Akbi Akuntansi Biaya
Akbi Akuntansi Biaya
produk
sampingan
(by-product)
umumnya
digunakan
untuk
mendefinisikan suatu produk dengan total nilai yang relatif kecil dan dihasilkan
secara simultan atau bersamaan dengan suatu produk lain yang total nilainya
lebih besar. Produk dengan nilai yang lebih besar tersebut, biasanya disebut
produk utama (main product), biasanya, produsen hanya memiliki sedikit
kendali atas jumlah produk sampingan yang diproduksi dalam jumlah yang
lebih besar dibanding dengan produk sampingan. Biasanya produsen hanya
memiliki sedikit kendali atas jumlah produk sampingan yang diproduksi.
Sebaliknya, pengenalan metode teknik yang lebih maju, seperti yang
digunakan di industri perminyakan, telah memungkinkan pengendalian yang
lebih besar atas jumlah residu dan produk sampingan lainnya. Misalnya, suatu
perusahaan
yang
menyewa
truk
untuk
mengangkut
bahan
tertentu
Suparno, SE.,MM.
AKUNTANSI BIAYA
metode
2,
pendapatan
besih
dari
produk
sampingan,
Suparno, SE.,MM.
AKUNTANSI BIAYA
Dengan metode pendapatan kotor, biaya persediaan final dari prodyuk utama
dihitung terlalu tinggi (overstated) karena menanggung biaya yang seharusnya
dibebankan ke produk sampingan. Keterbatasan ini dikoreksidi metode Id,
tetapi hanya sebagian, karena yang dikurangi dari biaya produksi produk
utama dalam metode ini adalah nilai jual produk sampingan dan bukannya
biaya produksinya.
Metode 1a : Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pendapatan lainlain. Metode ini diilustrasikan dalam laporan laba rugi di bawah ini. Dengan
asumsi
bahaw
pendapatan
kotor
dari
penjualan
produk
sampingan
adalahsebesar $1.500 :
Penjualan (produk utama, 10.000 unit @$2)
$20.000
$ 1.500
16.500
$ 18.000
3.000
Laba kotor
15.000
$ 5.000
2.000
Laba operasi
$ 3.000
$ 1.500
$ 4.500
Metode
1b:
Pendapatan
Produk
Sampingan
sebagai
Tambahan
Pendapatan Penjualan. Untuk metode ini, laporan laba rugi diatas akan
menampilkan $1.500 dari pendapatan penjualan produk sampingan sebagai
bahan penjualan atas produk utama. Akibatnya, total pendapatan penjualan
berubah menjadi sebesar $15.000 harga pokok penjualan produk utama,
sehingga laba kotor dan laba operasi akan meningkat sebesar $1.500
dibandingkan dengan yang ditampilkan di laporan laba rugi di atas. Laba
sebelum pajak akan tetap sebesar $4.500.
Metode 1c: Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pengurang Harga
Pokok Penjualan. Dalam metode ini, $1.500 dari pendapatan penjualan
produk sampingan dikurangkan dari $15.000 harga pokok penjualan produk
Suparno, SE.,MM.
AKUNTANSI BIAYA
utama, sehingga laba kotor dan laba operasi akan meningkat sebesar $1.500
dibanding dengan yang ditampilkan di laporan laba rugi di atas. Laba sebelum
pajak akan tetap sebesar $4.500.
Metode 1d : Pendapatan Produk Sampingan Mengurangi Biaya Produksi
Dalam metode ini, $ 1.500 dari pendapatan penjualan produk sampingan
dikurangkan dari $ 16.500 total biaya produksi, sehingga biaya produksi bersih
yang ditampilkan dalam laporan laba rugi berikut ini $ 1.500. Biaya produksi
yang sudah direvisi ini mengakibatkan rata rata biaya oer unit produk utama
menjadi sebesar $ 1,3625. Biaya yang dibebankan ke persediaan akhir produk
utama menjadi sebesar $ 2.725 dan bukannya $ 3.000. Dengan cara yang
hampir sama, biaya persediaan awal yang berkurang ($ 1,35 per unit seperti
yang diilustrasikan di laporan laba rugi berikut ini), disebabkan karena
pendapatan
dari
penjualan
produk
sampingan
diperiode
sebelumnya
dikreditkan ke biaya produksi produk utama di periode yang sama. Dan ketiga
metode sebelumnya, tidak ada satu pun yang mempengaruhi biaya per unit
yang dilaporkan untuk produk utama. Hal ini adalah perbedaan penting dalam
perhitungan biaya produk, meskipun pada umumnya dampak dari metode ini
dalam nilai dolar adalah relatif kecil. Laporan laba rugi akan ditampilkan
sebagai berikut :
$ 20.000
$ 1.350
$ 16.500
1.500
15.000
2.725
$ 16.350
13.625
$ 6.375
2.000
$ 4.375
Untuk metode yang terakhir dijelaskan ini, tidak diperlukan ayat jurnal
yang rumit. Pendapatan yang diterima dari penjualan produk sampingan
didebit ke Kas atau Piutang Usaha. Dalam ketiga metode sebelumnya,
Pendapatan dari Penjualan Produk Sampingan yang dikreditkan; sedangkan
dalam metode yang keempat, biaya produksi dari produk utama. Hal ini
biasanya dilakukan dengan mengkreditkan Barang dalam Proses.
Suparno, SE.,MM.
AKUNTANSI BIAYA
pendapatan
bersih
menyadari
adanya
kebutuhan
untuk
Suparno, SE.,MM.
AKUNTANSI BIAYA
Item
Sampingan
Bahan baku
Tenaga kerja
Overhead pabrik
Total biaya produksi (40.000 unit)
Harga Pasar (5.000 unit @$1,80)
Estimasi laba kotor terdiri atas :
Asumsi laba operasi (20% dari harga jual)
Beban pemasaran dan administrasi
(5% dari harga jual)
$ 50.000
70.000
40.000
$ 160.000
$
Produk
1.800
450
6.750
40.000
3.894
Suparno, SE.,MM.
2.250
1.000
1.200
300
4.250
$ 155.000
2.500
4.250
$
$
2.300
6.550
5.000
1,31
AKUNTANSI BIAYA
9.000
Suparno, SE.,MM.
AKUNTANSI BIAYA
4.
Tetapi,
berdasarkan
definisinya,
usaha
yang
diperlukan
untuk
harga
dalam
ekonomi
dengan
pasar
kompetitif
ditentukan
dapat
dijual
pada
titik
tersebut.
Manajemen
mungkin
saja
Suparno, SE.,MM.
AKUNTANSI BIAYA
Hasil yang sama juga akan diperoleh apabila total biaya produksi
gabungan ($120.000) dibagi dengan total harga pasar dari keempat produk
($160.000). Rasio yang dihasilkan sebesar 0,75 adalah rasio biaya produksi
gabunga dari setiap produk terhadap harga pasarnya. Dengan mengalihkan
harga
pasar
dengan
rasio
tersebut,
biaya
gabungan
dialokasikan
dengan
biaya
setelah
titik
pisah-batas
sebesar
$10.000
Suparno, SE.,MM.
AKUNTANSI BIAYA
Pertimbangan-pertimbangan Etika
Pertimbangan-pertimbangan etikia memerlukan penggunaan alkasi biaya
gabungan yang mewakili hasil finansial secara wajar. Metode yang digunakan
tidak boleh dengan sengaja mendistorsi biaya persediaan atau memanipulasi
laba dan aktiva yang dilaporkan. Misalnya, alokasi biaya gabungan menjadi
area etika yang sensitif ketika salah satu produk gabungan menjadi bagian
dari produk final yang diproduksi menggunakan kontrak biaya-plus (kontrak
yang nilainya ditentukan dari biaya plus markuI tertentu). Bila alokasi biaya
gabungan ke produk tersebut bertambah, maka pendapatan juga akan
bertambah karena formula biaya-plus, meskipun secara aktual tidak ada
tambahan biaya telah terjadi. Pemilihan dengan sengaja atas suatu metode
alokasi biaya gabungan guna memaksimumkan biaya, dan dengan demikian
juga turut memaksimumkan harga dari produk yang termasuk dalam kontrak
biaya-plus adalah penipuan dan tentu saja mencurangi pelanggan dari
kontrak tersebut. Untuk alasan ini, dan karena pilihan akhir dari metode
alokasi sifatnya arbitrer, kontrak biaya-plus yang digabung dengan biaya
gabungan menciptakan kesempatan penyalahgunaan etika.
Suparno, SE.,MM.
AKUNTANSI BIAYA
10