Kelompok 4. Indikasi Dan Kontraindikasi Resit
Kelompok 4. Indikasi Dan Kontraindikasi Resit
(NIM 04031181320031)
(NIM 04031181320032)
Aprilia Hanum
(NIM 04031181320033)
Afifah Astarini
(NIM 04031181320034)
Fitriya Pratiwi
(NIM 04031181320035)
Marzella Masawa
(NIM 04031181320036)
Rista Kiranti
(NIM 04031181320037)
Katherine Efrinda
(NIM 04031181320038)
(NIM 04031181320039)
Hasmila Devi
(NIM 04031181320040)
Universitas Sriwijaya
Fakultas Kedokteran
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji
hanya bagiNya. Puji dan syukur saya haturkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini mengenai indikasi dan kontradiksi serta preparasi resin komposit. Di dalam
penulisan makalah ini terdapat sifat-sifat, klasifikasi dan utamanya indikasi dan kontradiksi dari
resin komposit termasuk klasifikasi dari preparsi resin komposit dibahas di makalah ini.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
dan membantu kami dalam menyusun makalah ini. kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak. kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar penyusuan
makalah ini dapat menjadi lebih baik karena seperti hakikat ilmu sendiri yaitu selalu melakukan
inovasi-inovasi agar kemajuan dari ilmu dapat dimanfaatkan oleh umat manusia sesuai dengan
kebenaran ilmu agar ilmu tersebut dapat digunakan sesuai dengan tanggung jawab.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..........................................................................................
Kata Pengantar ..........................................................................................
Daftar Isi ....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang serius. Karies yang dalam dapat
menyebabkan rasa sakit pada pasien. Pada kondisi ini, pasien sering salah kaprah dengan meminta
pencabutan gigi. Padahal, pencabutan gigi hanya boleh dilakukan pada kondisi yang benar-benar
parah seperti, sisa akar gigi dan gigi yang rusak akibat perluasan lubang/karies gigi dimana karies
luas dapat menyebabkan keradangan pulpa, menjalar ke daerah periapikal sehingga timbul
berbagai bentuk keradangan yang melibatkan struktur jaringan yang lebih dalam. Jika kondisi
masih ringan dan tidak separah yang telah disebutkan maka gigi hanya perlu ditambal.
Ada beberapa jenis bahan tambal yang digunakan dalam kedokteran gigi seperti, amalgam,
resin komposit, cast gold, gold foil, ceramics, dan glass ionomer. Namun, salah satu yang paling
sering digunakan adalah resin komposit. Hal ini disebabkan oleh efektifitas dan ketahanan bahan
yang baik dan warna yang cocok dengan struktur gigi sehingga memenuhi persyaratan matriks
resin suatu komposit gigi. Pencapaian estetik merupakan karakteristik utama yang dihasilkan dari
restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari dan terkenal diantara para dokter
gigi. Namun pada kenyataannya, berbagai material dalam kedokteran gigi, termasuk bahan
tambalan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang pada akhirnya merujuk pada
kondisi ketika kita diperbolehkan atau bahkan diharuskan menggunakannya (indikasi) dan kondisi
ketika kita dianjurkan untuk tidak menggunakannya (kontraindikasi) Oleh sebab inilah kami
mengangkat tema ini dalam makalah ini.
Selain itu didalam makalah ini juga membahas tentang preparasi kavitas menggunakan
resin komposit. Preparasi gigi adalah suatu teknik pengurangan jaringan gigi yang mengalami
kerusakan agar dapat menerima material bahan tambal sehingga mengembalikan kesehatan gigi,
termasuk mengkoreksi estetik sesuai bentuk dan fungsi normalnya. Preparasi gigi dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan estetik dan fungsional. Prinsip preparasi masa kini adalah preparasi
minimal yang berarti membuang jaringan karies secukupnya, yaitu jaringan yang terinfeksi, dan
mengambil jaringan sehat sesedikit mungkin. Dalam prinsip preparasi sekarang diharapkan bahwa
bentuk akhir kavitas hampir sama dengan bentuk lesi semula. Oleh karena itu di makalah ini juga
dijelaskan cara-cara preparasi resin komposit.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahan tambalan jenis resin komposit?
2. Apa saja sifat-sifat umum dari resin komposit?
3. Apa saja klasifikasi dari resin komposit beserta pertimbangan klinis penggunaannya?
4. Apa saja indikasi dan kontraindikasi penggunaan resin komposit?
5. Apa saja prinsip dasar preparasi kavitas resin komposit ?
6. Bagaimana desain dari kavitas resin komposit ?
7. Apa saja syarat prevarasi resin komposit
8. Apa saja tipe-tipe dari preparasi resin komposit ?
9. Apa saja klasifikasi dari preparasi resin komposit ?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu bahan tambalan jenis resin komposit
2. Mengetahui sifat-sifat umum dari resin komposit.
3. Mengetahui pertimbangan klinis penggunaan resin komposit yang didasarkan pada
klasifikasinya.
4. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi penggunaan resin komposit.
5. Mengetahui prinsip dasar preparasi kavitas resin komposit.
6. Mengetahui desain dari kavitas resin komposit
7. Mengetahui syarat prevarasi resin komposit
8. Mengetahui tipe-tipe dari preparasi resin komposit
9. Mengetahui klasifikasi dari preparasi resin komposit
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi
Menurut definisi, komposit adalah suatu material yang terdiri dari dua atau lebih komponen-
komponen. Resin komposit merupakan bahan kompleks yang pada umumnya terdiri atas komponen
organik (resin) yang membentuk matriks, bahan pengisi (filler) inorganik, bahan interfasial untuk
menyatukan resin dan filler,sistem inisiator untuk mengaktifkan mekanisme pengerasan atau
polimerisasi, stabilisator (inhibitor) dan pigmen.
B .Klasifikasi Resin Komposit Beserta Pertimbangan Klinis Penggunaannya
KLASIFIKASI RESIN
TUMPATAN
KELAS
INDIKASI
KONTRAINDIKASI
KOMPOSIT
Macrofillers
II, IV
Microfillers
III, V
Hybrid
Nano komposit
I, II, IV,VI
Pembahasan
Macrofillers
Ukurannya
: 8-12 m
Diindikasikan sebagai campuran dari partikel glass silicate dengan monomer akrilik,
dimana terjadi polimerisasi selama aplikasinya.
Ukuran partikel macrofiller
Efek langsung pada kekasaran permukaan pada dasarnya tahap terakhir atau pemolesan
material.
Partikel filler lebih keras daripada matriks
Pada tahap finishing, beberapa partikel dapat terlepas dari permukaan, sehingga
menimbulkan permukaan yang berlubang-lubang.
Microfillers
Ukurannya
: 0,04 m
Disebut sebagai fine finishing composite karena ukurannya partikelnya kecil yang
menyebabkan viskositasnya tinggi.
Keuntungan : lebih elastic, lebih halus dan lebih fleksibel
Kekurangan : kelemahan dari bahan-bahan ini adalal ikatan antar partikel yangm lemah,
mempermudah terjadinya retorasi pada daerah tersebut sehingga tidak cocok untuk daerah
yang menahan beban.
Penggunaan : kelas 3 dan 4
Hybrid
Tujuannya untuk menggabungkan sifat fisik dan mekanik dua partikel filler agar menjadi
lebih baik
Jenisnya ada 3:
a. Midi hybrid : campuran microfilm dan midfill
b. Mini hybrid(micro hybrid) : campuran microfill dan macrofill
c. Nano hybrid : campuran nanofill & midfill (microfill)
Nano komposit
Ukurannya: 1-5m
Ukurannya yang kecil sehingga dapat masuk diantara beberapa rantai polimer yang
disebut very high filler loading levels in composites.
Penggunaan pada kelas I, II, III, IV, V
Resin preventive
Restorasi pada
(menggunakan
tempat-tempat yang
modifikasi preparasi
memerlukan estetika
sensitivitas terhadap
konservatif)
prosedur klinik
Restorasi yang
logam
Resin komposit
yang digunakan
merupakan
untuk mengisolasi
sedang, terutama
material restorasi
perkembangannya
terkandung dalam
mencegah
dibandingkan
terjadinya karies
molar pertama,
material restorasi
terutama ketika
sewarna gigi
beberapa waktu
dengan memakai
mempertimbangkan
lainnya, seperti :
setelah penambalan,
segi estetik
pasien seringkali
dan semen
mengeluhkan rasa
ionomer kaca
sensitif terhadap
tujuan untuk
menghentikan
menyediakan seluruh
kontak oklusal
memiliki kontak
komposit seperti
warnanya yang
adanya karakteristik
hampir
molar permanen
diisolasi selama
menyerupai warna
prosedur dilakukan
melakukan
Beberapa restorasi
tindakan
yang dapat
pencegahan
berfungsi sebagai
terhadap karies
landasan mahkota
Sebagian besar
restorasi yang
digunakan untuk
memperkuat sisa
struktur gigi yang
melemah
Jarak faciolingual
preparasi kavitas
tidak melebihi 1/3
jarak intercuspal.
dalam cairan
mulut, dan
kemampuannya
berikatan dengan
gigi secara
mikromekanis.
besar
diisolasi
sensitivitas terhadap
material komposit.
digunakan
amalgam
Tumpatan menggunakan
beberapa laporan
atau bruxism
2.
3.
Membentuk preparasi sehingga tekanan kunyah yang diterima gigi atau restorasi tidak
menyebabkan fraktur atau lepasnya restorasi tersebut.
4.
(oklusal)
oklusal )
disto)
ketebalan enamel
dentine body
Untuk dapat membuat suatu restorasi yang baik dan tahan terhadap beban daya kunyah dalam
operator harus mengingat syarat pokok preparasi gigi antara lain :
1. Outline form
Membentuk outline form yaitu menggambar batas-batas dari kavitas pada posisi-posisi
yang akan di tempatinya pada akhir preparasi, suatu tindakan perluasan dari dinding eksternal,
dengan kedalaman tertentu dari preparasi yang melibatkan struktur gigi yang sehat untuk
mencegah gigi atau tumpatan pecah.
Terdapat dua macam prinsip yaitu :
a) undermined enamel harus dihilangkan
b) seluruh batas outline form harus ditempatkan pada posisi yang mampu
menghasilkan
hasil akhir yang kuat. Prinsip kedua merupakan percabangan yang menjadi pembeda untuk
kavitas pada pit dan fissure.
Pit dan kavitas fissure : perpanjangan dari outline form pada kavitas-kavitas pit
dan fissure dipengaruhi dua faktor yaitu:
a) perpanjangan garis menuju enamel diikuti proses karies
b) perpanjangan garis harus dibuat sepanjang fissure untuk mendapat margin yang halus
dan sesuai anatomi gigi.
Perluasan preparasi dilakukan sepanjang fisura dengan kedalaman sekitar 2 mm dari
dinding eksternal (maksimal 0,2 mm masuk ke dalam dentin). Pada kasus tertentu,
pengambilannya bagian pit dan fisura hanya sedikit. Di bagian ini dibuat suatu bentuk
cekungan mendatar dan tidak perlu ditumpat. Keadaan ini dilakukan pada pit dan fisura
dengan kedalaman tidak lebih dari 1/3 tebal enamel. Tindakan ini dinamakan
enameloplasty.
Kavitas dengan permukaan halus, dengan perkecualian preparasi karies kelas
kavitas dengan permukaan yang halus termasuk permukaan proksimalnya. Pada
kelas 2 yang melibatkan dua permukaan oklusal dikontrol oleh faktor yang
menetukan penempatan batas-batas outline form pada pit dan fissure dan untuk
preperasi inlays berbentuk dovetail pada permukaan oklusal.
2. Resistance Form
Resistensi form adalah bentuk reparasi kavitas dimana sisa jaringan gigi yang ada tetap
kuat dan menerima daya kunyah atau tidak pecah oleh daya kunyah. Jadi pada waktu melakukan
peluasan preparasi harus diperhatikan sisa jaringan gigi yang ada cukup tebal .
Prinsip dasar dari resistance form antara lain:
1.
Menggunakan bentuk kotak dengan dasar relatif datar, yang membantu gigi menahan
muatan oklusal saat pengunyahan yang diarahkan pada sumbu panjang gigi.
2.
3.
Menutup cusp yang lemah dan menyelimuti atau merestorasi gigi dalam preparasi gigi
ekstensif untuk mencegah atau menahan keretakan gigi dengan kekuatan dalam sumbu
panjang dan secara miring (secara lateral).
4.
Memberikan ketebalan yang cukup pada material restorasi untuk mencegah keretakan
dibawah beban.
3.
Retention Form
Retention form adalah bentuk dari preparasi kavitas yang tahan terhadap pergeseran
atau hilangnya restorasi dari gaya dorong dan daya angkat. Kebutuhan retensi berhubungan
dengan jenis material restorasi yang digunakan, prinsip dari retention form bermacammacam tergantung dari bahan material yang digunakan.
Macam bentuk retensi :
Frictional wall retention
Undercut mekanis
Groove
Posthole
Dovetail : merupakan kavitas retensi yang melebar di daerah pinggirnya dan menyempit di
daerah leher, tempat kavitas itu bersambung dengan kavitas utama. Kavitas ini memberikan
retensi mekanik terhadap restorasi.
4.
Removal of caries
Removal of caries berarti membuang seluruh jaringan karies yang terinfeksi
terutama jaringan dentin yang lunak. Pada dasarnya semua enamel yang tidak didukung
oleh dentin yang sehat harus diambil, yang akan mempengaruhi preparasi. Lesi dapat
diambil dengan bur bulat atau eskavator untuk mencegah pembuangan yang berlebihan.
Ukuran mata bur harus besar dan disesuaikan dengan besar gigi dan besar karies dentin
yang tertinggal (misalnya ukuran bur no. 4, 6, atau 8). Sewaktu karies dentin ini diambil,
warna dan tekstur dentin yang tertinggal dapat digunakan sebagai penuntun untuk
mengetahui preparasi yang tepat.
5.
Desain cavosurface angle : 270 dalam prakteknya, dibuat lebih kecil dari 270
dengan konsekuensi material margin angle tambalan menjadi lebih kecil
b.
Tujuan :
Memberikan kekuatan mekanis antara gigi dan bahan tambal
Memberikan seal yang baik untuk gigi
Sebagai batas tepi restorasi
Mendapatkan sudut yang optimal terhadap gigi
6. Convinience Form
Adalah bentuk preparasi yang menyediakan kemudahan pandangan saat preparasi atau
merestorasi gigi. Yang berarti bahwa menghaluskan seluruh bidang preparasi dilakukan
sedemikian rupa sehingga memudahkan operator dalam menggunakan peralatan dan menempatkan
bahan tumpatan ke dalam kavitas.
7. Cavity toilet
Membersihkan sisa jaringan nekrotik kavitas yang telah dipreparasi sebelum
direstorasi dan bekas preparasi serta sterilisasi kavitas dengan menggunakan bahan
sterilisasi kaitas yang ada
Debris, darah, dan sisa-sisa hasil preparasi dibersihkan dengan semprotan air
melalui syringe
Langkah terakhir adalah mengeringkan kavitas dengan aliran udara
TIPE-TIPE PREPARASI RESTORASI RESIN KOMPOSIT
BEVELED CONVENTIONAL TOOTH PREPARATION
Preparasi gigi dengan menggunakan bevel mirip dengan preparasi gigi bentuk
konvensional dengan bentuk outline seperti box, tetapi pada margin enamel dibentuk bevel pada
margin enamel. Preparasi ini dapat dibentuk dan disempurnakan dengan menggunakan diamond
atau stone bur.
Preparasi beveled conventional ini didesain untuk suatu gigi dimana gigi tersebut sudah direstorasi
(biasanya restorasi amalgam), tetapi restorasi tersebut akan diganti dengan menggunakan resin
komposit. Preparasi dengan desain ini lebih cocok digunakan pada kavitas
klas III
klas IV
klas V
Keuntungan dari bevel pada margin enamel untuk restorasi resin komposit adalah
perlekatan resin pada enamel rods menjadi lebih baik.
b.
seperti preparasi menggunakan tumpatan amalgam. Bentuk outline diperlukan untuk perluasan
dinding eksternal memerlukan batasan yang benar, bentuk yang sama, kedalaman dentin,
membentuk dinding menjadi sebuah sudut 90 derajat dengan restorasi materialnya.
BOX-ONLY
Indikasi:Teknik ini hanya dipergunakan pada permukaan proksimal saja.
Instrument: Inverted cone bur atau round diamond stone/bur.
Cara kerja:
1. Box proksimal dipreparasi dengan menggunakan inverted cone bur atau round
diamond stone/bur dengan posisi sejajar sepanjang axis mahkota gigi.
2. Preparasi diteruskan ke arah gingival hingga mencapai marginal ridge.
3. Kedalaman inisial proximal aksial dipreparasi sedalam 0,2 pada dentinoenamel
junction.
5.
Setelah daerah sentral groove dibuang, kedalaman facial atau lingual diukur, ini akan lebih
besar, biasanya sekitar 1,75 mm, tergantung pada kecuraman dari kecondongan cusp (Gb.
2). Biasanya kedalaman awal ini adalah kira-kira 0,2 mm dalam (internal) di DEJ(Dentino
Enamel Junction). Diamond dipindahkan ke mesial (Gb. 3) untuk menyertakan sisa lain,
mengikuti groove sentral, sebaik turun naiknya DEJ (Gb. 4).
Keterangan gambar : mesiodistal pulpa ukuranrestorasi nya mengikuti DEJ. A,
Mesiodistal bagian silang dari premolar. B.pergerakan instrument potongnya kearah mesial
C, mengikuti garis luar dari DEJ. (google picture, unduh 31 oktober 2014, 17.15 wib
Perluasan permukaan bukal dan lingual dan lebar mengikuti karies, material restorasi lama, atau
kesalahan. Mempertahankan kekuatan cuspal dan marginal ridge sebanyak mungkin. Meskipun
ikatan akhir restorasi komposit akan membantu memulihkan beberapa kekuatan yang melemah,
permukaan yang tidak dipreparasi, lingual mesial, atau distal struktur gigi, bentuk outline harus
sebagai konservatif mungkin di daerah ini. Perluasan pada cups harus seminimal mungkin.
Perluasan sampai marginal ridge harus menghasilkan kira-kira 1,6 mm ketebalan gigi sisa struktur
(diukur dari perluasan internal kekontur proksimal) untuk premolar dan kira-kira 2 mm untuk
geraham.
Perluasan terbatas tergantung oleh dukungan dentin pada marginal ridge email dan cups. Diamond
berjalan sepanjang groove dan menghasikan Pulpal floor yang datar dan mengikuti naik turunnya
DEJ.
Keterangan gambar :
3. Kemudian dilakukan preparasi proksimal box dengan pertimbangan luas lesi karies dan restorasi
lama dalam perluasan preparasi proksimal box kearahfasial, lingual, dan gingival.
4. Ketika preparasi telah diperluas sampai marginal ridge, dimulai pemotongan parit proksimal.
5.Tahan bur diamond diatas dento enamel jungtion sedalam 0.2 mm. Bur diamond diperluas
kearah fasial, lingual, dan gingival untuk mencakup semua lesi karies atau bahan restorasi yang
lama. Pemotongan kearah fasiolingual dilakukan dengan gerakan perlahan mengikuti bentuk
dento enamel jungtion dengan bentuk agak konveks disebelah luar. Dinding aksial sebaiknya 0.2
mm kedalam dento enamel jungtion dan sedikit konveks kebagian luar.
6. Retention form dapat ditambahkan dengan penempatan groove, lock, coves, atau slot. Semua
retension form di atas harus di tempatkkan di dentin, dengan sedemikian rupa tidak merusak dan
melemahkan enamel yang berdekatan. Bevel ditempatkan pada margin enamel yang tersedia.
Keterangan gambar :
Untuk mendapatkan akses ke dentin jika gigi tetangga masih ada, gunakan diamond
bur melalui ridge tepi email dari aspek palatal
Dinding labial sebaiknya dipertahankan
Retensi (groove stabilisasi) dibuat dengan bur bulat kecil kearah gingival dan insisal
Perluasan dinding email dipermukaan palatal kearah palatal, insisal maupun gingival
dilakukan dengan bur bulat kecil
keterangan gambar :
Pada permukaan proksimal gigi I dan C yaitu pada tepi insisal terlibat.
Menghilangkan semua lesi yang ada atau restorasi cacat dengan mata bur ukuran round
atau diamond instrument serta menyiapkan outline form.
Biasanya sedikit atau tanpa preparasi gigi awal diindikasikan untuk sudut insisal yang
retak, selain struktur gigi yang retak dan kasar.
Margin cavosurface disusun dengan konfigurasi miring serupa dengan yang sebelumnya
dijelaskan.
Kedalaman aksial tergantung pada luasnya lesi, restorasi sebelumnya, atau patah, tapi
awalnya tidak lebih dari 0,2 mm dalam DEJ.
Biasanya tidak ada retention form groove atau cove yang diindikasi. Sebaliknya, retensi
diperoleh terutama dari kekuatan ikatan komposit ke enamel dan dentin .
Perawatan gigi dengan fraktur traumatik kecil membutuhkan lebih sedikit preparasi
dibanding dengan contoh beveled conventional.
Jika fraktur terbatas pada email, retensi yang memadai biasanya dapat dicapai dengan
hanya beveling margin cavosurface yang tajam di daerah yang patah dengan mata bur
diamond berbetuk flame yang diikuti dengan ikatan.
Keterangan gambar :
Preparasi kelas V
Tipe kavitas ini paling baik dipreparasi dengan bur bulat kecil (round bur kecil) mengingat
akses bur fisur seringkali sukar karena terhalangnya kepala bur oleh ramus mandibula atau
pipi, atau oleh prosesus koronoid jika gigi atas yang dirawat. Dalam keadaan demikian, bur
fisur dapat mengakibatkan pemotongan gigi terlalu banyak.
Ukuran kavitas awal dibatasi hanya seluas besar karies email dan kedalamannya sebatas
mencapai dentin. Hal ini akan mengungkapkan seberapa banyak daerah DEJ telah terkena
karies.
Di daerah gingival (gingival wall) kedalaman kavitas tidak boleh kurang dari 1 mm dari
permukaan karies karena email di daerah servikal tipis. Pada tahap ini, hanya di dinding
aksial yang boleh ditingalkan.
Retensi diperoleh dengan membuat alur retensi di seluruh dentin sepanjang dinding
gingival dan dinding oklusal memakai bur bulat kecil kecepatan rendah. Walaupun begitu,
email tak terdukung jangan sampai terbentuk, dan karena alasan inilah alur retensi di
dinding mesial atau distal dari suatu kavitas yang lebar tidak boleh dibuat.
Untuk membuang prisma-prisma yang tak terdukung dinding email harus dihaluskan
dengan pahat email berbilah ganda; tindakan ini akan menyebabkan melebarnya dinding
oklusal dan dinding gingival.
Dinding mesial dan dindng distal hendaknya dibuat tegak lurus pada garis singgung
permukaan gigi.
Dinding gingival sebisa mungkin diletakkan di daerah supra-gingiva sehingga tepi kavitas
yang merupakan daerah tempat berakumulasinya plak tidak akan ikut menimbulkan
peradangan pada gingival.
Posisi dinding gingival yang tepat ditentukan oleh perluasan karies di DEJ.
Pembuangan dentin sehat dari dinding aksial merupaka kontra indikasi karena
membahayakan pulpa berhubung letaknya sudah di dekat pulpa.
Kavitas hendaknya dicuci dan dikeringkan sehingga dapat dilihat apakah dentin karies
sudah terbuang semua apakah retensi bagi restorasinya sudah baik.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Penggunaan bahan restorasi resin komposit saat ini sudah makin meluas dan menjadi
pilihan dalam prosedur restorasi rutin. Kerusakan jaringan keras gigi, baik pada gigi-gigi anterior
maupun posterior, dapat direstorasi menggunakan bahan resin komposit. Walaupun banyak
mempunyai kelebihan dalam hal estetika dan mengalami peningkatan kekuatan, tidak semua kasus
kerusakan jaringan keras gigi dapat diatasi dengan menggunakan bahan resin komposit. Ada
beberapa keadaan yang tidak dapat ditoleransi oleh bahan restorasi adhesive ini. Serta preparasi
resin komposit harus sesuai dengan syarat yang telah ditentukan agar menghasilkan tambalan yang
baik begitupun juga dari bagian estetisnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ricardo Caicedo; Dr. Odon; Stephen Clark, DMD, Liliana Rozo, DDS and Joseph Fullmer, BA.
Guidelines for Access Cavity Preparation in Endodontic
2. Satish Chandra,Shaleen Chandra,Girish Chandra. 2007. ebook of Operative Dentistry: With MCQ
Ajanta offset dan packagings Ltd. New delhi
5. Sherwood, Anand. 2010. Essentials of Operative Dentistry. New Delhi: Jaypee brothers Medical
Publishers.
6. Walton, Richard E. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endondonsia, edisi 3 (Alih Bahasa: drg. Narlan
Sumawinata, SpKG). Jakarta: EGC.
7. Gopikrishna, V. 2011. Preclinical Manual of Conservative Dentistry. New Delhi : Elsevier
8. Anusavice, Kenneth J. 2003. Philips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Johan Arief
Budiman dan Susi Purwoko (terj.). Jakarta : EGC.
9. Mc Cabe, John F. 2008. Applied Dental Materials: Ninth Edition. UK:Blackwell Publishing
10. Craig, Robert G. 2002. Restorative Dental Materials. Missoury:Mosby
22