INTISARI
Peningkatan kebutuhan transportasi secara cepat akan berdampak kepada
pertumbuhan infrastruktur berupa jalan dan jembatan. Permasalahan rusaknya
jalan-jalan di Indonesia dikarenakan kemampuan Pemerintah dalam APBN dari
tahun ke tahun sangat terbatas, sehingga alokasi dana program pemeliharaan jalan
tidak dapat mencukupi kebutuhan pemeliharaan dan menyebabkan panjangnya
daftar tunggu (back-log) pemeliharaan jalan, sehingga menjadi tujuan dari
penelitian ini yaitu menentukan alternatif penanganan berbasis ekonomi, efektif dan
efisien bagi kendaraan bermuatan lebih dengan cara perubahan sumbu kendaraan
dan peningkatan konstruksi perkerasan jalan.
Penelitian ini dilakukan dengan cara kajian terhadap data teknis beban kendaraan
dan lalulintas harian rata-rata dengan biaya pemeliharaan yang dilaksanakan selama
umur rencana. Data tersebut dibagi menjadi dua analisis berupa analisis secara
teknik dan ekonomi, sehingga menghasilkan umur pelayanan dan kerugian biaya
akibat beban muatan lebih.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan konstruksi perkerasan
jalan menjadi MST 10 ton dengan cara pelapisan ulang merupakan alternatif
perubahan paling ekonomis, efektif dan efisien dibandingkan dengan alternatif
penanganan lainnya dan dengan penghematan dana penanganan sebesar Rp.
250.685.656.451,- dari total biaya akibat muatan lebih dan dengan umur pelayanan
3,24 tahun selama umur rencana 10 tahun, dengan catatan bahwa pelaksanaan
pengawasan dengan menggunakan jembatan timbang dilaksanakan sesuai dengan
prosedur dan aturan yang ada.
Kata Kunci : muatan lebih, umur pelayanan, jembatan timbang
1.
PENDAHULUAN
daftar
tunggu
(back-log)
pemeliharaan
jalan
disamping
permasalahan lainnya.
Overloading merupakan suatu kondisi kerusakan jalan akibat kendaraan yang
membawa muatan lebih dari batas muatan yang telah ditetapkan baik ketetapan
dari kendaraan maupun jalan. Tingkat kerusakan jalan akibat pembebanan
muatan lebih (excessive overloading) dan sistem penanganan yang belum
memadai berakibat pada hancurnya jalan sebelum umur teknis jalan tercapai,
sehingga hal ini akan membutuhkan biaya tambahan untuk mempertahankan
fungsi jalan tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengimplemetasikan sistem penanganan
kendaraan overloading dengan cara pemilihan penanganan antara perubahan
sumbu kendaraan dan konstruksi perkerasan jalan, sehingga akan menghasilkan
suatu sistem penanganan yang efektif, efisien dan ekonomis.
2.
Tinjauan Pustaka
Perkerasan mengalami pembebanan lalulintas berulang, penuaan aspal, mutu
konstruksi, kondisi iklim, rencana perkerasan yang tidak cukup dan lain-lain
memperlihatkan distress dalam bentuk roughness, rutting, cracking, spalling,
dan bentuk lain dari kerusakan permukaan yang membuat kemampuan
pelayanan jalan berkurang (Sederhananto, 1995).
Landasan Teori
Department of The Army and The Airforce (1994) menyatakan bahwa untuk
menentukan suatu ruas jalan mengalami overloading atau tidak adalah dengan
menggunakan nilai Truck Factor (TF), yang secara matematis dapat dinyatakan
dengan persamaan dibawah ini :
TF
ESAL
N
dengan :
TF
= Truck factor
ESAL
= Number of Vehicle
Apabila nilai dari truck factor lebih besar dari satu maka dapat dikatakan bahwa
telah terjadi overloading pada segmen ruas jalan yang diteliti (TF > 1).
Bina Marga (1987) memberikan suatu persamaan nilai pendekatan persamaan
ekivalen kerusakan jalan yang ditunjukkan pada persamaan berikut :
Beban Sumbu (kg)
Ekx
8160
dengan :
E = Angka ekivalensi beban sumbu kendaraan (ESAL)
k
AE normal
xUR
AE overload
dengan :
UP
= Umur Pelayanan
UR
= Umur Rencana
Biaya kerusakan jalan yang ditimbulkan oleh kendaraan bermuatan lebih dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
DFC
MC x LoR
x ESAL
ESAL normal
dengan :
DFC
MC
LoR
ESALnormal
ESAL
4.
Cara Penelitian
Alur penelitian digunakan untuk mempermudah dalam pelaksanaan penelitian
dari pola pikir yang akan dikembangkan yang dimulai dari tahapan investigasi
masalah, pengumpulan data, tahapan perhitungan, tahapan analisis serta tahapan
penentuan jenis penanganan sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dan
saran. Lokasi penelitian dilakukan pada jalan Lintas Timur Sumatera Propinsi
Riau yang melintasi pada ruas-ruas jalan, antara lain :
1.
Batas Bengkalis-Kandis
Panjang 47,4 km
2.
kandis-Duri
Panjang 56,6 km
3.
Duri Dumai
Panjang 76,1 km
5.
Ruas Jalan
LHR
Bts. Bengkalis-Kandis
Kandis-Duri
Duri-Dumai
1212
1030
2756
Muatan Kendaraan
MST 8
%
MST > 8
Ton
Ton
837
69,03
375
708
68,73
322
1890
68,58
866
%
30,97
31,27
31,42
-Kandis
Nilai EAL (UR 10 Tahun)
501.570,98
426.973,54
1.139.967,66
3.219.124,89
2.758.978,97
7.426.552,03
Perencanaan
Portable
Tahun
Jenis Penanganan
Biaya
Kumulatif Biaya
1
PR
13
13
2
PR
13
26
3
PR
13
39
4
PR
13
52
5
PR
13
65
6
PB
1.976
2.041
7
PR
13
2.054
8
PR
13
2.067
9
PB
1.976
4.043
10
PR
13
4.056
Sumber : Diolah dari Hasil Konsultasi Dengan Dinas PU dan Sub kontraktor
Tahun
Jenis Penanganan
Biaya
Kumulatif Biaya
1
PR
13
13
2
PR
13
26
3
4
5
6
PB
PR TK
PR
1.976 13 3.953 13
2.002 2.015 5.986 5.981
7
PB
1.976
7.957
8
9
10
PR
TK
PR
13
3.953
13
7.970 11.923 11.936
Sumber : Diolah dari Hasil Konsultasi Dengan Dinas PU dan Sub kontraktor
PR : Pemeliharaan Rutin
PB : Pemeliharaan Berkala
Tabel V. Analisis Nilai Kerugian Akibat Kondisi Overloading
(Dalam Juta Rupiah/km)
Tahun
Biaya Normal
1
13
2
13
3
13
4
13
5
13
6
1.976
7
13
8
13
9
1.976
10
13
Biaya Overloading
Nilai Kerugian
Kumulatif Kerugian
13
0
0
13
0
0
1.976 13 3.953
13 1.976 13 3.953
13
1.963
0
3.940 -1.963 1.963 0
1.976
0
1.963 1.963 5.903 3.940 5.903 5.903 7.880 7.880
Sumber : Diolah dari Hasil Konsultasi Dengan Dinas PU dan Sub kontraktor
Perubahan Kendaraan
GVW Pay Load
Tipe
(Ton)
(Ton)
5 Sb (T1.2.2-2.2)
32
20
5 Sb (T1.2.2-2.2)
32
20
5 Sb (T1.2.2-2.2)
32
20
Terlihat dari Tabel VII bahwa pada ruas-ruas jalan yang diteliti, nilai EAL
antara kondisi perencanaan dengan adanya perubahan dari sumbu
kendaraan menyebabkan masa layanan dari perkerasan jalan menjadi
rata-rata 2 tahun (1,91 tahun) atau masih dibawah dari masa layanan
seharusnya terjadi yaitu 10 tahun.
5.2.2 Perubahan Konstruksi Perkerasan Jalan
Menurut Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 1993 tentang prasarana dan
lalulintas, MST kendaraan dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu 8 Ton
dengan kelas jalan III (tiga) dan 10 Ton. Peningkatan daya dukung jalan
menjadi MST 10 Ton atau lebih tinggi dapat menguntungkan karena
beban yang dibawa truk berat dalam kondisi normal menjadi bertambah.
Peningkatan konstruksi jalan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
pembangunan jalan baru dan pelapisan ulang pada perkerasan yang ada
dengan catatan bahwa kondisi bawah surface belum mengalami
keruntuhan. Dari hasil perubahan MST jalan dari 8 menjadi 10 Ton, maka
umur pelayanan jalan akan menjadi 2 kali lebih lama dari umur layanan
sebelum dilakukan perubahan, ini dapat dilihat pada Tabel VIII berikut.
Tabel VIII. Perbandingan Total AE dengan MST 10 Ton
Terhadap Kondisi Kendaraan Di Lapangan
Lokasi Survey Portable
Survey
Perencanaan
Portable
Bts Bengkalis
Kandis-Duri
Duri-Dumai
-Kandis
Nilai EAL (UR 10 Tahun)
971.489,41
826.857,86
2.208.109,32
3.219.124,89
2.758.978,97
7.426.552,03
jalan menjadi MST yang lebih tinggi. Hal ini menginggat bahwa propinsi
Riau merupakan wilayah industri yang masih mengandalkan sektor darat
sebagai jalur pengangkutan barang. Adapun Rekapitulasi dari pemilihan
jenis biaya penanganan overloading dapat dilihat pada Tabel IX berikut.
Tabel IX. Rekapitulasi Pemilihan Jenis Biaya Penanganan
(Biaya Dalam Juta Rupiah)
Jenis Penanganan
UR
UP
(Tahun) (Tahun)
Defisit
UP
Total Biaya
Penanganan
Total
Kerugian
(Rp)
(Rp)
(Tahun)
Sumbu Kendaraan
Konstruksi
Jalan Baru
Overlay
10
304.306,2 1.135.932,5
10
(Rp)
831.626,3
281.522,8
1.135.932,5
6.
854.4
09,7
Perbandingan
Biaya
328.0
27,1
807.907,4
Dana
Simpanan
(Rp)
304.306,2
854.409,7
328.025,1
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini merupakan ringkasan jawaban dari tujuan
penelitian. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Pada ruas jalan yang diteliti yaitu jalan Lintas Timur Sumatera yang
melalui Batas Bengkalis-Kandis-Duri dan Dumai menunjukkan bahwa telah
terjadi overloading dari kendaraan truk 3 dan 4 sumbu yang diteliti sebesar
rata-rata 31% dari total LHR yang ada, yaitu :
a.
total ESAL
sebesar 23,653
b.
c.
b.
3.
sumbu
sebesar 50 % menyebabkan
pemerintah
harus
2)
terhadap
dana yang
dikeluarkan
sebesar Rp.
4.483.382.006,-.
Dari perbandingan secara ekonomis antara perubahan sumbu kendaraan
dengan peningkatan konstruksi perkerasan jalan maka alternatif pembiayan
termurah dan memiliki dana simpanan yang lebih tinggi terdapat pada
subsidi pemerintah terhadap perubahan sumbu kendaraan. Penetapan
alternatif pilhan sebagai suatu upaya dalam penanganan kerusakan jalan
dalam penelitian ini maka peningkatan kostruksi perkerasan perlu
dilakukan, hal ini didasari dari hasil perhitungan secara teknis dan ekonomis
serta hal ini menginggat bahwa propinsi Riau merupakan wilayah industri
yang masih mengandalkan sektor darat sebagai jalur pengangkutan barang.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih kepada Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil)
Propinsi Riau dan Dinas Perhubungan Propinsi Riau yang telah membantu dalam
pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini, serta penghargaan dan
terimakasih kepada Prof. Sigit Priyanto (UGM) dan Ir. Darmadji Khusno, M.Sc
(Staf ahli Menteri Pekerjaan Umum) yang membantu dalam pemahaman mengenai
kebijakan penelitian ini.
REFERENSI
1. ________, 1983, Manual Perencanaan Perkerasan Jalan Dengan Alat
Benkelman, Beam No. 01/MN/B/1983, Departemen Pekerjaan Umum.
2. ________, 1987, Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya
Dengan Metode Analisa Komponen, SKBI 2.3.26.1987, Direktoral
Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum.
3. ________, 1992, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992
tentang Lalulintas Jalan dan Angkutan Jalan, BP Tri Rasaki, Jakarta.
4. ________, 1993, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang
Prasarana dan Lalulintas Jalan, BP Tri Rasaki, Jakarta.
5. ________, 1993, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 Tahun 1993
tentang Rambu-Rambu Lalulintas di Jalan, Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan.
6. ________, 1995, Manual Pemeliharaan Rutin Untuk Jalan Nasional dan Jalan
Propinsi. No 002/T/BT/1995, Metode Perbaikan Standar, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum.
7. ________,2005, Masterplan Transportasi Darat, Direktoral Jenderal
Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan.
8. ________,1995, Keputusan menteri Perhubungan No 5 Tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor Di Jalan,
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan.
9. ________,2006, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2006 tentang Jalan, BP Tri Rasaki, Jakarta.
10. American Association od State Highway Officials (AASHTO), 1972, Interim
Guide for Design of Pavement Structures, American Assosiation of State
Highway and Transportation Officials, Washington DC.
11. Alamsyah, A., 2001, Rekayasa Jalan Raya, UMM press, Malang.
12. Coase, R.H., The Problem of Social Cost, Journal of Law and Economics,
Volume 3, pp. 1-44, 1960.
13. Departement of The Army and The Airforce ,1994, Pavement Design For
Roads, Streets, and Open Storage Areas, Elastic Layered Methode,
Washington, DC.
14. Firdaus., 1999, Analisis Dampak Negatif Beban Lebih (Overload) Terhadap
Perkerasan Jalan, Konfrensi Regional Teknik Jalan (KRTJ) ke-6, Wilayah
Barat, Pekanbaru.
15. Gunarta, IGW, S., 2007, Understanding truck Overloading Behaviour And Its
Control : A Review Of Previous Studie, Jurnal Balitbang PU, Dinas PU
Kimpraswil, Kabupaten Bone, Gorontalo.
16. Hardiyatmo, H.C., 2007, Pemeliharaan Jalan Raya, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
17. Kamaluddin, R., (2003), Ekonomi Transportasi (Karaketristik, Teori dan
Kebijakan), Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
18. Kodoatie, R, J., 2005, Analisis Ekonomi Teknik, Penerbit Andi, Yogyakarta.
19. Mochtar, I., 2001, Peninjauan Kembali Falsafah Perancangan Perkerasan Jalan
Di Indonesia, Simposisum Forum Studi Transportasi Antar Perguruang
Tinggi (FSTPT) ke-4, Udayana, Bali.
20. Sedarmayanti, 2000, Restrukrisasi dan Pemberdayaan Organisasi untuk
Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan, Mandar Maju, Bandung.
21. Sederhananto., 1995, Analysis of Overloading Effect on Jakarta Toll Cikampek,
Tesis, Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya, Institut Teknolgi Bandung.
22. Sutomo, et.al., 1997, Rekayasa Jalan Raya, ISBN : 979-8382-47-1, Penerbit
Gunadarma, Jakarta.
23. The United State Departement of Transportation (USDOT), 2000,
Comprehensive Truck and Size Study, FHWA-PL-00-029, Vol II,
Washington DC.
24. Yoder, E. J., and Witczak M. W., 1975, Principles of Pavement Design, Second
Edition, John Wiley and Sons Inc, New York.