Jtptunimus GDL Gunturpras 6599 3 Babii
Jtptunimus GDL Gunturpras 6599 3 Babii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
perlahan-lahan
kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki
kemampuan
jaringan
untuk
memperbaiki
10
11
12
darah
meninggi
akibat
meningkatnya
resistensi
13
bertahun-tahun.
Penyakit
aterosklorosis
terutama
14
B.
Hipertensi
Perubahan-perubahan yang dapat dijumpai pada penderita jantung iskemi
adalah pembuluh darah adalah pada pembuluh darah jantung akibat
arterioklerosis itu belum diketahui dengan pasti, tetapi faktor-faktor yang
mempercepat timbulnya antara lain: banyak merokok kadar kolestrol tinggi,
penderita diabetes meletus, berat badan berlebihan serta kurang olahraga.
Faktor-faktor tersebut sebenarnya dapat dicegah atau dihindari, seperti gaya
hidup kecuali faktor umum seperti: jenis kelamin, keturunan.
15
banyak
peneliian
epidemiologi
didapatkan
bahwa
dengan
16
2. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Gunawan (2001), tekanan darah manusia dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok, sebagai berikut :
a. Tekanan darah rendah (hipotensi)
b. Tekanan darah normal (normotensi)
c. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Menurut WHO ISH (Word Health Organitation Intenational Of
Hypertension) hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kategori, dapat disajikan dalam tabel berikut:
Systole (MmHg)
Diastole (MmHg)
Optimal
<120
< 80
Normal
120-129
80-84
Normal Tinggi
130-139
85-89
Hipertensi Ringan
140-159
90-99
Hipertensi Sedang
160-179
100-109
Hipertensi Berat
>180
>110
3. Pengendalian Hipertensi
Muhammadun (2010), beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya
pengendalian hipertensi :
a. Pengendalian hipertensi dengan olah raga teratur
b. Pengendalian hipertensi dengan istirahat yang cukup
c. Pengendalian hipertensi dengan cara medis
d. Pengendalian hipertensi dengan cara tradisional
e. Pengendalian hipertensi dengan cara mengatur pola makan
f. Pengendalian hipertensi dengan cara mengurangi konsumsi garam
satu sendok teh perhari
17
Gaya Hidup
1. Definisi Gaya Hidup
Dalam health promotion glossary WHO pengertian sebagai
berikut: Lyfstyle is a way of living based on identifiable patterns of
behavior which are determined by the interplay between an individuals
personal characteristics, social interaction, and socioeconomic and
environmental living condition.
18
Tidak merokok
b.
c.
Olahraga
d.
e.
f.
g.
19
2. Pola Makan
Pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang yang
memilih dan mengkonsumsi makanan sebagai tanggapan terhadap
pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan sosial sebagai bagian yang
mempengaruhi pola makan dapat meliputi kegiatan memilih pangan, cara
memperoleh, menyimpan, beberapa faktor utama yang mempengaruhi
kebutuhan makan manusia yaitu faktor ekstrinsik dan faktor instrintik
(Khumaidi, 1994 dalam Angreini (2008)). Pola makan individu meliputi
bahan makanan pokok, lauk-pauk (hewani dan nabati), sayur dan buah.
Pola makan yang tidak baik akan menimbulkan beberapa gangguan
seperti kolestrol tnggi, tekanan darah meningkat dan kadar gula yang
meningkat (Triwibowo, 1998 dalam Angreini (2008)).
Dengan bertambahnya usia seseorang, kecepatan metabolisme tubuh
cenderung turun. Kebutuhan kalori pada lanjut usia berkurang, hal ini
disebabkan karena berkurangnya kalori dasar dari kegiatan fisik. Kalori
dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh
dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan,
ginjal, dan sebagainya. Jadi kebutuhan kalori bagi lansia harus
disesuaikan dengan kebutuhannya. Petunjuk bagi lansia adalah sebagai
berikut:
a.
b.
Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi lansia 50% adalah hidrat
arang ynag bersumber dari hidrat arang komplex (sayur-sayuran,
kacang-kacangan, biji-bijian)
c.
d.
20
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
kita
menghadapi
beban
ganda
(Double
Burden),
21
Pembatasan
ini
tergantung
tingkat
keparahan
22
tersebut.
Atau
dengan
semangkuk
bayam
yang
23
Dietary
Allawance)
adalah
350
miligram.
24
fungsi
jaringan
tubuh
dan
mempengaruhi
25
h. Karbohidrat
Fungsi karbohidrat adalah penyedia energi. Pada lansia konsumsi
gula dibatasi karena: Gula tidak mengandung gizi kecuali zat tenaga.
Sedangkan pada lansia konsumsi zat zat gizi lain seperti vitamin,
protein dan mineral diutamakan untuk mencegah proses penurunan
fungsi tubuh. Gula cepat diserap (absorpsi) sehingga mengakibatkan
perubahan kadar gula darah dan memungkinkan terjadinya obesitas
(kegemukan) dan diabetes. Makanan yang tidak boleh: Roti, biscuit
dan kue yang dimasak dengan garam dapur (gizi pada lansia
hipertensi, pdf 2005).
i. Lemak Dan Kolestrol
Batasi penggunaan minyak goreng, margarine, mentega, dan keju.
Dianjurkan menggunakan minyak yang mengandung lemak tak jenuh
seperti minyak zaitun, minyak kacang, minyak wijen, minyak jagung,
minyak kedele dan minyak biji bunga matahari. Tapi hindarkan
pemasakan yang menggunakan panas tinggi seperti menggoreng
maupun oven. Karena pemasakan seperti ini akan merusak lemak
sehingga justru lebih berbahaya (gizi pada hipertensi lansia, pdf
2005).
Di dalam penerapannya, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas
perlu memerhatikan hal-hal berikut.
1) Hindari mengonsumsi bahan makanan sumber lemak jenuh,
seperti kelapa dan produk olahannya (minyak kelapa), lemak
hewan, margarin, dan mentega.
2) Batasi konsumsi daging dan jeroan, seperti hati, limpa, dan ginjal.
3) Ganti susu penuh (full cream) dengan susu rendah lemak,
misalnya susu skim.
4) Batasi konsumsi kuning telur. Di dalam seminggu, konsumsi
kuning telur tidak boleh lebih dari tiga kali.
5) Tingkatkan konsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacangan
lainnya.
26
27
mencegah
kejadian stroke. Selain itu, dua meta-analisis yang telah dilakukan juga
menyebutkan hal yang sama. Hasil analisis pertama menyebutkan bahwa
berjalan kaki dapat menurunkan tekanan darah pada orang dewasa sekitar
2% (Kelley 2001). Analisis kedua pada 54 randomized controlled trial
(RCT), aktivitas aerobik menurunkan tekanan darah rata-rata 4 mmHg
TDS (tekanan darah sitole) dan 2 mmHg TDD (tekanan darah diastole).
(Aisyiah 2009).
Perubahan gaya hidup Sedentary merupakan gaya hidup dimana
gerak fisik yang dilakukan minimal sedang beban kerja mental maksimal.
Keadaan ini besar pengaruhnya terhadap tingkat kesehatan termasuk
keadaan gizi seseorang dan selanjutnya berakibat sebab penyebab dari
berbagai penyakit (Amir, 1997). Latihan fisik secara teratur kedalam
kegiatan sehari-hari adalah penting untuk mencegah hipertensi dan
penyakit jantung (Hull, 1996 dalam Angreini (2008)).
Sedangkan olahraga apa pun baik untuk kesehatan kita seperti
senam, berenang, jalan kaki, yoga, waitangkung, taichi, dan lain-lain.
Berolahraga bersama orang lain lebih menguntungkan, karena dapat
bersosialisasi, berjumpa dengan teman-teman, dan mendapat kenalan
baru, mengadakan kegiatan lainnya, seperti bisa berwisata dan makan
bersama. Kebanyakan olahraga dilakukan padapagi hari setelah subuh.
Dimana udara masih bersih, Berolahraga dapat menuurnkan kecemasan
dan mengurangi perasaan depresi dan lowself esistem. Selain fisik sehat
jiwa juga terisi, membuat kita merasa muda dan sehat diusia tua (Hariani,
2007).
Sejumlah studi menunjukkan bahwa olahrga teratur, mengurangi
beberapa faktor risiko terhadap PJK, termasuk hipertensi (Soeharto,
2000). Kemampuan aktifitas fisik yang berhubungan dengan kesehatan
akan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk berfungsi secara baik,
komponen aktifitas fisik yang berhubungan dengan kesehatan akan
28
Aktifitas Fisik
Index Kerja (IK)
Skala
Tidak Pernah
Jarang
Kadang
Sering
Sangat Sering
Index
Luang
Tidak Pernah
Jarang
Kadang
Sering
Sangat Sering
Tidak Pernah
Jarang
Kadang
Sering
Sangat Sering
Waktu
Tingkat
1. Ringan : Supir, Guru, Pensiunan,
Pedagang tetap, Ibu rumah tangga dan
sejenisnya.
2. Sedang : Buruh Pabrik dan sejenisnya.
3. Berat : Buruh bangunan, Pedagang
keliling, dan Petani dan sejenisnya.
1. Ringan : Memancing.
2. Sedang : Bulu tangkis, Sepeda,
Senam, Renang, lari-lari keci.
3. Berat :Sepak Bola.
1.
2.
3.
4.
5.
<5 menit = 1
5-15 menit = 2
16-30 menit = 3
31-45 menit = 4
> 45 menit = 5
29
pembuluh
kemungkinan
darah
pembesaran
disertai
plaque
dengan
yang
penyempitan
mennghambat
dan
gangguan
beban
jantung
bertambah
berat
yang
akhirnya
30
31
mempercepat denyut jantung sampai 20 kali lebih cepat dalam satu menit
daripda dalam keadaan normal, menurunkan suhu kulit sebesar setengah
derajat karena penyempitan pembuluh darah kulit dan menyebabkan hati
melepaskan gula kedalam aliran darah (Amstrong, 1991 dalam Angreini
(2008)).
Merokok merupakan faktor resiko terpenting untuk terjadinya
penyakit tidak menular, karena dapat menyebabkan Arterio Sklerosis
dini, PJK, penyakit paru obstruktif menahun, kanker paru, Larynx,
rongga mulut, pancreas dan esofagus, selain itu juga dapat meningkatkan
tekanan darah dan kadar lemak dalam darah sebagai faktor resiko
terjadinya Stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah (Kosen, 2001
dalam Siregar, 2006).
Merokok
sigaret
dengan
kandungan
nikotin
menyebabkan
Heart
Study
menemukan
bahwa
merokok
Perokok ringan
:<10 batang/hari
b.
Perokok sedang
: 10-20 batang/hari
c.
Perokok berat
: >20 batang/hari
32
infark
otot
jantung
sampai
serangan
angina
pektoris,
33
Variabel Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang mempunyai variabel
tunggal / mandiri yaitu gaya hidup lansia hipetensi. Penelitian deskiptif
adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan
(Sugoyono, 2002).
E.
Kerangka Teori
Dalam Undang-undnag No. 23 Tahun 1992, kesehatan mencakup 4 aspek,
yakni fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi, namun penelitian
hanya menggunakan 2 aspek di dalam penelitian ini, yaitu aspek fisik (badan)
dan aspek mental dalam status kesehatan pada lansia, dimana kesehatan fisik
terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit atau tidak adanya keluhan dan
memang secara klinis tidak adanya penyakit. Semua organ tubuh berfungsi
normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh. Sedangkan kesehatan mental
dapat terlihat dari 3 komponen, yakni: fikiran, emosional dan spiritual
(Notoatmodjo, 2005).
Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut diatas status kesehatan pada lansia
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu antara lain adalah Endogenic
aging dan Exogenic faktors.
34
Dimana Endogenic aging yaitu dimulai dengan cellular aging, lewat tissue
dan anatomical aging kearah proses menuanya organ tubuh dan exogenic
faktors yaitu adalah faktor-faktor dari luar, seperti gaya hidup dan lingkungan
(darmojo 2006). Dari dua faktor tersebut, diambil hanya variabel gaya hidup
yang terdapat pada exogenic faktors, dimana variabel-variabel dalam gaya
hidup yang diambil adalah hanya Pola makan, aktifitas fisik, kebiasaan
merokok dan kebiasaan istirahat, maka terbentuklah kerangka konsep sebagai
berikut:
Gambar Skema 2:1
Kerangka Teori (Boedi-Darmojo 2006)
Endogenic faktor
(tidak dapt
diubah)
1. Kelamin
2. Genetic
3. Ras/suku
4. Umur/degene
ratif
1. Aktifitas fisik
2. Pola makan
3. Kebiasaan
merokok
4. Pola istirahat
Ket:
Tidak diteliti
Diteliti