Makalah Kebidanan
Makalah Kebidanan
Dalam standar praktek kebidanan tindakan yang bersifat ritualistic seperti melakukan
episiotomi secara rutin dan memandikan bayi setelah lahir sudah tidak dianjurkan lagi.
Perubahan standar pelayanan seperti ini diriasarkan pada pengalaman yang terbaik dari para
praktisi di seluruh dunia.
Standar praktek kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan kompetensi yang
diperlukan bidan dalam menjalani praktek sehari-hari. Standar ini juga dapat digunakan
sebagai standar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan mengembangkan
kurikulum pendidikan. Juga dapat untuk membantu dalam menentukan kebutuhan
operasional dalam penerapannya, misalnya kebutuhan akan pengorganisasian, mekanisme
peralatan dan obat yang diperpukan.
Ketika audit terhadap pelayanan kebidanan dilakukan, maka berbagai kekurangan
yang berkaitan dengan hal-hal tersebut akan ditentukan sehingga dapat dilakukan perbaikan
yang lebih spesifik.
1.
2.
3.
4.
5.
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Model adalah suatu contoh, peraga untuk menggambarkan sesuatu. Tujuan model
adalah membuat kerangka pengertian dalam memberikan pelayanan.
Konsep adalah penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang
menjelaskan tentang suatu teori yang dapat dites dalam suatu observasi atau penelitian.
Konseptual model adalah gambaran abstrak dari suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin.
Model asuhan kebidanan yaitu kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses
kehidupan yang normal.
Dalam asuhan kebidahan termasuk:
Memonitor kesejahteraan ibu baik fisik, psikologis maupun sosial dalam siklus kehamilan
dan persalinan.
Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan, konseling, asuhan prenatal, dalam
proses persalinan dan bantuan masa post partum.
Intervensi teknologi seminimal mungkin.
Mengidentifikasi dan memberikan bantuan obstetric yang dibutuhkan.
Ruang lingkup praktek kebidanan
Menolong persalinan
Konseling
Penyuluhan
Asuhan pada saat hamil, melahirkan; nifas dan BBL
Deteksi dini penyakit
Pengobatan terbatas ginekologi
Pertolongan gawat darurat
Pengawasan tumbuh kembang
Supervisi
Praktek kebidanan, managemen kesehatan wanita secara mandiri berfokus pada
kehamilan, persalinan , nifas, asuhan BBL, KB dan kesehatan reproduksi wanita.
Peran ibu (matemal role) menjadi seorang ibu berarti memperoleh identitas baru
yang membutuhkan pemikiran dan penguraian yang lengkap tentang diri sendiri.
Satu-dua juta ibu di amerika yang gagal memerankan peran ibu terbukti dengan
tingginya jumlah anak yang mendapat perlakukan kejam (Mercer, 1981).
Menurutnya menjadi seorang ibu tidak hanya pribadi wanita yang menjadi ibu,
tetapi ia juga melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi ibu dalam melaksanakan peran ibu.
Peran dan partisipasi suami sangat penting untuk menyakinkan dan memberikan penghargaan
terhadap peran baru ini.
Pencapaian peran ibu dalam kurun waktu tertentu dimana ibu menjadi dekat
dengan bayinya yang membutuhkan pendekatan yang berkompeten termasuk peran dalam
mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran. Peran aktif ibu dan pasangannya
berinteraksi satu dengan yang lain.
Menurut Mercer, stress yang disebabkan oleh adanya resiko kehamilan akan
mempengaruhi penilaian diri terhadap status kesehatan. Penghargaan diri, status kesehatan dan
dukungan sosial mempunyai efek langsung yang positif terhadap penguasaan. Dan mempunyai
efek negatif terhadap ketakutan dan depresi yang mempunyai efek negatif yang langsung
terhadap fungsi keluarga.
Hasil penelitian wanita dengan kehamilan resiko tinggi mengalami fungsi keluarga
yang kurang optimal daripada wanita dengan kehamilan resiko rendah.
Ekspresi peran banyak dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu. Mercer
menguraikan 4 langkah dalam pencapaian peran ibu:
1. Anticipatory
adalah suatu masa sebelum menjadi ibu, memulai penyesuaian sosial dan psikologi terhadap
peran barunya nanti dengan mempelajari apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
2. Fonnal
Dimulai dengan peran sesungguhnya seorang ibu. Pada masa ini bimbingan peran secara
formal dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sistem sosial dari wanita.
3. Informal
Dimulai pada saat wanita telah seorang menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan
perannya sebagai ibu lahir telah seorang menentukan caranya sendiri dalam melaksanakan
peran bainya ini.
4. Personal
Dimulai pada saat wanita telah sepenuhnya seorang melaksanakan perannya sebagai ibu.
Bila Rubin menyatakan bahwa pencapaian peran ibu ini dimulai sejak mulai hamil sampai
6 bulan setelah melahirkan. Mercer melihat bahwa peran aktif seorang wanita dalam
pencapaian peran ini umumnya dimulai setelah bayi lahir yaitu pada 3 bulan sampai 7 bulan
post partum. Mercer menemukan 11 faktor yang mempengaruhi wanita dalam pencapaian
peran ibu yaitu:
a.
Factor ibu
c.
Factor-Faktor Lain
Rubin mengatakan sejak hamil seorang wanita sudah mempunyai harapan sebagai
berikut:
a.
b. Penerimaan masyarakat
v Penentuan identitas diri
v Mengerti tentang arti memberi dan menerima.
Perubahan yang umumnya terjadi pada wanita pada waktu hamil :
1.
Cenderung lebih tergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih untuk dapat berperan
sebagai calon ibu dan seorang memperhatikan perkembangan janinnya.
2. Membutuhkan sosialisasi.
Tahapan psikososial (psikososial stage):
1. Anticipatory Stage
Pada tahap ini ibu-ibu . melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak
yang lain.
2. Honeymoon Stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan
anggota keluarga lain.
3. Plateu Stage
Pada tahap ini ibu akan mencoba dengan sepenuhnya apakah ia telah seorang menjadi ibu.
Tahap ini membutukan waktu beberapa minggu dan ibu akan melanjutkan sendiri.
4. Disengagement
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan. Pada tahap ini
berperan sebagai orang tua belum jelas.
Reaksi yang umum pada kehamilan:
1. Trimester I
mester II
: Perasaan
enak,
meningkatnya kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi narsistik, pasif, introvert, kadang kelihatan
egosentrik dan self centered.
mester III
2. Laki-laki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama pasangannya hamil.
3. Anak yang akan dilahirkan merupakan gabungan dari 3 perbedaan yang ada yaitu :
a.
Percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh.
3. Gambaran tubuh
Berhubungan dengan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan dan perubahan yang
spesifik yang terjadi selama kehamilan dan setelah melahirkan.
Rubin mefihat beberapa tahap I fase aktivitas penting sebelum seseorang menjadi ibu:
Taking On
Wanita meniru dan melakukan peran ibu, fase ini dikenal sebagai tahap meniru
Taking In
Pada tahap ini fantasi wanita tidak hanya meniru tetapi sudah mulai membayangkan peran
yang dilakukanhya pada tahap sebelumnya : introjection, projection dan rejection merupakan
tahap dimana wanita menirukan model-model yang ada sesuai dengan pendapatnya.
Letting Go
Merupakan fase dimana wanita mengingat kembali. proses dan aktivitas yang sudah
dilakukannya.
Pengalaman baik interpersonal maupun situasional yang berhubungan dengan masa lalu
dirinya sebelum proses yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan serta harapan
untuk masa yang akan datang. Pada tahap ini wanita akan meninggalkan perannya pada masa
yang lalu.
Respon emosional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersama dari dengan kelahiran
anak yang mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan peran yang berarti
mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial. Persiapan yang sudah diantisipasi oleh
bidan dalam masa post natal akan mempengaruhi respon emosional wanita terhadap
perubahan yang dialaminya pada proses kelahiran anak.
Dalam teori kursi gojiand, kurti yang dibentuk dalam tiga elemen:
1. Pelayanan identitas
2. Pandangan masyarakat terhadap kelurga.
3. Sisi penyanggah support terhadap kepribadian wanita.
Kesejahteraan keibuan seorang wanita sangat tergantung terhadap efektifitas ketiga
elemen tersebut. Jika kursi goyang tidak bisa ditegakkan maka tidak nyaman untuk diduduki
en
fh
ronment
wifery
Merupakan pusat dari model Ball. Tujuan dari post natal care agar wanita seorang menjadi
seorang ibu.
Aingkungan sosial dan organisasi dalam sistem dukungan. Asuhan post natal misalnya
membutuhkan dukungan sangat penting untuk mencapai kesejahteraan.
:
Penelitian asuhan post natal misalnya dikhawatirkan kurang efektif karena kurangnya
pengetahuan tentang kebidanan.
:
Secara jelas kita dapat melihat bahwa peran bidan dalam memberikan dukungan dan
membantu seorang wanita untuk menjadi yakin dengan perannya sebagai seorang ibu.
Factor-faktor yang mepengaruhi keseimbangan emosional:
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wanita yang boleh dikatakan sejahtera
setelah melahirkah sangat tergantung pada personality kepribadiannya, sistem dukungan
pribadi dan dukungan yang dipersiapkan pelayanan maternitas.
G. TEORI ELA JOY LENRMAN
Dalam teori ini lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik
memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan.
Macintyre (1980). Menurut lehrman menyelelidiki bahwa pelayanan antenatal menunjukkan
perbedaan antara prosedur administrasi yang dibebankan dengan manfaat antenataf dan jenis
pelayanan yang dialami seorang wanita di klinik kebidanan karena berhubungan antara
identifikasi factor resiko dan keefektifan dari ahtonatal care terhadap hasil yahg diinginkan
belum terpenuhi.
Lehrman dan koleganya ingin menjelaskan perbedaan antara pengalaman seorang
wanita dengan keseorangan bidan untuk mengaplikasikan konsep kebidanan dalam praktek.
Lehrman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :
1. Asuhan yang berkesinambungan.
2. Keluarga sebagai pusat asuhan.
3. Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan.
4. Tidak ada intenensi dalam asuhan.
5. Fleksibilitas dalam asuhan.
6. Keterlibatan dalam asuhan.
7. Advokasi dari klien.
8. Waktu.
Asuhan partisipastive
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi dan perencanaan. Pasien /
klien ikut bertanggung jawab ata ambil dalam pelayanan antenetal. Dalam pemeriksaaan fisik,
misalnya palipasi klien akan melakukan pada tempat tertentu atau ikut mendengarkan denyut
jantung.
Kedelapan komponen yang dibuat Leherman ini kemudian diuji cobakan oleh Morten
(1991) pada pasien post partium.
Dari hasil penerapan tersebut morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8
komponen yang telah dibuat oleh leherman, yaitu :
1. Tehnik therapeutic.
2. Pemberdayaan
3. Hubungann sesama
Therapeutic
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan, misalnya :
Mendengar aktif
Mengkaji
Klarifikasi
Humor
Sikap yang tidak menuduh
Pengakuan
Fasilitasi
Pemberi ijin
Empowerment (pembberdayaan)
Suatu dalam memberi kekuasaan dan kekuataan. Bidan melalui penampilan dan
pendekatannya akan meningkatkan keseorangan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi dan
memberi dukungan.
Lateral Relationship
Menjalin hubungan yang baik terhadap klien, bersikap terbuka, sejalan dngan klien
sehingga antara bidan dan klienya nampak akrab. Misalnya sikap empati atau berbagi
pengalaman.
H. TEORI OREM
Orem menamakan teori self-care deficit sebagai teori umum dalam keperawatan. Ada 3 teori
yang terkait di dalamnya yaitu:
1. Self care theory
2. Self care deficit theory
3. Nursing system theory
Self Care adalah :
Kontribusi yang terus menerus dari seorang dewasa terhadap kelanjutan eksistensi, kesehatan
dan kesejahteraan.
Individu pribadi yang memprakarsai dan melaksanakan sendiri aktivitas yang diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan.
Individu yang peribadi yang memperkrasai dan melaksanakan sendiri aktivitas yang diperlukan
Self care model menekanakan bahwa setiap omg mempunyai kebutuhan untuk
merawat dirinya sendiri dan mereka mempunyai hak untuk memnuhi kebutuhan itu sendiri,
kecuafi bila tidak memungkinkan.
Orang yang dapat memenuhi kebutuhan self care sendiri disebut sefl-care agent.
Orang dewasa yang normal dan sehat merupakan agent untuk dirinya sendiri: Sedangkan untuk
bayi, anak dan orang tidak sadar atau luka berat, keluarga atau perawat merupakan dependent
care agent.
Menurut orem kebutuhan self-care dibadi 3 kategori :
1. Universal Self-Care
Bertaku untuk semua orang dikaitkan dengan fungsi dan proses kehidupan sering disebut
sebagai kebutuhan dasar manusia"
2. D e v e l o p m e n t a l Self-Care
'
Kebutuhan ini timbul menurut tahap perkembangan individu dan lingkungan dimana individu
tersebut berada dan mempengaruhi perkembangan hidup sesearang dihubungkan dengan
perubahan hidup seseorang atau siklus kehidupan.
3. Health D e v i a t i o n Self-Care
Kebutuhan ini dibutuhkan karena keseatan seseorang tergnggu, misalnya keadaan sakit
atau ketidakseorangan yang mengakibatkan perubahan dalam perilaku self-care.
Bila ada tuntutan merawat dirinya sendiri dan individu tersebut seorang memenuhi
tuntutan maka self-care ini memungkinkan, tetapi bila tuntutan lebih besar dari keseorangan
individu untuk memenuhinya maka akan terjadi ketidakseimbangan dan hal ini disebut self-care
deficit.
S e l f - c a r e deficit merupakan inti dari teori orem general theory of nursing sebab hal ini
menggambarkan kapan keperawatan ini diperlukan. Self-care deficit merupakan criteria untuk
mengidentifikasi apakah seseorang memerlukan bantuan asuhan keperawatan. Dengan demikian
keperawatan diperlukan bila terdapat ketidak seorangan atau keterbatasan seseorang dewasa atau
oaring tua (untuk anak) dalam memenuhi kebutuhan self-care yang diperlukan secara terus menerus
atau bila timbul kebutuhan untuk menggunakan tehnik khusus I menerapkan pengetahuan ilmiah
dalam merencanakan 1 menentukan asuhan.
Tujuan untuk memenuhi kebutuhan self-care dapat dicapai dengan :
1.
2.
3.
Memperbolehkan keluarga l orang lain untuk memberikan dependent-care bila self-care tidak
dimungkinkan.
4.
untuk memenuhi kebutuhan self-care pasien dapat dilakukan oleh perawat dan atau oleh pasien
sendiri melalui 3 macam sistem keperawatan dengan 5 metode bantuan.
3 sistem keperawatan:
1. Totally Compensatory Nursing System
Perawat mengambil alih tanggung jawab untuk melakukan semua aktivitas yang untuk I memenuhi
kebutuhan self-care.
2. P a r t i a l l y Compensatory Nursing System
Perawat mengambil alih sebagian aktivitas untuk memenuhi kebutuhan self-care On aktivitas lain
masih dapat dilakukan oleh pasien I keluarga.
3 . E d u c a t i v e Supportive Nursing System
Pasien berpotensi untuk memenuhi kebutuhan self-care. Aktivitas perawat hanya memberi
penyuluhan dan dukungan kepada pasien sehingga diharapkan ia dapat memenuhi kebutuhan selfcare untuk dirinya.
Untuk dapat melaksanakan bantuan kepada pasien ada 5 aspek yang perlu diperhatikan,
yaitu :
1. Menjalin hubungan yang baik dengan pasien, keluarga, kelompok sampai dapat melepaskan
diri melaksanakan sendiri asuhan.
2.
Merencanakan bantuan langsung bersama pasien dan keluarga I orang lain yang akan
melakukan asuhan.
5.
Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan asuhan keperawatan dengan kegiatan pasien seharihad, petayanan kesehatan yang lain diperlukan l diterima dan pelayanan sosial dan pendidikan
yang diperlukan I diterima.
Dari uraian di atas jelas bahwa untuk mencpai tujuan pemenuhan kebutuhan seperti yang
diuraikan oleh orem perlu pengetahuan tentang :
Manusia
Kebutuhan self-care
Self-care deficit
Penerapan 5 metode bantuan
Proses keperawatan berdasarkan self-care model. Definisi proses keperawatan menurut orem :
Menentukan mengapa seseorang membutuhkah asuhan keperawatan.
Menentukan sistem bantuan keperawatan.
Merencanakan pelaksanaan bantuan keperawatan yang spesifik.
Memberikan dan mengevaluasi pelaksanaan bantuan keperawatan.
Langkah-langkah
1. Pengkajian
Tujuan
: menentukan kebutuhan self care individu, mengidentifikasi apakah ada atau tidaka ada self
care deficit.
Perawat bekerjasama dengan pasien I ketuarga dalam merencanakan strategi yang akan
mengurangi l menghilangkan deficit yang ada dengan:
Mengurangi kebutuhan self care
Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan asuhan keperawatan dengan kegiatan pasien seharihari, pelayanan kesehatan yang lain diperlukan 1 diterima dan pelayanan sosial dan pendidkan yang
diperlukan I diterima.
3 kategori kebutuhan self care dapat dipakai sebagai kerangka pengkajian :
a.
Universal
Menggunakan observasi, pengukuran dan wawancara untuk mengidentifikasi pola normal kebutuhan
pasien sehari-hari, mengidentifikasi dan menganalisa ketidakseorangan melakukan self-care.
b.
Developmental
Mengidentifikasi perubahan gaya hidup pasien atau siklus kehidupan dan kebutuhan akan
pengembangan yang timbul dari perubahan tersebut.
c.
Health Deviation
Pengaruh sakit atau penyakit terhadap atau observasi perilaku yang dapat mengarah pada penyakit.
2.
Perencanaan
Setelah mengidentifikasi self-care deficit maka data ini dapat dipakai sebagai pemyataan masalah
dalam rencana keperawatan. Kemudian perawat menentukan sistem keperawatan yang diperlukan :
totally compensatory, partially compensatory atau educative I supportive serta tujuan yang telah
ditentukan oleh perawat-pasien, untuk menghilangkan self-care deficit.
3.
ImpIementasi
Merupakan tindakan yang mengandung 5 bantuan yaitu melakukan untuk, memberi penyuluhan,
membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang.
4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan terus menerus dengan membandingkan perilaku yang diharapkan dalam tujuan
dengan hasil tindakan yang dilakukan.
amework
I.
persalinan berdasarkan teori dr. Dick read. Wiedenbach mengembangkan teorinya secara
induktif berdasarkan pengalaman dan observasinya dalam praktek.
Konsep yang luas menurut wiedenbach yang nyata ditemukan dalam keperawatan
yaitu:
1. The agent
2. The recipient
3. The goal
Filosofi wiedenbach tentang asuhan kebidanan dan tindakan kebidanan dapat dilihat
dalam uraiannya yang jelas pada perawatan maternitas dimana kebutuhan ibu dan bayi yang _
segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan ibu dan ayah
-
The means:
Untuk mencapai tujuan dan asuhan kebidanan, wiedenbach menentukan beberapa
tahap yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan klien
nistration
idation
: Bantuan
ordination
yang
diberikan
: Pancasila
2) Landasan konstitusional
: UUD 1945
derdjad kesehatan yang tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap
P a r a d i g m a s e h a t p e m b a n g u n a n berwawasan kesehatan.
a.
b.
Pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya preventif dan prornotif disamping upaya
kuratif dan rehabilitatif.
2)
Tujuan
4)
a)
b)
Otonomi luas.
c)
d)
e)
f)
Dasar
UU tentang pembangunan daerah No. 22 UU No. 25 tahun 1999 fentang perimbangan keuangan
pusat dan daerah. Pendelegasian wewenang yang lebih besar pada pemerintah daerah untuk mengatur
sistem pemerintahan dan rumah tangganya sendiri.
e.
1)
PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) dan PSM (Peran Serta Masyarakat).
2)
Mutu pelayanah. kesehatan dan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
3)
4)
Kesehatan keluarga.
5)
Epidemiologi.
6)
f.
Memiliki keseorangan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata.
2)
Lingkungan sehat
3)
Upaya kesehatan.
5) Derajad kesehatan.
2. HEALTH FOR ALL
q
q
q
q
q
a.
b.
Temuan-temuan substansial dalam ilmu dan teknologi kedokteran yang membuka cakrawala
baru dalam memandang proses hidup sehat, sakit dan mati.
c.
Tantangan global sebagai akibat kebijaksanaan perdagangan bebas, revolusi dalam bidang
informasi, telekomunikasi dan transportasi.
d. Perubaan lingkungan yang berpengaruh terhadap derajad kesehatan dan upaya kesehatan.
e.
Merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang bersifat pro aktif.
Mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri
melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif.
Pokok-pokok program pembangunan kesehatan:
a.
b. Lingkungan sehat.
c.
Upaya kesehatan.
f.
g.
b. Perbaikan gizi.
c.
f.
g.
h.
i.
j.
5. INDIKATOR
a.
Tersedianya pangan.
q
q
6. KEBIJAKAN
a.
Peran swasta.
Diringkatkan melalui pencegahan dan penurunan moralitas, mortalitas dan kecacatan dalam
masyarakat terutama bayi, anak, balita, ibu hamil, melahirkan dan nifas.
Pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan melalui puskesma, pustu, biddn dbsa.
Kesehatan primer dilukiskan sebagai kendaraan untuk kesehatan, suatu parid6tigart yang
kontras sebagai model medical yang betl'okus pdda ketentuan spesialistik, pelayanan berbasis
di rumah sakit.
d. Peningkatan sumber daya kesehatan
Untuk menciptakan tenaga kesehatan yang ahli dan trampil sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan iman dan taqwa berpegang teguh pada pengabdian bangsa, negara
dan etika profesi.
e. Peningkatan kebijakan dan managemen pembangunan kesehatan.
f.
Adalah suatu pelayanan kesehatan yang esensial berdasarkan metode yang praktis
berdasarkan ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan dan dapat diterima oleh masyarakat
dan secara teknis dapat diterima secara universal untuk individu, keluarga dan masyarakat
melalui partisipasi penuh dan dengan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
Keadilan ketentuan pelayanan kesehatan oleh pencakupan universal dari populasi dengan
pemberian pelayanan berdasarkan kebutuhan.
b.
Pelayanan harus promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dan beragam pelayanan
kesehatan yang diberikan ini harus diberikan dengan cara yang terintegrasi (pelayanan di
bawah satu atap).
c.
Pelayanan harus efektif dan dapat diterima secara cultural, terjangkau dan dapat ditangani.
d.
Masyarakat harus dilibatkan dalam pengembangan, ketentuan dan monitor dari pelayanan.
Jadi pengadaan pelayanan kesehatan merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat.
e.
8. Tiga Pesanan Unicef (WHO) Yang Berhubungan. Dengan Kesehatan Ibu Dan Anak
Dan Dapat Diterapkan Di Seluruh Dunia
a.
Kesehatan baik untuk ibu maupun bayi dapat diringkatkan secara nyata dengan
menjarangkan kehamilan paling sedikit berjarak 2 tahun dengan menghindari kehamilan
kurang dari umur 18 tahun dan membatasi total kehamilan 4 kali.
b. Mengurangi bahaya persalinan, semua wanita hamil harus pergi ke petugas kesehatan untuk
memeriksakan antenatal dan semua persalinan harus ditolong oleh orang yang terlatih.
c.
Untuk beberapa bulan pertama kehidupan bayi, ASI adalah satu-satunya makanan / minuman
yang terbaik.