Angkutan Umum Dalam Perspektif Kelembagaan Transportasi
Angkutan Umum Dalam Perspektif Kelembagaan Transportasi
KELEMBAGAAN TRANSPORTASI
PAPER
Tugas Mata Kuliah
Kelembagaan Transportasi (TR6102)
Dosen : Dr. Ir. Miming Miharja, MSc. Eng
Oleh :
Nama
NIM
24213301
IRPAN NUMANG
24214001
NICO MARIS
24214005
NAOMI M LOLOK
24213005
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa transportasi merupakan kebutuhan penting
dalam kehidupan manusia. Berangkat dari usaha untuk bertahan hidup hingga
meningkatkan kualitas hidup, transportasi memainkan peranan penting dalam
keberlangsungan hidup manusia. Pemenuhan kebutuhan mendasar, sosial, bekerja,
pertahanan dan keamanan, serta aktivitas lainnya yang mengharuskan manusia
untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya menjadikan transportasi
sebagai suatu komponen utama dalam sistem hidup dan kehidupan, sistem
pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan.
Kebutuhan
setiap
manusia
untuk
bertransportasi
atau
berpindah
oleh banyak
kebijakan pemerintah
dalam
1.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
2.1.1
Kelembagaan
Pengertian Kelembagaan
Menurut North (1990) kelembagaan adalah aturan dan struktur aturan yang
penyelenggaraan
Angkutan Umum yang efektif dan efisien meliputi sarana, prasarana, SDM, dan
sebagainya, sehingga dapat mendukung kehidupan masyarakat dan meningkatkan
perekonomian masyarakat.
3.2
1.
Deskripsi Kasus
Pengembangan jaringan transportasi yang menghubungkan antara ibukota
propinsi
dengan
semua
ibukota
kabupaten/kota,
antar
ibukota
3.
4.
5.
6.
7.
3.3.1.1
BAB IV
ANALISIS DAN DISKUSI
Kerumitan dalam transportasi publik bukan hanya menjadi masalah
pemerintah, operator saja, melainkan juga masyarakat. Fenomena yang muncul
akhir -akhir ini mengedepankan wajah transportasi publik yang kurang
memberikan kenyamanan, keamanan dan keterjangkauan dan masih mengesankan
biaya sosial dan ekonomi tinggi. Hal ini berakibat pada peminggiran masyarakat
secara tidak langsung untuk melakukan mobilitasnya.
Manfaat terbesar bagi pengendara dan bukan pengendara dari peningkatan
perbaikan transportasi publik akan sangat membantu mengurangi kemacetan jalan,
polusi udara, serta konsumsi minyak dan energi. Kota merupakan sebuah ciptaan
yang bertujuan untuk memaksimalkan pertukaran (barang-barang, jasa, hubung-an
persahabatan, pengetahuan dan gagasan), serta meminimalisasi perjalanan. Peran
transportasi adalah untuk memaksimalkan kegiatan pertukaran.
Kajian tentang transportasi bisa dilakukan dari berbagai perspektif, ya itu
dari lingkup pelayanan spasialnya yang menjadi dasar bagi birokrasi dalam
membagi kewenangan pengaturan penyelenggaraan transportasi. Transpor -tasi
dipilah menjadi transportasi privat dan publik. Transportasi publik dapat diartikan
sebagai angkutan umu m, baik orang maupun barang, dan pergerakan dilakukan
dengan moda tertentu dengan cara membayar. Fenomena transportasi publik
terkait dengan logika modernisasi dan kapitalisme. Fenomena mencuatnya
persoalan trans -portasi publik di kota-kota besar di Indonesia saat ini tidak dapat
diselesaikan secara teknis saja. Pergeseran pola perilaku ma -syarakat dengan
adanya angkutan massal, berupa bus way, kereta api misalnya dapat dimaknai
sebagai suatu perubahan yang cukup berarti dalam pemilihan moda trans -portasi
oleh masyarakat. Bagi pengguna jasa transportasi dengan adanya angkutan massal
berarti ada perubahan itu menyang -kut pola mobilitas penduduk, pola perilaku
bertransportasi.
Bagi pemerintah penyelenggaraan transportasi publik berarti adanya
pemerin -tah membuat kebijakan untuk pengadaan transpor itu mulai dari yang
bersifat teknis, sosiologis hingga politis, seperti pengadaan lahan, penataan ruang,
modal, dan sebagai -nya. Ini berlanjut pada interaksi pemerintah dengan kekuatan
Metropolitan
Mamminasata
sehingga
peran
transportasi
sangat
perencana
profesional
(professional
planner)
terhadap
pengambilan keputusan.
Untuk kasus Angkutan Umum di Makassar telah banyak penelitianpenelitian yang dilakukan oleh para ahli yang mengungkap potensi Umum Tallo
dan Umum Jeneberang untuk dijadikan prasarana transportasi. Potensi tersebut
antara lain untuk menjawab tantangan transportasi Kota Makassar ke depannya.
Kebutuhan pergerakan yang semakin meningkat, menuntut adanya inovasi solusi
dalam bertransportasi.
Angkutan
Umum
hadir
sebagai
alternatif
solusi
yang
patut
dipertimbangkan, namun usulan dari para perencana profesional ini sulit untuk
ditindaklanjuti. Hal ini disebabkan oleh situasi kelembagaan yang telah terbentuk
dimana paradigma aktor tertanam dan diteruskan ke generasi selanjutnya sehingga
ada semacam karakteristik kelembagaan yang terwariskan. Kondisi ini
menyebabkan sulitnya perencana profesional untuk masuk ke dalam lingkaran
kelembagaan guna memberikan kontribusi ide mereka. Situasi lain yang
menghambat masuknya peran perencana profesional adalah karena adanya sistem
kelembagaan yang terbentuk antar aktor yang menyebabkan terjadinya marketlike situation atau adanya pemangku kepentingan-kepentingan tersembunyi yang
menghambat pelaksanaan dari ide para perencana profesional yang bisa jadi
merupakan solusi untuk suatu permasalahan.
Gambar 2. Peran Aktor dalam Kelembagaan Angkutan Umum
Dalam konteks ini peran perencana sangat vital. Di satu sisi perencana
dapat
berperan
sebagai
theorist/expert
yang
memiliki
konsep
dalam
untuk
menetapkan
kebijakan
dengan
wawasan
operasional.
Keseragaman kebijakan yang diambil dari atas mulai pemerintah pusat,
provinsi dan kota/kabupaten sampai jajaran pelaksana dibawah seirama dalam
3.
4.
11
2.
Unit Pengoperasian Alur Pelayaran Umum dan Danau memiliki tugas sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dan danau;
Mengawasi
kegiatan
pembangunan,
pengadaan,
dan
pengoperasian
pelayaran;
Melaksanakan bantuan pencarian dan penyelamatan;
Mengawasi pelaksanaan perlindungan lingkungan perairan umum dan
danau.
Dalam melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dijelaskan pada bagian
2.
3.
4.
5.
danau;
Melakukan pemeriksaan kecelakaan kapal;
Unit Pengoperasian Alur Pelayaran Umum dan Danau terdiri dari:
1.
2.
fungsi dan tugas dari unit pengoperasian alur pelayaran umum dan danau;
Petugas Telekomunikasi Pelayaran Umum dan Danau yang memiliki tugas
bertanggungjawab dalam mengoperasikan stasiun radio telepon umum dan
danau serta menyediakan pelayanan telekomunikasi pelayaran dan
pelayaran meteorologi di wilayah pelayanan alur pelayaran umum dan
3.
danau;
Petugas Pemeriksa Kelaikan Kapal Umum dan Danau yang memiliki tugas
4.
13
5.
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Umum dan Danau yang memiliki tugas
melakukan penyidikan terhadap pelanggaran atas ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam penyelenggaraan alur pelayaran.
14
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kajian didapat kesimpulan bahwa untuk mengembangkan
Angkutan Umum perlu didukung kelembagaan Angkutan Umum, dimana dalam
hal ini peran
di
bawah
Seksi Angkutan
Laut,
Penyeberangan,
Umum
dan
15
Rekomendasi
Untuk mendukung pengembangan Angkutan Umum di Kota Makassar dan
2.
3.
angkutan umum.
Dalam pengembangan angkutan umum secara umum dan Angkutan Umum
secara khusus, pemerintah perlu melibatkan perencana professional sebagai
motivator, controller, fasilitator dan sterilizer kebijakan yang diambil
pemerintah dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat agar perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan dapat berjalan secara optimal dan
4.
16
17
REFERENSI
18