Pengaruh Penjualan Kredit Dan Perputaran Piutang Terhadap Laba Bersih
Pengaruh Penjualan Kredit Dan Perputaran Piutang Terhadap Laba Bersih
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan
ekonomi
mendorong
peningkatan
dan
Piutang
dasarnya,
setiap
perusahaan
dalam
menjalankan
akan
mengundang
investor
untuk
bergabung
dalam
melakukan
investasi,
investor
akan
melakukan
maka
akan
menggangu
posisi
keuangan,
(terutama
perusahaan yang arus kasnya kurang baik) karena modal kerja banyak
tertahan dalam bentuk piutang tersebut. Pengelolaan piutang adalah
unsur penting dalam kelangsungan hidup suatu usaha, karena piutang
adalah sumber keuangan atau kas perusahaan salah satu manfaatnya
adalah untuk pembiayaan operasional perusahaan.
Demikian halnya dengan perputaran piutang, karena hal ini
sangat krusial dalam mempengaruhi laba perusahaan. Dengan adanya
siklus piutang yang baik dan memenuhi standar, maka hal-hal yang
tidak diinginkan perusahaan seperti adanya bad debt ataupun piutang
tak tertagih dapat dihindari, karena dengan adanya standar yang
ditetapkan, manajemen perusahaan
akan lebih
terarah
dalam
perusahaan.
Perputaran
piutang
yang
tidak
stabil
akan
perputaran
piutang
dapat
dijelaskan
sebagai
penjualan
kredit
mempengaruhi
laba
bersih
perusahaan ?
c. Bagaimana analisa penjualan kredit terhadap perputaran piutang
pada perusahaan ?
d. Bagaimana hubungan penjualan kredit dan perputaran piutang
terhadap laba bersih perusahan ?
C. Batasan Masalah
Di dalam pembahasan ini, penulis hanya mendalami materi
yang hanya berkaitan dengan piutang, perputaran piutang dan
penjualan kredit, dalam hal ini laba bersih perusahaan. Perusahaan
yang akan dijadikan bahan penelitian bergerak di bidang perdagangan,
adapun data tahun penelitian adalah data tahun 2008, karena di tahun
ini Indonesia berusaha untuk mengurangi dampak krisis global yang
terjadi dan hal ini cukup menarik untuk melihat tren pasar yang terjadi ,
dan laporan keuangan yang akan digunakan sebagai sumber data
adalah laporan laba-rugi(karena akan sangat sulit untuk mendapatkan
laporan penjualan kredit secara riil hal ini dikarenakan : memberikan
rincian penjualan akan menambah halaman di laporan keuangan rugilaba dan perusahaan tidak ingin para pesaing mengetahui hasil
aktivitas operasional dan pada kenyataannya memang sebagian besar
penjualan dilakukan secara kredit), laporan neraca, dan laporan
pendukung lainnya jika diperlukan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian kali ini adalah :
1. Untuk memberi penjelasan mengenai hubungan penjualan kredit
dan perputaran piutang terhadap laba bersih perusahaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh penjualan kredit dan perputaran
piutang terhadap laba bersih pada perusahaan.
3. Untuk memperkuat ataupun mendukung teori-teori yang telah ada.
E. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mendukung
teori-teori yang telah ada dan dapat mengembangkannya menjadi
ilmu yang lebih berguna bagi dunia ekonomi khususnya dan dunia
luas pada umumnya.
2. Aspek Praktis
Secara
praktis,
penelitian
ini
diharapkan
di
dalam
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Perusahaan
yang
basis
modalnya
kurang
kuat
dan
kredit yang
10
a. Standar Kredit
Standar
kredit
adalah
salah
satu
faktor
yang
singkat
dan
memberikan
beban
bunga
bila
11
membayar
dengan
menggunakan
kesempatan
12
Perusahaan
yang
menjalankan
kebijaksanaan
piutang
secara
pengumpulan
pasif.
piutangnya
Perusahaan
secara
aktif
yang
juga
13
14
terjadi realisasi yaitu sumber daya bukan kas ditukar dengan kas
atau hak atas kas dan pendapatan diperoleh ketika proses
perolehan sudah selesai.
3. Jenis Piutang
Piutang terdiri atas beberapa jenis, yakni :
a. Piutang Usaha (account receivable) adalah suatu jumlah
pembelian kredit dari pelanggan. Piutang timbul sebagai akibat
dari
penjualan
barang
atau
jasa. Piutang
ini
biasanya
15
Keterangan
Debet
Kredit
1000
1000
4. Pengelolaan Piutang
a. Kebijakan manajemen piutang
Piutang merupakan asset yang cukup material. Oleh
karena itu diperlukan manajemen piutang yang efektif dan
efisien agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang
sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan sehingga tidak
mengganggu aliran kas.
Pemisahan fungsi-fungsi piutang pun perlu dilakukan yang
antara lain adalah (Niswonger, 1999 hlm : 325) :
1) fungsi persetujuan kredit
16
2) fungsi penjualan
3) fungsi akuntansi
4) fungsi penagihan
Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan
keputusan-keputusan sebagai berikut :
1) Standar kredit
Jika suatu perusahaan memberikan kredit hanya
kepada para pelanggan yang kuat keuangannya, maka
penjualan akan relatif rendah dan kerugian yang timbul
akibat piutang tak tertagih biasanya akan relatif kecil. Namun
jika perusahaan menerapkan hal yang demikian akan
menghilangkan kesempatan untuk mendapatkan laba yang
lebih besar, karena peluang itu dibatasi akan kekhawatiran
perusahaan
terhadap
pelanggan
yang
menunggak
tersebut,
perusahaan
dapat
meningkatkan
17
2) Syarat kredit
Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di
mana kredit diberikan dan potongan tunai (bila ada) untuk
pembayaran yang lebih awal.
Faktor yang mempengaruhi syarat kredit adalah (I Made
Darmadja) :
a) Sifat ekonomik produk
b) Kondisi penjual
c) Kondisi pembeli
d) Periode kredit
e) Potongan tunai
f) Tingkat bunga bebas risiko (tingkat bunga bank)
3) Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang
Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang mencakup
beberapa keputusan yaitu :
a) Kualitas jumlah yang diterima
b) Periode kredit
c) Potongan tunai
d) Persyaratan khusus
e) Tingkat pengeluaran untuk pengumpulan piutang
Keputusan yang tidak kalah pentingnya adalah
menetapkan cara penagihan terhadap piutang yang telah
jatuh tempo tetapi belum dilunasi oleh pelanggan. Untuk itu
diperlukan suatu ketegasan penagihan untuk mencegah
18
penagihan
meningkat.
Akan
tetapi,
usaha
dapat
mengurangi
penjualan
dan
keuntungan
yang
dilakukan
dalam
19
(character)
digunakan
untuk
20
ekonomi
atau
secara
perkembangan
umum
terhadap
khusus
di
sektor
sedini
mungkin.
Para
pelanggan
memiliki
faktur.
Dalam
segala
kondisi
percepatan
menganalisis
kredit
diperlukan
informasi-
informasi
yang
diperlukan
itu
21
Total Nilai
8 - 10
6 - 7,9
4 - 5,9
2 - 3,9
0 - 1,9
Keterangan
22
memberikan
perusahaan
dan
pandangan
seberapa
mengenai
berhasilnya
kualitas
perusahaan
piutang
dalam
penagihannya.
Menurut Skousen dan Stice (2001) menyatakan bahwa :
Piutang adalah sebuah ukuran analitis seberapa cepat akun
pelanggan dikumpulkan. Rumus perputaran piutang dagang adalah
penjualan kredit bersih dibagi dengan piutang dagang rata-rata
selama satu periode. (hlm : 371)
Menurut Munawir (2002) menyatakan bahwa : Piutang
usaha adalah piutang yang timbul dari kegiatan usaha perusahaan
yang bersumber dari penjualan produk atau penyerahan jasa secara
kredit yang merupakan usaha utama dari perusahaan yang
bersangkutan. (hlm : 5)
Menurut Bambang Riyanto (2001) menyatakan bahwa :
Tingkat perputaran piutang (receivable turn over) dapat diketahui
dengan membagi jumlah penjualan kredit selama periode tertentu
dengan jumlah rata-rata piutang. (hlm : 40)
Menurut Munawir (2002) menyatakan bahwa : Posisi
piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan
menghitung tingkat perputaan piutang tersebut dengan membagi
total penjualan kredit dengan piutang rata-rata. (hlm :75)
23
24
Costumer
Sales
Inventory
Account receivable
Cash
6. Piutang Ragu-Ragu
Dalam pencatatan piutang ragu-ragu, perusahaan yang
menaksir piutang ragu-ragu akan membuat ayat jurnal penyesuaian
pada setiap akhir periode akuntansi.
Adapun jurnal pencatatannya adalah :
Dr.
XXX
terdapat
XXX
jurnal
untuk
mencatat
Dr.
Piutang dagang
XXX
XXX
25
Dr.
XXX
Piutang dagang
Cr.
Dr.
XXX
Kas
Cr.
XXX
XXX
XXX
Piutang dagang
XXX
meliputi
penganalisisan
aku-akun
individual
untuk
26
Saldo
$ 600
300
450
700
600
36950
$ 39600
Belum jatuh
tempo
$ 300
200
$ 250
26200
$ 27000
5200
$ 5700
300
2450
$ 3000
1600
$ 2000
300
1500
$1900
2%
4%
10%
20%
40%
$ 540
$ 228
$ 300
$ 400
$ 760
500
200
estimasi
piutang
tak
$ 2228
tertagih
Tgl
12Des
Keterangan
Beban piutang tak tertagih
Piutang usaha- M.E. DORAN
Debet
200
Kredit
200
representatif
terhadap
jumlah
piutang
yang
28
2) Terdapat
kesesuaian
pencatatan
pembebanan
sehingga
Debet
12000
Kredit
12000
perlu
diingat
perusahaan
bahwa
bagian
29
Horngren,
et.al. (1997)
mendefinisikan laba
Hansen
and
Mowen
(2001)
mendefinisikan
laporan
rugi-laba
dengan
menyandingkan
antara
30
berpindahnya
kepemilikan
barang
berbeda-beda,
aktiva
atau
terjadinya
kewajiban
yang
31
jasa
atau
pelaksanaan
kegiatan
lain
yang
32
pada
paragraf
74
dinyatakan
Definisi
33
Menurut
Stice
(2004),
terdapat
pendekatan
transaksi
Niswonger
(1999),
konsep
akuntansi
yang
yang
sama
sebagaimana
pendapatan
penjualan
34
perusahaan
mengalami
situasi
yang
sangat
tidak
35
c).
d).
XXXX
Pendapatan bunga
XXXX
XXXX
_____+
XXXXX
36
XXXX
Beban penjualan
XXX
Beban administrasi
XXX
Beban bunga
XXX
XX
______ +
Beban
Total beban
XXXXX
_______ -
Laba bersih
XXXX
Tabel 4
Single Step
PT X
Laporan Rugi-Laba
Penghasilan Pokok
XXXX
Penghasilan Non-operasional
XXX
Penghasilan Insedentil
XX
_____-
Total Penghasilan
XXXX
37
XXXX
Biaya Operasional
XXX
Biaya Non-operasional
XX
_____ +
Total Biaya
XXX
_____-
Pendapatan Bersih
XXX
Tabel 5
Multiple Step
PT X
Laporan Rugi-Laba
Penjualan Bruto
XXX
XX
_____
XXX
Penjualan Neto
Harga Pokok Penjualan
XXX
____XXX
Laba Kotor
Biaya Biaya Operasional :
Biaya Penjualan
XX
38
XX
___ +
Total Biaya
XXX
____XXX
Laba Bersih
Penghasilan dan Biaya Non-operasional
Penghasilan
XX
Biaya
XX
___ -
XX
___-/+
XXX
Pajak
XX
___ -
Pendapatan Bersih
XXX
39
penjualan kredit akan menimbulkan piutang dan kedua hal ini akan
mempengaruhi
dibuktikan
laba
bersih
kebenarannya
perusahaan,
dengan
sehingga
melakukan
riset
perlunya
berupa
D. Penelitian Terdahulu
Berdasar pada penelitian terdahulu, yang dilakukan oleh Diah
Eka Restuwati (2008) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh
Perputaran Piutang terhadap Laba Bersih pada Perusahaan Industri
Barang Konsumsi yang Terdaftar Di BEI diketahui terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara perputaran piutang terhadap laba bersih
dengan derajat hubungan : 84,3 % serta kontribusi pengaruh : 50,6 %
Di sisi lain, terdapat pula informasi tambahan dari I Made M.
Darmadja dalam Jurnal Ekonomi/Th.VII/01/Juli/2002 Universitas
Tarumanagara
Jakarta
yang
berjudul
Piutang
Dagang
dan
Penanganannya.
Maka dari itu, penulis akan meneliti lebih lanjut sejauh mana
pengaruh penjualan kredit dan perputaran piutang terhadap laba
bersih.
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini dibuat untuk memberikan gambaran
yang jelas mengenai permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut
dalam
skripsi
ini
dengan
harapan
dapat
membantu
dalam
40
pelaksanaan
penelitian
selanjutnya.
Penulis
membuat
korelasi
Gambar 2
Paradigma Hubungan antar Variabel
Penjualan
kredit
Laba
bersih
Perputaran
piutang
41
piutang),
karena
pengendalian
yang
tidak
efektif
42
G. Hipotesis
Untuk mengetahui ada atau tidak hubungan dan pengaruh
antara independent variables (Perputaran Piutang dan Penjualan
Kredit) dengan dependent variable (Laba Bersih). Maka penulis akan
melakukan pengujian lebih lanjut dengan melakukan uji hipotesis.
Yaitu untuk mengetahui hubungan antara perputaran piutang
dan penjualan kredit dengan laba bersih dan untuk mengetahui
pengaruh antara perputaran piutang dan penjualan kredit terhadap
laba bersih.
Ha koefisien regresi : perputaran piutang dan penjualan kredit
mempunyai pengaruh positif terhadap laba bersih.
Ha koefisien korelasi : perputaran piutang dan penjualan kredit
mempunyai hubungan dengan laba bersih.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan dilakukan adalah
penelitian secara asosiatif atau pengaruh (untuk mengetahui pengaruh
antara variabel yang dianalisa).
Tabel 6
Jenis penelitian
Jenis-jenis
Penelitian
Tujuan
a. Murni
b. Terapan
Metode
Tingkat
Eksplanasi
Analisis &
Jenis Data
a. Survey
b. Ex. Post Facto
c. Eksperimen
d. Naturalistik
e. Policy
Research
f. Action
Research
g. Evaluasi
h. Sejarah
a. Deskriptif
b. Komparatif
c. Asosiatif
a. Kuantitatif
b. Kualitatif
c. Gabungan
45
44
Menurut
Neumen
(2003)
dikutip
dari
Sugiyono
(2008)
yang
secara
sadar diarahkan
untuk mengetahui
atau
research
dilakukan
untuk
memperluas
batas-batas
ilmu
45
(generating)
teori
atau
hipotesis
melalui
pengungkapan fakta.
Metode Penelitian adalah: Cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah = didasarkan pada
ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Rasional
Empiris
menggunakan
langkah-langkah
46
B. Objek Penelitian
1. Populasi
Data-data
yang
rencananya
akan
digunakan
dalam
2. Sample
Teknik sample yang rencananya akan digunakan adalah
non-probability
sampling
dan
dengan
teknik
pengambilan
berdasarkan
tujuan
penelitian
walaupun
secara
C. Operasionalisasi Variabel
1. Variabel Independen (X)
Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah
perputaran piutang dan penjualan kredit.
47
melakukan
penagihan
terhadap
piutang-piutang
48
telah
tersusun
dalam arsip
(data
dokumenter) yang
pengumpulan
data
yang
digunakan
adalah
dilakukan
secara
tidak
langsung
karena
melalui
49
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah nonparticipant observation, si peneliti tidak menjadi bagian dari proses
operasi perusahaan namun, sangat tergantung pada si peneliti itu
sendiri, dengan instrumennya yakni observasi terstruktur.
E. Rancangan Analisis
Rancangan analisis merupakan langkah yang dilakukan untuk
menganalisis data. Dalam penelitian ini, data yang telah terkumpul
akan dianalisis sehingga dapat menghasilkan informasi yang berguna
bagi pihak yang memerlukannya.
Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui
pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis
data dengan prosedur statistik. Penelitian yang menggunakan
pendekatan
deduktif
yang
bertujuan
untuk
menguji
hipotesis
50
Suparanto (2000)
menurutnya
1.
Statistik Deskriptif
Statistik merupakan sekumpulan metode yang diperlukan
dalam
proses
analisis
data
penelitian
untuk
dapat
a.
Mean
fi.mi
X=
fi
Keterangan:
X = Mean
fi
= Frekuensi kelas
51
b.
Median
Md = Lo + ( n/2 ( f1 )o ) i
fm
Keterangan:
Md
= Median
Lo
n/2
= Posisi Median
= Interval kelas
c.
Modus
(f1)o
Mo = Lo + (
)i
(f1)o + (f2)o
Keterangan:
Mo
= Modus
Lo
= Interval kelas
52
d.
Standar deviasi
fi (mi X )
S=
fi
Keterangan:
S = Standar deviasi
f i = Frekuensi kelas
mi = Titik tengah interval kelas
Dalam hal pengolahan data, penulis menggunakan alat
2. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah langkah awal dalam proses analisis,
walaupun hal ini tidak selalu dibutuhkan namun bila sebelum
melakukan analisis terlebih dahulu dilakukan uji normalisasi, hasil
analisa akan lebih baik karena variabel akan berdistribusi normal.
Dasar yang digunakan untuk pengambilan keputusan adalah
probabilitas yakni :
Jika signifikan > 0,05 maka data berdistribusi normal
Jika signifikan < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
53
3. Uji Hipotesis
a.
Koefisien Korelasi
Korelasi digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara
54
variabel yang lain juga naik. Pada notasi negatif (-), kedua variabel
berhubungan terbalik, artinya jika satu variabel naik maka variabel
yang lain justru turun.
Penyelidikan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel biasanya diawali dengan usaha untuk menemukan bentuk
terdekat dari hubungan tersebut dengan cara menyajikannya dalam
bentuk diagram pencar (scatter plot). Diagam ini menggambarkan
titik-titik pada bidang X1, X2 dan Y dimana setiap titik ditentukan
oleh pasangan nilainya.
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam uji signifikansi
korelasi linier adalah sebagai berikut :
1) Merumuskan hipotesa awal
2) Menentukan taraf nyata (probabilitas yang menolak hipotesa)
3) Menentukan alat uji statistik
4) Menentukan daerah keputusan dimana hipotesa nol ditolak /
diterima (nilai kritis)
5) Menarik kesimpulan atas hasil uji korelasi.
Dalam penelitian ini, analisis korelasi akan sangat berguna
dalam mengukur seberapa besarnya hubungan antara perputaran
piutang (X1) dan penjualan kredit (X2) dengan laba bersih (Y).
55
b.
Koefisien Regresi
Regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh yang timbul
= a + b1 x1 + b2 x2 + i
= a + b1 x1 + b2 x2
x1y = a x1 + b1 x1 + b2 x1 x2
x2y = a x1 + b1 x1 + b2 x2
Keterangan :
Y = variabel dependen (laba bersih)
a = koefisien konstanta
b1= koefisien regresi penjualan kredit
X1= variabel indpenden (penjualan kredit)
b2= koefisien regresi perputaran piutang
X2= variabel independen (perputaran piutang)
ei = kesalahan prediksi (error)
Dalam hal ini, analisis data menggunakan program SPSS ver
15.00 sehingga penghitungan dapat diketahui hasilnya secara
langsung.
1) Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur
besarnya kontribusi variansi X terhadap variansi atau naik turunnya
56
independen
(X1,X2,Xn)
secara
bersama-sama
57
58
Gambar 3
Ho ditolak
Ho diterima
3) Uji t
Uji t adalah pengujian koefisien regresi masing-masing
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen,
guna mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen
terhadat variabel dependen.
Tahap-tahap untuk melakukan Uji t adalah sebagai berikut :
a). Merumuskan hipotesa
Ho :
Ha :
Terdapat
pengaruh
signifikan
antara
variabel
59
Gambar 4
Ho diterima
Ho ditolak
Ho ditolak
manakah
variabel
yang
paling
dependennya.
dominan
mempengaruhi
Keuntungan
dengan
60
61
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Sampel
1. Gambaran Umum Sampel
Sebelum menganalisis data, terlebih dahulu dilakukan seleksi
pengumpulan data terhadap sampel perusahaan yang diambil
untuk dijadikan obyek penelitian, dengan cara mengamati data-data
yang diperoleh secara seksama sehingga sampel tersebut
memenuhi kriteria atau syarat dalam pemilihan sampel.
Bursa Efek Indonesia mengklasifikasikan emiten (perusahaan
yang go public) ke dalam beberapa sektor berdasarkan jenis usaha
atau produk yang dihasilkan. Sektor-sektor tersebut antara lain :
a.
Pertanian
b.
Pertambangan
c.
d.
Aneka Industri
e.
f.
g.
h.
63
62
pasar
modal
telah
ada
sejak
tahun
1912,
63
14 Desember 1912 :
Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.
Sumitro
Djojohadikusumo).
Instrumen
yang
65
22 Mei 1995 :
dilaksanakan
dengan
sistem
computer
JATS
(Jakarta
2006 : Setelah sempat jatuh ke sekitar 300 poin pada saatsaat krisis, BEJ mencatat rekor tertinggi baru pada awal tahun
2006 setelah mencapai level 1.500 poin berkat adanya
sentimen positif dari dilantiknya
Bambang Yudhoyono.
66
Jumlah
perusahaan
140
konsumsi
(103)
37
(13)
24
2
48
140 perusahaan. Seperti yang terlihat dalam tabel diatas, ada 103
perusahaan yang bukan perusahaan industri barang konsumsi.
Karena populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan industri barang konsumsi, maka perusahaan industri
barang konsumsi yang terdapat di BEI hanya berjumlah 37
perusahaan.
Setelah dilakukan pengamatan secara seksama, terdapat
perusahaan yang tidak sesuai dengan kriteria penelitian sehingga
hanya
24
perusahaan
saja
yang
memenuhi
kriteria
yang
diantaranya :
a. Perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI
yang memperoleh laba bersih selama tiga tahun berturutturut (tidak mengalami kerugian)
b. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang
secara representatif dapat mewaklili populasi, terutama
dalam hal perputaran piutang, karena jika jarak (gap) antara
perusahaan skala besar dengan skala kecil akan sangat
jauh jaraknya.
Berdasarkan
kriteria
yang
telah
ditentukan,
Penulis
68
Tabel 8
Daftar Nama Perusahaan Sampel
Nama Perusahaan
Jenis Usaha
Aqua Golden Missisipi
Makanan dan minuman
Cahaya Kalbar
Makanan dan minuman
Delta Djakarta
Makanan dan minuman
Mayora Indah
Makanan dan minuman
Multi Bintang Indonesia
Makanan dan minuman
Sekar Laut
Makanan dan minuman
Siantar Top
Makanan dan minuman
Smart
Makanan dan minuman
Tiga Pilar Sejahtera Food
Makanan dan minuman
Tunas Baru Lampung
Makanan dan minuman
Ultra Jaya
Makanan dan minuman
Darya-Varia Laboratoria
Farmasi
Indofarma
Farmasi
Kalbe Farma
Farmasi
Kimia Farma
Farmasi
Merck
Farmasi
Pyridam Farma
Farmasi
Schering Plough Indonesia
Farmasi
Tempo Scan Pasific
Farmasi
Mandom Indonesia
Kosmetik dan barang
keperluan rumah tangga
21 Mustika Ratu
Kosmetik dan barang
keperluan rumah tangga
22 Uniliver
Kosmetik dan barang
keperluan rumah tangga
23 Kedawung Setia Industrial
Peralatan rumah tangga
24 Langgeng Makmur plastic
Peralatan rumah tangga
B. Analisis dan Pembahasan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1. Statistik Deskriptif
Nilai mean merupakan nilai rata-rata dari setiap variabel yang
diteliti. Nilai minimum merupakan nilai terkecil diantara nilai-nilai
yang ada dari setiap variabel. Nilai maksimum merupakan nilai
tertinggi diantara nilai-nilai yang ada dari setiap variabel. Dan
standar deviasi menggambarkan disperse atau variasi dari variabelvariabel tersebut.
69
48
48
48
48
Minimum
64063800191
2
1743483869
Maximum
16094424718253
24
1046389267147
Mean
1880695891116,23
8,40
132332851205,25
Std. Deviation
2826507355268,028
4,810
240266813719,811
sampel
yaitu
sebesar
Rp.1.880.695.891.116,-
70
sampel yaitu
dengan
nilai
terndah
Rp.
1.743.483.869,-.
Sedangkan nilai tertinggi adalah Rp. 1.046.389.267.147,serta standar deviasi Rp. 240.266.813.719,-.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 10
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
48
1880695891116
2826507355268
,260
,244
-,260
1,803
,003
x2
48
8,40
4,810
,200
,200
-,110
1,386
,043
y
48
132332851205
240266813720
,321
,321
-,293
2,222
,000
Berdasarkan hasil perhitungan One-sample KolomogorovSmirnov Test menunjukkan nilai K-S untuk variabel Penjualan
1,803 dengan probabilitas signifikansi 0,003 dan nilainya di bawah
0,05 hal ini berarti variabel Penjualan berdistribusi tidak normal.
Nilai untuk variabel perputaran piutang 1,386 dengan probabilitas
signifikansi di bawah
71
kecil dari 0,05 yaitu 0,000... hal ini berarti variabel Laba Bersih
terdistribusi secara tidak normal.
N
o
r
m
a
l
H
i
s
t
o
g
r
a
m
30
20
10 S
M
e
a
n
=
1
.
8
E
1
2
t
d
.
D
v
2
3
N
4
0.0E5.0E
12x
1.0E
31.5E
3N
1H
o
r
m
a
l
i
s
t
o
g
r
a
m
1
2
1
0
8
6
4
2
M
e
a
n
=
8
.
4
S
t
d
.
D
v
1
N
051
0x
2152025
Data
yang
tidak
berdistribusi
secara
normal
dapat
Frequncy Frequncy
Gambar 6
72
N
o
r
m
a
l
H
i
s
t
o
g
r
a
m
4
0
3
0
2
0
1
0
M
e
a
n
=
1
.
3
2
E
1
S
t
d
.
D
v
4
N
8
00
.E
02
.0
E
14
.0
E
1y
6
.0
E
18
.0
E
11
.0
E
1
2
Frequncy
Gambar 7
73
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Penjualan
48
1144615
763343,0
,155
,155
-,121
1,073
,200
Perputaran_
Piutang
48
2,7993
,75608
,145
,145
-,093
1,007
,263
Laba_Bersih
48
272866,3033
243121,891
,185
,185
-,171
1,279
,076
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Koefisien Korelasi
74
Laba
Bersih.
Dimana
dalam
penelitian
ini
0.00 0.199
0.20 0.399
0.40 0.599
Hubungan sedang
0.60 0.799
Hubungan kuat
0.80 1.000
75
Correlations
Penjualan
Perputaran_Piutang
Laba_Bersih
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Penjualan
1
48
,501**
,000
48
,876**
,000
48
Perputaran_
Piutang
Laba_Bersih
,501**
,876**
,000
,000
48
48
1
,365*
,011
48
48
,365*
1
,011
48
48
Penjualan Kredit
76
Model
1
(Constant)
Penjualan
Perputaran_Piutang
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
24896,681 66183,089
,295
,026
-32060,1 26244,352
Standardized
Coefficients
Beta
,926
-,100
t
,376
11,350
-1,222
Sig.
,709
,000
,228
= 24896,681 + 0,295 X
32060,1 X2 + ei
77
1) Analisis Uji t
Uji t (uji secara parsial) digunakan untukmenunjukkan
apakah variabel independen secara individu mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Pengujian koefisien regresi variabel Penjualan Kredit
a) Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara Penjualan
Kredit terhadap Laba Bersih.
Ha : Ada pengaruh signifikan antara Penjualan Kredit
terhadap Laba Bersih.
b) Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5%.
c) Menentukan t hitung
t hitung diperoleh dari hasil perhitungan SPSS adalah
12,343. Seperti yang terlihat dalam tabel 16 berikut ini :
Tabel 14
Hasil Uji Parsial (Uji t) untuk Penjualan Kredit
78
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Penjualan
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-46633,1 31012,970
,279
,023
Standardized
Coefficients
Beta
,876
t
-1,504
12,343
Sig.
,140
,000
d) Menentukan t Tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)
dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 48-2-1 = 45 (n
adalah jumlah kasus dan k adalah variabel independen).
Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil
diperoleh untuk t tabel sebesar 2,014 (lihat lampiran).
e) Kriteria pengujian
1) Jika -t hitung > -t tabel, maka Ho ditolak.
2) Jika -t hitung < -t tabel, maka Ho diterima.
f) Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai t hitung > t tabel ( 12,343 > 2,014), maka Ho ditolak.
g) Gambar Daerah Penentuan Ho
79
Gambar 8
Daerah Penentuan Ho untuk Uji t Penjualan Kredit
Ho diterima
Ho ditolak
-2,014
Ho ditolak
2,014
12,343
h) Penjelasan
Berdasarkan tabel , dapat diketahui bahwa variabel
Penjualan Kredit (X1) memiliki signifikansi thitung sebesar
12,343 lebih kecil dari ttabel sebesar dan jika dilihat dari
nilai probabilitas thitung sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
maka Ha1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel Laba Bersih (Y) secara parsial dipengaruhi oleh
Penjualan Kredit (X1).
Pengujian koefisien regresi variabel Perputaran Piutang
a) Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara Perputaran
Piutang terhadap Laba Bersih.
Ha : Ada pengaruh signifikan antara Perputaran Piutang
terhadap Laba Bersih.
80
Model
1
(Constant)
Perputaran_Piutang
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-55298,0
127921,2
117230,8 44147,948
Standardized
Coefficients
Beta
,365
t
-,432
2,655
Sig.
,668
,011
d) Menentukan t Tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)
dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 48-2-1 = 45 (n
adalah jumlah kasus dan k adalah variabel independen).
Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil
diperoleh untuk t tabel sebesar 2,014 (lihat lampiran).
e) Kriteria pengujian
1) Jika -t tabel < -t hitung, maka Ho diterima.
2) Jika -t hitung > -t tabel, maka Ho ditolak.
f) Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai -t hitung > -t tabel ( 2,665 > 2,014), maka Ho ditolak.
g) Gambar Daerah Penentuan Ho.
81
Gambar 9
Daerah Penentuan Ho untuk Uji t Perputaran Piutang
Ho diterima
Ho ditolak
- 2,014
Ho ditolak
2,014
2,665
h) Penjelasan
Sedangkan berdasarkan tabel , dapat diketahui bahwa
variabel Perputaran Piutang (X2) memiliki signifikansi thitung
sebesar 2,665 lebih besar dari t tabel sebesar 2,014 dan
jika dilihat dari nilai probabilitas thitung sebesar 0,011 lebih
kecil
dari
0,05
maka
Ha2
diterima
yang
dapat
Bersih (Y).
82
Tabel 16
Hasil Uji F atau ANOVA (Uji Simultan)
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of Squares
2154504321987
623583599886,7
2778087921873
df
2
45
47
Mean Square
1077252160993
13857413330,816
F
77,738
Sig.
,000a
83
d) Menentukan F tabel
Dengan menggunakan tingkat kayakinan 95%, a = 5%, df
1 (jumlah variabel 1) = 3, dan df 3 (n-k-1) atau 48-2-1 =
45 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel
independen). Hasil diperoleh untuk F tabel sebesar
3,204 (lihat lampiran).
e) Kriteria pengujian
1) Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima.
2) Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak.
f) Membandingkan F hitung dengan F tabel
Nilai F hitung > F tabel (77,738 > 3,204), maka Ho
ditolak.
g) Gambar Daerah Penentuan Ho.
Gambar 10
Daerah Penentuan Ho untuk Uji F atau ANOVA
Ho ditolak
Ho diterima
3,204
77,738
h) Penjelasan
Berdasarkan tabel , untuk melihat pengaruh secara
serentak dilakukan dengan uji F yaitu pengujian secara
84
Penjualan
Kredit
dan
Perputaran
Piutang
variabel
independen
dapat
menjelaskan
variabel
adalah
bias
terhadap
jumlah
variabel
85
Tabel 17
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model
1
R
,881a
R Square
,776
Adjusted
R Square
,766
Std. Error of
the Estimate
117717,515
persentase
sumbangan
pengaruh
variabel
86
Model
1
(Constant)
Penjualan
Perputaran_Piutang
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
24896,681 66183,089
,295
,026
-32060,1 26244,352
Standardized
Coefficients
Beta
,926
-,100
t
,376
11,350
-1,222
Sig.
,709
,000
,228
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian mengenai pengaruh penjualan kredit dan perputaran
piutang
89
88
maka Laba
Bersih akan mengalami penurunan sebesar Rp. 32060,1,artinya terjadi hubungan negatif antara perputaran piutang
dengan laba bersih, semakin naik perputaran piutang maka
akan semakin menurunkan laba bersih, walaupun secara angka
tidak materiil.
89
90
sebutkan
karena
keterbatasan
pengetahuan
dan
pengalaman.
B. Saran
pasca
91