KEWARGANEGARAAN
2018
OLEH :
MACHMUD AL RASYID
(08164226555)
A. Hakekat PKN dlm Mengembangkan Utuh Sarjana
atau Profesional
1. Identifikasi Masalah;
2. Pemilihan Masalah;
3. Pengumpulan Informasi;
4. Pengembangan Portofolio Kelas;
5. Penyajian Portofolio : Presentasi dan Tanya Jawab
6. Refleksi (Pengalaman Belajar)
PERKEMBANGAN ISTILAH
WN
WN WN
Mementingkan
Eksklusif Pragmatis
Pribadi
a. Warga Negara Mengutamakan
Kepentingan Pribadi
b. Warganegara Eksklusif
Desa Panglipuran – Kab. Bangli
B A LI
C. Warganegara Pragmatis
Latar Belakang Lainnya :
Potensi
Tantangan Problem
Gangguan
Disintegrasi Globalisasi
Negara Luar
Pengetahuan
Partisipasi Sikap yang
Politik
Rendah A-Politik
kurang
Patisipasi Rendah :
• Kurangnya respon politik, Misalnya
• Mobil Plat Merah, dipakai ke Bukan Dinas, dll
Pendidikan Pendidikan
Kewarganegaraan Demokrasi
Berpikir Kritis
Membaca
Pintu Masuk ke
Ilmu Penget.
Proses
Pembebasan
Perilaku
Berpikir Kritis
LITERASI (Keaksaraan)
Memahami
Literasi Mengevaluasi
Menggunakan
Kemendikbud, 2004
Indonesia
Buta Aksara 5,97 juta jiwa
• 0,0001
Indeks Minat • Tiap 1000 hanya 1 yg
Baca minat baca
Demokrasi
Pendidikan
Hak Asasi Manusia
Kedwarganegaraan
Masyarakat
Madani
(Civil Society)
J. SOEDJATI DJIWANDONO (2004)
Belajar PKN
Belajar ke-Indonesia-an
Kepentingan
Akhlak Mulia
Nasional
Berilmu,
Cakap Daya Saing
Bangsa
Kreatif,
Mandiri
Terampil,
Kompeten,
Berbudaya
UU No 14 tahun 2005 tentang Guru & Dosen
menegaskan tentang PROFESIONAL.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi.
UU No 12 Tahun 2012 ttg Pendidikan Tinggi
L A M A (2013) B A R U (2016)
1. PKN Sebagai Pengembang 1. Hakekat PKN dalam Mengembangan
Kepribadian Utuh Sarjana atau Profesional
2. Identitas Nasional 2. Identitas Nasional
3. Negara & Konstitusi 4. UUD NRI 1945 & Konstitusionalitas
Per UU an
4. Hubungan Negara & Warganegara 5. Kewajiban & Hak Negara serta
Warganegara
5. Demokrasi Indonesia 6. Demokrasi Indonesia
6. Negara Hukum & HAM 7. Penegakkan Hukum Berkeadilan
7. Wawasan Nusantara sbg Geopolitik 8. Wawasan Nusantara
Ind.
8. Ketahanan Nasional Indonesia 9. Ketahanan Nasional & Bela Negara
9. Intergrasi Nasional 3. Integrasi Nasional (9)
10. Project Citizen
Kompetensi Dua :
IDENTITAS NASIONAL
BEBERAPA ISU KONTEMPORER
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/
umum/18/02/10/p3xi5m377-bnpt-sebut-sel-
radikalisme-sudah-masuk-kampus-libatkan-
dosen
http://www.tribunnews.com/nasional/2018
/02/16/penggunaan-politik-identitas-
diprediksi-muncul-lagi-di-pilkada-2018
http://news.liputan6.com/read/2820740/3-
model-dinasti-politik-di-indonesia
RADIKALISME
POLITIK IDENTITAS
DINASTI POLITIK
MAHAR POLITIK
POLITIK POPULIS
BEBERAPA ISU KLASIK
Kelirumologi
Pancasila
Kelirumologi
Konstitusi
KELIRUMOLOGI PANCASILA ?
PANCASILA YANG MANA ?
(Tidak sama Persepsinya) - footnote
PANCASILA, 1 JUNI 1945
PANCASILA, 22 JUNI1945
KETERANGAN :
Beberapa buku baik penulis yang hidup masa BPUPK (Hatta) maupun sesudahnya (AB Kusuma),
menyatakan bahwa Muhammad Yamin dalam pidatonya tidak pernah menyatakan tentang
Dasar Negara. Rumusan itu terdapat dalam buku yang ditulis Yamin “Naskah Persiapan UUD”
dan diterbitkan tahun 1960
B. RUMUSAN SUPOMO (31 Mei 1945)
Persatuan Indonesia
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kerakyatan yang berdasarkan permusyawaratan
perwakilan
Pemerataan keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia
Kemakmuran Indonesia dalam ikatan Asia Timur
Raya
Keterangan : Menurut AB Kusuma, Supomo tidak
pernah berpidato tentang dasar negara pada
tanggal tersebut. Pidatonya adalah tentang
Staatsidee Integralistik.
C. SOEKARNO PANCASILA
D. SOEKARNO TRISILA
E. SOEKARNO EKASILA
F. PIAGAM DJAKARTA
G. PEMBUKAAN (Preambule) UUD
18 AGUSTUS 1945
H. MUKADIMAH KRIS 1949
I. MUKADIMAH UUDS 1950
•Pembubaran Konstituante
•Menetapkan UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
(1950)
ISI •Pembentukan :
•MPRS = DPR + utusan Daerah dan Golongan
•Pembentukan DPA
Baca & Dengarkan Pendapat Rocky
Gerung di ILC
Prof. Rocky Gerung: Dalangnya Ada, Tapi Siapa Yang
Berani Bilang?
(https://www.youtube.com/watch?v=CdEmeqaJ5IA)
Isinya termasuk antara lain :
Usulan Perubahan Sila Pertama menjadi “Ketuhanan
Yang Adil dan Beradab”
Usulan Perubahan Sila Kedua menjadi “Kemanusiaan
Yang Maha Esa”
MUNGKIN USULAN ITU SIFATNYA SARKASME
KELIRUMOLOGI KONSTITUSI
PEMAKNAAN PASAL
UUD 1945
UUD 1945
KRIS 1949 Amandemen*
Orde Baru
2001
UUD 1945
UUD
UUDS 1950 Amandemen*
Dekrit Presiden
2002
AMANDEMEN & PERUBAHAN
AMANDEMEN PERUBAHAN
? ?
AMANDEMEN & PERUBAHAN
Presiden
KRIS Seumur Reformasi
Hidup
Dekrit Amandemen*
UUDS
Presiden 1999-2002
PEMAKNAAN PASAL
• 2 kali masa
Pasal 7 jabatan
Pasal •Dipelihara
34 Negara
1. Identitas Nasional
(Pengertian)
61
PENYEGARAN
IDENTITAS
NASIONAL
KRISIS EKONOMI
GLOBALISASI
2. Identitas Nasional
A. Teori Munculnya Identitas Nasional oleh Robert
de Ventos (Djoko Suryo,2002) :
• Etnisitas, • Komunikas
• teritorial i&
Teknologi
• bahasa, • Militer
• agama B
A • Sentralisas
(primer (pendo • i monarkhi
) rong)
D C
(reaktif) (penarik)
• Penindasan • Bahahasa
• Dominasi • Birokrasi
• Identitas • Sistem
Alternatif Pendidikan
B. Faktor Pendukung Lainnya
B. FAKTOR
A. FAKTOR SUBYEKTIF
OBYEKTIF 1.Historis
1. Geografis- 2. Politik
Ekologis
3. Sosial
2. Demografi
4. Kebudayaan
IDENTITAS & KEWARGANEGARAAN
Warga Warga
Negara
Negara Negara
Warga
Negara
Identitas Nasional Formal
Bendera
Bahasa
Lambang Negara
Lagu Kebangsaan
Sifatnya
SEREMONIAL
Imperatif
Jati Diri (HARDONO HADI,2002)
Kepribadian
JatiDiri
Keunikan Identitas
IDENTITAS & NASIONALISME
Negara-negara Dunia Pertama di Eropa, dengan
adanya Perjanjian Westphalia 1648 menunjukkan
bahwa Negara Etnis atau Negara Bangsa terlepas
dari Kekuasaan Agama. Sehingga dalam satu
negara hanya ada satu identitas, yaitu identitas
etnis yang sekaligus negara.
Di Amerika, Identitas yang ada adalah Identitas
Individu yang berasal dari Etnis di negara Eropa
yang merasa mendapat kesulitan di negara lama
sehingga keberadaannya adalah terlebih dahulu,
baru kemudian muncul Negara.
Oleh karena itu konsep Negara di AS, di dasarkan
kepada perlindungan Kepentingan Individu.
Lanjutan :
Sehingga di Amerikan persoalan Kewarganegaraan
menjadi lebih sederhana, karena sejak didirikannya
negara tidak ada persoalan berkaitan dengan Agama
dan Etnisitas.
Sedangkan di Indonesia, faktor Agama dan Etnisitas
adalah persoalan yang cukup serius, karena mereka
ada lebih dahulu dibandingkan dengan negara nya.
Bahkan Penjajah Belanda pun melegalkan persoalan
itu, sehingga Warga Hindia Belanda dibedakan
dalam Golongan Eropa, Timur Asing, dan Inlander
termasuk aturan hukumnya.
Sehingga dengan munculnya Indonesia, semua
warga dianggap sama karena kewarganegaraannya
adalah suatu yang problematis.
PROBLEMATIKA ANTARA IDENTITAS,
NASIONALISME, & KEWARGANEGARAAN
IDENTITAS
IDENTITAS
AGAMA
IDENTITAS
ETNIS
BAHASA
Footnote :
Identitas
Agama
Identitas Identitas
Etnik Bahasa
Identitas
Nasional
Akibat dari Identitas Terhadap Nasionalisme :
Liberalisme
Neo
Korporasi Nasionalisme Liberalisme
Neo
Imperialisme
Nasionalisme Nasionalisme
- Sentralisasi - Desentralisasi
(Orde Baru) (KRIS – Reformasi)
Identitas Diperhatikan
Identitas Kurang
Diperhatikan
PERSOALAN YANG MUNCUL :
Nasionalisme Identitas
(Identitas (Etnik-Agama-
Nasional) Daerah)
MARTIN RAMSTEAD & FAJAR IBNU
TUFAIL (2011, 5)
AGAMA
TRADISI
HUKUM
IDENTITAS SEBAGAI ALAT MENCARI AKSES
(MARTIN RAMSTEAD & FAJAR IBNU TUFAIL 2011, 5) - FOOT
IDENTITAS
ORDE BARU : Nasional
Kapitalisme
Liberalisme
Kebebasan/
HAM
Perubahan UUD
IMPERIALISME DAN
NEOLIBERALISME
Liberalisme
Neoliberalisme
Neo-imperialisme
KORPORASI (MNC)
Neoliberalisme
Lahir dari revolusi Ekonomi Liberal
Intinya adalah dilepasnya hak istimewa atas modal
dari berbagai tata aturan teritorial maupun nasional
Pengaturan masy. Ber
dsr dominasi homo
economicus thd
dimensi lain manusia
Neoliberalisme
Dominasi sektor
finansial atas sektor
riil
Penjajahan Korporasi
Penjajahan
Ruang-
Hidup
Pikiran
Penjajahan Ruang-Hidup
(Apartheid Ekonomi Global)
Pangan
Seperangkat kebutuhan
Energi
dasar hidup
Air Bersih
INDUS
TRI
Pendidikan
Pelayanan
Kesehatan
Informasi
Penjajahan Pikiran
Sistem Politik
Sistem Ekonomi
Media yg Seragam,
unilateral, & searah
Strategi yang Dilakukan MNC
INTEGRASI NASIONAL
POTRET KEBHINEKAAN INDONESIA
Konflik antar
Konflik Separatisme
kelompok 465
502, kurban 1.370
kasus, tewas 4.771
Konflik Industrial 38
kasus, tewas 8
INTEGRASI BISA DIBEDAKAN :
Sosial
sehari-2
• Sifatnya Sosiologis
INTEGRASI MASYARAKAT INDONESIA
a. Integrasi Normatif
b. Integrasi
Fungsional
c. Integrasi Kursif
SEBALIKNYA
DIS-INTEGRASI MASYARAKAT
•Kesadaran
Sosiologis Sebagai Bangsa
Terjajah
• Mungkin sebagai
“kesepakatan elit”
Politis • Di akar rumput kesepakatan
itu tdk dimengerti dan
dihayati
PERSOALAN
Penyeragaman
Sistem Pemerintahan Desa
(Masyarakat di daerah kehilangan potensi budaya &
kepemimpinan adat untuk memecahkan masalah lokal)
Timur Asing :
Perdagangan
Kelompok
• 7 % Penduduk menguasai semua
Minoritas Tertentu fungsi Perekonomian
(Kaya – Elit)
Jakarta Lebih
• 60-70 % uang beredar ada di
Kaya dari Daerah Jakarta
Lain
Tionghoa/ Partai
Militer
Tiongkok Tertentu
Integrasi Nasional
hanya menguntungkan
Pemerintah Pusat
PENGUCILAN SOSIAL
(SOCIAL EXCLUSION)
• Tindakan menutup atau mengucilkan kelompok tertentu
dari hak dan kewajiban politik, sosial dan budaya
sehingga membatasi keterlibatannya dalam kehidupan
sosial yang ada.
• Kelompok yang mengalami eksklusi disebut sebagai
orang-orang yang terpinggirkan (marginalized group).
• Cakupan integrasi fungsional bukan hanya ada atau
tidak adanya eksklusi terhadap orang per orang, tetapi
juga kelompok, golongan, daerah, sektor (misalnya
pendidikan yang tertinggal dibanding industri).
• JADI konsep EKSKLUSI lebih mendasar daripada
KEMISKINAN karena merupakan akar dari ketidak adilan
dan kesenjangan dan bersifat STRUKTURAL
CARA MENGATASI GEJALA EKSKLUSI
EKSKLUSI INKLUSI
INKLUSI SOSIAL
Cross-
Dis-Integrasi
Cutting
Fungsional
Affiliation
BENTUK-BENTUK
CROSS-CUTTING AFFILIATION
Security Approach
Military Violence
Ideological Violence/
Cultural Hegemony
BEBERAPA ISTILAH YANG BERKAITAN
dengan INTEGRASI NASIONAL
Persatuan Indonesia
Emosionalis (berubah-ubah
tergantung tantangan yg dihadapi)
KONSEKUENSI ATAU RESIKO
Bila 80 %
penduduk
TRADISIONALIS
tradisionalis,
sehingga tidak
mempersoalkan Bila RASIONALIS yg
berkembang,
RASIONALIS
integrasi, maka
tidak masalah maka kita akan
dengan memiliki warga
DISINTEGRASI yang sadar dan Secara politis
golongan ini
IDEALIS
NASIONAL. apa arti menjadi
warga negara menjunjung tinggi
Tetapi di masa dan siap untuk nilai solidaritas
Globalisasi ketika bersaing kelompok dan
bangsa lain denganwarga cinta tanah air,
masuk wilayah asing. tetapi bila
kita dan bersaing dipandang
dengan pribumi, Tetapi pimikiran
mereka yang secara sosiologis
maka tidak cukup bisa berkembang
INTEGRASI UTILATARIAN
cenderung tidak menjadi
NASIONAL tidak di partikularistik
dukung oleh memiliki kesiapan
berkurban demi ekstrim yang
golongan yg dikenal dengan
memiliki integrasi nasional,
karena melihat CHAUVINISME,
kesadaran ttg bahkan bisa
makna & integrasi nasional
sbg sesuatu yang FASISME dan
pentingnya RASISME
INTEGRASI SEMENTARA
KEKUATAN & KELEMAHAN
INTEGRASI
KEKUATAN INTEGRASI INDONESIA KELEMAHAN INTEGRASI INDONESIA
1. Integrasi sosial Indonesia telah 1. Masih adanya konflik horizontal antar
dimiliki cukup panjang, yaitu kelompok yang berbeda ideologi
hubungan pra kolonial antar suku terutama agama yang berlangsung
yang ckup lama (integrasi “pra- secara koersif.
nation state”). 2. Masyarakat yang berusia 60 tahun-
2. Modal dasar Sumpah Pemuda, an itu berada dalam kondisi kritis,
Pergerakan Nasional, dll sehingga integrasi koersif semakin
dibatasi dan integrasi fungsional
3. Bagi masyarakat yang
harus lebih dikembangkan
“tradisionalis” maka kontrak sosial
(komponen keadilan &
lama yang “once for all social kesejahteraan sosial lebih menonjol).
contract”, yaitu “sekali untuk 3. Paradigma baru muncul,
selamanya” menjadi sesuatu yang nasionalisme itu berdasar HAK,
lumrah. bukan KEWAJIBAN, shg bila integrasi
tidak memberi manfaat, mereka
mempunyai hak untuk memisahkan
diri.
PENGEMBANGAN & PENGUATAN
INTEGRASI
1. Lebih menekankan
INTEGRASI NORMATIF
2. Lebih menekankan
INTEGRASI FUNGSIONAL
Ideologi Nasional
Integrasi Nasional
“policy assimilasionis”