Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KONSERVASI GIGI 1

Makalah Indikasi dan Kontra Indikasi Pemakaian Resin Komposit serta


Preparasi resin komposit

Dosen Pembimbing : drg. Ulfa Yasmin


Disusun Oleh Kelompok 4
Mariatun Zahro Nasution

(NIM 04031181320031)

Hardiyanti Suci Rusmiaty

(NIM 04031181320032)

Aprilia Hanum

(NIM 04031181320033)

Afifah Astarini

(NIM 04031181320034)

Fitriya Pratiwi

(NIM 04031181320035)

Marzella Masawa

(NIM 04031181320036)

Rista Kiranti

(NIM 04031181320037)

Katherine Efrinda

(NIM 04031181320038)

Tissa Indria Sari

(NIM 04031181320039)

Hasmila Devi

(NIM 04031181320040)
Universitas Sriwijaya
Fakultas Kedokteran

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi


2014

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji
hanya bagiNya. Puji dan syukur saya haturkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini mengenai indikasi dan kontradiksi serta preparasi resin komposit. Di dalam
penulisan makalah ini terdapat sifat-sifat, klasifikasi dan utamanya indikasi dan kontradiksi dari
resin komposit termasuk klasifikasi dari preparsi resin komposit dibahas di makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
dan membantu kami dalam menyusun makalah ini. kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak. kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar penyusuan
makalah ini dapat menjadi lebih baik karena seperti hakikat ilmu sendiri yaitu selalu melakukan
inovasi-inovasi agar kemajuan dari ilmu dapat dimanfaatkan oleh umat manusia sesuai dengan
kebenaran ilmu agar ilmu tersebut dapat digunakan sesuai dengan tanggung jawab.

Inderalaya, 1 November 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul ..........................................................................................
Kata Pengantar ..........................................................................................
Daftar Isi ....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang ....................................................................................

1.2

Rumusan masalah ...............................................................................

1.3

Tujuan penulisan ................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1

definisi resin komposit ........................................................................

2.2

klasifikasi resin komposit ....................................................................

2.3

indikasi dan kontradiksi .......................................................................

2.4

syarat preparasi gigi

2.5

Tipe- tipe preparasi resin komposit.

2.6

klasifikasi preparasi resin komposit .

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ........................................................................................
Daftar pustaka .............................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang serius. Karies yang dalam dapat

menyebabkan rasa sakit pada pasien. Pada kondisi ini, pasien sering salah kaprah dengan meminta
pencabutan gigi. Padahal, pencabutan gigi hanya boleh dilakukan pada kondisi yang benar-benar
parah seperti, sisa akar gigi dan gigi yang rusak akibat perluasan lubang/karies gigi dimana karies
luas dapat menyebabkan keradangan pulpa, menjalar ke daerah periapikal sehingga timbul
berbagai bentuk keradangan yang melibatkan struktur jaringan yang lebih dalam. Jika kondisi
masih ringan dan tidak separah yang telah disebutkan maka gigi hanya perlu ditambal.
Ada beberapa jenis bahan tambal yang digunakan dalam kedokteran gigi seperti, amalgam,
resin komposit, cast gold, gold foil, ceramics, dan glass ionomer. Namun, salah satu yang paling
sering digunakan adalah resin komposit. Hal ini disebabkan oleh efektifitas dan ketahanan bahan
yang baik dan warna yang cocok dengan struktur gigi sehingga memenuhi persyaratan matriks
resin suatu komposit gigi. Pencapaian estetik merupakan karakteristik utama yang dihasilkan dari
restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari dan terkenal diantara para dokter
gigi. Namun pada kenyataannya, berbagai material dalam kedokteran gigi, termasuk bahan
tambalan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang pada akhirnya merujuk pada
kondisi ketika kita diperbolehkan atau bahkan diharuskan menggunakannya (indikasi) dan kondisi
ketika kita dianjurkan untuk tidak menggunakannya (kontraindikasi) Oleh sebab inilah kami
mengangkat tema ini dalam makalah ini.
Selain itu didalam makalah ini juga membahas tentang preparasi kavitas menggunakan
resin komposit. Preparasi gigi adalah suatu teknik pengurangan jaringan gigi yang mengalami
kerusakan agar dapat menerima material bahan tambal sehingga mengembalikan kesehatan gigi,
termasuk mengkoreksi estetik sesuai bentuk dan fungsi normalnya. Preparasi gigi dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan estetik dan fungsional. Prinsip preparasi masa kini adalah preparasi
minimal yang berarti membuang jaringan karies secukupnya, yaitu jaringan yang terinfeksi, dan
mengambil jaringan sehat sesedikit mungkin. Dalam prinsip preparasi sekarang diharapkan bahwa

bentuk akhir kavitas hampir sama dengan bentuk lesi semula. Oleh karena itu di makalah ini juga
dijelaskan cara-cara preparasi resin komposit.

1.2

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahan tambalan jenis resin komposit?
2. Apa saja sifat-sifat umum dari resin komposit?
3. Apa saja klasifikasi dari resin komposit beserta pertimbangan klinis penggunaannya?
4. Apa saja indikasi dan kontraindikasi penggunaan resin komposit?
5. Apa saja prinsip dasar preparasi kavitas resin komposit ?
6. Bagaimana desain dari kavitas resin komposit ?
7. Apa saja syarat prevarasi resin komposit
8. Apa saja tipe-tipe dari preparasi resin komposit ?
9. Apa saja klasifikasi dari preparasi resin komposit ?

1.3

Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu bahan tambalan jenis resin komposit
2. Mengetahui sifat-sifat umum dari resin komposit.
3. Mengetahui pertimbangan klinis penggunaan resin komposit yang didasarkan pada
klasifikasinya.
4. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi penggunaan resin komposit.
5. Mengetahui prinsip dasar preparasi kavitas resin komposit.
6. Mengetahui desain dari kavitas resin komposit
7. Mengetahui syarat prevarasi resin komposit
8. Mengetahui tipe-tipe dari preparasi resin komposit
9. Mengetahui klasifikasi dari preparasi resin komposit

BAB II
PEMBAHASAN

Definisi
Menurut definisi, komposit adalah suatu material yang terdiri dari dua atau lebih komponen-

komponen. Resin komposit merupakan bahan kompleks yang pada umumnya terdiri atas komponen
organik (resin) yang membentuk matriks, bahan pengisi (filler) inorganik, bahan interfasial untuk
menyatukan resin dan filler,sistem inisiator untuk mengaktifkan mekanisme pengerasan atau
polimerisasi, stabilisator (inhibitor) dan pigmen.
B .Klasifikasi Resin Komposit Beserta Pertimbangan Klinis Penggunaannya
KLASIFIKASI RESIN

TUMPATAN

KELAS

INDIKASI

KONTRAINDIKASI

KOMPOSIT
Macrofillers

II, IV

Microfillers

III, V

Hybrid

I, II, III, IV, V, VI

Nano komposit

I, II, III, IV, V, VI

I, II, IV,VI

Pembahasan
Macrofillers
Ukurannya
: 8-12 m
Diindikasikan sebagai campuran dari partikel glass silicate dengan monomer akrilik,
dimana terjadi polimerisasi selama aplikasinya.
Ukuran partikel macrofiller
Efek langsung pada kekasaran permukaan pada dasarnya tahap terakhir atau pemolesan
material.
Partikel filler lebih keras daripada matriks
Pada tahap finishing, beberapa partikel dapat terlepas dari permukaan, sehingga
menimbulkan permukaan yang berlubang-lubang.

Microfillers
Ukurannya
: 0,04 m
Disebut sebagai fine finishing composite karena ukurannya partikelnya kecil yang
menyebabkan viskositasnya tinggi.
Keuntungan : lebih elastic, lebih halus dan lebih fleksibel
Kekurangan : kelemahan dari bahan-bahan ini adalal ikatan antar partikel yangm lemah,
mempermudah terjadinya retorasi pada daerah tersebut sehingga tidak cocok untuk daerah
yang menahan beban.
Penggunaan : kelas 3 dan 4
Hybrid

Tujuannya untuk menggabungkan sifat fisik dan mekanik dua partikel filler agar menjadi

lebih baik
Jenisnya ada 3:
a. Midi hybrid : campuran microfilm dan midfill
b. Mini hybrid(micro hybrid) : campuran microfill dan macrofill
c. Nano hybrid : campuran nanofill & midfill (microfill)

Nano komposit
Ukurannya: 1-5m
Ukurannya yang kecil sehingga dapat masuk diantara beberapa rantai polimer yang
disebut very high filler loading levels in composites.
Penggunaan pada kelas I, II, III, IV, V

Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Resin Komposit menurut ADA


ADA (American Dental Association) mendukung resin komposit digunakan dalam :

Resin preventive

Lesi awal kelas I dan II

Restorasi pada

Restorasi pada pasien

pada pit dan fisur

(menggunakan

tempat-tempat yang

yang alergi atau

modifikasi preparasi

memerlukan estetika

sensitivitas terhadap

konservatif)
prosedur klinik

Restorasi yang

logam

Resin komposit

Pada beberapa kasus

yang digunakan

berukuran kecil dan

merupakan

ada sejumlah pasien

untuk mengisolasi

sedang, terutama

material restorasi

yang ternyata alergi

pit dan fisur


sekaligus

dengan margin email


Kebanyakan restorasi

yang paling pesat

dengan logam yang

perkembangannya

terkandung dalam

mencegah

pada premolar atau

dibandingkan

bahan tambal seperti

terjadinya karies

molar pertama,

material restorasi

amalgam. Selain itu,

pada pit dan fisur

terutama ketika

sewarna gigi

beberapa waktu

dengan memakai

mempertimbangkan

lainnya, seperti :

setelah penambalan,

tehnik etsa asam.

segi estetik

silikat, resin akrilik

pasien seringkali

dan semen

mengeluhkan rasa

ionomer kaca

sensitif terhadap

tujuan untuk

Restorasi yang tidak

menghentikan

menyediakan seluruh

proses karies awal

kontak oklusal

yang terdapat pada

Restorasi yang tidak

tertentu dari resin

pit dan fisur,

memiliki kontak

komposit seperti

terutama pada gigi

oklusal yang berat

warnanya yang

adanya karakteristik

hampir

molar permanen

Restorasi yang dapat

yang memiliki pit

diisolasi selama

menyerupai warna

dan fisur, seklaigus

prosedur dilakukan

gigi, tidak larut

melakukan

Beberapa restorasi

tindakan

yang dapat

pencegahan

berfungsi sebagai

terhadap karies

landasan mahkota

pada pit dan fisur


yang belum
terkena karies pada
gigi yang sama.

Sebagian besar
restorasi yang
digunakan untuk
memperkuat sisa
struktur gigi yang
melemah
Jarak faciolingual
preparasi kavitas
tidak melebihi 1/3
jarak intercuspal.

dalam cairan
mulut, dan
kemampuannya
berikatan dengan
gigi secara
mikromekanis.

rangsang panas atau


dingin.

ADA tidak mendukung penggunaan komposit (kontraindikasi) pada gigi dengan:


Tekanan oklusal yang

Tempat atau area yang

Pasien dengan alergi atau

besar

diisolasi

sensitivitas terhadap
material komposit.

Jika semua kontak oklusi

Resin komposit tidak

Reaksi alergi yang dilaporkan

tterletak pada bahan restorasi maka

dianjurkan untuk diaplikasikan

akibat penggunaan bahan resin

resin komposit sebaiknya tidak

pada dinding kavitas yang hanya

komposit sangat sedikit.

digunakan

terdapat sedikit, atau sama sekali

tidak ada email

pada beberapa individu dapat

kekuatan menahan tekanan oklusi

menyebabkan reaksi alergi.

lebih rendah dibandingkan

restorasi resin komposit, daerah

amalgam

operasi harus sama sekali

menyebutkan bahwa sering

terbebas dari kontaminasi cairan

terjadi reaksi alergi berupa

resin komposit mempunyai

Tumpatan menggunakan

pada penggunaan bahan

perlekatan monomer resin

beberapa laporan

komposit pada gigi posterior akan seperti saliva atau darah.

dermatitis pada jari dokter gigi

cepat rusak pada pasien dengan

yang berkontak langsung dengan

tenaga pengunyahan yang besar

monomer yang tidak bereaksi

atau bruxism

Keuntungan pemakaian resin komposit :


a. Mempunyai estetis yang baik.
b. Mempunyai konduktivitas termal yang rendah.
c. Tidak menimbulkan reaksi galvanism.
d. System bondingnya mempertinggi kekuatan gigi terhadap fraktur.
e. Melindungi struktur gigi yang tersisa.
f. Radiopaque.
g. Sebagai bahan alternative pengganti amalgam.

Kerugian pemakaian resin komposit:


a. Polymerization shrinkage.
b. Sering terbentuknya microlage yang akhirnya menjadi karies sekunder.
c. Sensitivitas pasca penambalan.
d. Memerlukan keterampilan sensitivitas yang tinggi.
e. Ketahanan dalam pemakaian.
f. Menyerap air.
PREPARASI KAVITAS RESIN KOMPOSIT
Preparasi gigi merupakan suatu teknik pengurangan jaringan gigi yang mengalami
kerusakan agar dapat menerima material bahan tambal sehingga dapat mengembalikan kesehatan
gigi, termasuk mengkoreksi estetik sesuai bentuk dan fungsi normalnya.
Dalam konsep baru tentang preparasi ini terdapat beberapa perubahan pokok. Fokus preparasi
adalah dengan pengambilan jaringan karies dan perluasan kavitas disesuaikan dengan
perkembangan karies melibatkan enamel dan dentin. Dengan demikian bentuk luar kavitas
ditentukan dengan mengikutsertakan enamel yang tidak terdukung dentin. Bentuk luar ini
sebaiknya ditentukan terlebih dahulu sehingga diperoleh ekstensi yang minimal. extention for
prevention berlaku untuk restorasi amalgam. Hal ini disebabkan ekstensi ke daerah imun terhadap
karies tidak menjamin daerah tersebut tidak terserang karies lagi. Tahan preparasi menurut Black
yang sebetulnya berhubungan dengan terapi karies yaitu pengambilan jaringan karies dan
penentuan bentuk kavitas. Dalam prinsip preparasi sekarang diharapkan bahwa bentuk akhir
kavitas hampir sama dengan bentuk lesi semula.
Preparasi kavitas merupakan suatu langkah penting sebelum tindakan restorasi gigi.
Preparasi kavitas dilakukan pada pasien yang menderita karies. Preparasi kavitas sendiri adalah
mempersiapkan celah kavitas pada gigi yang akan di restorasi. Preparasi kavitas selain membuang
karies dan bagian sehat gigi seminimal mungkin.
Tujuan melakukan preparasi sebelum restorasi yaitu :
1.

Membuang sel jaringan rusak sehingga dapat melindungi pulpa

2.

Memperluas restorasi sekonservative mungkin

3.

Membentuk preparasi sehingga tekanan kunyah yang diterima gigi atau restorasi tidak
menyebabkan fraktur atau lepasnya restorasi tersebut.

4.

Membuat suatu restorasi yang memenuhi estetik atau fungsional.

Terminology preparasi gigi dibedakan menjadi tiga yaitu :


Simple preparasi
Compound preparasi
Complex preparasi
permukaan
gigi 2 permukaan gigi (mesio 3 permukaan gigi (mesio oklusal

(oklusal)

oklusal )

disto)

Syarat preparasi gigi


Prasyarat untuk memahami preparasi kavitas adalah memahami struktur anatomi gigi.
Suatu gambaran gross baik internal maupun eksternal tubuh dari individu yang akan di preparasi
giginya harus diperlihatkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam preparasi kavitas yaitu :

arah dari enamel rods

ketebalan enamel

dentine body

ukuran beserta posisi dari pulpa

hubungan antara daerah subgingiva dengan crown

Untuk dapat membuat suatu restorasi yang baik dan tahan terhadap beban daya kunyah dalam
operator harus mengingat syarat pokok preparasi gigi antara lain :

1. Outline form

Membentuk outline form yaitu menggambar batas-batas dari kavitas pada posisi-posisi
yang akan di tempatinya pada akhir preparasi, suatu tindakan perluasan dari dinding eksternal,
dengan kedalaman tertentu dari preparasi yang melibatkan struktur gigi yang sehat untuk
mencegah gigi atau tumpatan pecah.
Terdapat dua macam prinsip yaitu :
a) undermined enamel harus dihilangkan
b) seluruh batas outline form harus ditempatkan pada posisi yang mampu

menghasilkan

hasil akhir yang kuat. Prinsip kedua merupakan percabangan yang menjadi pembeda untuk
kavitas pada pit dan fissure.
Pit dan kavitas fissure : perpanjangan dari outline form pada kavitas-kavitas pit
dan fissure dipengaruhi dua faktor yaitu:
a) perpanjangan garis menuju enamel diikuti proses karies
b) perpanjangan garis harus dibuat sepanjang fissure untuk mendapat margin yang halus
dan sesuai anatomi gigi.
Perluasan preparasi dilakukan sepanjang fisura dengan kedalaman sekitar 2 mm dari
dinding eksternal (maksimal 0,2 mm masuk ke dalam dentin). Pada kasus tertentu,
pengambilannya bagian pit dan fisura hanya sedikit. Di bagian ini dibuat suatu bentuk
cekungan mendatar dan tidak perlu ditumpat. Keadaan ini dilakukan pada pit dan fisura
dengan kedalaman tidak lebih dari 1/3 tebal enamel. Tindakan ini dinamakan
enameloplasty.
Kavitas dengan permukaan halus, dengan perkecualian preparasi karies kelas
kavitas dengan permukaan yang halus termasuk permukaan proksimalnya. Pada
kelas 2 yang melibatkan dua permukaan oklusal dikontrol oleh faktor yang
menetukan penempatan batas-batas outline form pada pit dan fissure dan untuk
preperasi inlays berbentuk dovetail pada permukaan oklusal.
2. Resistance Form
Resistensi form adalah bentuk reparasi kavitas dimana sisa jaringan gigi yang ada tetap
kuat dan menerima daya kunyah atau tidak pecah oleh daya kunyah. Jadi pada waktu melakukan
peluasan preparasi harus diperhatikan sisa jaringan gigi yang ada cukup tebal .
Prinsip dasar dari resistance form antara lain:

1.

Menggunakan bentuk kotak dengan dasar relatif datar, yang membantu gigi menahan
muatan oklusal saat pengunyahan yang diarahkan pada sumbu panjang gigi.

2.

Membatasi perluasan dinding eksternal (dipertahankan sekecil mungkin) untuk


memungkinkan cusp kuat dan area tepi tetap dengan dukungan gigi terpenuhi.

3.

Menutup cusp yang lemah dan menyelimuti atau merestorasi gigi dalam preparasi gigi
ekstensif untuk mencegah atau menahan keretakan gigi dengan kekuatan dalam sumbu
panjang dan secara miring (secara lateral).

4.

Memberikan ketebalan yang cukup pada material restorasi untuk mencegah keretakan
dibawah beban.

3.

Retention Form
Retention form adalah bentuk dari preparasi kavitas yang tahan terhadap pergeseran
atau hilangnya restorasi dari gaya dorong dan daya angkat. Kebutuhan retensi berhubungan
dengan jenis material restorasi yang digunakan, prinsip dari retention form bermacammacam tergantung dari bahan material yang digunakan.
Macam bentuk retensi :
Frictional wall retention
Undercut mekanis
Groove
Posthole
Dovetail : merupakan kavitas retensi yang melebar di daerah pinggirnya dan menyempit di
daerah leher, tempat kavitas itu bersambung dengan kavitas utama. Kavitas ini memberikan
retensi mekanik terhadap restorasi.

4.

Removal of caries
Removal of caries berarti membuang seluruh jaringan karies yang terinfeksi
terutama jaringan dentin yang lunak. Pada dasarnya semua enamel yang tidak didukung
oleh dentin yang sehat harus diambil, yang akan mempengaruhi preparasi. Lesi dapat
diambil dengan bur bulat atau eskavator untuk mencegah pembuangan yang berlebihan.
Ukuran mata bur harus besar dan disesuaikan dengan besar gigi dan besar karies dentin
yang tertinggal (misalnya ukuran bur no. 4, 6, atau 8). Sewaktu karies dentin ini diambil,

warna dan tekstur dentin yang tertinggal dapat digunakan sebagai penuntun untuk
mengetahui preparasi yang tepat.
5.

Finishing of the enamel wall


a.

Desain cavosurface angle : 270 dalam prakteknya, dibuat lebih kecil dari 270
dengan konsekuensi material margin angle tambalan menjadi lebih kecil

b.

Kehalusan dinding kavitas

Tujuan :
Memberikan kekuatan mekanis antara gigi dan bahan tambal
Memberikan seal yang baik untuk gigi
Sebagai batas tepi restorasi
Mendapatkan sudut yang optimal terhadap gigi
6. Convinience Form
Adalah bentuk preparasi yang menyediakan kemudahan pandangan saat preparasi atau
merestorasi gigi. Yang berarti bahwa menghaluskan seluruh bidang preparasi dilakukan
sedemikian rupa sehingga memudahkan operator dalam menggunakan peralatan dan menempatkan
bahan tumpatan ke dalam kavitas.

7. Cavity toilet
Membersihkan sisa jaringan nekrotik kavitas yang telah dipreparasi sebelum
direstorasi dan bekas preparasi serta sterilisasi kavitas dengan menggunakan bahan
sterilisasi kaitas yang ada
Debris, darah, dan sisa-sisa hasil preparasi dibersihkan dengan semprotan air
melalui syringe
Langkah terakhir adalah mengeringkan kavitas dengan aliran udara
TIPE-TIPE PREPARASI RESTORASI RESIN KOMPOSIT
BEVELED CONVENTIONAL TOOTH PREPARATION

Preparasi gigi dengan menggunakan bevel mirip dengan preparasi gigi bentuk
konvensional dengan bentuk outline seperti box, tetapi pada margin enamel dibentuk bevel pada
margin enamel. Preparasi ini dapat dibentuk dan disempurnakan dengan menggunakan diamond
atau stone bur.
Preparasi beveled conventional ini didesain untuk suatu gigi dimana gigi tersebut sudah direstorasi
(biasanya restorasi amalgam), tetapi restorasi tersebut akan diganti dengan menggunakan resin
komposit. Preparasi dengan desain ini lebih cocok digunakan pada kavitas
klas III
klas IV
klas V
Keuntungan dari bevel pada margin enamel untuk restorasi resin komposit adalah
perlekatan resin pada enamel rods menjadi lebih baik.
b.

CONVENSIONAL TOOTH PREPARATION


Preparasi gigi konvensional dengan menggunakan resin komposit pada dasarnya sama

seperti preparasi menggunakan tumpatan amalgam. Bentuk outline diperlukan untuk perluasan
dinding eksternal memerlukan batasan yang benar, bentuk yang sama, kedalaman dentin,
membentuk dinding menjadi sebuah sudut 90 derajat dengan restorasi materialnya.

BOX-ONLY
Indikasi:Teknik ini hanya dipergunakan pada permukaan proksimal saja.
Instrument: Inverted cone bur atau round diamond stone/bur.
Cara kerja:
1. Box proksimal dipreparasi dengan menggunakan inverted cone bur atau round
diamond stone/bur dengan posisi sejajar sepanjang axis mahkota gigi.
2. Preparasi diteruskan ke arah gingival hingga mencapai marginal ridge.
3. Kedalaman inisial proximal aksial dipreparasi sedalam 0,2 pada dentinoenamel
junction.

Klasifikasi Preparasi Kavitas


Preparasi Kelas I
Untuk preparasi kelas I yang besar dengan komposit caranya yaitu :
1. Inverted cone diamond dimasukan lewat distal area pit pada permukaan oklusal
2. Inverted cone diamond sejajar dengan sumbu akar dan mahkota.
3. Saat diantisipasi bahwa seluruh panjang mesio distal dari sentral groove yang akan dipreparasi,
lebih mudah memasukkan bagian distal terlebih dulu dan kemudian melintasi mesial.
4. Pulpal floor disiapkan untuk kedalaman inisiasi awal 1,5 mm, yang diukur dari sentral groove
(Gb. 1) .
Keterangan gambar : diamond bergerak ke mesial termasuk ke daerah yang kurang
(Google picture, unduh 31Oktober 2014, 17.15 WIB)

5.

Setelah daerah sentral groove dibuang, kedalaman facial atau lingual diukur, ini akan lebih
besar, biasanya sekitar 1,75 mm, tergantung pada kecuraman dari kecondongan cusp (Gb.
2). Biasanya kedalaman awal ini adalah kira-kira 0,2 mm dalam (internal) di DEJ(Dentino
Enamel Junction). Diamond dipindahkan ke mesial (Gb. 3) untuk menyertakan sisa lain,
mengikuti groove sentral, sebaik turun naiknya DEJ (Gb. 4).
Keterangan gambar : mesiodistal pulpa ukuranrestorasi nya mengikuti DEJ. A,
Mesiodistal bagian silang dari premolar. B.pergerakan instrument potongnya kearah mesial

C, mengikuti garis luar dari DEJ. (google picture, unduh 31 oktober 2014, 17.15 wib

Keterangan gambar : Gb.3.Perpanjangan mesiodistal . membatasi dentin dari batas margin


enamel. A, Molar.B. Premolar Gb 4. Perpanjangan fasiolingual. Memelihara awal 1,5 mm pulpa
menjaga lereng cusp.

Perluasan permukaan bukal dan lingual dan lebar mengikuti karies, material restorasi lama, atau
kesalahan. Mempertahankan kekuatan cuspal dan marginal ridge sebanyak mungkin. Meskipun
ikatan akhir restorasi komposit akan membantu memulihkan beberapa kekuatan yang melemah,

permukaan yang tidak dipreparasi, lingual mesial, atau distal struktur gigi, bentuk outline harus
sebagai konservatif mungkin di daerah ini. Perluasan pada cups harus seminimal mungkin.
Perluasan sampai marginal ridge harus menghasilkan kira-kira 1,6 mm ketebalan gigi sisa struktur
(diukur dari perluasan internal kekontur proksimal) untuk premolar dan kira-kira 2 mm untuk
geraham.
Perluasan terbatas tergantung oleh dukungan dentin pada marginal ridge email dan cups. Diamond
berjalan sepanjang groove dan menghasikan Pulpal floor yang datar dan mengikuti naik turunnya
DEJ.
Keterangan gambar :

Preparasi Kelas II MOD


Dalam preparasi gigi kelas II cara kerjanya yaitu :
1. preparasi permukaan oklusal menggunakan bur diamond inverted dengan bentuk outline.
2. Bur diamond digerakkan dari sentral groove kearah tonjolan dengan kedalaman pulpa
dipertahankan 1.5 mm.

3. Kemudian dilakukan preparasi proksimal box dengan pertimbangan luas lesi karies dan restorasi
lama dalam perluasan preparasi proksimal box kearahfasial, lingual, dan gingival.
4. Ketika preparasi telah diperluas sampai marginal ridge, dimulai pemotongan parit proksimal.
5.Tahan bur diamond diatas dento enamel jungtion sedalam 0.2 mm. Bur diamond diperluas
kearah fasial, lingual, dan gingival untuk mencakup semua lesi karies atau bahan restorasi yang
lama. Pemotongan kearah fasiolingual dilakukan dengan gerakan perlahan mengikuti bentuk
dento enamel jungtion dengan bentuk agak konveks disebelah luar. Dinding aksial sebaiknya 0.2
mm kedalam dento enamel jungtion dan sedikit konveks kebagian luar.
6. Retention form dapat ditambahkan dengan penempatan groove, lock, coves, atau slot. Semua
retension form di atas harus di tempatkkan di dentin, dengan sedemikian rupa tidak merusak dan
melemahkan enamel yang berdekatan. Bevel ditempatkan pada margin enamel yang tersedia.
Keterangan gambar :

Preparasi Kelas III


Merupakan permukaan proksimalgigi anterior dengan atau tanpa labial atau lingual
eksterior (tidak mengenai sudut incisal), biasanya terjadi pada permukaan mesial atau distal dari
incisivus atau kaninus dan biasnya terjadi dibawah titik kontak.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam preparasi kavitas kelas III

Untuk mendapatkan akses ke dentin jika gigi tetangga masih ada, gunakan diamond
bur melalui ridge tepi email dari aspek palatal
Dinding labial sebaiknya dipertahankan
Retensi (groove stabilisasi) dibuat dengan bur bulat kecil kearah gingival dan insisal
Perluasan dinding email dipermukaan palatal kearah palatal, insisal maupun gingival
dilakukan dengan bur bulat kecil
keterangan gambar :

Preparasi gigi kelas IV desain modified

Pada permukaan proksimal gigi I dan C yaitu pada tepi insisal terlibat.

Preparasi kelas IV desain modified yang menggunakan bahan komposit diindikasikan


untuk lesi kelas IV yang kecil atau sedang atau juga bisa untuk cacat traumatik.

Menghilangkan semua lesi yang ada atau restorasi cacat dengan mata bur ukuran round
atau diamond instrument serta menyiapkan outline form.

Biasanya sedikit atau tanpa preparasi gigi awal diindikasikan untuk sudut insisal yang
retak, selain struktur gigi yang retak dan kasar.

Margin cavosurface disusun dengan konfigurasi miring serupa dengan yang sebelumnya
dijelaskan.

Kedalaman aksial tergantung pada luasnya lesi, restorasi sebelumnya, atau patah, tapi
awalnya tidak lebih dari 0,2 mm dalam DEJ.

Biasanya tidak ada retention form groove atau cove yang diindikasi. Sebaliknya, retensi
diperoleh terutama dari kekuatan ikatan komposit ke enamel dan dentin .

Perawatan gigi dengan fraktur traumatik kecil membutuhkan lebih sedikit preparasi
dibanding dengan contoh beveled conventional.

Jika fraktur terbatas pada email, retensi yang memadai biasanya dapat dicapai dengan
hanya beveling margin cavosurface yang tajam di daerah yang patah dengan mata bur
diamond berbetuk flame yang diikuti dengan ikatan.
Keterangan gambar :

Preparasi kelas V

Tipe kavitas ini paling baik dipreparasi dengan bur bulat kecil (round bur kecil) mengingat
akses bur fisur seringkali sukar karena terhalangnya kepala bur oleh ramus mandibula atau
pipi, atau oleh prosesus koronoid jika gigi atas yang dirawat. Dalam keadaan demikian, bur
fisur dapat mengakibatkan pemotongan gigi terlalu banyak.

Ukuran kavitas awal dibatasi hanya seluas besar karies email dan kedalamannya sebatas
mencapai dentin. Hal ini akan mengungkapkan seberapa banyak daerah DEJ telah terkena
karies.

Preparasi kavitas selanjutnya menggunakan handpiece kecepatan rendah karena operator


akan lebih bisa mengendalikan pengambilan kariesnya dan lebih bisa merasakan sampai
dimana pengambilannya dibanding menggunakan handpiece dengan kecepatan tinggi.

Kavitas dilebarkan sesuai dengan banyaknya pembuangan karies di DEJ.

Di daerah gingival (gingival wall) kedalaman kavitas tidak boleh kurang dari 1 mm dari
permukaan karies karena email di daerah servikal tipis. Pada tahap ini, hanya di dinding
aksial yang boleh ditingalkan.

Retensi diperoleh dengan membuat alur retensi di seluruh dentin sepanjang dinding
gingival dan dinding oklusal memakai bur bulat kecil kecepatan rendah. Walaupun begitu,
email tak terdukung jangan sampai terbentuk, dan karena alasan inilah alur retensi di
dinding mesial atau distal dari suatu kavitas yang lebar tidak boleh dibuat.

Untuk membuang prisma-prisma yang tak terdukung dinding email harus dihaluskan
dengan pahat email berbilah ganda; tindakan ini akan menyebabkan melebarnya dinding
oklusal dan dinding gingival.

Dinding mesial dan dindng distal hendaknya dibuat tegak lurus pada garis singgung
permukaan gigi.

Dinding gingival sebisa mungkin diletakkan di daerah supra-gingiva sehingga tepi kavitas
yang merupakan daerah tempat berakumulasinya plak tidak akan ikut menimbulkan
peradangan pada gingival.

Posisi dinding gingival yang tepat ditentukan oleh perluasan karies di DEJ.

Selanjutnya membuang karies yang terdapat di dinding aksial dengan menggunakan


bur bulat kecepatan rendah.

Pembuangan dentin sehat dari dinding aksial merupaka kontra indikasi karena
membahayakan pulpa berhubung letaknya sudah di dekat pulpa.

Kavitas hendaknya dicuci dan dikeringkan sehingga dapat dilihat apakah dentin karies
sudah terbuang semua apakah retensi bagi restorasinya sudah baik.

BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan
Penggunaan bahan restorasi resin komposit saat ini sudah makin meluas dan menjadi
pilihan dalam prosedur restorasi rutin. Kerusakan jaringan keras gigi, baik pada gigi-gigi anterior
maupun posterior, dapat direstorasi menggunakan bahan resin komposit. Walaupun banyak
mempunyai kelebihan dalam hal estetika dan mengalami peningkatan kekuatan, tidak semua kasus
kerusakan jaringan keras gigi dapat diatasi dengan menggunakan bahan resin komposit. Ada
beberapa keadaan yang tidak dapat ditoleransi oleh bahan restorasi adhesive ini. Serta preparasi
resin komposit harus sesuai dengan syarat yang telah ditentukan agar menghasilkan tambalan yang
baik begitupun juga dari bagian estetisnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ricardo Caicedo; Dr. Odon; Stephen Clark, DMD, Liliana Rozo, DDS and Joseph Fullmer, BA.
Guidelines for Access Cavity Preparation in Endodontic
2. Satish Chandra,Shaleen Chandra,Girish Chandra. 2007. ebook of Operative Dentistry: With MCQ
Ajanta offset dan packagings Ltd. New delhi

3. Devlin,Hugh.2006. ebook Operative dentistry. Springer-verlag berrlin Heidelberg. Germany.


4. Mount, GJ., Hume, WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure,Edisi 2. Brighton:
Knowledge Books and Software. 2005.

5. Sherwood, Anand. 2010. Essentials of Operative Dentistry. New Delhi: Jaypee brothers Medical
Publishers.
6. Walton, Richard E. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endondonsia, edisi 3 (Alih Bahasa: drg. Narlan
Sumawinata, SpKG). Jakarta: EGC.
7. Gopikrishna, V. 2011. Preclinical Manual of Conservative Dentistry. New Delhi : Elsevier
8. Anusavice, Kenneth J. 2003. Philips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Johan Arief
Budiman dan Susi Purwoko (terj.). Jakarta : EGC.
9. Mc Cabe, John F. 2008. Applied Dental Materials: Ninth Edition. UK:Blackwell Publishing
10. Craig, Robert G. 2002. Restorative Dental Materials. Missoury:Mosby

22

Anda mungkin juga menyukai