Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TERNAK
ACARA VI
DARAH

Disusun oleh :
Kelompok XXIV
Novita Anggraini

PT/ 6736

Michael Sindhu W

PT/ 6741

Citra Indriastuti

PT/ 6743

Hafidh Shofwan Maajid

PT/ 6839

Flora Nadia Rosita A

PT/ 6840

Faishal Zharif

PT/ 6845

Asisten : Brenda Qurnia Sari

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN REPRODUKSI TERNAK


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

Tujuan
Waktu Pendarahan. Menentukan waktu pendarahan menurut
metode duke.
Pembekuan Darah. Menentukan waktu beku darah dari hewan atau
manusia.
Kadar Hemoglobin dalam Darah (Metode Sahli). Menentukan
kadar hemoglobin di dalam darah menurut metode sahli.
Pengukuran

Tekanan

Darah.

Mempelajari

cara

pengukuran

tekanan darah secara tidak langsung.


Tinjauan Pustaka
Waktu pendarahan
Hemostasis merupakan proses yang amat komplek, berlangsung
terus menerus dalam mencegah kehilangan darah secara spontan, serta
menghentikan perdarahan akibat kerusakan sistem pembuluh darah.
Setiap kerusakan endotel pembuluh darah merupakan rangsangan yang
poten untuk pembentukan bekuan darah. Proses yang terjadi secara lokal
berfungsi untuk menutup kebocoran pembuluh darah, membatasi
kehilangan darah yang berlebihan, dan memberi kesempatan untuk
perbaikan pembuluh darah. Terdapat beberapa mekanisme kontrol dari
proses ini antara lain: sifat antikoagulan dari sel endotel normal, adanya
inhibitor faktor koagulan aktif dalam sirkulasi, dan produksi enzim
fibrinolitik untuk melarutkan bekuan. Terjadinya abnormalitas hemostasis
kebanyakan sebagai akibat defek dari salah satu atau lebih dari tahapan
proses koagulasi (Suharti, 2006).
Apabila dinding pembuluh darah terbuka, trombosit melekat pada
kolagen, laminin dan factor Van

Willebran yang terpanjang di dinding

pembuluh melalui integrin pada permukaan trombosit. Proses adhesi


trombosit ini tidak seperti halnya pengelompokan (agregasi), tidak
membutuhkan aktivasi metabolit trombosit. Namun pengikatan pada
kolagen akan memicu pengaktifan trombosit. Namun pengikatan pada
kolagen akan memicu pengaktifan trombosit. Pengaktifan ini dapat pula
dihasilkan melalui ADP dan thrombin. Trombosit yang aktif akan berubah
bentuk, menjulurkan pseudopia, melepas granula, dan melekat pada
trombosit lain / agregasi factor pengaktif trombosit atau platet-activating
factor (PAF), suatu sitokin yang disekresi oleh ntrofil dan monosit, serta
oleh trombosit (Ganong, 2003).
Apabila pembuluh darah terpotong atau rusak maka akan terjadi
penyempitan bagian yang terbuka. Hal ini terjadi Karena reflex saraf
simpatik yang merangsang serabut androgenic yang menginversi otot
polos dinding pembuluh local. Kontraksi ini menyempitkan bukaan
pembuluh local dan berguna untuk mengurangi arus darah yang keluar
(Frandson, 1996).
Darah dikelompokan seperti jaringan yang berhubungan yang
terbentuk dari elemen-elemen (sel-sel darah dan platelets) tercampur
dalam plasm, bagian porsi (air matrik) dalam darah. Ini merupakan satusatunya jaringan dalam tubuh. Darah lebih berat dan kira-kira empat kali
lebih pekat dari air. Ini cenderung bersifat alkali dengan pH antara 7,35
sampai 7,45. Volume darah dibedakan dengan ukuran dari individunya,
tapi rata-rata 5 sampai 6 liter pada laki-laki sedangkan 4 sampai 5 liter
pada wanita. Masa darah kira-kira 8% dari berat tubuh.
Pembekuan Darah
Thrombus atau bekuan darah memiliki 3 tipe, yang memiliki jumlah
fibrin yang bervariasi yaitu thrombus putih, tersusun dari trombosit serta
fibrin dan relative kurang mengandung eritrosit. Kemudian thrombus
merah terdiri atas sel darah merah dan fibrin. Dan endapan fibrin yang

tersebar luas di dalam kapiler atau pembuluh darah yang amat kecil
(Murray et all, 2003)
Thrombikinase adalah enzim yang mengubah fibrinogen menjadi
fibrin. Fibrin berfungsi menjaring sel-sel darah merah menjadi gel atau
menggumpal (Poedjadi, 2006).
Pada saat terluka, darah keluar dari pembuluh darah kapiler.
Beberapa

saat

kemudian

terjadi

penggumpalan

darah

sehingga

pendarahan dapat berhenti. Apabila darah yang dikeluarkan dari tubuh


dan ditambung pada suatu tempat dibiarkan beberapa menit, darah akan
menggumpal dan diatas gumpalan darah terdapat cairan jernih yang
dinamakan serum. Penggumpalan daraha terjadi karena fibrinogen
(protein yang larut dalam plasma) diubah menjadi fibrin yang merupakan
jarring-jaring. Perubahan fibrinogen menjadi fibrin disebabkan oleh
thrombin yang terdapat dalam darah sebagai protrombin. Pembentukan
thrombin dari protrombin tergantung pada adanya tromboplastin darah
dan ion Ca 2+ ( Poedjadi, 2006).
Kadar Hemoglobin Dalam Darah
Hemoglobin adalah pigmen darah yang membawa oksigen dalam
sel darah merah hewan vertebrata. Hemoglobin adalah suata molekul
yang berbentuk bulat yang terdiri dari 4 sub unit. Setiap unit mengandung
1 bagian heme yang berkonjungasi dengan polipetida. Heme adalah suatu
derifat porfirin yang mengandung besi. Polipetida itu secara kolektif
disebut sebagai bagian globin dari molekul hemoglobin (Ganong, 2003).
Kandungan hemoglobin normal rata-rata dalam darah adalah 16
g/dl pada laki-lakidan 14 g/dl pada wanita dan semuanya berada dalam
sel darah merah. Pada tubuh pria 70 kg, ada sekitar 900 g Hb, 0,3 g Hb
dihancurkan dan 0,3 g Hb disintesis setiap jam. Porsi heme dalam molekul
Hb disintesis dari glisin dan subsinil Ko-A (Williams, 2003).

Ada dua tipe utama gangguan heredifer hemoglobin pada manusia


yaitu haemogloginopati yang diproduksi rantai polipetida abnormal dan
thalasemia serta gangguan jenis, yang strukturnya normal tapi dihasilkan
dalam jumlah yang sedikit atau tidak diproduksi karena cacat pada bagian
pengendalian gen globin. Thalasemia dan (Ganong, 2003).
Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah adalah suatu tekanan yang dibangkitkan oleh
systole ventrikel pada darah dan melalu darah menekan pada dinding
pembulu dimana darah berada. Karena tekanan sistolik, dinding arteri
yang elastic lebih dulu memuai sedikit kemudian memantulkan tekanan itu
pada sisisnya, sehingga darah mengalir ke tempat yang bertekanan
rendah. Tekanan darah tertinggi yang dibangkitkan systole ventrikel kiri,
mendesak isinya ke pembuluh kapiler. Selain dari keluaran systole
ventrikel, tingginya tekanan darah tergantung pula pada tahanan terhadap
mengalirnya darah dalam arteri (Ganong, 2003).
Tekanan di aorta dan dalam arteri brakialis dan arteri besar lain
pada orang dewasa mudah meningkat dan mencapai nilai puncak tersebut
disebut dengan tekanan systole kira-kira 120 mmHg selama tiap siklus
jantung. Tekanan turun kenilai minimal atau disebut dengan tekanan
diastole sekitar 70 mmHg. Tekanan arteri secara konvensional ditulis
sebagai tekanan systole diatas tekanan diastole, misalnya 120 per 70
mmHg. Satu mm air raksa setara dengan 0,133 kpa, sehingga dalam unit
SI nilai ini adalah 16,0 per 9,3 kpa (Ganong, 2003).
Tekanan nadi adalah perbedaan tekanan systole dan tekanan
diastole yang secara normal sekitar 50 mmHg. Tekanan rata-rata adalah
tekanan rata-rata selama siklus jantung. Karena systole lebih singkat
dibandingkan dengan tekanan diastole. Tekanan rata-rata sedikit kurang
dari nilai tengah anatar tekanan systole dan diastole (Frandson, 1996).

Adapun

cara

pengukuran

tekanan

darah

dimulai

dengan

membalutkan manset dengan kencang dan lembut pada lengan atas dan
dikembangkan dengan pompa. Tekanan dalam manset dinaikkan sampai
denyut radial atau brakial menghilang. Hilangnya denyutan menunjukkan
bahwa tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri brakialis telah
tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mmHg diatas
titik hilangnya denyutan radial. Kemudian manset dikempiskan perlahan,
dan dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun palpasi. Dengan
palpasi kita hanya dapat mengukur tekanan sistolik. Sedangkan dengan
auskultasi kita dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dengan lebih
akurat (Smeltzer & Bare, 2001).

Materi dan Metode


Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum ini adalah lanset, arloji,
kertas fiber, alkhohol, kapas, gelas arloji berlapis paraffin, jarum pentul,
haemogobinometer sahli, HCl 0.1N , aquadestilata, sphygmomanometer,
stetoskop, dan dua probandus laki-laki dan perempuan.
Metode
Waktu pendarahan. Jari dibersihkan dengan kapas yang sudah
dibasahi dengan alcohol, lalu jari ditusuk dengan menggunakan lanset
yang steril, lalu ketika darah keluar dicatat setiap 30 detik, lalu kertas filter
ditempel pada darah yang keluar dari pembuluh darah kertas fileter yang
ditempelkan tidak boleh mengenai luka, kemudian dicatat waktu
pendarahan berhenti, kemudian waktu pendarahan ditentukan dari saat
darah keluar sampai pendarahan berhenti.
Pembekuan Darah. Jari dibersihkan dengan kapas yang sudah
dibasahi dengan alcohol, lalu jari ditusuk dengan lanset steril, lalu dicatat
pada waktu darah keluar, lalu satu sampai dua tetes darah dipindah
dengan cepat ke dalam gelas arloji, lalu dengan menggunakan kepala
jarum pentul setiap 30 detik darah ditusuk dan diangkat sampai terlihat
benang fibrin dan dicatat waktunya, waktu dimulai darah keluar dari
pembuluh darah sampai terbentuknya benang fibrin disebut waktu beku
darah.
Kadar Hemoglobin Dalam Darah. Tabung Sahli diisi dengan HCl
0.1 N sampai skala 10, lalu tempat pengambilan darah dibersihkan
dengan kapas alcohol dan dibiarkan kering, lalu pembuluh darah ditusuk
dengan menggunakan lanset dan darah dihisap secara perlahan dengan
menggunakan pipet Sahli dengan aspiratornya samapai batas 0.02 ml,

lalu ujung pipet dibersihkan dan segera dimasukkan kedalam tabung


Sahli, lalu tabung Sahli diletakkan diantara kedua bagian standar warna
dalam Haemoglobinometer selama 3 menit, lalu dibiarkan sampai
terbentuk asam hematin, lalu kedalam tabung ditambahkan setetes demi
setetes aquadestilata dengan menggunakan pipet tetes dan diaduk
sampai warna sama dengan warna standar, lalu tinggi permukaan cairan
tabung sahli dibaca dengan melihat skala jalur 95% yang berarti
banyaknya hemoglobin dalam gram per 100 ml darah.
Pengukuran

Tekanan

Darah.

Manset

sphygmomanometer

dililitkan pada lengan atas probandus, lalu manset dipasang lebih kurang
setinggi jantung, lalu dengan probandus yang diperiksa harusa diletakkan
dengan baik dengan siku hamper luas, lalu udara didalam manset
dipompa samapai kira-kira 180 mmHg, lalu tekanan diturunkan perlahanlahan sehingga darah yang mengalir melalui pembuluh yang terjepit dan
dindingnya hamper tertutup

akan menimbulkan gataran-getaran pada

dinding pembuluh dan dapat terdengar melalui stetoskop yang dipasang


pada arteri abrasalis didaerah fosa antekubital, desiran-desiran mula-mula
akan terdengar jika tekanan udara kantong manset mulai lebih rendah dari
tekanan systole, lalu pada waktu aliran sudah menjadi kontinyu maka
desiran terdengar dengan jelas dan sama sekali akan hilang jika tekanan
dalam manset lebih kecil dari tekanan diastole.

Hasil dan Pembahasan


A. Waktu Pendarahan
Metode yang

digunakan dalam percobaan ini yaitu untuk

mengetahui waktu pendarahan adalah dengan menggunakan metode


duke. Selain metode duke juga ada metode ivy, namun dalam percobaan
ini hanya menggunakan metode duke. Menurut Tabahhati, Sri (2011)
Prinsip kerja metode duke dibuat luka standar pada pembuluh darah,
lamanya perdarahan sampai berhenti dicatat. Pendarahan adalah
peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darah karena pembuluh tersebut
mengalami kerusakan. Kerusakan ini bisa disebabkan oleh benturan fisik,
sayatan, atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat. Pada
percobaan dalam praktikum, praktikan menghitung waktu pendarahan
menggunakan

stopwatch.

Waktu

pendarahan

adalah

waktu

diperlukan dari saat darah keluar sampai pendarahan berhenti.


Tabel 1. Waktu Pendarahan

No

Nama Probandus

Umur

Jenis

Waktu

Kelamin

Pendarahan

1 menit 2
1

M Sindhu W

Flora Nadia R.A

19

19

Laki-laki

detik

Perempua

1 menit 33

detik

yang

Data pada Tabel probandus 1 yang berjenis kelamin lelaki dan


berumur 19 tahun memiliki waktu pendarahan 1 menit 2 detik, sedangkan
probandus dua yang berjenis perempuan dan berumur 19 tahun memiliki
waktu pendarahan 1 menit 33 detik. Dari hasil tersebut maka probandus 1
dan 2 memiliki kisaran waktu pendarah normal. Menurut Guyton Kisaran
normal waktu pendarahan adalah sekitar 15 sampai 120 detik. Setelah
terjadi luka, waktu pendarahan berkaitan dengan koagulasi darah. Bagi
penderita hemofili akan mengalami kesukaran dalam proses koagulasi
sehingga waktu pendarahannya lama untuk membeku. Ada penyebab lain
lamanya waktu pendarahannya adalah kurangnya ion Ca dan vitamin K
yang sangat berperan dalam proses koagulasi darah. Biasanya penderita
akan mengalami waktu pendarahan yang sangat panjang sehingga
volume darah yang dikeluarkan semakin banyak dan dapat menyebabkan
kematian.
Hal

yang

menyebabkan

pendarahan

adalah

karena

danya

defisiensi (kekurangan) vitamin K, hemophilia, atau trombosilopenia.


Menurut poedjiadi (2006), penggumpalan darah terjadi karena fibrinogen
yaitu protein yang larut dalam plasma diubah menjadi fibrin yang berupa
jarring-jaring dan perubahan fibrinogen menjadi fibrin disebabkan oleh
thrombin yang terdapat dalam darah sebagai protrombin. Pembentukan
thrombin dari protrombin tergantung pada adanya thromboplastin dan ion
Ca++.
B. Pembekuan Darah
Pembekuan darah sangat diperlukan oleh tubuh agar dapat
menggumpalkan darah sehingga bisa mengurangi kehilangan darah
ketika saat terjadi luka. Pembekuan darah ini terjadi pada saat darah
terbentuk agak jeli dan terdapat benang-benang yang terbentuk dari fibrin.
Pembekuan darah disebut juga koagulasi darah. Faktor yang diperlukan
dalam penggumpalan darah adalah garam kalsium sel yang luka yang

membebaskan trompokinase, trombin dari protombin dan fibrin yang


terbentuk dari fibrinogen. Mekanisme pembekuan darah adalah sebagai
berikut setelah trombosit meninggalkan pembuluh darah dan pecah, maka
trombosit akan mengeluarkan tromboplastin. Bersama-sama dengan ion
Ca tromboplastin mengaktifkan protrombin menjadi trombin (Evelyn,
1989).

Tabel 2. Pembekuan Darah

No

Nama
Probandus

Umur

M Sindhu W

19

Flora Nadia R.A.

19

Jenis

Waktu

Kelamin

beku darah

4 menit 5
Laki-laki
Perempua
n

detik
4 menit 40
detik

Pada Tabel 2 probandus 1 dengan umur 19 tahun dan berjenis


kelamin laki-laki memiliki waktu beku darah selama 4 menit 5 detik,
sedangkan untuk probandus 2 yang berjenis kelamin perempuan dan
berumur 19 tahun memiliki waktu beku darah selama 4 menit 40 detik.
Waktu beku darah pada probandus 1 dan probandus 2 memiliki kisaran
normal dalam koagulasi darah. Menurut Frenson (2003) kisaran normal
untuk koagulasi darah adalah 300 detik, waktu koagulasi darah manusia
normal selama 5 menit. Factor-faktor yang mempengaruhi pembekuan
darah adalah fibrinogen, protrombin, tromboplastin, kalsium, proaselerin,
factor antihemofilia (AHG), antihemofilia factor A, globulin antihemofilia,
plasma tromboplastin Antesedan (PTA), factor antihemofili C, factor
hagemen, factor glass, dan fibrin-stabilizing factor, serta factor laki-lorand
(L-L) (Kustono, 2003). Faktor lain yang menyebabkan

kecepatan

pembekuan darah terlalu cepat dipengaruhi oleh kurang dalamnya


menusuk jari probandus sehingga darah yang mengalir keluarpun hanya
sedikit. Karena itu, waktu pembekuan darahnya akan semakin cepat bila
dibandingkan waktu pembekuan darah normal. Faktor pembekuan darah

yang mempermudah terjadinya pembekuan disebut pro koagulan Zat yang


mempengaruhi pembekuan darah yang bersifat menghambat pembekuan
darah disebut anti koagulan. Obat/kemasan untuk mencegah terjadinya
pembekuan darah disebut antikoagulansia. Suatu keadaan dimana terjadi
kelainan pembekuan darah karena difisiensi fibrinogen disebut ahipfibrinogenemia. (Anonim d, 2009).
Kelainan pada pembekuan darah salah satunya yaitu hemofilia.
Menurut Yoshua (2013), Hemofilia adalah kelainan pembekuan darah
dengan karakteristik sex-linked resesif dan autosomal resesif, disertai
masalah

perdarahan dan

kelainan

pembekuan

yang

memerlukan

penanganan multidisipliner. Gejala yang paling sering terjadi ialah


perdarahan, baik di dalam tubuh (internal bleeding) maupun di luar
tubuh (external bleeding). Penyebab hemofilia berbeda-beda, bergantung
pada tipe yang diderita.

1) Hemofilia Tipe A.
Ini adalah tipe yang cukup umum. Disebabkan oleh kurangnya
faktor VIII dalam darah, salah satu komponen pembekuan darah.

2) Hemofilia Tipe B.
Tipe ini disebabkan oleh kurangnya faktor IX dalam darah, yang
juga berperan dalam pembekuan darah.

3) Hemofilia Tipe C.
Tipe ini disebabkan kurangnya faktor XI dalam darah, yang
berperan dalam pembekuan darah. Biasanya pengidap hemofilia
tipe ini mengalami gejala yang ringan (Anonim, 2014).
Menurut purwanto (2012), Hemofilia adalah kelainan perdarahan
kongenital

yang

disebabkan

oleh

kekurangan

faktor

VIII

(faktor

antihemofilik) yang terkait dengan Hemofilia A, atau faktor IX (faktor


Christmas) yang terkait dengan Hemofilia B. Kedua hemophilia diturunkan
secara X-linked resesif, dan umumnya ditemukan pada laki-laki. Kami
melaporkan kasus seorang anak berusia 4 tahun dengan riwayat memar,
pendarahan berlebihan, disertai pembengkakan sendi yang nyeri dan
hematoma otot, yang dicurigai mengidap hemofilia. Serial tes koagulasi
dilakukan dengan hasil: jumlah trombosit, waktu perdarahan, prothrombin
time (PT),

thrombin

clotting

sedangkan activated

partial

time (TCT),

dan

fibrinogen

thromboplastin

normal,

time (APTT)

memanjang. Mixing studies dikoreksi ketika plasma normal dan adsorbed


plasma ditambahkan ke plasma pasien, yang menunjukkan defisiensi
faktor VIII merupakan penyebab hemofilia ini. Aktivitas faktor VIII 8%
menegaskan suatu hemofilia A derajat ringan.
C. Kadar Hemoglobin
Absolut Hb concentration
Hasil perhitungan kadar Hb
4,511,4
78x
=
11,511
7875
0,1
0,5 =

: 11,5 g/dl
: 11,4552 g/100ml

78x
3

(0,2).3 = 78-x
x = 78 0,6 = 77,4
Kadar Hb
a x 14,8
=
2,5
77,4 x 14,8
= 11, 4552 g/100ml
100
Pada pecobaan ini darah yang digunakan untuk mengetahui kadar
Hb-nya adalah probandus wanita. Hasilnya adalah untuk absolute Hb
consentration-nya adalah 11,5 gram/dl dan perhitungan kadar Hb-nya
adalah sebesar 11,4552 gram/100ml, dapat diketahui dari hasil tersebut

bahwa probandus wanita yang darahnya digunakan untuk mengetahui


kadar Hb-nya berada dalam keadaan tidak normal. Pada pria kadar
kandungan hemoglobin normal yang berada dalam darah adalah berkisar
antara 14-16 gram/dl. Pada wanita kadar kandungan hemoglobin normal
adalah 12-16 gram/dl. Sementara kadar Hb dalam darah probandus
didapat sebesar 11,4552 gram/dl itu artinya lebih rendah dari kadar Hb
normal. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar Hb dalam darah yaitu
umur, pakan, dan kesehatan probandus. Pada percobaan ini dapat
diketahui bahwa probandus kadar Hb darahnya berada dibawah normal,
kekurangan kadar Hb ini dapat menyebabkan Anemia (Poedjiadi, 1994).
Kadar hemoglobin pada ayam dan unggas lainnya (mg/100ml darah atau
mg%) pada kisaran yang hampir sama dengan yang dimiliki mamalia,
yaitu 11 mg% pada ayam, 13,7 mg% pada burung dara. Kadar 6 9 mg%
pada ayam masih merupakan kisaran yang normal Pada ternak seperti
sapi dan babi, kadar hemoglobinnya 12 g/100 ml, untuk kuda kadar
hemoglobinnya

mencapai

12,5

gm/100

ml,

untuk

anjing

kadar

hemoglobinnnya yang paling tinggi mencapai 13,3 g/100 ml dan untuk


domba hanya 11 g/100.
Pada praktikum pengukuran kadar hemoglobin digunakan metode
sahli, metode sahli mengandalkan pembentukan asam hematin yang
kemudian diukur kadarnya dengan cara membandingkan warna hasil
pengenceran dengan warna standart. Pada langkah- langkah cara kerja
menggunakan metode Sahli harus dilakukan penghisapan HCl yang telah
dicampurkan dengan darah yang kemudian dikeluarkan lagi dan diulang
sebanyak tiga kali hal ini digunakan untuk menghomogenkan larutan
campuran darah dan HCl serta untuk memasukan udara (O 2). Setelah
homogeny, kemudian larutan campuran didiamkan selama 8-10 menit. Hal
ini diamaksudkan agar Hb bereaksi dengan HCl sehingga dapat terbentuk
asam hematin dan kadar asam ini dapat dihitung dan sekaligus kadar Hb
juga dapat diketahui. Penggunaan HCl pada praktikum kali ini bertujuan

untuk melisiskan eritrosit Hb yang terdapat dalam eritrosit dapat keluar


dan bereaksi dengan HCl membentuk asam hematin. Menurut Ganong
(2003), kadar hemoglobin dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, keadaan
fisik, penyakit, dan cuaca.
Kelainan

pada

kadar

hemoglobin

diantaranya

Anemia,

Leukositosis, Trombositosis,Retikulositosis, Apusan darah tepi, dan


Elektroforesis Hb. Anemia seringkali agak makrositik karena adanya
sitosis, Ht berkisar dari belasan tinggi sampai 30-an rendah. Leukositosis
mungkin ada neutrofilia kronis,dan jumlah sel darah putih dapat meningkat
sampai 30.000-40.000 per mikro liter dengan krisis nyeri. Apusan darah
tepi bentuk sel darah merah yang sangat menyimpangdengan eritosit
sabit

klasik

pada

sediaan

apus

rutin.

Elektroforesis

Hb

hanya

memperlihatkan Hb S dengan sejumlah Hb F bervariasi (tidak ad Hb A)


(Waterbury,1998).
D. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding
arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut
tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi
saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai
rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa
normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah
normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2001).
Tabel 3. Tekanan Darah

Diastol
N
o

Nama Probandus

Umur

Jenis

Sistole

Kelamin

(mmHg)

(mmHg
)

Hafidh Shofwan M

19

Citra Infriastuti

19

Laki-laki
Perempua
n

110

80

115

76

Pada Tabel 3 diketahui hasil tekanan systole untuk probandus lakilaki dengan umur 19 tahun sebesar 110 mmHg dan tekanan diastolenya
sebesar 80 mmHg. Sedangkan pada probandus perempuan dengan umur
19 tahun diketahui tekanan sistolenya sebesar 115 mmHg dan diastolenya
sebesar 76 mmHg. Pada probandus laki-laki dan perempuan tekanan
darahnya normal. Menurut Frandson (2003) tekanan darah normal pada
manusia adalah 110-120 mmHg sistole dan 80-90 mmHg untuk diastole.
Factor yang mempengaruhi tekanan darah adalah jenis kelamin,
ketahanan atau panjangnya tekanan pembuluh dan keadaan dinding
pembuluhnya.
Kelainan dalam pengukuran tekanan darah tinggi yang paling sering
ditemukan adalah hipertensi dan hipotensi. Hipertensi dapat didefenisikan
sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas
140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare,
2001). Hipotensi atau Tekanan darah rendah adalah kondisi abnormal
dimana tekanan darah seseorang jauh lebih dari pada biasanya. Yang
dapat menyebabkan gejala pusing/tidak bisa berpikir secara jernih atau
bergerak dengan mantap (light headedness). Jika tekanan darah
terlampau rendah, aliran darah ke jantung, otak, dan organ vital lainnya
tidak cukup.

Kesimpulan
Waktu pendarahan. Pada probandus laki-laki waktu pendarahannya
1 menit 2 detik dan pada probandus perempuan waktu pendarahannya 1
menit 33 detik .
Waktu Beku Darah. Pada probandus laki-laki waktu beku darahnya
selama 4 menit 5 detik, sedangkan pada probandus perempuan waktu
beku darahnya sebesar 4 menit 40 detik.
Kadar Hemoglobin. Pada praktikum ini kadar hemoglobin pada
probandus wanita diketahu sebesar 11,4552 g/100ml. sedangkan absolute
konsentrasi Hb sebesar 11,5 g/dl.
Pengukuran

Tekana

Darah.

Pada

probandus

pria

tekanan

sistolenya sebesar 110 mmHg dan diastolenya sebesar 80 mmHg.


Sedangkan pada probandus perempuan tekanan sistolenya sebesar 115
mmHg dan diastolenya sebesar 76 mmHG

Daftar Pustaka

Anonim. 2009.Antikoagulan.http://www.antikoagulan_jevuska.html.
Diakses pada sabtu 7 Maret 2015 pukul 23.51 WIB.
Anonim. 2014. Hemofilia. http://meetdoctor.com Diakses pada Sabtu 7
Maret 2015 pukul 0.22 WIB.
Bare BG., Smeltzer SC. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC.
Evelyn, Pearce. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:
Gramedia.
Frandson, R.d. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: UGM
Press
Ganong, W. F. 2003. Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.
Kustono. 2003. Fisiologi Peternakan. Yogyakarta: Fakultas Peternakan
UGM.
Murray, Robert K. Granner, Peter A Mayes; Viktor W. Rodwell. 2003.
Biokimia Harper. Jakarta: EGC
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Indonesia University
Press.Jakarta
Poedjadi, Anna. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas
Indonesia
Purwanto, Diana S.2012. HAEMOPHILIA. Jurnal biomedik. Vol 4 (3)
Suharti. 2006 . Dasar-dasar hemostasis .In: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I,editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta:
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Tabahhati,Sri.,Budiono,uripni.,dan
Sofyan,Mohammad.2011.Perbedaan
Pengaruh Pemberian Propofol Dan Etomidat Terhadap
Agregasi Trombosit. Jurnal Anestesiologi Indonesia. Vol 3 (1),
hal 1.

Waterbury, Larry.1998. Buku saku Hematologi alih bahasa Sugi Suhandi.


Jakarta : EGC.
Yoshua, Vincentius., Angliadi, Engeline.2013. REHABILITASI MEDIK
PADA HEMOFILIA. JURNAL BIOMEDIK. Vol 5 (2)

Anda mungkin juga menyukai