Anda di halaman 1dari 34

Kumpulan Hadits-hadits

Berikut Kata Kata Hikmah Nabi Muhammad | Nasehat Rasulullah Saw yang
menyejukkan qalbu kita. Dimana hadits / nasihat Rasulullah ini ibarat setetes air di padang
gersang, atau bagaikan oase yang begitu menyejukkan dan menyegarkan. Apalagi di tengah
dunia yang hiruk pikuk dengan kecintaan duniawi dan konsumerisme dimana ukuran normanorma agama menjadi kabur. Maka sudah seharusnya kita untuk merenungi berbagai nasihat
Rasulullah Saw yang selama ini kita lupakan. Semoga bisa kita dapat mengambil hikmah atas
semua kejadian yang menimpa kita dan selalu senantiasa mendekatkan diri kepada Allah
SWT, Amin.

Gambar Nasihat Nabi yang menyejukkan Qalbu layaknya tetesan embun


Hadits Rasulullah SAW tentang Bersyukur :
Barang siapa yang memperhatikan kepentingan saudaranya,
maka Alah akan memperhatikan kepentingannya.
Barangsiapa yang melapangkan suatu kesulitan sesama muslim,
maka Allah akan melapangkan satu kesulitan
dari beberapa kesulitan dihari kiamat.
Dan barangsiapa yang menutupi kejelekan orang lain
maka Allah akan menutupi kejelekannya dihari kiamat.
(H.R Bukhari dan Muslim)
Hadits Rasulullah SAW tentang Bersedekah / memberi :
bersedekahlah kamu karena sedekah itu sebagai penebusmu dari api neraka.
(H.R Thabrani)

Hadits Rasulullah SAW tentang Kaya Jiwa :


Bukanlah yang dinamakan kaya karena banyak simpanan harta benda,
tetapi yang disebut kaya, adalah kaya diri (jiwa).
(H.R Bukhari dan Muslim)
Hadits Rasulullah SAW tentang Dakwah :
Allah akan memberikan cahaya yang berkilauan pada seseorang yang telah
mendengar ajaranku, lalu disampaikannya kepada yang lain sebagaimana
yang didengarnya. Adakalanya orang yang disampaikan kepadanya
lebih mengerti daripada pendengar itu sendiri.
(H.R Ahmad)
Hadits Rasulullah SAW tentang Taubat :
Semua anak adam itu berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat
kesalahan itu ialah orang-orang yang mau bertaubat.
(H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Andaikan kamu berbuat dosa sehingga dosamu mencapai langit,
kemudian kalian bertaubat niscaya Allah memberi ampunan kepadamu.
(H.R. Ibnu majah)
Hadits Rasulullah SAW tentang Kesabaran:
Sungguh seorang mukmin amat menakjubkan, segala urusannya amat baik
baginya dan hal itu tidak terdapat kecuali hanya pada orang mukmin saja.
Jika mendapat kesenangan, maka ia bersyukur, tentunya
hal itu amat baik bagi dirinya. Jika mendapat kemalangan,
maka ia bersabar, tentunya hal itu amat baik baginya.
(H.R. Muslim)
Hadits Rasulullah SAW tentang Ujian Hidup :
Dari Abu Said dan Abu Hurairah ra: nabi bersabda :

Tidak seorang muslimpun yang tertimpa kesulitan,


sakit, kesusahan sampai pun hanya terkena duri,
melainkan hal itu akan menghapus dosa-dosanya.
Hadits Rasulullah SAW tentang Intropeksi Diri :
Orang yang berakal adalah orang yang selalu mengoreksi dirinya,
dan memperbanyak amalan untuk bekal mati
dan orang yang lemah adalah seorang yang mengikuti hawa nafsunya,
tetapi berkahayal pahala kepada Allah Taala.
(H.R.Tirmidzi)
Hadits Rasulullah SAW tentang Kesehatan :
Ada dua kenikmatan yang dilalaikan oleh kebanyakan orang,
yaitu kesehatan dan waktu kosong.
(H.R. Bukhari)
Hadits Rasulullah SAW tentang Mencintai Sesama Muslim :
Kata Anas ra : Nabi SAW bersabda :
Tidaklah sempurna iman seseorang dari kalian, sapai ia mencintai saudaranya
sesama muslim, sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
Hadits Rasulullah SAW tentang Pemimpin :
maqil ibnu yasar berkata: Rasulullah saw bersabda:
Tiada seorang pun yang diminati oleh Allah untuk memimpin rakyatnya,
kemudian ia mati sebagai seorang koruptor,
maka pasti Allah akan mengharamkan baginya surga.
Hadits Rasulullah SAW tentang Berkata Baik :
Ady Ibnu ra berkata: Rasulullah SAW bersabda :
jagalah dirimu dari api neraka, walau hanya dengan
sedekah separuh biji kurma,

jika tidak bisa berbuat demikian,


maka berbuatlah baik walau hanya dengan kata-kata yang manis.

Hadits-Hadits Tentang Larangan Menggambar


Hadits-hadits yang melarang menggambar makhluk bernyawa sangat banyak, ada
beberapa lafazh yang diriwayatkan oleh sahabat berbeda sehingga dianggap sebagai beberapa
hadits.
Berikut
ini
hanya
sebagian
di
antaranya:

1.

Hadits Jabir radhiallahu anhu dia berkata:














Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang adanya gambar di dalam rumah dan
beliau melarang untuk membuat gambar. (HR. At-Tirmizi no. 1671 dan dia berkata, Hadits
hasan shahih.)
2. Hadits Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda kepadanya:












Jangan kamu membiarkan ada gambar kecuali kamu hapus dan tidak pulan kubur yang
ditinggikan
kecuali
engkau
meratakannya.
(HR.
Muslim
no.
969)
Dalam riwayat An-Nasai, Dan tidak pula gambar di dalam rumah kecuali kamu hapus.
3.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dia berkata:




Bahwa tatkala Nabi melihat gambar di (dinding) Kabah, beliau tidak masuk ke dalamnya
dan beliau memerintahkan agar semua gambar itu dihapus. Beliau melihat gambar Nabi
Ibrahim dan Ismail alaihimasssalam tengah memegang anak panah (untuk mengundi nasib),
maka beliau bersabda, Semoga Allah membinasakan mereka, demi Allah keduanya tidak
pernah mengundi nasib dengan anak panah sekalipun. (HR. Ahmad no. 3276)
4. Aisyah radhiallahu anha berkata: Rasulullah masuk ke rumahku sementara saya
baru saja menutup rumahku dengan tirai yang padanya terdapat gambar-gambar. Tatkala

beliau melihatnya, maka wajah beliau berubah (marah) lalu menarik menarik tirai
tersebut sampai putus. Lalu beliau bersabda:



















Sesungguhnya manusia yang paling berat siksaannya pada hari kiamat adalah mereka
yang menyerupakan makhluk Allah. (HR. Al-Bukhari no. 5954 dan Muslim no. 5525 dan ini
adalah
lafazhnya)

Dalam riwayat Muslim:







Dia (Aisyah) memasang tirai yang padanya terdapat gambar-gambar, maka Rasulullah
masuk lalu mencabutnya. Dia berkata, Maka saya memotong tirai tersebut lalu saya
membuat dua bantal darinya.
5.

Dari Ali radhiallahu anhu dia berkata:

Saya membuat makanan lalu mengundang Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk datang.
Ketika beliau datang dan masuk ke dalam rumah, beliau melihat ada tirai yang bergambar,
maka beliau segera keluar seraya bersabda, Sesungguhnya para malaikat tidak akan masuk
ke dalam rumah yang di dalamnya ada gambar-gambar. (HR. An-Nasai no. 5256)
6.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata:






.
:


















Jibril alaihissalam meminta izin kepada Nabi maka Nabi bersabda, Masuklah. Lalu
Jibril menjawab, Bagaimana saya mau masuk sementara di dalam rumahmu ada tirai yang
bergambar. Sebaiknya kamu menghilangkan bagian kepala-kepalanya atau kamu
menjadikannya sebagai alas yang dipakai berbaring, karena kami para malaikat tidak masuk
rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar. (HR. An-Nasai no. 5270)
Mirip dengan hadit ini dari hadits Aisyah riwayat Muslim, hadits Ibnu Umar riwayat AlBukhari, dan hadits-hadits lainnya.

7. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda:










Para malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat patung-patung
atau gambar-gambar. (HR. Muslim no. 5545)
8. Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda tentang gambar-gambar yang ada di gereja Habasyah:

















Mereka (ahli kitab), jika ada seorang yang saleh di antara mereka meninggal, mereka
membangun masjid di atas kuburnya dan mereka menggambar gambar-gambar itu padanya.
Merekalah makhluk yang paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat. (HR. Al-Bukhari no.
427 dan Muslim no. 528)
9.

Dari Abu Juhaifah radhiallahu anhu dia berkata:







Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam melaknat penggambar. (HR. Al-Bukhari
no. 5962)
10. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda:


Akan keluar sebuah leher dari neraka pada hari kiamat, dia mempunyai 2 mata yang
melihat, 2 telinga yang mendengar, dan lisan yang berbicara. Dia berkata, Saya diberikan
perwakilan (untuk menyiksa) tiga (kelompok): Semua yang keras kepala lagi penentang,
semua yang beribadah bersama Allah sembahan yang lain dan para penggambar. (HR. AtTirmizi no. 2574 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
11. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Saya mendengar Nabi
shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Allah Azza wa Jalla berfirman, Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang
berkehendak mencipta seperti ciptaan-Ku. Kenapa mereka tidak menciptakan lalat atau
kenapa mereka tidak menciptakan semut kecil (jika mereka memang mampu)?! (HR. AlBukhari no. 5953, Muslim no. 2111, Ahmad, dan ini adalah lafazhnya)
12. Dari Abdullah bin Masud radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam
bahwa beliau bersabda:















Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah
para penggambar. (HR. Al-Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109)
13. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda:

























Sesungguhnya mereka yang membuat gambar-gambar akan disiksa pada hari kiamat. Akan
dikatakan kepada mereka, Hidupkanlah apa yang kalian ciptakan. (HR. Al-Bukhari no.
5961 dan Muslim no. 5535)
14. Dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi
wasallam bersabda:









Siapa saja yang menggambar suatu gambar di dunia maka pada hari kiamat dia akan
dibebankan untuk meniupkan roh ke dalamnya padahal dia tidak akan sanggup
meniupkannya. (HR. Al-Bukhari no. 5963 dan Muslim no. 5541)
Yang Terlarang Hanyalah Gambar Makhluk Bernyawa
Sebagian besar hadits-hadits di atas larangannya bersifat umum mencakup semua jenis
gambar. Hanya saja sebagian hadits lainnya memberikan pembatasan bahwa yang terlarang di
sini
hanyalah
menggambar
gambar
makhluk
yang
bernyawa.
Di
antara
hadits-hadits
yang
memberikan
pembatasan
ini
adalah:

a. Hadits no. 6 dari Abu Hurairah radhiallahu anhu. Sisi pendalilannya bahwa Jibril
menganjurkan agar bagian kepala dari gambar tersebut dihilangkan, barulah beliau akan
masuk ke dalam rumah. Ini menunjukkan larangan hanya berlaku pada gambar yang
bernyawa karena gambar orang tanpa kepala tidaklah bisa dikatakan bernyawa lagi.

b. Hadits no. 13 dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma. Sisi pendalilannya bahwa Allah
menyuruh untuk menghidupkan gambar yang dia gambar. Ini menunjukkan bahwa yang
terlarang hanyalah gambar makhluk yang bisa hidup (bernyawa).
c. Hadits setelahnya pada no. 14 dari An-Nadhr bin Anas radhiallahu anhu. Sisi
pendalilannya bahwa para penggambar diperintahkan untuk meniupkan roh pada gambarnya,
maka ini menunjukkan tidak mengapa menggambar gambar makhluk yang tidak memiliki
roh/nyawa.
d. Menguatkan hadits no. 6 di atas, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:








Gambar itu adalah kepala, jika kepalanya dihilangkan maka tidak ada lagi gambar. (HR.
Al-Baihaqi: 7/270 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
e. Sebagai tambahan juga ada dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dia
berkata:
Saya
mendengar
Nabi
shallallahu
alaihi
wasallam
bersabda:











,














Setiap penggambar berada dalam neraka, setiap gambar yang dia telah gambar akan
diberikan jiwa (dihidupkan oleh Allah) yang dengan gambar itu dia akan disiksa di dalam
Jahannam.
Lalu Ibnu Abbas berkata, Jika kamu harus untuk menggambar maka gambarlah pohon dan
apa saja yang tidak mempunyai nyawa. (HR. Al-Bukhari no. 2225 dan Muslim no. 5540)
ALLAAHUMMA ANTA RABBII LAA ILAAHA ILLAA ANTA KHALAQTANII WA ANAA
ABDUKA WA ANAA ALAA AHDIKA WA WADIKA MASTATHATU, AUUDZU BIKA
MIN SYARRI MAA SHANATU WA ABUU-U LAKA BINIMATIKA ALAYYA WA ATARIFU
BIDZUNUUBII FAGHFIR LII DZUNUUBII, INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA
ILLAA ANTA


Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Huraits telah menceritakan kepada kami
Abdul Aziz bin Abu Hazim?? dari Katsir bin Zaid? dari Utsman bin Rabiah? dari Syaddad
bin Aus? radliallahu anhu bahwa Nabi? shallallahu alaihi wasallam berkata kepadanya:
Maukah aku tunjukkan kepadamu sayyid istighfar? Yaitu ALLAAHUMMA ANTA RABBII
LAA ILAAHA ILLAA ANTA KHALAQTANII WA ANAA ABDUKA WA ANAA ALAA

AHDIKA WA WADIKA MASTATHATU, AUUDZU BIKA MIN SYARRI MAA


SHANATU WA ABUU-U LAKA BINIMATIKA ALAYYA WA ATARIFU
BIDZUNUUBII FAGHFIR LII DZUNUUBII, INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA
ILLAA ANTA. (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada tuhan yang berhak disembah
kecuali Engaku, Engkau telah menciptakanku, dan aku adalah hambaMu, dan berada dalam
perjanjian dan janjiMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan apa yang
telah aku perbuat, dan aku mengakui kenikmatanMu yang Engkau berikan kepadaku dan
mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosaku, sesungguhnya tidak ada yang dapat
mengampuni dosa kecuali Engkau). Tidak ada seorangpun diantara kalian yang
mengucapkannya ketika sore hari kemudian datang kepadanya taqdir untuk meninggal
sebelum datang pagi hari melainkan wajib baginya Surga, dan tidaklah ia mengucapkannya
ketika pagi hari kemudian datang kepadanya taqdir untuk meninggal sebelum datang sore
hari melainkan wajib baginya Surga. (HR.Tirmidzi : 3315 ).
Tidak ada seorangpun diantara kalian yang mengucapkannya ketika sore hari kemudian
datang kepadanya taqdir untuk meninggal sebelum datang pagi hari melainkan wajib baginya
Surga

sepuluh kebaikan dan Allah akan mengangkat darinya sepuluh kesalahan dan Allah akan
mengangkatnya dengan kalimat itu sepuluh derajat dan hal itu baginya seperti sepuluh
pengawal yang menjaganya dari awal siang hingga akhir

Barangsiapa memiliki keluasaan (untuk berkorban) namun tidak berkorban, maka janganlah
ia mendekati tempat shalat kami






Segala puji bagi Allah Yang





telah memberikan pakaian ini kepadaku sebagai rezeki dari-pada-Nya tanpa daya dan
kekuatan dari-ku Bookmark on Delicious Digg this post Recommend on Facebook share via
Reddit Share with Stumblers Tweet about it Subscribe to the comments on this

Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati. Segala puji bagi Allah
yang telah menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nyalah
tempat kami kembali

Aku bergantung pada sangkaan hamba-Ku kepada-Ku dan Aku akan bersama hamba-Ku
ketika ia mengingat-Ku.

Ya AIlah ya Tuhanku, aku berserah diri kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dan
aku berlindung kepada-Mu dalam keadaan harap dan cemas, karena tidak ada tempat
berlindung dan tempat yang aman dari adzab-Mu kecuali dengan berlindung kepada-Mu. Aku
beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan aku beriman kepada Nabi-Mu
yang telah Engkau utus
Posted by rbm under Doa, Imam Bukhari, Nabi Muhammad
January 1, 2011
4 Comments
SAW
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syuaib dari
Az Zuhri dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman dia
berkata; Abu Hurairah berkata; saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda: Demi Allah,
sesungguhnya aku beristighfar (meminta ampunan) dan bertaubat kepada Allah dalam satu
hari lebih dari tujuh puluh kali. (HR.Bukhari:5832).

December 31, 2010

Posted by rbm under Habluminannas

6 Comments

dikutip dari : www.muslim.or.id


Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Allah, Rabb yang memberikan hidayah demi hidayah.
Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang
yang mengikuti mereka hingga akhir zaman. Manusia di berbagai negeri sangat antusias
menyambut perhelatan yang hanya setahun sekali ini. Hingga walaupun sampai lembur pun,
mereka dengan rela dan sabar menunggu pergantian tahun. Namun bagaimanakah pandangan
Islam -agama yang hanif- mengenai perayaan tersebut? Apakah mengikuti dan merayakannya
diperbolehkan? Semoga artikel yang singkat ini bisa menjawabnya.
Sejarah Tahun Baru Masehi
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM (sebelum masehi). Tidak
lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti
penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam
mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi
dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti
revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam
penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67
hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga
memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang
secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum
Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu
Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar,
Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.[1]
Dari sini kita dapat menyaksikan bahwa perayaan tahun baru dimulai dari orang-orang kafir
dan sama sekali bukan dari Islam. Perayaan tahun baru ini terjadi pada pergantian tahun
kalender Gregorian yang sejak dulu telah dirayakan oleh orang-orang kafir.
Berikut adalah beberapa kerusakan akibat seorang muslim merayakan tahun baru.
Kerusakan Pertama: Merayakan Tahun Baru Berarti Merayakan Ied (Perayaan) yang
Haram
Perlu diketahui bahwa perayaan (ied) kaum muslimin ada dua yaitu Idul Fithri dan Idul
Adha. Anas bin Malik mengatakan,




Orang-orang Jahiliyah dahulu memiliki dua hari (hari Nairuz dan Mihrojan) di setiap
tahun yang mereka senang-senang ketika itu. Ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam tiba
di Madinah, beliau mengatakan, Dulu kalian memiliki dua hari untuk senang-senang di
dalamnya. Sekarang Allah telah menggantikan bagi kalian dua hari yang lebih baik yaitu
hari Idul Fithri dan Idul Adha.[2]
Namun setelah itu muncul berbagai perayaan (ied) di tengah kaum muslimin. Ada perayaan
yang dimaksudkan untuk ibadah atau sekedar meniru-niru orang kafir. Di antara perayaan
yang kami maksudkan di sini adalah perayaan tahun baru Masehi. Perayaan semacam ini
berarti di luar perayaan yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam maksudkan sebagai perayaan
yang lebih baik yang Allah ganti. Karena perayaan kaum muslimin hanyalah dua yang
dikatakan baik yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.
Perhatikan penjelasan Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts Ilmiyyah wal Ifta, komisi fatwa di
Saudi Arabia berikut ini:
Al Lajnah Ad Da-imah mengatakan, Yang disebut ied atau hari perayaan secara istilah
adalah semua bentuk perkumpulan yang berulang secara periodik boleh jadi tahunan,
bulanan, mingguan atau semisalnya. Jadi dalam ied terkumpul beberapa hal:
1. Hari yang berulang semisal idul fitri dan hari Jumat.
2. Berkumpulnya banyak orang pada hari tersebut.
3. Berbagai aktivitas yang dilakukan pada hari itu baik berupa ritual ibadah ataupun non
ibadah.
Hukum ied (perayaan) terbagi menjadi dua:
1. Ied yang tujuannya adalah beribadah, mendekatkan diri kepada Allah dan
mengagungkan hari tersebut dalam rangka mendapat pahala, atau
2. Ied yang mengandung unsur menyerupai orang-orang jahiliah atau golongangolongan orang kafir yang lain maka hukumnya adalah bidah yang terlarang karena
tercakup dalam sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,












Barang siapa yang mengada-adakan amal dalam agama kami ini padahal bukanlah
bagian dari agama maka amal tersebut tertolak. (HR. Bukhari dan Muslim)
Misalnya adalah peringatan maulid nabi, hari ibu dan hari kemerdekaan. Peringatan maulid
nabi itu terlarang karena hal itu termasuk mengada-adakan ritual yang tidak pernah Allah
izinkan di samping menyerupai orang-orang Nasrani dan golongan orang kafir yang lain.
Sedangkan hari ibu dan hari kemerdekaan terlarang karena menyerupai orang kafir.[3]
-Demikian penjelasan LajnahBegitu pula perayaan tahun baru termasuk perayaan yang terlarang karena menyerupai
perayaan orang kafir.

Kerusakan Kedua: Merayakan Tahun Baru Berarti Tasyabbuh (Meniru-niru) Orang


Kafir
Merayakan tahun baru termasuk meniru-niru orang kafir. Dan sejak dulu Nabi
kita shallallahu alaihi wa sallam sudah mewanti-wanti bahwa umat ini memang akan
mengikuti jejak orang Persia, Romawi, Yahudi dan Nashrani. Kaum muslimin mengikuti
mereka baik dalam berpakaian atau pun berhari raya.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,




Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal
demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah
-shallallahu alaihi wa sallam-, Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?
Beliau menjawab, Selain mereka, lantas siapa lagi?[4]
Dari Abu Said Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
.

























Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal
dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang
dhob (yang penuh lika-liku, pen), pasti kalian pun akan mengikutinya. Kami (para sahabat)
berkata, Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani? Beliau
menjawab, Lantas siapa lagi? [5]
An Nawawi -rahimahullah- ketika menjelaskan hadits di atas menjelaskan, Yang dimaksud
dengan syibr (sejengkal) dan dziro (hasta) serta lubang dhob (lubang hewan tanah yang
penuh lika-liku), adalah permisalan bahwa tingkah laku kaum muslimin sangat mirip sekali
dengan tingkah Yahudi dan Nashroni. Yaitu kaum muslimin mencocoki mereka dalam
kemaksiatan dan berbagai penyimpangan, bukan dalam hal kekufuran. Perkataan beliau ini
adalah suatu mukjizat bagi beliau karena apa yang beliau katakan telah terjadi saat-saat
ini.[6]
Lihatlah apa yang dikatakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Apa yang beliau
katakan memang benar-benar terjadi saat ini. Berbagai model pakaian orang barat diikuti oleh
kaum muslimin, sampai pun yang setengah telanjang. Begitu pula berbagai perayaan pun
diikuti, termasuk pula perayaan tahun baru ini.
Ingatlah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam secara tegas telah melarang kita meniru-niru
orang kafir (tasyabbuh).
Beliau bersabda,

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka. [7]
Menyerupai orang kafir (tasyabbuh) ini terjadi dalam hal pakaian, penampilan dan kebiasaan.
Tasyabbuh di sini diharamkan berdasarkan dalil Al Quran, As Sunnah dan kesepakatan para
ulama (ijma).[8]
Kerusakan Ketiga: Merekayasa Amalan yang Tanpa Tuntunan di Malam Tahun Baru
Kita sudah ketahui bahwa perayaan tahun baru ini berasal dari orang kafir dan merupakan
tradisi mereka. Namun sayangnya di antara orang-orang jahil ada yang mensyariatkan
amalan-amalan tertentu pada malam pergantian tahun. Daripada waktu kaum muslimin siasia, mending malam tahun baru kita isi dengan dzikir berjamaah di masjid. Itu tentu lebih
manfaat daripada menunggu pergantian tahun tanpa ada manfaatnya, demikian ungkapan
sebagian orang. Ini sungguh aneh. Pensyariatan semacam ini berarti melakukan suatu amalan
yang tanpa tuntunan. Perayaan tahun baru sendiri adalah bukan perayaan atau ritual kaum
muslimin, lantas kenapa harus disyariatkan amalan tertentu ketika itu? Apalagi menunggu
pergantian tahun pun akan mengakibatkan meninggalkan berbagai kewajiban sebagaimana
nanti akan kami utarakan.
Jika ada yang mengatakan, Daripada menunggu tahun baru diisi dengan hal yang tidak
bermanfaat, mending diisi dengan dzikir. Yang penting kan niat kita baik.
Maka cukup kami sanggah niat baik semacam ini dengan perkataan Ibnu Masud ketika dia
melihat orang-orang yang berdzikir, namun tidak sesuai tuntunan Nabi shallallahu alaihi wa
sallam. Orang yang melakukan dzikir yang tidak ada tuntunannya ini mengatakan pada Ibnu
Masud,



.



Demi Allah, wahai Abu Abdurrahman (Ibnu Masud), kami tidaklah menginginkan selain
kebaikan.
Ibnu Masud lantas berkata,










Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun mereka tidak mendapatkannya.
[9]
Jadi dalam melakukan suatu amalan, niat baik semata tidaklah cukup. Kita harus juga
mengikuti contoh dari Nabishallallahu alaihi wa sallam, baru amalan tersebut bisa diterima
di sisi Allah.
Kerusakan Keempat: Terjerumus dalam Keharaman dengan Mengucapkan Selamat
Tahun Baru
Kita telah ketahui bersama bahwa tahun baru adalah syiar orang kafir dan bukanlah syiar
kaum muslimin. Jadi, tidak pantas seorang muslim memberi selamat dalam syiar orang kafir
seperti ini. Bahkan hal ini tidak dibolehkan berdasarkan kesepakatan para ulama (ijma).

Ibnul Qoyyim dalam Ahkam Ahli Dzimmah mengatakan, Adapun memberi ucapan selamat
pada syiar-syiar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan
selamat natal, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma (kesepakatan) para
ulama. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti
mengatakan, Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu, atau dengan ucapan selamat
pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini
bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan.
Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan
selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar
dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding
seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh
jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.
Banyak orang yang kurang paham agama terjatuh dalam hal tersebut. Orang-orang semacam
ini tidak mengetahui kejelekan dari amalan yang mereka perbuat. Oleh karena itu,
barangsiapa memberi ucapan selamat pada seseorang yang berbuat maksiat, bidah atau
kekufuran, maka dia pantas mendapatkan kebencian dan murka Allah Taala.[10]
Kerusakan Kelima: Meninggalkan Perkara Wajib yaitu Shalat Lima Waktu
Betapa banyak kita saksikan, karena begadang semalam suntuk untuk menunggu detik-detik
pergantian tahun, bahkan begadang seperti ini diteruskan lagi hingga jam 1, jam 2 malam
atau bahkan hingga pagi hari, kebanyakan orang yang begadang seperti ini luput dari shalat
Shubuh yang kita sudah sepakat tentang wajibnya. Di antara mereka ada yang tidak
mengerjakan shalat Shubuh sama sekali karena sudah kelelahan di pagi hari. Akhirnya,
mereka tidur hingga pertengahan siang dan berlalulah kewajiban tadi tanpa ditunaikan sama
sekali. Naudzu billahi min dzalik.
Ketahuilah bahwa meninggalkan satu saja dari shalat lima waktu bukanlah perkara sepele.
Bahkan meningalkannya para ulama sepakat bahwa itu termasuk dosa besar.
Ibnul Qoyyim -rahimahullah- mengatakan, Kaum muslimin tidaklah berselisih pendapat
(sepakat) bahwa meninggalkan shalat wajib (shalat lima waktu) dengan sengaja termasuk
dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta
orang lain, zina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan
mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan
akhirat.[11]
Adz Dzahabi rahimahullah- juga mengatakan, Orang yang mengakhirkan shalat hingga
keluar waktunya termasuk pelaku dosa besar. Dan yang meninggalkan shalat -yaitu satu
shalat saja- dianggap seperti orang yang berzina dan mencuri. Karena meninggalkan shalat
atau luput darinya termasuk dosa besar. Oleh karena itu, orang yang meninggalkannya sampai
berkali-kali termasuk pelaku dosa besar sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang
meninggalkan shalat termasuk orang yang merugi, celaka dan termasuk orang mujrim (yang
berbuat dosa).[12]
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun mengancam dengan kekafiran bagi orang yang
sengaja meninggalkan shalat lima waktu. Buraidah bin Al Hushoib Al Aslamiy berkata, Aku
mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallambersabda,









Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa
meninggalkannya maka dia telah kafir.[13] Oleh karenanya, seorang muslim tidak
sepantasnya merayakan tahun baru sehingga membuat dirinya terjerumus dalam dosa
besar.
Dengan merayakan tahun baru, seseorang dapat pula terluput dari amalan yang utama
yaitu shalat malam. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,








Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.[14] Shalat malam adalah
sebaik-baik shalat dan shalat yang biasa digemari oleh orang-orang sholih. Seseorang pun
bisa mendapatkan keutamaan karena bertemu dengan waktu yang mustajab untuk berdoa
yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Sungguh sia-sia jika seseorang mendapati malam
tersebut namun ia menyia-nyiakannya. Melalaikan shalat malam disebabkan mengikuti
budaya orang barat, sungguh adalah kerugian yang sangat besar.
Kerusakan Keenam: Begadang Tanpa Ada Hajat
Begadang tanpa ada kepentingan yang syari dibenci oleh Nabi shallallahu alaihi wa
sallam. Termasuk di sini adalah menunggu detik-detik pergantian tahun yang tidak ada
manfaatnya sama sekali. Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata,









Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat Isya dan ngobrolngobrol setelahnya.[15]
Ibnu Baththol menjelaskan, Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak suka begadang setelah
shalat Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat malam dan khawatir jika sampai
luput dari shalat shubuh berjamaah. Umar bin Al Khottob sampai-sampai pernah memukul
orang yang begadang setelah shalat Isya, beliau mengatakan, Apakah kalian sekarang
begadang di awal malam, nanti di akhir malam tertidur lelap?![16] Apalagi dengan
begadang, ini sampai melalaikan dari sesuatu yang lebih wajib (yaitu shalat Shubuh)?!
Kerusakan Ketujuh: Terjerumus dalam Zina
Jika kita lihat pada tingkah laku muda-mudi saat ini, perayaan tahun baru pada mereka
tidaklah lepas dari ikhtilath(campur baur antara pria dan wanita) dan berkholwat (berduaduan), bahkan mungkin lebih parah dari itu yaitu sampai terjerumus dalam zina dengan
kemaluan. Inilah yang sering terjadi di malam tersebut dengan menerjang berbagai larangan
Allah dalam bergaul dengan lawan jenis. Inilah yang terjadi di malam pergantian tahun dan
ini riil terjadi di kalangan muda-mudi. Padahal dengan melakukan seperti pandangan, tangan
dan bahkan kemaluan telah berzina. Ini berarti melakukan suatu yang haram.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,



Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi,
tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan
mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba
(menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan
dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari
yang demikian.[17]
Kerusakan Kedelapan: Mengganggu Kaum Muslimin
Merayakan tahun baru banyak diramaikan dengan suara mercon, petasan, terompet atau suara
bising lainnya. Ketahuilah ini semua adalah suatu kemungkaran karena mengganggu muslim
lainnya, bahkan sangat mengganggu orang-orang yang butuh istirahat seperti orang yang lagi
sakit. Padahal mengganggu muslim lainnya adalah terlarang sebagaimana sabda
Nabi shallallahu alaihi wa sallam,















Seorang muslim adalah seseorang yang lisan dan tangannya tidak mengganggu orang
lain.[18]
Ibnu Baththol mengatakan, Yang dimaksud dengan hadits ini adalah dorongan agar seorang
muslim tidak menyakiti kaum muslimin lainnya dengan lisan, tangan dan seluruh bentuk
menyakiti lainnya. Al Hasan Al Bashri mengatakan, Orang yang baik adalah orang yang
tidak menyakiti walaupun itu hanya menyakiti seekor semut.[19] Perhatikanlah perkataan
yang sangat bagus dari Al Hasan Al Basri. Seekor semut yang kecil saja dilarang disakiti,
lantas bagaimana dengan manusia yang punya akal dan perasaan disakiti dengan suara bising
atau mungkin lebih dari itu?!
Kerusakan Kesembilan: Meniru Perbuatan Setan dengan Melakukan Pemborosan
Perayaan malam tahun baru adalah pemborosan besar-besaran hanya dalam waktu satu
malam. Jika kita perkirakan setiap orang menghabiskan uang pada malam tahun baru sebesar
Rp.1000 untuk membeli mercon dan segala hal yang memeriahkan perayaan tersebut, lalu
yang merayakan tahun baru sekitar 10 juta penduduk Indonesia, maka hitunglah berapa
jumlah uang yang dihambur-hamburkan dalam waktu semalam? Itu baru perkiraan setiap
orang menghabiskan Rp. 1000, bagaimana jika lebih dari itu?! Masya Allah sangat banyak
sekali jumlah uang yang dibuang sia-sia. Itulah harta yang dihamburkan sia-sia dalam waktu
semalam untuk membeli petasan, kembang api, mercon, atau untuk menyelenggarakan pentas
musik, dsb. Padahal Allah Taala telah berfirman,












Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan. (Qs. Al Isro: 26-27)

Ibnu Katsir mengatakan, Allah ingin membuat manusia menjauh sikap boros dengan
mengatakan: Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan. Dikatakan
demikian karena orang yang bersikap boros menyerupai setan dalam hal ini.
Ibnu Masud dan Ibnu Abbas mengatakan, Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan
sesuatu bukan pada jalan yang benar. Mujahid mengatakan, Seandainya seseorang
menginfakkan seluruh hartanya dalam jalan yang benar, itu bukanlah tabdzir (pemborosan).
Namun jika seseorang menginfakkan satu mud saja (ukuran telapak tangan) pada jalan yang
keliru, itulah yang dinamakan tabdzir (pemborosan). Qotadah mengatakan, Yang namanya
tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam berbuat maksiat pada Allah, pada
jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat kerusakan.[20]
Kerusakan Kesepuluh: Menyia-nyiakan Waktu yang Begitu Berharga
Merayakan tahun baru termasuk membuang-buang waktu. Padahal waktu sangatlah kita
butuhkan untuk hal yang bermanfaat dan bukan untuk hal yang sia-sia. Nabi shallallahu
alaihi wa sallam telah memberi nasehat mengenai tanda kebaikan Islam seseorang,









Di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat
baginya. [21]
Ingatlah bahwa membuang-buang waktu itu hampir sama dengan kematian yaitu sama-sama
memiliki sesuatu yang hilang. Namun sebenarnya membuang-buang waktu masih lebih
jelek dari kematian.
Semoga kita merenungkan perkataan Ibnul Qoyyim, (Ketahuilah bahwa) menyia-nyiakan
waktu lebih jelek dari kematian. Menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu (membuatmu
lalai) dari Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanyalah memutuskanmu dari dunia
dan penghuninya.[22]
Seharusnya seseorang bersyukur kepada Allah dengan nikmat waktu yang telah Dia berikan.
Mensyukuri nikmat waktu bukanlah dengan merayakan tahun baru. Namun mensyukuri
nikmat waktu adalah dengan melakukan ketaatan dan ibadah kepada Allah. Itulah hakekat
syukur yang sebenarnya. Orang-orang yang menyia-nyiakan nikmat waktu seperti inilah yang
Allah cela. Allah Taala berfirman,








Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir
bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi
peringatan? (Qs. Fathir: 37). Qotadah mengatakan, Beramallah karena umur yang panjang
itu akan sebagai dalil yang bisa menjatuhkanmu. Marilah kita berlindung kepada Allah dari
menyia-nyiakan umur yang panjang untuk hal yang sia-sia.[23]
Inilah di antara beberapa kerusakan dalam perayaan tahun baru. Sebenarnya masih banyak
kerusakan lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu dalam tulisan ini karena saking
banyaknya. Seorang muslim tentu akan berpikir seribu kali sebelum melangkah karena sia-

sianya merayakan tahun baru. Jika ingin menjadi baik di tahun mendatang bukanlah dengan
merayakannya. Seseorang menjadi baik tentulah dengan banyak bersyukur atas nikmat waktu
yang Allah berikan. Bersyukur yang sebenarnya adalah dengan melakukan ketaatan kepada
Allah, bukan dengan berbuat maksiat dan bukan dengan membuang-buang waktu dengan siasia. Lalu yang harus kita pikirkan lagi adalah apakah hari ini kita lebih baik dari hari
kemarin? Pikirkanlah apakah hari ini iman kita sudah semakin meningkat ataukah semakin
anjlok! Itulah yang harus direnungkan seorang muslim setiap kali bergulirnya waktu.
Ya Allah, perbaikilah keadaan umat Islam saat ini. Perbaikilah keadaan saudara-saudara
kami yang jauh dari aqidah Islam. Berilah petunjuk pada mereka agar mengenal agama
Islam ini dengan benar.
Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih
berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya
kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. (Qs. Hud: 88)
Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat. Wa shallallahu ala nabiyyina
Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Disempurnakan atas nikmat Allah di Pangukan-Sleman, 12 Muharram 1431 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id

December 13, Posted by rbm under Imam Abu Daud, Imam Bukhari, Imam
2010
Muslim, Nabi Muhammad SAW, Puasa

4
Comments

Dari Ibnu Abbas r.a. : Tidak pernah aku melihat Nabi SAW. sengaja berpuasa pada
suatu hari yang Beliau istimewakan dibanding hari-hari lainnya kecuali hari Asyura dan
bulan ini, yaitu bulan Ramadhan. (HR. Bukhari:1867)

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Hisyam bin
Urwah dari ayahnya dari Aisyah r.a., ia berkata: dahulu Hari Asyura adalah berpuasanya
orang-orang Quraisy pada masa jahiliyah, dan Rasulullah SAW. melakukan puasa pada
masa jahiliyah, kemudian tatkala RasulullahSAW. datang ke Madinah beliau berpuasa
pada hari tersebut dan beliau memerintahkan untuk berpuasa. Kemudian tatkala
diwajibkan puasa pada Bulan Ramadhan maka puasa itulah yang diwajibkan dan puasa
hari Asyura di tinggalkan. Barangsiapa yang berkeinginan (berpuasa) maka ia (boleh)
berpuasa, dan barangsiapa berkeinginan (tidak berpuasa) maka ia (boleh)
meninggalkannya. (HR.Abu Daud:2086)

Abu Ghatafan berkata:; saya mendengar Abdullah bin Abbas ketika Nabi SAW. berpuasa
pada hari Asyura ia berkata; dan beliau memerintahkan kami agar berpuasa pada hari
tersebut. Para sahabat kertanya; wahai Rasulullah, itu adalah hari dimana orang-orang
yahudi dan nashrani mengagungkannya. Kemudian Rasulullah SAW. bersabda: Apabila
tahun depan maka kita akan berpuasa pada hari kesembilan. Kemudian belum datang
tahun depan Rasulullah SAW. telah meninggal dunia. (HR.Abu Daud:2089)

Beliau Nabi SAW. ditanya tentang puasa pada hari Asyura`, beliau menjawab: Ia akan
menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu. (HR. Muslim:1977)

Ada tiga hadits yang menjelaskan jumlah shalat sunnah rawatib beserta letak-letaknya:
1. Dari Ummu Habibah isteri Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau berkata: Aku
mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:






















Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah sebanyak dua belas
rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di
surga. (HR. Muslim no. 728)
Dan dalam riwayat At-Tirmizi dan An-Nasai, ditafsirkan ke-12 rakaat tersebut. Beliau

bersabda:

Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah
akan membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zhuhur, dua
rakaat setelah zhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya` dan dua rakaat
sebelum subuh. (HR. At-Tirmizi no. 379 dan An-Nasai no. 1772 dari Aisyah)
2. Dari Abdullah bin Umar radliallahu anhu dia berkata:



Aku menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam berupa shalat sunnat
sepuluh rakaat yaitu; dua rakaat sebelum shalat zuhur, dua rakaat sesudahnya, dua
rakaat sesudah shalat maghrib di rumah beliau, dua rakaat sesudah shalat isya di rumah
beliau, dan dua rakaat sebelum shalat subuh. (HR. Al-Bukhari no. 937, 1165, 1173, 1180
dan Muslim no. 729)
Dalam sebuah riwayat keduanya, Dua rakaat setelah jumat.
Dalam riwayat Muslim, Adapun pada shalat maghrib, isya, dan jumat, maka Nabi r
mengerjakan shalat sunnahnya di rumah.
3. Dari Ibnu Umar dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:








Semoga Allah merahmati seseorang yang mengerjakan shalat (sunnah) empat rakaat
sebelum Ashar. (HR. Abu Daud no. 1271 dan At-Tirmizi no. 430)
Maka dari sini kita bisa mengetahui bahwa shalat sunnah rawatib adalah:
a. 2 rakaat sebelum subuh, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.
b. 2 rakaat sebelum zuhur, dan bisa juga 4 rakaat.
c. 2 rakaat setelah zuhur
d. 4 rakaat sebelum ashar
e. 2 rakaat setelah jumat.
f. 2 rakaat setelah maghrib, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.
g. 2 rakaat setelah isya, dan sunnahnya dikerjakan di rumah.

HADITS-HADITS TENTANG PENDIDIKAN


1. PENDIDIKAN ANAK





[1]( )

Artinya :

Menceritakan kepada kami Al-Qanabi dari Malik dari Abi Zinad dari AlAraj dari Abu
Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda : Setiap bayi itu dilahirkan atas fitroh maka
kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasroni sebagaimana unta yang
melahirkan dari unta yang sempurna, apakah kamu melihat dari yang cacat?. Para
Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah bagaimana pendapat tuan mengenai orang yang mati
masih kecil? Nabi menjawab: Allah lah yang lebih tahu tentang apa yang ia
kerjakan. (H.R. Abu Dawud)
KANDUNGAN HADITS
Setiap anak dilahirkan atas fitrohnya yaitu suci tanpa dosa, dan apabila anak tersebut menjadi
yahudi atau nasrani, dapat dipastikan itu adalah dari orang tuanya. Orang tua harus
mengenalkan anaknya tentang sesuatu hal yang baik yang harus dikerjakan dan mana yang
buruk yang harus ditinggalkan. Sehingga anak itu bisa tumbuh berkembang dalam
pedndidikan yang baik dan benar.
Dalam proses pendidikkan anak ini, adakalanya orang tua bersikap keras dalam mendidik
anak. Contohnya, pada umur tujuh tahun orang tua mengingatkan anaknya untuk melakukan
sholat dan pada saat umur sepuluh tahun, orang tua boleh memukulnya ketika sianak tersebut
tidak mengerjakan sholat.
Ketika anak tersebut oleh orang tuanya dijadikan seorang muslim maka anak tersebut harus
menjalankan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang muslim. Salah satunya adalah
berbakti kepada kedua orang tuanya seperti firman Allah SWT.
dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. (Q.S
Al-ankabuut).
Alangkah tepat andai firman Allah tersebut kita baca berulang-ulang dan kita renungkan
dalam-dalam. Sehingga Allah berkenan mengaruniakan cahaya hidayahnya kepada kita,
mengaruniakan kesanggupan untuk mengoreksi diri dan mengaruniakan kesadaran untuk
bertanya: Telah seberapa besarkah kita memuliakan ibu bapak?. Boleh jadi kita sekarang
mulai mengabaikan orang tua kita. Bisa saja saat ini mereka tengah memeras keringat banting
tulang mencari uang agar studi kita sukses. Sementara kita sendiri mulai malas belajar dan
tidak pernah menyesal ketika mendapatkan nilai yang pas-pasan. Bahkan, dalam shalat lima
waktunya atau tahajudnya mereka tak pernah lupa menyisipkan doa bagi kebaikan kita anakanaknya.
Tetapi, berapa kalikah dalam sehari semalam kita mendoakannya? Shalat saja kita sering telat
dan tidak khusyuk Rasulullah SAW menempatkan ibu tiga tingkat di atas bapak dalam hal
bakti kita pada keduanya. Betapa tidak, sekiranya saja kita menghitung penderitaan dan
pengorbanan mereka untuk kita, sungguh tidak akan terhitung dan tertanggungkan. Orang
bijak mengatakan, Walau kulit kita dikupas hingga telepas dari tubuh tidak akan pernah bisa
menandingi pengorbanan mereka kepada kita.
Jadi orang tua itu berperan penuh dalam proses mendidik anaknya, apabila anak itu sampai
tidak mengenal agama (mengenal Allah) maka itu merupakan kelalaian orang tua.
2.
ETIKA MENJAWAB PERTANYAAN KETIKA DALAM PEMBICARAAN
PENTING

: .( ):
: : :
. :
. :
: .( ) : . :
) : : .( ) :
( .
Artinya: Muhammad bin Sinan menceritakan kepadaku, beliau berkata, Falih menceritakan
kepadaku dan Ibrahim bin Mundzir menceritakan kepadaku, beliau berkata, Muhammad bin
Falih menceritakan kepadaku, beliau berkata, Bapakku menceritakan kepadaku, beliau
berkata, Hilal bin Ali menceritakan kepadaku dari atho bin Yasar dari Abi Hurairah beliau
berkata,pada suatu hari Nabi SAW dalam suatu majlis sedang berbicara dengan sebuah
kaum, datanglah kepada beliau orang badui dan bertanya, kapan kiamat datang? maka
Rasulullah meneruskan pembicaraannya. Maka sebagian kaum berkata, beliau dengar apa
yang diucapkan dan beliau tidak suka apa yang dikatakannya. Sebagian lagi berkata,
beliau tidak mendengarnya. Setelah beliau selesai dari pembicaraannya beliau berkata,
dimana orang yang bertanya tentang kiamat?. Saya ya Rasulullah. Beliau
bersabda,Ketika amanat disia-siakan maka tunggu saja kedatangan kiamat. Orang itu
bertanya lagi, Bagaimana menyia-nyiakan amanat?. Beliau bersabda: Ketika sesuatu
perkara diserahkan kepada selain ahlinya maka tunggulah datangnya kiamat
( kehancurannya ).
(HR. Bukhori bab Barangsiapa ditanyai suatu ilmu sementara dia sedang sibuk
berbicara maka selesaikan pembicaraannya lalu jawab pertanyaannya).
Hadis di atas memberikan pelajaran pada kita dua hal:
(1). Kita hendaknya jangan memotong pembicaraan orang lain ketika hendak bertanya
tentang suatu ilmu, karena memotong pembicaraan orang lain untuk tujuan apapun tidak
dibenarkan sama sekali. Termasuk di dalamnya adalah menginterupsi guru atau dosen yang
sedang mengajar dengan sebuah pertanyaan sebelum sang guru/dosen tersebut memberikan
waktu khusus untuk bertanya kepadanya. Memotong pembicaraan guru atau dosen termasuk
suul adab kepada sang guru, dan itu bisa mengurangi keberkahan ilmu yang ia dapatkan,
(2). Apabila si penanya telah menyampaikan pertanyaannya sementara kita masih serius
dalam pembicaraan maka kita lanjutkan pembicaraan sampai selesai, baru kemudian
menjawab pertanyaan yang disampaikan, hal itu dimaksudkan agar tujuan dari pembicaraan
tidak terputus.
Disamping itu hadis di atas juga memberikan informasi pada kita tentang profesionalisme
kerja, segala sesuatu harus diserahkan kepada yang membidanginya atau orang yang
berkompeten terhadapnya. Sebab menyerahkan sesuatu kepada selain ahlinya hanya akan
menyebabkan kehancuran semata. Begitu juga dalam pendidikan, kompetensi guru mutlak
diperlukan dalam rangka menunjang mutu pendidikan, sebab tanpa ditangani guru yang
kompeten maka tujuan pendidikan tidak akan pernah dapat dicapai.
3.

KEUTAMAAN MAJELIS ILMU

: :
: :

:
: :
) :

[462] .( .

Ismail menceritakan kepadaku, beliau berkata, Malik menceritakan kepadaku, dari Ishak bin
Abdullah bin Abi Tholhah sesungguhnya Abu Marrah budak dari Aqil bin Abi Thalib
memberikan informasi kepadaku Dari Abi Waqid Al Laitsi r.a., dia berkata : Pada suatu
waktu Rasulullah saw sedang duduk di masjid kemudianh datanglah tiga rombongan
manusia, yang dua kelompok menghadap rasulullah saw, sedang yang satunya melihat
tempat senggang dalam majelis itu, maka duduklah mereka. Sedangkan yang lain duduk di
belakang mereka, sedangkan kelompok ketiga pergi dan berpaling. Setelah itu Rasulullah
saw bersabda: Adakah belum aku beritahukan kepadamu tentang tiga kelompok manusia
tersebut ?. adapun kelompok pertama adalah mencari keridhoan Allah swt, maka Allah ridho
pula kepada mereka, adapun yang lainnya mereka malu kepada Allah, maka Allahpun malu
kepada mereka. Sedangkan yang satunya lagi mereka berpaling dari keridhoan Allah, maka
Allahpun berpaling dari mereka.
(HR. Bukhori, Bab Orang yang duduk ketika sampai kesuatu majelis, dan Orang yang
melihat celah dalam halaqoh lalu ia duduk di dalamnya).
Hadis di atas menceritakan tentang keutamaan bermajelis ilmu, bahkan dalam hadis lain
Rasulullah mensifati majelis ilmu dengan sebutan Riyadhul Jannah ( taman surga ).
Dimanapun kita berada apabila kita lewat atau melihat halaqatul ilmi ( majelis talim ) maka
seyogyanya kita berhenti sejenak dan bergabung didalamnya dengan tujuan mencari ridho
Allah swt, jika itu kita lakukan maka Allahpun akan Ridho terhadap kita. Subtansi hadis
tersebut adalah merangsang para pencari ilmu agar mencintai majelis talim, sekolah, kampus
ataupun tempat-tempat ilmu lainnya.
Sekaligus larangan bagi kita untuk berpaling dari majelis ilmu, dengan kata lain bahwa
pulang dari kampus ketika ada dosen adalah termasuk dalam kategori orang yang berpaling
dari keridhoan Allah. Ketika kita berpaling dari keridhoan Allah maka Allahpun akan
berpaling dari kita. Ketika Allah berpaling dari kita, siapa lagi yang kita harapkan akan
memberikan pertolongan kepada kita ?.
4.

PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA

: :
: :
) :

(.

Hamid bin Abdirrahman berkata, aku mendengar Muawwiyah berkata, aku mendengar
Rasulullah saw Bersabda: Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang yang
baik, maka Allah akan memberikan kepadanya pengetahuan dalam Agama, sesungguhnya
aku adalah orang yang membagi sementara Allah adalah sang pemberi, umat ini tidak akan
pernah berhenti menegakkan perintah Allah, dan tidak akan medhoroti mereka, orang-orang
yang menentangnya sampai datang hari kiamat.
(HR. Bukhori, Bab Siapapun yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka Allah
pahamkan ia dalam masalah agama).
Hadis di atas menerangkan kepada kita bahwa kehendak Allah untuk menjadikan kita baik,itu
digantungkan dengan kepahaman kita menyangkut agama. Ilmu agama adalah ilmu yang
berkaitan dengan akhlak, maka dengan semakin tinggi pemahaman seseorang terhadap
masalah agama maka akan semakin baik pula akhlak dan perilakunya yang puncaknya bisa
mengantarkannya menjadi orang yang takut kepada Allah semata. Kalau dewasa ini kita
sering melihat seseorang yang dalam pengetahuan agamanya namun dia justeru makin
tenggelam dalam kesesatan, itu dikarenakan ia salah dalam mengaplikasikan ilmunya. Dia
hanya pandai beretorika namun hampa dari pengamalan. Imam Ali Karramallahu Wajhah
pernah berkata, Bahwa yang dikatakan orang Alim bukanlah orang yang banyak ilmunya,
namun yang dinamakan orang alim adalah orang yang bias mengamalkan ilmunya.
Rasulullah memberikan peringatan kepada kita dengan sabdanya barangsiapa makin tambah
ilmunya namun tidak bertambah hidayahnya, maka ia semakin bertambah jauh dari Allah
swt. Bahkan Allah dengan tegas mengatakan bahwa yang disebut ulama hanyalah orang
yang takut kepadaNya semata. Innama Yakhsyallaha min ibaadihil ulamaa.
Jadi hadis di atas harus dipahami bahwa orang yang dapat mengamalkan ilmu agamanya
itulah orang yang dikehendaki Allah menjadi baik.
5.

KOMPETISI YANG SEHAT DALAM PENDIDIKAN

73 : :
: : :
: ) :
( .

Humaidiy menceritakan kepadaku, dia berkata sufyan menceritakan kepadaku, dia berkata,
Ismail bin Kholid atas selain apa yang diceritakan Azzuhri menceritakan kepadaku, dia
berkata, aku mendengar Qais bin Abi hazim berkata, aku mendengar Abdullah Bin Masud
berkata, Nabi Muhammad Saw bersabda : Tidak dosa hasud kepada dua orang, pertama
kepada laki-laki yang Allah telah berikan harta kepadanya, maka ia habiskan dalam
kebenaran, kedua laki-laki yang Allah berikan kepadanya Ilmu hikmah, maka ia memutuskan
perkara dengannya dan mengajarkannya.
( HR. Bukhori).

6.

TAHU KONDISI DAN BELAJAR MEMAHAMI ORANG LAIN

:
:
:
) :
( .
Muhammad bin Katsir menceritakan kepadaku, beliau berkata,Sofyan menginformasikan
kepadaku, dari Ibnu Abi Kholid, dari Qois bin Abi Hazim, dari Abi Masud Al Anshoriy,
beliau berkata, seorang laki-laki mengadu kepada Nabi, Ya Rasulullah, hampir-hampir aku
tidak dapat mengikuti sholat karena fulan memanjangkan bacaannya kepada kami. Maka aku
tidak pernah melihat Nabi saw dalam memberikan nasehatnya lebih marah dibanding pada
hari itu, kemudian beliau bersabda : Wahai manusia, sesungguhnya kalian adalah orang
yang membuat lari, barangsiapa sholat bersama dengan manusia maka ringankanlah,
karena sesungguhnya di dalamnya terdapat orang yang sakit, orang yang lemah maupun
orang yang mempunyai keperluan.
(HR Bukhori. Bab Marah dalam memberikan nasehat dan pelajaran ketika melihat
hal yang tidak disukai).
7. Tentang Penguasaan Ilmu

. :
. : : .
. .
( ) ( ) .
Artinya:Dari Ibnu Abbas RA berkata: bagi orang-orang yang berilmu (ulama) beberapa
derajat diatas derajat orang mukmin dengan berbanding 700 derajat. Antara derajat yang
satu dengan yang lain mencapai 500 tahun dikatakan: ilmu lebih utama dari amal melalui
5 sistem: 1) Ilmu tanpa amal pun tetap ada, dan amal tanpa ilmu tak akan bisa, 2) Ilmu
tanpa amal bisa manfaat, dan amal tanpa ilmu tak ada manfaatnya, 3) Amal adalah
permistian, dan ilmu yang menerangi seperti lampu, 4) Ilmu adalah ucapan para nabi, 5)
Ilmu adalah sifat Allah, dan amal adalah sifatan hamba, sementara sifat Allah lebih utama
dari sifatan Hamba. (Durrotun Nasihin) (H.R. Ahmad)

:
( ) .
Artinya:Ibnu Masud RA berkata: kalian mesti berilmu (menguasai ilmu) sebelum mati
menjemput. Maka demi dzat yang menguasai diri yang menyayangi seseorang yang
meninggal di jalan Allah dengan mati syahid. Sesungguhnya Allah akan membangkitkannya
(ulama) karena kemuliaannya. Sesungguhnya seorang dilahirkan tanpa ilmu dan ilmu bisa di
dapat melalui dipelajari. (H.R. Tirmidzi)

8.

Harus Menghayati Apa yang Diajarkan

: :
( )
Artinya:Dari Irbad bin Sariyah RA ia berkata: Rasulullah SAW memberikan nasehat
(pengarahan) pada kami, dan hentikan bergerak hingga keluar air mata kami karenanya.
(H.R. Tirmidzi)
:
. :
:
( ) . .
Artinya:Dari Abi Allaisi, ia berkata sesungguhnya Rasulullah SAW ketika beliau sedang
duduk di mesjid bersama orang-orang pada saat itu datang 3 kelompok, kemudian yang 2
tersebut menunggu Rasulullah SAW. sementara diantara mereka yang satu melihat ruang
kemudian ia duduk, sementara yang lainnya lagi duduk dibelakang orang banyak. Dan
orang yang ke 3 membelakangi lalu pergi. Ketika Rasulullah SAW selesai dari
pembicaraannya beliau berkata: ingat!! Aku informasikan tentang 3 kelompok tadi, satu dari
semua itu mereka mencintai Allah dan Allah pun mencintainya, kemudian yang lainnya
merasa malu, maka Allah pun malu akannya. Sementara yang lain lagi ia berpaling, maka
Allah pun berpaling darinya. (H.R. Bukhari)
9.

Mampu Mengendalikan Diri


( )
Artinya:Keitimewaan (takjub) dari urusan seorang mumin. Sesungguhnya segala urusan
mumin itu baik, dan tidak ada seorang pun yang memilikinya melainkan orang mumin
(orang yang memiliki ilmu) atau (orang yang hidupnya berkendali ilmu): apabila ia dapat
keburukan, ia akan bersyukur dan akhirnya dapat kebaikan dan apabila mendapat
madharat, ia selalu sabar, maka kebaikan pulalah yang ia dapatkan. (H.R. Ahmad)
10. Pentingnya Menjadi Guru

)
(
Artinya:Ilmu adalah gudang dan kuci pembuka gudang tersebut adalah pertanyaan/
permintaan. Maka kalian bertanyalah (pada guru / ulama) maka kalian akan di rahmat
Allah, sesungguhnya ada empat orang yang akan pendapat / diberi pahala yaitu, orang yang
bertanya, yang mengajarkan, yang mendengarkan, dan yang mencintai pada orang-orang
tersebut. (H.R. Abu Nuaim dari Ali)

: :

()
Artinya:Berdiri tegaknya dunia dengan empat hal: 1) dengan ilmu para ulama (guru) 2)
dengan adilnya pemimpin, 3) dengan murahnya agniya (orang kaya), 4) dengan doanya
orang fakir. Jika bukan / tidak karena ilmunya ulama (guru) maka rusaklah orang-orang
bodoh, dan jika bukan karena murahnya orang kaya maka rusaklah orang-orang fakir, dan
jika bukan karena doanya orang fakir maka rusaklah orang kaya, dan jika tidak dengan
adilnya pemimpin maka manusia satu sama lain akan saling tindas dan binasakan / saling
terkam, seperti serigala menerkam kambing.
11. Salah Satu Sifat Pendidik Adalah Penyantun

:
:
:

:
: :
( )
Artinya:Dari Muawiyyah bin Hakam Sulamy RA ia berkata: ketika aku shalat bersama
Rasulullah SAW pada saat itu ada seseorang yang bersin-bersin, kemudian aku ucapkan
yarhamukalloh (semoga Allah menyayangimu) maka mereka (kaum) pada meroleh
kepadaku, kemudian aku berkata: celakalah ibu-ibu orang itu apa yang membuat kalian
melihat aku? maka mereka serentak memukuli pahanya dengan tangannya, lalu ketika aku
melihat pada mereka, mereka minta aku untuk diam / jangan bicara. Tetapi akhirnya aku
diam, maka ketika Rasulullah SAW melaksanakan shalat, semoga jadi penebus dosa bapak
dan ibuku aku tak pernah melihat seorang pendidik (guru) sebelumnya dan juga
sesudahnya yang lebih baik cara mendidiknya dari Nabi SAW. maka demi Allah, aku tidak
dibentuk, tidak dipukul, tidak pula dimaki, akan tetapi beliau berkata: sesungguhnya shalat
itu tidak dibenarkan ada suatu hal dari ucapan manusia, sesungguhnya shalat itu ialah:
Tasbih, Takbir dan Baca Al-Quran, atau seperti Rasulullah SAW bersabda: aku berkata:
Ya Rasulullah, sesungguhnya aku orang baru di zaman jahiliyyah, dan Allah mendatangkan
islam, dan diantara kami ada orang yang mendatangi dukun, Nabi berkata: jangan datangi
mereka, aku berkata: dan diantara kami ada yang bertaruh pada burung, Nabi berkata: itu
semua bisa ditemukan pada hati-hati mereka, maka ia tak akan menolaknya. (H.R. Muslim)
12. Orangtua Wajib Mendidik Anaknya

( )
Artinya: Setiap bayi itu lahir atas kesucian, maka kedua orangtuanya lah yang akan
menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi. (H.R. Muslim)

: :
( )
Artinya: Dari Amru bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya RA berkata: Rasulullah SAW
bersabda: perintahkan anak-anakmu untuk melaksanakan shalat, ketika mereka sampai di
usia 7 tahun, kemudian pukul mereka karena meninggalkan shalat jika telah sampai usia 10
tahun dan pisahkan diantara mereka di tempat tidurnya. (H.R. Abu Daud)
13. Orangtua Harus Memberikan Pendidikan Terbaik

): :
(
Artinya:Dari Jubair bin Samurah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: sungguh
bahwa seseorang mendidik anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah satu sha.
(H.R. Tirmidzi)
14. Manajer Pendidikan Harus Bertanggung Jawab
: :
( )
Artinya: Dari riwayat Hudaifah ibnil Yaman RA berkata: Rasulullah SAW bersabda:
Barang siapa yang tidak memperhatikan kepentingan kaum muslimin maka ia tidak termasuk
golongan mereka, dan barang siapa pada waktu pagi dan petang tidak memberi nasihat bagi
Allah, kitabnya, imamnya, dan umumnya muslimin, maka ia juga tidak termasuk golongan
mereka. (H.R. At-tabrany)
15.

Kewajiban Mengajar



) ..
(
Artinya:Perumpamaan tuntunan hidayah dan ilmu yang diutuskan Allah padaku bagaikan
hujan yang turun ke tanah ada tanah yang subur menerima air, dan menumbuhkan tanaman
dan rumput yang banyak, dan ada yang kering hanya dapat menahan air sehingga orang
dapat mengambil minum dan mengairi tanaman, dan ada yang keras tidak dapat menahan
air dan tidak dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikianlah contoh orang yang dapat
mengerti agama Allah dan memanfaatkan akan apa yang di utus aku (Nabi) dengannya oleh
Allah, lalu belajar dan mengajar dan perumpamaan orang yang tidak mengangkat kepala
dengan tidak belajar dan mengajar, dan ada orang yang sama sekali tidak dapat petunjuk
ajaran Allah. (H.R. Abu Musa Al-Asary)
16. Pentingnya Ilmuwan / ulama

: :

( )
Artinya:Diriwayatkan dari Nabi SAW. Barang siapa yang merendahkan lima hal, maka
akan rugi pada lima hal: satu siapa yang meremehkan ulama, maka akan rugi dalam hal
agama, dan barang siapa yang merendahkan pemimpin, akan rugi hal dunia, dan siapa yang
meremehkan tetangga, akan rugi kebaikannya. (H.R. Bukhari)
17.

Keutamaan Orang Yang Mengajar

: :
) ,
(
Artinya:Dari Abi Darda ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW beliau bersabda:
keutamaan orang alim dibanding ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan dibanding
bintang-bintang, sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para
Nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham, sesungguhnya mereka mewariskan
ilmu, maka barang siapa mengambil warisan itu berarti ia mengambil bagian yang
sempurna. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).
18. Motivasi Belajar
):
(
Artinya: Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda: Dan barang siapa menjalani
akan suatu jalan, untuk mencari ilmu pengetahuan, maka Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju syurga. (H.R. Muslim)

:
( )
Artinya: Ibnu Masud RA berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Barang
siapa yang mempelajari satu bab dari ilmu dengan tujuan untuk menyampaikan kepada umat
manusia, maka ia diberi pahala seperti tujuh puluh sodikin. (H.R. Abu Daud)
19. Kewajiban Belajar
:
( )
Artinya: Dari Anas bin Malik RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: carilah ilmu
meskipun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu adalah fardu / wajib bagi
setiap muslim, sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi orang yang
menuntut ilmu karena rela terhadap apa yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil Bar)

20. Ulama Adalah Pewaris Nabi


:
( )
Artinya: Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabdal: Barang siapa menjalani akan
suatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan (ilmu Allah) maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju syurga, sesungguhnya orang alim semua makhluk yang ada di langit,
dan makhluk yang ada di bumi hingga ikan Hiu yang ada di laut memohon ampunan
baginya, sesungguhnya ulama itu adalah pewaris Nabi. (H.R. Abu Daud)
21.

Ilmu Lebih Penting Dari Uang / Harta


:
( )

Artinya: Abu Dar RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang duduk
bersama orang alim dalam dua waktu, atau sama-sama makan dua suap atau mendengar
dua kalimat dari dia, atau melangkahkan kaki dua langkah bersamanya, maka Allah akan
memberikan dua syurga yang masing-masing syurga sebanding dengan dua putaran dunia.
(H.R. Ibnu Majah)
, : :
( )
Artinya:Dari Ibnu Abbas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sulaiman AS beliau
memilih antara ilmu dan kerajaan, maka kemudian beliau memilih ilmu, lalu diberikannya
ilmu dan kerajaan. (H.R. Ahmad)
22. Ilmu Lebih Utama Dari Ibadah Shalat
:
()
Artinya: Abu Dar berkata: Rasulullah SAW bersabda: Ya Abu Dar seandainya kau pergi
pagi lalu kemudian mempelajari ilmu satu bab dari kitab Allah SWT maka itu lebih baik
dibanding kau melaksanakan shalat seratus rakaat. (H.R. Ibnu Majah)
23. Pentingnya Menuntut Ilmu
:
()
Artinya: Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang keluar
dengan tujuan menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga sampai pulang. (H.R.
Tirmidzi)
:
( )

Artinya: Dari Abi Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: siapa yang
memberi petunjuk ke jalan yang baik (dengan ilmunya) maka ia akan mendapat pahala
seperti yang di dapatkan oleh orang yang mengikutinya tanpa kurang sedikit pun. (H.R.
Muslim)
24. Diantara Adab Murid Itu Memuliakan Guru
: :
()
Artinya:Dari Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Muliakanlah orang yang
telah memberikan pelajaran kepadamu. (H.R. Abu Hasan Al-Mawardi)
25. Keutamaan Dan Pentingnya Ilmu
: :
)
(
Artinya: Dari Umamah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: orang paling dekat
derajatnya dari para Nabi ialah ahkul ilmi (yang berilmu) dan pejuang, jika orang yang
berilmu memberi petunjuk pada manusia melalui apa yang datang dari Rasul (ilmu), dan
kalau pejuang berjuanglah dengan pedangnya, seperti yang ditunjukkan Rasul. (H.R.
Daruqutni)
: :
( )
Artinya: Dari Muawiyah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa
menginginkan (kebahagiaan) duniawi maka dia harus (mempunyai ilmu) dan barang siapa
yang (menginginkan) kebahagiaan akhirat, maka dia harus mempunyai ilmu, dan barang
siapa yang menginginkan keduanya maka harus mempunyai ilmu. (H.R. Daruqutni)
26. Ulama Laksana Bintang Di Lautan Bagi Nelayan
:
( )
Artinya:Abu Muslim Haulani berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:
perumpamaan ulama di muka bumi laksana bintang di langit, apabila ia muncul buat
manusia, mereka mendapat petunjuk karenanya. (H.R. Dailimi)
27. Ulama Laksana Pelita
: :
( )
Artinya:Dari Ali Karromallohu Wajhah dari Nabi SAW sesungguhnya beliau bersabda:
Aku bertanya pada Jibril AS dari orang yang berilmu (ashabul ilmi). Kemudian Jibril
berkata: mereka ialah pelita (lampu) ummatmu di dunia dan akhirat, beruntunglah orang

yang mengenalinya dan celakalah bagi orang yang mengingkari dan membencinya. (H.R.
Nasai)
( ) : :
Artinya: Dari Jabir RA ia berkata: Nabi SAW bersabda: ulama itu adalah pelita bagi
umat. (H.R. Abu Dar)
28. Mencari Ilmu Untuk Mendapatkan Ridho Allah
: :
( )
Artinya: Dari Jabir RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya Allah SWT
tidak akan menerima amal seseorang kecuali dengan niat yang tulus dan semata-mata
mencari keridhoan-Nya. (H.R. Nasai)
29. Belajar Tidak Boleh Bermotif
1

Menandingi Ulama

Mengakali Orang Yang Bodoh

Agar Terkenal Diantara Manusia


:
( )

Artinya:Dari Jabir RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: janganlah kalian belajar


(menuntut ilmu) bertujuan untuk berbangga pada ulama karenanya, dan untuk berdebat
dengan orang-orang bodoh, begitu pula bertujuan agar karenanya orang-orang dapat
berpaling (menarik perhatian), maka barang siapa yang melakukan itu maka ia masuk
neraka. (H.R. Ibnu Majah)
30. Tentang Pentingnya Niat Dalam Mencari Ilmu
:

( )
Artinya:Dari Amirul muminin Abi Hapsin, Umar bin Khatab RA ia berkata: Saya
mendengar Rasulullah SAW beliau bersabda: Sesungguhnya syah atau tidaknya suatu amal
(perbuatan taat) tergantung pada niat, dan bagi tiap orang punya niat, maka barang siapa
yang niatnya hijrah menuju Allah dan Rasulnya maka ia akan hijrah pada Allah dan
Rasulnya, dan bagi yang niatnya hijrah menuju dunia, akan sampai pada dunia, atau pada
wanita maka ia akan menikahinya, alhasil hijrahnya seseorang tergantung apa yang di
tujunya. (H.R. Bukhari Muslim)
:
( )

Artinya: Dari Rasulullah SAW: beberapa amal yang berupa amal dunia, tetapi dengan baik
niatnya akhirnya menjadi amal akhirat, dan banyak pula yang berupa amal akhirat
kemudian jadi amal dunia karena jelek niatnya. (Hadits Hasan)
31. Amal yang tidak terputus sampai akhir hayat
:
Artinya: Apabila anak Adam (manusia) mati maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal;
bersedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang selalu mendoakan kedua
orang tuanya. (HR. Muslim)

Anda mungkin juga menyukai