LEASING
MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen : Dr. Herni Ali, HT, S.E., M.M
Disusun oleh:
HARPIS MUTIARA
1112081000128
INDAH LESTARI
1112081000132
1112081000141
1112081000154
SEPTIANI SOLEHA
1112081000155
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia, dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah manajemen keuangan yang mengambil tema leasing untuk memenuhi
syarat pembelajaran semester ini.
Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati, tim
penulis menyadari bahwa hanya Allah Sang Maha sempurna yang memiliki segala
kesempurnaan, sehingga tentu masih banyak lagi rahasia-Nya yang belum terjadi
dan belum kita ketahui. Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sehingga tugas masalah ini dapat di kembangkan lagi agar lebih baik.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Ciputat, Nopember 2014
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
I.1 Latar Belakang................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5
I.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................5
I.4 Batasan Masalah.............................................................................................5
I.5 Sistematika Penulisan.....................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7
II.1 Pengertian Leasing........................................................................................7
II.2 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Leasing....................................................8
II.3 Jenis-Jenis Transaksi Leasing (Sewa Guna)..................................................9
II.4 Prosedur Mekanisme Leasing (Sewa Guna)...............................................10
II.5 Keunggulan Leasing (Sewa Guna)..............................................................11
II.6 Metode Pembayaran Leasing (sewa guna)..................................................12
II.7 Analisis NPV dari Keputusan Lease VS Membeli......................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................16
III.1 Kesimpulan................................................................................................16
III.2 Saran..........................................................................................................16
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Disadari atau tidak perkembangan teknologi informasi telah menciptakan
berbagai kesempatan dibidang keuangan. Perkembangan lembaga pembiayaan
akhir-akhir ini sudah begitu pesat. Leasing sebagai salah satu bentuk pembiayaan
telah menjangkau berbagai objek seperti apartemen, perkantoran, telepon, mobil,
komputer dan bahkan bangunan dan peralatan pabrik. Leasing adalah suatu
kontrak antara pemilik aktiva yang di sebut dengan Lessor dan pihak lain yang
memanfaatkan aktiva tersebut yang di sebut Lessee untuk jangka waktu tertentu.
Salah satu manfaat leasing adalah bahwa Lessee dapat memanfaatkan aktiva
tersebut tanpa harus memiliki aktiva tersebut. Sebagai kompensasi manfaat yang
dinikmati, maka Lessee mempunyai kewajiban untuk membayar secara periodik
sebagai sewa aktiva yang digunakan. Manfaat lain adalah bahwea Lessee tidak
perlu menanggung biaya perawatan, pajak dan asuransi.
Leasing memiliki berbagai bentuk, ada tiga yang paling populer adalah ;
(a) Sale and Lease back, (b) Operating Leases, (c) Financial atau Capital
Leases Bentuk yang pertama adalah sale and lease back di mana perusahaan yang
memiliki aktiva seperti tanah, bangunan dan peralatan pabrik menjual aktiva
tersebut kepada perusahaan lain dan sekaligus menyewa kembali aktiva tersebut
untuk periode tertentu. Betuk kedua operating leases yang sering di sebut dengan
service leases atau direct leases. Jenis kedua ini pihak lessor menyediakan
pendanaan sekaligus biaya perawatan yang keseluruhannya tertcakup dalam
pembayaran leasing. Dan bentuk ketiga adalah financial atau capital leasing, pada
bentuk ketiga ini lessor tidak menanggung biaya perawatan, tidak dapat
dibatalkan (not cancelable), dan diatmortisasikan secar penuh (full amortized).
Demikian dalam makalah yang berjudul LEASING ini akan dijelaskan
pengertian leasing dan terapananya dalam kontrak dan pembiayaannya antara
pemilik kativa dengan pemakai aktiva.
penyewa
Siapa saja yang terlibat dalam kontrak leasing?
Bagaimana sistem perhitungan dalam leasing?
Apa saja tipe-tipe dalam sistem leasing?
Bagaimana menentukan lease versus buy?
penyewa.
Mengetahui siapa saja yang terlibat dalam kontrak leasing.
Mengetahui sistem perhitungan dalam leasing.
Mengetahui tipe-tipe dalam sistem leasing.
Mengetahui cara menentukan lease versus buy.
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Leasing
Istilah leasing berasal dari bahasa Inggris lease yang berarti sewa atau
lebih luas lagi sewa menyewa. Istilah ini berbeda dengan istilah rental (rent), yang
masing-masing mempunyai hakikat yang berbeda.
A lease adalah perjanjian dalam kontrak antara penyewa dan pemberi sewa
(lease and lessor). Pemberi sewa memiliki aset dan memperbolehkan penyewa
untuk menggunakan aset dengan imbalan biaya sewa.
Setiap transaksi leasing didalamnya selalu melibatkan 3 pihak utama
yaitu:
1. Lesser adalah perusahaan sewa guna usaha atau dalam hal ini pihak yang
memiliki hak kepemilikan atas barang.
2. Lessee adalah perusahaan atau pihak pemakai barang yang bisa memiliki
hak opsi pada akhir perjanjian.
3. Supplier adalah pihak penjual barang yang disewa guna usahakan.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan manfaat leasing:
1. Penghematan modal
Dengan adanya sistem pembiayaan melalui leasing, maka lessee dapat
memperoleh dana untuk membeli peralatan atau mesin-mesin untuk proses
produksi sampai 100%, sehingga lessee dapat memanfaatkan modal yang
ada untuk keperluan lain. Penghematan ini menjadi sangat penting
terutama bila fasilitas kredit dari bank sepenuhnya terpakai.
2. Sangat fleksibel
Pengertian fleksibel ini bersifat sangat luas yang merupakan cirri utama
dan kelebihan leasing dibandingkan dengan kredit dari bank. Fleksibilitas
ini meliputi kontraknya, besarnya pembayaran jasa dan sewa lease, jangka
waktu pembayaran serta nilai sisanya.
3. Menguntungkan cash flow
Penentuan besarnya sewa sebagai lease sangat menguntungkan cash flow.
Jika pendapatan yang diperoleh bersifat musiman ataupun pada masa-masa
akhir dari investasi, maka kemampuan membayar dapat disesuaikan
dengan cash flow yang ada. Pengaturan seperti ini dapat mencegah
timbulnya gejolak kekosongan dana di dalam kas pengusaha. Sementara
itu pihak lain keadaan keungan yang cukup besar dapat dipakai
mempercepat amortisasi dengan menaikan rent. Jadi struktur rent dapat
diatur sesuai dengan proyeksi cash flow.
4. Menekan biaya
Dalam proses transaksi leasing berbagai biaya dapat dikelompokan dalam
satu set paket. Pembelian suatu barang akan menimbulkan biaya-biaya
antara lain berupa biaya pengiriman, biaya pemasangan, consultan fee,
biaya penyusutan dan juga premi asuransi. Biaya tersebut dapat digabung
menjadi satu dengan harga barang untuk kemudian diamortisasikan
sepanjang masa leasing.
a. Objek sewa guna atau barang modal yang dimiliki lessor dapat berupa
benda bergerak ataupun benda tidak bergerak yang memiliki umur
maksimum sama dengan masa kegunaan ekonomis barang tersebut.
b. Lesse berkewajiban melakukan pembayaran kepada lessor secara
berkala sesuai dengan jumlah dan jangka waktu yang telah di setujui.
c. Lessor tidak dapat secara sepihak membatalkan kontrak atau
mengakhiri masa kontrak dalam jangka waktu perjanjian yang telah
disetujui.
d. Lessee pada akhir masa kontrak memiliki hak / opsi beli untuk
membeli objek sewa guna sesuai dengan nilai sisa atau residual value.
Finace leasse sendiri terbagi kedalam beberapa bentuk transaksi. Dua
bentuk finance lease yang umumnya di jumpai adalah:
a. Direct Financial Lease
Merupakan suatu bentuk transaksi sewa guna di mana lessor membeli
suatu barang atas permintaan pihak lessee dan sekaligus menyewakan
barang tersebut kepada lessee yang bersangkutan. Tujuan utama pihak
lessee dari transaksi ini adalah untuk mendapatkan pembiayaan dengan
cara sewa guna dalam bentuk perolehan barang modal yang dapat
digunakan dalam proses produksi.
b. Sale and Lease Back
Dalam transaksi sale and lease back pihak lessee sengaja menjual
barang modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan konrtak
sewa guna atas barang tersebut antara lessor dengan lessee yang dalam
hal ini merupakan pihak yang mejual barang untuk digunakan selama
sewa guna yang disetujui kedua belah pihak.
2. Operating Lease
Operating lease adalah suatu bentuk pembiayaan dengan ciri-ciri yaitu:
a. Objek sewa guna digunkan oleh lessee dalam masa kontrak dengan
jangka waktu relatif pendek dari pada umur ekonomisnya
b. Jumlah seluruh pembayaran sewa secara berkala yang dilakukan oleh
lessee kepada lessor tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang modal berikut dengan harganya, karena
pihak lessor justru mengharapkan keuntungan dari penjualan barang
setelah berakhirnya masa kontrak.
dan
memutuskan
untuk
memberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee
(lama kontrak pembayaran sewa lesse), setelah ini maka kontrak lessee
dapat di tandatangani.
4. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk
peralatan yang dilease dengan perusahan asuransi yang disetujui lessor,
seperti yang tercantum dalam kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan
asuransi terjalin perjanjian kontrak utama.
5. Supplier dapat mengirimkan peralat yang dilease ke lokasi lessee. Untuk
mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan
menandatangani perjanjian purna jual.
6. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada
supplier.
7. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti dan
pemindahan pemilikan kepada lessor.
8. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.
3. Nilai sisa (residual value). Nilai sisa adalah perkiraan wajar atas nilai suatu
barang modal yang dilease pada masa akhir kontrak.
4. Jangka waktu. Jangka waktu kontrak sewa guna berkait erat dengan jangka
waktu kegunaan ekonomis atau manfaat suatu barang modal yang
dileasekan. Umumnya kontrak sewa guna di Indonesia berkisar 2 s.d 5
tahun. Semakin lama waktu sewa guna semakin rendah pula pembayaran
sewa.
5. Tingkat bunga. Tingkat bunga yang digunakan dalam perhitungan
pembayarna sewa guna adalah tingkat bunga efektif yang ditetapkan oleh
lessor.
Dalam melakukan pembayaran biaya leasing ini dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
S=
[ ( br ) ( 1+ i )t 1 ]i
( 1+i )t 1
Dimana:
S = besarnya sewa
i = tingkat bunga
t = jumlah periode
r = nilai sisa
Sebagai contoh:
Perhitungan pembayaran sewa guna dengan cara pembayaran di muka
dapat dilihat pada akun dibawah ini:
Nilai barang modal : Rp 400 juta
Nilai sisa : Rp 40 juta
Simpanan jaminan (10% dari nilai barang) : Rp 40 juta
Tingkat bunga pertahun 24% (per bulan 2%)
Jangka waktu : 12 bulan
Masa kontrak : 1 Januari 2000 s.d 31 Desember 2000
Dengan menggunakan formula diatas, dapat dihitung besarnya sewa per
bulan sebagai berikut:
( 400.000 .00040.000 .000 ) ( 1+ 0,02 )121 ] 0,02
[
S=
( 1+0,02 )121
S=
= 33.373.978
Pada periode 1 langsung dilakukan pembayaran sewa sebesar Rp33.373.978.
Contoh Soal :
Jika sebuah bangunan yang ingin dibeli oleh PT.X untuk pelebaran proyeknya
berharga Rp40.000.000. Bangunan tersebut didepresiasikan 4 tahun untuk
pembayaran pajaknya tanpa nilai sisa dengan metode garis lurus. Perusahaan
sedang mempertimbangkan pembeliannya apakah dengan membeli aktiva atau
dengan leasing. Jika nilai sisa sebelum pajak pada tahun ke-4 sebesar
Rp5.000.000, bangunan tersebut diperkirakan menghasilkan arus kas sesudah
pajak Rp7.000.000 per tahun. Biaya pemeliharaan bangunan tersebut Rp2.000.000
per tahun yang dibayar oleh lessor. Jika leasing payment tahunan sebesar
Rp3.500.000 per tahun (ditentukan oleh lessor) dan biaya bunga yang dibayarkan
perusahaan jika meminjam dari Bank sebesar 9%. Tentukan apa yang harus dipilih
oleh perusahaan bila pajak penghasilan perusahaan adalah 50% dan biaya modal
perusahaan 7%?
Jawaban:
Langkah 1
Langkah 2
III.2 Saran
Dari pembahasan dalam makalah ini, ada beberapa saran untuk para
pengusaha khususnya:
1. Munculnya lembaga leasing merupakan alternatif yang menarik bagi para
pengusaha
karena
saat
ini
banyak
para
pengusaha
cenderung