Unpar Tidak Beri Sangsi Kepada Tersangka Pemeran Video Porno
Polisi Minta Keterangan Saksi Ahli
PALANGKA RAYA, PPOST
Kasus Video Porno yang melibatkan seorang mahasiswa salah satu
fakultas di Universitas Palangka Raya (UNPAR) sudah ditetapkan tersangka. Sementara sang wanitanya, yang juga sebagai honorer di salah satu SKPD Pemkab Bartim, sebagai saksi. Kini kasus tersebut terus bergulir, dimana pihak penyidik kepolisian sendiri akan menambah alat bukti lainya dengan memintai keterangan saksi ahli minimal dua orang. Ditemui di Palangka Raya, saat melakukan koordinasi di Polda Kalteng, Rabu (25/3), kemarin, Kasat Reskrim Polres Bartim, Ajun Komisaris Keris Aji Wibisono, SH, Sik, menjelaskan pihaknya masih melakukan pemenuhan pemberkasan BAP kasus video porno tersebut. Meskipun tersangka berinisial SKM tersebut dijamin orangtuanya dan menjalani wajib lapor karena masih berstatus kuliah, pihaknya akan terus melakukan pengembangan kasus tersebut. Pemeriksaan pengembangan masih (dilanjutkan), tersangka wajib lapor, ujarnya. Keris juga menyampaikan akan meminta keterangan ahli sebagai saksi guna menambah penyidikan saksi dalam perkara tersebut. Iya, kita akan meminta keterangan ahli sebagai saksi, minimal dua (ahli), Sementara itu, di kampus UNPAR, pihak fakultas Hukum UNPAR mengaku terkejut saat mengetahui kalau pameran laki-laki pada video porno tersebut adalah salah satu mahasiswa di fakultas hukum. Saat dkonfirmasi Palangka Post, Rabu (25/3), pagi, Dekan Fakultas Hukum, Lodi H. Inoh SH, MH, pihaknya sudah mendengar kasus video porno tersebut yang melibatkan mahasiswa UNPAR. Pihaknya akan melakukan pemanggilan kepada mahasiswa SKM pada Senin (30/3), nanti, untuk mendengar penjelasan terkait kasus tersebut. Meski demikian, pihak kampus tidak bisa memberikan sangsi karena kejadiannya sebelum menjadi mahasiswa UNPAR dan terjadi di barito Timur. Kasus ini juga mendapat perhatian dari pembantu rektor III Unpar yang meminta pihak dekan menelusurinya. Namun tempat terjadinya peristiwa itu di Tamiang Layang tahun 2012, jelas dia. Nantinya (mahasiswa) itu akan diberikan peringatan saja agar kejadian itu tidak terulang kembali,tambah Lodi.
Sedangkan menurut Pembantu Dekan III, Bidang Kemahasiswaan Fakultas
Hukum Unpar, FX. Ary Setiawan, mengatakan pihaknya sudah menelusuri kasus tersebut dan tidak bisa mendahului memberikan sangsi karena kasus ini masih dalam proses penyidikan pihak kepolisian. Pihak kampus tidak bisa memberikan sangsi terlalu berat apalagi bila dilihat dari kejadian itu, dia (SKM) belum menjadi mahasiswa. Sangsi palingpaling teguran saja, namun untuk sampai dikeluarkan hal itu tidak ada, jelas dia. Kasus bermula, saat dunia maya heboh dengan adanya aksi tidak senonoh yang dilakukan pasangan yang dimabuk cinta itu. Usai diunggah di situs youtube, selama beberapa bulan di tahun 2015 ini akhirnya menyeruak dan heboh. Video porno tersebut tersebar hingga ke sejumlah wilayah Kalteng. Sang wanita masih menggunakan pakaian seragam pemerintahan, sementara sang pria yang mengambil dua video berbagai adegan tersebut. Setelah diselidiki, rupanya sang wanita ini masih berstatus pegawai honor di salah satu SKPD Pemkab Bartim, sementara sang laki-lakinya sudah menjadi Mahasiswa UNPAR di fakultas Hukum semester IV. Polisi yang mendapatkan laporan, kemudian bergerak cepat hingga memeriksa sang pameran wanita dan menelusuri pameran laki-lakinya. Akhirnya setelah dua hari, polisi berhasil mengamankan SHM di Palangka Raya, dan membawanya ke Polres Bartim untuk menjalani pemeriksaan. Setelahnya, SKM ditetapkan sebagai tersangka dan dikenakan Undang-undang ITE. SKM menjadi tersangka karena telah mengunggah adegan mesum tersebut. Meski telah dihapus, namun video tersebut keburu diunggah dan sudah tersebar ke tengah-tengah masyarakat umum. Dari penuturan tersangka, aksi itu dilakukan karena cemburu atas dugaan perselingkuhan pemeran wanita yang notabene berstatus pacar tersangka. "Mereka berdua berpacaran sejak duduk di bangku sekolah. Hubungan jarak jauh kemungkinan menimbulkan kecurigaan hingga rasa cemburu, dan pada akhirnya berimbas terhadap aksi nekat tersangka menampilkan video itu di dunia maya," ujar Kasat Reskrim AKP Keris. Dari keterangan tersangka, polisi juga menemukan kepastian lokasi pembuatan video mesum tersebut. Video pertama di alam terbuka ternyata mengambil setting lokasi di salah satu rumah dinas milik pemerintah yang terletak di ruas jalan Ahmad Yani, Tamiang Layang. Sementara video kedua, diambil di rumah orang tua tersangka, di kota serupa. Why/wdr