LAPORAN PENDAHULUAN Epilepsi
LAPORAN PENDAHULUAN Epilepsi
Oleh:
Intan Herdini Devi
22020114210097
1.
2.
3.
4.
1.
2.
Elektroensefalografi (EEG)
Gambaran epileptiform activity
Brain imaging : MRI, CTScan
Radiologi: Foto tengkorak untuk mengetahui kelainan tulang
tengkorak, destruksi tulang, kalsifikasi intrakranium yang
abnormal, tanda peninggian TIK seperti pelebaran sutura, erosi
sela tursika dan sebagainya
Laboratorium :
- Darah rutin, darah tepi, kadar gula darah, elektrolit
- Cairan serebrospinal (infeksi SSP)
Non Farmakologi
- Amati faktor pemicu
- Hindari faktor pemicu (jika ada) missal: stress,
perubahan jadwal tidur, terlambat makan dll.
Farmakologi
Penderita epilepsi diberikan obat anti konvulsif secara
rutin, biasanya pengobatan dilanjutkan sampai 3 tahun,
kemudian obat dikurangi secara bertahap dan dihentikan
dalam jangka waktu 6 bulan. Pada umumnya lama
pengobatan berkisar antara 2 - 4 tahun bebas serangan.
Selama pengobatan harus di periksa gejala intoksikasi dan
pemeriksaan laboratrium secara berkala. Menggunakan
obat-obatan antiepilepsi:
a. Obat-obat yang meningkatkan inaktivasi kanal Na+:
- Inaktivasi kanal Na: menurunkan kemampuan
syaraf untuk menghantarkan muatan listrik.
Contoh: fenitoin, karbamazepin, lamotrigin,
okskarbazepin, valproat
b. Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori
GABAergik:
- agonis reseptor GABA: meningkatkan transmisi
inhibitori dg mengaktifkan kerja reseptor
GABA. contoh: benzodiazepin, barbiturate
- menghambat GABA transaminase: konsentrasi
GABA meningkat. contoh: Vigabatrin
- menghambat GABA transporter: memperlama
aksi GABA. contoh: Tiagabin
- meningkatkan konsentrasi GABA pada cairan
cerebrospinal
pasien
mungkin
dg
menstimulasi pelepasan GABA dari nonvesikular pool. contoh: Gabapentin
1.
2.
3.
Epilepsi adalah gangguan kronis yang ditandai adanya bangkitan
epileptik berulang akibat gangguan fungsi otak secara intermiten
yang terjadi oleh karena lepas muatan listrik abnormal neuronneuron secara paroksismal akibat berbagai etiologi.
Definisi
Pemeriksaan
Penunjang
Etiologi
Faktor Risiko
Terapi
Komplikasi
Faktor prenatal
- Usia ibu saat hamil
- Kehamilan
dengan
eklamsi dan hipertensi
- Pemakaian bahan toksik
(racun)
2. Faktor natal
- Bayi lahir dengan asfiksia
- BBLR
- Premature
atau
postmature
- Partus lama
- Kelahiran dengan
alat
(vakum, forcep, caesarea)
- Perdarahan intrakranial
3. Faktor postnatal
- Kejang demam
- Trauma kepala
- Infeksi sususan saraf pusat
- Epilepsy akibat toksis
- Gangguan metabolik
4. Herediter (keturunan)
Mengakibatkan kerusakan otak
akibat hipoksia jaringan otak, dan
mengakibatkan retardasi mental, dapat
timbul akibat kejang yang berulang,
dapat mengakibatkan timbulnya depresi
dan cemas, keterlambatan pertumbuhan
dan perkembangan pada anak.
Etiologi
Tanda dan
Gejala
Definisi
Pengkajian
Pathways
Intervensi
Diagnosa
Keperawatan