Adnan Pandu Praja, Wakil Ketua KPK RI, Pemberantasan Korupsi : Pencegahan dan Penindakan,
makalah dismpaikan pada Studium General Pemeberantasan Korupsi, dilaksanakan di Sekolah
Pascasarjana Universitas Djuanda Bogor, 06 Juli 2013.
2
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, hlm. 18.
Disamping persoalan tersebut di atas, saat ini para pemuda Indonesai telah
mengidap penyakit pragmatisasi dan liberalisasi, dua penyakit baru yang timbul
karena sikap hedonisme yang dipertontonkan oleh hampir semua kalangan disemua
kesempatan, terlebih lagi media televisi menjadikannya sebagai berita hangat yang
masuk dalam prime time, dimana remaja dan pemuda pada umumnya berada di
depan televisi. Sifat hubuddunya dipertontonkan oleh para pejabat dari cara
berpakaian, cara berbicara mengemukakan pendapat, yang jika ditonton oleh
generasi muda dapat membunuh karakter, menjadi contoh yang tidak baik karena
mudah ditiru.
Pembangunan
hukum
bukan
saja
dimaksudkan
memperbaiki
dan
mengembangkan substansi hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis, atau pula
melengkapi organisasi-organisasi dan struktur kelembagaan negara. Akan tetapi,
pembangunan hukum juga dimaksudkan bagaimana memberi ruang keterlibatan
seluruh komponen masyarakat untuk menciptakan kesadaran hukum yang tinggi
sebagai bagian dari pembentukan hukum nasional.3 Proses pembentukan dan
pembangunan tidak bisa terlepas dari bagaimana pemerintahan dan aparat negara
mengelola sistem hukum menghindari praktik penyalahgunaan kewenangan seperti
korupsi, ketamakan akan jabatan, dinasti politik, pamer kekayaan, menghalakan
cara, mengumbar nafsu birahi, dalam rangka memberikan contoh tauladan
dismaping proses pembentukan budaya hukum yang baik, sehingga hukum tidak
dipatuhi karena ancaman sanksi belaka dari perbuatan yang dilakukan (saat ini
ancaman bukan sesuatu yang menakutkan) akan tetapi, hukum ditaati karena
kesadaran hukum, kepatuhan yang timbul dari dalam diri masing-masing.
Budaya hukum yang jelek seperti yang digambarkan di atas, telah merusak
sendi-sendi yang ada dalam Empat Pilar Kehidupan Berbangsa, telah merusak pula
proses pembangunan karakter bangsa yang ditanamkan oleh para founding fathers.
3
Lihat Undang-undang RI Nomor : 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 20052025.
Eri Sudewo, Best Practice Character Building Menuju indonesia Lebih Baik, Penerbit Republika,
Jakarta, 2011, hlm. 13.
5
David Elkind & Freddy Sweet dalam Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter : Konsepsi dan Aplikasinya
dalam Lembaga Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta, 2011, hlm. 15.
6
Kebijakan Nasional ...., Op., Cit.
OLAH
PIKIR
OLAH
HATI
OLAH
RAGA
OLAH
RASA/
KARSA
ramah, saling
menghargai, toleran,
peduli, suka menolong,
gotong royong,
nasionalis, kosmopolit ,
mengutamakan
kepentingan umum,
bangga menggunakan
bahasa dan produk
Indonesia, dinamis,
kerja keras, dan beretos
kerja
Isu pembangunan karakter bangsa sebenarnya bukan hal baru, Bung Karno
pada waktu sidang PPKI telah menyebutkan tentang Pancasila dan hubungannya
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional, Jurna Policy Brief :
Pendidikan Karakter untuk Membangun Karakter Bangsa, Edisi Juli 2011, hlm. 4.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan
Nasional, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, hlm. 9.
dengan national character building.9 Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa telah
memberikan sinyal dalam pembentukan karakter bangsa jika difahami maknamakna dan intisari yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, akan ditemukan inti
kehidupan bermasyarakat dan bernegara dalam nilai-nilai luhur yang terkandung di
dalamnya. Dalam nilai-nilai Pancasila yang berkontemplasi dalam Tauhid, maka
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tersebut memiliki sinergi yang kuat kepada
ayat-ayat Al-Quran mapun Hadist Rasul.10 Kontemplasi ketauhidan dalam
Pancasila adalah modal dasar dalam pembentukan karakter. Dapat saja agama
selain Islam melihat kitab suci masing-masing sebagai kontemplator dari Pancasila
sebagai national character building.
Model pendidikan karakter di Universitas Djuanda disebut Pendidikan
Karakter Berbasis Tauhid dimaksudkan untuk membentuk pribadi Insan Unida
yang rahmatan lilalamin dengan membangun perilaku-perilaku ahsan atau baik,
dengan komponen baik intelektualnya, baik emosionalnya, baik spiritualnya,
maupun baik sosialnya.
Tertib
Taat hukum
Nalar
Visioner
Smart
Jujur
Empati
Tanggungjawab
Kerjasama
Disiplin
adil
Amanah
Intelektual
Emosipnal
BERTAUHID
Spiritual
Islam
Iman
Ihsan
Ikhlas
Taqwa
Sosial
Sadar lingkungan
Kepedulian
Bela Negara
Pengorbanan
Uswatun Hasanah
Lihat, Saafroeding Bahar, Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Iindonesia (BPUPKI), Panitia Persiapan Kemerdekaan Indyonesia PPKI, 28 Mei 1945 -22 Agustus
1945, Sekretariat Negara Repubik Indonesia, Jakarta, hlm. 293-297.
10
Martin Roestamy, Kontemplasi Pancasila alam Tauhid, Universitas Djuanda Bogor, Bogor, 2011.
Lihat, Boye Lafayette Mente, Samurai Strategies, Periplus Edition (HK) Ltd., Singapore, 2005.
PadmGo Wahyono, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 193, hlm.
90.
negara
di
Indonesia
dapat
saja
menjadi
suri
tauladan
masayarakatnya yang paternalistik dengan contoh yang baik dari pemimpin, maka
rakyat akan mengiukti kemana arah peimpin itu. Suri tauladan pemimpin adalah
alat paling ampuh dalam membentuk karakter anak bangsa. Semakin bobrok
budaya hukum semakain borok pula norma-norma kehidupan bermasyarakat. Tidak
heran kebobrokan dalam penegakan hukum di banyak negara akan menimbulkan
disintegrasi bangsa yang mengarah pada kegagalan suatu bangsa. Mudah-mudahan
penyelenggara negara menyadari betapa pentingnya budaya hukum yang dapat
menggerakan penegakan hukumdan sekaligus mempertahanka keutuhan bangsa dan
menjamin keamanan tegaknya empat pilar, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhineka Tunggal Ika.
dalam
hadis
Rasulullah
disebutkan
bahwa
aku
diutus
untuk
D. Simpulan
1. Semangat penyelenggara negara adalah bagian terpenting bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara dan merupakan intangible pembentukan budaya
hukum dalam rangka pengejawantahan Pancasila sebagai pandangan hidup dan
cita-cita hukum.
2. Budaya hukum yang baik dari aparat penyelenggara negara memiliki hubugan
kausalitas bagi pembentukan karakter anak bangsa, kesadaran hukum
penyelenggara negara berdampak positif bagi penegakan ketertiban pada
masyarakat bawahnya.
Referensi
Adnan Pandu Praja, Wakil Ketua KPK RI, Pemberantasan Korupsi : Pencegahan dan
Penindakan, makalah disampaikan pada Studium General Pemeberantasan
Korupsi, dilaksanakan di Sekolah Pascasarjana Universitas Djuanda Bogor, 06
Juli 2013.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian
______________, Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, 2011.
Boye Lafayette Mente, Samurai Strategies, Periplus Edition (HK) Ltd., Singapore,
2005.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional, Jurna Policy
Brief : Pendidikan Karakter untuk Membangun Karakter Bangsa, Edisi Juli
2011
Eri Sudewo, Best Practice Character Building Menuju indonesia Lebih Baik, Penerbit
Republika, Jakarta, 2011
Martin Roestamy, Kontemplasi Pancasila alam Tauhid, Universitas Djuanda Bogor,
Bogor, 2011.
PadmGo Wahyono, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1993.
Saafroeding Bahar, Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Iindonesia (BPUPKI), Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indyonesia PPKI, 28 Mei 1945 -22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Repubik
Indonesia, Jakarta.
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter : Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta, 2011.
Undang-undang RI Nomor : 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang 2005-2025.
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMN) Tahun 2010-2014.