berbagia
macam literatur yang berbeda, namun saya hanya fokus pada salah satu bukunya
yang berjudul An Essay on Man yang di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
oleh Alois A. Nugroho dengan judul Manusia dan Kebudayaan: Sebuah Esei
Tentang Manusia.
pemikirannya tentang hal ini adalah disebutkan bahwa secara anatomi, manusia
dan binatang sama sama memiliki Merknetz dan Wirknetz tertentu namun ada
satu hal khusus yang dimiliki manusia yang tidak dimiliki binatang yaitu
terdapatnya sistem simbolis. Sistem simbolis pada manusia merupakan hasil
analisa pada respon respon yang diberikan manusia terhadap suatu keadaan.
Binatang merespon langsung pada stimulus yang diberikan sementara manusia
melalui proses berpikir yang memakan waktu lebih lama dari binatang dan lebih
rumit. Untuk memberikan perbedaan binatang dan manusia, cukup jelas
disebutkan bahwa binatang lebih memberikan reaksi sedangkan manusia
memberikan respon. Simbol-simbol yang ada dalam kehidupan manusia lainnya
adalah adanya bahasa, mite, seni dan agama. Bahasa, mite, seni dan agama
adalah bagian-bagian dunia simbolis ini. (Cassirer 39). Jadi pembeda manusia
dengan binatang yaitu manusia memiliki bahasa untuk bercakap, manusia itu
mampu berseni dan manusia beragama dan semuanya itu menjadi symbol bagi
manusia bukan bagi binatang.
CONCLUSION
Setiap manusia butuh tahap dimana mereka mampu memahami dirinya sebgai
manusia lewat pendekatan intropeksi yaitu berupa pengenal diri, sehinnga melalui
pengenalan diri inilah manusia mampu membedakan dirinya dengan mahluk yang
lain melalui sebuah symbol. Karena adanya symbol manusia mampu menciptakan
suatu dunia cultural, dimana terdapat bahasa mitos dan agama, kesenian dan ilmu
pengetahuan. Manusia tidak dapat di artikan sebagai subtansi, tetapi harus
dimengerti melalui tingkah lakunya yang fungsional.
WORKS CITED
Cassirer, Ernes. Manusia dan Kebudayaan : Sebuah Esei Tentang Manusia.
London: Yale UP, 1944. Print.