Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIPERPIREKSIA


DI RUANG PARIKESIT RSUD KOTA SEMARANG

Disusun untuk memenuhit tugas praktik klinik Keperawatan Anak II

Nama : SHINTIA ANDRIANI


NIM

: P 17420611073

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2014

LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN HIPERPIREKSIA
DI RUANG PARIKESIT RSUD KOTA SEMARANG

Laporan ini telah disahkan pada


Hari

Tanggal

Mengetahui,
Pembimbing Ruangan

Pembimbing Akademik

NIP

NIP

Mahasiswa

SHINTIA ANDRIANI
NIM. P17420611073
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIPERPIREKSIA


Nama Mahasiswa : Shintia Andriani
NIM

: P17420611073

Tanggal Pengkajian : Selasa, 27 Mei 2014


Ruang/RS

: Parikesit, RSUD

Kota Semarang

A. IDENTITAS KLIEN
Initial Klien
Usia
Tanggal Lahir

: An. I
: 10 tahun
: 23 Maret 2004

Agama

: Islam

No.CM : 289292
Alamat
: Jalan Sawi Raya Rt 9
Rw 6, No. 14, Semarang
Diagnosa Medis : Hiperpireksia

PENANGGUNG JAWAB
Ibu

: Ny.R

Nama Suami : Tn.S

Umur

: 31 tahun

Umur

Agama

: Islam

Agama

: 33 tahun
: Islam

Suku Bangsa : Jawa, Indonesia

Suku Bangsa : Jawa, Indonesia

Bahasa

: Jawa/Indonesia

Bahasa

: Jawa/Indonesia

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Swasta

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Jalan Sawi Raya Rt 9 Rw 6, No. 14, Semarang

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Orang tua klien mengatakan sudah 3 hari demam tinggi
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang tanggal 27 Mei 2014 melalui IGD. Orang tua klien mengatakan
sudah 3 hari demam tinggi, mual dan disertai muntah. Klien sudah berobat di
puskesmas dan kemudian dirujuk ke RSUD Kota Semarang.
3. Riwyat Kesehatan Dahulu
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit. Dulu klien pernahh mengalami diare
ketika usianya 8 bulan.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit yang dialami


klien saat ini dan keluarga klien tidak mempunyai riwayat
penyakit jantung, paru, ginjal, DM, hati.
5. Genogram

: Laki-laki

: klien

: perempuan

: tinggal serumah

6. Riwayat Prenatal, Intratal, dan Postnatal


Anak

Usia

Jenis

Penolong

Hidup / Mati

ke
1

Sekarang
10 tahun

Persalinan
Normal

Bidan

Hidup

a. Prenatal
Selama kehamilan ibu melakukan pemeriksaan ke bidan

kali, imunisasi TT, tidak pernah menderita sakit selama hamil


b. Intranatal
An. I lahir ditolong oleh bidan dengan spontan, berat badan
lahir 3100 gram, panjang badan 49 cm, umur kehamilan 9
bulan
c. Postnatal
Anak diasuh oleh kedua orang tua, diberikan ASI dan susu
formula sebagai tambahan.
7. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Pertumbuhan fisik
Berat badan klien saat ini adalah 26 kg dn tinggi badan 147 cm. Waktu tumbuh
gigi usia 8 bulan, gigi seri sudah tanggal dan telah tumbuh kembali
b. Perkembangan tiap tahap
- Merangkak 7 bulan
- Berguling 8 bulan
- Berdiri 9 bulan
- Berjalan 15 bulan

8. Riwayat Sosial/ Pola Asuh


An. I adalah anak satu-satunya saat ini, ia diasuh oleh kedua
orang tuanya, kedua orang tuanya sangat menyayanginya. Terbukti
ketika di rumah sakit orang tunya selalu menemani An. I. Hubungan
sosial dengan orang lain baik, anak sering diajak bermain ke
tetangganya.
9. Riwayat Imunisasi
An. I sudah imunisasi BCG 1, hepatitis B 1, polio 0, hepatitis B
2, polio 1, DPT 1, polio 2, DPT 2, hepatitis B 3, polio 3, DPT 3,
campak, polio 4, DPT 4
C. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI
1. Keadaan Umum lemah, Kesadaran Composmentis
2. Tanda Vital
Nadi
: 98 kali/ menit
Suhu
: 39
Pernafasan
3. Kepala
1. Kepala
- Kepala
- Mata

: 28 kali/ menit

: Mesochepal, tidak ada lesi dan benjolan, rambut rapi, bersih.


: Simetris, konjungtiva tak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada

kotoran mata, tidak ada edema


Hidung
: Simetris, tak ada kotoran di dalam lubang hidung, tidak ada polip
Mulut
: Mukosa bibir kering, lidah putih keruh, gigi utuh, tidak ada

pembengkakan gusi, tidak ada stomatitis


Telinga
: Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan vena

jugularis
2. Dada
- Thorax

Keterangan
Inspeksi
Palpasi

Paru-paru
Simetris, pergerakan dinding
dada simetris
Fokal fremitus sama, tidak ada
nyeri tekan

Jantung
Ictus Cordis tidak tampak
Ictus Cordis di ICS 5
Pekak di semua lapang jantung,

Perkusi

Sonor di semua lapang paru

tidak ada pembesaran pada


jantung

Auskultasi

Vesikuler, tidak ada suara nafas

S1 S2 tunggal, tidak ada suara

tambahan

tambahan

Abdomen

Keterangan
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
-

Hasil
tidak ada lesi, simetris
Bising usus 15 x/ menit
supel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, turgor kembali
cepat, terdapat distensi abdomen
Tympani pada daerah gaster, pekak pada batas hepar dan limfe

Ekstremitas
-

Ekstremitas atas :

Edema

: tidak ada edema, terpasang infus RL ditangan kanan

Ekstremitas bawah:
-

Edema

: tidak ada

Varises

: tidak ada

D. POLA FUNGSIONAL GORDON


1. Pola Manajemen Kesehatan
a. Keluarga klien mengatakan jika ada anggota keluarga yang
sakit terlebih dahulu membeli obat di warung, jika tidak
kunjung sembuh baru di bawa ke pelayanan kesehatan misal
dokter, puskesmas, rumah sakit.
2. Pola Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
a. Sebelum sakit pola makan klien teratur 3x sehari. Klien biasa
makan nasi dengan sayur dan lauk pauk, klien selalau
menghabiskan makan satu piring penuh. Klien jarang minum
susu. Klien minum air putih kira-kira 800 cc sehari (4 gelas).
b. Saat sakit klien nafsu makan menurun, makanan yang
diberikan rumah sakit dimakan hanya sedikit (3-4 sendok
makan). Klien minum air putih kira-kira 3 gelas (600cc) sehari.
Klien tidak alergi terhadap jenis makanan atau minuman
apapun.
3. Pola Eliminasi

a. Sebelum sakit An. I kebiasaan BAB 1x sehari dengan


konsistensi lembek, bau khas, warna kuning. Kebiasaan BAK
sekitar 5-6 kali sehari, warna kuning jernih.
Selama sakit An. I belum BAB. BAK 4 kali hari ini
b. Berat badan 26 kg
26 kg = (10 x 100) + (10 x 50) + (6 x 20)
= 1000 + 500 + 120
= 1620 cc/ 24 jam
Suhu = 39oC 37,5oC
= 1,5oC x 12%
= 0,18%
IWL = (0,18% x 1620 cc) + 1620 cc
= 291,6 cc + 1620 cc
= 1911,6
AM = 7 cc x 26 kg
= 182 cc
c. Jumlah tetesan x 60 x lama habis = jumlah cairan x 20
20 tetes x 60 x lama habis
= 500 cc x 20
1200 x lama habis
= 10000
Lama habis
= 8,33 jam
24 jam 13,89 jam
= 15,67 jam
Jumlah tetesan x 60 x lama habis = jumlah cairan x 20
20 tetes x 60 x 15,67
= jumlah cairan x 20
18804
= jumlah cairan x 20
Jumlah cairan
= 940,2
Jadi jumlah cairan infuse setiap 24 jam adalah 500 cc + 940,2
cc = 1440,2 cc
Intake:
Infus
Cairan per oral
AM
Total input
Output:
IWL
Urin
Total output

: 1440,2 cc
: 600 cc
: 182 cc
: 2222,2 cc
: 1911,6 cc
: 700 cc
: 2611.6 cc

d. Balance Cairan = Intake Output


BC = 2222,2 2611.6
= - 389.4 cc
4. Pola Kebutuhan Aman Nyaman

a. Sebelum sakit An. I, kondisi lingkungan nyaman dan aman


ditunjukkan oleh klien sering bermain disekitar rumah tanpa
gangguan apapun.
b. Selama sakit An. I

tidak nyaman dengaan kondisi yang ada di

rumah sakit, karena gerah, bosan, dan tidak dapat bermain dengan
bebas, bermain hanya di atas tempat tidur, dan lingkungan
ruangannya saja.

5. Pola Aktifitas dan Latihan


a. Sebelum sakit An. I suka bermain bola,
b. Selama sakit An. I terbatas aktivitasnya, selain karena mrasa
lemas dan pusing di tangan sebelah kanan juga terpasang
infus. Klien hanya di atas tempat tidur saja mengobrol dengan
keluarganya
6. Pola Istirahat dan Tidur
a. Sebelum sakit An. I biasa tidur selama 8 jam dalam sehari.
Tidur malam biasanya mulai jam 21.00 sampai 05.00
Selama sakit An. I pola tidur tidak teratur. Klien biasa tidur selama 6
jam dalam sehari. Sering terbangun karena panas badannya.
7. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif
a. Kognitif: Klien sudah bisa berbicara dengan jelas, dapat
melakukan yang diinstruksikan
b. Persepsi: Klien sudah memiliki pemahaman tersendiri ketika
diukur

suhu

klien

mengerti

ketika

dilakukan

tindakan

keperawatan
c. Sensori: Penglihatan baik, pendengaran baik, pengecap baik,
penciuman baik dapat membedakan bau wangi dan bau
busuk, peraba baik dapat langsung merespon ketika disentuh
tangannya.
8. Pola Hubungan Sosial
Pola hubungan sosial klien baik, mampu beradaptasi di
lingkungan sekitar
9. Pola Seksual dan Reproduksi
An. I mendapatkan kasih sayang yang cukup dari kedua orang
tua dan keluarganya, terbukti ketika sakit klien ditemani orang
tua serta keluarga besarnya.

10.

Pola Mekanisme Koping dan stress


An. I dan keluarga berharap supaya cepat sembuh dan dapat
sekolah kembali.

11.

Pola Kepercayaan dan Nilai


An.

beragama

Islam

dan

keluarga

juga

mendoakannya agar cepat sembuh.


E. OBAT-OBATAN
Tanggal : 27-05-2014
-

Infus RL 20 tpm
Injeksi :
- Injeksi Ceftriaxone 2 x 500 mg
1
- Injeksi Ranitidin 3 x 2 ampul

Obat oral :
-

Dexametason 3 x

Sanmol 3 x

1
2

1
2 tablet
tablet

F. Pemeriksaan penunjang
1. LABORATURIUM
Tanggal
: 27-05-2014
Jam
: 08.43 WIB
Pemeriksaan

Nilai

Satuan

13,5
36,50
6,7
152

g/dL
%
/uL
103/uL

Nilai
Normal

HEMATOLOGI
Hemoglobin
Hematokrit
Jumlah Lekosit
Jumlah Trombosit
SEROLOGI
WIDAL
S. Typhi O

Negative

Negative

S. Typhi H

Negative

Negative

2. LABORATURIUM
Tanggal : 28-05-2014
Jam
: 08.47 WIB

14,0-18,0
42-52
4,8-10,8
150-400

sering

Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Hematokrit
Jumlah Lekosit
Jumlah Trombosit

Nilai

Satuan

12,7
35,80
3,3
172

g/dL
%
/uL
103/uL

Nilai
Normal
14,0-18,0
42-52
4,8-10,8
150-400

G. DAFTAR MASALAH
DX
1

TGL/JAM
27 Mei
2014
08.00

DATA FOKUS
DS : klien mengatakan panas
DO : suhu tubuh : 39oC, kulit memerah pada
bagian leher dan perut
Nadi

MASALAH
Hipertemia b/d proses penyakit
akibat pajanan salmonella tyhpi

: 98 kali/ menit

Suhu : 39
Pernafasan : 28 kali/ menit

27 Mei
2014
08.10 WIB

DS: pasien merasa lemas, panas, pusing


DO: mukosa bibir kering, suhu: 39oC
Nadi

: 98 kali/ menit

Suhu : 39

Pernafasan : 28 kali/ menit

Intake:
Infus
: 1440,2 cc
Cairan per oral
: 600 cc
AM
: 182 cc
Total input
: 2222,2 cc
Output:
IWL
: 1911,6 cc
Urin
: 700 cc
Total output
: 2611.6 cc
Balance Cairan = Intake Output
BC = 2222,2 2611.6

Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
berhubungan dengan
intake yang kurang dan
diaphoresis

TTD

= - 389.4 cc
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Hipertemia b/d proses penyakit akibat pajanan salmonella tyhpi
- Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang kurang dan diaphoresi
I. INTERVENSI
1

27 Mei
2014
08.00
WIB

Hipertemia b/d
proses penyakit
akibat pajanan
salmonella
tyhpi

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam,
pasien diharapkan
tidak terjadi
peningkatan suhu
tubuh dengan kriteria
hasil :
- Suhu tubuh dalam
rentang normal
- Nadi dan RR dalam
rentang normal
- Tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak
ada pusing

1. Monitor suhu
tubuh
2. Berikan kompres
hangat
3. Anjurkan keluarga
untuk memberi
minum banyak
pada kien, 1,5-2
lt/hr
4. Anjurkan memakai
baju tipis
5. Kolaborasi
paracetamol

1. Deteksi dini terjadinya


perubahan
abnormal
fungsi
tubuh
(adanya
infeksi)
2. Merangsang
pusat
pengatur panas untuk
menurunkan
produksi
panas tubuh
3. Mengganti
cairan
dan
elektrolit
yang
hilang
secara oral
4. Agar
dapat
menyerap
keringat
5. Merangsang
pusat
pengatur panas di otak

27 Mei
2014
10.00
WIB

Gangguan
Setelah dilakukan
keseimbang tindakan keperawatan
an cairan
selama 3 x 24 jam,
dan
pasien diharapkan
elektrolit
keseimbangan cairan
berhubunga elektrolit
n dengan
dipertahankan secara
intake yang maksimal dengan
kurang dan
kriteria hasil :
diaphoresis
Tanda vital
dalam batas normal
(N: 120-60 x/mnt, S;
36-37,50 c, RR : <
40 x/mnt )

Turgor
elastik, membran
mukosa bibir basah

1. Pantau tanda dan


gejala kekurangan
cairan dan
elektrolit
2. Pantau intake dan
output
3. Anjurkan keluarga
untuk memberi
minum banyak
pada kien, 1,5-2
lt/hr
4. Kolaborasi :
- Ranitidin 2 x
ampul
- Dexametason 3
x ampul
- Infus RL 20 tpm

1. Deteksi dini
memungkinkan terapi
pergantian cairan segera
untuk memperbaiki deficit
2. Memantau keseimbangan
cairan dalam tubuh
3. Mengganti cairan dan
elektrolit yang hilang
secara oral
4. Anti mual muntah, anti
inflamasi,
mempertahankan
kekebalan tubuh.

J. IMLEMENTASI
NO
1.

TGL/JAM
27 Mei
2014
08.10
WIB

DP

1
08.15
WIB

TINDAKAN

RESPON

Monitor suhu tubuh

S: pasien mengatakan panas,


pusing, lemas
O: suhu : 39oC

Berikan kompres hangat

S: pasien lemas
O: pasien mengerti, mau
dikompres

1,2
08.45
WIB

Anjurkan keluarga untuk memberi minum


banyak pada kien, 1,5-2 lt/hr
1
Anjurkan memakai baju tipis

08.46
WIB
08.30
WIB

1
Kolaborasi paracetamol

S: keluarga mengerti
O: pasien minum 200cc
S: keluarga mengerti
O: pasien memakai baju tipis
S: keluarga mengerti
O: pasien sudah minum sanmol
1
2

2
Pantau tanda dan gejala kekurangan

tablet

TTD

1
09.00
WIB

09.10

09.15
WIB

cairan dan elektrolit

Monitor suhu tubuh

Berikan kompres hangat

Pantau intake dan output

09.30
WIB

2
Kolaborasi :

S : pasien mengatakan pusing,


lemas
O: nadi: 98 x/menit,membrane
mukosa bibir kering
S : pasien masih panas, pusing
O : suhu 37,7 oC
S : pasien mengerti
O : pasien mau dikompres

S : pasien mengeluh panas dan


pusing
O:
Intake:
Infus
: 1440,2 cc
Cairan per oral
: 600 cc
AM
: 182 cc
Total input
: 2222,2
cc
Output:
IWL
: 1911,6 cc
Urin
: 700 cc
Total output
: 2611.6 cc
Balance Cairan = Intake
Output

BC = 2222,2 2611.6
= - 389.4 cc

12.00
WIB
Pantau intake dan output

13.00
WIB

S : pasien bersedia di injeksi


O : obat masuk, tidak terjadi
alergi
Ranitidin 2 x ampul
Dexametason 3 x ampul
S : klien mengatakan badan
maih hangat
O : Suhu : 37,7
Intake:
Infus
: 1080,05 cc
Cairan per oral
: 600 cc
AM
: 182 cc
Total input
:
1862,05 cc
Output:
IWL
: 38,88
Urin
: 1000 cc
Total output
: 1000 cc
Balance Cairan = Intake
Output
BC = 1862,05-1038,88 =
+823.17

28 Mei
2014
08.00
WIB

1
08.15
WIB

S : pasien mengatakan badan


hangat
O : 36,3 oC

Memantau intake dan output


S: pasien lemes, mengatakan
sudah tidak panas
O: suhu : 36,3 oC

1
11.10

Monitor suhu tubuh

Intake:
Infus
: 1080,05 cc
Cairan per oral
: 600 cc
AM
: 182 cc
Total input
:
1862,05 cc
Output:
Urin
: 1000 cc
Total output
: 1000 cc
Balance Cairan = Intake
Output
BC = 1862,05-1000
= +862.05 cc
Menganjurkan keluarga untuk memberi S: pasien haus
minum banyak pada kien, 1,5- 2 lt/hr
O: pasien minum sekitar 800 cc

WIB

Menganjurkan memakai baju tipis

S: keluarga mmengerti
O:pasien memakai baju tipis

Memberikan tindakan kolaborasi obat

S : pasien bersedia di injeksi


O : obat masuk, tidak terjadi
alergi
Ranitidin 2 x ampul
Dexametason 3 x ampul

1,2
11.15
WIB

1
Memonitor suhu tubuh

12.00
WIB

S: pasien mengatakan badan


hangat
O: suhu: 36,3oC

12.10
WIB
3.

29 Mei
2014

Memantau tanda dan gejala kekurangan S: klien sudah banyak minum


dan badan sudah tidak panas.
cairan dan elektrolit
O: nadi: 88 x/menit, suhu : 36,3
membrane mukosa lembab

Memantau intake dan output

S: pasien sudah tidak panas,


mau minum 800cc
O: infus sudah dilepas
Intake:
Cairan per oral
: 600 cc
AM
: 182 cc
Total input
: 782 cc
Output:
Urin
: 600 cc

Total output
: 600 cc
Balance Cairan = Intake
Output
BC = 782 - 600
= +8 cc

K. CATATAN PERKEMBANGAN
NO

TGL/JAM

DP

CATATAN PERKEMBANGAN

TTD

1.

27 Mei 2014
07.00 WIB

Hipertermia
berhubungan dengan
proses penykit

S: pasien mengatakan panas, pusing, lemas


O: suhu 36,7 oC
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Monitor suhu tubuh
- Anjurkan keluarga untuk memberi minum
banyak pada kien, 1,5-2 lt/hr
- Anjurkan memakai baju tipis

Gangguan
keseimbangan cairan
dan elektrolit
berhubungan dengan
intake yang kurang dan
diaphoresis

S: pasien mengatakan lemas. pusing


O: suhu : 36,3 oC
Intake:
Infus
: 1080,05 cc
Cairan per oral
: 600 cc
AM
: 182 cc
Total input
: 1862,05 cc
Output:
Urin
: 1000 cc
Total output
: 1000 cc
Balance Cairan = Intake Output
BC = 1862,05-1000
= +862.05 cc
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan
dan elektrolit

08.00

2. Pantau intake dan output


3. Anjurkan keluarga untuk memberi minum
banyak pada kien, 1,5-2 lt/hr
4. Kolaborasi :
- Ranitidin 2 x ampul
- Dexametason 3 x ampul
2.

28 Mei 2014
07.00 WIB

Hipertermia
berhubungan dengan
proses penykit

08.00 WIB
Gangguan
keseimbangan
cairan
dan
elektrolit
berhubungan
dengan
intake yang kurang dan
diaphoresis

S : pasien mengatakan badan hangat


O : 36,3 oC
A : masalah teratasi
P :-

S: pasien lemes, mengatakan sudah tidak


panas
O: suhu : 36,3 oC
Intake:
Infus
: 1080,05 cc
Cairan per oral
: 600 cc
AM
: 182 cc
Total input
: 1862,05 cc
Output:
Urin
: 1000 cc
Total output
: 1000 cc
Balance Cairan = Intake Output
BC = 1862,05-1000
= +862.05 cc
A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
- Pantau intake dan output
- Anjurkan keluarga untuk memberi minum
banyak pada kien, 1,5-2 lt/hr
- Kolaborasi :
- Ranitidin 2 x ampul
- Dexametason 3 x ampul
3.

29 Mei 2014
14.00 WIB

Gangguan
keseimbangan cairan
dan elektrolit
berhubungan dengan
intake yang kurang dan
diaphoresis

S: klien sudah banyak minum dan badan sudah


tidak panas. Suhu : 36,3 membrane mukosa
lembab pasien sudah tidak panas, mau minum
800cc
O: infus sudah dilepas
Intake:
Cairan per oral
: 600 cc
AM
: 182 cc
Total input
: 782 cc
Output:
Urin
: 600 cc
Total output
: 600 cc
Balance Cairan = Intake Output
BC = 782 - 600
= +8 cc
A : masalah teratasi
P:-

Anda mungkin juga menyukai