Anda di halaman 1dari 18

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KLINIS DALAM ASUHAN DAN


REFLEKTIF
St. Nurbaya
Pengambilan Keputusan Klinis Dalam
Asuhan

Proses pengambilan
keputusan merupakan bagian
dasar dan integral dalam
praktik suatu profesi dan
keberadaannya sangat
Definisi penting karena akan
menentukan tindakan
selanjutnya. Menurut George
R.Terry, pengambilan
keputusan adalah memilih
alternatif yang ada.
Teori-Teori Pengambilan Keputusan
 a. Teori Utilitarisme Ketika keputusan diambil,
memaksimalkan kesenangan, meminimalkan
ketidaksenangan.
 b. Teori Deontology Menurut Immanuel Kant : sesuatu
dikatakan baik bila bertindak baik. Contoh bila berjanji
ditepati, bila pinjam hrus dikembalikan
 c. Teori Hedonisme Menurut Aristippos, sesui kodratnya,
setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari
ketidaksenangan.
 d. Teori Eudemonisme Menurut Filsuf Yunani Aristoteles,
bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu
tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita.
Pendekatan tradisional dalam pengambilan
keputusan

Mengenal dan mengidentifikasi masalah

Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan


antara masa lalu dan sekarang

Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai.

Mempertimbangkan pilihan yang ada

Mengevaluasi pilihan tersebut

Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya


Faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan pada bidan:

Faktor fisik Emosional Rasional

Praktik Interpersonal Struktural


Langkah – Langkah dalam pengambilan
keputusan
Penilaian
(pengumpulan
informasi)

Diagnosis
Evaluasi (Menafsirkan
(mengevaluasi informasi/menyimpul
asuhan) kan hasil
pemeriksaan)

Intervensi Perencanaan
(melaksanakan (pengembangan
rencana) rencana)
Berfikir Reflektif

 Berpikir reflektif (reflective thinking) merupakan bagian dari metode


penelitan yang dikemukakan oleh John Dewey.
 Pendapat Dewey menyatakan bahwa pendidikan merupakan proses sosial
dimana anggota masyarakat yang belum matang (terutama anak-anak) diajak
ikut berpartisipasi dalam masyarakat.
 Tujuan pendidikan adalah memberikan kontribusi dalam perkembangan
pribadi dan sosial seseorang melalui pengalaman dan pemecahan masalah
yang berlangsung secara reflektif (Reflective Thinking).
 Menurut John Dewey metode reflektif di dalam memecahkan masalah, yaitu
suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi proses berpikir ke arah
kesimpulan-kesimpulan yang definitif melalui lima langkah yaitu :

1. Siswa mengenali masalah, masalah itu datang dari


luar diri siswa itu sendiri.

2. Selanjutnya siswa akan menyelidiki dan


menganalisa kesulitannya dan menentukan masalah
yang dihadapinya.

3. Lalu dia menghubungkan uraian-uraian hasil


analisisnya itu atau satu sama lain, dan
mengumpulkan berbagai kemungkinan guna
memecahkan masalah tersebut.

4. Kemudian ia menimbang kemungkinan jawaban


atau hipotesis dengan akibatnya masing-masing.
Tahapan penyelesaian masalah

 kemampuan memaknai dan mengkaji permasalahan yang telah dipelajari

 mengenali hubungan antar konsep

 mampu melihat kemiripan dan perbedaan dua konsep

 Memunculkan masalah terkait konsep yang dipelajari (sabandarm 2010)


NILAI INDIVIDU DAN
DILEMA ETIK
Nilai individu

 Nilai merupakan pola perhatian dalam hidup, baik secara individu maupun
secara kelompok. Setiap individu atau kelompok biasanya memiliki perhatian
terhadap nilai tertentu yang mungkin berbeda dengan individu atau kelompok
yang lain.

 Nilai merupakan pendukung dasar-dasar sikap atau merupakan disposisi yang


dapat mengarah kepada perbuatan (Allport, 1961) dan nilai sangat berkaitan
dengan apa yang diinginkan atau apa yang dipilih (Smith, 1969).
 Nilai tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena nila terbentuk
dan dimiliki melalui proses yang lama, yaitu sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungannya.
 Setiap manusia mempunyai nilai sesuai dengan keyakinan atau pilihannya.
Atas dasar itulah manusia bertingkah laku dan berbuat yang diarahkan untuk
mencapai tujuan hidup sesuai dengan keyakinan yang ada pada dirinya.
Sifat Nilai

 Nilai mempunyai sifat tahan lama


 Nilai sebagai keyakinan
 Nilai sebagai alat dan tujuan akhir
 Nilai bersifat eksplisit atau implisit
 Nilai sebagai suatu konsepsi tentang sesuatu yang disukai secara individu dan
sosial
Fungsi Nilai

 Nilai berfungsi sebagai standar, yaitu standar yang menunjukkan tingkah laku
dari berbagai cara
 Nilai berfungsi sebagai rencana umum (general plans) dalam penyelesaian
konflik dan pengambilan keputusan.
 Nilai berfungsi motivasional
 Nilai berfungsi penyesuaian
 Nilai berfungsi ego defensive
 Nilai berfungsi sebagai pengetahuan atau aktualisasi diri
Dilema Etik

 Dilema merupakan suatu keadaan dimana dihadapkan


pada dua alternatif pilihan, yang kelihatannya sama atau
hamper sama dan membutuhkan pemecahan masalah.
 Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral,
pertentangan batin, atau pertentangan antara nilai-nilai
yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.
 Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat
dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan,
apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik
atau salah (Jones, 1994).
 Etik sebagai filsafat moral, mencari jawaban untuk
menentukan serta mempertahankan secara rasional
teori yang berlaku tentang benar salah, baik buruk,
yang secara umum dipakai sebagai suatu perangkat
prinsip moral yang menjadi pedoman suatu Tindakan.

 Bidan dihadapkan pada dilemma etik membuat


keputusan dan bertindak didasarkan atas keputusan
yang dibuat berdasarkan intuisi merefleksikan pada
pengalamannya atau pengalaman rakan kerjanya.
Contoh

Seorang pasien menolak untuk dirujuk


padahal bayinya sungsang dan TBJ 3800
gram. Jika tidak dirujuk dapat merenggut
nyawa pasien karena BPM jauh dari RS.
Namun jika dilakukan Tindakan, bidan merasa
melanggar kode etik kebidanan dna meraasa
melakukan Tindakan diluar wewenangnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai