Anda di halaman 1dari 20

CHASIS

SISTEM SUSPENSI

DISUSUN OLEH :

FAHREZA MASYUDI

(5133122010)

SURAHMAN

(5131122007)

SOUBUR ROHMANI

(5132122012)

HELMI ANDRIYAN

(5132122005)

ARIF RIFAI

(5132122002)

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TENIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum.....
Alhamdulillaah, syukur kepada Allah atas petunjuk dan kesempatan yang di
berikan sehingga makalah ini dapat di selesaikan.Penyusun menyadari bahwa
masih banyak kekurangan pada makalah ini.Saya sebagai penyusun dengan
senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca.
Kami menyusun makalah ini sebagai tugas mata kuliah CHASIS dan juga
untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai SISTEM SUSPENSI.
Kami sebagai penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, baik tampilan, isi, maupun penulisan.Oleh karena itu, saya sebagai
penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
1.

Latar Belakang Masalah.........................................................................................4

2.

Identifikasi Masalah...............................................................................................4

3.

Rumusan Masalah..................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................5
A.

Pengertian Suspensi.............................................................................................5

B.

Prinsip Kerja........................................................................................................5

C.

Klasifikasi.............................................................................................................5

D.

Bagian bagian utama Sistem Suspensi dan Fungsinya.................................12

E.

Komponen-Komponen Lain..............................................................................18

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Kenyamanan berkendara sudah menjadi tuntutan bagi para pengendara
maupun penumpang. Kondisi ideal yang ingin diperoleh dalam kenyamanan
adalah kabin kendaraan yang diam ditempat walaupun ada gangguan yang berupa
ketidak rataan jalan. Tetapi kondisi ini tidaklah mungkin dicapai, sehingga
pendekatan yang ditempuh adalah meminimumkan efek gangguan yang berupa
ketidak rataan jalan dengan memasang sistem suspensi diantara roda dan
kendaraan.
Sistem suspensi pada kendaraan memegang peranan penting dalam
memperoleh kenyamanan, selain dapat mempengaruhi kestabilan kendaraan dan
daya lekat ban pada jalan, sistem suspense berfungsi juga untuk mengurangi
getaran pada kabin kendaraan yang disebabkan oleh ketidak rataan jalan.
2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
a. Pada sistem suspensi tidak selalu tiap-tiap komponen dalam keadaan
standar, pasti ada saat-saat mengalami kerusakan.
b. Sistem suspensi memerlukan perawatan khusus untuk menunjang kerjanya
suspensi secara maksimal dan tidak ada kelainan.
c. Sistem suspensi yang baik dibarengi dengan perawatan yang baik pula.
3. Rumusan Masalah
Pada sistem suspensi, tidak selalu keadaan tiap komponen dalam kondisi
baik. Pasti ada halnya saat-saat suspensi mengalami kelainan/kerusakan. Pada tiap
tiap komponen pasti mempunyai titik kelemahan. Pada kesempatan kali ini kita
akan membahas beberapa :
a. Jenis suspensi dan prinsip kerjanya.
b. Pembedaan dari jenis jenis suspensi.
c. Bagaimana cara pembongkaran, pemeriksaan, perbaikan, dan pemasangan
pada sistem suspensi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Suspensi
Sistem suspensi adalah salah satu bagian chasis yang berungsi untuk
memberikan kenyamanan bagi pengendara atau penumpang. Sistem suspensi
terletak antara body kendaraan dan rodaroda, dirancang untuk menyerap kejutan
dari permukaan jalan yang bergelombang sehingga menambah kenyamanan
berkendara dan memperbaiki kemampuan cengkeraman roda terhadap jalan.
Suspensi terdiri atas pegas, shock absorber (peredam kejut, stabilizer dan
sebagainya).
Adapaun fungsi suspensi sebagai berikut :
1. Selama kendaraan berjalan, kendaraan secara bersama-sama dengan roda
menyerap getaran, eskilasi dan kejutan dari permukaan jalan, hal ini untuk
memberikan kenyamanan dan keamanan penumpang.
2. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan
antara jalan dengan roda-roda.
3. Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body
dan roda-roda.
B. Prinsip Kerja
Saat roda roda menerima kejutan dari permukaan jalan, maka akan
diteruskan ke lower maupun upper arm, lalu gaya tersebut ditahan oleh pegas dan
mengakibatkan terjadinya pemendekan dan pemanjangan pegas, kemudian gaya
pemegasan diperhalus oleh peredam getaran (shock absorber) agar tidak terjadi
oksilasi berlebihan. Hal ini memungkinkan roda roda tetap menapak pada jalan.
C. Klasifikasi
Berdasarkan konstruksinya, suspensi dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Suspensi Rigid
Pada suspensi rigid antara roda kanan dan kiri dihubungkan dengan satu buah
poros. Sehingga pada sustu saat roda sebelah (kanan atau kiri) terangkat karena
terkena permukaan jalan yang tidak rata, maka kondisi atau kedudukan kendaraan
pun akan ikut berubah menjadi miring. Pada umumnya suspensi rigid dipasang
pada kendaraan beban berat, misalnya pada container, truk, bus dan lain-lain.
Dikarenakan suspensi rigid digunakan pada kendaraan berat maka biasanya

menggunakan pegas daun yang dianggap lebih kokoh dan kuat dipanding pegas
coil. Tidak jarang terdapat suspensi rigid yang memakai pegas coil. Namun tentu
belum terlihat kokoh apabila hanya dipaang pegas coil saja. Maka untuk
menambah kekuatannya, perlu ditambah dengan komponen lain, seperti lengan
control batang stabilizer dan batang menyilang.

Gambar 1.1 Suspensi Rigid

Adapun jenis suspensi rigid diantaranya sebagai berikut :


1. Suspensi Rigid Axle
Pada suspensi rigid axle antara roda kanan dan kiri dihubungkan oleh axle
tunggal. Axle dihubungkan ke body dan frame melalui pegas (baik pegas daun
maupun pegas coil). Biasanya suspensi rigid axle digunakan pada roda belakang
mobil penumpang, karena konstruksinya kuat dan sederhana.

Gambar 1.2. Suspensi Rigid Axle

2. Tipe Trailing Arm dengan Twist Beam


Suspensi ini biasanya digunakan pada roda belakang mobil kecil denga penggerak
roda depan. Pada jenis ini bagian belakang suspension arm dihubungkan dengan
jalan dilas pada axle beam. Saat roda-roda bergerak denagn arah yang berlawanan

(satu arah ke atas dan yang satu ke bawah), gerakan puntiran dari ujung
suspension arm diterukan kedalam gerakan puntiran axle beam belakang. Puntiran
dari axle beam belakang dan stabilizer menghasilkan gaya reaksi yang berlawanan
dengan puntiran suspension arm, penempatan pegas coil menyempurnakan roda
rigid dengan mengurangi body rolling, sehingga menghasilkan kering yang stabil.

Gambar 1.3. Tipe Trailing Arm dengan Twist Beam


3. Tipe 4 Link
Biasanya tipe ini menghasilkan kenyamanan kendaraan yang lebih baik diantara
suspensi rigid lainnya, dikarenakan posisi axle dan beban suspensi dilakukan
secara terpisah. Biasanya tipe ini menggunakan pgas coil. Tipe 4-link ini
dilengkapi dengan 2 buah lower control arm, dua buah upper control arm dan satu
buah lateral control road. Dan pegas coil digunakan sebagai penompang beban
dan peredam kejut.

Gambar 1.4. Tipe 4 - Link

4. Tipe Pegas daun

Tipe ini biasanya banyak digunakan pada suspensi belakang kendaraan umum.
Tipe axle yang biasa digunakan pada suspensi dengan pegas daun parallel disebut
live axle, yaitu : suatu unit yang terdiri dari differensial, axle shaft dan what hub.
Live axle dihubungkan ke poros propeller dan dapat bergerak naik turun
bersamaan dengan pegas. Tipe ini tahan terhadap beban berat.

Gambar 1.5. Suspensi Pegas Daun

5. Suspension Model bebas


Pada suspensi model bebas antara roda kanan dengan roda kiri tidak berhubungan
secara langsung pada axle tunggal. Biasanya suspensi model ini digunakan pada
truk kecil dan mobil penumpang. Pemakaian model bebas pada roda depan
dikarenakan kinerja roda depan dan belakang berbeda, yakni dapat membelok.
Ketika kendaraan melewati jalan yang bergelombang, roda-roda menerima gaya
dari permukaan jalan. Gaya ini akan digunakan untuk mencegah roda-roda untuk
bergoyang, bergerak secara berlebihan ataupun mengubah kemiringan roda.

Gambar 2.1. Suspensi Model Bebas

Jenis-jenis dari suspensi model bebas antara lain :


1. Jenia Mac Pjerson
Fungsi jenis Mac Pherson adalah sebagai kombinasi dari pegas, peredam kejutan
dan pivot kemudi.
Suspensi jenis mac pherson memeiliki beberapa jenis antara lain :
a. Mac Phersop Strut
Suspensi jenis ini biasanya digunakan pada endaraan roda depan untuk kendaraan
kecil. Komponen-komponen sistem suspensi ini antara lain :
1) Pegas Coil : dipasang pada rakitan strut dan shock absorber dditempatkan
pada rakitan strut. Bagian atas dipasang pada fender apron melalui bantalan
karet dan bearing.
2) Cakran arm : dipasang pada suspensinya melalui bushing karet, selain itu
ujung lainnya dipasang pada steering krikl arm lewat balgaint.
3) Stabilizer bar : dipasang lower arm melalui bushing arm
4) Start bar : dipasang pada lower arn dan ujung lainnya diikat pada cross
member melalui bantalan karet.

Gambar 2.2. Suspensi Mac Pherson Strut

b. Tipe Mac Pherson Strut dengan lower arm berbentuk L


Tipe ini biasa dgunakan pada mobil yang mesinnya didepan dan penggerak roda
depan. Lower arm berbentuk L ini diikat ke body pada dua tempat melalui
blushing dan ujung lainnya menuju steering knock melalui baljoint. Keuntungan
tipe ini adalah dapat menahan gaya dari arah samping maupun dari depan dan
belakang dan tidak lagi memakai strut bar.

Gambar 2.3. Mac Pherson Strut dengan Lower Arm berbentuk L

2. Tipe Wishbone
Pada suspensi ini roda-roda tidak disambung melalui poros-poros sehingga roda
kanan dan kiri bergerak sendiri-sendiri. Suspensi tipe wishbone dibagi menjadi 2
bagian yaiotu wishbone bagian atas dan wishbone bagian bawah. Suspensi ini
biasanya digunakan pegas coil.

Gambar 2.4. JenisWishbone


3. Jenis Semi Trailing Arm
Pada umumnya jenis ini memiliki konstruksi yang sederhana dan tidak
memerlukan banyak tempat. Biasanya jenis ini digunakan pada kendaraan roda
belakang dan mobil penumpang. Jenis ini dirancang untuk meningkatkan
kekakuan dengan memperlihatkan beban dari samping dan memperkecil
alignment yang terjadi pada saat roda bergerak ke atas dan bawah.

Gambar 2.5. Jenis Semi Trailing Arm

4. Jenis Strut Dua Link


Jenis ini digunakan pada mobil mesin depan dan penggerak roda depan.
Konstruksi jenis ini sangat sederhana dengan 2 buah suspensi arm dan sebuah
strut rod di tiap rodanya.

Gambar 2.6. jenis Strut Dua Link

D. Bagian bagian utama Sistem Suspensi dan Fungsinya


Dari berbagai macam suspensi yang telah disebutkan tadi, memiliki
bagian-bagian yang menyusunnya dan tiap-tiap bagian memiliki fungsi dan
kegunaan sendiri-sendiri.
Adapun bagian-bagian dari sistem suspensi beserta fungsi-fungsinya
antara lain
1.

Pegas

Pegas dalam sistem suspensi memiliki 3 jenis yaitu :


a. Pegas daun
Pegas daun terbuat dari baja campuran dengan perlakuan panas (treatmentheat).
Pegas daun memegang sumber roda dengan baut U. pada umumnya pegas daun
digunakan paad truk dan kendaraan komersial, karena kostruksinya yang
sederhana namun menopang beban yang cukup berat.

Gambar 1.1. Pegas Daun


Selain konstruksi pegas daun seperti di atas, masih ada lagi konstruksi lain yakni
pegas dun ganda. Konstruksinya selain pegas utama yang letaknya di bawah,
diatasnya ditambah lagi dengan pegas daun. Biasanya model ini dipakai pada
kendaraan berbeban sangat berat.

Gambar 1.2. Pegas Daun Bertingkat


Pegas daun biasanya disusun menjadi bentuk elips untuk mempertinggi
elastisitasnya. Susunannya dimulai dari yang terpendej ke bawah, makin ke atas
makin panjang platnya. Biasnya pegas daun terdiri atas 3 sampai 10 lembar plat
baja yang tebalnya antara 3 sampai 6 mm. adapun fungsi pegas daun antara
lain :Meneruskan gerakan an beban kendaraan dari rangka ke rumah axle roda.
Menahan gaya tekan yang berubah-ubah dan mengakibatkan daya perlawanan
yang berubah-ubah pula (gaya pemasangan).
b.

Pegas koil

Pegas coil dibuat dari baja campuran dengan perlakuan panas. Kemudian dibentuk
menjadi bentuk gabungan. Jenis ini biasanya digunakan pada mobil penumpang
untuk memberi kenyamanan dalam perjalanan.

Gambar 1.3. Pegas Koil


Fungsi pegas koil :
Meredam penugasan dengan arah tegak lurus.
Menyerap getaran yang diterima roda.
c.

Pegas batang torsi

Pegas batang torsi berbentuk seperti pipa pegas yang panjang yang dibuat dari
batang baja yang elastis. Ujung pegas dipandang pada lengan suspensi atas. Dan
ujung pegas yang lain dipasang pada rangka kendaraan. Saat roda menerima
benturan maka lengan suspensi akan memuntirkan batang torsi. Karena gaya ini
batang torsi akan beraksi melawan puntiran sehingga terjadilah peredaman.

Gambar 1.4. Pegas batang torsi

2.

Lengan Suspensi

Lengan suspensi terdiri dari :


a. Lengan pengontrol
b. Terdiri dari lengan pengontrol atas dan bawah. Berguna untuk menahan
engsel kemudian agar tak berayun kedepan atau ke belakang pada saat
roda menerima benturan-benturan. Lengan pengontrol terbuat dari baja
token.
c. Batang penopang

d. Terbuat dari batang baja atau pipa laju yang digunakan lengan suspensi
bawah.
e. Engsel kemudi dan unit poros roda

Gambar 2.1. Lengan suspensi


3.

Pivot Suspensi
Pivot artinya sumber kecil untuk engsel, yang dipakai pada suspensi yang

berbeda :
a. Bushing karat dipakai pada lengan suspensi depan dan belakang dengan
lengan pengontrol dan tidak memerlukan pelumasan.
b. Baljoint dipakai pada ujung luar lengan pengontrol suspensi depan yang
meungkinkan roda depan dikemudikan. Baljoint terbuat dari baja dengan
bantakan dibuat dll.
c. Bus-bus logam dipakai pada mobil penumpang kendaraan komersial, dapat
diperluas bajanya/dipelukan panas. Juga terdapat bus-bus kuningan. Bus-bus
logam memerlukan pelumasan.

Gambar 3.1. Pivot suspensi


4.

Shock Absorber

Pada dasarnya shock absorber hanya sebauah piston yang bergerak didalam suatu
tabung yang berdinding rangkap yang berisi minyak atau fluida. Supaya dapat
bersirkulasi didalam tabung, minyak dibuat jalan atau celah kecil pada piston dan
diberi katub pada tiap celah untuk mengatur sirkulasi. Karena minyk dipaksa
mengalir lewat lubang-lubang kecil, maka sirkulasi minyak dan gerak piston jadi
terhambat. Hal ini mampu meredam kejutan atau goncanan yang diterima roda.

Gambar 4.1. Shock Absorber


5.

Batang Stabilizer

Batang stabilizer berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan pada saat


kendaraan berbelok dan juga dapat menambah kemampuan cengkeraman roda
terhadap jalan yang dapat membuat kendaraan menjadi tetap stabil. Stabilizer
dipasang pada lengan suspensi bawah melalui bushing karat dan ring dan ujungujung lain pada body melalui blushing karat. Batang stabilizer terbuat dari baja.

Gambar 5.1. Batang stabilizer

6.

Bump Stop (Tonjolan Penghenti)

Bup stop dipasang untuk mencegah kerusakan pada pegas jika gaya dipaksakan
pada suspensi. Pada mobil penumpang dan kendaraan komersial ringan, bump
stop biasanya terbuat dari karet dan berbentuk blok sehingga rumah porsa atau
lengan pengontrol tidak cepat rusak jika bersntuhan dengannya. Ketika roda
menerima benturan cukup keras dari jalan yang tidak rata, gaya yang akan
diterima akan diteruskan ke poros roda dan pegas daun membentuk satu garis
lurus. Untuk mengantisipasinya terjadi benturan antara poros roda dengan rangka
maka dibuat bump stop (tonjolan penghenti). Bump stop biasanya dipasang pada
rangka/chasis kendaraan.
7.

Bushing Karet

Bushing karet termasuk komponen peredam getaran. Bushing karet dipasang


dantara poros shakle dengan mata pegas. Bushing karet berfungsi untuk menyerap
atau meredam getaran dan mencegah supaya getaran yang terjadi tidak diteruskan
ke body. Selain berfungsi sebagai peredam bushing karet juga berfungsi uhntuk
membuat mata pegas dapat bergerak maju mundur ketika pegas melengkung
karena pembebanan atau benturan.

Gambar 7.1. Bushing karet pada pegas daun


Selain itu bushing karet juga terdapat pada pegas koil dengan fungsi yang
sama yakni mencegah dan menyerap getaran agar tidak diteruskan menuju body,
tetapi bearing yang menyebabkan kerusakan pada komponen maupun rasa tidak
nyaman pada saat berkendara yang menyebabkan kerusakan komponen maupun
rasa tidak nyaman pada saat berkendara.

Gambar 7.2. Bushng karet pada pegas koil

E. Komponen-Komponen Lain
1. Batang melintang
2. Dipasang pada rumah poros roda dan ujung yang lain dipasang pada
rangka kendaraan. Berfungsi untuk menjaga agar poros pada posisinya
walau kendaraan berbelok/mendapatkan beban dari samping.
3. Batang memanjang
4. Batang memanjang terbuat dari baja yang terpasang pada axle dan ujung
yang lain diikat pada bracket strut bar yang terpasang pada chasis melaui
bantalan karet. Strut bar berfungsi untuk menahan axle tetap pada
posisinya atau tidak bergerak kedepan dan ke belakang pada saat terjadi
benturan dari jalan dan pada saat terjadi proses pengeriman.
5. Batang penahan momen
6. Termasuk dalam jenis strut bar, namun konstruksinya lebih kecil dan
letaknya di bagian atas axle. Berfungsi untuk menahan momen yang
terjadi akibat benturan atau gaya pengeriman, sehingga axle tetap pada
kedudukannya atau tak bergeser.
7. Batang stabilizer pada poros rigid
8. Batang jenis ini juga terbuat dari baja. Konstruksinya terletak pada rumah
poros belakang dan kedua ujung yang lain terpasang pada chasis
kendaraan. Dengan batang stabilizer kemungkinan pada saat berbelok
tidak akan terlalu berlebihan dan roda-roda akan tetap menapak pada jalan.

Gambar 8.1. Konstruksi batang melintang, batang memanjang, penahan momen


dan batang stabilizer

DAFTAR PUSTAKA
http://mansbro.blogspot.com/2012/10/makalah-sistem-suspensi.html

Anda mungkin juga menyukai