Anestesiologi
Anestesiologi
ANESTESIOLOGI
Oleh:
Agus Budi Santosa
ANESTESI
Anestesi atau keadaan tidak peka terhadap rasa sakit, sangat berguna untuk
melakukan suatu tindak pembedahan karena demi rasa kemanusiaan (humanitarian),
agar hewan tidak menderita; dan demi efisiensi kerja, karena hewan menjadi diam
sehingga suatu tindak pembedahan dapat dikerjakan secara lancar dan aman.
Secara luas anestesi terdiri dari :
1. Anestesi terbatas, yaitu anastesi yang disebabkan oleh anestetika yang daya
pengaruhnya selektif, menyebabkan paralisa sementara pada sarafsaraf sensoris
dan ujung-ujung saraf; tergantung cara melakukan anestesi ini menurut luas
daerah anestesi yang dicapai ada yang disebut anestesi lokal dan anestesi
regional.
APLIKASI ANESTESI
Aplikasi anestesi terbatas pada anjing bisa dilakukan dengan cara :
1. Tetesan pada selaput lendir atau kulit.
2. Suntikan infiltrasi subkutan. submuskulus ataupun submukosa.
3. Blokade permukaan kulit dengan suntikan infiltrasi linear sepanjang batas keliling
(field block). Untuk mencapai mati rasa pada daerah yang lebih luas bisa dilakukan a)
suntikan perineural saraf peripher atau paravertebral, b) suntikan saraf spinal yang
dikenal dengan istilah anestesi epidural, yaitu auntikan anestesi di celah lumbosakral.
Aplikasi anestesi umum bisa dilakukan dengan berbagai cara. Anestesi inhalasi
dengan pemberian cairan volatil dan berupa gas, aplikasinya dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Metode terbuka (open)
2. Metode semi terbuka (semi open)
3. Metode tertutup dengan absorbsi Carbon Dioxide (CO2)
4. Metode semi tertutup
Metode terbuka
Pada metode ini salah satu-satunya alat yang mutlak perlu untuk inhalasi anestesi
cair adalah sepotong kain kasa atau bahan serupa, dimana obat dapat dituang untuk
penguapan. Masker berbingkai kawat dan berbentuk kubah (Schimmelbusch) dan
pengaman kedap udara mengelilingi hidung dan mulut dengan bantalan; sistem ini dapat
digunakan bila alat yang lebih rumit tidak tersedia. Metode semi terbuka
Metode dan alat ini paling banyak digunakan kareba penggunaannya sederhana dan
mudah. Perkakas ini terdiri dari aliran terus menerus Oksigen dan Nitrous Oksida yang
dimanfatkan dilengkapi dengan klep penurun tekanan darimana gas mengalir melalui kran
sempit yang mengangkut gas segar ke face piece (sungkup); kantong reservoir dan botol
penguap untuk anestetika volatil (vaporizer).
Cara kerja alat ini sesaat setelah sirkuit terisi oleh oksigen, apabila digunakan anestetika
misal siklopropan maka perlu untuk menambahkan oksigen secara kontinyu, karena
oksigen ini digunakan untuk menggantikan oksigen yang dimetabolisme tubuh dan yang
hilang lewat difuusi dan kebocoran. Aliran siklopropan secara intermiten untuk
menambah kedalaman anestesi dan bila perlu untuk menggantikan yang hilang lewat
cara-cara tersebut di atas. Walaupun cara ini ekonomis namun juga mempunyai
kelemahan antara lain, kapur soda akan habis antara 2-3 jam sehingga perlu
penggantian dan pengawasan yang teliti; juga konsentrasi anestetika cenderung
meningkat sehingga alat ini lebih sulit dibandingkan dengan semi terbuka.
Metode penggabungan antara anestetika cair volatil dengan gas dalam satu mesin (The
continous flow semi open machine).
Alat ini terdiri dari ; satu silinder kerja cadangan yang masing-masing berisi gas
Nitrous Oksida dan Oksigen. Masing-masing silinder dibedakan dengan warna cat yang
berbeda, misal silinder oksogen dengan warna silinder hitam dengan bahu putih; Nitrous
Oksida dengan warna biru; siklopropane-dengan warna oranye dan lainnya. Klep
penurun tekanan (reducing valves). klep ini terdiri dari diapragma yang diberi per untuk
melawan tekanan dalam silinder. Klep oksigen selalu mempunyai pengukur tekanan
yang dapat memberi tahu bagi petugas tentang jumlah oksigen yang tertinggal. Meteran
aliran (flowmeter); alat ini semua tersusun dalam satu rangkaian mesin anestesi dan
menuju saluran dimana gas bercampur. Disini dilengkapi rotameter yaitu meteran alairan
yang mempunyai akurasi dalam pembacaan dangan satuan liter per menit atau 100
ml/menit. Alat penguap (vaporizer), terdiri atas klep tabung silinder yang mengarahkan
aliran gas ke dalam botol kaca yang berisi anestetika cair volatil. Kekutan pancaran
penguapan cairan dapat diatur dengan menyetel aliran gas dari flometer, memutar
tabung dan menyetel plunger (alat penyedot).
The Magill semi open bag attachment, perkakas ini dimaksudkan untuk memungkinkan
sebagian ekhalasi ke luar atmosfer dan sebagian lagi dapat kembali ke perkakas untuk
bercampur dengan aliran gas yang sedang mengalir, sehingga dapat menghemat gas;
dan persentase kecil CO2 yang dihembus ditambahkan ke setiap inhalasi. Di sini
dilengkapi dengan kantong reservoar, pips karet berombak dan berdiameter besar, dan
sungkup dengan pentil ekspirasi yang dilengkapi spiral serta dilengkapi masker clausen
(berbentuk Y)
Aplikasi anestesi umum yang lain dapat dilakukan secara parenteral yaitu
dengan suntikan intravena. Pada hewan kecil misalnya anjing vena yang paling mudah
dieroleh adalah vena cephalica di kaki depan atau vena tarsal recurent di kaki belakang.
Misalnya dengan penggunaan anestesi umum preparat barbiturat, sebelum penyutikkan
vena dibendung lebih dalulu di bagian proksimalnya, sehingga vena akan tampak
menggembung dan mempermudah menyuntikkannya. Walaupun anestesi intra vena ini
mudah diberikan dengan induksi cepat dan menyenangkan, namun akan lebih aman
dalam pelaksanaannya sepertiga atau setengah dosis yang telah diperhitungkan
diberikan secara segera atau cepat ( namun tetap harus mengacu bahwa suntikan intra
vena diberikan secara perlahan-lahan), cara pemberian tersebut dimaksudkan untuk
hewan atau pasien segera masuk stadium ketiga (operasi) dan stadium ke dua atau
stadium eksitasi hanya dilewati; sehingga akan terhindar dari gerakan-gerakan hewan
yang berlebihan di luar kemauan yang mungkin dapat mengganggu sehubungan
suntikan intravena tersebut. Kejelekan anestesi intra vena adalah kedalaman anestesi
sulit diatur setelah pemberian dan lama kerjanya tergantung pada destruksi atau
ekskresi oleh ginjal. Walaupun demikian anestesi ini adalah anestesi paling sederhana
dan mudah dilakukan dan banyak dipilih oleh dokterhewan karena tidak memerlukan
aparatus seperti halnya pada anestesi inhalasi. Dalam prakteknya penggunaan anestesi
ini mesti harus dilakukan premedikasi lebih dahulu dengan obat-obatan antikolinergik
dan jugs obat penenang/tranqulizer demi mulusnya dan amannya pembiusan.
Anestesi disosiasi.
Anestesi ini adalah anestesi umum nonbarbiturat yang dalam pemberiannya dapat
diberikan dengan suntikan intravena, intramuskuler maupun subkutan. Keadaan
anestesinya tidak lazim seperti anestesi umum lainnya; disini hewan masih melotot
(matanya) dan ototnya dalam keadaan kejang/kaku, tidak ada relaksasi. Ketidak sadaran
dan analgesianya pada kucing dan primata cukup memuaskan, sedang pada anjing
anestesianya tidak tetap (poor), sehingga dalam prakteknya perlu ditambahkan obat lain,
misalnya xilasin, diazepan dll.
Anestesi Seimbanq.
Anestesi ini beberapa anestetika diberikan dengan lebih dari satu cars. Variasi
dosis masing-masing anestetika diberikan sesuai dengan keperluan pembedahan dan
tidak mencapai pada dosis toksik. Dalam pelaksanaannya dapat diambil contoh yaitu
dengan pemberian pentotal sodium secara intravena sebagai induksi, diteruskan dengan
Universitas Gadjah Mada
anestesi inhalasi dengan halotan atau lainnya, dengan tujuan untuk mempertahankan
anestesinya selama pembedahan ( pembedahan yang perlu waktu yang lama, lebih dari
satu jam).
Macam macam pelaksanaan anestesi umum secara suntikan di lapangan sebagai
berikut.:
I.Preparat barbiturat
A. Ada dua (2) golongan :
1. Oxibarbiturates
a. Short acting (kerja singkat)
1) pentobarbital sodium
2) secobarbital sodium
b. Ultra short acting (kerja sangat singkat) Mathokexital sodium
2. Thiobarbiturates
Termasuk ultra short acting. Satu jam setelah pemberian dosis untuk induksinya
10 % dimetabolisme sedang yang sisanya masih terikat oleh protein. Pada hewan
percobaan tikus, pemberian aspirin, pehenylbutasone menyebabkan reanestesi atau
memperlama durasi tidur. Anestetika ini bersifat alkalis (pH 10-11). Contoh : Thiopental
Sodium, Thiamylal Sodium
B. Efek umum
Menurunkan basal metabolisme, menekan output jantung dan respirasi, sifat
analgesianya jelek, mempunyai kecenderungan terhadap terjadinya asidosis, bila
diberikan perivaskuler dapat mengeritir (udem-ganggren).
Obat ini mengalami biotranformasi di sel mikrosoma hati dan diekresikan lewat urine.
C. Kontra indiksi
Pada pasien dengan penyakit hati dan ginjal, pasien shok dan pasien yang terlalu muda
(dibawah umur 1 bulan).
2)
3)
sifat khusus pemberian obat ini bila bersama glucose, epineprin dapat mem lama
4)
dosis
2. Methohexital (Brevane*)
Termasuk ultra short acting. Jarang digunakan pada hewan besar.
Perlu dicatat bahwa pemberian pada kuda sebagai basal narkosis tidak boleh lebih
dari 5,0 gram.
Universitas Gadjah Mada
1. Chloralhydrates
Efek umum :
Sebagai sedasia dan hipnotika; pada dosis anestesi kadang menderpes fungsi respirasi dan
fungsi jantung; menyebabkan bradikardi dan pemberian perivaskuler menyebabkan
kerusakan jaringan.
Indikasi :
Sebagai hipnotik digabung dengan anestesi lokal, sebagai preanestesi; bahkan dapat
sebagai anestesi umum tetapi analgesiknya rendah serta dosis anestesi hampir mendekati
dosis lethal minimum dan dalam pemberiannya harus sangat pelan-pelan.
Kontra indikasi : pada penyakit hati dan ginjal serta pada pasien dibawah umur satu bulan.
2.
Magnesium sulfate
Obat ini tidak dapat digunakan secara tunggal untuk anestesi karena mempunyai jarak
narkose sempit, dapat mendepres sistem respirasi dan jantung; sehingga obat ini banyak
digunakan untuk euthanasi (pada larutan jenuh).
3.
Campuran kedua obat ini dapat digunakan sebagai sedasia dan anestesi umum.
Dosis :
Kuda dan sapi menurut rekomendasi pabrik yang membuatnya.
Larutan ini berisi 7 % Chioralhydrat dan 3 % Mag. Sulfat
Sering dikombinasi dengan Acepromasine 3,0 mg/45,4 kgbb iv dengan 3,0 ml/1001b
campuran chloralhydrat dan Mg SO4.
Universitas Gadjah Mada
4.
Kombinasi obat ini dapat digunakan sebagai sedasi dan antikonvulsi. Penggunaan sebagai
anestesi umum sangat memuaskan terutama pada hewan besar.
Sediaan td. 6% chloralhidrat; 3% MgSO4 dan 0,65% pentobarbital. Bila perisvakuler sangat
mengiritir.
Dosis
5.
ada:reflek gerak masih ada tetapi tidak ada respon rasa sakit. Pada kucing dan kera
penggunaan ini jelas otot seperti kejang (tonus otot nyata). Terjadi peningkatan tekanan
darah dan denyut jantung, juga sering terlihat dysrhitmia,reflek laring masih ada. Pada
kuda ada peningkatan suhu tubuh.
Indikasi : Pada kuda apabila diberikan secara tunggal termasuk baik analgesinya namun
tidak ada relaksasi otot dan waktu bangunnya terlalu banyak gerakan. Konvulsi sering
terlihat, akan Iebih baik bila dicampur dengan Xilazin(Rompun*) untuk prosedur operasi
yang tidak lama atau untuk induksi pada anestesi inhalasi.
Pada domba/ kambing, dan sapi akan lebih baik jika dicampur dengan tranquliser.
Pada babi dapat digunakan untuk prosedur operasi singkat atau untuk induksi
pada anestesi inhalasi Anestesi lokal juga dapat ditambahkan pada penggunaan ini pada
suatu operasi.
Walaupun dapat digunakan seperti tersebut diatas namun secara nyata efek tersebut
tidak selalu baik pada kuda,sapi, domba, kambing dan babi. Sangat nyata bila digunakan
pada kera dan kucing, sedang pada anjing tidak menentu.
Ekskresi
Dibiotranformasi di hati, sebagian diekskresikan lewat ginjal.
Menurut catatan : distribusi dan eliminasi Ketamin pada kuda dengan dosis 2,2
mg/kg dapat menimbulkan anestesi selama 12 menit.
Kontra indikasi
Pada penyakit ginjal dan hati
Dosis
Pada kuda : bila dikombinasi dengan Rompun berhasil dengan memuaskan. Yaitu
disuntik dulu dengan rompun 1,1 mg/kg intra vena, kemudian disuntik ketamin 1,76-2,2
mg/kg secara i.v, anastesi dicapai antara 5-15 menit sedang hewan dalam keadaan
rekumben selama 10-20 menit. Dapat pula ditambahkan Diazepam (Valium*) dengan
dosis 0.22 mg/kg secara intra mukuter dan 20 menit kemudian Baru disuntik dengan
rompun dan ketamin. Anestesi akan lebih lama sekitar 20-25 menit dan rekumbensi
berlangsung 30-40 menit.
Pada domba kambing
: 10-17,6 mg/kg bb
Babi : 22 mg/kgbb
Anjing dan kucing : 10-20 mg/kg bb.
ANESTESI EPIDURAL
Anestesi epidural atau anastesi spinal adalah anastesi regional yang diperoleh
dengan menyuntikkan anestetika kedalam kanalis spinalis. Karena terjadi kontak antara
anastetika dengan saraf spinal atau dengan akar saraf spinal, maka akan timbul anastesi
pada daerah inervasi serabut saraf sensorisnya dan paralisa otot pada daerah inervasi
serabut saraf motorisnya. Penyuntikan anastesi epidural pada anjing, jarum tidak sampai
menembus durameter dan larutan anaestetika dicurahkan kedalam ruang epidural.
Teknik suntikan epidural anestesi pada anjing adalah dicelah lumbo sakral, yang
dapat ditentukan letaknya dengan cara menarik garis bayangan dari prominensia illiaka
kanan dan kiri, maka garis tersebut akan memotong prosesus spinosus vertebrata
lumbalis yang terakhir, legokan di kaudalnya adalah tempatnya. Anestetika yang
digunakan adalah prokain HCI dengan konsentrasi 2% atau bisa menggunakan lidokain
HCI dengan konsentrasi 2%. Dosis yang disarankan untuk anjing ras kecil 2-3 ml, ras
sedang 7 ml, dan ras besar 9-11 ml. Frank menyarankan dengan dosis 0,5 ml per kg
berat badan, sedang Frey (1957) menyarankan 1 ml setiap 10 cm panjang badan yang
diukur dari oksipital sampai pangkal tulang ekor yang mana panjang badan anjing
sebagai standar relatif adalah 55-60 cm. Hasil anestesi epidural pada anjing bisa
dilakukan untuk keperluan operasi membuka rongga perut, namun hanya sebatas
umbilikus kebelakang. Lama anestesi bisa berlangsung selama satu jam.
10
terasa berat.Dosis pada pedet maksimal 10 ml, sapi ukuran sedang 10-15 ml dan sapi
besar 20 ml prokain HCI 2%.
Anestesi epidural pada sapi dapat digunakan untuk keperluan menjahit di daerah
perineum, vulva, irirgasi uterus,pemeriksaan vagina dan cervik uterus, memgkoreksi
presentasi fetus, embriotomi, fetotomi, prolapsus vagina/uterus dan lain-lain operasi di
daerah belakang tubuh.
Anestesi epidural pada kuda prinsdionya sama dengan sapi baik lokasi dan dosii
dapat disesuaikan.
Anestesi paravertebral pada sapi.
Anestesi ini adalah anestesi dengan suntikan perineural pada saraf spinal sewaktu
keluar dari kanalis vertebralis melalui foramen intervertebralis, dimaksudkan untuk
mematikan rasa di daerah flank. Anestesi ini dapat dilakukan secara proksimai dan
distal. Pada cara anestesi paravertebral proksimal untuk saraf thorak terakhir yaitu
dengan menusukkan jarum kira-kira selebar tiga jari sejajar dengan garis median tubuh
tegak lurus sayap vertebra lumbalis pertama sedalam 6-8 cm sampai Ujung jarum
menyentuh tulang prosesus mamiloartikularis dari vertebra thorak terakhir, kemudian
jarum diarahkan sedikit ke kaudal dan dicurahkan 10-20 ml prokian HCL 2% , ini
dikasudkan untuk memblokir saraf akar dorsal saraf thorak terakhir selanjutnya untuk
memblokir saraf ventralnya, jarum tadi ditusukkan lebih ke dalam 2-3 cm diarahkan ke
kaudolateral sebanyak 10-20 ml.
Sedang untuk anestesi paravertebral saraf lumbal pertama adalah di dataran
kranial sayap vertebra lumbalis ke-2 dengan dosis yang sama; demikian pula saraf
lumbalis berikutnya.
Pada anestesi paravertebral distal, untuk blaokade saraf vertebra thorak terakhir, jaru m
ditusukan dibelakang rusuk terakhir secara infiltratif/preperitoneal, kemudian jarum
ditarik kembali ke bawah kulit dan diberi suntikan kedua, demikian pula untuk daerah
diantara sayap lumbalis.
11
Anestetika lokal
Anestetika lokal adalah subtansi atau obat yang dapat menimbulkan matirasa
setempat
atau
terbatas
dengan
cara memblokir
konduksi
impuls; mengurngi
permiabelitas nenbran saraf dalam fase polarisasi terhadap kalium dan natrium. Anestesi
ini tidak efektif apabila daerah yang disuntik dalam keadaan asam atau infeksi; anestesi
ini berpengaruh pada saraf yang lebih keil dahul, saraf efferen lebih dulu terkena
daripada afferen; saraf yang bermielin lebih dulu teranestesi. Anestesi lokal ini bersifat
reversibel, lama kerjanya akan lebih lama apabila ditambahkan vasokontrikstor, misalnya
penambahan adrenalin dalam konsentrasi satu per mil.
Macam-macam anestetika lokal.
1. Golongan ikatan ester; ansestetika ini di dalam darah lebih mudah dihidrolisis
oleh esterease plasma menjadi PABA dan diethylaminoethanol, dan sebagian
dimetabolisme di hati. Obat ini dapat diberikan secara suntikan infiltratif sedang
pemberian secara topikal tidak efektif dan bersifat vasodilatoris. Sebagai
contohnya adalah Prokain Hidrochlorida.
2. Golongan ikatan amide, anestetika ini dimetabolisir di hati oleh mikrosoma hati
melalui proses dealkilasi dan hidrolisis; bukan merupakan derivat PABA; dapat
diberikan secara suntikan infiltratif dan topikal; tidak bersifat vasodilatoris;
potensinya lebih kuat dan lebih lama dan bersifat hepatotoksis. Sebagai
contohnya adalah Lidokain Hidrochlorida.
Anestetika inhalasi
Dietil eter (CH3 -CH2 0- CH2 -CH3). Biasa disebut eter, sebagai anestesi
inhalasi termasuk aman, mudah didapat dan relatif murah, berupa cairan yang tidak
berwarna, berbau tajam dan titik didih 35
20%; relatif larut dalam darah sehingga saturasinya dalam darah lambat; waktu induksi
lama; konsentrasi eter yang mempunyai efek anestesi mudah terbakar bila
dicampurdengan udara dan akan meledak bila dicampur dengan oksigen atau nitrogen
oksida
Eter mempunyai sifatanalgesikdan anestetik, selama anestesi eter meningkatkan
produiksi katekolamin oleh kelenjar adrenal sehingga denyut jantung meningkat, eter
memnyunyai sifat relaksan otot dan relaksasi uterus, etei merupakan bronchodilatator,
eter dapat meningkatkan sekresi saliva bertambah untuk itu hares diberikan dulu
Universitas Gadjah Mada
12
antikolinergik), meninmbukan rasa mual dan muntah sehabis operasi dengan eter, eter
mempunyai jarak narkose yang lebar, eter sebagian besar dikeluarkan lagi lewat
ekhalasi sedang sisanya dimetabolisme. Anestesi dengan eter saja akan terjadi
beberapa stadium yaitu stadium I, II, III ringan, sedang dan dalam dan stadium
IV(paralisa/overdosis)
Teknik anestesi ini sekarang jarang digunakan.
Halotan
Halotan merupakan hirokarbon halogenisasi dengan bau manis , tidak tajam dan
mempunyai titik didih 50 C. Konsentrasi yang digunakan bervariasi 0,5-3% merupakan
anestetika yang poten sehingga perlu dikalibrasi untuk mencegah dosis yang
berlebihan.Halotan kurang larut dalam darah dibandingkan eter, maka saturasi dalam
darah lebih cepat sehingga induksi inhalasi relatif lebih cepat dan menyenangkan
Apabila persediaan terbatas sebaiknya halotan hanya untuk induksi kemudian diteruskan
dengan eter. Pada kondisi klinis halotan tidak mudah terbakar atau meledak
Halotan memberi anestesi yang mulus tetapi mempunyai sifat analgesia yang jelek,
mempunyai
relaksasi
otot
dibawah
eter,
juga
meberi
relaksai
uterus
dan
bronchodilatator, efek pada jantung menurunkan denyut jantung dan tekanan darah,
retensi karbon dioksida akibat depresi pernafasan akan menyebabbkan sekresi
katekolamin
meningkat
sehingga
denyut
jamtung
menurun.
Banyak
kerugian
Trikloroetilen (CHCI-CCI2)
Trikloroetilen merupakan hidrokarbon halogenisasi dengan bau manis dan titik
didih 87C , formulanya berwarna biru. Anestetika ini mempunyai efek analgesia yang
kuat tetapi mempunyai hipnotik yang buruk serta kelarutan yang tinggi dalam darah. Jika
digunakan tunggal memnyai sifat depresi kardiorepiratorik, Dalam praktek penggunaan
dikombinasikan dengan halotan karena halotan hipnosenya balk dan trikloroetilen
analgesianya balk sehingga dua (2) vaporizer yang sesuai dapat dihubungkan secara
seri.
Kombinasi anestetika tersebut memberikan anestesi yang sangat balk.
13
Metoksiflurane
Adalah eter yang terhalogenisasi dengan titik didih tinggi dan tekanan uap
rendah. Anestetika ini diperkenalkan sejak 20 tahun yang lalu tetapi harganya yang
mahal dan keuntungan terbatas. Walau analgesinya sangat balk dengan induksi lambat
dan dapat merusak ginjal karena pengeluaran urine yang banyak dengan berat jenis
tetap rendah dan menetap samapi beberapa minggu. Karena anestetika ini poten dan
hanya boleh diberikan dengan vaporizer khusus yang dikalibrasi; maka jarang digunakan
di negara berkembang.
Kloroform
Merupakan anestetika klasik, kuat, tidak dapat terbakar, namun ini adalah
berbahaya terutama di tangan orang yang tidak berpengalaman, maka penggunaaan
tidak dinjurkan.
Anestetika intravena
Tiopental (tiopenton) merupakan tiobarbiturat yang mengandung sulfur, berupa
serbuk yang dipergunakan dalam bentuk larutan dalam air 2,5% atau 5%. Larutan ini
merupakan basa kuat dan iritatif apabila diluarvena. Mempunyai efek depresi fungsi otak
sehingga kesadaran menurun disertai depresi sistem respirasi dan pusat vasomotor
yang ringan dan sementara, tetapi dosis tinggi akan berakibat hipotensif dan gagal
nafas. Anestetika ini didetoksikasi di hepar dalarn waktu beberapa jam, sedang dosis
ulangan atau tambahan akan Iebih lama lagi bahkan berhari-hari ( akumulatif).Dosis
pada anjing 10-30 mg/kgbb dengan durasi tidak Iebih 20 menit.
14
Ketamin
Merupakan obat yang unik digolongkan dalam anestesi disosiasi karena keadaan
status anestesinya/tidurnya tidak lazim, dimana hewan masih melotot, otototot tampak
kaku, masih mengeluarkan suara, seperti kesurupan karena ketidaksadarannya sebagai
akibat interupsi pada cerebrum, sistim retikulars dan sistim limbik dan sebatas setinggi
sistim thalamoneurocortical. Reflek pharyng dan laryng hanya sedikit tertekan, ada
rangsangan pada cardiovaskuler dengan hipertensi dan tachicardii dan meningkatnya
tekanan cairan cerebrospninal, nafas terdepres dan terjadi hipotermis.Penggunaan
secara tunggal tidak dianjurkan untuk kerperluan operasi membuka rongga perut dan
rongga dada. Dalam prakteknya ketamin lebih bagus digunakan pada kucing dan
primata lainnya namun kurang balk digunakan pada anjing , karena efek analgesinya
tidak menentu. Ketamin ini juga tidak dianjurkan untuk operasi daerah kepala dan mata.
Pemberian ketamin lebih praktis karena dapat disuntikkan lntravena, intramuskuler
maupun subkutan. Dalam praktek kebanyakan diberikan dengan cara suntikan
intramuskuler. Penggunaan diklinik ketamin diberikan dengan dicampur dengan xillazin
(rompun) dengan dosis pada anjing 5,5 mg/kg bb ketamin dengan 1-2 mg/kgbb xillazin
dicampur dalam satu siring/spuit dan anestesi yang dihasilkan cukup memuaskan.
Xylazine
Xilazin
atau
rompun
adalah
obat
non-narkotik
yang
poten
sebagai
sedative,analgesia dan relaksan otot. Sebagai sedasia dan analgesia karena depresi cns
dan relaksasinya karena hambatan transmisi impul intraneural di cns.Obat ini dikenalkan
pertama kali 1970 digunakan pada anjing, kucing,kuda, rumenansia dan satwa liar. Efek
pemberian intramuskuler 10-15 menit kemudian sedang kalau intravena 3-5 menit
kemudian dan durasi tidur berlangsung 1-2 jam, sedang efek analgisianya 15-30 menit.
Pemberian xilasin menyebabkan penurunan respirasi, dan denyut jantung. Di samping
cardiac out put menurun jugs dapat
blokade
atrioventrikuler
sehingga
meningkatkan
tekanan
darah
dan
diikuti
terjadinya hipotensi. Dosis pada anjing dan kucing 1-2 mg per kgbb sedang untuk
mencegah bradicardii dan disritmea jantung dapat diberikan lebih dulu antikolinergik
(atropin sulfat) sebagai premedikasi deangan dosis 0,04 mg/kgbb.
15
16
First plane ( plana/plain pertama/ringan) ditandai dengan adanya pernafasan yang bebas
dari kemaun dan berhentinya semua gerakan kaki belakang. Bola mata bergerak-gerak
dari satu sisi ke sisi yang lain, sesuai dengan makin dalamnya anestesi gerakan bola
mata menjadi lebih lemah dan akhirnya berhenti bila memasuki tingan berikutnya. Reflek
palpebra, kunyunctiva dan kornea segera menghilang jika memasuki plain kedua. Reflek
pedal pada tingkan ini masih kuat dan cepat. Anestesi pada tingkatan kedalam ini dapat
dipergunakan untuk keperluan diagnostik dan pembedahan yang bersifat ringan.
Third Plane (plana/plain dalam) ditandai dengan adanya pernafasan yang bersifat
abdominal dengan amplitudo yang minimal, antara inspirasi dan ekpirasi jelas, bola mata
menuju ke tengah, reflek pedal hilang, reflek batuk hilang, tekanan rahang (jaw tension)
hilang; semua otot mengalami relaksasi. Pada staium inilah semua operasi termasuk
operasi besar dan memerlukan waktu yang relatif lama dapat dilakukan.
17
PREMEDIKASI ANASTESI
Antikolinergik
Obat-obat golongan ini disebut juga antimuskarinik atau parasimpatolitik atau
penghambat
parasimpatik
Mekanisme
kerjanya
pada
umumnya
mengadakan
preparat phenothiasine
butyrophenones
benzodiazepines
18
Dari uraian dua (2) jenis obat yang digunakan sebagai premedikasi anestesi umum
yaitu obat antikolinergik dan penenang dapat disimpulkan kegunaannya yaitu :
1.
2.
pasien menjadi tenang sehingga anestesi yang diberikan tanpa dipengaruhi oleh
emosi rasa takut maupun kemauan berontak/meronta/lepas
3.
mengurangi sekresi air liur dan sekresi di jalan nafas, sehingga jalan nafas tetap
terpelihara/ventilasi tidak terganggu
4.
mengurangi
gerakan
motilitas
gastrium
dan
usus
sehingga
mencegah
6.
19
Pustaka acuan
Amresh Kumar, 1997, Veterinary Surgical Techniques, First ed., Vikas Publishing Houshe
PVT. LTW, New delhi, Hal 74-137.
Hall, LW., 1977, Wright's Veterinary Anaesthesia and Analgesia, 7 ed, The English
Language Book Society and Bailliere Tindall.
Lumb, W.V and Jones, E.W., 1984, Veterinary Anesthesia, 2 ed, Lea & Febiger,
Philadelphia.
McDonald, W., 1974, Principles of Anesthesia dalam Archibald, J, Canine Surgery, 2 ed,
University of Guleph Canada, Hal. 53-70
Riebold, T.W., D.O. Goblet, D.R Geiser, 1987, Large Animal, Anesthesia Principles and
Technique, 4 th printing, Iowa State University Press, Ames, Iowa.
Sawyer, D.C, 1982, The Practice of Small Animal Anesthesia, Vol 1, WB. Saunder Company,
Philadelphia
20