Anda di halaman 1dari 10

MODUL VIII

Perhitungan Biaya untuk Produk Sampingan


dan Produk Gabungan

Definisi Produk Sampingan dan Produk Gabungan


Istilah

produk

sampingan

(by-product)

umumnya

digunakan

untuk

mendefinisikan suatu produk dengan total nilai yang relatif kecil dan dihasilkan
secara simultan atau bersamaan dengan suatu produk lain yang total nilainya
lebih besar. Produk dengan nilai yang lebih besar tersebut, biasanya disebut
produk utama (main product), biasanya, produsen hanya memiliki sedikit
kendali atas jumlah produk sampingan yang diproduksi dalam jumlah yang
lebih besar dibanding dengan produk sampingan. Biasanya produsen hanya
memiliki sedikit kendali atas jumlah produk sampingan yang diproduksi.
Sebaliknya, pengenalan metode teknik yang lebih maju, seperti yang
digunakan di industri perminyakan, telah memungkinkan pengendalian yang
lebih besar atas jumlah residu dan produk sampingan lainnya. Misalnya, suatu
perusahaan

yang

menyewa

truk

untuk

mengangkut

bahan

tertentu

menemukan bahwa bahan buangan tersebut dapat diguakan sebagai pupuk.


Produk sampingan ini sekarang menjadi sumber pendapatan lain untuk
seluruh industri.
Produk gabungan diproduksi secara bersamaan melalui suatu
proses atau serentetan proses umum dimana setiap produk ang dihasilkan
emiliki lebih dari nilai nominal dalam bentuk sesuai dengan hasil pemrosesan
tersebut. Produksi bersifat simultan karena proses produksi menghasikan
seluruh produk tanpa dapat dihindari, akan menyebaban peningkatan
kuantitas dari produk atau produk-produk lain, demikian pula sebaliknya,
walaupun tidak harus dala proporsi yang sama. Titik pisah batas (split-offpoint) didefinisikan sebagai titik di mana produk-produk tersebut dapat
dipisahkan sebagai unit-unit individual. Sebelum titik tersebut, produk-produk
tadi masih dalam satu kesatuan yang homogen.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Suparno, SE.,MM.

AKUNTANSI BIAYA

Metode Untuk Menghitung Biaya Produk Sampingan


Metode yang dapat diterima untuk menghitung biaya produk sampingan terbagi tas
dua kategori. Dalam kategori Pertama, biaya produksi gabungan tidak

dialokasikan ke produk sampingan. Dalam kategori ini, ada dua metode.


Pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk sampingan dikreditkan ke
pendaatan atau ke biaya produk utama. Metode ini dibedakan oleh
perlakuannya atas pendapatan kotor dari produk sampingan dan disebut
sebagai metode 1. Alternatifnya, biaya produk sampingan setelah titik pisah
batas di-offset dengan pendapatan dari produk tersebut. Variasi ini dibedakan
oleh perlakuannya atas pendapatan bersih dari produk sampingan dan disebut
sebagai metode 2.
Dalam metode 1, pendapatankotor dari penjualan produk sampingan
ditampilkan dalam laporan laba rugi sebaga isalah satu dari kategori ini :
a. Pendapatan lain-lain
b. Tambahan pendapatan penjualan
c. Pengurangan harga pokok penjualan dari produk utama
d. Pengurangan biaya produksi utama
Dalam

metode

2,

pendapatan

besih

dari

produk

sampingan,

(pendapatan dari penjualan produk sampingan dikuirangi dengan biaya


administratif an pemasaran untuk memasarkanproduk sampingan, kemuian
dikurangi lagi dengan biaya pemrosesanlebih lanjut setelah titik pisah-batas)
ditampilkan di laporan laba rugi sebagai salah satu keempat kategori untuk
metode 1 seperti yang disebutkan diatas.
Dalam kategori yang kedua untuk menghitung biaya produk sampinga,
sebagian biaya gabungan dialokasikan ke produk tersebut. Alokasi biaya
gabungan seperti ini hampir sama dengan perlakuan terhadap produk
gabungan. Nilai persediaan didasarkan pada besarnya biaya gabungan yang
dialokasikan ditambah dengan biaya pemrosesan lebih lanjut setelah titik
pisah batas. Dalam kategori ini, ada dua metode yang digunakan. Metode 3
merupakan metode biaya penggantian, sedangkan metode 4 adalah metode
nilai pasar, atau yang juga dikenal sebagai metode pembatalan atau
pembalikan biaya (reversal cpost method).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Suparno, SE.,MM.

AKUNTANSI BIAYA

Metode 1 : Pengakuan Pendapatan Kotor

Dengan metode pendapatan kotor, biaya persediaan final dari prodyuk utama
dihitung terlalu tinggi (overstated) karena menanggung biaya yang seharusnya
dibebankan ke produk sampingan. Keterbatasan ini dikoreksidi metode Id,
tetapi hanya sebagian, karena yang dikurangi dari biaya produksi produk
utama dalam metode ini adalah nilai jual produk sampingan dan bukannya
biaya produksinya.
Metode 1a : Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pendapatan lainlain. Metode ini diilustrasikan dalam laporan laba rugi di bawah ini. Dengan
asumsi

bahaw

pendapatan

kotor

dari

penjualan

produk

sampingan

adalahsebesar $1.500 :
Penjualan (produk utama, 10.000 unit @$2)

$20.000

Harga pokok penjualan :


Persediaan awal (1.000 unit @$1,50)

$ 1.500

Total biaya produksi (11.000 unit @$1,50)

16.500

Tersedia untuk dijual

$ 18.000

Persediaan akhir (2.000 unit @$1,50)

3.000

Laba kotor

15.000
$ 5.000

Beban pemasaran dan administrasi

2.000

Laba operasi

$ 3.000

Pendapatan lain-lain : Pendapatan penjualan produk sampingan

$ 1.500

Laba sebelum pajak

$ 4.500

Metode

1b:

Pendapatan

Produk

Sampingan

sebagai

Tambahan

Pendapatan Penjualan. Untuk metode ini, laporan laba rugi diatas akan
menampilkan $1.500 dari pendapatan penjualan produk sampingan sebagai
bahan penjualan atas produk utama. Akibatnya, total pendapatan penjualan
berubah menjadi sebesar $15.000 harga pokok penjualan produk utama,
sehingga laba kotor dan laba operasi akan meningkat sebesar $1.500
dibandingkan dengan yang ditampilkan di laporan laba rugi di atas. Laba
sebelum pajak akan tetap sebesar $4.500.
Metode 1c: Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pengurang Harga
Pokok Penjualan. Dalam metode ini, $1.500 dari pendapatan penjualan
produk sampingan dikurangkan dari $15.000 harga pokok penjualan produk

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Suparno, SE.,MM.

AKUNTANSI BIAYA

utama, sehingga laba kotor dan laba operasi akan meningkat sebesar $1.500
dibanding dengan yang ditampilkan di laporan laba rugi di atas. Laba sebelum
pajak akan tetap sebesar $4.500.
Metode 1d : Pendapatan Produk Sampingan Mengurangi Biaya Produksi
Dalam metode ini, $ 1.500 dari pendapatan penjualan produk sampingan
dikurangkan dari $ 16.500 total biaya produksi, sehingga biaya produksi bersih
yang ditampilkan dalam laporan laba rugi berikut ini $ 1.500. Biaya produksi
yang sudah direvisi ini mengakibatkan rata rata biaya oer unit produk utama
menjadi sebesar $ 1,3625. Biaya yang dibebankan ke persediaan akhir produk
utama menjadi sebesar $ 2.725 dan bukannya $ 3.000. Dengan cara yang
hampir sama, biaya persediaan awal yang berkurang ($ 1,35 per unit seperti
yang diilustrasikan di laporan laba rugi berikut ini), disebabkan karena
pendapatan

dari

penjualan

produk

sampingan

diperiode

sebelumnya

dikreditkan ke biaya produksi produk utama di periode yang sama. Dan ketiga
metode sebelumnya, tidak ada satu pun yang mempengaruhi biaya per unit
yang dilaporkan untuk produk utama. Hal ini adalah perbedaan penting dalam
perhitungan biaya produk, meskipun pada umumnya dampak dari metode ini
dalam nilai dolar adalah relatif kecil. Laporan laba rugi akan ditampilkan
sebagai berikut :

Penjualan (produk utama, 10.000 Unit @$2)


Harga pokok penjualan :
Persediaan awal (1.000 Unit @ 1,35)
Total biaya produksi (11.000 Unit @ 1,50)
Pendapatan dari penjualan produk sampingan
Biaya produksi bersih
Tersedia untuk dijual (12.000 unit @ $ 1,3625
Biaya rata rata)
Persediaan akhir (2.000 unit @ $ 1,3625)
Laba kotor
Beban pemasaran dan administrasi
Laba operasi

$ 20.000
$ 1.350
$ 16.500
1.500
15.000

2.725

$ 16.350
13.625
$ 6.375
2.000
$ 4.375

Untuk metode yang terakhir dijelaskan ini, tidak diperlukan ayat jurnal
yang rumit. Pendapatan yang diterima dari penjualan produk sampingan
didebit ke Kas atau Piutang Usaha. Dalam ketiga metode sebelumnya,
Pendapatan dari Penjualan Produk Sampingan yang dikreditkan; sedangkan
dalam metode yang keempat, biaya produksi dari produk utama. Hal ini
biasanya dilakukan dengan mengkreditkan Barang dalam Proses.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Suparno, SE.,MM.

AKUNTANSI BIAYA

Metode 2 : Pengakuan Pendapatan Bersih


Metode

pendapatan

bersih

menyadari

adanya

kebutuhan

untuk

membebankan biaya yang dapat ditelusuri ke produk sampingan. Akan tetapi,


metode ini tidak berusaha untuk mengalokasikan biaya produksi gabungan ke
produksi gabungan ke produk sampingan. Biaya yang terjadi setelah titik pisah
batas guna memproses maupun memasarkan produk sampingan dicatat
dalam akun yang terpisah dari produk utama. Angka produk sampingan
ditampilkan dilaporan laba rugi dengan menggunakan salah satu tampilan
yang dijelaskan dalam metode 1.
Ayat jurnal dalam metode 2 melibatkan pembebanan biaya yang terjadi
setelah titik pisah batas ke pendapatan produk sampingan. Beban pemasaran
dan administratif juga di alokasikan ke produk sampingan. Beberapa
perusahaan memiliki satu akun yang berjudul Produk Sampingan. Semua
biaya yang terjadi setelah titik pisah batas didebit ke akun ini, sementara
pendapatan yang diperoleh dikreditkan ke akun tersebut. Saldo dari akun ini
ditampilkan di laporan laba rugi, dengan mengikuti salah satu cara yang
dijelaskan dalam metode 1. Akumulasi biaya produksi yang dapat dibebankan
ke persediaan produk sampingan yang belum terjual dilaporkan dineraca.
Metode 3 : Metode Biaya Penggantian
Metode biaya penggantian biasanya digunakan oleh perusahaan itu sendiri.
Adanya produk sampingan menghilangkan kebutuhan untuk membeli bahan
baku yang serupa dari pemasok. Biaya produksi dari produk utama
dikreditkan, dan debitnya diposting ke departemen yang menggunakan produk
sampingan tersebut. Jumlah yang diposting oleh ayat jurnal tersebut
merupakan biaya pembelian atau biaya penggantiannya.
Perhitungan biaya produk sampingan yang digunakan dalam
perusahaan adalah sakag satu contoh dari harga transfer dalam perusahaan,
yang didiskusikan di Bab 25. Bab tersebut membahas berbagai alternatif
penggunaan biaya biaya penggantian atau harga pasar. Misalnya, suatu harga
transfer bisa diterapkan berdasarkan biaya untuk berdasarkan harga arbitrer
mungkin saja digunakan. Apa pun harga yang dipakai, biaya produksi produk

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Suparno, SE.,MM.

AKUNTANSI BIAYA

utama yang menghasilkan produk sampingan dikredit, dan debitnya diposting


ke departemen yang menggunakan produk sampingan tersebut.
Metode 4 : Metode Harga Pasar (Pembatalan Biaya Reversal Cost)
Metode harga pasar, atau metode pembatalan biaya, pada dasarnya hampir
serupa dengan teknik yang diilustrasikan metode 1 (d). Tetapi, metode
tersebut mengurangi biaya produksi dari produk utama, bukan dengan
pendapatan aktual yang diterima, melainkan dengan estimasi nilai produk
sampingan pada saat dijual. Akun produk sampingan dibebankan dengan nilai
estimasi ini, dan biaya estimasi dari produk utama di kredit. Tambahan biaya
bahan baku, tenaga kerja, atau overhead pabrik yang terjadi setelah titik pisah
batas dibebankan ke produk sampingan. Saldo dari akun ini dapat ditampilkan
di laporan laba rugi dengan salah satu cara yang telah dijelaskan di metode 1.
Biaya produksi yang dapat dibebankan ke persediaan produk sampingan yang
belum terjual di laporkan di neraca.
metode harga pasar (pembatalan biaya) dalam menghitung biaya
produk utama dan produk ampingan dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Produk
Utama

Item
Sampingan
Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Total biaya produksi (40.000 unit)
Harga Pasar (5.000 unit @$1,80)
Estimasi laba kotor terdiri atas :
Asumsi laba operasi (20% dari harga jual)
Beban pemasaran dan administrasi
(5% dari harga jual)

$ 50.000
70.000
40.000
$ 160.000
$

Estimasi biaya produksi setelah titik pisah batas


Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Estimasi nilai produk nilai sampingan di titik
pisah batas yang akan dikreditkan ke
produk utama
biaya bersih dari produk utama
Ditambah biaya produksi aktual setelah
titik pisah batas
Total
Total jumlah unit
Biaya per unit

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Produk

1.800

450
6.750

40.000
3.894

Suparno, SE.,MM.

2.250

1.000
1.200
300

4.250
$ 155.000

2.500

4.250

$
$

2.300
6.550
5.000
1,31

AKUNTANSI BIAYA

9.000

Ilustrasi ini menunjukkan bahwa nilai estimasi dari produk sampingan


pada titik pisah batas, dihitung dengan cara mengestimasikan laba kotor dan
biaya produksi setelah titik pisah batas dari produk sampingan, lalu
mengurangkannya dari harga pokok pasar finalnya. Alternatif lain, jika produk
sampingan memiliki nilai pasar pada titik pisah batas, maka akun produk
sampinan dibebankan dengan nilai pasar tersebut dikurangi dengan estimasi
laba kotor. Lawannya dikreditkan ke biaya produksi produk utama.
Metode 4 didasarkan pada ide bahwa biaya produk sampingan
berkaitan dengan nilai jualnya. Mungkin juga untuk menggunakan gabungan
total harga pasar dari produk utama dan produk sampingan pada titik pisah
batas sebagai dasar untuk mengalokasikan bagian biaya ke produk
sampingan. Lawannya dikredit ke biaya produksi dari produk utama. Dalam
pendekatan ini, perlakuan terhadap produk sampingan serupa dengan produk
gabungan, sebagaimana dijelaska di bagian berikutnya dari bab ini. Dalam
kasus apa pun, biaya produk sampingan yang terjad setelah titik pisah batas
dibebankan ke produk sampingan.
Dasar Teori Akuntansi
Konsep pengakuan aktiva berpendapat bahwa diperbolehkan untuk mencatat
persediaan produk sampingan pada metode produksi sejumlah nilai tertentu
yang mendekati biaya produksinya, asalkan ada pasar untuk produk
sampingan tersebut. Konsep penandingan (matching concept) mengharuskan
pembebanan persediaan pada periode di mana penjualannya dicatat. Konsep
ini, di seimbangkan dengan konsep materialitas, patut dipertimbangkan dala
memilih metode perhitungan biaya produk sampingan. Apa pun metode yang
dipilih, metode tersebut sebaiknya diterapkan secara konsisten dari periode ke
periode.

Metode Alokasi Biaya Produksi Bersama ke Produk Gabungan


Biaya produk gabungan (terjadi sebelum titik pisah-batas), dapat dialokasikan
ke produk gabungan menggunakan salah satu metode berikut ini :
1.
2.
3.

metode harga pasar, berdasarkan pasar relatif dari produk individual.


metode biaya rata-rata per unit.
metode rata-rata tertimbang, berdasarkan pada faktir pembobotan
yang telah ditentukan sebelumnya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Suparno, SE.,MM.

AKUNTANSI BIAYA

4.

metode unit kuantitatif, berdasarkan pada ukuran fisik unit seperti


berat, ukuran linear, atau volume

Metode Harga Pasar


Pendukung metode harga pasar sering kali berpendapat bahwa harga pasar
dari produk apa pun sampai batas tertentu merupakan manifestasi dari biaya
yang dikeluarkan untuk memproduksinya. Angapannya adalah bahwa jika
suatu produk harganya lebih mahal daripada produk lain, hal tersebut
disebabkan karena biaya yang dikeluarkan untuk memproduksinya lebih
besar. Dengan kata lain, jika bukan karena biaya, maka harga jual tidak akan
ada.

Tetapi,

berdasarkan

definisinya,

usaha

yang

diperlukan

untuk

menghasilkan setiap produk gabungan tidak dapat ditentukan, jika dapat


ditentukan, maka alokasi dapat dihitung berdasarkan jumlah relatif dari usaha
yang diperlukan untuk setiap produk gabungn. Lebih lanjut lagi, menurut teori
ekonomi,

harga

dalam

ekonomi

dengan

pasar

kompetitif

ditentukan

berdasarkan kelangkaan dari baragn yang diminta oleh pelangga, bukan


berdasarkan harga relatif untuk memproduksi barang.
Produk Gabungan yang Dapat Dijual Pada Titik Pisah-Batas. Metode
harga pasar mengalokasikan biaya gabungan berdasarkan harga pasar relatif
dari produk gabungan. Diproduksi dikalikan dengan harga dengan harga jual
per unit. Untuk mengilustrasikan hal ini, asumsikan produk gabunga A, B, C,
dan D diproduksi dengan biaya gabungan $ 120.000. kuantitas yang
diproduksi adalah : A, 20.000 unit; B, 15.000 unit; C, 10.000 unit; dan D,
15.000 unit, produk A dijual seharga $ 0.25; B, seharga $3; C, seharga $3,50;
dan D, seharga $5. harga ini merupakan harga pasar dari produk tersebut
pada titik pisah batas. Dengan kata lain, diasumsikan bahwa produk-produk
tersebut

dapat

dijual

pada

titik

tersebut.

Manajemen

mungkin

saja

memutuskan bahwa akan lebih menguntungkan jika produk tesebut diproses


lebih lanjut sebelum dijual. Namun hal tersebut tidak akan mengubah
penggunaan harga jual pada titik pisah batas sebagai dasar alokasi biaya
gabungan. Alokasi gabungan dihitung sebagai berikut :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Suparno, SE.,MM.

AKUNTANSI BIAYA

Hasil yang sama juga akan diperoleh apabila total biaya produksi
gabungan ($120.000) dibagi dengan total harga pasar dari keempat produk
($160.000). Rasio yang dihasilkan sebesar 0,75 adalah rasio biaya produksi
gabunga dari setiap produk terhadap harga pasarnya. Dengan mengalihkan
harga

pasar

dengan

rasio

tersebut,

biaya

gabungan

dialokasikan

sebagaimana ditunjukkan di tabel sebelumnya.

Analisis Biaya Produksi Bersama untuk Pengambilan Keputusan


Manajerial dan Analisis Profitabilitas
Metode alokasi biaya gabungan mengindikasikan bahwa jumlah biaya jumlah
biaya yang akan dibebankan ke berbagai produk yang akan dihasilkan pada
titik pisah batas adalah sulit untuk pembebanan biaya gabungan tidak
memecahkan masalah. Ide yang lebih maju mengatakan bahwa penentuan
biaya individual atas produk gabungan sampai pada titik pisah batas tidak
diperlukan, karena adalah lebih penting untuk pengambilan keputusan apakah
akan melakukan pemrosesan lebih lanjut atau tidak.
Dengan menggunakan contoh dari halaman 254 sampai 256,
asumsikan bahwa produk B, yang memiliki harga pasar final sebesar $75.000,
dapat dijual pada titik pisah-batas sebesar $60.000 tanpa diproses lebih lanjut.
Contoh yang sama menentukan bahwa biaya pemrosesan setelah titik pisahbatas dan dapat ditelusuri langsung ke Produk B adalah sebesar $10.000.
Selisih dalam pendapatan adalah sebesar $15.000 ($75.000 - $60.000)
dikurangi

dengan

biaya

setelah

titik

pisah-batas

sebesar

$10.000

menghasilkan kontribusi positif sebesar $5.000. Hal ini berarti pemrosesan


lebih lanjut tampaknya pilihan yang lebih menguntungkan. Selain itu, dalam
jangka pendek, porsi biaya tetap dari biaya pemrosesan lebih lanjut. Namun

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Suparno, SE.,MM.

AKUNTANSI BIAYA

dalam jangka panjang, kontibusi (pendapatan dikurangi dengan biaya


variabel) harus cukup untuk menutup biaya tetap dan memberikan laba.
Kemudian, pertimbangan juga harus diberikan bagi faktor nonkuantitatif,
seperti dampak bagi lingkungan kerja yang stabil, jika pemrosesan lebih lanjut
tidak dilakukan. Dalam banyak kasus, biaya gabungan yang dialokasikan tidak
relevan bagi pengambilan keputusan apakah akan memproses lebih lanjut
atau tidak. Margin tersebut hanya mengindikasikan profitabilitas dalam
perbandingan dengan produk lain. Laba bersih yang ditentukan dengan
mengalokasikan biaya gabungan bukanlah merupakan panduan yang dapat
diandalkan guna perencanaan laba. Hal ini disebabkan karena data laba
bersih tidak dapat digunakan untuk memprediksikan hasil dari keputussan
yang berbeda. Untuk alasan-alasan ini, usaha-usaha untuk mengalokasikan
biaya pemasaran ke produk dan pelangan dengan melakukan studiwaktu atas
aktivitas karyawan penjualan, maupun usaha-usaha untuk mengalokasikan
biaya produksi gabungan, sering kali memberikan hasil yan tidak dapat
diandalkan untuk menilai profitabilitas dari suatu segmen.

Pertimbangan-pertimbangan Etika
Pertimbangan-pertimbangan etikia memerlukan penggunaan alkasi biaya
gabungan yang mewakili hasil finansial secara wajar. Metode yang digunakan
tidak boleh dengan sengaja mendistorsi biaya persediaan atau memanipulasi
laba dan aktiva yang dilaporkan. Misalnya, alokasi biaya gabungan menjadi
area etika yang sensitif ketika salah satu produk gabungan menjadi bagian
dari produk final yang diproduksi menggunakan kontrak biaya-plus (kontrak
yang nilainya ditentukan dari biaya plus markuI tertentu). Bila alokasi biaya
gabungan ke produk tersebut bertambah, maka pendapatan juga akan
bertambah karena formula biaya-plus, meskipun secara aktual tidak ada
tambahan biaya telah terjadi. Pemilihan dengan sengaja atas suatu metode
alokasi biaya gabungan guna memaksimumkan biaya, dan dengan demikian
juga turut memaksimumkan harga dari produk yang termasuk dalam kontrak
biaya-plus adalah penipuan dan tentu saja mencurangi pelanggan dari
kontrak tersebut. Untuk alasan ini, dan karena pilihan akhir dari metode
alokasi sifatnya arbitrer, kontrak biaya-plus yang digabung dengan biaya
gabungan menciptakan kesempatan penyalahgunaan etika.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Suparno, SE.,MM.

AKUNTANSI BIAYA

10

Anda mungkin juga menyukai