Sap Nosokomial
Sap Nosokomial
Sasaran
LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan tempat perawatan dan pengobatan untuk seseorang yang
mengalami gangguan kesehatan. Pasien yang datang dengan berbagai keluhan penyakit
bisa menyebabkan tempat ini dihinggapi banyak kuman dan virus. Jika pasien,
pengunjung, bahkan petugas medis rumah sakit kurang menjaga kebersihan diri maka
dikhawatirkan dapat terkena infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar
tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah
ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection
atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh
mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya
(Soeparman, 2001).
Survey prevalensi yang dilakukan oleh WHO terhadap 55 rumah sakit di 14
negara mewakili 14 daerah WHO (Eropa, Mediterania timur, Asia Selatan Timur, dan
Pasifik Barat) menunjukkan rata-rata 8,7% pasien di rumah sakit menderita infeksi
nosokomial. Tingkat infeksi nosokomial di Asia dilaporkan lebih dari 40% (Alvarado
2000).
Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien merupakan
kelompok yang berisiko mendapat infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat terjadi melalui
penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada
pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien. Terlebih dengan adanya
penyakit seperti MRSA dan Mers yang dapat menginfeksi siapa saja dengan tingkat
penularan melalui kontak dan udara.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada pengunjung Ruang Interne
Pria RSUP Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 27 Mei 2014, didapatkan bahwa 8 dari
10 pengunjung tidak mengetahui tentang infeksi yang didapat dari rumah sakit dan
TUJUAN
1.
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang infeksi nosokomial, diharapkan
pasien dan keluarga memahami tentang pengertian, jenis, dan cara pencegahan
infeksi nosokomial.
2.
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang infeksi nosokomial, diharapkan
pasien dan keluarga memahami:
a. Pengertian infeksi nosokomial
b. Rantai penularan infeksi
c. Cara mencegah infeksi nosokomial
C.
PELAKSANAAN KEGIATAN
1.
Topik
Cara pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit
2.
Target
3.
Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
Tempat
6. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab
b. Moderator
c. Pemateri
d. Observer
: Meisyaffitri, S.Kep
e. Fasilitator
7. Uraian Tugas
a.
Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
b.
c.
Moderator
1)
Membuka acara
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Meyimpulkan penyuluhan
9)
Menutup acara
Fasilitator
Observer
1) Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
2) Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
8. Setting Tempat
Ket :
: Presenter
D.
: Pembimbing
: audiens
: Moderator
: Observer
: Fasilitator
KEGIATAN PENYULUHAN
No.
Waktu
1. 5 menit
Kegiatan penyuluhan
Pembukaan :
Kegiatan peserta
Menjawab salam
salam.
Memperkenalkan anggota kelompok dan
Mendengarkan
pembimbing
Memperhatikan
akan
Memperhatikan
materi
yang
diberikan.
2.
20 menit
Menyetujui kontrak
Mengajukan pendapat
Mendengar
dan
memperhatikan
Mendengar
dan
nosokomial
memperhatikan
Mengajukan pendapat
Mendengarkan
pendapat peserta
Menjelaskan tentang rantai penularan
Mendengar
dan
memperhatikan
infeksi
Menggali pengetahuan peserta tentang
Mengajukan pendapat
Mendengarkan
pendapat peserta
Menjelaskan tentang cara mencegah
dan
memperhatikan
infeksi nosokomial
Mendemonstrasikan cara mencuci tangan
Mendengar
dan
memperhatikan
yang benar
Mengajak
Mendengar
peserta
untuk
ikut
serta
Ikut
serta
mendemonstrasikan
yang benar
mencuci
tangan
yang
benar
3.
10 menit
Evaluasi :
Memberi kesempatan
peserta untuk
memberikan pertanyaan
Mengajukan pertanyaan
Mendengarkan
Mendengarkan
Mengajukan pendapat
Mendengarkan
Menjawab salam
menyimpulkan
penyuluhan
materi
E.
EVALUASI
1.
Evaluasi struktur
a. Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah direncanakan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c. Pre Planning telah disetujui
d. 75% audiens menghadiri penyuluhan
2.
Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c. 70% audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
d. 70% audiens berperan aktif selama kegiatan berjalan
3.
Evaluasi hasil
Sesuai
dengan
TIK,
diharapkan
peserta
mengikuti
penyuluhan
menyebutkan :
a. Pengertian infeksi nosokomial
b. Rantai penularan infeksi
c. Pencegahan terjadinya infeksi nosokomial
d. Peserta mampu mencobakan cara mencuci tangan dengan benar
mampu
INFEKSI NOSOKOMIAL
A. Pengertian
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang
disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama
seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama
seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial
(Harrison, 2001).
B. Rantai Penularan Infeksi
Pengetahuan tentang rantai penularan infeksi sangat penting karena apabila satu
mata rantai dihilangkan atau dirusak, maka infeksi dapat dicegah atau dihentikan.
Komponen yang diperlukan sehingga terjadi penularan adalah:
1. Agen infeksi (infectious agent) adalah Mikroorganisme yang dapat menyebabkan
infeksi. Pada manusia dapat berupa bakteri , virus, ricketsia, jamur dan parasit.
2. Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak
dan siap ditularkan kepada orang. Reservoir yang paling umum adalah manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan bahan-bahan organik lainnya. Pada
manusia: permukaan kulit, selaput lendir saluran nafas atas, usus dan vagina
3. Port of exit ( Pintu keluar) adalah jalan dari mana agen infeksi meninggalkan
reservoir. Pintu keluar meliputi : saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran
kemih dan kelamin, kulit dan membrana mukosa, transplasenta dan darah serta
cairan tubuh lain.
4. Transmisi (cara penularan) adalah mekanisme bagaimana transport agen infeksi
dari reservoir ke penderita (yang suseptibel). Ada beberapa cara penularan yaitu :
a. Kontak (contact transmission):
1) Direct/Langsung: kontak badan ke badan transfer kuman penyebab secara
fisik pada saat pemeriksaan fisik, memandikan pasen
2) Indirect/Tidak langsung : kontak melalui objek (benda/alat) perantara:
jarum, kasa, tangan yang tidak dicuci
b. Droplet : partikel droplet > 5 m melalui batuk, bersin, bicara, jarak sebar
pendek, tidak bertahan lama di udara, paling banyak pada mukosa bibir,
hidung, mulut.
penyebab pada kulit pejamu atau makanan. Contoh: nyamuk, lalat, pinjal/kutu,
binatang pengerat.
5. Port of entry (Pintu masuk) adalah Tempat dimana agen infeksi memasuki
pejamu (yang suseptibel). Pintu masuk bisa melalui: saluran pernafasan, saluran
pencernaan, saluran kemih dan kelamin, selaput lendir, serta kulit yang tidak utuh
(luka).
6. Pejamu rentan (suseptibel) adalah orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh
yang cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah infeksi atau penyakit.
Faktor yang mempengaruhi: umur, status gizi, status imunisasi, penyakit kronis,
luka bakar yang luas, trauma atau pembedahan. Sedangkan faktor lain yang
mungkin berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi,
gaya hidup, pekerjaan dan herediter.
Anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun adalah yang paling rentan terinfeksi
nosokomial. Oleh sebab itu anak-anak dilarang membesuk orang yang sedang
dirawat inap di rumah sakit. Anak-anak usia ini daya tahan tubuhnya masih rendah
dan belum sempurna.
digunakan adalah teknik cuci tangan 6 langkah. Dapat memakai antiseptik, dan
air mengalir atau handrub berbasis alkohol.
Kebersihan tangan merupakan prosedur terpenting untuk mencegah transmisi
penyebab infeksi (orang ke orang;objek ke orang). Banyak penelitian
menunjukkan bahwa cuci tangan menunjang penurunan insiden MRSA.
Waktu mencuci tangan :
Sebelum dan sesudah kontak pasien atau benda yang terkontaminasi cairan
tubuh pasien
Buka semua perhiasan, basuh tangan dengan air, tuangkan sabun atau cairan
antiseptic ke telapak tangan, lalu gosok dengan cara memutar berlawanan
dengan arah jarum jam
Gosok punggung tangan kiri dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan
kanan. Dan lakukan sebaliknya
Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jariJari-jari sisi dalam kedua
tangan saling mengunci dan saling digosokkan
Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan saling digosokkan
Gosok ibu jari tangan kiri dengan gerakan memutar dalam genggaman
tangan kanan. Dan lakukan sebaliknya.
Gosokkan ujung-ujung kuku tangan kanan pada telapak tangan kiri dengan
cara memutar. Dan lakukan sebaliknya. Bilas tangan denga air mengalir.
Keringkan dengan tisu sekaali pakai, gunakan tisu bekas untuk menutup
keran.
DAFTAR PUSTAKA
Babb, JR. Liffe, AJ. Pocket Reference to Hospital Acquired infection. Science Press
limited, Cleveland Street, London; 1995