Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehinnga penulis berhasil menyelesaikan
makalah ilmu kimia dasar yang berjudul Alkalimetri.
Makalah ini berisikan informasi tentang pengertian alkalimetri dan prinsip
alkalimetri. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kimia.
Penulis penyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan
demi kesempurnaa makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepaada
semua pihak yang berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah senantiasa meridhai segala usaha kita. Aminn.

Padang, 20 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
A. Pengerian Alkalimetri............................................................................. 2
B. Prinsip Alkalimetri................................................................................. 3
C. Titik Akhir Titrasi................................................................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................ 9
A. Penutup................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Reaksi asam-basa sering digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan asam


atau larutan basa. Penentuan itu dapat dilakukan dengan cara meneskan larutan basa
yang sudah diketahui konsentrasinya atau sebaliknya. Dalam pembahasan makalah
ini akan banyak membahas tentang alkalimetri.
Alkalimetri yaitu penentuan kadar asam dari semua contoh dengan menggunakan
larutan baku standar serta indikator pH yang sesuai.larutan baku standar ialah larutan
yang konsentrasinya telah diketahui dengan teliti dimana larutan ini setiap liternya
mengandung sejumlah gram equivalen tertentu. Larutan baku standar biasa digunakan
sebagai titran, sedangkankan larutan asam yang akan ditentukan kadarnya digunakan
sebagai titrat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Apakah pengertian alkalimetri?
2. Apakah prinsip alkalimetri?
3. Apakah titik akhir titrasi alkalimetri?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Untuk Mengetahui pengertian alkalimetri
2. Untuk mengetahui prinsip alkalimetri
3. Untuk mengetahui titik akhir titik akhir titrasi

BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Alkalimetri
Alkalimetri adalah asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari
basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standard (larutan bakunya berupa basa).

(Jr, R A Day dan underwood, A L, kimia Analsia kuantitatif, Erlangga, Jakarta,1986)


Alkalimetri merupakan suatu teknik analisis untuk mengetahui kadar keasaman
suatu zat dengan menggunakan larutan standar basa. Basa yang digunakan biasanya
adalah natrium hidroksida (NaOH). Sebelum digunakan, larutan NaOH harus
distandarisasi dahulu dengan asam oksalat (H2C2O4). Hidroksida-hidroksida dari
natrium, kalium dan barium umumnya digunakan sebagai larutan standar alkalis
(basa). Ketiganya merupakan basa kuat dan sangat mudah larut dalam air. Pembuatan
larutan standar alkalis dan amonium hidroksida tidak dibenarkan, kecuali bersifat
sebagai basa lemah, pada proses pelarutan dilepaskan gas amonia (beracun).
Natrium hidroksida paling sering digunakan karena murah dan kemurniannya
tinggi. Oleh karena sifatnya yang sangat higroskopis, maka diperlukan ketelitian pada
proses penimbangan. Pada saat penimbangan gunakan botol timbang bertutup untuk
mengurangi kesalahan. Standarisasi larutan NaOH dapat dilakukan dengan larutan
asam oksalat sesuai dengan reaksinya sebagai berikut:
NaOH (aq) + H2C2O4 (aq) Na2C2O4 (aq) + 2 H2O (l)

B. Prinsip Alkalimetri
Titrasi alkalimetri adalah suatu proses titrasi untuk penentuan konsentrasi suatu
asam dengan menggunakan larutan basa sebagai standar. Reaksi yang terjadi pada
prinsipnya adalah reaksi netralisasi, yaitu pembentukan garam dan H2O netral (pH =
7) hasil reaksi antara H+ dari suatu asam dan OH- dari suatu basa.
Reaksi berlangsung stoikiometri apabila mgrek pentitrasi sama dengan mgrek
titran, saat ini disebut dengan titik ekivalen. Dalam praktek kondisi ini tidak bisa

dilihat secara visual tetapi dapat dilihat dengan bantuan indikator (asam-basa) yang
mempunyai warna yang spesifik pada ph tertentu. Seperti indicator phenolftalein (pp)
akan berwarna pink pada ph 8,3-10. Saat tercapainya perubahan warna pada titran
disebut dengan titik titrasi.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa prinsip titrasi asam-basa adalah reaksi
penetralan antara asam dengan basa atau sebaliknya, maka untuk dapat melakukan
titrasi ini, kita terlebih dahulu harus memahami konsep teori asam-basa, macammacam reaksi penetralan dan indicator yang dapat dipakai pada titrasi ini, sebagai
berikut:
Konsep teori asam-basa:
a. Menurut Archenius (akhir abad ke-19)
Asam adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan melepaskan
H+ sebagai satu-satunya ion positif.
Contoh: HCl, HNO3, CH3COOH, dan lain-lain.
HCl merupakan asam kuat, dimana dalam air akan terdisosiasi sempurna:
HCl

H+ + Cl-

H+ + H2O

H3O+

Dari reaksi ini terlihat bahwa H+ tidak terdapat bebas dalam air melainkan terikat
pada molekul H2O (kelemahan teori Archenius).
Basa adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam air, akan melepaskan ion
OH-.
b. Menurut Bronsted dan Lowry
Asam adalah suatu senyawa yang dapat memberikan proton, disebut sebagai
donor proton. Basa adalah suatu senyawa yang dapat menerima proton, disebut
sebagai akseptor proton.
Asam

proton + Basa konjugasi

H+

+ B

Jadi suatu asam dapat berbentuk:

Molekul, misalnya: H2SO4, HCl, CH3COOH

Anion, misalnya: HSO4-, H2PO4-, CH3COO-,COO-

Kation, misalnya: NH4+, C6H5NH3+, Fe (H2O)3+

Suatu basa juga dapat berbentuk:

Molekul, misalnya: NH3, C2H5NH2, H2O

Anion, misalnya: CH3COO-, OH-, HPO4-2, C2H5O-

Kation, misalnya: Fe (H2O)5 (OH)2+

Reaksi ini hanya terjadi bila ada suatu basa yang dapat menerima proton dari asam:
A1

B1 + H+

B2 + H+

A2

A1 + B2

A2 + B1

A1- B1 dan A2- B2 adalah pasangan-pasangan konjugasi asam-basa. Perpindahan


proton terjadi dari A1 ke B2 atau dari A2 ke B1. Asam kuat melepaskan proton
dengan segera sedangkan basa kuat dapat menerima proton dengan segera pula.
c. Menurut G.N. Lewis
Asam adalah suatu senyawa yang dapat menerima sepasang electron bebas,
disebut sebagai akseptor pasangan electron bebas.

d. Menurut Boyle
Asam adalah suatu zat yang mempunyai daya kemampuan melarutkan tinggi.

e. Menurut Roult
Basa adalah setiap zat yang bereaksi dengan asam membentuk garam
Reaksi = Basa + Asam

Garam + H2O

f. Menurut Liebeg
Asam adalah senyawa yang mengandung H, yang dapat digantikan oleh logam
yang akan menghasilkan garam.
Contoh: 2HCl + Na

NaCl + H2

Larutan standar
Alkalimetri

kita

menggunakan

larutan

standar

untuk

menentukan

konsentrasinya. Larutan standar adalah larutan yang dengan tepat dapat diketahui
konsentrasinya dan dipakai sebagai pereaksi.
Larutan standar dapat digolongkan menjadi:
a. Larutan standar primer
Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti untuk
menstandarkan suatu larutan.
Syarat-syarat larutan standar primer:
-

Memiliki kemurnian yang tinggi

Mudah diperoleh dan dikeringkan

Mudah diperiksa kemurniannya

Tidak bersifat higroskopis, tidak mudah teroksidasi oleh udara

Contoh larutan standar primer


Asam: H2SO4, H2C2O4, C6H5COOH, (COOH) (COOK) C6H4.
Basa: Na2CO3, MgO, Na2B4O7.
b. Larutan standar sekunder
Larutan standar yang konsentrasinya dapat diketahui dengan menggunakan
larutan standar primer sebagai pembanding.
Contoh: NaOH, KOH, KMnO4.
c. Larutan standar tersier

Larutan standar yang konsentrasinya dapat diketahui dengan menggunakan


larutan standar sekunder sebagai pembanding.
Titrasi dan Indikator
Titrasi yaitu suatu proses penambahan suatu larutan dari dalam buret secara
sedikit demi sedikit sampai jumlah zat-zat yang dititrasi dengan yang mentitrasi
tepat menjadi ekivalen satu sama lain. Dalam hal ini, larutan ynag berada di dalam
buret atau larutan pentitrasi disebut titran, sedangkan larutan yang akan ditetapkan
kadarnya disebut analit. Hasil titrasi disebut titrat/ titer.
Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa:
Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu:
1. Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- H2O
2. Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa lemah : NH4OH
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH NH4Cl + H2O

Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH H2O + NH4+
3. Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat
Contoh :
- Asam lemah : CH3COOH
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH NaCH3COO + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- H2O
4. Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2 HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
H+ + BO2- HBO2
5. Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah
Contoh :
- Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4
Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4 CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4- NH4OH

C. Titik Akhir Titrasi


Ketika menyelesaikan sebuah titrasi asam-basa yang sederhana, kamu
menggunakan suatu indikator untuk memberitahukanmu ketika kamu memiliki
perbandingan yang tepat dari asam dan basa yang dicampurkan untuk saling
"menetralkan" satu sama lain. Ketika terjadi perubahan warna indikator, keadaan
ini sering digambarkan sebagai titik akhir titrasi.
Pada dunia nyata, perubahan warna terjadi ketika kamu mencampurkan dua
larutan secara bersamaan pada perbandingan persamaan yang tepat. Pencampuran
tersebut dikenal dengan titik ekivalen.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reaksi yang terjadi pada alkalimetri prinsipnya adalah reaksi netralisasi, yaitu
pembentukan garam dan H2O netral (pH = 7) hasil reaksi antara H + dari suatu asam
dan OH- dari suatu basa, maka untuk dapat melakukan titrasi ini, kita terlebih dahulu
harus memahami konsep teori asam-basa, macam-macam reaksi penetralan dan

10

indikator yang dapat dipakai pada titrasi ini.


Ketika menyelesaikan sebuah titrasi asam-basa yang sederhana, kamu
menggunakan suatu indikator untuk memberitahukan ketika memiliki perbandingan
yang tepat dari asam dan basa yang dicampurkan untuk saling "menetralkan" satu
sama lain. Ketika terjadi perubahan warna indikator, keadaan ini sering digambarkan
sebagai titik akhir titrasi.

DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Scribd.asidialkalimetri.2010

11

12

Anda mungkin juga menyukai