Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

ANALISIS KEPEMIMPINAN DALAM INDUSTRI MIE INSTAN

Disusun Oleh :
Intan Elvina (12521166)
Rizqia Putri Zakka (12521180)
Ida Mustaghfiroh (12521115)
Feni Utari (12521023)
Fajhrul Muhajirin (12521181)
Rizky Ayu Nurmansyah (12521205)
Fitriana Rosida (12521033)
Muhammad Akbar Ghufron (12521012)
Nova Arina Silfiyah (13521020)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2014

Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb.
Bismillahirrohmanirrohim

Mie instan, makanan yang sudah sangat tidak asing lagi dilidah kita, bahkan juga bagi
hampir seluruh orang di dunia. Keberadaan mie instan bagi orang Indonesia sudah
seperti makanan pengganti nasi. Terutama bagi para Mahasiswa, mie instan bisa jadi
adalah makanan pokok mereka.
Dibalik kepraktisan yang ditawarkan mie instan ternyata tersimpan banyak cerita,
mulai dari bahan bakunya, proses pembuatan, pengemasan, pemasaran, hingga halal
tidaknya mie instan tersebut. Hal inilah yang berusaha kami tunjukkan kepada para
pembaca yang pasti sudah pernah merasakan mie instan.
Alhamdulillahirobbilalamin laporan Analisis Kepemimpinan Dalam Industri Mie
Instan ini dapat terselesaikan tepat waktu. Dalam laporan ini terdapat pembahasan
mengenai proses pembuatan mie instan, keamanan mengkonsumsi mie instan,
pengaruhnya bagi kesehatan, pandangan Islam terhadap mie instan, pengaruh mie
instan dalam perekonomian nasional, akibat social yang ditimbulkan dengan adanya
pergeseran pola makan kepada mie instan, serta dampaknya terhadap lingkungan.
Selain hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi mie instan, di dalam laporan ini
juga di jelaskan mengenai manajemen industry produsen mie instan.
Laporan ini kami tujukan kepada dosen Studi Kepemimpinan Islam kami, Ir.
Dulmalik, M.M. sebagai jawaban dari tugas yang diberikan kepada kami apada awal
Semester V Tahun Ajaran 2014/2015.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu baik melalui
support hingga fasilitasnya yang diberikan kepada kami. Diantaranya adalah para
Analisis Kelayakan Mie Instan

orang tua kami, teman-teman dan juga Perpustakaan Pusat Universitas Islam
Indonesia atas fasilitasnya yang menyediakan berbagai macam referensi kami dalam
menyusun laporan ini.
Sekian yang dapat kami persembahkan. Semoga apa yang menjadi bahasan kami
dalam laporan ini dapat bermanfaat dan menambah khazanah para pembaca. Dan
dengan senang hati kami menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wabillahi Taufiq Wal Hidayah


Wassalamualaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 11 November 2014


Penulis

Daftar Isi

Analisis Kelayakan Mie Instan

Halaman Judul ..................................................................................................................1


Kata Pengantar...................................................................................................................2
Daftar Isi ...........................................................................................................................4
Daftar Tabel ......................................................................................................................6
BAB I. Pendahuluan .........................................................................................................7
A.Latar Belakang..................................................................................................7
B.Rumusan Masalah.............................................................................................7
C.Pendekatan .......................................................................................................8
D.Tujuan Analisis..................................................................................................9
BAB II. Pembahasan........................................................................................................10

A. Manajemen Dalam Industri Mie Instan....................................................10


B. Amanah......................................................................................................16
C.Proses Produksi Mie Instan....................................................................16
D.Pengaruh Mie Instan Bagi Kesehatan....................................................21
E.Kandungan Nipagin Pada Kecap Mie Instan..........................................24
F.Perekonomian Mie Instan.......................................................................25
G.Dampak Sosial yang Ditimbulkan Dari Konsumsi Mie Instan..............26
H.Mie Instan di Mata Islam.......................................................................27
I.Dampak dari Produksi dan Packing Mie Instan Terhadap Lingkungan. .31
BAB III. Penutup...................................................................................................34
A.Kesimpulan............................................................................................34
B.Saran.......................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................37

Analisis Kelayakan Mie Instan

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisikimia tepung terigu


per 100 gram bahan..................................................................................................9
Tabel 2. Komposisi Kimia Tepung Tapioka
(per 100 gram bahan).............................................................................................10
Tabel 3. Nilai Gizi Mie Instan dengan Takaran Saji 75 g......................................14

Analisis Kelayakan Mie Instan

Tabel 4. Effluent sesuai dengan baku mutu


Kepmen LH no 51 Tahun 1995..............................................................................24

BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, gaya hidup masyarakat mulai bergeser. Pergeseran ini dapat
dilihat dari segala sesuatu dituntut serba cepat dan praktis. Banyak kebutuhan yang diubah
menjadi serba instan, salah satunya adalah makanan. Fenomena ini membuat industri makanan
terutama di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dan masih berpotensi untuk
berkembang lagi. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) mencatat,
pertumbuhan omset industri makanan dan minuman dari tahun ke tahun telah mengalami
peningkatan yang signifikan (Omset Industri Makanan dan minuman Capai Rp 710 Triliun,
2012, para. 1). Dari fenomena di atas industri baru mulai tumbuh yaitu fast food atau lebih
Analisis Kelayakan Mie Instan

dikenal dengan sebutan makanan instan. Salah satu makanan instan yang paling digemari oleh
masyarakat adalah mie instan.
Mie instan adalah salah satu produk makanan berupa mie yang sudah dimasak terlebih
dahulu, dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan
menambahkan air panas dan bumbu-bumbu yang sudah ada dalam paketnya. (Wikipedia)
Mie instan pertama kali dibuat oleh Mamofuku Ando pada tahun 1958, yang kemudian
mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mie instan pertama di dunia Chicken
Ramen. Berbagai inovasi produk mie instan-pun berkembang, baik dari segi rasa hingga
packaging, seperti yang kita kenal saat ini.
Sebagai salah satu produk substitusi dari nasi, mie instan menjadi salah satu kebutuhan
bagi keluarga. Permintaan mie instan di pasar domestik yang mencapai rata-rata 18,6% per tahun
selama 5 tahun terakhir, membuat tingginya industri mie instan di Indonesia.

Tingginya

permintaan akan bahan baku tepung terigu membuat industry mie instan diprediksi akan semakin
maju. Apabila permintaan terigu terus meningkat tentunya berdampak dengan kenaikan tingkat
produksi mie instant pula.
Banyaknya pesaing dalam pasar mie instan ini, menimbulkan tantangan dalam
pengelolaan dan pengembangan perusahaan. Salah satu cara untuk dapat bertahan bahkan
berkembang dalam pasar mie instant adalah dengan inovasi. Inovasi yang dilakukan oleh
perusahaan adalah untuk menjaga kualitas produk. Salah satu cara untuk menjaga kualitas
produk adalah dengan mengoptimalisasikan semua sumber daya. Sumber daya manusia menjadi
lini yang perlu diperhatikan, karena dengan adanya sumber daya manusia yang baik maka akan
semakin baik dan optimal kinerja dari perusahaan itu. Pengoptimalisasikan kapasitas dan kualitas
sumber daya manusia bisa dicapai dengan pengelolaan sumber daya manusia. Pengelolaan
sumber daya manusia yang efektif dan efisien menjadi tujuan utama.
Untuk itu diperlukan system manajemen yang baik dan benar dalam suatu industry,
dalam hal ini industry mie instan, agar hasil yang dapat dicapai perusahaan adalah hasil yang
maksimal dan kepuasan konsumen terhadap produk mie instan dapat terjamin.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen yang dijalankan di dalam insudtri mie instan ?
2. Apakah manajemen yang dijalankan sudah sesuai dengan amanah yang diemban oleh
industry mie instan ?
3. Bagaimanakah proses produksi mie instan ?
4. Bagaimanakah pengaruh mie instan bagi kesehatan ?
Analisis Kelayakan Mie Instan

5. Amankah pengkonsumsian mie instan ditinjau dari kandungan Nipagin yang terdapat
pada kecap mie instan ?
6. Bagaimana pengaruh mie instan terhadap perekonomian yang ditinjau dari sisi
konsumen, produsen, hingga devisanya bagi negara ?
7. Apa dampak social yang ditimbulkan terhadap pengkonsumsian mie instan ?
8. Bagaimana pandangan Islam terhadap mie instan ?
9. Bagaiamana dampak yang ditimbulkan dari produksi dan packaging mie instan
terhadap lingkungan ?
C. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam menyusun laporan ini adalah pendekatan LIKKETS,
yaitu lingkungan, Islam, kesehatan, keamanan, ekonomi, teknologi, sains, dan social.
1. Pendekatan manajemen digunakan untuk mengetahui system kepemimpinan yang
diterapkan pada perusahaan produsen mie instan.
2. Pendekatan amanah di gunakan untuk mengetahui keseeuaian antara yang dikerjakan
atau yang dilakukan oleh perusahaan dengan tanggung jawab yang diemban
perusahaan.
3. Pendekatan lingkungan digunakan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari
produksi dan packaging mie instan.
4. Pendekatan Islam digunakan untuk mengetahui kualitas mie instan dengan indicator
halal atau haram.
5. Pendekatan kesehatan digunakan untuk mengetahui pengaruh konsumsi dari mie
instan.
6. Pendekatan keamanan digunakan untuk mengetahui
7. Pendekatan ekonomi digunakan untuk menjelaskan pengaruh keberadaan perusahaanperusahaan mie instan dalam meningkatkan jumlah tenaga kerja.
8. Pendekatan teknologi dan sains digunakan untuk mengetahui proses produksi mie
instan.
9. Pendekatan social digunakan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari
pengkonsumsian mie instan.
D. Tujuan analisis
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui system kepemimpinan pada
perusahaan mie instan serta mengetahui kelayakan mie instan sebagai bahan konsumsi
yang ditinjau dari segi lingkungan, Islam, kesehatan, keamanan, ekonomi, teknologi,
sains, dan social. Dengan adanya analisis ini, maka diharapkan akan memberikan
Analisis Kelayakan Mie Instan

informasi tambahan bagi para konsumen mie instan dan menjadi parameter layak
tidaknya mie instan.

BAB II
Pembahasan
A. Manajemen Dalam Industri Mie Instan
Manajemen menjadi sangat penting artinya dari segala aspek kehidupan. Karena itu
manajemen menjadi icon yang urgen baik secara individual maupun secara kelompok. Para
ilmuan bermacam-macam dalam mendefinisikan manajemen walaupun esensinya bermuara para
satu titik temu.
Pengertian manajemen yang paling sederhana adalah seni memperoleh hasil melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain. Menurut John D Millet, manajemen ialah
suatu proses pengarahan & pemberian fasilitas kerja kepada orang-orang yang telah diorganisasi
dalam kelompok-kelompok formal yang mencapai tujuan yang diharapkan. James F. Stoner,
berpendapat bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan para anggota dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Menurut George R. Terry bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang
ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan orang lain.
Dari beberapa definisi tersebut bisa dipetakan kepada tiga hal, yaitu; Pertama, manajemen
sebagai ilmu pengetahuan bahwa manajemen memerlukan ilmu pengetahuan. Kedua, manajemen
sebagai seni dimana manajer harus memiliki seni atau keterampilan memanej. Ketiga,
manajemen sebagai profesi, bahwa manajer yang profesiaonal yang bisa memanej secara efektif
dan efesien.
Dalam konteks Islam, manajemen disebut juga sebagai Al-Idarah yaitu mengetahui kemana
yang dituju, kesukaran apa yang harus dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan, dan
bagaimana mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan
Analisis Kelayakan Mie Instan

waktu dalam proses mengerjakannya. Dari pengertian tersebut manajemen merupakan kegiatan,
proses dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan akhir secara maksimal dengan bekerja sama
sesuai jobnya masing-masing. Maka kebersamaan dan tujuan akhirlah yang menjadi fokus
utama.
Industry mie instan sebagai suatu organisasi memiliki manajemen kepemimpinan yang
susunannya terdapat dalam struktur organisasi perusahaan. Setiap perusahaan tentunya memiliki
strategi masing-masing dalam menentukan struktur organisasi. Dengan adanya struktur
organisasi ini diaharapkan setiap bagian dalam struktur tersebut dapat menjalankan fungsinya
atau job descriptionnya secara optimal. Pelaksanaan fungsi dari masing-masing bagian struktur
inilah yang akan menentukan hasil pencapaian suatu perusahaan atau industry.

Gambar 1. Contoh Struktur Organisasi Perusahaan Mie Instan di Indonesia


Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur
organisasi sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai berikut:
1. Manajer Umum (General Manager)

Analisis Kelayakan Mie Instan

10

Manejer utama mempunyai wewenang tertinggi perusahaan yang bertanggung jawab atas
berlangsungnya segala kegiatan perusahaan meliputi memimpin mengatur, membimbing dan
mengarahkan organisasi perusahaan, dimana kegiatan tersebut untuk mencapai prestasi yang
tinggi dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan jaminan sistem mutu yang selalu
terjaga dan dilaksanakan secara konsisten.
2. Manajer Pabrik (Factory Manager)
Manajer pabrik bertugas dan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi
kegiatan yang berhubungan dengan produksi dan mengambil tindakan untuk kelancaran jalannya
proses produksi. Selain itu manajer pabrik memiliki tugas dan tanggung jawab: (1)
Merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan manufacturing yang
meliputi PPIC, produksi, teknik purchasing dan gudang untuk memperlancar proses pencapaian
sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. (2) meningkatkan usaha dalam
bidang peningkatan mutu produk, produktifitas kerja dan pengendalian biaya operasional secara
kontinu. (3) Mengatur dan mengendalikan proses manufacturing sesuai dengan standar yang
ditentukan.
3. Supervisor Produksi (Production Supervisor)
Supervisor produksi bertugas menyempurnakan organisasi, prosedur dan sistem kerja
guna pencapaian dalam semua aspek. Menyediakan kebutuhan sarana dan fasilitas kerja sesuai
dengan persyaratan.
4. Manajer Teknik (Manager Technical)
Bertugas merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan teknik sehingga
dapat menjamin kelancaran operasional mesin produksi dan sarana penunjang. Membuat
perencanaan kerja yang diselaraskan dengan tujuan manajemen khususnya dalam kegiatan yang
menyangkut teknik. Menjaga pelaksanaan perawatan dan perbaikan mesin.

Analisis Kelayakan Mie Instan

11

5. Manajer Gudang (Warehouse Manager)


Manajer gudang bertugas merencanakan dan mengendalikan kegiatan pergudangan,
sehingga tercapai tujuan utamanya, diantaranya keamanan, keakurasian jumlah dan kebutuhan
barang yang dikelola, dengan melaksanakan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan
manajemen. Menerapkan prosedur kerja, termasuk syarat-syarat, keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) untuk menjaga dan memelihara semua aset perusahaan berupa aset tetap atau aset
tidak tetap. Menjaga kelancaran dan pelaksanaan semua kegiatan arus transaksi barang melalui
penentuan tata letak gudang serta penunjang tenaga pelaksana, agar tercapai pemanfaatan
fasilitas dan optimalisasi tenaga kerja.
6. Supervisor PPIC
Supervisor ini bertugas merencanakan jadwal produksi dan mengendalikan pengadaan
bahan baku (Raw Material)/RM dan barang jadi (Finish Good)/FG. Merencanakan kedatangan
RM untuk menunjang kelancaran proses produksi sesuai jadwal yang telah dibuat. Membuat
jadwal produksi berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO) yang diterima. Memantau tingkat
persediaan dari gudang RM maupun FG sehingga standard dan persediaan penyangga tetap
terjaga.
7. Manajer Pengembangan dan Pengawasan Mutu Produk (Branch Process Development
and Quality Manager)
Manajer PDQC bertugas dan bertanggung jawab dalam memeriksa bahan baku, bahan
tambahan, produk jadi, dan bahan pengemas. Mengawasi analisa kualitas produksi, bertanggung
jawab atas kelengkapan laboratorium untuk analisa dan pengembangan produk. Selain itu
BPDQC bertugas dan bertanggung jawab: (1) Mengendalikan semua kegiatan departemen PDQC
dalam aspek proses pengendalian mutu untuk menjamin kelangsungan aktifitas perusahaan. (2)
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan GLP dan Kalibrasi di laboratorium serta GNP dan
HACCP diproses produksi. (3) Mengendalikan semua kegiatan pengendalian mutu pada proses
awal pengawasan mutu dan hasil pengawasan serta pengembangan produk. (4) Mengatur dan
Analisis Kelayakan Mie Instan

12

merencanakan kerja, kebutuhan kerja tenaga kerja, alat bantu dan fasilitas kerja selama masih
dalam batas-batas standar baku yang diselaraskan dengan rencana manajemen. (5)
Menilai/mengevaluasi kerja staff departemen PDQC.
8. Supervisor Pengawasan Mutu Proses (Quality Control Process Spv)
Supervisor pengawasan mutu proses bertugas membantu BPDQC dalam hal sistem
pengendalian mutu proses produksi. Memantau & mengendalikan kualitas proses produksi dan
produk jadi, sesuai standar mutu yang ditetapkan. Memantau pekerjaan QC Process Spv &
bagian administrasi. Melakuaka perbaikan mutu dan cost peralatan untuk kebutuhan analisis.
9. Supervisor Pengawasan Mutu Bahan Baku/Produk Jadi (Quality control Raw
Material/Finished Good Spv)
Supervisor pengawasan mutu bahan baku/produk jadi bertugas membantu BPDQC dalam
hal pengendalian mutu RM & FG serta pengembangan proses produksi. Melakukan pengawasan
secara langsung terhadap proses Incoming Quality Control (IQC), Outgoing Quality Control
(OQC) yang meliputi koordinasi QC Field RM & FG serta pelaksanaan penerbitan hasil analisa
IQC dan OQC sehingga aktivitas kerja bisa berjalan lancar. Melakukan koordinasi tugas IQ RM
& FG, OQC RM & FG serta mengembangkan proses. Menjaga kelancaran tugas penerimaan
RM/FG dan OQC RM/FG. Mengawasi pelaksaan GMP HACCP dan SOP pada pergudangan.
Mewakili BPDQC jika tidak ada. Memantau, mengevaluasi standar mutu yang telah ditetapkan.
10. Manajer Keuangan (Finance and Accounting Manager)
Manajer keuangan bertugas dan bertanggung jawab merencanakan, menyiapkan budget
dan planning (AOP) untuk menentukan tujuan yang harus dicapai. Memonitor kegiatan
operasional dalam hal aspek financial supaya sejalan dengan AOP. Menandatangani bank
instrument (Cek, transfer bank) sesuai dengan batasan yang ditetapkan perusahaan. Verifikasi
setiaap pengeluaran biaya ataupun pembelian aset dan penggunaan dana lainnya sesuai dengan
batasan yang ditetapkan oleh perusahaan. Menetapkan pelasanaan sistem dan prosedur yang
berkaitan dengan keuangan.
Analisis Kelayakan Mie Instan

13

11. Manajer Personalia (Branch Personnerl Manager)


Manajer personalia memiliki fungsi merencanakan, mengkordinir, mengarahkan dan
mengendalikan kegiatan kepersonaliaan yang meliputi hubungan industrial, administrasi
kepegawaian, keamanan, kehumasan, dan pelayanan umum untuk mendukung proses pencapain
tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu manajer personalia
memiliki tugas dan tanggung jawab menciptakan hubungan industrial yang harmonis untuk
mencapai ketenangan industrial (ketenangan kerja dan ketenangan usaha) dilingkungan
perusahaan. Menyelenggarakan syarat-syarat dan kondisi kerja dalam rangka mewujudkan hak
dan kewajiban karyawan dan administrasi kepegawaian secara tepat sebagai syarat untuk
meningktkan produktifitas kerja yang optimal. Memberikan dukungan dan pelayanan kepada
seluruh pihak agar dapat mencapai standar kerja secara optimal. Membuat analisa pengembangan
organisasi secara berkala dan secara aktif ikut mendukung kegiatan-kegiatan pengembangan
mutu/Total Quality Management (TQM). Turut serta melaksanakan program HACCP (Hazard
Analysis Critical Control Point).
12. Manajer Pemasaran (Areaa Sales and Promotion Manager)
Manajer pemasaran memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir distribusi
produk ke daerah pemasaran, melakukan tugas penjualan dan permintaan produk, menyiapkan
rencana penjualan dan permintaan produk, merencanakan dan membuat rancangan promosi, serta
membuat rencana penjualan dan permintaan produk.
13. Purcashing Office
Purchasing memiliki tugas dan wewenang dalam menetapkan dan memelihara prosedur
pembelian untuk mengendalikan aktifitas pembelian, mengesahkan dokumen pembelian sebelum
dokumen dikirim ke pemasok dan memilih serta mengevaluasi pemasok yang telah ditetapkan.

Analisis Kelayakan Mie Instan

14

B. Amanah
Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun
sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syari,
amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Itulah makna yang
terkandung dalam firman Allah swt.: Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk
menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di
antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil. (An-Nisa: 58)
Terdapat beberapa macam amanah, dan amanah dalam menjalankan tugas termasuk ke
dalam amanah yang menjadi bukti keindahan Islam. Setiap muslim mendapat amanah untuk
menampilkan kebaikan dan kebenaran Islam dalam dirinya. Rasulullah saw. bersabda:
Barangsiapa yang menggariskan sunnah yang baik maka dia mendapatkan pahalanya dan
pahala orang-orang rang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.
Sebaik atau sestrategis apapun manajemen suatu perusahaan tidak akan menghasilkan
hasil yang optimal bagi perusahaan tersebut apabila para pelaku didalamnya tidak amanah dalam
menjalankan setiap tugas yang diberikan. Begitu pula pada perusahaan mie instan. Struktur
organisasi pada perusahaan mie instan seperti yang dicontohkan diatas akan memberikan hasil
optimal apabila orang-orang yang bekerja didalamnya melaksanakan pekerjaan sesuia dengan
yang ditugaskan.
C. Proses Produksi Mie Instan
Proses pembuatan mie instan meliputi persiapan bahan baku, pencampuran adonan,
pengadukan, pelempengan, pencetakan, pengukusan, pemotongan, penggorengan, pendinginan,
dan pengemasan.Pada proses tersebut tidak dimungkinkan adanya cemaran terhadap
mikrobiologi produk baik oleh lingkungan, pekerja, maupun alat yang digunakan.
1. Persiapan Bahan Baku
a. Tepung terigu
Bahan baku utama dalam pembuatan mie instan adalah tepung terigu, tepung
tapioka dan air. Tepung terigu berasal dari gandum, dimana pada umunya gandum
Analisis Kelayakan Mie Instan

15

diklasifikasikan berdasarkan atas kekerasan dari gandum, protein yang dikandungnya,


warna butir gandum itu sendiri dan berdasarkan tekstur endospermnya (Kent, 1983).
Tepung terigu merupakan hasil dari proses penggilingan gandum yaitu berupa
endoperm halus yang terpisah dari kulit luar lembaga (Jones dan Amos, 1983).
Tekstur endosperm berhubungan dengan pengadaan tepung untuk berbagi keperluan.
Pemakaian tepung gandum sebagian besar untuk industri makanan seperti mie
basah 32%, mie instan 20%, mie telor 8%, biskuit 29%, roti 15% dan hanya 5%
dikonsumsi secara langsung, serta sebagian kecil dipakai untuk bahan baku industri
non makanan antara lain perekat untuk industri plywood (Ramelan, 1999).
Tabel 1. Komposisikimia tepung terigu per 100 gram bahan
Komponen

Kadar

Kadar air

12,00

Karbohidrat

74,5

Protein

11,80

Lemak

1,20

Abu

0,46

Kalori

340 kal

Sumber : Kent (1993)


Pada perusahaan makanan yang berkualiatas, tepung terigu yang digunakan
adalah jenis hard flour (jenis kuat) dimana tepung terigu jenis ini mengandung gluten
yang tinggi sehingga bisa mengahsilkan adonan yang elastic dan tidak mudah putus.
Standar gluten minimal 9% dan kadar gluten maksimal 14%.
b. Tepung Tapioka
Pada pembuatan mie, tepung tapioca berfungsi untuk meningkatkan kelembuatan
dan gelatinasi mie. Granula tepung tapioca terletak pada sel umbi akar, berukuran 3-35

Analisis Kelayakan Mie Instan

16

mm dan bersifat birefringet yang kuat. Pati tapioca tersusun atas 20% amilosa dan
amilopektin (Winarno, 1991).
Tabel 2. Komposisi Kimia Tepung Tapioka (per 100 gram bahan)
Komposisi

Jumlah

Kalori (kal)

363.0

Karbohidrat (g)
Protein (g)
Lemak (g)
Air (g)

88.2
1.1
0.5
9.0

Komposisi
Ca (mg)

Jumlah
84.0

Phospor

125.0
1.0

(mg)
Zat Besi
(mg)

0.4

Vitamin B
(mg)
Sumber : Soedarmo dan Soediatmo (1987).
c. Air
Penambahan air dalam adonan berfungsi untuk membentuk konsistensi adonan
yang diinginkan. Umumnya air yang ditambahkan dalam pembuatan mie antara 3035% (Bhusuk dan Rasper, 1994). Penambahan air juga harus memperhatikan suhu air,
karena suhu air akan berpengaruh terhadap pengaktifan enzim amylase yang akan
memecah pati menjadi dekstrin dan protease yang akan memecah gluten, sehingga
menghasilkan adonan lembut dan halus.

d. Air Alkali
Fungsi air alkali sebagai bahan tambahan membuat mie instan adalah sebagai
media reaksi antara glutenin dan karbohidrat, larutan garam, serta membentuk sifat
kenyal pada glutein.

e. Garam Dapur (NaCL)


Analisis Kelayakan Mie Instan

17

Fungsi garam itu sendiri adalah memberi rasa, memperkuat tekstur mie,membantu
reaksi antara glutenin dan karbohidrat (meningkatkan elastisitas dan fleksibilitas mie),
mengikat air.
f. Minyak Goreng
Minyak goreng pada proses pembuatan mie digunakan sebagai media penghantar
panas. Penambahan lemak berfungsi untuk menambah kolesterol serta memperbaiki
tekstur dan cita rasa dari bahan pangan.
Bahan Baku Pembantu
a. Seasoning
Terdapat beberapa macam seasoning, antara lain bumbu (teriri dari garam, gula,
MSG, flavor, dll), minyak bumbu, bawang goreng, kecap, cabe bubuk, saus dan
sambal pasta. Jenis seasoning pada setiap mie instan tergantung dari jenis mie dan
flavornya.
b. Ingredients
Bahan tambahan makanan tersebut antara lain garam, guar gum, potasium
karbonat, gliserin, lesitin, tartrazine Cl 19140 (pewarna kuning), acidity regulator dan
antioksidan TBHQ dicampurkan kedalam air alkali.

2. Proses Pembuatan Mie


a. Pemeriksaan Bahan Baku
b. Pencampuran (mixing)
Tahap awal : Pada tahap ini terjadi pencampuran larutan alkali dengan kadar air
30-34%. Waktu pengadukan awal atau disebut sebagai pengadukan basah
dilakukan selama 11 menit.
Analisis Kelayakan Mie Instan

18

Tahap akhir : Tahap akhir ini lebih kepada proses pengadukan secara cepat
sehingga dihasilkan campuran yang homogen. Pengadukan akhir (pengadukan
kering) dilakukan selama 3 menit.
Factor-faktor yang berpengaruh pada proses mixing antara lain adalah larutan
alkali, waktu mixing, dan temperature adonan.
c. Pelempengan (Pressing) dan Pembelahan (Slitting)
Pressing merupakan proses pembentukan lembaran adonan dengan ketebalan
tertentu, sedangkan slitting merupakan proses pembelahan lembaran adonan
menjadi pilinan mie dengan diameter tertentu.
d. Pengukusan (Steaming)
Steaming adalah proses pemanasan yang dilakukan dengan uap air panas (98oC)
sebagai media penghantarnya. Steaming digunakan untuk mendukung proses
terjadinya gelatinisasi gluten. Tahap steaming prosesnya harus benar benar baik
dalam titik kritis, steaming yang kurang lama atau suhu yang kurang optimal
menyebabkan gelatinisasi juga kurang optimal. Selai itu boiler harus benar
benar dipastikan bahwa tidak mengandung air karena hal itu akan menyebabkan
tekstur mie menjadi lembek.
e. Pemotongan (Cutting)
Cutting merupakan proses pemotongan untaian mie menjadi blog mie yang
mempunyai ukuran tertentu dengan standar berat dan ukuran mie instan
tergantung dari jenis mie.
f. Penggorengan (Frying)
Frying merupakan salah satu metode pengawetan bahan pangan. Prinsip frying
adalah mengeringkan mie basah dengan media minyak goreng pada suhu tinggi
sehingga diperoleh mie dengan kadar air dan minyak tertentu dan didapatkan mie
yang matang, kering dan awet. Metode frying yang digunakan adalah deep fat
Analisis Kelayakan Mie Instan

19

frying dimana seluruh bagian terendam oleh minyak selama dilakukan proses
frying dengan temperature 150 oC selama 3 menit.
Menurut Anonymous (2005), pada saat frying terjadi denaturasi protein dan reaksi
maillard. Denaturasi protein dapat meningkatkan daya cerna. Reaksi maillard
merupakan reaksi antara gugus reduksi dari karbohidrat pada pati dengan gugus
amino pada protein. Reaksi ini menimbulkan aroma yang khas dan perubahan
warna yang cenderung lebih gelap dan berbentuk kaku.
Factor yang mempengaruhi proses frying antara lain adalah level minyak, lama
waktu frying, dan suhu minyak goring.
g. Pendinginan (Cooling)
Cooling adalah proses penurunan suhu mie instan dengan melewatkan mie dalam
cooling box yang berisi fan dan dilengkapi filter dikarenakan sumber udara
berasal dari udara bebas.

3. Pengemasan (Packing)

Packing merupakan proses pembungkusan mie dan seasoningnya dengan


kemasan, packing meliputi dua tahap yaitu packing dengan etiket dan dengan karton.
Seperti yang telah dijelaskan dalam pemaparan tentang proses produksi mie instan
muali dari persiapan bahan baku hingga proses pengemasan, dapat kita lihat bahwa
didalam proses tersebut teknologi dan sains sangat banyak berpengaruh.
Untuk dapat menghasilkan kualitas mie yang baik sehingga layak dan mampu
bersaing di pasaran tentu diperlukan adanya pengetahuan mengenai komponen
penyusunnya. Pengetahuan mengenai komponen penyusunannya meliputi sifatsifatnya, reaksi yang terjadi ketika dilakukan pencampuran dengan bahan lainnya
serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengolahan komponen tersebut seperti
suhu optimal, pH, katalis yang dibutuhkan, waktu untuk setiap proses atau perlakuan
khusus lainnya.
Analisis Kelayakan Mie Instan

20

Teknologi juga berperan banyak dalam proses pembuatan mie instan. Proses produksi
mie instan menggunakan teknologi dalam bentuk mesin-mesin pengolahnya. Seperti
mixer tuntuk proses pencampuran bahan, roll press untuk pelempengan, conveyor
steamer untuk penguapan untaian mie, conveyor cutter untuk pemotongan untaian
mie, atau cooling box untuk pendinginan suhu.
D. Pengaruh Mie Instan Bagi Kesehatan
Konsumsi mie instant sudah lama menuai pro dan kontra. Beberapa kasus
yang mencuat menyatakan konsumsi mie instan bisa membuat usus luka hingga
menyebabkan sakit maag. Tapi, ada juga yang menyatakan konsumsi mie instan dapat
mencukupi asupan karohidrat dan kalori.
Tabel 3. Nilai Gizi Mie Instan dengan Takaran Saji 75 g

Komponen

Jumlah

Komponen

Jumlah

Energi (kkal)

360

Natrium (mg)

1110

Karbohidrat

45

Serat Pangan

(gram)
Lemak (gram)

(gram)
16

Protein

(gram)
Sumber : www.detikfood.com dengan modifikasi
Dari tabel, karbohidrat yang terkandung dalam 75g sajian mie instan adalah 45g.
Sedangkan rekomendasi asupan karbohidrat harian sebanyak 250g. Hal ini
menunjukkan bahwa dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi mie instan terlalu sering,
apalagi dengan tambahan nasi, karena akan menyebabkan kegemukan.
Rekomendasi konsumsi Natrium per hari untuk orang dewasa adalah 2.300mg.
Dengan mengkonsumsi mie instan per 75g kita telah memenuhi 48,3% kebutuhan
Natrium kita. Angka ini tentu sangat tinggi mengingat dalam sehari kita tidak hanya
mengkonsumsi 75g mie instan. Kandungan Natrium dalam mie instan dengan mudah

Analisis Kelayakan Mie Instan

21

dapat diketahui melalui indicator

rasa gurih asinnya. Konsumsi Natrium yang

berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.


Serat dan protein yang terkandung dalam mie instan tidak sesuai dengan kebetuhan
tubuh kita. Hal inilah yang dapat menyebabkan timbulnya luka dalam usus, terutama
apabila kita hanya mengkonsumsi mie instan.
Selain itu, rumor yang berkembang juga mengatakan bahwa konsumsi mie instan
akan menyebabkan maag. Menurut ahli gizi My Meal Catering, Atin Nurafiatin, hal
inilah tidak sepenuhnya benar karena sesungguhnya maag disebabkan oleh kondisi
stress. Namun, konsumsi mie instan akan menyebabkan kambuhnya sakit maag
dengan menambahkan bubuk cabai.
Isu lainnya mengatakan bahwa dalam mie instan terkandung zat lilin yang tentu saja
berabahaya bagi kesehatan tubuh. Adanya zat lilin dalam mie instan-lah yang
menyebabkan mie tidak lengket satu sama lain dan mengharuskan air rebusan mie
instan yang berminyak dibuang. Namun hal ini dibantah oleh salah satu pihak
produsen mie instan di Pasuruan. Menurut mereka, air hasil rebusan mie instan yang
berminyak bukan karena zat lilin, melainkan karena hasil penggorengan pada proses
produksi mie instan.
Bumbu penyedap mengandung monosodium glutamat (MSG), zat ini diteliti
berbahaya jika dikonsumsi berlebihan dan menyebabkan penyakit Chinese Food
Syndrome. Gejala dan penyakit yang ditimbulkan mulai dari sering pusing yang
hilang timbul, halusinasi, ketagihan, dizziness (telinga berdenging hingga vertigo),
laziness, penyakit ginjal, jantung hingga berakhir kematian.
Dari hasil analisis pengaruh mie instan terhadap kesehatan diatas, menunjukkan
bahwa pengkonsumsian mie instan harus diimbangi oleh beberapa hal. Berikut adalah
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi mie instan :
1. Memperhatikan tanggal kadaluwarsa
Mie instan biasanya memiliki tanggal kadaluwarsa yang tak terlalu panjang, yakni sekitar
enam bulan. Perhatikan tanggal tersebut sebelum memasak mie. Bumbu tambahan dalam
mie instan adalah bagian yang paling cepat masa kadaluwarsanya.
2. Frekuensi mengkonsumsi tidak boleh terlalu sering
Analisis Kelayakan Mie Instan

22

Apapun yang berlebihan memang tidak baik, termasuk pula dalam mengonsumsi mie
instan. Rutin mengonsumsi mie instan tanpa makan makanan seimbang bisa
menyebabkan kekurangan nutrisi. Pasalnya, mie instan tinggi karbohidrat dan minim
nutrisi lain.
3. Cara memasak mie instan harus sesuai dengan petunjuk dalam kemasan

Hal yang biasanya dilakukan adalah memasak mie instan sekaligus dengan bumbunya.
Cara ini tidak sesuai dengan yang tertera pada kemasan mie instan. Bumbu pada mie
instan yang dimasak bersamaan dengan mienya dapat menyebabkan kanker atau bersifat
karsinogenik. Ada lagi pro kontra mengenai air sisa rebusan mie. Sebagian pihak
mengatakan jika air rebusan mie harus dibuang karena mengandung zat lilin. Namun
pihak lainnya mengatakan bahwa air rebusan mie tidak mengandung zat lilin, sehingga
tidak begitu berpengaruh apakah air rebusan itu dibunag atau tidak.

4. Mengurangi penggunaan bumbu dalam mie instan

Bumbu mie instan mengandung sodium, termasuk MSG, dalam kadar tinggi. Jadi
dianjurkan untuk tidak menghabiskan kuah (untuk varian kuah), atau mengganti
bumbunya dengan racikan sendiri. Sedangkan untuk mie goreng, cukup menggunakan
setengah bagian dari bumbu yang tersedia.
5. Menambahkan asupan gizi lainnya seperti telur, daging atau sayur
Mengkonsumsi mie instan harus dibarengi dengan mengkonsumsi gizi yang seimbang.
Karena mie merupakan sumber karbohidrat, konsumsinya harus dibarengi dengan asupan
protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat. Topping yang bisa ditambahkan pada mie
instan antara lain seperti topping telur, daging, atau sayuran. Tak hanya bernutrisi
seimbang, cara ini juga membuat mie terasa lebih enak.

E. Kandungan Nipagin Pada Kecap Mie Instan


Analisis Kelayakan Mie Instan

23

Baru-baru ini terjadi kasus yang sangat mengejutkan sekaligus mencoreng nama
produsen mie instan Indonesia. Mie instan hasil produksi Indonesia yang diekspor ke Taiwan
ditarik dari pasaran karena diduga menggunakan Bahan Tambahan Pangan (BTP) berbahaya,
yaitu Nipagin
Nipagin digunakan sebagai bahan tambahan pada bumbu kecap didalam mie instan.
Nipagin adalah nama dagang dari metil hidroksi benzoate;E218 yang digunakan sebagai
pengawet.
Banyak otoritas keamanan pangan berbagai nagara telah mengatur penggunaan Nipagin
sebagai BTP. Diantaranya adalah EFSA (European Food Safety Authority) di Uni Eropa,
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) di Indonesia ,

dan juga CAC (Codex

Alimentarius Commission) yang tak lain adalah badan standar pangan dunia. Dan
keseluruhan lembaga yang menangani standarisasi penggunaan BTP menyatakan bahwa
Nipagin sebagai pengawet yang terdapat pada kecap mie instan adalah aman untuk
dikonsumsi.
Berikut adalah perhitungan sederhana tentang keamanan penggunaan Nipagin pada kecap
mie instan yang mengacu pada penetapan ADI (Acceptable Daily Intake) Nipagin oleh EFSA
sebesar 10 mg/kg berat badan per hari, maka seseorang dengan berat badan 50 kg dapat
mengkonsumsi sebanyak 500 mg nipagin per harinya tanpa ada pengaruh kesehatan apapun.
Kemudian, mengacu pada batas maksimum penggunaan nipagin pada kecap oleh BPOM
adalah 250 mg/kg; dan 1 pak mie instan mengadung sekitar 4 gram kecap; maka jumlah 500
mg nipagin itu akan tercapai jika seseorang tersebut mengkonsumsi sebanyak 500 bungkus
mi instan setiap hari.
Dari hasil perhitungan sederhana tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa penggunaan
Nipagin pada kecap mie instan masih dalam batas aman. Sehingga alasan Taiwan yang
menarik produk mie instan dari Indonesia karena kandungan Nipaginnya adalah salah.
Keputusan Taiwan tersebut juga didasari atas perbedaan standar yang digunakan untuk
penggunaan Nipagin sebagai bahan pengawet.

F. Perekonomian Mie Instan


1. Konsumen Mie Instan

Analisis Kelayakan Mie Instan

24

Sebagai makanan yang menawarkan kepraktisannya dan juga harga yang terjangkau,
mie instan menjadi idola banyak orang. Dan menurut prediksi, tahun ini mie instan yang
terjual diperkirakan menembus angka 18 milyar bungkus. Harga rata-rata mie instan yang
dijual dipasaran adalah Rp. 1590.
2. Produsen Mie Instan
Dengan meningkatnya konsumen mie instan menyebabkan daya saing pada
perusahaan makanan. Hal ini tentu saja menjadi penyebab munculnya berbagai macam
merk dan varian rasa dari mie instan. Diantara perusahaan yang memproduksi mie instan
antara lain :
-

PT. Indofood Sukses Makmur yang memproduksi mie instan dengan nama
dagang Indomie, Supermie, Sarimi, dan Pop Mie.

PT. Wingsfood yang memproduksi mie instan dengan nama dagang Mie Sedaap.

PT. Jakarta Tama Medan yang memproduksi mie instan dengan nama dagang
Gaga Mie.

PT. ABC President Enterprise Indonesia yang memproduksi mie instan dengan
nama dagang Mie ABC.

PT. Orang Tua Group yang memproduksi mie instan dengan nama dagang Mie
Kare.

3. Pangsa Pasar Lokal dan Internasional Mie Instan


Seperti yang kita ketahui saat ini Indonesia adalah produsen mie instan terbesar
didunia. Hal ini dibuktikan dengan permintaan konsumen amie instan yang bukan hanya
berasal dari dalam negeri tetapi juga dari mancanegara. Berikut adalah tabel penjualan
mie instan beberapa persahaan :
4. Devisa Negara dari Mie Instan
Analisis Kelayakan Mie Instan

25

Data tahun 2010 menunjukkan bahwa devisa yang diperoleh Negara dari produksi
mie instan adalah US$ 100juta.
5. Lapangan kerja
Semakin banyaknya perusahaan yang tertarik pada bisnis mie instan menyebabkan
daya saing produk ini menjadi semakin ketat. Hal inilah yang menyebabkan semakin
menajamurnya perusahaan-perusahaan produsen mie instan. Dengan begitu lapangan
pekerjaan yang tersediapun juga akan bertambah dan angka pengangguran dapat sedikit
diminimalisir. Sebagai contohnya, PT. Indofood Sukses Makmur saja mempekerjakan
70.000 karyawan.

G. Dampak Sosial yang Ditimbulkan Dari Konsumsi Mie Instan


Indonesia merupakan Negara produsen mie instan terbesar didunia. Tetapi kenyataan ini
juga dibarengi dengan kenyataan Indonesia sebagai Negara konsumen mie instan terbesar
kedua setelah gabungan Korea yaitu 75 pcs per kapita per tahun.
Kenyataan ini bisa jadi tidak menjadi suatu masalah apabila Indonesia memproduksi
gandum sendiri. Namun kondisinya saat ini Indonesia mamenuhi 100% kebutuhan
gandumnya dengan impor. Hal ini menyebabkan Indonesia sebagai Negara pengimpor
gandum nomor 6 didunia. Seperti yang kita tahu, gandum sebagai bahan dasar pembuatan
tepung terigu merupakan bahan utama untuk produksi mie instan.
Pemenuhuan kebutuhan akan gandum melalui impor memaksa kita untuk bergantung
kepada Negara pengimpor gandum. Sabagai Negara pengimpor gandum terbesar didunia
adalah Amerika Serikat. Ketergantungan ini tentu memiliki dampak buruk. Bukti nyata dampak
buruk dari ketergatungan terhadap impor gandum terlihat pada saat Indonesia mengalami krisis
moneter pada tahun 1998. IMF menuntut Indonesia untuk menghapuskan bea masuk impor
untuk gandum dan menuntut pemerintah untuk memberikan subsidi dengan alasan menekan
inflasi. Saat ini bea masuk impor untuk gandum adalah 5%. Hal ini tidak menutup
kemungkinan menjadi 0% apabila terjadi inflasi. Angka ini tentu jauh jika dibandingkan
dengan bea masuk impor gandum di Srilanka yaitu 25% dan di Thailand yaitu 70 %.

Analisis Kelayakan Mie Instan

26

Impor gandum dilakukan oleh pemerintah melalui BULOG. Dan 70% gandum tersebut
diolah oleh PT. Bogasari yang telah diakuisisi oleh PT. Indofood Sukses Makmur yang juga
kita kenal sebagai produsen mie instan terbesar didunia.
Ketergantungan akan gandum juga bisa kita katakan sebagai salah satu bentuk penjajahan
di masa modern. Salah satu Negara yang telah merasakan akibatnya adalah Mesir. Kemelut
yang terjadi di Mesir menyebabkan Amerika Serikat menghentikan ekspor gandumnya, dan
yang terjadi adalah kelangkaan pangan, inflasi dan tentu saja kemelut ekonomi. Indonesia
bukan tidak mungkin mengalami hal seperti itu.
Hal ini semakin menjadi sebuah ironi, mengingat Indonesia adalah Negara agraris. Selain
itu, pada dasarnya gandum bukannlah makanan pokok masyarakat Indonesia. Ketika ribuan
petani menanam padi-padinya, sebagian orang lainnya justru sibuk mengimpor gandum.

H. Mie Instan di Mata Islam


Bagi kita umat muslim, ada beberapa hal yang perlu kita cermati dari segi kehalalan
produk mie instan ini. Agar kita tidak salah dalam mengkonsumsi suatu makanan tertentu.
Karena, Allah SWT. telah menyuruh kita agar memakan makanan yang halal dan baik.
Sebagaimana

firman-Nya

dalam

Quran

surat

Al-Maidah

berikut:

"Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezkikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadanya "( QS. AlMaaidah: 88).

Analisis Kelayakan Mie Instan

27

Ayat tersebut di atas menjelaskan kepada kita bahwa Allah SWT. menyuruh kita untuk
memakan makanan yang halal dan baik, dua kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, yang dapat
diartikan halal dari segi syariah dan baik dari segi kesehatan, gizi, estetika dan lainnya.
Sesuai dengan kaidah ushul fiqih, segala sesuatu yang Allah tidak melarangnya berarti
halal. Dengan demikian semua makanan dan minuman di luar yang diharamkan adalah
halal. Oleh karena itu, sebenarnya sangatlah sedikit makanan dan minuman yang
diharamkan tersebut. Walaupun demikian, pada zaman dimana teknologi telah menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari manusia, maka permasalahan makanan dan minuman
halal menjadi relatif kompleks. Untuk itu kita harus mengetahui titik kritis kehalalan mie
instan.
Titik kritis kehalalan pada mie instan terletak pada semua bahan yang digunakannya.
Yaitu pada tepung terigu, minyak goreng, dan bumbu-bumbu lainnya. Semua bahan bahan
ini belum tentu halal. Tepung terigu pun bisa tercemar dengan bahan haram. Saat ini tepung
terigu difortifikasi (diperkaya) dengan vitamin, sedangkan vitamin sifatnya banyak yang
tidak stabil sehingga harus dicoating (dilapisi). Salah satu bahan pelapis yang harus
diwaspadai adalah gelatin, yang kemungkinan berasal dari babi. Selain itu sumber vitamin
juga harus jelas, apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme. Berikut
beberapa titik kritis kehalalan yang harus kita waspadai:
1. Tepung terigu
Tepung terigu yang berasal dari gandum sebenarnya halal untuk dikonsumsi tetapi
karena tepung ini harus difortifikasi

(diperkaya)

dengan vitamin

dalam

pembuatannya, maka hal ini yang menjadikan kritis.


Jika dilihat dari sumbernya, vitamin ada yang berasal dari bahan alamI
(tumbuhan/hewan), produk fermentasi maupun sintetik. Bila berasal dari hewan,
harus dari hewan halal yang disembelih sesuai dengan syariah Islam. Sedangkan bila
dari proses fermentasi perlu dilihat media yang digunakan tidak mengandung bahan
haram atau najis.
Analisis Kelayakan Mie Instan

28

Untuk jenis vitamin yang tidak stabil dilakukan proses penyalutan dimana bahannya
bisa berasal dari tumbuhan misalnya gum arab ataupun dari hewan yaitu gelatin.
Gelatin ini harus dikritisi kehalalannya, karena selain bisa berasal dari ikan, tulang
atau kulit sapi, bisa juga dari tulang atau kulit babi. Bila berasal dari babi jelas
haram, sedangkan yang berasal dari tulang atau kulit sapi harus ditelusuri dulu
bagaimana cara penyembelihannya.
2. Bumbu (seasoning)
Bumbu didalamya terdiri dari MSG, flavor, HVP, yeast extract, dll. Untuk MSG titik
kritisnya terletak pada media mikrobial, yaitu media yang digunakan untuk
mengembangbiakkan mikroorganisme yang berfungsi memfermentasi bahan baku
MSG.
Agar menimbulkan rasa gurih ditambahkan HVP dan yeast extract. HVP atau
hidrolized vegetable protein merupakan jenis protein yang berasal dari tanaman
misalnya kedelai kemudian dihidrolisasi dengan asam klorida ataupun dengan enzim.
Walau kemungkinan penggunaan enzim ini sebenarnya kecil, tapi bila ditelusur
sumber enzim ini bisa berasal dari hewan, tumbuhan ataupun produk mikrobial.
Kalau hewan tentu harus jelas hewan apa dan bagaimana penyembelihannya. Adapun
yeast extract merupakan produk mikrobial.
Berbagai macam rasa mie seperti ayam bawang, kari ayam, soto, baso barbeque dll
dimungkinkan karena ada penambahan flavor didalamnya. Titik kritis flavor terletak
pada sumber bahan penyusunnya yang mungkin saja berasal dari hewani, tumbuhan,
produk microbial bahkan tidak tertutup kemungkinan penggunaan asam amino yang
bisa berasal dari rambut manusia. Tentu saja, bahan yang berasal dari bagian tubuuh
manusia statusnya haram. Sedangkan bila dari hewan halal, harus jelas jenis dan cara
penyembelihannya.
3. Kecap dan sambal

Analisis Kelayakan Mie Instan

29

Kecap dan sambal merupakan bahan tambahan makanan yang didalamnya terdapat
flavor, MSG, emulsifier, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya, dll. Emulsifier
dapat berasal dari tumbuhan ataupun hewan yang harus kita ketahui dengan jelas
sumbernya.
4. Minyak sayur
Pada umumnya, di Indonesia minyak berasal dari kelapa sawit yang halal sifatnya.
Tetapi untuk di luar negeri walau dinamakan minyak sayur, tetapi ada kemungkinan
pula ditambahkan campuran bahan hewani yang perlu ditelusur kehalalannya.
Selain itu, minyak sayur pada mie instan pun tak jarang pula ditambahkan bumbu,
sehingga campuran bumbu ini perlu ditelusur lebih lanjut.
5. Solid Ingredient
Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran
ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada
sumber hewani yang digunakan.
Setelah mengetahui titik kritis kehalalan mie instan, selanjutnya adalah kita harus
mengetahui bagaimana hukum mengkonsumsi mie instan. Hukum mengkonsumsi mie instan
adalah halal, selama mie instan tersebut sudah mendapatkan sertifikat halal dari Majlis
Ulama Indonesia (MUI), dimana mie instan itu sudah dianalisis terlebih dahulu
kandungannya oleh lembaga yang berwenang. Karena tidaklah mungkin lembaga ini menipu
seluruh masyarakat Indonesia. Maka, dalam hal ini kita

sebagai warga negara sudah

seharusnya mempercayai lembaga tersebut.


Namun demikian, dewasa ini sudah banyak mie instan yang beredar telah memiliki
sertifikat halal. Konsumen dimudahkan dalam melakukan pilihan karena sebelumnya telah
dilakukan pengecekan dan penelusuran bahan baku secara menyeluruh. Tetapi tidak salah
kiranya bila kita tetap waspada pada berbagai macam merk mie instan dari luar negeri yang
tidak jelas asal usulnya.
Analisis Kelayakan Mie Instan

30

I. Dampak dari Produksi dan Packing Mie Instan Terhadap Lingkungan


Pada proses produksi mie instan hingga setelah mie instan menjadi dalam bentuk
kemasan, terdapat beberapa limbah yang dihasilkan. Berikut adalah klasifikasi limbah mie
instan :
1. Limbah Gas
Limbah gas berasal dari asap pabrik yang ditimbulkan oleh proses produksi yang ada
di dalam ruangan (ruang produksi) dan di luar ruangan (cerobong boiler). Limbah gas
ini sangat berbahaya apabila sampai terhirup oleh manusia dan mencemari udara.
Jika terhirup oleh manuasia akan mengganggu kesehatan pada peredaran darah dan
saluran pernafasan.
2. Limbah cair
Limbah cair industri mie instan dihasilkan oleh mesin proses produksi yaitu boiler
dan cleaning, dan limbah yang dihasilkan dari penggorengan berupa minyak goreng
kotor/bekas. Hasil buangan ini tidak beracun, namun kadar BOD dan COD yang
terkandung dalam air menjadi berkurang dan menebabkan penurunan kualitas air.
Limbah cair mie instant terdiri dari limbah cair organic berbasis bahan baku olahan
dari pertanian, seperti tepung terigu(mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan
mineral) dan minyak kelapa (mengandung asam lemak diantaranya laurat, palmitat,
dan oleat) yang terlarut dalam air limbah.
3. Limbah padat
Limbah padat dari mie instan tidak berbahaya, namun banyak bahan yang sulit terurai
dilingkungan terutama plastik yang dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar
sebagai kemasan produk, selain plastik limbah padat yang dihasilkan lainnya adalah
potongan adonan dan juga mie yang kadaluarsa.
Analisis Kelayakan Mie Instan

31

Limbah-limbah ini harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan atau dilakukan suatu
daur ulang untuk pemanfaatan lebih lanjut terhadap limbah.
Berikut ini adalah tabel effluent sesuai dengan baku mutu Kepmen LH no 51 Tahun 1995.
Tabel 4. Effluent sesuai dengan baku mutu Kepmen LH no 51 Tahun 1995
SATU

PARAMETER

Ph

5-5,8

6-9

BOD

Mg/L

5700-7300

75

COD

Mg/L

7000-10000

200

PADATAN TERSUSPENSI

Mg/L

9440-10.280

100

MINYAK LEMAK

Mg/L

20

AN

KADAR

BAKU

NO

MUTU

Penanganan terhadap limbah mie instan meliputi beberapa cara berikut :


1. Limbah cair dapat diolah dengan menambahkan urea menggunakan metode bak
aerasi seed sludge dimana konsentrasi urea optimum yang dibutuhkan adalah 0,14 M
(berdasarkan penelitian dari Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru). Limbah
cair yang telah diolah (diperbaiki kualitasnya) dapat dimanfaatkan sebagai penyiram
tanaman. Limbah ini dapat juga digunakan untuk industry oembuatan sabun, karena
kandungan minyak dalam limbah ini mencapai 55% (ditambahkan dengan kaustik
soda dengan perbandingan 1:5).
2. Limbah padat diatasi dengan cara mengklasifikasikannya menjadi dua bagian, yaitu
limbah plastik dan limbah yang mudah terurai. Limbah plastik diserahkan kepada
tempat pembuangan sampah untuk dikelola menjadi plastik, atau didaur ulang
menjadi berbagai macam kerajinan tangan. Sedangkan limbah yang mudah terurai
seperti potongan mie, dan mie yang kadaluarsa diserahkan ke pihak ketiga yaitu ke

Analisis Kelayakan Mie Instan

32

pengolahan pakan ternak. Salah satu contoh pemanfaatan limbah mie adalah untuk
pakan ikan.
3. Limbah udara dapat diminimalkan dengan selalu mengecek emisi buangan dari pabrik
dengan perawatan secara berkala dan pengecekan uji emisi gas buang, agar gas buang
dari pabrik tidak melewati baku mutu yang berlaku.
Apabila tidak dilakukan pengolahan limbah mie instan, baik itu berupa limbah
cair, padat maupun gas maka sudah dapat dipastikan akan terjadinya pencemaran
lingkungan. Pencemaran yang terjadi juga pasti merupakan pencemaran yang besar
mengingat produksi dan konsumsi mie instan juga besar.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan mengenai mie instan tersebut dapat kita simpulkan bahwa mie
instan, sebagai bahan makanan yang saat ini sangat digemari semua orang bahkan
menjadi salah satu makanan pengganti nasi, memiliki nilai positif dan juga negative dari
segi lingkungan, Islam, kesehatan, keamanan, ekonomi, teknologi, sains, dan social.

Analisis Kelayakan Mie Instan

33

Proses pembuatan mie instan meliputi persiapan baahn baku, mixing, pressing
dan slitting, steaming, cutting frying, cooling dan terakhir adalah packing. Proses
pembuatan mie instan ini memadukan antara sains dan juga teknologi, karena untuk
membentuk adonan dengan kualitas tinggi diperlukan pengetahuan bahan baku yang
mumpuni meliputi reaksinya hingga faktor-faktor yang berpengaruh, dan juga teknologi
canggih untuk meminimalisir kontaminasi yang dapat mengurangi kehigienisan mie yang
dihasilkan serta mempermudah proses produksi.
Pangsa pasar mie instan tertuju untuk semua kalangan dari local hingga
internasional, sehingga mie instan termasuk kedalam penyumbang devisa Negara yang
cukup besar. Namun hal ini tidak didukung dengan kenyataan bahwa Indonesia adalah
Negara importir gandum terbesar no 6 didunia.
Sebagai Negara produsen mie instan terbesar didunia, kebutuhan akan gandum
dan tepung terigu sebagai bahan bakunya sangatlah penting. Hal ini tentu saja
menyebabkan kita sangat bergantung pada impor dari Negara penghasil gandum.
Mie instan sebagai makanan cepat saji (fast food) dengan kandungan nutrisinya
yang masih belum seimbang dapat berakibat tidak baik bagi kesehatan. Namun hal ini
tidak berarti bahwa kita tidak diperbolehkan mengkonsumsi mie instan, karena ada
kandungan dalam mie instan yang dapat memenuhi sebagian kebutuhan energy kita.
Dengan semakin berkembangnya teknologi pengolahan makanan saat ini, maka
penentuan halal tidaknya suatu makanan olahan pabrik harus memperhatikan titik kritis
kehalalan suatu produk yang pada dasarnya tetap berpegang teguh kepada firman Allah
SWT yang tertuang didalam Al-Quran.
Proses produksi yang terjadi di pabrik pengolahan selain menghasilkan produk
utama berupa mie instan, juga menghasilkan limbah. Limbah mie dari pabrik mie instan
terbagi menjadi tiga kelompok yaitu limbah cair, padat, dan gas.
Setiap perusahaan mie instan memiliki struktur organisasi. Dengan struktur
organisasi ini diharapakan setiap bagian dalam struktur mampu menjalankan tugas dan
Analisis Kelayakan Mie Instan

34

peranannya masing-masing. Amanah tidaknya seseorang dalam menjalankan tugasnya


akan menentukan hasil atau pencapaian yang didapat perusahaan.
B. Saran
Alangkah baiknya jika saat ini Indonesia mulai merancang untuk dapat
memproduksi gandum sendiri. Dibutuhkan adanya kerja sama antara pihak pemerintah
selaku pejabat yang berwenang memberi keputusan, produsen mie instan selaku pihak
yang sangat membutuhkan adanya gandum sebagai bahan baku produksi, dan juga para
ilmuwan yang dapat melakukan penelitian sehingga gandum yang pada dasarnya tidak
dapat tumbuh di Indonesia dapat dikembangbiakkan dan diproduksi secara massal.
Dengan adanya produksi gandum sendiri, maka Indonesia akan terlepas dari
ketergantungan impor gandum.
Untuk konsumsi mie instan dan juga cara penyajiannya ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan sehingga dampak buruk aibat konsumsi mie instan dapat diminimalisir
dan kebutuhan gizi tubuh dapat terpenuhi. Hal-hal tersebut antara lain :
1. Memperhatikan tanggal kadaluwarsa
2. Frekuensi mengkonsumsi tidak boleh terlalu sering
3. Cara memasak mie instan harus sesuai dengan petunjuk dalam kemasan
4. Mengurangi penggunaan bumbu dalam mie instan
5. Menambahkan asupan gizi lainnya seperti telur, daging atau sayur

Limbah yang dihasilkan dari proses produksi mie instan dan juga sisa kemasan
mie instan juga harus mendapatkan perhatian untuk menhindari terjadinya pencemaran
lingkungan. Salah satu contoh yang bisa dilakukan adalh dengan membangun IPAL atau
Instalasi Pengolahan Air Limbah. Cara lain yang bisa digunakan adalah melakukan daur
ulang terhadap sisa kemasan mie instan.

Analisis Kelayakan Mie Instan

35

Dengan kepemimpinan yang baik, benar, dan amanah maka akan dapat
mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan serta mengoptimalkan pencapai perusahaan
dalam industry mie instan.

DAFTAR PUSTAKA

1. www.arlinaagung.wordpress.com. Pendidikan Agama Islam- Pengertian Amanah Dan


Penerapannya. Diunduh pada tanggal 10 November 2014.
2. www.blog.stie-mce.ac.id. Having Fun With Os 2011 Part 1. Diunduh pada tanggal 17
Maret 2013.

Analisis Kelayakan Mie Instan

36

3. www.budidayaukm.blogspot.com. Manfaat Limbah Industrie Mie Instan. Diunduh


pada tanggal 17 Maret 2013.
4. www.datacon.co.id. Mie Instan. Diunduh pada tanggal 17 Maret 2013
5. www.ervinkurnia88.wordpress.com. Ruang Lingkup Manajemen Pada Industri Mie
Instan. Diunduh pada tanggal 10 November 2014.
6. www.food.detik.com. Siapa Bilang Mie Instan Berefek Buruk Pada Kesehatan ?.
Diunduh pada tanggal 17 Maret 2013.
7. www.habibahsoraya.blogspot.com. Artikel Pengelolaan Limbah Mie Instant. Diunduh
pada tanggal 17 Maret 2013.
8. www.hefniy.wordpress.com. Manajemen dalam Perspektif Islami. Diunduh pada
tanggal 10 November 2014.
9. www.khabib.staff.ugm.ac.id. Mie Instan. Diunduh pada tanggal 17 Maret 2013.
10. www.lordbroken.wordpress.com. Pembuatan Mie Instan. Diunduh pada tanggal 17
Maret 2013.
11. www.repository.usu.ac.id.

Analisis Bahan Pengawet Benzoate Pada Bumbu Mie

Instan. Diunduh pada tanggal 17 Maret 2013.


12. www.republika.co.id. Pabrik Mie Instan Terkenal Diduga Cemari Lingkungan.
Diunduh pada tanggal 17 Maret 2013.
13. www.sahabatsehat.info. Bahaya Mie Instan Bagi Kesehatan Tubuh. Diunduh pada
tanggal 17 Maret 2013.
14. www.sosbud.kompasiana.com. Penjajahan di Balik Mie Instan. Diunduh pada tanggal
17 Maret 2013.

Analisis Kelayakan Mie Instan

37

Anda mungkin juga menyukai