Makalah Fisika Modern
Makalah Fisika Modern
PENDAHULUAN
Teori Relativitas Einstein adalah teori yang sangat terkenal, tetapi sangat
sedikit yangkita pahami. Utamanya, teori relativitas ini merujuk pada dua elemen
berbeda yang bersatuke dalam sebuah teori yang sama: relativitas umum dan
relativitas khusus. Kedua teori ini diciptakan untuk menjelaskan bahwa
gelombang elektrimagnetik tidak sesuai dengan gerak Newton. Gelombang
elektromagnetik dibuktikan bergerak pada kecepatan yang konstan, tanpa
dipengaruhi gerakan sang pengamat. Inti pemikiran dari kedua teori ini adalah
bahwa dua pengamat yang bergerak relatif terhadap masing-masing akan
mendapatkan waktu dan interval ruang yang berbeda untuk kejadian yang sama,
namun isi hukum fisika akan terlihat oleh keduanya.Teori relativitaskhusus telah
diperkenalkan dulu, dan kemudian berdasar atas kasus-kasus yang lebih
luasdiperkenalkan teori relativitas umum.
Pada masa masa permulaan, jutaan triliun nukleoaktivitas terbentuk di
sepanjang kolonglangit dengan berbagai ukuran. Merekalah cikal bakal semua
benda langit, mulai dari planet,satelit, sampai pada galaksi yang paling besar.
Reaksi-reaksi pada selubung nukleoaktivitasmenyebabkan evolusi pada jagat raya.
Pada awalnya, selubung itu berbentuk plasmadengan temperatur yang luar biasa
panas seperti pada permukaan bintang.
Cahaya dan gelombang elektromagnetik yang terlepas dari reaksi fusi dan
fisi bisa bergerak leluasa dalam media plasma, sehingga akhirnya tercerai-berai ke
segala penjuru,yang salah satunya sampai ke bumi. Oleh pengamat di bumi,
panjang gelombang cahayatampak ditangkap retina mata, sehingga tampaklah
benda langit itu bersinar.
Namun dalam hal ini penting pula mengetahui bagaimana hubungan antara
teorirelativitas enstein dengan menghitung jarak benda langit terhadap titik acuan
yaitu pusat tatasurya kita yaitu matahari. Menghitung jarak benda langit
khususnya planet dan satelit lain terhadap suatu titik acuan dapat pula dilakukan
dengan menerapkan rumus relativitas enstein.
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 RELATIVITAS KHUSUS
II. 1. 1 Kegagalan Relativitas Klasik
Pandangan tentang ala mini, yang sebenarnya berasal dari Galileo,
mengatakan bahwa ruang dan waktu adalah mutlak. Juga dikemukakan bahwa
setiap percobaan yang dilakukan dalam kerangka acuan (pengamatan) kita barulah
bermakna fisika apabila dapat dikaitkan dengan percobaan serupa yang dilakukan
dalam kerangka acuan mutlak, yaitu suatu system koordinat Kartesius yang
padanya tercantelkan jam jam mutlak. Sebagai contoh, pernyataan yang lazim
dikenal bahwa sebuah benda yang diam cenderung diam kecuali jika padanya
dikenakan gaya luar.
Hukum hukum Newton (termasuk asas kelembaman) tidak berlaku
dalam kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap. Kerangka acuan
(yang bergerak dengan kecepatan tetap) ini, disebut kerangka lembam (inersial).
Peristiwa peristiwa yang diamati dari berbagai kerangka lembam dapat tampak
berbeda bagi masing masing pengamat dalam tiap kerangka itu. Perbandingan
perbandingan pengamatan yang dilakukan dalam berbagai kerangka lembam,
memerlukan transformasi Galileo, yang mengatakan bahwa kecepatan (relative
terhadap tiap kerangka lembam) mematuhi aturan jumlah yang paling sederhana.
Transformasi Galileo menjadi :
'
V x=V X u
'
V y =Vy
V ' z=Vz
Tampak bahwa hanya komponen x kecepatan yang terpengaruh. Dengan
mengitegrasikan persamaan pertama kita peroleh
x ' =xut
gerak bumi mengurangi eter, akan terungkap pula gerak Bumi relative terhadap
Ruang Mutlak.
Sebelum datangnya era Einstein, dipercayai secara mutlak bahwa
pengamat yang diistimewakan ini sama dengan pengamat yang menganut
persamaan Maxwell. Persamaan Maxwell menjelaskan teori elektromagnetika dan
memperkirakan bahwa gelombang elektromagnetik akan merambat dengan
kecepatan:
c=
1
=3 x 108 m/s
0 0
Ruang yang berada dalam posisi diam terhadap pengamat yang diistimewakan
dinamakan Ruang Mutlak Semua pengamat yang bergerak terhadap ruang
mutlak ini akan mendapatkan ini akan mendapati kecepatan cahaya yang berbeda
dengan c. oleh karena cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, maka yang
dirasakan oleh para fisikawan abad 19 adalah harus tersedianya suatu medium
sebagai tempat perambatan cahaya. Dengan demikian dipostulatkan eter untuk
mewakili seluruh ruang mutlak.
Prinsip Relativitas
Hukum-hukum fisika tetap sama pernyataannya dalam semua system
lembam.
percobaan yang dapat kita gunakan untuk mengukur kecepatan terhadap ruang
mutlak , yang dapat kita ukur hanyalah laju relative dari dua system
lembamnya.Postulat pertama kelihatan lebih masuk akal, tetapi bagaimanapun
juga postulat kedua merupakan revolusi besar dalam ilmu fisika. Einstein sudah
memperkenalkan teori foton cahaya dalam makalahnya pada efek fotolistrik (yang
menghasilkan kesimpulan ketidakperluan eter).
Postulat kedua, adalah sebuah konsekuensi dari foton yang tak bermassa
bergerak dengankecepatan c pada ruang hampa. Eter tidak lagi memiliki peran
khusus sebagai kerangka acuan inersia mutlak alam semesta, jadi bukan hanya
tidak perlu, tetapi juga secara kualitatif tidak berguna di dalam relativitas khusus.
Postulat kedua kelihatan tegas dan sederhana. Percobaan Michelson Morley
memang tampaknya menunjukan bahwa laju cahaya dalam arah lawan turut dan
silang adalah sama. Dan postulat kedua semata-mata menegaskan fakta ini :
bahwa laju cahaya adalah sama bagi semua pengamatan, sekalipun mereka dalam
gerak relatif.
Konstraksi panjang
Transformasi kecepatan
Momentum relativistik
Massa relativistik
L
O
--------------
Gambar 2,4
O
O
Gambar 2.5
Gambar 2.5 memperlihatkan percobaan yang sama dari sudut pandang O.
yang menurut O sedang bergerak dengan kecepatan -. Menurut pandangan O
ini,, berkas cahaya dikirim dati titik titik A dan dan diterima oleh titk B setelah
selang waktu 2t . Jarak AB baginya adalah 2t. Menurut O, berkas cahaya
menempuh jalak 2L dalam selang waktu 2t, sedangkan menurut O, berkas
cahaya itu menempuh lintasan AMB yang berjarak 2L 2+ (T)2 dalam selang
waktu 2 t.
Menurut relativitas Galileo
t=t, dan O mengukur laju cahaya c sehingga laju cahaya menurut pengukuran
O adalah c2+.
v vo
v vs
sampai pada suatu titik dimana jarak materi tersebut ke P saat t 1 akan lebih dekat
dibanding jarak materi tersebut ke P saat t2.
Begitu juga dengan benda yang bergerak dari koordinat O. Ketika cahaya
tiba di P dalam waktu
t1, benda tersebut sudah bergerak dalam waktu yang lebih lama dari
waktu. Karenanya benda tersebut akan memiliki jarak dengan koordinat O. Dan
saat cahaya sampai di P dalam waktu t2, benda tersebut akan berada dalam jarak
yang lebih jauh dari O.
Sekarang kita analisa transformasi Lorentz menggunakan arah sebaran
cahaya dalam salah satu sumbu ruang, misalnya sumbu x, seperti dalam gambar 5
berikut. Posisi O menurut pengamat P yang diam adalah x dan posisi O menurut
pengamat P yang bergerak adalah x.
xut
1u 2 /c2
y'= y
z ' =z
12
'
t=
t( u /c 2) x
1u2 / c 2
(1)
.(2)
..(3)
14
Vp.t+c.t = c.t+vo.t
..(4)
dalam fisika
15
v u
1v u/c
v u
1v /c
=0
Karena semua kecepatan searah sumbu x, maka kita abaikan indeks bawak x), dan
kecepatan massa 2 adalah (dengan v = -v menurut O)
2
v u
2
1v u/c
V =
(v )(v )
1(v ) v / c
2 v
1+ v /c
v u
1 vu/c
2 mv
1+ v /c
pembahasan,
kita
cenderung
berusaha
mempertahankan
kekekalan momentum linear dalam semua kerangka acuan. Telah diketahui bahwa
semua kecepatan telah ditangani dengan benar , sehingga dengan mengingat
bahwa momentum hanya melibatkan massa dan kecepatan, maka kesaahan tentu
terletak pada penanganan kita terhadap massa. Sejalan dengan pembahasan
tentang penyusutan panjang dan pemuluran waktu ,
anggapan bahwa bagi besaran massa terdapat pula pertambahan massa relativistic
menurut hubungan berikut :
16
m=
m
1u /c
m0 disebut massa diam, dengan panjang sejati dan waktu sejati , diukur terhadap
kerangka acuan terhadap benda diam. Dalam kerangka acuan lainnya, massa
relativistic m akan lebih besa daripada m0. Bag aimana definisi nassa relativistic
ini mempertahankan kekekalan momentum dalam kerangka acuan O dan O.
Nyatakan massa yang diukur oleh O dengan m1 ,. m2 , dan M (massa gabungan ),
dan yang oleh O dengan m1 ,. m2 , dan M. Anggaplah kedua objek ini memiliki
massa diam m0 yang sama.
Maka menurut O, kedua massa itu adalah
m1 =
m
1v /c
dan
m2
m
1v /c
karena v1 = v2 = v , maka
M = m1 + m2 =
2m
1v /c
Karena massa gabungan ini diam dalam kerangka acuan O, maka massa M adalah
massa diamnya, yang selanjutnya kita nyatakan dengan M 0.. Menuruta O, m1
diam, jadi m1 = m0. Karena m2 bergerak dengan laju v2 = -2v/ ( 1 + v/c), maka
m2 = m0
1+ v /c
1v /c
m
1v /c
2 m
1v /c
17
1v /c maka
Tampak bahwa definisi massa yang baru ini berhasil mempertahankan kekekalan
momentum menurut O, karena Pawal = m1v1 + m2v2tetap sama dengan nol, seperti
PAKHIR . Selanjutnya, kita buktikan pernyataa momentum awal dan akhir dalam
kerangka acuan O :
Pawal = m1v1 + m2v2
= m0 (0) + m0
=
1+ v /c
2v
1v /c 1v /c
2m v
1v /c
Dan
Pakhir = MV =
2 m
1v /c
2m v
1v /c
(-v) =
mv
1v /c
dinamika seperti yang kita lakukan di atas dengan dengan sekadar menggantikan
massa klasik dengan massa relativistic. Khususnya, tidak benar menuliskan
energy kinetic sebagai mv2 denganmengunakan massa relativistic.
Energi kinetic dalam fisika klasik didefinisikan sebagai usaha sebuah
gaya luar yang mengubah laju sebuah objek. Definisi yang sama tetap kita
pertahankan berlaku pula dalam mekanika relativisti ( dengan membatasi
pembahasan kita pada satu dimensi). Perubahan energy kinetik
= Kf Ki
F dx
adalaH K = W =
Jika benda bergerak dari keadaan diam, Ki = 0, maka energy kinetic akhir
K adalah
F dx
K=
Mengingat gaya masih belum berlaku dari segi relativiskit maka kita belum yakin
tentang bagaimana melanjutkan pembahasan ini. Tanpa bukti atau kebenaran
apapun, kita akan mencoba mempertahankan hukum kedua Newton dalam bentuk
umum ( F = dp/dt ) sebagai hubungan dinamika yang sesuai.
K=
dp
dt dx
dx
dp dt
v dp
Pernyataan yang terakhir dapat kita ubah dengan menggunakan teknik standar
pengintegrasian perbagian ,, dengan d(pv) = v dp + p dv, yang memberikan
v=1
K = pv
p dv
v=0
mv
v 1v /c
v=1
v=0
m v
dv
1v /c
m v
1v /c
+ m c 1v /c 2 - m c
K = mc -m c
19
mv
1v / c
2. m=
mv
1v /c
3. E= mc = mc + K = (p2c2 + m2c4)
Bagi semua persamaan relativistik, baik kinematika maupun dinamika,
berlaku persyaratan apabil v kecil sekali dibanding terhadap c, maka semua
persamaan itu haruslah memberikan kembali hasil . khusus
v c .
20
K m0 v 2 apabila
TEORI KUANTUM
EFEK
FOTOLISTRIK
RADIASI
BENDA HITAM
HUKUM
STEFAN-BOLTZMAN
EFEK
HUKUM
PERGESERAN WIEN
21
HIPOTESIS
DE BROGLIE
HIPOTESIS
PLANCK
Q
eAT 4
t
Keterangan :
P
Energi yang dipancarkan tiap satuan waktu atau daya (J/s atau Watt)
22
Sebuah benda yang dapat menyerap semua radiasi yang mengenainya disebut
benda hitam sempurna. Radiasi yang dihasilkan oleh sebuah benda hitam
sempurna ketika dipanaskan disebut radiasi benda hitam. Perlu Anda pahami
bahwa benda hitam sempurna hanyalah suatu model ideal. Artinya, tak ada
satu pun benda di dunia ini yang berperilaku sebagai benda hitam sempurna.
Benda hitam sempurna (jika ada) akan memiliki nilai emisivitas 1.
C. Hukum Pergeseran Wien
Wilhelm Wien menemukan suatu hubungan empirik sederhana antara panjang
gelombang yang dipancarkan untuk intensitas maksimum sebuah benda
dengan suhu mutlak T, yang dinyatakan sebagai :
maks T C 2,898 10 3 mK
23
1
Intensitas radiasi
3
T1 = 6000 K
T2 = 5000 K
T3 = 4000 K
500
1000
1500
2000
2500
Panjang gelombang ()
Gambar 7.1. Grafik intensitas terhadap panjang gelombang suatu benda hitam
pada 3 jenis suhu mutlak.
Dari grafik di atas, kita mendapat gambaran bahwa intensitas radiasi
maksimum akan memiliki nilai panjang gelombang kecil (dengan kata lain
frekuensi besar) pada benda dengan suhu tinggi. Dan sebaliknya, intensitas
radiasi maksimum akan memiliki nilai panjang gelombang besar (dengan kata
lain frekuensinya kecil) ketika benda bersuhu lebih rendah.
Hukum pergeseran Wien ini hanya dapat menjelaskan radiasi benda hitam
dengan panjang gelombang yang nilainya kecil (pendek). Ia gagal
menjelaskan radiasi benda hitam untuk panjang gelombang yang nilainya
besar (panjang).
D. Teori Rayleigh and Jeans
RayleighJeans dapat menjelaskan radiasi benda hitam untuk panjang
gelombang yang nilainya besar, namun gagal menjelaskan radiasi benda hitam
untuk panjang gelombang yang nilainya kecil. Artinya, berdasarkan teori
Rayleigh and Jeans ini, hukum StefanBoltzmann (pers. 7.1) hanya berlaku
pada panjang gelombang yang nilainya besar.
24
E n n .h .f
Dengan n adalah bilangan asli (1, 2, 3, ....) yang disebut bilangan kuantum.
Sedangkan f adalah frekuensi getaran molekul benda. Dan h adalah
konstanta (tetapan) Planck yang besarnya 6,626 10-34 Js.
2. Molekul-molekul dalam benda memancarkan (emisi) atau menyerap
(absorbsi) energi radiasi dalam paket-paket diskret yang disebut kuantum
atau foton.
Gagasan Planck ini baru menyangkut permukaan benda hitam. Selanjutnya,
Albert Einstein memperluasnya menjadi fenomena yang universal. Dan
berdasarkan teori kuantum, cahaya merupakan pancaran paket-paket energi
(foton) yang terkuantisasi (diskret) yang besarnya sesuai dengan persamaan
(7.3). Teori Planck inilah awal munculnya Fisika Modern.
Rayleigh - Jeans
Intensitas
Planck
Wien
Panjang Gelombang
F. Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik merupakan hasil eksperimen klasik yang menunjukkan bahwa
cahaya memiliki karakteristik sebagai partikel.
Percobaan efek fotolistrik dilakukan oleh Albert Einstein untuk menguji
adanya foton. Einstein menyatakan bahwa ketika cahaya dipancarkan,
energinya harus berkurang sebesar hf, 2hf, 3hf, dan seterusnya. Dengan
demikian, cahaya yang dipancarkan ternyata merupakan partikel-partikel kecil
yang disebut foton. Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektronelektron dari permukaan logam (elektron foto) ketika logam tersebut disinari
dengan cahaya.
Berdasarkan hukum kekekalan energi :
1
mv 2 maks eV0
2
(7.4)
Keterangan :
m
V0
G. Efek Compton
Arthur Holly Compton mempelajari gejala-gejala tumbukan antara foton dan
elektron. Ia mendapatkan kesimpulan bahwa paket-paket energi gelombang
elektromagnetik itu dapat berfungsi sebagai partikel dengan momentum
sebesar :
Pfoton
hf h
Keterangan :
26
(7.5)
hf
Dari efek Compton ini tampak bahwa cahaya memiliki sifat kembar
(dualisme) yaitu sebagai gelombang (memiliki panjang gelombang dan
frekuensi), maupun sebagai partikel (mempunyai momentum).
H. Hipotesis de Broglie
Louis de Broglie mengembangkan gagasan tentang dualisme gelombang
partikel ini. Karena cahaya memiliki perilaku seperti gelombang dan partikel,
mungkin juga bahwa partikel-partikel seperti elektron memiliki perilaku
sebagai gelombang. Ia kemudian menunjukkan hubungan besaran-besaran
antara partikel dan gelombang :
h
mv
Keterangan :
27
(7.6)
Contoh Soal
1. Pernyataaan yang tepat untuk postulat Einstein pada teori relativitas khusus
adalah :
(1) Hukum-hukum fisika adalah sama untuk semua kerangka acuan dengan
percepatan konstan
(2) Hukum-hukum fisika adalah sama untuk semua kerangka acuan dengan
kecepatan konstan
(3) Laju cahaya dalam vakum adalah sama untuk semua kerangka acuan
dengan percepatan konstan
(4) Laju cahaya dalam vakum adalah sama untuk semua kerangka acuan
dengan percepatan konstan
A. 1, 2, 3 benar
C. 2 dan 4 benar
B. 1 dan 3 benar
D. 4 benar
E. Semua benar
Jawab : C
2. Seorang astronot berada dalam pesawat angkasa yang bergerak dengan laju
2.108 m/s terhadap kerangka acuan bumi. Jika menurut pengamat di bumi
astronot telah melakukan perjalanan
menurut jam yang dipakai astronot perjalanan itu telah memakan waktu
jam
A.
36
5
C. 4
5
B.
12
D. 8
Jawab :
t = 12 jam
t0 = .???
C = 3 X 108
28
E.
1
=
V2
C2
1
4 x 1016
9 x 1016
= 5
t = t0
12 =
3
t0
5
t0 = 4
(C)
3. Suatu benda dengan luas permukaan A memiliki daya radiasi P pada suhu T.
jika ada bend lain yang sejenis dengan luas permukaan 2A dan suhunya 2T,
maka daya radiasi benda ini adalah
A. 4P
C. 16P
B. 8P
D. 32P
Jawab :
P2
P1
A2
A1
T2
T1
( )
P2 = P, 2 X 24 = 25 = 32P
(D)
29
E. 64P
Diskusi
A. L. Adlyansah
Pertanyaan
Jawaban
Latihan Soal
Seorang astronot sedang berada dalam perjalanan luar angkasa dengan
pesawat berkecepatan 0,8 C terhadap acuan bumi. Jika waktu di pesawat
menunjukkan bahwa astronot telah melakukan perjalanan selama 3 tahun,
maka jarak yang telah ditempuh astronot menurut pengamat di bumi
adalah.tahun cahaya
A. 3
C. 5
B. 4
D. 6
E. 7
Jawab :
t0 = 3 tahun
1
=
1
2
V
2
C
t = t0 =
5
3
0,64 C 2
2
C
5
3
(3)
= 5 tahun
L0 = Vt
= 0,8C X 5 Tahun
= 4 Tahun cahaya
(B)
30
Pekerjaan Rumah
1. Sebuah benda bermassa 0,12 kg yang bergerak dengan kecepatan 1,8 x 10 8 m/s
memiliki energy kinetik .. x 1016 joule
A. 0,27
C. 0,15
B. 0,20
D. 0,09
E. 0,03
Jawab :
1
=
1
2
V
1 2
C
E = E0 + Ek
3,24 x 1016
1
9 x 10 16
1
10,36
10
8
E = E0
(-1) E0 = Ek
(-1) m0C2 = Ek
(
10
8
- 1) 0,12 (9 x 1016) = Ek
0,27 x 1016 J = Ek
(A)
C. 22mc
E. 26mc
B. 2 mc
D. 23mc
Jawab :
E2 = E0 + (pc)2
(5mc2)2 = (mc2)2 + (pc)2
24m2c4 = (pc)2
26 mc2 = pc
P = 26mc
(E)
3. Suatu mesin laser menghasilkan berkas laser dengan panjang gelombang 540
nm dan daya output 20 mW. Laju pancaran foton yang dihasilkan mesin
tersebut adalah .(1016 foton/s)
A. 5,45
C. 3,15
B. 4,25
D.2,25
E. 1,25
Jawab :
31
nhf = pt
n
t
p
hf
20 x 103
6,6 x 1034 3 x 108
9
540 x 10
10
(2) 54 x 10
( 6,6 ) 3 x 1026
54
9,99
x 1016
= 5, 45 x 1016
(A)
32
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
1. Postulat Einstein berbunyi :
a. hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan
berbentuk sama dalam semua kerangka
dengan kecepatan tetap
yang
untuk
m
3.
mo
1 v2 c2
5.
V2
C2
V x=V X u
'
V y =Vy
V ' z=Vz
33
semua
7. Pada radiasi benda hitam semakin tinggi suhu suatu benda, makin
besar pula energi kalor yang dipancarkan.
8. Pada posultat Einstein, konsep-konsep ini menyiratkan bahwa kita hidup
dalam alam semesta yang sangat aneh, oleh karena itu kita akan tetap
beranggapan bahwa alam semesta ini memilikisemacam struktur yang
sangat serasi, dan bahwa hukum-hukum kekekalan ini tetap berlaku,
namun dengan catatan bahwa relativitas khusus mungkin menghendaki
suatu pendefinisian ulang terhadap besaran-besaran dinamika dasar.
V1 =
v u
1v u/c
v u
1v /c
=0
III. 2 SARAN
1. Akan lebih baik bila peserta lebih aktif lagi dalam persentasi.
2. Makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan jadi diharapkan kritik dan
sarannya.
34