Anda di halaman 1dari 11

Self Determination

Disusun Oleh:
Indah Anggraini 7111221201
Nadia Nursani 7111221214
Dini Nuraeni 7111221225
Adara Jilan T 7111221234
Nawal Salsabila R 7111211201
Rijal Ahmad A 7111191084
Definisi
Self Determination
Self determination adalah rasa percaya bahwa individu dapat
mengendalikan nasibnya sendiri. Self Determination atau
penentuan nasib sendiri adalah kombinasi dari sikap dan
kemampuan yang memimpin orang–orang untuk
menetapkan tujuan untuk diri mereka sendiri.
Self determination (deteminasi diri) adalah keyakinan
seseorang bahwa orang tersebut mempunyai kebebasan atau
otonomi dan kendali tentang bagaimana mengerjakan
pekerjaanya sendiri. (Spreitzer, 1997)
Jenis Self Determination
Self Determination Theory (SDT) mengklasifikasikan
motivasi untuk memilih kedalam dua tipe:

MOTIVASI INSTRINSIK MOTIVASI EKSTRINSIK


Merupakan motivasi yang hadir Merupakan motivasi yang hadir
dari dalam diri individu dipengaruhi oleh lingkungan
Dimensi Self
Determination

1. Kompetensi
1. Kopentensi
Kebutuhan kompetensi berfokus pada keinginan untuk bertindak efektif dalam
menghadapi lingkungan. Kebutuhan kompetensi membuat individu lebih tertarik,
terbuka, dan belajar lebih baik dalam beradaptasi dengan tantangan baru.
Kompetensi digambarkan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam
mendukung tindakan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan. Kebutuhan
untuk memiliki kompetensi serupa dengan kebutuhan memiliki penguasaan
terhadap lingkungan (White, 1959 dalam Schunk, Pintrich, Meece, 2012). Individu-
individu perlu merasa dirinya kompeten dan bertingkah laku kompeten dalam
interaksinya dengan individu lain, dalam mengerjakan tugas dan aktivitas, dan
dalam konteks yang lebih besar.
2. Kemandirian

Kemandirian secara etimologis berarti mengatur diri sendiri, mandiri, teori determinasi diri
menilai kemandirian sebagai kunci dalam memahami kualitas regulasi perilaku individu.
Kebutuhan otonomi mengacu pada kebutuhan untuk merasakan kontrol, bertindak sebagai
agen/ penyebab perilaku mandiri, atau memiliki otonomi dalam interaksi dengan
lingkungan, atau suatu persepsi lokus kualitas internal dari sudut pandang persepsi
penyebab (Ryan & Deci, 2000 dalam Schunk,Pintrich,Meece, 2012). Individu-individu
memiliki suatu kebutuhan psikologis pokok untuk mengalami perasaan otonomi dan
perasaan kontrol. Otonomi berkaitan dengan keberadaan individu secara mandiri. Jika
dikaitkan dengan pengambilan keputusan, individu mampu mengambil keputusan sendiri
bagi dirinya.
3. Keterhubungan

Kebutuhan keterhubungan berfokus pada kecenderungan universal untuk


untuk berinteraksi, merasa terhubung, merasa terlibat, dan untuk merasakan
pengalaman kasih sayang dan kepedulian terhadap orang lain. Kebutuhan
keterhubungan dapat menjadi sarana internalisasi perilaku dan nilai melalui
kelompok sosial. Relasi berkaitan dengan hubungan seseorang dengan orang
lain. (Niemic dan Ryan, 2009). Kebutuhan keterkaitan (relatedness) mengacu
pada kebutuhan untuk menjadi bagian dari suatu kelompok, atau kadang
kadang dinamakan kebutuhan kecocokan sosial (belongingness) (Schunk,
Pintrich, Meece, 2012).
Faktor
Penghambat/Pendukung
Basic needs merupakan salah satu faktor untuk menambah kekuatan akan
motivasi, sehingga well being sangat dibutuhkan dalam mencapai determinasi
diri. Terdapat 2 pendekatan mengenai well being (Kahneman, Diener, Schwarz
dalam Deci & Ryan, 2002):
• Well being berkaitan dengan kesenangan yang bersifat subjektif.
• Well being berkaitan dengan fungsi keseluruhan dari individu.

Meskipun terdapat 2 pendekatan, namun well being tetap berhubungan dengan


autonomy, competence, dan juga relatedness need. Basic need merupakan
konsep untuk individu dalam berperilaku sehari- hari, dan untuk mencapai
tujuan akhir serta memiliki kesehatan psikologis yang baik yang akhirnya
menuju pada well being (Ryan, Frederick, Deci, Grolnick dalam Deci & Ryan,
2002).
Faktor
Penghambat/Pendukung
Faktor-faktor basic needs yang mempengaruhi determinasi diri adalah (Deci & Ryan,
2002):
1. Autonomy
Autonomy adalah kebebasan yang dimiliki individu dalam melakukan sesuatu
berdasarkan pilihannya sendiri
yang mengacu pada hal yang dirasakan dan bersumber dari dirinya sendiri
2. Relatedness
Relatedness adalah hubungan sosial atau relasi sosial individu dalam berinteraksi dengan
individu lain dalam
satu komunitas serta memiliki rasa saling bergantung satu dengan yang lain.
3. Competence
Competence adalah kemampuan individu untuk menunjukkan apa yang dia bisa serta
memberikan dampak bagi
lingkungan.
Aplikasi Dalam Pendidikam
Aspek keterlambatan
Bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat,
melaksanakan dan mengerjakan suatu soal atau proyek sehingga siswa
dapat terlatih sifat ilmiah karakter yang merujuk pada aspek
keterampilan
Aspek penilaian
Sikap dan perilaku aspek penilaian dengan menilai silap dan perilaku
peserta didik selama pembelajaran
Aspek pengetahuan
Aspek yang ada di dalam materi pembelajaran untuk menambahkan
wawasan siswa di suatu bidang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai