Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
kesehatan dan akal pikiran yang diberikan kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Walaupun ada
beberapa halangan yang mengganggu proses pembuatan makalah ini, namun
penyusun dapat mengatasinya dan tentunya atas campur tangan Tuhan Yang Maha
Esa.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas wawasan dan
pemahaman tentang Asuhan Keperawatan Katarak, Katarak merupakan
penyakit mata yang dicirikan dengan adanya kabut pada lensa mata. Penyusun
sajikan berdasarkan bahan dari berbagai sumber, dan dapat di baca oleh semua
kalangan dan dapat pula dijadikan sebagai bahan untuk belajar.Walaupun makalah
ini kurang sempurna tapi juga memiliki isi yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
makalah ini. Terutama untuk tim sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Penyusun juga tidak menutup diri terhadap kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca, yang dapat menjadi bahan perbaikan dalam
membuat makalah selanjutnya.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca.
Palangka Raya, Maret 2013
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Angka kebutaan di Indonesia (1,5 persen) tertinggi di Wilayah Organisasi
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas ada berbagai hal yang akan penulis
2
1.2.1
1.3
Tujuan Penulisan
1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui tentang Asuhan Keperawatan Katarak dengan berbagai aspek
atau bagiannya.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui tentangAsuhan Keperawatan Katarak.
1.4
Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis
Internet
Dalam metode ini penulis mencari informasi dari internet dan situs-situs
2.1
Definisi
Katarak berasal dari Yunani Katarrhakies, inggeris Cataract, dan latin
cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa indonesia di sebut bular dimana
penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah
setiap keadaan keturunan pada lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya.
Biasanya kekurahan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun
dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama.
Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat
juga akibat kelainan kongenetal, atau penyulit penyakit mata lokal menahun.
Bermacam-macam penyakit mata lokal menahun. Bermacam-macam penyakit
mata dalam mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis dan retinitis
pigmentosa. Katarak dapat berhubungan proses penyakit intraokular lainnya.
Katarak dapat disebabkan bahan toksik khusus (kimia dan fisik).
Keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan katarak seperti: eserin
(0.25-0.5), kortikosteroid, ergot, dan antikolinesterase topikal.
Kelainan sistemik atau metabolik yang dapat menimbulkan katarak adalah
diabetes melitus, galaktosemi, dan distrofi miotonik. Katarak dapat ditemukan
dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau sistemik (katarak senil, juvenil,
herediter) atau kelainan kongenital mata. Katarak disebabkan oleh berbagai faktor
seperti:
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
Fisik
Kimia
Penyakit predisposisi
Genetik dan gangguan perkembangan
Infeksi virus dimasa pertumbuhan janin
3
4
2.1.6
Usia
Pasien dengan katarak mengeluhi penglihatan seperti berasap dan tajam
5
Pengecualiannya adalah katarak traunatika yang biasanya unilateral
(hanya mengenai satu mata) dan katarak kongenital yang mungkin bersifat
stasioner. Katarak paling prevalen pada orang-orang yang berusia lebih dari 70
tahun sebagai bagian proses penuaan. Prognosis pada umumnya baik, dan
pembedahan akan memperbaiki pengelihatan pada 95% pasien yang terkena.
2.2
Penyebab/ etiologi
2.3
Patofisiologi
Patofisiologi dapat bervariasi menurut masing-masing bentuk katarak.
berbentuk seperti kencing baju; mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
7
Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi
lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan
tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang
berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti
diabetes, namun sebenarnya merupakan konsekwensi dari proses penuaan yang
normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan matang ketika
orang memasuki decade ke tujuh. Katarak bersifat congenital dan harus
didefinisikan awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia
dan kehelingan penglihatan permanen. Factor yang paling sering yang berperan
dalam terjadinya katarak mliputi rediasi sinar ultraviolet B, obat-obatan, alcohol,
merokok, diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka
waktu lama.
9
2.4
Manifestas Klinis
2.4.4
lensa.
Penurunan pengelihatan pada saat membaca akibat bayangan pada retina
2.4.5
Kebutuhan
Glaukoma
Komplikasi pembedahan dapat berupa
2.5.2.1 Kehilangan humor vitreus
2.5.2.2 Dehisensi luka operasi akibat benang jahitan yang kendur dan kamera
okuli anterior yang rata atau prolapsus iris ke dalam luka operasi
2.5.2.3 Hifema yang merupakan perdarahan dalam kamera okuli anterior
2.5.2.4 Glaukoma karena penyumbatan vitreus
2.5.2.5 Ablasio retina
2.5.2.6 Infeksi
2.6 Evaluasi diagnostic
Selain uji mata yang biasa, keratometri, dan pemeriksaan lampu slit dan
oftamoskopis, maka A-scan ultrasound (echography) dan hitung sel endotel sangat
Diagnosis
2.7.2
11
Oftalomoskop indirek dan pemeriksaan slit-lamp untuk memperhatikan
2.7.3
2.8
Penatalaksanaan
2.8.2
2.8.3
2.8.4
Tak ada terapi untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan pembedahan laser.
Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru
yang dapat digunakan utnuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengsipan
keluar melalui kanula (Pokalo, 1992).
12
bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat
sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas hidup sehari-hari, maka
penanganan biasanya konservatif. Penting dikaji efek katarak terhadap kehidupan
sehari-hari pasien. Mengkaji derajat gangguan funsi sehari-hari, seperti
berdandan, ambulasim aktivitas rekreasi, menyetir mobil, dan kemampuan
bekerja, sangat penting untuk menentukan terapi mana yang paling cocok bagi
masing-masing penderita.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan
akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasi bila koreksi tajam
penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi,
jika ketajaman pandang mempengaruhi keamanan atau kwalitas hidup, atau bila
visualisasi segmen posterior sangat perlu untuk mengevaluasi segmen posterior
sangat perlu untuk mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau
saraf optikus, seperti pada diabetes dan glaucoma.
Pembedahan katarak adalah pembedahan yang paling sering dilakukan
pada orang berusia lebih dari 65.
Masa kini, katarak paling sering diangkat dengan anesthesia local berdasar
pasien rawat jalan, merskipun pasien perlu dirawat bila ada indikasi medis.
Keberhasilan pengembalian penglihatan yang bermanfaat dapat dicapai pada 95&
pasien.
Pengembalian keputusan untuk menjalani pembedahan sangat individual
sifatnya. Dukungan finasial dan psikososial dan konsekwensi pembedahan harus
dievaluasi, karena sangat penting untuk penatalaksanaan pasien pascaoperasi.
Tehnik Pembedahan
Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak,
ekstraksi intrakapsuler dan ekstrakapsuler.
13
Indikasi
intervensi
bedah
adalah
hilangnya
penglihatanyang
Prosedur ini meliputi pengambilan kapsul anterior, menekan keluar nucleus lentis,
dan mengisap sisa fragmen kortikal lunak menggunakan irigasi dan alat isap.
Dengan meninggalkan kapsul posterior dan zonula letis tetap utuh, dapat
mempertahankan arsitektur bagian posterior mata, jadi mengurangi ninsidensi
komplikasi nyang serius.
Fakoemulslfikasi
merupakan
penemuan
terbaru
pada
ekstraksi
Klasifikasi
2.9.1
Klasifikasi katarak
Bila mata sehat dan tidak terdapat kelainan sistemik maka hal ini biasanya
terdapat pada hampir semua katarak senil, katarak herediter dan kongenital.
2.9.2
Katarak kongenital
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera
setalah bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab
kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang
kurang tepat.
Katarak kongenital di golongkan dalam katarak:
16
2.9.2.1 Kapsulolentikular dimana pada golongan ini termasuk katarak kapsular
dan katarak polaris.
2.9.2.2 Katarak lentikular termasuk dalam golongan ini katarak yang mengenai
korteks atau nukleus lensa saja.
Dalam kategori ini termasuk kekeruhan lensa yang timbul sebagai
kejadian primer atau berhubungan dengan penyakit ibu dan janin lokal atau
umum.
Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital diperlukan pemeriksaan
riwayat prenatal infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan trimester pertama
pemakaian obat selama kehamilan. kadang-kadang pada ibu hamil terdapat
riwayat kejang, tetani, ikterus atau hepatosplenomegali. Bila katarak disertai
dengan uji reduksi pada urine yang positif, mungkin katarak ini terjadi akibat
galaktosemia. Sering katarak kongenital ditemukan pada bayi permatur dan
gangguan sistem saraf seperti retardasi mental.
Pemeriksaan darah pada katarak kongenital perlu dilakukan karena ada
hubungan katarak kongenital dengan diabetes melitus, kalsium dan fosfor.
Hampir 50% dari katarak kongenital adalah sporadik dan tidak diketahui
penyebabnya.
Penanganan tergantung pada unilateral dan bilateral, ada kelainan mata
lain dan saat terjadinya katarak. Katarak kongenital prognosisnya kurang
memuaskan karena bergantung pada bentuk katarak dan mungkin sekali pada
mata tersebut telah terjadi ambliopia. Bila terjadi nistagmus maka keadaan ini
menunjukaan hal yang buruk pada katarak kongenital.
Dikenal bentuk-bentuk katara kongenital:
1.
2.
3.
4.
total bilateral,
dimana
sebaiknya
dilakukan pembedahan
Katarak rubela
Rubela pada ibu dapat mengakibatkan katarak pada lensa fentus. Terdapat
2 bentuk kekeruhan yaitu kekeruhan sentral dengan perifer jernih seperti mutiara
atau kekeruhan di luar nuklear yaitu korteks anterior dan posterior atau total.
Mekanisme terjadinya tidak jelas, akan tetapi diketahui bahwa rubel dapat dengan
mudah melalui barier plasenta. Visus ini dapat masuk atau terjepitdidalam vesikel
lensa dan bertahan di dalam lensa sampai 3 tahun.
2.9.4
Katarak juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai
terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil
biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenita.
Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun
metabolik dan penyakit lainnya seperti:
2.9.4.1 Katarak metabolik
1. Katarak diabetik dan galaktosemik (gula)
2. Katarak hipokalsemik (tetanik)
3. Katarak difesiensi gizi
4. Katarak aminoasiduria (termasuk sindrom Lowe dan homosistinuria)
5. Penyakit Wilson
6. Katarak brhubungan dengan kelainan metabolik lain
7. Otot
2.9.4.2 Distrofi miotonik (umur 20 sampai 30 tahun)
1. Katarak traumatic
2. Katarak komplikata
3. Kelainan kongenital dan herediter (siklopia, koloboma, mikroflatmia,
aniridia, pembuluh hialoid persisten, heterokromia iridis)
19
4. Katarak dengeratif (dengan miopia dan distrofi vitreoretinal)
5. Katarak anoksik
6. Toksik (kortikosteroid sistemik atau topikal, ergot, naftalein, dinitrofenol,
triparanol
(MER-29),
antikholinesterase,
klorpromazin,
miotik,
Katarak senil
Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui
secara pasti.
Konsep penua:
2.9.5.1 Teori putaran biologik (A biologic clock)
2.9.5.2 Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali mati
2.9.5.3 Imunologis, dengan bertambah usia akan bertambah cacat imunologik
yang akibatkan kerusakan sel
2.9.5.4 Teori mutasi spontan
2.9.5.5 Teori A free Radical
1. Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat
2. Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi
3. Free radical dapat dinetralisasikan oleh antioksidan dan Vit. E
2.9.5.6 Teori A Cross-Link
Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan
molekul protein sehingga mengganggu fungsi. Perubahan lensa pada usia
lanjut:
Kapsul
1. Menebal dan kurang elastis (1/4 di banding anak)
2. Mulai presbiopia
3. Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
20
4. Terlihat bahan granulai
Epitel-makin tipis
Kekeruhan
insipien
Ringan
Imatur
Sebagian
Matur
Seluruh
Hipermatur
Masif
Cairan lensa
Normal
Bertambah
Normal
Berkurang
(air masuk)
(air+masa
keluar)
Iris
Normal
Terdorong
Normal
Tremulans
Bilik mata
Normal
Dangkal
normal
Dalam
Normal
Sempit
normal
Terbuka
depan
Sudut bilik
mata
lensa
negatif
Positif
negatif
Pseudopod
Glaukoma
Uveitis+glaukoma
Shadow test
Penyulit
Katarak insipiden. Pada stadium ini akan terlihat hal-hal berikut:
kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks vakuol mulai
terlihat didalam korteks. Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat
anterior subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi
jarinagn degeneratif (benda morgagni) pada katarak insipiden. Kekeruhan ini
kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama.
Katarak intumesen. Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat
lens yang generatif menyerap air. Masuknya air kedalam celah lensa
mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris
sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal,
pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaukoma. Katarak
intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepet dan mengakibatkan
miopia lentikular.keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa aka
mencembung dan daya biasnya akan bertambah yang memberikan miopisasi.
Katarak Imatur. Sebagian besar lensa keruh atau katarak. Katarak yang
belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah
volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif.
Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil,
sehingga terjadi glukoma sekunder.
Katarak matur. Pada katarak matur kekeruhan sudah mengenai seluruh
masa lensa.
22
Kekeruhan
ini
dapat
terjadi
akibat
deposisi
ion
Ca
yang
tajam
pengelihatan
sudah
menurun
sedemikian
rupa
sehingga
Katarak Komplikata
Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti
glaukoma, tumor intra okular, iskema okular, nekrosis anterior segmen, buftalmos,
akibat suatu trauma dan pasca bedah mata.
Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik
endokrin ( diabetes melitus, hipoparatiroid, galaktosemia dan miotonia distrof)
dan keracunan obat ( tiotepa intra vena, steroid lokal lama, streoid sistemik, oral
kontra septik dan motika antikolinesterase). Katarak komplikata memberikan
tanda khusus dimana mulai katarak selamanya di daerah bawah kapsul atau pada
lapis korteks, kekruhan dapat difus, pungtata ataupun linear. Dapat berbentuk
rosete, retikulum dan biasanya terlihat vakual.
Dikenal 2 bentuk yaitu bentuk yang disebabkan kelainan pada pelus
postenal mata dan akibat kelainan pada polus anterior bola mata.
Katarak pada polus posterior terjadi akibat penyakit koroiditis, retinitis
pigmentosa abtasi retina, kontusloretina dan miopia tinggi yang mengakibatkan
kelainan badan kaca. Biasanya kelainan ini berjalan aksial yang biasanya tidak
berjalan cepat didalam nukleus, sehingga sering terlihat nukleus lensa tetap jernih.
Katarak akibat miopia tinggi dan ablasi retina memberikan gambaran agak
berlainan.
Katarak akibat kelainan polus anterior bola mata biasanya akibat kelainan
kornea berat, iridoksiklitis, kelainan neoplasma indosiklitis akan mengakibatkan
katarak subkapsularis anterior. Pada katarak
Katarak Diabetes
Katarak Sekunder
Katarak sekunder terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa
lensa yang tertinggal, paling cepat keadaan ini terlihat sesudah 2 hari EKEK.
25
Bentuk lain yang merupakan proliferasi epitel lensa pada katarak sekunder
merupakan fibrin sesudah suatu operasi katarak ekstra kapsular atau sesudah suatu
trauma yang memecah lensa.
Cincin soemmering mungkin akan bertambah besar oleh karena daya
regenerasi epitel yang terdapat di dalamnya. Cincin sommering terjadi akibat
kapsul anterior yang pecah dan traksi ke arah pinggir-pinggir melekat pada
BAB 4
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Katarak adalah setiap keadaan keturunan pada lensa yang keruh. Katarak
adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-
4.2
Saran
Perlu dilakukannya penyuluhan, pembelajaran dan pemberian informasi
kepada masyarakat yang lainnya mengenai katarak. Agar masyarakat tahu tentang
penyakit katarak, penyebab, serta pengobatan dan penatalaksanaanya. Sehingga
masyarakat dapat terhindar dari penyakit tersebut dan terciptanya kebersamaan
serta saling melindungi terlebih dalam kesehatan.
35
DAFTAR PUSTAKA