Transformator Satu Fasa Kelompok 1
Transformator Satu Fasa Kelompok 1
MESIN LISTRIK
KELOMPOK 1
KELOMPOK 1
2
3
(a)
4
5 (b)
Gambar 2 Skema rangkaian beban nol
Po merupakan jumlah rugi-rugi besi (Pb) dan rugi-rugi tembaga (Pt)
transformator.
KELOMPOK 1
KELOMPOK 1
(a)
(b)
Gambar 5. Rangkaian ganti hubung singkat
Karena sisi sekunder dihubung singkat, maka Ro>>R2 dan Xo>>R2 sehingga
Io<<I2, dengan demikian Io dapat diabaikan, sehingga dapat digambarkan seperti
gambar 4.6b.
Karena rugi besi sebanding dengan V1 dan pada hubung singkat nilai V1 sangat
kecil, maka rugi besi dapat diabaikan.
Dengan demikian akan didapat besarnya rugi-rugi tembaga pada percobaan
hubung singkat. Maka didapat hubungan :
KELOMPOK 1
Sisi sekunder berbeban dan sisi primer diberi tegangan tetap. Dengan adanya
beban pada sisi sekunder, maka arus akan mengalir pada kedua kumparan trafo.
(Djiningrat, 2010)
(a)
Gambar 6. Rangkaian ekivalen trafo berbeban
Dari rangkaian di atas didapat persamaan berikut :
)
Dari persamaan tersebut, terlihat bahwa arus primer merupakan fungsi dari arus
beban. Perubahan beban dari nol sampai beban nominal dibanding dengan
tegangan sekunder beban nol pada tegangan primer tetap dinamakan Pengaturan
Tegangan yang dinyatakan dalam %.
Dari hasil open circuit test dan short circuit test, rangkaian ekivalen trafo
pada keadaan berbeban yang ditransformasikan ke sisi primer dapat digambarkan
seperti pada gambar 4.9.
KELOMPOK 1
Gambar 7. Rangkaian ekivalen trafo berbeban dari hasil OC test dan SC test
Jika tegangan V1 dibuat tetap, maka didapat persamaan sebagai berikut :
V2 ' V1 I 2 ' R jX
V2 ' aV2
I2 ' I2 / a
Dari persamaan di atas, dapat digambarkan diagram fasor untuk ketiga kondisi
beban sebagai berikut :
Gambar 8. Diagram fasor trafo dengan beban (a) resistif (b) induktif (c) kapasitif
Pembebanan daya reaktif akan mempengaruhi besar tegangan sekunder
trafo secara dominan. Beban induktif akan menyebabkan jatuh tegangan uang
cukup signifikan pada sisi sekunder trafo (V2).. Beban kapasitif akan
Transformator Satu Fasa
KELOMPOK 1
KELOMPOK 1
KELOMPOK 1
G
ambar 13. Diagram percobaan berbeban
Tahanan Sekunder ()
8,8
10
KELOMPOK 1
b. Beban Nol
Tabel 3.2 Hasil Pengukuran pada Percobaan Berbeban Nol
V1
I1
V2
(Volt)
20
(Ampere)
0,01
(Volt)
36
(Watt)
0,2
25
0,01
47
0,25
30
0,02
57
0,6
35
0,02
66
0,7
40
0,02
75
0,8
45
0,025
85
1,125
No.
c. Hubung Singkat
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran pada Percobaan Hubung Singkat
V1
I1
V2
(Volt)
5
(Ampere)
0,6
(Volt)
35
(Watt)
3
54
10
1,2
67,5
12
12
1,47
83
17,64
14
1,65
92
23,1
No.
11
KELOMPOK 1
I1
V2
I2
P1
(Volt)
10
(Ampere)
0,9
(Volt)
7
(Ampere)
0,52
(Watt)
7,5
15
1,26
10
0,71
13,75
20
1,73
14
0,97
26,25
25
2,1
17
1,19
37,5
5
6
30
10
2,5
0,67
20
11
1,42
0,78
56,25
6,25
15
16
1,14
12,5
20
1,34
21
1,5
23,75
25
1,68
27
1,88
38,75
10
11
30
10
1,98
0,55
31,5
12
2,2
0,32
53,75
5
12
15
0,84
17
0,48
12,5
13
20
1,13
24
0,635
20
No.
R ()
16
30
40
12
KELOMPOK 1
14
25
1,4
30
0,765
32,5
15
16
30
10
1,68
0,43
36,5
19
0,94
0,25
47,5
3,75
17
15
0,63
20
0,365
8,75
18
20
0,88
27
0,5
17,5
19
25
1,1
34
0,62
26,25
20
21
30
10
1,3
0,4
40
15
0,72
0,22
37,5
5
22
15
0,6
22
0,35
10
23
20
0,78
30
0,45
15
24
25
0,96
37
0,54
25
25
30
1,15
44
0,64
33,75
60
75
V1 = 20
Volt
P = 0,2 watt
Penye:
Rc =
=
= 2000
b.
13
KELOMPOK 1
Penye :
= 1,8
Dengan cara yang sama seperti contoh di atas maka di dapatkan hasil
seperti pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Tahanan Inti Besi dan Perbandingan Transformasi
No.
1
2
3
4
5
6
V
P
(volt)
(watt)
20
0,2
25
0,25
30
0,6
35
0,7
40
0,8
45
1,125
Rata-rata
Rc
()
2000
2500
1500
1750
2000
1800
1925
1,80
1,88
1,90
1,89
1,88
1,89
1,87
Menghitung Zek dan Xek serta rugi-rugi tembaga (Cu), sebagai contoh
perhitungan maka diambil contoh dari data pertama pada percobaan hubung
singkat.
Dik: V1 = 5 Volt
14
I1
= 0,6 A
= 3 Watt
KELOMPOK 1
Penye:
Rek
=
= 8,33
Zek
=
= 8,33
Xek
Z ek Rek
8,332 8,332
=0
b.
I1
= 0,6 A
V2
= 35 A
= 3 Watt
R1(primer)
=1
R2(sekunder)
= 8,8
Peny:
I2 =
= 0,086 A
15
KELOMPOK 1
Dengan cara yang sama seperti contoh di atas maka di dapatkan hasil
seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.6 Hasil perhitungan Rek, Zek, Xek, dan Rugi-Rugi Tembaga
No.
1
2
3
4
5
Ratarata
3.
Rugi-rugi
Rek
Zek
Xek
()
()
()
8.33
7.00
8.33
8.16
8.48
8.33
7.00
8.33
8.16
8.48
0
0
0
0
0
0.42
1.15
1.72
2.56
3.28
8.06
8.06
1.83
tembaga (cu)
(watt)
16
KELOMPOK 1
I1
= 0,9 A
I2
= 0,52 A
R1(primer)
=1
R2(sekunder)
= 8.8
Penyelesaian:
= I12 . R1 + I22 . R2
Dik :
I1
= 0,9 A
I2
= 0,52 A
R1(primer)
=1
R2(sekunder)
= 8.8
V1
= 10 Volt
V2
= 7 Volt
Poutput
Pinput
17
KELOMPOK 1
= 9 Watt
3,64
100% 40,44%
9
Dengan cara yang sama seperti contoh di atas maka di dapatkan hasil
seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Rugi-Rugi dan Efisiensi pada Trafo
Rugi-rugi
No.
Rugi-rugi
tembaga (cu)
(Watt)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
3.19
6.02
11.27
16.87
23.99
5.80
12.44
21.60
33.93
46.51
1.20
2.73
4.83
7.11
10.60
0.73
1.57
2.97
4.59
6.25
0.59
1.44
Berdasarkan R
ekivalen
Primer
Sekunder
4.30
2.93
7.80
5.57
15.90
10.20
22.35
15.52
30.69
22.28
5.23
5.86
11.01
12.58
19.22
21.84
31.79
34.13
41.96
46.98
4.14
0.97
8.68
2.21
17.46
3.83
26.80
5.56
39.59
8.37
6.06
0.57
6.61
1.25
13.19
2.34
20.90
3.59
28.13
4.85
3.33
0.45
7.17
1.13
(%)
40.44
37.57
39.25
38.53
37.87
128.06
121.60
117.54
120.86
116.67
69.82
64.76
67.43
65.57
68.08
110.47
77.25
76.70
76.65
73.85
82.50
85.56
18
23
24
25
2.39
3.49
4.93
KELOMPOK 1
12.65
18.69
26.36
1.87
2.70
3.79
86.54
83.25
81.62
G. GRAFIK
19
KELOMPOK 1
Gambar 17. Hubungan fungsi Daya (P2) terhadap Tegangan Primer (V1)
20
KELOMPOK 1
H. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan setelah melakukan percobaan sebagai berikut :
nol.
Pada percobaan hubung singkat, semakin tinggi nilai tegangan maka nilai
arus juga semakin tinggi dengan nilai Rek rata-rata sebesar 8,06 , Zek ratarata sebesar 8,06 , Xek rata-rata sebesar 0 dan rugi tembaga rata-rata
21
KELOMPOK 1
22
KELOMPOK 1
DAFTAR PUSTAKA
Djiningrat, Surya. 2010. Transformator Satu Fasa. Modul Praktikum Teknik
Tenaga Listrik.Hal 26.( http://www.edoqs.org diakses 27 mei 2014).
23