Makalah Audit Kecurangan
Makalah Audit Kecurangan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Didalam suatu perusahan pasti terdapat bagian bagian perusahaan,
bagian bagian ini dibedakan dengan devisi. Semakin banyaknya devisi
didalam perusahaan,maka semakin besar prosentasi terdapat
kecurangan,baik didalam devisi itu sendiri atau dengan devisi lain
bahkan antar perusahaan. Secara umum kita mengetahui bahwa
Management is responsible for establishing, maintaining and
monitoring a well-balanced control environment in the Corporation".
Mungkin banyak diantara kita sudah mengetahui bahwa pada Februari
1997, ASB (Auditing Standards Board) mengeluarkan Statement on
Auditing Standards (SAS) Nomor 82 yang berjudul Consideration of
Fraud in a Financial Statement Audit. guna mengklarifikasi tanggung
jawab auditor dalam mendeteksi dan melaporkan kecurangan (fraud)
yang terjadi dalam laporan keuangan. Kongkritnya tampak pada
kalimat berikut ini: Auditor bertanggungjawab untuk merencanakan
dan melaksanakan audit guna mendapatkan keyakinan memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang
disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. Kata kuncinya adalah
keyakinan memadai. Tingkat keyakinan ini jelas subjektif sifatnya
namun apakah yang dimaksud dengan Fraud itu pada tingkat minimal
tertentu haruslah merupakan kesepakatan bersama. Berikut ini adalah
sedikit gambaran tentang Fraud. Fraud (kecurangan) merupakan
penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian tanpa
disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan
keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi
karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan atau
dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya
pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Pengertian Audit Kecurangan
Sebenarnya istilah kecurangan sering kita dengar sehari hari, jadi
kecurangan tidak asing bagi kita, akan tetapi disini kecurangan
Karakteristik Kecurangan
Sebelum kita bahas lebih lanjut ada baiknya kita bahas dulu mengenai
kecurangan itu sendiri. Kecurangan (fraud) perlu dibedakan dengan
kesalahan
(Errors).
Kesalahan
dapat
dideskripsikan
sebagai
Unintentional Mistakes (kesalahan yang tidak di sengaja). Kesalahan
dapat terjadi pada setiap tahapan dalam pengelolaan transaksi
terjadinya transaksi, dokumentasi, pencatatan dari ayat-ayat jurnal,
b.
c.
d.
e.
Penyebab Sekunder.
a. A Perk
Kurang pengendalian, mengambil keuntungan aktiva organisasi
dipertimbangkan sebagai suatu tunjangan karyawan.
b. Hubungan antar pemberi kerja/pekerja yang jelek
Yaitu saling kepercayaan dan penghargaan telah gagal. Pelaku dapat
mengemukakan alasan bahwa kecurangan hanya menjadi
kewajibannya.
c. Pembalasan dendam (Revenge).
Ketidaksukaan
yang
hebat
terhadap
organisasi
dapat
mengakibatkan pelaku berusaha merugikan organisasi tersebut.
d. Tantangan (Challenge).
Karyawan yang bosan dengan lingkungan kerja mereka dapat
mencari stimulasi dengan berusaha untuk memukul sistem,
sehingga mendapatkan suatu arti pencapaian (a sense of
achievement), atau pembebasan frustasi (relief of frustation) 2.3
Tanda-Tanda Peringatan Untuk Kecurangan Meskipun pada suatu
kesempatan pemeriksa intern melakukan penugaan langsung dalam
penyelidikan kecurangan yang dicurigai atau aktual, bagian yang
lebih besar dari usahanya yang berorientasi kecurangan merupakan
suatu bagian yang integral dari penugasan audit yang lebih luas.
Usaha yng berorientasi pada kecurangan ini dapat dalam bentuk
prosedur khusus, termasuk dalam program audit yang lebih luas.
Usaha yang berorientasi kecurangan tersebut dapat termasuk
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Penyalahgunaan dana kas kecil.
Dana kas kecil dapat digunakan untuk pribadi atau tujuan lain yang
tidak diotorisasi. Dalam kasus tertentu, dokumen pendukung dapat
dipalsukan untuk menutup kekurangan.
11.
Pemindahan aktiva.
Dalam kasus tertentu mungkin terjadi pemindahan dana antar akun
bank dalam berbagai divisi atau perusahaan afiliasi. Pemindahan
dana tersebut mungkin digunakan untuk mengkamuflasekan
pengeluaran atau penggunaan dana yang tidak disetujui.
12.
Potongan yang berlebihan kepada pelanggan.
Dalam kasus tertentu, potongan atau pengurangan harga penjualan
mungkin lebih dinyatakan (overstated). Juga pelanggan istimewa
mungkin kurang dibebani untuk mendapatkan imbalan balik.
13.
Benturan kepentingan.
Hal ini dapat terjadi dalam berbagai bagian dari suatu perusahaan,
meliputi keluarga karyawan dengan kepentingan luar, atau
berkaitan dengan perusahaan yang berhubungan.
14.
Sogokan atau korupsi yang lain
Pembayaran untuk mendapatkan usaha dapat dilakukan kepada
pejabat luar negeri.
15.
Penyalahgunaan penerimaan.
Dengan melalui cek pelanggan yang masuk, dicatat sebagai hutang
kepada seorang karyawan daripada kepada perusahaan. Karyawan
tersebut dapat mencairkan cek dan mendapatkan dana perusahaan.
3.4 Tanggung Jawab Atas Audit Kecurangan
Kecurangan dan Tanggung Jawab Auditor Intern The Institute of Internal
auditors menerbitkan Statement on Internal Auditing Standars (SIAS
No.3) mengenai pencegahan (deterrence), deteksi (detection),
penyelidikan (investigation), dan pelaporan (reporting) kecurangan,
pada Juni 1985. konklusi utama dari pernyataan tersebut relative
terhadap pencegahan atau deteksi kecurangan adalah sebagai
berikut :
a. Pencegahan Kecurangan.
Pencegahan kecurangan merupakan tanggungjawab manajemen.
Pemeriksaan intern bertanggungjawab untuk menguji dan menilai
kecukupan dan efektivitas dari tindakan yang diambil oleh
manajemen untuk memenuhi kewajiban tersebut.
b. Deteksi atau Penemuan Kecurangan.
Pemeriksa intern harus mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang
kecurangan
dan
dapat
mengidentifikasi
idikator