.
Saran dari hasil penelitian ini adalah (1) berdasarkan rekomendasi
Pemerintah dan Peraturan menteri Pertanian No.26/Permentan/OT.140/2/2007,
idealnya Kabupaten Aceh Utara membutuhkan 2 unit Pabrik dengan Kapasitas 30
ton TBS per jam. (2) Pembangunan pabrik kelapa sawit di Kabupaten Aceh Utara
penting untuk dilaksanakan untuk menampung lonjakan produksi dan peran aktif
Pemerintah Daerah sangat diperlukan. (3) Untuk melindungi petani perkebunan
rakyat, sebaiknya pemerintah daerah kabupaten Aceh Utara membentuk BUMD
untuk pembangunan pabrik kelapa sawit, dengan pertimbangan luasan lahan dan
modal yang dimiliki oleh perkebunan rakyat tidak memadai dan memenuhi syarat
untuk perizinan pembangunan pabrik kelapa sawit.
MUKTI
A14103691
Judul
Nama
: Mukti
NRP
: A14103691
Disetujui,
Pembimbing
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
PERNYATAAN
MUKTI
A 14103691
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T. atas segala
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Analisis Kelayakan
Investasi Pabrik Kelapa Sawit Kapasitas 30 ton TBS/jam (Studi Kasus Kabupaten
Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darussalam) ini dapat diselesaikan. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pertanian pada
fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kelayakan
Investasi pembangunan Pabrik Kelapa sawit (PKS) yang meliputi aspek financial
dan non-finansial serta analisis sensitivitas terhadap perubahan biaya produksi dan
penurunan kapasitas produksi. Penelitian dilakukan di Kabupaten Aceh Utara
Naggroe Aceh Darussalam.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis, kritik dan saran
sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Mukti
evaluator kolokium atas kritik dan saran yang telah diberikan dalam
penyempurnaan skripsi ini.
4. Arif Karyadi Uswandi, SP, selaku dosen penguji wakil komisi pendidikan
atas koreksi dan saran yang telah diberikan.
5. Pimpinan beserta staff esktensi Manajemen Agribisnis.
6. Yosep Fernando selaku pembahas dalam seminar Skripsi.
7. Rekan dan sahabat, atas segala bantuannya.
8. Unit khusus bantuan korban bencana tsunami IPB, atas batuan biaya
pendidikan.
9. Fredericus Damianus, Direktur Utama PT. Bumi Maju Sawit, Sulawesi
Selatan.
10. Ir. Hasballah, Manager Pengembangan Bisnis PT. PDPA, Nanggroe Aceh
Darussalam.
11. Pengurus dan Penghuni Asrama Mahasiswa Aceh Leuser. Bogor
12. Pengurus Ikatan Mahasiswa Tanah Rencong (IMTR) Bogor.
13. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
I. PENDAHULUAN .....................................................................................
8
8
9
10
11
15
15
15
16
17
17
17
18
18
19
20
20
29
30
30
31
32
32
33
33
34
35
35
37
38
38
39
39
39
40
40
42
43
44
47
48
49
49
50
51
52
53
53
54
54
55
56
57
60
60
61
61
62
62
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Perkembangan Luas Area dan Produksi Kelapa Sawit Kab. Aceh Utara
(1997-2006) .............................................................................................. 3
2. Pabrik Kelapa Sawit di Nanggroe Aceh Darussalam.................................. 4
3. Potensi Ketersedian Bahan Baku TBS ....................................................... 34
4. Proyeksi Kebutuhan Kapasitas PKS dan Produksi CPO/PKO .................... 35
5. Komposisi Penggunaan Tenaga Kerja ....................................................... 40
6. Eskpor CPO dan Produk Turunan.............................................................. 47
7. Rekapitulasi Biaya Investasi Pabrik Kelapa Sawit ..................................... 54
8. Biaya Operasional ..................................................................................... 55
9. Rekapitulasi Penerimaan dan Produksi ..................................................... 57
10. Rekapitulasi Proyeksi Laba-Rugi dan Pajak .............................................. 58
11. Ringkasan Analisis Kriteria Investasi Pabrik Kelapa sawit ........................ 60
12. Ringkasan Analisis Sensitivitas pada Indikator Kenaikan Biaya Produksi . 63
13. Ringkasan Analisis Sensitivitas pada Indikator Penurunan Kapasita
Produksi .................................................................................................... 64
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
86
87
88
89
91
92
93
95
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa sawit sebagai penghasil minyak kelapa sawit (Crude palm oil) dan
inti kelapa sawit (Kernel Palm Oil) merupakan salah satu primadona tanaman
perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi Indonesia. Hal
ini disebabkan oleh permintaan dan harga produk CPO di pasar dunia meningkat
pesat dalam beberapa dekade terakhir ini, seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan inovasi terhadap produk-produk turunan dari kelapa sawit yang
dapat digunakan sebagai bahan baku beberapa sektor industri lain (industri hilir).
Berkembangnya industri hilir (downstream industry), dan cerahnya
prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia
mendorong pemerintah Indonesia untuk mengembangkan industri kelapa sawit
secara terintegratif (agroindustri). Pengembangan industri kelapa sawit secara
terintegratif dengan cara mensinergikan berbagai potensi yang ada dilakukan
untuk dapat menciptakan
kelapa sawit. Selain itu, Pengembangan industri kelapa sawit secara terintegratif
akan mendorong pertumbuhan pembangunan, terciptanya lapangan pekerjaan
baru, penurunan angka pengangguran dan kemiskinan serta mempercepat proses
alih tehnologi kepada masyarakat (petani).
Pengembangan industri kelapa sawit juga tidak terlepas dari adanya
kebijakan pemerintah yang memberikan berbagai insentif, seperti program
revitalisasi perkebunan 2006 2010 yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Perkebunan Departemen Pertanian. Selain dari itu kemudahan dalam hal perizinan
Tabel 1. Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit kab. Aceh Utara
(1997-2006)
Tahun
Luas Areal(Ha)
Perkebunan Rakyat
Perkebunan Besar
12513
12513
13889
14264
14834
12987
12987
13392
14353
14353
2002
2003
2004
2005
2006
Total
(Ha)
Produksi
(ton)
25500
25500
27281
28617
29187
304000
364194
365447
392021
399193
pabrik
kelapa
sawit
(Peraturan
Menteri
Pertanian
minimal 20 persen dari kemampuan menyediakan pasokan TBS oleh kebun yang
menjamin pasokan TBS.
Tabel 2. Pabrik Kelapa Sawit di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Nama Perusahaan
Kapasitas Produksi (ton/jam)
PKS Anugrah
PKS Simpang Kiri
PKS Alue Gantung
PKS Alue Manis
PKS Sucofindo Sungai Liput
PT. Para Sawita Suruwai
PT. Truban
PTPN 1 Seumentok
PTPN 1 Pulo Tiga
PT. Mapoli Raya
PKS Alue Nireh
PT. Wira Peraca Peurelak
PTPN 1 Cot Girek
PKS Delima Makmur
PT. Astra
PKS Sucofindo Rimo
PKS Pemda Aceh Selatan
PKS Fajar Baizuri Meulaboh
PKS Sucofindo Semayam
PKS Sucofindo scu dagan
PKS Karya Tanah Subur
PKS Mapoll Raya
Sumber : Dinas Perkebunan NAD (2007)
45
30
30
30
30
30
30
60
30
30
30
30
45
30
45
30
30
45
30
30
30
30
produksi TBS seperti Kabupaten Aceh Utara, sangat membantu petani yang
memiliki luas lahan yang relatif terbatas, untuk menampung hasil produksi dari
kebun yang di usahakannya. Selama ini petani harus menambah biaya transportasi
untuk pengangkutan TBS ke pabrik kelapa sawit lain di wilayah (Kab. Aceh
Timur, Tamiang atau Prov.Sumatra Utara) yang jaraknya lebih jauh dari areal
perkebunan. Oleh karena itu tidak sedikit TBS yang dihasilkan dari kebun,
terlantar dan membusuk di sekitar tempat pengumpulan.
Lambatnya proses penanganan terhadap TBS tentu saja menyebabkan
penurunan kualitas dan harga jual TBS menjadi rendah. Selain itu terjadi
perpindahan sumber pendapatan daerah ke daerah lain (Kab. Aceh Timur,
Tamiang atau Prov. Sumatra Utara) dari proses penciptaan nilai tambah produk
kelapa sawit yang dihasilkan oleh sektor perkebunan rakyat Kabupaten Aceh
Utara. Untuk mengantisipasi lonjakan produksi TBS perkebunan rakyat dan
hilangnya potensi sumber pendapatan daerah, maka diperlukan pembangunan
pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 30 ton TBS per jam.
Investasi pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) kapasitas 30 ton TBS
per jam di Kabupaten Aceh Utara selain memberikan manfaat juga menimbulkan
biaya dan resiko. Hal ini menuntut perlunya perencanaan yang tepat dan objektif
untuk menganalisis manfaat dan resiko atas kegiatan investasi tersebut. Salah satu
analisis yang diperlukan adalah studi kelayakan investasi. Analisis ini dilakukan
untuk melihat layak atau tidaknya investasi dilakukan berdasarkan aspek aspek
yang dikaji sehingga dapat memberikan gambaran tepat kepada para investor yang
berminat dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di Kabupaten Aceh
Utara.
2.
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tandan Buah Segar (TBS)
Tanaman kelapa sawit ( Elaeis guineeensis Jacq.), tergolong jenis palma
yang buahnya kaya akan minyak nabati. Kelapa sawit yang dikenal adalah jenis
Dura, Psifera, dan Tenera, merupakan tanaman tropis yang termasuk kelompok
tanaman tahunan. Tenera ( Dura x Psifera ) merupakan tanaman yang saat ini
banyak dikembangkan. Buahnya mengandung 80 persen daging buah dan 20
persen biji yang batok atau cangkangnya tipis dan menghasilkan minyak 34 - 40
persen terhadap buah.
Buah yang dipanen dalam bentuk tandan disebut dengan tandan buah segar
(TBS). Bentuk, susunan, dan komposisi tandan sangat ditentukan oleh jenis
tanaman dan kesempurnaan penyerbukan. Buah sawit yang berukuran 12-18 gr/
butir, dapat dipanen setelah berumur enam bulan terhitung sejak penyerbukan
(PPKS dalam Mangoensoekarjo,2003).
tanaman, umur dan jenis bibit yang digunakan. Lubis (1992) membedakan kelas
lahan pengembangan kelapa sawit ke dalam empat kelas dengan produktivitas
rata-rata untuk kelas I, II, III dan IV pada umur 4 25 tahun berturut-turut sebesar
25,10 ton TBS/ha/tahun; 22,95 ton TBS/ha/tahun; 20,86 ton TBS/ha/tahun; dan
17,71 ton TBS/ha/tahun. Untuk semua kelas lahan, produktivitas meningkat antara
umur 15 hingga 21 tahun dan memasuki masa tua pada umur 22 tahun.
Berdasarkan data tersebut maka tanaman kelapa sawit digolongkan ke dalam dua
kelompok yaitu (Lubis,1992):
a.
b.
kapasitas 5 ton TBS per jam layak untuk dilaksanakan. Sementara melalui analisis
sensitivitas menunjukkan bahwa batas toleransi perubahan harga TBS untuk PKS
mini CPO ini adalah Rp 575 per kg.
Dampak yang dirasakan dari pembangunan PKS mini CPO kapasitas 5 ton
TBS per jam
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Investasi
Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang
memiliki jangka
(Kasmir,2003). Oleh karena itu, investasi dapat dibagi dalam beberapa jenis,
yaitu:
a. Investasi nyata (real investment)
Investasi nyata merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset)
seperti tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin.
b. Investasi finansial (financial investment)
Investasi finansial merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian
saham, obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito.
3.1.2 Studi Kelayakan Proyek
Proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan
harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan
dalam satu unit. Proyek merupakan elemen operasional yang paling kecil yang
disiapkan dan dilaksanakan sebagai suatu kesatuan yang terpisah dalam suatu
perencanaan menyeluruh perusahaan, perencanaan nasional atau program
pembangunan pertanian (Gittinger,1986). Berdasarkan definisi tersebut maka
proyek dapat diartikan sebagai suatu aktifitas yang mengeluarkan biaya untuk
mendapatkan manfaat.
sebelum
proyek
dijalankan
perlu
dilakukan
studi
kelayakan
menganalisis
dan
merencanakan
suatu
proyek
harus
ini
berkaitan
dengan
pengorganisasian
dan
pengelolaan
itu
pertanian terdapat empat masalah utama yang sensitif yaitu: (1) harga, (2)
keterlambatan pelaksanaan, (3) kenaikan biaya, dan (4) hasil. Analisis sensitivitas
dapat dilakukan dengan pendekatan nilai pengganti (switching value), dilakukan
secara coba-coba terhadap perubahan-perubahan yang terjadi sehingga dapat
diketahui tingkat kenaikan ataupun penurunan maksimum yang boleh terjadi agar
NPV sama dengan nol.
3.1.5 Arus Kas (Cash flow)
Cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan
dalam suatu peride tertentu. Dalam cash flow semua data pendapatan yang
diterima (cash in) dan biaya yang dikeluarkan (cash out) baik jenis maupun
jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kondisi
pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang (Kasmir,2003). Cash flow
mempunyai tiga komponen utama yaitu Initial Cash flow yang berhubungan
dengan pengeluaran investasi, Operasional cash flow berkaitan dengan
operasional usaha dan Terminal cash flow berkaitan dengan nilai sisa aktiva yang
dianggap tidak memiliki nilai ekonomis lagi (Umar, 2007).
produksi kebun kelapa sawit tidak dapat ditampung dengan baik oleh pabrik
kelapa sawit yang ada. Kondisi tersebut tentu saja tidak efisien bagi petani, karena
harus menambah biaya transportasi untuk mengangkut TBS ke pabrik pengolahan
yang jaraknya jauh dari areal perkebunan yang diusahakan.
Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan pembangunan pabrik kelapa sawit
untuk memaksimalkan potensi yang ada secara optimal. Sebelum pembangunan
pabrik kelapa sawit maka diperlukan studi kelayakan untuk menilai aspek-aspek
yang terkait agar investasi yang dilakukan bisa memberikan manfaat serta untuk
menghindari resikoresiko yang ditimbulkan oleh pembangunan pabrik kelapa
sawit.
Studi kelayakan investasi dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif
dengan menggunakan kriteria-kriteria investasi. Hasil perhitungan kriteria
investasi digunakan untuk menentukan layak atau tidak investasi pabrik kelapa
sawit dilaksanakan. Hasil analisis diharapkan dapat membantu dalam pengabilan
keputusan untuk pembangunan pabrik kelapa sawit. Secara lebih rinci alur
kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.
Aspek
Teknis
Aspek
konstitusional
Tidak Layak
Aspek Sosial
dan
lingkungan
Aspek
Pasar
Layak
Pengembangan
Pembangunan Pabrik
Kelapa sawit
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Aceh Utara Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
dikarenakan Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu wilayah potensial dari
segi luas areal dan jumlah produksi untuk pengembangan industri kelapa sawit.
Waktu pengambilan data dimulai dari bulan Agustus sampai dengan September
2008.
keterangan: Bt
Ct
i
n
t
=
=
=
=
=
sekarang sama dengan nol. Nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan discount
rate yang telah ditentukan, maka usaha layak dilaksanakan sedangkan jika IRR
lebih kecil dari discount rate yang telah ditentukan, maka usaha tidak layak untuk
dilaksanakan (Kadariah, 1978). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan : i1
I2
NPV1
NPV2
=
=
=
=
Bt Ct
(untukBt Ct > 0)
t
t =0 (1+ i)
Net B/C = n
Ct Bt
(untukBt Ct < 0)
t
t =0 (1+ i)
n
Dimana, Bt
Ct
i
n
=
=
=
=
d. Payback Period
Payback Period merupakan salah satu metode dalam menilai kelayakan
suatu investasi, yang digunakan untuk mengukur periode pengembalian modal.
Dasar yang digunakan untuk perhitungan adalah aliran kas (Net Cashflow).
Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat tingkat
pengembalian investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk dilaksanakan
(Kasmir, 2003). Payback period dapat dirumuskan sebagai berikut:
e. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat dampak yang ditimbulkan
dari perubahan-perubahan kondisi di luar jangkauan asumsi yang telah dibuat
pada saat perencanaan. Pada penelitian ini analisis sensitivitas dilakukan dengan
pendekatan perubahan akibat kenaikan biaya produksi dan penurunan kapasitas
produksi sebesar 10 persen. Penentuan kenaikan biaya produksi sebesar 10 persen
merujuk pada data inflasi rata-rata Indonesia dalam satu dekade terakhir yangg
tidak lebih dari 10 persen per tahun. Sedangkan penentuan penurunan kapasitas
produksi sebesar 10 persen merupakan tingkat toleransi yang dianggap wajar
untuk kebutuhan pasokan bahan baku yang disebabkan oleh faktor-faktor non
teknis yang mungkin terjadi.
Skenario
perbankan.
7. Jangka waktu pinjaman kredit selama 10 tahun.
8. Tingkat suku bunga kredit investasi 15 persen per tahun, berdasarkan suku
bunga kredit investasi yang berlaku pada Bank BPD untuk kredit investasi
yaitu sebesar 15 persen, tanggal 8 juli 2008.
9. Rendemen CPO 21 persen dan Kernel 4 persen. Asumsi ini berdasarkan potensi ratarata rendemen CPO dan Kernel di Indonesia ( Lubis, 1992 ).
10. Asumsi harga TBS, CPO dan Kernel sebagai berikut:
TBS
Rp. 1.655
CPO
Rp. 8.861
Biaya asuransi sebesar 1,5 persen dihitung dari total biaya investasi pabrik
(proyeksi).
Biaya pemeliharaan pabrik 2,5 persen dihitung dari total biaya investasi
pabrik (proyeksi).
Perhitungan pajak perolehan hak guna usaha (HGU) berdasarkan UndangUndang No. 12 tahun 1994.
Nilai sisa dari hasil penjualan asset dikenai pajak penjualan sebesar 10
persen.
BAB V
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Deskripsi sekilas kabupaten Aceh Utara
Kabupaten Aceh Utara hingga tahun 2006 memiliki 850 desa dan 2
kelurahan, yang terbagi ke dalam 56 buah mukim. Sebanyak 780 buah desa
berada di kawasan dataran dan 72 desa di kawasan berbukit. Desa yang terletak di
daerah berbukit dijumpai di 12 kecamatan. Yang paling banyak desanya di
kawasan perbukitan adalah di Kecamatan Sawang, Syamtalira Bayu, Nisam, Kuta
Makmur, dan Muara Batu. Di samping itu, terdapat 40 buah desa yang berada di
kawasan pesisir.
Kabupaten Aceh Utara yang beriklim tropis, musim kemarau berlangsung
antara bulan Februari sampai Agustus, sedangkan musim penghujan antara bulan
September sampai Januari. Suhu dimusim kemarau rata-rata 32.8oC dan pada
musim penghujan rata-rata 28oC.
Flora dan fauna yang terdapat di daerah ini terdiri dari berbagai jenis
tumbuh - tumbuhan antara lain; kayu merbau, damar, damar laut, semantok,
meranti, cemara, kayu bakau, rotan dan sebagainya. Semua jenis tumbuhtumbuhan hidup subur dikawasan hutan merupakan kekayaan dan potensi yang
dapat mendukung pembangunan ekonomi jika mampu dikelola dengan baik tanpa
merusak kelestarian alam dan lingkungan. Sedangkan fauna, terdiri dari berbagai
jenis hewan liar seperti gajah, harimau, badak, rusa,indus kijang, orang hutan,
babi, ular dan lain-lain sebagainya.
pertumbuhan sub sektor pertambangan minyak dan gas. Bahkan sejak tahun 2004
hingga tahun 2005 sektor ini mengalami pertumbuhan negatif, namun pada tahun
2006 kembali terjadi pertumbuhan yang positif.
dikembangkan baru 940 Ha, memiliki cadangan areal seluas 28.250 Ha.
Sedangkan untuk komoditi andalan juga masih memiliki areal yang belum
dikembangkan yaitu kelapa memiliki cadangan areal seluas 2.375 Ha, karet seluas
1.400 Ha, kelapa hybrida luas areal cadangannya seluas 250 Ha, kakao luas areal
cadangannya 6.450 Ha dan areal pinang yang belum dimamfaatkan seluas 21.050
Ha.2
http://www.acehutara.go.id
BAB VI
ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL
6.1 Aspek Teknis
Analisis aspek teknis atau aspek operasi menyangkut dengan hal-hal yang
berkaitan dengan teknis atau operasi, sehingga jika tidak dianalisis dengan baik
akan berakibat fatal bagi proyek dikemudian hari. Kelengkapan kajian aspek
teknis sangat tergantung dari jenis usaha yang dijalankan, karena setiap usaha
memiliki karakteristik dan prioritas tersendiri. Aspek teknis dilakukan untuk
melihat kesiapan pelaksana proyek dalam menjalankan usaha dalam hal ketepatan
lokasi, jadwal pelaksanaan, bahan baku, proses produksi dan mutu produk yang
dihasilkan.
6.1.1 Lokasi Pabrik
Lokasi pembangunan pabrik kelapa sawit terletak di Gampong (desa)
Peureupok, Kecamatan Syamtalira Aron, kabupaten Aceh Utara dengan luas lahan
sekitar 10 ha. Untuk mencapai lokasi pabrik kelapa sawit yang ditetapkan, dari
kota Lhokseumawe dapat ditempuh melalui jalan darat selama kurang lebih 40
menit dengan jarak tempuh sekitar 27 Km. Sedangkan jarak lokasi pabrik kelapa
sawit ke pelabuhan terdekat yaitu pelabuhan Krueng Geukuh dapat ditempuh
dalam waktu selama 1 jam perjalanan dengan jarak tempuh sekitar 35 Km.
Kondisi jalan dari Lhokseumawe ke jalan masuk lokasi merupakan jalan negara
dengan aspal (hotmix) yang cukup baik, begitu pula jalan dari lokasi proyek ke
pelabuhan Krueng Geukuh. Dasar pemilihan lokasi pabrik kelapa sawit mencakup
beberapa faktor seperti; Ketersedian sumber air, drainase, daya dukung tanah,
infrastruktur, dan dekat dengan lokasi perkebunan.
rancang bangun
Tennera, dengan populasi tanaman pada saat tanam umumnya bervariasi berkisar
antara 130 sampai 140 pokok per ha.
Berdasarkan data yang disajikan pada (Tabel.1) perkembangan luas areal
perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Aceh Utara telah mencapai 29.187 ha
dengan total produksi 399.193 ton per tahun. Dengan asumsi produktifitas ratarata 17 ton TBS/ha/tahun, produksi TBS tersebut lebih dari cukup untuk
mendukung pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 30 ton per jam. Potensi realisasi
produksi perkebunan rakyat sebagai sumber bahan baku utama dapat dilihat pada
Lampiran 19. Sedangkan potensi lahan untuk pengembangan perkebunan besar di
Kabupaten Aceh Utara disajikan dalam Lampiran 20.
Tabel 3. Potensi Ketersedian Bahan Baku TBS per Tahun
Keterangan
TBS yang tersedia (perkebunan rakyat
dan perkebunan swasta)
TBS yang diolah oleh PTPN I
cot girek,kapasitas 45 ton TBS/jam
TBS yang diolah oleh PKS yang akan
dibangun kapasitas 30 ton TBS/jam
TBS yang tersisa (dapat dipasarkan ke
luar daerah)
Persedian (ton)
Terpakai(diolah)
399.193
129.600
108.000
161.593
sebesar 30 ton TBS per jam, dalam satu hari pabrik bekerja normal selama 12 jam,
dalam sebulan 25 hari dan dalam setahun bekerja selama 300 hari, maka
kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi beserta produk
yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 4. Proyeksi Kebututuhan kapasitas PKS dan Produksi CPO/Kernel
Kapasitas terpasang
Uraian
Jumlah
30 ton
Jam kerja/hari
12 jam
Hari kerja/bulan
25 hari
Hari kerja/tahun
300 hari
360 ton
9.000 ton
108.000 ton
75,6 ton
1.890 ton
22.680 ton
14,4 ton
360 ton
4.320 ton
volume TBS yang masuk ke pabrik dan lain-lain. Setelah dilakukan penimbangan,
kemudian dilakukan penyortiran untuk menentukan berapa persen TBS yang
layak diterima untuk diproses. Kemudian disimpan di Loading Ramp sebelum
dapat diproses pada proses pengolahan pertama (sterilisasi). Sebaiknya dari proses
penerimaan, penimbangan sampai penyimpanan, waktu yang dipergunakan harus
sependek mungkin, untuk dapat menghindari penurunan kualitas.
Tahapan pertama dalam proses ekstrasi minyak dan kernel dari Tandan
Buah Segar (TBS) adalah proses perebusan. Keberhasilan dalam proses perebusan
akan sangat mempengaruhi effisiensi dari proses ekstrasi selanjutnya, karena hasil
perebusan akan memberi efek pada proses perontokan, pelumatan dan proses
kempa/pengepresan. Setelah proses perebusan, kemudian dilanjutkan dengan
proses pemisahan berondolan dengan janjangan (threshing). Berondolan yang
telah dipisahkan dari janjangan masuk ke dalam digester, sementara janjangan
diangkut ketempat pembakaran tandan kosong
pabrik, oleh sebab itu harus dioperasikan secara optimal sehingga tidak
mengganggu rantai pengolahan.
6.1.5.2 Proses Pemurnian
Crude Oil dan air yang keluar dari screw press pada proses pengepressan
di pompakan ke crude oil gutter sebelum masuk ke sand trap tank. Kemudian dari
sand trap dialirkan ke vibrating screen (saringan getar), untuk memisahkan
serabut fiber yang terbawa. Saringan getar ini adalah saringan berganda yang
berfungsi untuk menyaring minyak (crude oil) yang masih mengandung kotoran.
Minyak kemudian ditampung dalam separating tank. Minyak yang keluar dari
separating tank dimurnikan dalam purifier (oil purifier) secara sentrifugal untuk
menurunkan kadar air dan kotoran. Selanjutnya dikeringkan lagi dengan alat
Vacuum Dryer karena kadar air (Moisture content) dari minyak yang keluar dari
purifier masih tinggi, supaya kadar asam lemak bebas (FFA) minyak tidak naik
terlalu cepat selama penyimpanan dalam storage tank .
Sedangkan air sludge yang masih bercampur minyak keluar melalui
bagian bawah separating tank selanjutnya diolah dengan mempergunakan sludge
separator. Minyak yang dihasilkan dikembalikan ke separating tank. Sedangkan
kotoran dalam bentuk lumpur kering dapat dipakai sebagai pupuk setelah diolah.
Sementara Ampas yang bercampur dengan biji yang keluar dari screw press
masuk ke dalam depericarper (pemisah ampas). Alat ini bekerja secara
pneumatis, yaitu sabut (ringan) terhisap ikut dengan udara dibawa ke ruangan
ketel uap dan dipakai sebagai bahan bakar. Sedangkan biji bersama benda-benda
padat lainnya jatuh ke bawah untuk diolah selanjutnya.
1
1
1
4
48
10
13
11
14
6
2
2
113
dari minyak kelapa sawit sendiri sangat bervariasi. Banyak industri yang dapat
menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku produknya seperti industri
minyak goreng, industri bahan makanan, industri kosmetik dan energi
terbaharukan.
Cerahnya prospek minyak kelapa sawit (CPO) di masa yang akan datang,
merupakan peluang pasar yang sangat menjanjikan bagi produsen-produsen
minyak kelapa sawit termasuk Indonesia. Meningkatnya permintaan akan minyak
kelapa sawit terutama disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut3:
Minyak kelapa sawit dikenal sebagai minyak nabati dengan biaya produksi
yang paling murah dan hasil produksi yang paling tinggi, dibandingkan
dengan minyak nabati lainnya. Kenyataan ini menjadikan minyak kelapa
sawit sebagai minyak nabati dengan tingkat konsumsi tertinggi diantara
minyak nabati lainnya.
karena daerah ekologi yang cocok untuk penanaman (perkebunan kelapa sawit),
terletak pada beberapa daerah tertentu di Afrika Barat, Amerika Tengah, Amerika
Selatan dan Asia Tenggara. Dari semua daerah tersebut, hanya Indonesia dan
Malaysia yang menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, terutama dari segi
luas areal yang ditanam maupun tingkat produksi minyak kelapa sawit yang
dihasilkan.
6.3.1 Gambaran Sekilas Perkembangan Produksi dan Konsumsi Dunia
Perkembangan produksi minyak kelapa sawit (CPO) dunia mengalami
peningkatan pesat semenjak tahun 1970-an dan saat ini merupakan salah satu
komoditas utama minyak nabati dunia. Negara-negara penghasil utama minyak
kelapa sawit dunia adalah Indonesia, Malaysia, Nigeria, Thailand dan Colombia
(Gambar 3). berdasarkan informasi dari United Stated Department of Agriculture
(USDA) sampai dengan awal tahun 2008 produksi minyak kelapa sawit dunia
mencapai 40,797 juta ton.
kelapa sawit telah mencapai 5,9 juta hektar yang tersebar di seluruh Indonesia.
Bahkan di prediksikan pada tahun 2009 akan mencapai 9 juta hektar yang
sebagian besar terkonsentrasi di pulau sumatera yaitu sekitar 60 persen dan
merupakan areal dengan pohon kelapa sawit yang telah mencapai usia puncak
panen.
Sebagian besar (60 %) dari total produksi minyak kelapa sawit Indonesia
di ekspor ke luar negeri, sedangkan sisanya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri (domestik). Untuk penggunaan domestik, industri minyak
goreng merupakan penyerap CPO dominan, mencapai 29,6 persen dari total
produksi sedangkan sisanya digunakan oleh industri oleokimia, sabun dan
margarine (Gambar 6). Beralihnya pola konsumsi masyarakat dari minyak goreng
kelapa ke minyak goreng kelapa sawit, menyebabkan perkembangan industri
minyak goreng kelapa sawit meningkat pesat. Konsumsi perkapita minyak goreng
Indonesia mencapai 16,5 kg per tahun dan khusus untuk minyak goreng kelapa
sawit sebesar 12,7 kg per tahun.
Indonesia memiliki keunggulan komparatif yaitu biaya tenaga kerja yang lebih
rendah di bandingkan dengan negara lain.
Keunggulan lain adalah dari sisi pengembangan produk yang diperoleh
dari produk utama yaitu; minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit, serta produk
sampingan yang berasal dari limbah. Beberapa produk turunan yang dihasilkan
dari pengembangan minyak kelapa sawit diantaranya adalah minyak goreng,
produk-produk oleokimia, seperti fatty acid, fatty alcohol, glycerine, metallic
soap, stearic acid, methyl ester dan stearin. Sedangkan produk-produk yang
dihasilkan dari pemanfaatan limbah diantaranya adalah pupuk organik, kompos,
kalium, dan serat yang berasal dari tandan kosong kelapa sawit. Arang aktif dari
tempurung buah, pulp kertas yang berasal dari batang dan tandan sawit, perabot,
serta papan partikel dari batang. Pakan ternak dari batang dan pelepah serta pupuk
organik dari limbah cair yang berasal dari proses produksi minyak kelapa sawit.
Berdasarkan perpespektif harga dan pertumbuhan ekspor, perkembangan
harga minyak kelapa sawit di pasar dunia berfluktuatif dan bersifat kompleks yang
menyangkut faktor alam (iklim), biologis (masa tanaman belum menghasilkan
yang lama) dan issue-issue dunia terkini sehingga penawaran dan permintaan
jangka pendek menjadi tidak elastis. Fluktuasi harga komoditas perkebunan masih
akan menjadi fenomena yang harus disiasati
Sedangkan pertumbuhan ekspor minyak kelapa sawit dari tahun ke tahun terus
mengalami tren meningkat seiring dengan issue pemanasan global dan
pemanfaatan energi terbaharukan serta meningkatnya konsumsi dunia. Bahkan
diprediksikan peningkatan konsumsi dan ekspor ini akan terus berlanjut dalam
persentase yang lebih besar mengingat faktor yang mendukung hal tersebut cukup
produksi Malaysia dan menjadi produsen terbesar minyak kelapa sawit di dunia.
Bahkan, banyak investor Malaysia yang melirik dan berminat menanamkan
investasinya pada lahan perkebunan di Indonesia yang dianggap strategis bagi
pengembangan bisnis kelapa sawit karena sulit mencari lahan kosong di Malaysia.
Pangsa pasar minyak kelapa sawit Indonesia adalah China, India, Malaysia,
Amerika Serikat dan Uni Eropa dengan tingkat pertumbuhan permintaan 7 persen
per tahun. China merupakan pasar potensial bagi Indonesia diikuti oleh India serta
hampir 80 persen impor CPO China dan India berasal dari Indonesia untuk
kebutuhan pangan maupun bahan baku industri7. Indonesia sendiri dengan jumlah
penduduk lebih dari 200 juta merupakan konsumen terbesar kedua dunia setelah
China.
6.3.5. Sistem Distribusi
Saluran distribusi TBS dan CPO/PKO di Indonesia, secara garis besar
sangatlah sederhana begitu juga yang terjadi di Kabupaten Aceh Utara. Dimana
TBS yang dihasilkan oleh perkebunan rakyat, perkebunan swasta dan perkebunan
milik Negara selanjutnya diolah oleh pabrik kelapa sawit (PKS) sehingga
menghasilkan CPO dan inti sawit (PKO). Kemudian produksi CPO atau PKO oleh
pabrik kelapa sawit milik PTPN dipasarkan melalui Komite Pemasaran Bersama
(KPB), sedangkan produksi yang dihasilkan pabrik kelapa sawit swasta dapat di
jual langsung ke pasar atau dapat juga dipasarkan melalui KPB.
Untuk pasar ekspor, KPB atau swasta melalui agen lokal yang saling ber
hubungan satu sama lainnya melakukan aktifitas bisnis serta bertransaksi dengan
agen luar negeri, seperti di Rotterdam (Belanda), Hamburg, Bremen (Jerman),
New York (AS), Guang Dong (China), New delhi (India), Kuala Lumpur
(Malaysia) serta Singapura. Kemudian CPO/PKO dikirim ke negara tujuan
dengan menggunakan kapal melalui pelabuhan-pelabuhan yang berada didaerah
sentral produksi kelapa sawit. Gambar bagan rantai pemasaran komoditi kelapa
sawit di kabupaten Aceh Utara dapat dilihat pada Lampiran 21.
6.3.6. Hasil Analisis Aspek Pasar
Secara
keseluruhan
berdasarkan
kajian
terhadap
aspek
pasar
dilakukan mulai dari periode masa pembangunan sampai dengan masa setelah
beroperasi secara komersial.
Untuk
pengolahan
limbah
hydrocylone
dilakukan
dengan
cara
mengendapkan dan memisahkan zat padat yang berasal dari clay bath dengan alat
Primary Sedimentation Tank. Sedangkan untuk pengolahan kondensat sterilizer
dilakukan dengan cara menurunkan temperatur dari 80o C menjadi 30 35o C
yang berasal dari sterilizer dan clay bath dengan alat Equalization/cooling pound.
Selanjutnya diproses secara anaerobic oleh microorganisme dengan alat
Anaerobic pond sehingga kadar BOD dan COD-nya turun. Setelah mengalami
perlakuan tersebut, air buangan/limbah tidak akan mencemari tempat buangan.
6.4.2. Dampak positif Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit
Proyek pembangunan pabrik kelapa sawit akan memberikan dampak
positif dengan terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dari berbagai
tingkat dan jenis keahlian. Proses penciptaan lapangan pekerjaan yang terjadi oleh
proyek pembangunan pabrik kelapa sawit akan lebih luas lagi dengan adanya
multiplier effect baik backward maupun forward linkages dari proyek seperti
timbulnya lapangan pekerjaan di sektor perdagangan, transportasi dan industri
kecil maupun besar.
Terbukanya lapangan pekerjaan baru, berarti adanya tambahan pendapatan
bagi pihak-pihak yang terlibat. Pihak yang secara langsung memperoleh kenaikan
pendapatan adalah para petani yang menjual TBS ke pabrik kelapa sawit (PKS)
dan penduduk sekitar proyek yang menjadi karyawan proyek. Pihak lain yang
memperoleh tambahan pendapatan adalah pemerintah daerah dan pusat.
Pendapatan tambahan bagi pemerintah berupa pajak-pajak yang terdiri dari PPh,
PPn, PBB dan PE. Selanjutnya penjualan hasil pengolahan kelapa sawit
menambah nilai ekspor dari perusahaan-perusahaan besar, sehingga akan
BAB VII
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
7.1 Ruang lingkup Analisis
Ruang lingkup analisis meliputi pembangunan pabrik kelapa sawit dengan
kapasitas 30 ton TBS per jam, penyediaan bahan baku, bahan pembantu proses
produksi beserta sarana dan prasarana penunjang. Pabrik kelapa sawit dibangun
untuk mengolah TBS yang dihasilkan oleh perkebunan rakyat dan swasta yang
ada di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Produk akhir
yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit berupa CPO dan Kernel.
Dasar perhitungan harga adalah harga yang berlaku sekarang dan
dilakukan per tahun. Jangka waktu analisis dilakukan selama 15 tahun dengan
masa pembangunan proyek selama 18 bulan. Analisis finansial yang akan
dilakukan meliputi analisis investasi pembangunan proyek, pembiayaan proyek,
proyeksi laba-rugi dan proyeksi arus dana pada proyek beserta penilaian terhadap
sensitivitas proyeksi apabila ada perubahan yang mendasar pada variabel yang
sangat menentukan seperti penurunan kapasitas produksi dan kenaikan biaya
produksi.
Uraian
Pabrik
Kendaraan
Perumahan + mess + gudang
Jalan
total Investasi Fisik
Jumlah
1 Unit
18 unit
19 unit
3,5 Km
umur Teknis
15 tahun
10 tahun
20 tahun
10 tahun
Nilai(Rp.000)
75.357.246
3.561.000
2.850.000
600.175
82.368.421
Pembangunan pabrik kelapa sawit kapasitas 30 ton TBS per jam dilakukan
selama 18 bulan dengan umur ekonomis proyek 15 tahun di tetapkan berdasarkan
umur ekonomis pabrik.Biaya re-investasi yang dikeluarkan hanya untuk investasi
kendaraan dan jalan dikarenakan umur ekonomisnya lebih pendek dari umur
ekomonis proyek yaitu sebesar Rp. 4.161.175.000. Sementara untuk kebutuhan
lahan menggunakan HGU (hak guna lahan) seluas 10 hektar dengan masa
pemakaian 25 tahun dan dapat diperpanjang untuk periode berikutnya. Biaya
perolehan hak atas HGU mengacu pada Undang-Undang No.12 tahun 1994
tentang pajak perolehan atas pengelolaan tanah dan bangunan.
7.2.1.2 Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan secara berkala
dalam rangka memenuhi input produksi dan kegiatan proses produksi agar
pengoperasian pabrik berjalan dengan lancar. Biaya-biaya ini terdiri dari biaya
tetap dan biaya variabel serta diasumsikan konstan untuk setiap tahunnya. Biaya
tetap merupakan biaya rutin yang harus dikeluarkan sehubungan dengan
pengoperasian pabrik yang terdiri dari biaya administrasi, pemeliharaan pabrik,
biaya pemeliharaan asset lain dan asuransi. Sedangkan biaya variabel merupakan
biaya yang timbul karena proses dan penggunaan input produksi yang terdiri dari
gaji, pembelian bahan baku dan biaya bahan pembantu proses produksi.
Rekapitulasi biaya operasional secara lengkap dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 8. Biaya Operasional Pabrik Kelapa Sawit (Rp.000)
Tahun
0
1
2
Uraian
3 s/d 15
1.253.675
1.751.275
1.751.275
7300.000
1.210.000
1.210.000
62.937.000
161.838.000
179.820.000
B. Pemeliharaan Pabrik
941.966
1.883.932
1.883.932
516.570
1.033.140
1.033.140
2.079.000
5.346.000
5.940.000
411.343
822.685
822.685
68.869.554
173.885.032
192.461.032
Pembelian Tbs
Dalam penelitian ini, kapasitas olah terpasang pabrik adalah 30 ton TBS
per jam, tingkat rendemen CPO 21 persen, rendemen Kernel 4 persen, harga jual
CPO Rp. 8.861 per kg, Kernel Rp. 4.900 per kg serta waktu pengoperasian pabrik
12 jam per hari atau 50 persen dari kemampuan maksimal per hari. Pada tahun
pertama dan ke dua pasokan bahan baku TBS ke pabrik diperkirakan sekitar 70
dan 90 persen dari kapasitas rencana, baru pada tahun ke tiga pasokan bahan baku
TBS di perkirakan normal. Kondisi ini tentu saja berpengaruh pada output
produksi dan penerimaan hasil penjualan produk. Berikut ini disajikan
Rekapitulasi penerimaan (inflow), produksi dan hasil penjualan selama umur
proyek (Tabel 9).
Tabel 9. Rekapitulasi Penerimaan dan Produksi Pabrik Kelapa Sawit
(Rp.000)
Thn
Bahan
baku
(ton)
Produksi
CPO
(ton)
Nilai Penjualan
CPO
(Rp.000)
Produksi
Kernel
(ton)
Nilai Penjualan
Kernel
(Rp.000)
Nilai Sisa
(Rp.000)
Jumlah
(Rp.000)
0
1
37.800
7.938
70.338.618
1.521
7.452.900
77.791.518
97.200
20.412
180.870.732
3.888
19.051.200
199.921.932
108.000
22.680
200.967.480
4.320
21.168.000
222.135.480
108.000
22.680
200.967.480
4.320
21.168.000
222.135.480
108.000
22.680
200.967.480
4.320
21.168.000
222.135.480
108.000
22.680
200.967.480
4.320
21.168.000
222.135.480
108.000
22.680
200.967.480
4.320
21.168.000
222.135.480
108.000
22.680
200.967.480
4.320
21.168.000
222.135.480
108.000
22.680
200.967.480
4.320
21.168.000
222.135.480
10
108.000
22.680
200.967.480
4.320
21.168.000
222.135.480
11
108.000
22.680
200.967.480
4.320
21.168.000
222.135.480
12
108.000
22.680
200.967.480
4.320
21.168.000
222.135.480
13
108.000
22.680
200.967.480
4.320
21.168.000
222.135.480
14
108.000
22.680
200.967.480
4.320
21.168.000
15
108.000
22.680
200.967.480
4.320
21.168.000
2.793.090
224.928.570
Ttl
1.539.000
323.190
2.863.786.590
61.569
301.688.100
2.793.090
3.165.474.690
222.135.480
Skenario II (Pinjaman)
Laba Bersih
Pajak
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
2.033.582
14.014.037
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
846.535
5.981.016
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
-3.297.515
6.014.005
9.425.156
10.290.025
11.154.893
12.019.762
12.884.630
13.794.498
14.614.367
15.479.235
16.344.103
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
2.552.431
4.014.353
4.385.011
4.755.668
5.126.326
5.496.984
5.867.642
6.238.300
6.608.958
6.979.616
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
Total
231.331.792
98.767.191
184.964.443
80.314.409
Pada semester kedua tahun ke-1 pabrik kelapa sawit mulai beroperasi
secara komersial sehingga pabrik kelapa sawit memperoleh revenue dari hasil
penjualan CPO dan kernel. Pada tahun pertama dan kedua proyeksi produksi
diperkirakan sebesar 70 persen dan 90 persen dari kapasitas normal. Revenue yang
didapatkan dari total hasil penjualan setelah dikurangi biaya-biaya untuk skenario
I memperoleh laba bersih sebesar Rp. 2.033.582.000 pada tahun pertama dan Rp.
14.014.037.000 pada tahun kedua. Pada tahun berikutnya proyeksi laba bersih
meningkat menjadi Rp. 16.560.321.000 secara konstan untuk setiap tahunnya,
setelah kapasitas produksi pabrik beroperasi secara optimal (kapasitas
rencana).total akumulasi laba bersih dari kegiatan usaha selama umur ekonomis
pabrik untuk skenario I adalah sebesar Rp.231.331.792.000.
Sementara skenario II, pada tahun pertama proyeksi laba-rugi bernilai
negatif (rugi) sebesar Rp.3.297.515.000 disebabkan oleh beban bunga kredit
investasi. Tahun-tahun berikutnya kemampuan usaha dalam menghasilkan laba
bersih terus mengalami peningkatan karena pabrik kelapa sawit sudah dapat
dioperasikan pada kapasitas optimal serta beban biaya yang terus berkurang.
Kemudian pada tahun ke-12 dan seterusnya proyeksi laba bersih mulai stabil
seiring dengan berakhirnya pelunasan hutang investasi pada tahun ke-11. Total
akumulasi laba bersih dari kegiatan usaha selama umur ekonomis pabrik untuk
skenario II adalah sebesar Rp. 184.964.443.000.
Sedangkan pajak yang merupakan manfaat yang ditransfer kepada
masyarakat (pemerintah) memiliki korelasi dengan besar kecilnya profit yang
diperoleh dari kegiatan komersial pabrik kelapa sawit. Perhitungan pajak
dilakukan berdasarkan Undang Undang No.17 Tahun 2000 dengan ketentuan
sebagai berikut : 0 50 juta dikenakan pajak 10 persen, 50 100 juta dikenakan
pajak 15 persen dan 100 juta ke atas dikenakan pajak 30 persen. Total akumulasi
pajak selama umur proyek untuk skenario I sebesar Rp.98.767.191.000 dan
skenario II sebesar Rp.80.314.409.000.
Skenario II (Pinjaman)
- 30.727.367.000
9,03
0,63
6 th, 4 bln
skenario I dan 0,63 pada skenario II. Artinya keuntungan yang dihasilkan dari
proyek ini pada skenario I, lebih besar dari biaya yang harus dikeluarkan sehingga
layak untuk dilaksanakan. Sedangkan pada skenario II keuntungan yang
dihasilkan lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan, maka pembangunan pabrik
kelapa sawit tidak layak untuk dilaksanakan secara finansial pada skenario II
karena manfaat yang dihasilkan lebih kecil dari biaya yang diinvestasikan.
7.4.4 Payback Period (PP)
Analisis payback period dilakukan bertujuan untuk mengetahui jangka
waktu pengembalian investasi. Hasil analisis proyek pembangunan pabrik kelapa
sawit ini akan mencapai titik pengembalian pada saat proyek berumur 3 tahun 8
bulan pada skenario I dan 6 tahun 4 bulan pada skenario II. Bila di tinjau dari
umur proyek pabrik kelapa sawit yang mencapai 15 tahun, maka pembangunan
pabrik memungkinkan dan layak
atas penurunan pasokan bahan baku yang disebabkan oleh faktor-faktor nonteknis
yang mungkin terjadi di lapangan.
a. Kenaikan Biaya Produksi (10 %)
Pada indikator kenaikan biaya produksi, analisis sensitivitas dilakukan
dengan asumsi terjadinya kenaikan biaya produksi sebesar 10 persen. Semua
variabel biaya produksi diproyeksikan mengalami kenaikan kecuali biaya
pembelian TBS dan biaya asuransi. Pengecualian dilakukan karena harga TBS
memiliki korelasi dengan harga CPO dan Kernel, karena naik turunnya harga TBS
dipengaruhi oleh harga CPO dan Kernel. Sedangkan biaya asuransi sifatnya tetap
sehingga tidak berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan produksi. Berikut ini
disajikan ringkasan hasil analisis sensitivitas bila terjadi kenaikan biaya produksi
sebesar 10 persen (Tabel 12).
Tabel 12. Ringkasan Hasil Analisis Sensitivitas Pada Indikator Kenaikan
Biaya Produksi Sebesar 10 %.
Kriteri Investasi
NPV
IRR
B/C
PP
Skenario II (Pinjaman)
- 35.189.724.000
8,12
0,57
6 th, 8 bln
ditunjukkan oleh nilai NPV yang negatif, IRR di bawah cost of capital dan B/C
ratio kecil dari satu. Rincian lengkap proyeksi perhitungan kriteria kelayakan bila
terjadi kenaikan biaya produksi 10 persen dapat dilihat pada Lampiran 3.
b. Penurunan Kapasitas Produksi (10 %)
Analisis sensitivitas dengan indikator penurunan kapasitas produksi,
dilakukan dengan asumsi terjadinya penurunan kapasitas olah pabrik sebesar 10
persen. Penurunan kapasitas olah berimflikasi pada penurunan biaya pengadaan
bahan baku dan biaya bahan pembantu proses produksi. Selain itu, penurunan
kapasitas olah mengakibatkan penurunan volume produksi yang berpengaruh
terhadap pendapatan penjualan atau output yang dihasilkan. Berikut ini disajikan
ringkasan hasil analisis sensitivitas bila terjadi penurunan kapasitas produksi
sebesar 10 persen pada Tabel 13 berikut ini.
Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Sensitivitas Pada Indikator Penurunan
Kapasitas Produksi Sebesar 10 %.
Kriteri Investasi
NPV
IRR
B/C
PP
Skenario II (Pinjaman)
- 45.027.555.000
6,09
0,45
8 th, 1 bln
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1.
Berdasarkan hasil analisis aspek non-finansial yang terdiri dari aspek teknis,
aspek pasar, aspek organisasi manajemen dan aspek sosial yang dilakukan,
menunjukkan bahwa pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) kapasitas 30
ton TBS/ jam layak untuk dilaksanakan.
2.
3.
Hasil analisis sensitivitas pabrik kelapa sawit (PKS) kapasitas 30 ton TBS per
jam, pada indikator
8.2. Saran
Saran yang dapat penulis ajukan, antara lain :
1. Berdasarkan luas areal perkebunan dan total produksi TBS sebagaimana yang
telah direkomendasikan oleh Pemerintah serta Peraturan Menteri Pertanian
No.26/Permentan/OT.140/2/2007,
idealnya
Kabupaten
Aceh
Utara
membutuhkan 2 Unit Pabrik kelapa sawit (PKS) baru dengan kapasitas 30 ton
TBS/jam.
2. Pembangunan pabrik kelapa sawit sangat penting untuk dilaksanakan untuk
menampung lonjakan produksi TBS yang dihasilkan oleh perkebunan rakyat
dan perkebunan swasta di Kabupaten Aceh Utara. Pemerintah, terutama
pemerintahan daerah diharapkan dapat berperan serta untuk menarik minat
investor, memfasilitasi dan menjadi mediator antara pihak-pihak terkait untuk
memudahkan investasi.
3. Untuk melindungi petani perkebunan rakyat, Pemerintah Daerah Kabupaten
Aceh Utara sebaiknya membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk
pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) dengan pertimbangan luasan lahan
dan modal yang dimiliki oleh perkebunan rakyat tidak memadai dan
memenuhi syarat untuk perizinan pendirian pabrik kelapa sawit.
DAFTAR PUSTAKA
Rangkuti, F. 2005. Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Sutojo, S. dan Kleinsteuber, F.2004. Financial management For Non-financial
Executives. PT. Damar Mulia Pustaka. Jakarta.
Siregar, I. M. 2003. Manajemen Pabrik Kelapa Sawit, Hal 319-484. Dalam
Mangoensoekarjo, S. dan Semangun, H. Manajemen Agrobisnis Kelapa
Sawit, 2003. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta.
Umar, H. 2007. Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis secara
Komprehensif. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Uraian
10
11
12
13
14
15
77.791.518
199.921.932
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
77.791.518
199.921.932
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
224.928.570
1.751.275
Inflow
1. Nilai Penjualan
2. Nilai Sisa
2.793.090
Total Inflow
B
Outflow
1. Biaya Investasi dan Reinvestasi
82.368.421
4.161.175
2.Biaya Operasional
Gaji Karyawan dan Staff
Biaya Adm dan Kantor
Pembelian TBS
1.253.675
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
730.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
62.937.000
161.838.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
941.966
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
516.570
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
2.079.000
5.346.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
411.343
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
68.869.554
173.885.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
179.866.048
199.533.312
199.533.312
199.533.312
199.533.312
199.533.312
199.533.312
199.533.312
199.533.312
203.694.487
199.533.312
199.533.312
199.533.312
199.533.312
8.075.429
20.055.884
22.602.168
22.602.168
22.602.168
22.602.168
22.602.168
22.602.168
22.602.168
22.602.168
18.440.993
22.602.168
22.602.168
22.602.168
25.395.258
0,935
0,873
0,816
0,763
0,713
0,666
0,623
0,582
0,544
0,508
0,475
0,444
0,415
0,388
0,362
-82.368.421
7.550.526
17.508.787
18.443.369
17.245.454
16.115.346
15.053.044
14.081.151
13.154.462
12.295.579
11.481.901
8.759.472
10.035.363
9.379.900
8.769.641
9.193.083
106.698.657
NPV -
-82.368.421
Payback Period
7.072.280
7.072.280
69.716.089
189.067.078
7.072.280
7.072.280
82.368.421
NPV +
IRR
5.981.016
5.981.016
-82.368.421
NPV
Net B/C
846.535
846.535
2,30
22,34%
21.372.761
3,85
Uraian
10
11
12
13
14
15
77.791.518
199.921.932
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
77.791.518
199.921.932
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
224.928.570
Inflow
1. Nilai Penjualan
2. Nilai Sisa
2.793.090
Total Inflow
B
Outflow
1. Biaya Investasi dan Reinvestasi
82.368.421
4.161.175
2.Biaya Operasional
Gaji Karyawan dan Staff
Biaya Adm dan Kantor
Pembelian TBS
1.253.675
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
730.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
179.820.000
62.937.000
161.838.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
941.966
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
516.570
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
2.079.000
5.346.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
5.940.000
411.343
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
68.869.554
173.885.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
192.461.032
4.118.421
7.072.280
4.118.421
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
Bunga
6.177.632
11.428.618
10.193.092
8.957.566
7.722.040
6.486.513
5.250.987
4.015.461
2.779.934
1.544.408
308.882
2.552.431
4.014.353
4.385.011
4.755.668
5.126.326
5.496.984
5.855.142
6.238.300
6.608.958
6.979.616
7.072.280
7.072.280
7.072.280
10.296.053
22.217.891
22.444.287
21.579.419
20.714.550
19.849.681
18.984.813
18.107.445
17.255.076
16.390.208
11.406.919
7.072.280
7.072.280
7.072.280
7.072.280
82.368.421
79.165.607
196.102.923
214.905.319
214.040.451
213.175.582
212.310.713
211.445.845
210.568.477
209.716.108
208.851.240
208.029.126
199.533.312
199.533.312
199.533.312
199.533.312
-82.368.421
-1.374.089
3.819.009
7.230.161
8.095.029
8.959.898
9.824.767
10.689.635
11.567.003
12.419.372
13.284.240
14.106.354
22.602.168
22.602.168
22.602.168
25.395.258
0,87
0,756
0,658
0,572
0,497
0,432
0,376
0,327
0,284
0,247
0,215
0,187
0,163
0,141
0,123
PV
-82.368.421
-1.195.457
2.887.171
4.757.446
4.630.357
4.453.069
4.244.299
4.019.303
3.782.410
3.527.102
3.281.207
3.032.866
4.226.605
3.684.153
3.186.906
3.123.617
NPV
-30.727.367
Pajak
Total Biaya Non-Operasional
Total Outflow
Net Benefit
DF 15 %
NPV +
51.641.054
NPV -
-82.368.421
Net B/C
IRR
rata-rata kas bersih/tahun
Payback Period
0,63
9,03%
12.788.209
6,44
Lampiran 3. Cash Flow Skenario I Pada Indikator Kenaikan Biaya Produksi 10 % (Rp.000)
Tahun
No
A
Uraian
10
11
12
13
14
15
77.791.518
199.921.932
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
77.791.518
199.921.932
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
224.928.570
1.926.403
Inflow
1. Nilai Penjualan
2. Nilai Sisa
2.793.090
Total Inflow
B
Outflow
1. Biaya Investasi dan Reinvestasi
82.368.421
4.161.175
2.Biaya Operasional
Gaji Karyawan dan Staff
Biaya Adm dan Kantor
Pembelian TBS
Biaya Pemeliharaan Pabrik
Biaya Pemeliharan Asset Lain
Biaya Pembantu Proses Produksi
Asuransi
Total Biaya Operasional
1.379.043
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
778.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
62.937.000
161.838.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
1.036.163
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
568.227
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
2.286.900
5.880.600
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
411.343
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
69.396.676
174.982.467
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
3.Biaya Non-Operasional
Angsuran Pokok
Bunga
Pajak
Total Biaya Non-Operasional
Total Outflow
Net Benefit
DF 7%
PV
NPV
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
180.634.252
200.343.097
200.343.097
200.343.097
200.343.097
200.343.097
200.343.097
200.343.097
200.343.097
204.504.272
200.343.097
200.343.097
200.343.097
200.343.097
7.706.443
19.287.680
21.792.383
21.792.383
21.792.383
21.792.383
21.792.383
21.792.383
21.792.383
21.792.383
17.631.208
21.792.383
21.792.383
21.792.383
24.585.473
0,935
0,873
0,816
0,763
0,713
0,666
0,623
0,582
0,544
0,508
0,475
0,444
0,415
0,388
0,362
-82.368.421
7.205.524
16.838.145
17.782.585
16.627.588
15.537.969
14.513.727
13.576.655
12.683.167
11.855.056
11.070.531
8.374.824
9.675.818
9.043.839
8.455.445
8.899.941
99.772.392
-82.368.421
Payback Period
6.725.230
6.725.230
70.085.075
NPV -
6.725.230
6.725.230
82.368.421
182.140.813
IRR
5.651.785
5.651.785
-82.368.421
NPV +
Net B/C
688.399
688.399
2,21
21,47%
20.595.134
4,00
Lampiran 4. Cash Flow Skenario II, Pada Indikator Kenaikan Biaya Produksi 10 % (Rp.000)
Tahun
No
A
Uraian
10
11
12
13
14
15
77.791.518
199.921.932
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
77.791.518
199.921.932
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
222.135.480
224.928.570
Inflow
1. Nilai Penjualan
2. Nilai Sisa
2.793.090
tal Inflow
B
Outflow
1. Biaya Investasi dan Reinvestasi
82.368.421
4.161.175
2.Biaya Operasional
Gaji Karyawan dan Staff
Biaya Adm dan Kantor
Pembelian TBS
Biaya Pemeliharaan Pabrik
Biaya Pemeliharan Asset Lain
Biaya Pembantu Proses Produksi
Asuransi
Total Biaya Operasional
1.379.043
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
1.926.403
778.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
1.306.000
62.937.000
161.838.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
1.036.163
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
2.072.325
568.227
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
1.136.454
2.286.900
5.880.600
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
6.534.000
411.343
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
69.396.676
174.982.467
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
193.617.867
4.118.421
3.Biaya Non-Operasional
Angsuran Pokok
4.118.421
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
Bunga
6.177.632
11.428.618
10.193.092
8.957.566
7.722.040
6.486.513
5.250.987
4.015.461
2.779.934
1.544.408
308.882
2.223.200
3.667.302
4.037.960
4.408.618
4.779.276
5.149.934
5.520.592
5.891.250
6.261.907
6.632.565
6.725.230
6.725.230
6.725.230
10.296.053
21.888.660
22.097.236
21.232.368
20.367.500
19.502.631
18.637.763
17.772.895
16.908.026
16.043.157
11.059.868
6.725.230
6.725.230
6.725.230
6.725.230
82.368.421
79.692.729
196.871.127
215.715.103
214.850.235
213.985.367
213.120.498
212.255.630
211.390.762
210.525.893
209.661.024
208.838.910
200.343.097
200.343.097
200.343.097
200.343.097
-82.368.421
-1.901.211
3.050.805
6.420.377
7.285.245
8.150.113
9.014.982
9.879.850
10.744.718
11.609.587
12.474.456
13.296.570
21.792.383
21.792.383
21.792.383
24.585.473
0,87
0,756
0,658
0,572
0,497
0,432
0,376
0,327
0,284
0,247
0,215
0,187
0,163
0,141
0,123
PV
-82.368.421
-1.654.054
2.306.409
4.224.608
4.167.160
4.050.606
3.894.472
3.714.824
3.513.523
3.297.123
3.081.191
2.858.763
4.075.176
3.552.158
3.072.726
3.024.013
NPV
-35.189.724
Pajak
Total Biaya Non-Operasional
Total Outflow
Net Benefit
DF 15 %
NPV +
47.178.697
NPV -
-82.368.421
Net B/C
IRR
rata-rata kas bersih/tahun
Payback Period
0,57
8,12%
11.999.208
6,86
6.725.230
Lampiran 5. Cash Flow Skenario I, Pada Indikator Penurunan Kapasitas Produksi 10 % (Rp.000)
Tahun
No
A
Uraian
10
11
12
13
14
15
66.640.644
177.708.384
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
66.640.644
177.708.384
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
202.715.022
1.751.275
Inflow
1. Nilai Penjualan
2. Nilai Sisa
2.793.090
Total Inflow
B
Outflow
1. Biaya Investasi dan Reinvestasi
82.368.421
4.161.175
2.Biaya Operasional
Gaji Karyawan dan Staff
Biaya Adm dan Kantor
Pembelian TBS
1.253.675
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
730.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
53.946.000
143.856.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
941.966
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
516.570
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.782.000
4.752.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
411.343
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
59.581.554
155.309.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
287.673
4.889.752
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
287.673
4.889.752
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
82.368.421
59.869.227
160.198.784
179.866.048
179.866.048
179.866.048
179.866.048
179.866.048
179.866.048
179.866.048
179.866.048
184.027.223
179.866.048
179.866.048
179.866.048
179.866.048
-82.368.421
6.771.417
17.509.600
20.055.884
20.055.884
20.055.884
20.055.884
20.055.884
20.055.884
20.055.884
20.055.884
15.894.709
20.055.884
20.055.884
20.055.884
22.848.974
0,935
0,873
0,816
0,763
0,713
0,666
0,623
0,582
0,544
0,508
0,475
0,444
0,415
0,388
0,362
-82.368.421
6.331.275
15.285.881
16.365.601
15.302.639
14.299.845
13.357.219
12.494.816
11.672.524
10.910.401
10.188.389
7.549.987
8.904.812
8.323.192
7.781.683
8.271.329
84.671.172
NPV +
167.039.593
NPV -
-82.368.421
Net B/C
IRR
rata-rata kas bersih/tahun
Payback Period
2,03
19,52%
18.909.295
4,36
Lampiran 6. Cash Flow Skenario II, Pada Indikator Penurunan Kapasitas Produksi 10 % (Rp.000)
Tahun
No
A
Uraian
10
11
12
13
14
15
66.640.644
177.708.384
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
66.640.644
177.708.384
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
199.921.932
202.715.022
Inflow
1. Nilai Penjualan
2. Nilai Sisa
2.793.090
Total Inflow
B
Outflow
1. Biaya Investasi dan Reinvestasi
82.368.421
4.161.175
2.Biaya Operasional
Gaji Karyawan dan Staff
Biaya Adm dan Kantor
Pembelian TBS
1.253.675
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
1.751.275
730.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
1.210.000
161.838.000
53.946.000
143.856.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
941.966
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
1.883.932
516.570
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.033.140
1.782.000
4.752.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
5.346.000
411.343
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
822.685
59.581.554
155.309.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
173.885.032
4.118.421
4.118.421
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
8.236.842
Bunga
6.177.632
11.428.618
10.193.092
8.957.566
7.722.040
6.486.513
5.250.987
4.015.461
2.779.934
1.544.408
308.882
1.461.166
2.923.088
3.293.746
3.664.404
4.035.062
4.405.720
4.776.378
5.147.036
5.517.694
5.888.351
5.981.016
5.981.016
5.981.016
10.296.053
21.126.626
21.353.022
20.488.154
19.623.286
18.758.417
17.893.549
17.028.681
16.163.812
15.298.944
10.315.654
5.981.016
5.981.016
5.981.016
5.981.016
82.368.421
69.877.607
176.435.658
195.238.054
194.373.186
193.508.318
192.643.449
191.778.581
190.913.713
190.048.844
189.183.976
188.361.861
179.866.048
179.866.048
179.866.048
179.866.048
-82.368.421
-3.236.963
1.272.726
4.683.878
5.548.746
6.413.614
7.278.483
8.143.351
9.008.219
9.873.088
10.737.956
11.560.071
20.055.884
20.055.884
20.055.884
22.848.974
0,87
0,756
0,658
0,572
0,497
0,432
0,376
0,327
0,284
0,247
0,215
0,187
0,163
0,141
0,123
PV
-82.368.421
-2.816.158
962.181
3.081.992
3.173.883
3.187.566
3.144.305
3.061.900
2.945.688
2.803.957
2.652.275
2.485.415
3.750.450
3.269.109
2.827.880
2.810.424
NPV
-45.027.555
Pajak
Total Biaya Non-Operasional
Total Outflow
Net Benefit
DF 15 %
NPV +
37.340.866
NPV -
-82.368.421
Net B/C
IRR
rata-rata kas bersih/tahun
Payback Period
0,45
6,09%
10.286.653
8,01
5.981.016
Uraian
Revenue
Thn ke 0
Thn ke 1
77.791.518
Thn ke 2
199.921.932
Thn ke 3
222.135.480
Thn ke 4
222.135.480
Thn ke 5
222.135.480
Thn ke 6
222.135.480
Thn ke 7
222.135.480
Thn ke 8
222.135.480
Thn ke 9
222.135.480
Thn ke 10
222.135.480
Thn ke 11
222.135.480
Thn ke 12
222.135.480
Thn ke 13
222.135.480
Thn ke 14
222.135.480
Thn ke 15
222.135.480
68.869.554
6.041.847
74.911.401
173.885.032
6.041.847
179.926.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
Laba kotor
2.880.117
19.995.053
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
Pembayaran Bunga
Pembayaran Bunga Investasi
Pembayaran Bunga Modal Kerja
Laba(Rugi) sebelum Pajak
2.880.117
19.995.053
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
Pembayaran PPH
penghasilan 0 - 50 juta = 10 %
penghasilan50 - 100 juta = 15 %
di atas 100 juta = 30 %
total
5.000
7.500
834.035
846.535
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
Laba(rugi) Bersih
2.033.582
14.014.037
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
Kumulatif Laba(rugi)
2.033.582
16.047.619
32.607.940
49.168.260
65.728.581
82.288.902
98.849.223
115.409.543
131.969.864
148.530.185
165.090.505
181.650.826
198.211.147
214.771.467
231.331.788
Biaya-biaya Pengeluaran
Biaya Produksi
Penyusutan
Total
Uraian
Revenue
Biaya-biaya Pengeluaran
Biaya Produksi
Penyusutan
Total
Laba kotor
Pembayaran Bunga
Pembayaran Bunga Investasi
Pembayaran Bunga Modal Kerja
Laba(Rugi) sebelum Pajak
Thn ke 0
Thn ke 1
77.791.518
Thn ke 2
199.921.932
Thn ke 3
222.135.480
Thn ke 4
222.135.480
Thn ke 5
222.135.480
Thn ke 6
222.135.480
Thn ke 7
222.135.480
Thn ke 8
222.135.480
Thn ke 9
222.135.480
Thn ke 10
222.135.480
Thn ke 11
222.135.480
Thn ke 12
222.135.480
Thn ke 13
222.135.480
Thn ke 14
222.135.480
Thn ke 15
222.135.480
68.869.554
6.041.847
74.911.401
173.885.032
6.041.847
179.926.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
192.461.032
6.041.847
198.502.879
2.880.117
19.995.053
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
6.177.632
11.428.618
10.193.092
8.957.566
7.722.040
6.486.513
5.250.987
4.015.461
2.779.934
1.544.408
308.882
-3.297.515
8.566.435
13.439.509
14.675.035
15.910.561
17.146.088
18.381.614
19.617.140
20.852.667
22.088.193
23.323.719
23.632.601
23.632.601
23.632.601
23.632.601
5.000
7.500
2.539.931
2.552.431
5.000
7.500
4.001.853
4.014.353
5.000
7.500
4.372.511
4.385.011
5.000
7.500
4.743.168
4.755.668
5.000
7.500
5.113.826
5.126.326
5.000
7.500
5.484.484
5.496.984
5.000
7.500
5.855.142
5.867.642
5.000
7.500
6.225.800
6.238.300
5.000
7.500
6.596.458
6.608.958
5.000
7.500
6.967.116
6.979.616
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
5.000
7.500
7.059.780
7.072.280
Pembayaran PPH
penghasilan 0 - 50 juta = 10 %
penghasilan50 - 100 juta = 15 %
di atas 100 juta = 30 %
total
Laba(rugi) Bersih
-3.297.515
6.014.005
9.425.156
10.290.025
11.154.893
12.019.762
12.884.630
13.749.498
14.614.367
15.479.235
16.344.103
16.560.321
16.560.321
16.560.321
16.560.321
Kumulatif Laba(rugi)
-3.297.515
2.716.490
12.141.646
22.431.670
33.586.563
45.606.325
58.490.954
72.240.452
86.854.819
102.334.054
118.678.158
135.238.478
151.798.799
168.359.120
184.919.441
Lampiran 8a Laporan Laba-Rugi Skenario I, Pada Indikator Kenaikan Biaya Produksi 10 % (Rp.000)
A
B
1
2
Uraian
Revenue
Thn ke 0
Thn ke 1
77.791.518
Thn ke 2
199.921.932
Thn ke 3
222.135.480
Thn ke 4
222.135.480
Thn ke 5
222.135.480
Thn ke 6
222.135.480
Thn ke 7
222.135.480
Thn ke 8
222.135.480
Thn ke 9
222.135.480
Thn ke 10
222.135.480
Thn ke 11
222.135.480
Thn ke 12
222.135.480
Thn ke 13
222.135.480
Thn ke 14
222.135.480
Thn ke 15
222.135.480
69.396.676
6.041.847
75.438.523
174.982.467
6.041.847
181.024.314
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
Laba kotor
2.352.995
18.897.618
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
Pembayaran Bunga
Pembayaran Bunga Investasi
Pembayaran Bunga Modal Kerja
Laba(Rugi) sebelum Pajak
2.352.995
18.897.618
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
Pembayaran PPH
penghasilan 0 - 50 juta = 10 %
penghasilan50 - 100 juta = 15 %
di atas 100 juta = 30 %
total
5.000
7.500
675.899
688.399
5.000
7.500
5.639.285
5.651.785
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
Laba(rugi) Bersih
1.664.597
13.245.833
15.750.536
15.750.536
15.750.536
15.750.536
15.750.536
15.750.536
15.750.536
15.750.536
15.750.536
15.750.536
15.750.536
15.750.536
15.750.536
Kumulatif Laba(rugi)
1.664.597
14.910.429
30.660.965
46.411.502
62.162.038
77.912.574
93.663.110
109.413.646
125.164.183
140.914.719
156.665.255
172.415.791
188.166.327
203.916.864
219.667.400
Biaya-biaya Pengeluaran
Biaya Produksi
Penyusutan
Total
Lampiran 8b Laporan Laba-Rugi Skenario II, Pada Indikator Kenaikan Biaya Produksi 10 % (Rp.000)
A
B
1
2
Uraian
Revenue
Biaya-biaya Pengeluaran
Biaya Produksi
Penyusutan
Total
Laba kotor
Pembayaran Bunga
Pembayaran Bunga Investasi
Pembayaran Bunga Modal Kerja
Laba(Rugi) sebelum Pajak
Thn ke 0
Thn ke 1
77.791.518
Thn ke 2
199.921.932
Thn ke 3
222.135.480
Thn ke 4
222.135.480
Thn ke 5
222.135.480
Thn ke 6
222.135.480
Thn ke 7
222.135.480
Thn ke 8
222.135.480
Thn ke 9
222.135.480
Thn ke 10
222.135.480
Thn ke 11
222.135.480
Thn ke 12
222.135.480
Thn ke 13
222.135.480
Thn ke 14
222.135.480
Thn ke 15
222.135.480
69.396.676
6.041.847
75.438.523
174.982.467
6.041.847
181.024.314
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
193.617.867
6.041.847
199.659.714
2.352.995
18.897.618
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
6.177.632
11.428.618
10.193.092
8.957.566
7.722.040
6.486.513
5.250.987
4.015.461
2.779.934
1.544.408
308.882
-3.824.637
7.469.000
12.282.674
13.518.200
14.753.726
15.989.253
17.224.779
18.460.305
19.695.832
20.931.358
22.166.884
22.475.766
22.475.766
22.475.766
22.475.766
5.000
7.500
2.210.700
2.223.200
5.000
7.500
3.654.802
3.667.302
5.000
7.500
4.025.460
4.037.960
5.000
7.500
4.396.118
4.408.618
5.000
7.500
4.766.776
4.779.276
5.000
7.500
5.137.434
5.149.934
5.000
7.500
5.508.092
5.520.592
5.000
7.500
5.878.750
5.891.250
5.000
7.500
6.249.407
6.261.907
5.000
7.500
6.620.065
6.632.565
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
5.000
7.500
6.712.730
6.725.230
Pembayaran PPH
penghasilan 0 - 50 juta = 10 %
penghasilan50 - 100 juta = 15 %
di atas 100 juta = 30 %
total
Laba(rugi) Bersih
-3.824.637
5.245.800
8.615.372
9.480.240
10.345.108
11.209.977
12.074.845
12.939.714
13.804.582
14.669.451
15.534.319
15.750.536
15.750.536
15.750.536
15.750.536
Kumulatif Laba(rugi)
-3.824.637
1.421.163
10.036.535
19.516.775
29.861.883
41.071.860
53.146.705
66.086.419
79.891.001
94.560.452
110.094.771
125.845.307
141.595.843
157.346.379
173.096.916
Lampiran 9a Laporan Laba-Rugi Skenario I, Pada Indikator Penurunan Kapasitas Produksi 10 % (Rp.000
A
B
1
2
Uraian
Revenue
Thn ke 0
Thn ke 1
66.640.644
Thn ke 2
177.708.384
Thn ke 3
199.921.932
Thn ke 4
199.921.932
Thn ke 5
199.921.932
Thn ke 6
199.921.932
Thn ke 7
199.921.932
Thn ke 8
199.921.932
Thn ke 9
199.921.932
Thn ke 10
199.921.932
Thn ke 11
199.921.932
Thn ke 12
199.921.932
Thn ke 13
199.921.932
Thn ke 14
199.921.932
Thn ke 15
199.921.932
59.581.554
6.041.847
65.623.401
155.309.032
6.041.847
161.350.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
Laba kotor
1.017.243
16.357.505
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
Pembayaran Bunga
Pembayaran Bunga Investasi
Pembayaran Bunga Modal Kerja
Laba(Rugi) sebelum Pajak
1.017.243
16.357.505
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
Pembayaran PPH
penghasilan 0 - 50 juta = 10 %
penghasilan50 - 100 juta = 15 %
di atas 100 juta = 30 %
total
5.000
7.500
275.173
287.673
5.000
7.500
4.877.252
4.889.752
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
Laba(rugi) Bersih
729.570
11.467.754
14.014.037
14.014.037
14.014.037
14.014.037
14.014.037
14.014.037
14.014.037
14.014.037
14.014.037
14.014.037
14.014.037
14.014.037
14.014.037
Kumulatif Laba(rugi)
729.570
12.197.324
26.211.361
40.225.398
54.239.435
68.253.472
82.267.509
96.281.546
110.295.583
124.309.620
138.323.658
152.337.695
166.351.732
180.365.769
194.379.806
Biaya-biaya Pengeluaran
Biaya Produksi
Penyusutan
Total
Lampiran 9b Laporan Laba-Rugi Skenario II, Pada Indikator Penurunan Kapasitas Produksi 10 % (Rp.000)
A
B
1
2
Uraian
Revenue
Biaya-biaya Pengeluaran
Biaya Produksi
Penyusutan
Total
Laba kotor
Pembayaran Bunga
Pembayaran Bunga Investasi
Pembayaran Bunga Modal Kerja
Laba(Rugi) sebelum Pajak
Thn ke 0
Thn ke 1
66.640.644
Thn ke 2
177.708.384
Thn ke 3
199.921.932
Thn ke 4
199.921.932
Thn ke 5
199.921.932
Thn ke 6
199.921.932
Thn ke 7
199.921.932
Thn ke 8
199.921.932
Thn ke 9
199.921.932
Thn ke 10
199.921.932
Thn ke 11
199.921.932
Thn ke 12
199.921.932
Thn ke 13
199.921.932
Thn ke 14
199.921.932
Thn ke 15
199.921.932
59.581.554
6.041.847
65.623.401
155.309.032
6.041.847
161.350.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
173.885.032
6.041.847
179.926.879
1.017.243
16.357.505
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
6.177.632
11.428.618
10.193.092
8.957.566
7.722.040
6.486.513
5.250.987
4.015.461
2.779.934
1.544.408
308.882
-5.160.389
4.928.887
9.801.961
11.037.487
12.273.013
13.508.540
14.744.066
15.979.592
17.215.119
18.450.645
19.686.171
19.995.053
19.995.053
19.995.053
19.995.053
5.000
7.500
1.448.666
1.461.166
5.000
7.500
2.910.588
2.923.088
5.000
7.500
3.281.246
3.293.746
5.000
7.500
3.651.904
3.664.404
5.000
7.500
4.022.562
4.035.062
5.000
7.500
4.393.220
4.405.720
5.000
7.500
4.763.878
4.776.378
5.000
7.500
5.134.536
5.147.036
5.000
7.500
5.505.194
5.517.694
5.000
7.500
5.875.851
5.888.351
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
5.000
7.500
5.968.516
5.981.016
Pembayaran PPH
penghasilan 0 - 50 juta = 10 %
penghasilan50 - 100 juta = 15 %
di atas 100 juta = 30 %
total
Laba(rugi) Bersih
-5.160.389
3.467.721
6.878.873
7.743.741
8.608.609
9.473.478
10.338.346
11.203.214
12.068.083
12.932.952
13.797.820
14.014.037
14.014.037
14.014.037
14.014.037
Kumulatif Laba(rugi)
-5.160.389
-1.692.668
5.186.205
12.929.946
21.538.555
31.012.033
41.350.379
52.553.593
64.621.677
77.554.628
91.352.448
105.366.485
119.380.522
133.394.559
147.408.596
Nilai
Pembelian
(Rp.000)
62.937.000
161.838.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
179.820.000
2.382.615.000
Produksi
Harga
Nilai CPO
CPO
CPO/kg (Rp.000)
(ton)
7.938
20.412
22.680
22.680
22.680
22.680
22.680
22.680
22.680
22.680
22.680
22.680
22.680
22.680
22.680
323.190
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
70.338.618
180.870.732
200.967.480
200.967.480
200.967.480
200.967.480
200.967.480
200.967.480
200.967.480
200.967.480
200.967.480
200.967.480
200.967.480
200.967.480
200.967.480
2.863.786.590
Produksi
Harga
Nilai Kernel
Kernel
Kernel/kg (Rp.000)
(ton)
1.521
3.888
4.320
4.320
4.320
4.320
4.320
4.320
4.320
4.320
4.320
4.320
4.320
4.320
4.320
61.569
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
Nilai
Penjualam
(Rp.000)
7.452.900
77.791.518
19.051.200
199.921.932
21.168.000
222.135.480
21.168.000
222.135.480
21.168.000
222.135.480
21.168.000
222.135.480
21.168.000
222.135.480
21.168.000
222.135.480
21.168.000
222.135.480
21.168.000
222.135.480
21.168.000
222.135.480
21.168.000
222.135.480
21.168.000
222.135.480
21.168.000
222.135.480
21.168.000
222.135.480
301.688.100 3.165.474.690
Lampiran 11. Produksi, bahan Baku dan penjualan, Pada Indikator Penurunan Kapasitas Produksi 10 %
Kapasitas Kapasitas Bahan
Tahun Rencana Optimal
baku TBS
(%)
(ton)
(ton)
0
1
60
30
32.400
2
80
30
86.400
3
90
30
97.200
4
90
30
97.200
5
90
30
97.200
6
90
30
97.200
7
90
30
97.200
8
90
30
97.200
9
90
30
97.200
10
90
30
97.200
11
90
30
97.200
12
90
30
97.200
13
90
30
97.200
14
90
30
97.200
15
90
30
97.200
Total
1.382.400
Nilai
Harga
Pembelian
TBS/kg
(Rp.000)
1.665
1.665
1.665
1.665
1.665
1.665
1.665
1.665
1.665
1.665
1.665
1.665
1.665
1.665
1.665
53.946.000
143.856.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
161.838.000
2.301.696.000
Produksi
Harga
Nilai CPO
CPO
CPO/kg (Rp.000)
(ton)
6.804
18.144
20.412
20.412
20.412
20.412
20.412
20.412
20.412
20.412
20.412
20.412
20.412
20.412
20.412
290.304
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
8.861
60.290.244
160.773.984
180.870.732
180.870.732
180.870.732
180.870.732
180.870.732
180.870.732
180.870.732
180.870.732
180.870.732
180.870.732
180.870.732
180.870.732
180.870.732
2.572.383.744
Produksi
Harga
Nilai Kernel
Kernel
Kernel/kg (Rp.000)
(ton)
1.296
3.456
3.888
3.888
3.888
3.888
3.888
3.888
3.888
3.888
3.888
3.888
3.888
3.888
3.888
55.296
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
4.900
Nilai
Penjualam
(Rp.000)
6.350.400
66.640.644
16.934.400
177.708.384
19.051.200
199.921.932
19.051.200
199.921.932
19.051.200
199.921.932
19.051.200
199.921.932
19.051.200
199.921.932
19.051.200
199.921.932
19.051.200
199.921.932
19.051.200
199.921.932
19.051.200
199.921.932
19.051.200
199.921.932
19.051.200
199.921.932
19.051.200
199.921.932
19.051.200
199.921.932
270.950.400 2.843.334.144
1.379.043
778.000
62.937.000
1.036.163
568.227
2.286.900
411.343
69.396.676
1.926.403
1.306.000
161.838.000
2.072.325
1.136.454
5.880.600
822.685
174.982.467
1.926.403
1.306.000
179.820.000
2.072.325
1.136.454
6.534.000
822.685
193.617.867
1.253.675
730.000
53.946.000
941.966
516.570
1.782.000
411.343
59.581.554
1.751.275
1.210.000
143.856.000
1.883.932
1.033.140
4.752.000
822.685
155.309.032
1.751.275
1.210.000
161.838.000
1.883.932
1.033.140
5.346.000
822.685
173.885.032
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
II
a
b
c
Investasi Pabrik
Fruit Bunch Reception Station
Sterilising Station
Threshing Station
Pressing Station
Clarification Station
Oil Despatch Station
Depericarping Station
Kernel Recovery Station
Steam Plant
Power Plant
Raw Water Treatment
Softener Treatment 4000 BOD
Effluent Treatment Plant
Piping. Valve dll
Electrical Work
Work Shop Equipment
Laboratory Equipment
Fire Fighting
Civil Work
Other
Total Investasi Pabrik (kebutuhan lahan sekitar 6 Ha)
Investasi Lainnya
Perumahan
Kendaraan
Jalan
Total Investasi Lain (kebutuhan lahan sekitar 4 Ha)
Total Investasi Fisik
Nilai
4.520.434
2.789.722
3.122.768
3.972.660
3.905.563
2.616.214
1.273.652
4.447.262
10.635.426
3.648.763
1.824.523
1.752.378
1.453.549
2.692.436
3.116.142
462.975
383.402
505.858
18.209.842
4.023.677
75.357.246
2.850.000
3.561.000
600.175
7.011.175
82.368.421
Biaya/ Unit
(Rp.000)
A
1
2
3
Kendaraan Staff
Mini bus/ Jepp
Pick Up
Sepeda Motor
Total
B
Kendaraan CPO dan PKO
1 Tanker Truck
2 Standart Truck
Total
C
Alat Berat
1 Loader
Total
Total A+B+C
Kebutuhan
Kebutuhan
Biaya
Biaya
200.000
125.000
17.000
2
1
8
400.000
125.000
136.000
661.000
350.000
150.000
4
2
1.400.000
300.000
1.700.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
3.561.000
18
harga/ Unit
(Rp.000)
Perumahan untuk:
1 Manajer(120 m2)
Total
Kebutuhan
Biaya
250.000
250.000
200.000
200.000
3 KTU(70 m2)
4 Kepala Departement (60 m2)
150.000
100.000
1
4
150.000
400.000
300.000
600.000
125.000
10
1.250.000
6 Gudang(450 m )
2.850.000
223.730
101.810
Kebutuhan
Total
2 km
1,5 km
447.460
152.715
600.175
Uraian
Kontruksi Jalan
Cut and Fill
Perataan
Pemadatan I
Ketbalan (12 cm)
Stock Piling
Penghamparan
Pemadatan II
Material
Krikil
Gorong-gorong @ 60 cm
Biaya pembuatan jalan untuk per 100 m
Biaya pembuatan jalan untuk per 1 km
Kebutuhan
(m3)
Biaya
per
Unit(Rp.000)
Total
(Rp.000)
5,5
1,05
1,25
468
233
161
2.574
245
201
1,13
1,13
1,76
468
468
161
529
529
283
80
1,8
200
1.118
16.000
2.012
22.373
223.730
Uraian
Ketebalan (15 cm)
Stock Piling
Penghamparan
Pemadatan
Material
Krikil
Biaya pembuatan jalan untuk per 100 m
Biaya pembuatan jalan untuk per 1 km
Kebutuhan
(M3)
Biaya
per Unit(RP.000)
Total
Rp.000)
0,83
0,83
2,5
468
468
161
389
389
403
45
200
9.000
10181
101.810
Total
Kebutuhan
Biaya
Biaya
Pemeliharaan
per bulan
Biaya operasional
per bulan
dan Pemeliharaan
per tahun
A
1
2
3
2
1
8
11
6
6
6
18
500
500
125
1125
6,000
3,000
6,000
15,000
28
28
28
84
6
6
1
13
336
168
224
728
1,268
634
1,245
3,147
7,604
3,802
7,469
18,875
91,248
45,624
89628
226,500
B
1
2
4
2
6
17
6
6
12
30
1500
1500
3000
4125
36,000
18,000
54,000
69,000
28
28
56
140
12
12
24
37
1,344
672
2,016
2,744
7,469
3,735
11,204
14,351
44,813
22,407
67,220
86,095
537,756
268,884
806,640
1,033,140
Nilai Aset
2.850.000
3.561.000
600.175
75.357.246
Rate
Umur
Pakai
5%
10%
10%
20
10
10
15
Lampiran 15b. Biaya Bahan Pembantu Proses Produksi (Per Ton TBS)
Uraian
a
b
c
d
Jumlah
24.000
19.000
8.000
4.000
55.000
Uraian
Telp, Fax dan Mail
Air dan Listrik
Alat-alat kantor
Photo copy dan Printing
Buku-buku, Koran dan Majalah
Pemeliharaan Peralatan kantor
Perijinan dan lain-lain
Pelatihan dan Seminar
Perjalanan Dinas
Sumbangan sumbangan
General Supplier
Biaya perolehan HGU
Total
Rp.000/ Bulan
9.500
11.500
2.500
1.500
500
1.500
5.000
13.000
25.000
5.000
5.000
Rp.000/Tahun
114.000
138.000
30.000
18.000
6.000
18.000
60.000
156.000
300.000
60.000
60.000
250.000
80.000
1.210.000
Uraian
Direksi
Jlh
Gaji/org/bln
Thr/org/thn
12,000
12,000
Thn ke 0
156,000
Thn ke 2 s/d 15
Director
Operation Director
10,500
10,500
136,500
136,500
136,500
Commercial Director
10,500
10,500
136,500
136,500
136,500
Accounting Staff
1550
1550
20,150
20,150
20,150
Receptionis
975
975
12,675
12,675
12,675
Office Boy
450
450
5,850
5,850
5,850
total
467,675
467,675
467,675
156,000
Thn ke 1
156,000
Managenment Pabrik
1
Manager
9,750
9,750
126,750
126,750
Asistannt Manager
5,250
5,250
68,250
68,250
Chief Administration
2,275
2,275
29,575
29,575
Head Departement
3,250
3,250
91,000
169,000
Total
315,575
393,575
1,375
19,250
35,750
Karyawan
1
Foreman Processing
Ramp Top
825
825
11,550
21,450
Ramp Button
825
825
11,550
21,450
Sterillizer Operator
550
550
7,700
14,300
Sterillizer Attendant
550
550
7,700
14,300
Cage Hendling
750
750
21,000
39,000
Press Station
475
475
13,300
24,700
Clarification Operator
550
550
15,400
28,600
Kernel station
550
550
15,400
28,600
10
700
700
9,800
18,200
11
1,375
1,375
19,250
35,750
12
700
700
9,800
18,200
13
600
600
8,400
15,600
14
1,375
1,375
19,250
35,750
15
Boiler House
500
500
14,000
30,000
16
700
700
19,600
42,000
17
500
500
3,500
6,500
18
500
500
3,500
6,500
19
600
600
8,400
15,600
238,350
452,250
Total
48
1,375
Uraian
kantor Pabrik
Bookkeeping Clerk/ Cashier
925
6,475
Thn ke 2 s/d 15
12,025
700
700
4,900
9,100
700
700
9,800
18,200
875
875
6,125
11,375
Bulking Clerk
600
600
4,200
7,800
Computer Operator
650
650
4,550
8,450
Weighbridge Operator
700
700
9,800
18,200
Office Boy
450
450
3,150
5,850
10
5600
5600
49,000
91,000
825
825
5,775
10,725
Staff
12
700
700
58,800
109,200
Total
13
64,575
119,925
Scurity
Laboratorium
Laboratory analist
1,825
1,825
21,900
47,450
Sample Boy
875
875
12,250
22,750
Sorter
700
700
4,900
9,100
600
600
25,200
46,800
64,250
126,100
11
Driver
Driver Director/Manager
Truck Driver
Pick Up Driver
Total
Thn ke 1
Total
925
Thn ke 0
FFB Grading
THR/Org/Thn
Commander
Gaji/Org/Bln
Production Clerk
Total
E
Jlh
775
775
10,075
10,075
12
600
600
50,400
93,600
600
600
4,200
7,800
64,675
111,475
14
10,075
10,075
Workshop
Foreman Maintenace
1950
1950
13,650
25,350
Grade 1 Filter
975
975
13,650
25,350
Grade 2 Filter
700
700
9,800
18,200
Maintenance Clerk
650
650
Total
4,550
8,450
41,650
77,350
Pekerja Lainya
Tukan Kebun
450
450
6,300
11,700
Pelayan
450
450
6,300
11,700
Total
12,600
23,400
Total C+D+E+G+H+I
106
10,075
470,425
890,025
Total A+B+C+D+E+G+H+I
119
477,750
1,253,675
1,751,275
Tingkat
Bunga
Per Semester
7.50%
7.50%
15.00%
Penarikan Kredit
Angsuran Pokok
Saldo Akhir
Skenario II
Skenario II
Skenario II
41.184.211
41.184.210
82.368.421
Pembayaran
Bunga
Skenario II
41.184.211
82.368.421
7.50%
7.50%
15.00%
4.118.421
4.118.421
7.50%
7.50%
15.00%
4.118.421
4.118.421
8.236.842
74.131.579
70.013.158
5.868.750
5.559.868
11.428.618
7.50%
7.50%
15.00%
4.118.421
4.118.421
8.236.842
65.894.737
61.776.316
5.250.987
4.942.105
10.193.092
7.50%
7.50%
15.00%
4.118.421
4.118.421
8.236.842
57.657.895
53.539.474
4.633.224
4.324.342
8.957.566
7.50%
7.50%
15.00%
4.118.421
4.118.421
8.236.842
49.421.053
45.302.632
4.015.461
3.706.579
7.722.040
7.50%
7.50%
15.00%
4.118.421
4.118.421
8.236.842
41.184.211
37.065.790
3.397.697
3.088.816
6.486.513
7.50%
7.50%
15.00%
4.118.421
4.118.421
8.236.842
32.947.369
28.828.948
2.779.934
2.471.053
5.250.987
7.50%
7.50%
15.00%
4.118.421
4.118.421
8.236.842
24.710.527
20.592.106
2.162.171
1.853.290
4.015.461
7.50%
7.50%
15.00%
4.118.421
4.118.421
8.236.842
16.473.685
12.355.264
1.544.408
1.235.526
2.779.934
7.50%
7.50%
15.00%
4.118.421
4.118.421
8.236.842
8.236.843
4.118.422
926.645
617.763
1.544.408
7.50%
7.50%
15.00%
4.118.421
308.882
4.118.421
82.368.421
78.250.000
6.177.632
6.177.632
308.882
Kecamatan
1
2
Muara Batu
Sawang
Dewantara
50
50
Nisam
310
229
37
Kuta Makmur
289
1105
Syamtalira Bayu
152
970
7
8
Samudera
Meurah Mulia
13
TBM
606
Produksi
(ton)
Produktifitas
(Ton/Ha)
Pekebun
(KK)
4645
16.53
755
47
576
3618
15.80
358
35
1429
18958
17.16
1073
12
1134
15861
16.35
720
185
199
2881
15.57
107
281
Jumlah
19
906
9
10
Tanah Pasir
Tanah luas
100
272
380
4261
15.67
293
11
12
Syamtalira Aron
Matang Kuli
107
103
550
760
1707
16.57
510
13
Lkokseukon
280
3852
168
4300
64305
16.69
2270
14
15
Baktiya
Seunuddon
121
-
622
-
11
-
754
-
10305
-
16.57
-
499
-
16
17
330
29
1037
210
1934
5
3301
244
17642
3475
17.01
16.55
1719
140
18
19
Langkahan
Baktiya Barat
200
-
141
97
10
3
351
100
2333
1604
16.55
16.54
363
62
20
Paya Bakong
12
19
192
16.00
23
21
Nibong
17
19
181
10.65
31
22
Simpang Kramat
16.53
Jumlah
105
195
12
312
3224
2692
9328
2814
14834
155192
191
9161
Luas
(Ha)
Letak Tanah
Tahapan proses
Sawang
Nisam
Baktia
Lhokseukon
Tanah Luas
meurah Mulia
meurah Mulia
Tanah Luas
Matang Kuli
Izin lokasi
40421-3/01/1994
Izin lokasi
40421-3/09/1994
Izin lokasi
40421-3/10/P/1997
Izin lokasi
40421-3/15/1994
HGU
3/HGU/BPN/175-1995
Izin lokasi
40421-3/21/P/1995
HGU
3/HGU/BPN/1996-1997
Izin lokasi
40421-3/07/1996
HGU
9/HGU/DA/1986
HGU
41/HGU/DA/1988
HGU
16/HGU/DA/1981
Izin lokasi
40421-3/06/P/1997
3000
2500
760
10000
50
8126
Syamtalira Bayu
10
1447
Syamtalira Bayu
11
1913
Syamtalira Bayu
12
5000
13
200
Sawang
Nisam
Kuta Makmur
Syamtalira Bayu
Matang Kuli
14
200
Meurah Mulia
15
PT. Molimas
200
Meurah Mulia
16
200
Tanah Luas
17
PT. Molimas
200
Lhokseukon
18
100
Sawang
19
Yayasan Rudi
200
Nisam
3
4
5
6
600
200
200
Izin lokasi
40421-3/04/1996
HGU
8/HGU/BPN/1996-1997
HGU
9/HGU/BPN/1996-1997
HGU
7/HGU/BPN/1996-1997
HGU
7/HGU/BPN/1997-1998
Izin lokasi
40421-3/05/1997
Izin lokasi
40421-3/11/P/1997
Perkembangan
Lapangan
Tanaman Kakou
(berakhir)
Kelapa sawit
(pembatalan)
Kelapa sawit
(berakhir)
Kelapa sawit
(pembatalan)
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Lampiran 20 Lanjuran
No Nama Perusahaan
20
Luas
(Ha)
Letak Tanah
Tahapan proses
Izin lokasi
40421-3/12/P/1997
Izin lokasi
40421-3/12/P/1997
Izin lokasi
40421-3/17/1997
Izin lokasi
40421-3/1/1998
Izin lokasi
40421-3/2/1998
Izin lokasi
40421-3/4/1998
Izin lokasi
40421-3/5/1998
Izin lokasi
40421-3/15/1998
Izin lokasi
40421-3/7/1998
Izin lokasi
40421-3/16/1998
HGU
53/HGU/BPN/89
HGU
33/HGU/BPN/96
HGU
74/HGU/DA/76
HGU
6/HGU/BPN/96
HGU
14/HGU/DA/1985
200
Nisam
21
Yayasan Darunnadewan
Kahlatul arfama
Kopotren Rudyah
165
Nisam
22
200
23
PT. Marindo
200
24
174
Lhokseukon
Baktia
Kuta Makmur
200
Baktia
25
26
27
1700
700
28
Lhokseukon
65
Meurah Mulia
29
650
30
652
31
Meurah Mulia
Matang Kuli
Kuta Makmur
1737
Syamtalira Bayu
32
PT. Bapco
1124
Matang Kuli
33
PTPN I
7506
Lhokseukon
34
PT. Blang
Ara Company
5.151
Matang Kuli
Lhokseukon
Perkembangan
Lapangan
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kelapa sawit
Kakao
Kelapa sawit
Pedagang
Perkebunan
Rakyat
PKS
KPB
Agen LN
KUD
Luar
Negeri
Agen Lokal
Perkebunan
Besar
Dalam
Negeri