Anda di halaman 1dari 10

KEMANDIRIAN

(Taking Charge of Your Life)


MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Mental

Oleh :
Nama : Anggun Pratiwi
No. BP : 1110352015

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran


Universitas Andalas
Padang
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, individu selalu dihadapkan dengan

berbagai permasalahan yang bersifat sosial maupun personal. Menghadapi


masalah yang begitu kompleks, banyak individu memiliki kemampuan mengatasi
masalahnya dengan baik, namun tidak jarang ada sebagian individu yang kesulitan
dalam melewati dan mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapinya tersebut.
Individu yang gagal mengatasi masalah seringkali menjadi tidak percaya diri,
hubungan dengan orang lain menjadi kurang baik serta berbagai masalah dan
konflik lainnya yang terjadi.
Masalah-masalah yang dihadapi oleh individu harus dapat diatasi dengan
baik agar tidak menimbulkan dampak negatif pada diri individu maupun orang
lain. Berbagai permasalah yang muncul dalam kehidupan menuntut individu
untuk memiliki kemandirian, yaitu kemampuan individu untuk bertingkah laku
sesuai

keinginannya.

Sesorang

dengan

kemandirian

yang

tinggi

akan

menunjukkan kemampuan yang tinggi dalam mengambil keputusan, menjalankan


keputusan, memiliki rasa percaya diri, mampu mengatasi masalah, memiliki
inisiatif, memiliki kontrol diri yang tinggi, dan mengarahkan tingkah lakunya
menjadi lebih baik.
Kemandirian sangat erat kaitannya dengan kontrol diri dan pemecahan
masalah (problem solving). Pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu
keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa
situasi dan mengidentifikasi masalah dengan pendekatan yang baik dengan tujuan
untuk menghasilkan alternatif pemecahan masalah sehingga dapat mengambil
suatu tindakan keputusan untuk mencapai sasaran.
Mengingat pentingnya kemandirian dalam kehidupan manusia, maka
penulis tertarik untuk membuat makalah mengenai Kemandirian (Taking Charge
of Your Life).

1.2

Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir Mata

Kuliah Kesehatan Mental serta memberikan pemahaman mengenai kemandirian


beserta aspek-aspkenya, kontrol diri (personal control) dan pembuatan keputusan
(decision making).
1.3
-

Ruang Lingkup Materi


Materi yang dibahas di dalam makalah adalah meliputi :
Kemandirian
Personal Control (Kontrol Diri)
Problem Solving (Pemecahan Masalah)

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kemandirian
Pengertian Kemandirian
Kemandirian merupakan kemampuan individu untuk bertingkah laku sesuai
keinginannya. Perkembangan kemandirian merupakan bagian penting untuk dapat
menjadi otonom dalam masa remaja. Menurut Steinberg (dalam Patriana, 2007),
kemandirian merupakan kemampuan individu untuk bertingkah laku secara
seorang diri. Kemandirian

ditunjukkan dengan bertingkah

laku sesuai

keinginannya, mengambil keputusan sendiri, dan mampu mempertanggung


jawabkan tingkah lakunya sendiri.
Menurut Masrun, dkk (dalam Patriana, 2007), kemandirian adalah suatu
sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu
atas dorongan diri sendiri untuk kebutuhan sendiri, mengejar prestasi, penuh
ketekunan, serta berkeinginan untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain,
mampu berpikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif, mampu
mempengaruhi

lingkungannya,

mempunyai

rasa

percaya

diri

terhadap

kemampuan diri sendiri, menghargai keadaan diri sendiri, dan memperoleh


kepuasan dari usahanya.
Kemandirian merupakan suatu keadaan pada seorang individu yang telah
mengenali identitas dirinya, mampu melakukan suatu hal untuk dirinya sendiri,
memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya, mampu mengambil
keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki
kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya, merasa puas dengan hasil
usahanya, dan mampu bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya.

Aspek Kemandirian
Menurut Douvan (dalam Patriana, 2007) kemandirian terdiri dari tiga aspek

perkembangan, yaitu:
-

Kemandirian aspek emosi

Kemandirian pada aspek emosi meliputi kemampuan individu memecahkan


ketergantungannya dari orangtua dan mereka dapat memuaskan kebutuhan
-

kasih sayang dan keakraban di luar rumahnya.


Kemandirian aspek perilaku
Kemandirian pada aspek perilaku yaitu kemampuan untuk mengambil
keputusan tentang tingkah laku pribadinya, seperti dalam memilih pakaian,

sekolah/pendidikan, dan pekerjaan.


Kemandirian aspek nilai
Kemandirian pada aspek nilai ditunjukkan dengan dimilikinya seperangkat
nilai-nilai yang dikonstruksikan sendiri oleh orang yang tersebut, menyangkut
baik-buruk, benar-salah, atau komitmennya terhadap nilai-nilai agama.
Menurut Steinberg (dalam Patriana 2007) kemandirian merupakan bagian

dari pencapaian otonomi diri. Untuk mencapai kemandirian, melibatkan tiga aspek
yaitu:
-

Aspek emotional autonomy


Yaitu aspek kemandirian yang berkaitan dengan perubahan hubungan

individu, terutama dengan orangtua.


Aspek behavioral autonomy
Yaitu kemampuan untuk membuat suatu keputusan sendiri dan menjalankan

keputusan tersebut.
Aspek value autonomy
Yaitu memiliki seperangkat prinsip-prinsip tentang mana yang benar dan mana
yang salah, mengenai mana yang penting dan mana yang tidak penting.

2.2

Kontrol Diri (Personal Control)


Personal control atau disebut juga perceived control adalah keyakinan

bahwa kita dapat mempengaruhi kejadian/hal yang terjadi di lingkungan yang


berdampak bagi hidup kita. Kadangkala kita merasakan bahwa kita memiliki
kontrol terhadap apa yang terjadi, walaupun sebenarnya kita tidak melakukan apaapa. Perceived control sangat erat kaitannya dengan locus of control yaitu belief /
keyakinan individu bahwa kontrol tersebut berasal dari dirinya atau dari luar
dirinya
Locus of control merupakan keyakinan individu mengenai peristiwa yang
terjadi dalam hidupnya. Locus of Control menggambarkan seberapa jauh

seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya dengan


akibat yang ditimbulkannya (Zulkaida, dkk : 2007).
Ada dua jenis sumber locus of control, yaitu internal dan ekternal.
Internal Locus of control
Individu dengan Locus of control internal cenderung menganggap bahwa
keterampilan (skill), kamampuan (ability), dan usaha (effort) lebih menentukan
apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka.
Ciri-ciri individu dengan Locus of control internal :
-

Lebih mudah menyesuaikan diri


Mampu memanfaatkan program pengembangan karir
Lebih mampu coping dalam menghadapi penyakit dan hal-hal yang

membahayakan diri
Cenderung menjaga kesehatan fisiknya

External Locus of control


Individu yang memiliki Locus of control ekternal cenderung menganggap
bahwa hidup mereka terutama ditentukan oleh kekuatan dari luar diri mereka,
seperti nasib, keberuntungan dan orang lain yang berkuasa. (Zulkaida, dkk : 2007)
Ciri-ciri individu dengan Locus of control eksternal :
2.3

Menyalahkan keadaan terhadap apa yang terjadi pada dirinya


Cenderung mudah mengalami depresi dan cemas
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu keterampilan yang

meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi dan


mengidentifikasi masalah dengan pendekatan yang baik dengan tujuan untuk
menghasilkan alternatif pemecahan masalah sehingga dapat mengambil suatu
tindakan keputusan untuk mencapai sasaran.
Menurut Ballack dan Slater (dalam Widiantari, 2010) pemecahan masalah
(problem solving) adalah mengidentifikasikan isu-isu atau faktor utama dalam
suatu masalah atau situasi, menghasilkan gagasan atau solusi untuk memecahkan
masalah, memilih pendekatan yang terbaik, menguji dan mengevaluasinya, dan
memilih solusi lain, jika perlu pemecahan masalah dapat diterapkan ke masalah

orang lain, informasi dan data atau aktifasi dan proyek, pemecahan masalah
(problem solving) menggunakan ketrampilan analitis.
Hunsaker (dalam Widiantari, 2010) mengatakan bahwa pemecahan masalah
(problem solving) adalah suatu proses penghilangan masalah atau ketidaksesuaian
yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan. Selain itu
Hunsaker, mengatakan bahwa salah satu bagian dari proses pemecahan masalah
(problem solving) adalah pengambilan keputusan (decision making), yang
didefinisikan sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia.
Hunsaker mengatakan bahwa pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan
mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah.
Membuat Keputusan (Desicion Making)
Membuat Keputusan (Desicion Making) adalah proses mengumpulkan
informasi mengenai alternatif yang relevan dengan permasalahan dan mengambil
pilihan yang tepat.
Proses Membuat Keputusan :
Menerima Tantangan
Pada tahap ini akan melibatkan pengakuan terhadap masalah atau tantangan,
dan penyederhanakan masalah yang rumit. Pertanyaan kuncinya adalah : Apa
resikonya jika tidak melakukan apa-apa, tidak berubah dan tidak membuat
keputusan?
Mencari Alternatif
Pada tahap ini seseorang akan menjadi lebih terbuka dan fleksibel, fokus pada
pencarian alternatif yang memungkinkan. Pertanyaan kuncinya adalah :
Haruskah mempertimbangkan semua alternatif?
Evaluasi Alternatif
Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi semua

pilihan

mengenai

kepraktisan dan konsekuensinya. Pertanyaan kuncinya adalah : Alternatif


mana yang paling baik?
Membuat Komitmen
Alternatif yang paling baik adalah yang memberikan keuntungan yang
maksimal dengan biaya atau resiko yang minim. Pertanyaan kuncinya adalah :

Kapan

akan

mengimplementasikan

alternatif

terbaik

tersebut

dan

membiarkan orang lain tahun mengenai keputusan yang dibuat?


Mengevaluasi Keputusan
Setelah melaksanakan keputusan, seseorang dapat belajar mengenai
kemampuan pengambilan keputusan dengan mengevaluasi kualitas, hasil dan
konsekuensinya. Pertanyaan kuncinya adalah : Apakah akan berbahaya jika
tidak berubah, akankah masalah menjadi lebih serius jika berubah?

BAB III
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Kemandirian adalah kemampuan seseorang dalam bertindak sesuai dengan

keinginannya

sendiri.

Kemandirian

sangat

diperlukan

individu

untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Komponen dari kemandirian

yang penting adalah kemampuan Perceived Control dan Problem Solving.


Perceived kontrol merupakan keyakinan individu bahwa ia dapat mempengaruhi
kejadian yang ada di lingkungannya, sedangkan problem solving adalah
kemampuan yang dimiliki individu untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Problem solving yang baik menuntut pengambilan keputusan yang
tepat (decision making).
4.2

Saran
Dari sepanjang penjelasan makalah mengenai Kemandirian ini, penulis

menyadari tulisan ini belum mencapai kesempurnaan. Saran untuk pembaca, agar
dapat mengembangkan kemandirian mengingat pentingnya kemandirian dalam
kehidupan sehari-hari terutama untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam
kehisupan.Saran untuk penulisan selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian
ilmiah terkait kemandirian, kontrol diri dan pemecahan masalah sehingga hasil
yang diperoleh lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Duffy, Karen Grover & Eastwood Atwater. 2004. Psychology For Living 8th
Edition. London : Pearson

Patriana, Pradnya. 2007. Hubungan antara Kemandirian dengan Motivasi


Bekerja Sebagai Pengajar Les Privat pada Mahasiswa di Semarang.
Skripsi (Tidak Diterbitkan). Semarang : Universitas Diponegoro
Setianingsing, Eko dkk. 2006. Hubungan antara Penyesuaian Sosial dan
Kemampuan Menyelesaian Masalah dengan Kecenderungan Perilaku
Delikuen pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3
No. 1, Juni 2006. Surakarta : Universitas Muhammadiyah
Widiantari, Femilia. 2010. Kontribusi Kemandirian terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada remaja. Jurnal Psikologi.
Jakarta : Universitas Gunadarma
Zulkaida, dkk. 2007. "Pengaruh Locus Of Control dan Efikasi Diri Terhadap
Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)". Jurnal
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek, Sipil). Vol 2, 2122 Agustus 2007. Jakarta : Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai