Angkatan Balai Pustaka merupakan salah satu angkatan dalam Periodesasi Sastra kita. Angkatan ini disebut juga Angkatan 20-an. Disebut begitu karena rata-rata novelnya (romannya) diterbitkan sekitar tahun 1920-an oleh penerbit Balai Pustaka. Berikut Novel / Roman yang diterbitkan pada Angkatan 20-an ini (silakan klik judul yang berwarna kuning untuk membaca sinopsisnya): 1. AZAB DAN SENGSARA (Karya Merari Siregar)-1920 Tema: Kawin paksa, ketika perjodohan anak muda masih ditentukan oleh orangtua mereka. Tokoh: Aminuddin, Mariamin, Baginda Diatas, Kasibun, Nuria, Sutan Baringin. 2. SABAI NAN ALUIH (Karya Tulis Sutan Sati)-1920 3. SITTI NURBAYA (Karya Marah Rusli)-1922 Tema: Kasih tak sampai dan kawin paksa Tokoh: Sitti Nurbaya, Samsul Bahri, Datuk Meringgih 4. MENCARI PENCURI ANAK PERAWAN (Karya Suman Hasibuan)-1923 5. SALAH PILIH (Karya Nur Sutan Iskandar)-1928 6. SALAH ASUHAN (Karya Abdul Muis)-1928 Tema: Kesalahan dalam mendidik dan mengasuh anak, kisah kasih antara dua anak manusia berbeda bangsa. Tokoh: Hanafi, Corrie, Rapiah, Safei, Ibu Hanafi. 7. SENGSARA MEMBAWA NIKMAT (Karya Tulis Sutan Sati)-1928 8. NERAKA DUNIA (Karya Nur Sutan Iskandar)-1934 9. HULUBALANG RAJA (Karya Nur Sutan Iskandar)-1934 10. KATAK HENDAK MENJADI LEMBU (Karya Nur Sutan Iskandar)-1935 11. NUSA PENIDA (Karya Anjar Asmara) 12. SUKRENI GADIS BALI (Karya I Gusti Nyoman Panji Tisna)-1936 SINOPSIS NOVEL AZAB DAN SENGSARA karya Merari Siregar Azab dan Sengasara karya Merari Siregar ini merupakn salah satu roman karya sastrawan Angkatan 20 atau Angkatan Balai Pustaka dan merupakan roman yg
pertama kali diterbitkan pd tahun 1920.
Di kota Siporok, hidup seorang bangsawan kaya raya yg memiliki seorang anak laki-laki dan seorang perempuan (yg perempuan tdk dijelaskan lbh lanjut oleh pengarangnya). Anaknya yg laki2 bernama Sutan Baringin. Dia sangat dimanja oleh ibunya. Segala kehendaknya selalu dituruti dan segala kesalahannya pun selalu dibela ibunya. Akibatnya, setelah dewasa, Baringin tumbuh menjadi seorang pemuda yg angkuh, berperangai jelek, serta suka berfoya-foya. Oleh kedua orangtuanya, Sutan Baringin dinikahkan dengan Nuria, seorang perempuan baik-baik pilihan ibunya. Walaupun telah berkeluarga, Sutan Baringin masih tetap suka berfoya-foya menghabiskan harta benda kedua orangtuanya. Dia berjudi dg Marah Said, seorang prokol bambu sahabat karibnya. Sewaktu ayahnya meninggal, sifat Sutan Baringin semakin menjadi, maskin suka berfoya-foya. menghabiskan harta warisan orangtuanya. Akhirnya, dia bangkrut dan utangnya sangat banyak. Dari perkawinannya dengan Nuria, Sutan Baringin mempunyai dua orang anak. Yang satu perempuan bernama Mariamin, sedangkan yg satunya lagi laki-laki (yg laki2 tidak diceritakan pengarang). Akibat tingkah laku ayahnya, Mariamin selalu dihina oleh warga kampungnya akibat kemiskinan orangtuanya. Cinta kasih perempuan yg berbudi luhur ini dengan pemuda bernama Aminuddin terhalang oleh dinding kemiskinan orangtuanya