Anda di halaman 1dari 27

Konsep Sikap dan Caring

Edi Yuswantoro
Definisi Sikap
 Sikap merupakan kecenderungan bertindak seseorang sesuai
pandangan atau perasaan sesuai dengan objeknya. Menurut
Berkowitz dalam Azwar (2013)
 Reaksi yang positif atau negatif terhadap orang, objek atau
pandangan-pandangan tertentu. ( Brehm & Kassin, 1985)
 Menurut Notoatmodjo (2010), sikap adalah respon tertutup
seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah
melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan
sebagainya).
 Predisposisi mental untuk melakukan suatu tindakan. (Kimball
Young, 1945)
Ciri-Ciri Sikap
 Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini yang
membedakannya dengan sifat motif- motif biogenis seperti lapar, haus,
kebutuhan akan istirahat.
 Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
berubah pada orang-orang bila terdapat keadaankeadaan dan syarat-syarat
tertentu yang mempermudah sikap orang itu.
 Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu
terhadap suatu objek dengan kata lain sikap itu terbentuk dipelajari atau
berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat
dirumuskan dengan jelas.
 Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut.
 Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah yang
membedakan sikap dan kecakapankecakapan atau pengetahuan-pengetahuan
yang dimiliki orang.
KOMPONEN SIKAP

 Komponen Kognitif : berdasarkan


keyakinan/pengetahuan yang dimiliki individu
tentang obyek sikapnya.

 Komponen Afektif : rasa senang atau tidak


senang, berkaitan dengan nilai-nilai.

 Komponen Konatif/Psikomotor : Berkenaan dengan


keinginan individu untuk melakukan perbuatan sesuai
dengan keyakinandan keinginannya.
FUNGSI SIKAP

 Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat


Fungsi ini berkaitan dengan sarana dan tujuan. Orang memandang sejauh mana obyek sikap
dapat digunakan sebagai sarana atau alat dalam rangka mencapai tujuan. Bila obyek sikap dapat
membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersifat positif terhadap
obyek tersebut. Demikian sebaliknya bila obyek sikap menghambat pencapaian tujuan, maka
orang akan bersikap negatif terhadap obyek sikap yang bersangkutan.
 Fungsi pertahanan ego 
merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan ego atau akunya.
Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya
atau egonya.
 Fungsi ekspresi
nilai Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan
nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan
kepuasan dapat menunjukkan kepada dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu akan
menggambarkan keadaan sistem nilai yang ada pada individu yang bersangkutan.
 Fungsi pengetahuan
Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan pengalaman-pengalamannya. Ini
berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu obyek, menunjukkan tentang
pengetahuan orang terhadap obyek sikap yang bersangkutan.
Tahapan Sikap
 Menerima (Receving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (obyek).
 Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas dari pekerjaan itu benar
atau salah adalah berarti orang tersebut menerima ide itu.
 Menghargai (Valving)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
 Tanggungjawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.
Faktor Pembentuk Sikap
 Pengalaman pribadi, pengalaman pribadi menjadi dasar pembentukan sikap
harus meninggalkan kesan kesan yang kuat. Pengalaman pribadi akan
membentuk sikap apabila terjadi dalam situasi yang melibatkan emosional
orang tersebut.
 Pengaruh orang lain, pengaruh orang lain ini cedurung dari orang yang
berpengaruh atau berarti bagi individu karena sikap yang terbentuk
cenderung sikap yang searah (Konformisme).
 Kebudayaan, kebudayaan cenderung mewarnai sikap individu. Kebudayaan
dimasyarakat memberikan pengalaman individu- individu masyarakat
tersebut.
 Media massa, informasi yang di buat pada media massa secara faktual
disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi sikap penulisnya yang
berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
 Lembaga pendidikan dan agama
Hubungan sikap dengan perilaku

Sikap yang dilakukan oleh setiap individu


sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu.
Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri
terhadap respon yang ditangkap, kecenderungan
individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi
oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan
sehingga menimbulkan tingkah laku.
DEFINISI CARING
 Mayehoff memandang caring sebagai suatu proses
yang berorientasi pada tujuan membantu orang
lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri.
Mayehoff juga memperkenalkan sifat-sifat caring
seperti sabar, jujur, rendah hati.
 Sedangkan Sobel mendefinisikan caring sebagai
suatu rasa peduli, hormat dan menghargai orang
lain. Artinya memberi perhatian dan mempelajari
kesukaan-kesukaan seseorang dan bagaimana
seseorang berpikir, bertindak dan berperasaan
Teori Keperawatan Tentang Caring

 Leininger (1991, dalam Blais dkk, 2007) menyatakan bahwa caring penting untuk
tumbuh kembang dan kelangsungan hidup manusia. Caring berfungsi untuk
memperbaiki atau meningkatkan kondisi dan cara hidup manusia yang
menekankan pada aktivitas yang sehat dan memampukan individu dan kelompok
berdasarkan budaya. Perilaku caring mencakup memberi kenyamanan, kasih
sayang, perhatian, memfasilitasi koping, empati, memandirikan, fasilitasi, minat,
perilaku membantu, cinta, pengasuhan, perilaku protektif, perilaku restoratif,
berbagi, perilaku menstimulasi, pertolongan, dukungan, pengawasan,
kelembutan, tindakan konsultasi kesehatan, tindakan instruksi kesehatan dan
pemeliharaan kesehatan. Perilaku caring juga meliputi menghormati klien,
memberikan sentuhan pada klien, kehadiran dan membina kedekatan dengan
klien (Creasia & Parker, 2001).
Lanjutan teori caring
 Watson dengan teori Nursing: The Philosophy and Science of Caring mempertegas
bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi
dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi klien sebagai manusia.
 Griffin (1983, dalam Morrison & Burnard, 2008) membagi konsep caring ke dalam
dua domain utama. Salah satu konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi
perawat, sementara konsep caring yang lain terfokus pada aktivitas yang dilakukan
perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya.
 Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa pernyataan diatas adalah caring
terdiri atas dua aspek yaitu berupa tindakan nyata perawat dalam melakukan
peran dan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dan
aspek afektif perawat seperti perasaan cinta, altruisme, belas kasih, kehangatan
serta perasaan lain yang mendasari perawat melakukan tindakan caring kepada
klien.
Teori Caring Watson
 Watson (2001, dalam Fawcett, 2005) menjelaskan empat/4 komponen dari
Theory of Human Caring yaitu:
1. Transpersonal Caring Relationship.
Komponen Transpersonal Caring Relationship adalah Self, Phenomenal Field
dan Intersubjectivity.
2. Caring Moment/ Caring Occasion
Watson (1996, dalam Fawcett, 2005) menjelaskan Caring Moment adalah
momen ketika perawat dan pasien bersatu dalam suatu cara dimana
kesempatan untuk perawatan manusia tercipta.
3. Caring (Healing) Consciousness
Konsep Caring (Healing) Consciousness menjelaskan caring menghubungkan
kesadaran satu individu untuk caring dengan individu lainnya.
Teori Caring Menurut Simon Roach
 Menurut Roach (1995, dalam Blais dkk, 2007) ada lima komponen caring. Lima
komponen tersebut adalah:
1. Compassion (kasih sayang)
Compassion adalah kepekaan terhadap kesulitan dan kepedihan orang lain
dapat berupa membantu seseorang untuk tetap bertahan, memberikan
kesempatan untuk berbagi, dan memberi ruang bagi orang lain untuk berbagi
perasaan, serta memberikan dukungan secara penuh.
2. Competence (kemampuan)
Competence adalah memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, energi dan motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap
profesi. Compassion tanpa competence akan terjadi kelalaian klinis, sebaliknya
competence tanpa compassion menghasilkan suatu tindakan.
Lanjutan Teori Caring Simon Roach...
3. Confidence (kepercayaan diri)
Confidence adalah suatu keadaan untuk memelihara hubungan antar
manusia dengan penuh percaya diri. Confidence dapat berupa ekpresi caring
yang meningkatkan kepercayaan tanpa mengabaikan kemampuan orang lain
untuk tumbuh dan menyampaikan kebenaran.
4. Concience (suara hati)
Perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari sistem nilai humanistik
altruistik (peduli kesejahteraan orang lain) yang dianut dan direfleksikan pada
tingkah lakunya.
5. Commitment
Melakukan tugas secara konsekuen dan berkualitas terhadap tugas, orang,
karir yang dipilih.
Teori Caring Menurut K. M. Swanson
 Swanson (1991, dalam Tomey & Alligood, 2006) mendefinisikan caring sebagai cara
perawat memelihara hubungan yang bernilai dengan pasien agar mereka merasakan
komitmen dan tanggung jawab terhadap dirinya sendirinya. Swanson dalam Middle
Theory of Caring mendeskripsikan lima/5 komponen proses caring yaitu:
1. Mengetahui (Knowing) Knowing
berarti berusaha untuk memahami arti suatu kejadian dalam kehidupan pasien,
mencegah adanya asumsi, berfokus pada perawatan untuk pasien, mencari tanda-
tanda, melakukan pengkajiansecara cermat dan melibatkan diri dengan pasien.
2. Kehadiran atau Keberadaan (Being With).
Kehadiran berarti menghadirkan emosi saat bersama pasien. Hal ini berarti hadir
secara fisik, menyampaikan keberadaan dan berbagi perasaan dengan pasien
tanpa membebani pasien.
Lanjutan Teori Caring K. M. Swanson...
3. Melakukan (Doing For)
Melakukan pelayanan keperawatan untuk membantu pasiendalam perawatan
total atau mendukung pasien untuk melakukan perawatan mandiri.
4. Memungkinkan (Enabling)
Enabling berarti membantu pasien dan memfasilitasi pasien agar dapat
merawat dirinya sendiri. Enabling juga berarti membantu pasien untuk
melalui masa transisi dalam kehidupan atau melalui peristiwa yang tidak biasa
dengan cara berfokus pada kejadian tersebut, menginformasikan, menjelaskan,
mendukung dan memberikan feedback.
5. Mempertahankan Kepercayaan (Maintaining Belief)
Proses ini merupakan fondasi caring dan ditunjukkan pada keyakinan
terhadap kapasitas seseorang melalui bekerja bersama-sama dan mengenali
arti suatu kejadian atau kondisi bagi pasien.
Manfaat Perilaku Caring

 Pemberian pelayanan keperawatan yang didasari oleh perilaku caring perawat


mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penerapan caring yang
diintegrasikan dengan pengetahuan biofisikal dan pengetahuan mengenai
perilaku manusia akan dapat meningkatkan kesehatan individu dan
memfasilitasi pemberian pelayanan kepada pasien. Watson (1979, dalam Tomey
& Alligood, 2006) menambahkan bahwa caring yang dilakukan dengan efektif
dapat mendorong kesehatan dan pertumbuhan individu. Selain itu, perilaku
caring perawat memberi pengaruh dalam pelayanan yang berkualitas pada
pasien (Prompahakul, Nilmanat & Kongsuwan, 2011).
 Perilaku caring yang dilakukan oleh perawat meliputi pengetahuan,
tindakan dan dideskripsikan sebagai sepuluh faktor karatif serta digunakan
dalam praktik keperawatan di beberapa setting klinik yang berbeda, Yaitu :
1) Membentuk dan menghargai sistem nilai humanistic dan altruistic Nilai-niai
humanistic dan altruistic adalah sikap yang didasari pada nilainilai
kemanusiaan yaitu menghormati otonomi dan kebebasan klien terhadap pilihan
yang terbaik menurutnya serta mementingkan orang lain dari pada diri sendiri,
dimanifestasikan dengan memanggil nama klien dengan nama sehari-hari,
mengenal karakteristik klien (umur, pekerjaan, pendidikan, alamat).
2) Menanamkan sikap penuh pengharapan atau kepercayaan (Faith-Hope)
Faktor ini sangat erat hubungannya dengan nilai altruistic dan humanistic.
Perawat membantu klien untuk memperoleh kesejahteraan dan kesehatan
melalui hubungan yang efektif dengan klien dan memfasilitasi klien untuk
menerapkan gaya hidup sehat.
Lanjutan 10 faktor karatif...
3) Menumbuhkan sensisitifitas atau kepekaan terhadap diri sendiri dan orang
lain
Perawat harus belajar untuk mengembangkan sifat sensitif dan peka
terhadap perasaan klien sehingga dapat lebih ikhlas, otentik dan sensitif dalam
memberikan asuhan keperawatan, ditandai dengan sikap empati dan mampu
menempatkan diri pada posisi klien.
4) Mengembangkan hubungan saling percaya dan saling membantu
Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang
memfasilitasi untuk penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk
dalam hal ini, kejujuran, empati, kehangatan dan komunikasi efektif.
5) Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif
Perawat berbagi perasaan dengan klien merupakan hal yang riskan. Perawat
harus mempersiapkan diri dalam menghadapi ekspresi perasaan positif dan
negatif klien dengan cara memahami ekspresi klien secara emosional
maupun intelektual dalam situasi yang berbeda.
Lanjutan 10 faktor karatif...
6) Menggunakan metode sistematis dalam menyelesaikan masalah dan
pengambilan keputusan
Perawat menggunakan proses keperawatan yang sistematis dan terorganisir
untuk menyelesaikan masalah kesehatan klien sesuai dengan ilmu dan kiat
keperawatan.
7) Meningkatkan proses pembelajaran dalam hubungan interpersonal
Faktor karatif ini merupakan konsep yang penting bagi keperawatan untuk
membantu kesembuhan dengan bentuk kepedulian.
8) Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosial dan spiritual yang suportif,
protektif dan korektif
Perawat harus menyadari bahwa lingkungan internal dan eksternal
berpengaruh terhadap kesehatan dan penyakit individu. Lingkungan internal
meliputi mental dan kesejahteraan spiritual serta keyakinan sosial budaya
individu. Sedangkan lingkungan eksternal meliputi kenyamanan, privacy,
keamanan dan kebersihan serta keindahan.
Lanjutan 10 faktor karatif...
9) Membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia
Perawat harus memahami kebutuhan biofisikal, psikososial dan interpersonal
bagi dirinya sendiri dan juga klien. Klien harus terpenuhi kebutuhan tingkat
dasar terlebih dahulu sebelum berusaha mencapai kebutuhan yang berada di
atasnya.
10) Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic
Perawat harus memahami pertumbuhan dan kematangan jiwa klien
(fenomenologis) tentang data serta situasi yang membantu pemahaman klien
tentang fenomena.
Aplikasi Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan

 Perilaku perawat yang ditunjukkan dalam asuhan keperawatan berhubungan


dengan caring meliputi kehadiran, sentuhan kasih sayang, selalu
mendengarkan dan mengenal klien. (a) kehadiran bukan berarti hanya hadir
secara fisik melainkan juga komunikasi dan juga memahami klien; (b)
sentuhan, sebagai satu bentuk komunikasi yang merupakan awal terjadinya
hubungan antara perawat dan klien (Potter & Perry, 2009). Sentuhan terdiri
atas sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak (Fredrikkson, 1999 dalam
Potter & Perry, 2009).
Perbedaan Caring dan Curing
 Keperawatan sebagai suatu profesi dan berdasarkan
pengakuan masyarakat adalah ilmu kesehatan tentang asuhan
atau pelayanan keperawatan (Lindberg,1990:40).
 Secara bahasa, caring dapat diartikan sebagai tindakan
kepedulian dan curing dapat diartikan sebagai tindakan
pengobatan. Namun, secara istilah caring dapat diartikan
memberikan bantuan kepada individu atau sebagai advokasi
pada individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya. Sedangkan curing adalah upaya kesehatan dari
kegiatan dokter dalam prakteknya untuk mengobati klien. 
Lanjutan Perbedaan Caring dan Curing...
 1. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap
klien daripada memberikan tindakan medis. Oleh karena itu, caring lebih
identik dengan perawat.
 2. Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas
sekunder. Maksudnya seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa
melakukan tindakan caring yang berarti. Oleh karena itu, curing lebih identik
dengan dokter.
3.Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat,
¾ nya adalah caring dan ¼ nya adalah curing.

4. Caring bersifat lebih “Healthogenic” daripada curing.


Maksudnya caring lebih menekankan pada peningkatan
kesehatan daripada pengobatan. Di dalam praktiknya, caring
mengintegrasikan pengetahuan biofisik dan pengetahuan
perilaku manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
untuk menyediakan pelayanan bagi mereka yang sakit.
Lanjutan Perbedaan Caring dan Curing...
 5. Tujuan caring adalah membantu pelaksanaan rencana
pengobatan/terapi dan membantu klien beradaptasi
dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan
dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan
dan meningkatkan fungsi tubuh sedangkan tujuan curing
adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit
atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.
 6. Diagnosa dalam konsep curing dilakukan dengan
mengungkapkan penyakit yang diderita sedangkan
diagnosa dalam konsep caring dilakukan dengan
identifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan
dan respon klien.
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai