Disusun oleh:
Joachmin Audry
(150610132001)
(150610130131)
Fikia Doeana M
(150610130134)
Mahdiah Maydita
(150610130135)
Iqbal Musthofa
(150610130136)
Mugi Bentang
(150610120145)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Sosiologi
Pertanian. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Arif selaku dosen mata kuliah
Perdagangan Internasional yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai ilmu ekonomi pertanian. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya dan dapat
berguna bagi diri kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang dapat membangun demi perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2.
Rumusan Masalah
1.3.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
10
13
DAFTAR PUSTAKA
14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Raymond Vernon (1966)
internasional (international product life cycle theory). Bertolak dari keyakinan bahwa
inovasi membutuhkan biaya besar dan hanya konsumen berpendapatan tinggi yang
mampu membayarnya,maka terobosan industrial cenderung terjadi di negara maju
(negara kaya).Dengan berjalannya waktu dan hasil inovasi menjadi baku
(terstandardisasi), aspek biaya produksi menjadi semakin menentukan daya saing.
Mengingat rata-rata upah di negara berkembang jauh lebih rendah dibanding negara
maju, maka tanpa diminta pun para pengusaha dari negara maju akan memindahkan
usahanya ke negara berkembang.
Ada ketidak sesuaian asumsi teori H-O sehingga menimbulkan berbagai
pertanyaan. Teori siklus kehidupan produk merupakan jawaban atas kegagalan teori
H-O yaitu bahwa jalan hidup suatu produk menimbulkan keunggulan komparatif
pada tiap tahap menciptakan perdagangan. Menurut model ini, pada tahap awal
penciptaan sebuah produk baru dan pengenalannya ke pasar, biasanya proses
produksinya mensyaratkan tenaga kerja terampil namun begitu produk itu matang dan
telah memperoleh pasar yang luas, maka produk itupun menjadi standar
(Salvatore:1997).
Menurut Sak Onkvisit dan John J. Shaw, berdasarkan teori IPLC terdapat lima
tahapan, yaitu tahap I sampai tahap V yang memberi gambaran tentang
perkembangan suatu produk. Tahapan-tahapan itu adalah (Hamdy:2001) :
1. Inovasi lokal
2. Inovasi di luar negeri
3. Maturity
4. Imitasi di luar
5. Pembalikan
Para pengusaha negara maju tersebut terus berkonsentrasi untuk menciptakan
inovasi baru dan masuk pada industriindustri dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Jadi, negara berkembang sepantasnya memiliki ilmu tahu diridalam program
industrialisasi. Industri-industri padat karya,padat sumber daya alam, dan memiliki
potensi polusi yang tinggi, biasanya yang akan lebih dulu digeser ke negara
berkembang. Negara maju hanya akan mengimpor produk jadi dari industri-industri
tersebut.Dengan demikian, negara maju tetap dapat menikmati produk tersebut
dengan harga lebih murah, tetapi konsekuensi negatifnya dapat dihindari.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa itu Teori Siklus Kehidupan Produk?
2. Bagaimana analisa dasar Teori Siklus Kehidupan Produk?
1.3.
Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Teori Siklus Kehidupan Produk
2. Untuk mengetahui analisa dasar Teori Siklus Kehidupan Produk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
bahwa suatu produk akan mengalami tahap-tahap: muncul, matang, dan mati.
Penggunaan model Siklus Kehidupan Produk dalam teori perdagangan intemasional,
atau yang dalam tulisan ini disebut Teori PLC, dikemukakan oleh Raymond Vernon,
dalam tulisannya yang berjudul International Investment and International Trade
in the Product Cycle (1966), yang dilanjutkan pembahasannya, oleh penulis yang
sama, dalam Sovereign at Bay (1971), The Product Cycle Hypothesis in A
New International Environment (1979), dan dalam Sovereignty at Bay, Ten years
After (1981). Dalam Teori PLC tahap "mati" nya suatu produk dapat ditunda melalui
perdagangan internasional dan melalui pengembangan industri nasional menjadi
industri multinasional.
Teori PLC adalah teori perdagangan intemasional dinamik yang mampu
menjelaskan tentang:
a. kenyataan pola dan arah perdagangan dunia yang terjadi, yaitu dominasi
perdagangan antar sesama negara maju yang relatif kaya akan capital
b. timbulnya
kekuasaan
pasar,
menghadapi
menjelaskan
perdagangan,
teori
PLC
tidak
terlalu
menekankan
pada
doktrin Comparative Cost seperti pada pendahulunya, Klasik dan Neo Klasik,
terutama pada tahap-tahap awal dari siklus kehidupan produk, tetapi lebih pada:
1) dorongan melakukan innovation dan invention yang ditimbulkan oleh adanya
Teori PLC menjelaskan macam komoditi yang diperdagangkan antar Negara maju,
yaitu komoditas yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. harganya tinggi, karena pengembangan dan penyempurnaannya memer-lukan
biaya R&D yang tinggi, sehingga cenderung masuk kategori barang mewah
terutama pada tahap awal pemunculannya;
b. merupakan barang konsumsi untuk konsumen yang berpenghasilan tinggi;
c. hemat tenaga kerja, atau dengan kata lain komoditi yang memungkinkan
blade). Roller blade pernah menjadi sangat popular pada masa jayanya. Blade Inc.
secara cepat menjadi pemimpin pasar dalam hal memproduksi roller blade di
Amerika.
Harga saham dari Blade Inc. per 3 tahun lalu sebesar $ 20/lembar saham.
Namun demikian, harga saham tersebut terus menurun seiring dengan penjualannya.
Harga saham Blade Inc. tahun lalu adalah sebesar $12/lembar saham.
Oleh karena adanya masalah tersebut, pihak manajemen dari Blade Inc.
mempertimbangkan untuk mengurangi biaya produksinya dengan cara mengimpor
bahan bakunya berupa karet dan plastic dari Thailand. Dan bukan sesuatu hal yang
tidak mungkin apabila nantinya Blade Inc. akan membuka anak perusahaan di
Thailand.
Keuntungan yang diperoleh Blade Inc., dengan mengimpor atau mengekspor
barang ke luar negeri yaitu memperoleh harga bahan baku yang jauh lebih murah
dibandingkan apabila perusahaan membelinya dari distributor yang biasanya.
Kerugian jangka pendek yang harus dihadapi oleh Blade Inc., dengan
melakukan perdagangan luar negeri yaitu:
1) Memperbesar jumlah ekspor dari Thailand
2) Memperlemah penjualan karet di USA
3) Adanya kemungkinan untuk terjadinya keterlambatan pengiriman
4) Kesulitan untuk mengklaim apabila ada ketidaksesuaian
Kerugian jangka panjang yang harus dihadapi oleh Blade Inc., dengan
melakukan perdagangan luar negeri yaitu adanya kemungkinan produk yang
diproduksi oleh Blade Inc. ditiru oleh perusahaan dari Thailand.
Teori bisnis internasional jangka pendek yang berhubungan dengan kasus
Blade Inc. yaitu teori keunggulan komparatif. Teori yang mengemukakan tentang
adanya perbedaan keunggulan yang dimiliki oleh setiap daerah dan menyebabkan
ini
menyatakan
bahwa
untuk
tetap
mempertahankan
keunggulan
dengan teori PLC (Product Life Cycle Theory) yangdikemukakan oleh Raymond
vernon mampumenjelaskan kenyataan perdagangan saat ini, yaitu perdagangan antar
negara maju yang memiliki relativefactor endowment yang sama. Teori perdagangan
ini muncul karena ketidakmampuan Teori H-O menjawab fenomena tersebut. Teori
PLC menjelaskan perdagangan dari suatu produk yang memiliki karakteristik mewah
dan hemat tenaga kerja, yang merupakan produk perdagangan antar negara maju,
untuk menjawab dominasi perdagangan antar negara maju.
Perbaikan suatu teori adalah perbaikan semakin menuju kenyataan. Yang
memisahkan teori dari kenyataan adalah asumsi. Perbaikan suatu teori adalah
perbaikan terhadap asumsinya. Perbaikan yang dilakukan oleh teori H-O terhadap
teori Klasik adalah melalui perbaikan atas beberapa asumsi Klasik yang terlalu jauh
dari kenyataan. Dua perbaikan utama teori H-O terhadap asumsi Klasik adalah
perbaikan terhadap asumsi input dan perbaikan terhadap asumsi spesialisasi penuh
(complete specialisation). Teori H-O tetap saja masih merupakan teori perdagangan
komperatif statik sama seperti teori klasik. Asumsinya yaitu hampir semua besaran
(variabel) dalam perekonomian adalah variabel yang statik, dianggap tetap, tidak
berubah, atau diasumsikan exogeneous (perubahannya ditentukan di luar model).
6
variabel yang diasumsikan fixed dan exogeneous pada teori H-O, pada kenyataannya
selalu berubah sepanjang waktu dan perubahannya terjadi di dalam model
(endogeneous). Teori H-O hanya dapat
perdagangan antar negara yang kaya tenaga kerja dengan negara yang kaya kapital,
yang pada kenyataannya hanya merupakan sekitar 40% dari volume perdagangan
dunia.
Kelemahan teori H-O ini memberikan peluang timbulnya teori perdagangan
internasional baru yang mampu menjelaskan fenomena terjadinya 60% perdagangan
antar negara maju, yaitu teori PLC. Teori baru ini tidak menganggap variabel dalam
perekonomian sebagai fixed dan exogeneous, tetapi percaya bahwa variabel-variabel
tersebut senantiasa berubah dan perubahannya terjadi di dalam model, dan (malah)
menggunakan perubahan variabel-variabel tersebut sebagai driving motives timbulnya
perdagangan internasional. Karena dalam teori PLC variabel ekonomi senantiasa
dianggap berubah maka teori PLC disebut teori perdagangan internasional yang
dinamik.
Ada beberapa perbandingan antara Teori PLC dan Teori H-O yaitu :
Dalam teori PLC jumlah dan kualita faktor produksi dan teknologi berubah.
Dan dalam teori H-O dianggap tetap.
oligopoli.
Dalam
teori
H-O
kondisi
persaingannya
Dalam teori PLC perdagangan luar negeri tidak harus perdagangan bebas
dikenakan tarif impor. Sedangkan dalam teori H-O perdagangan bebas
atau Free Trade).
2.4.
adalah model Daur hidup produk internasional (International Product Life Cycle
IPLC), yakni sebuah model yang menjelaskan mengapa suatu produk yang mulamula sebagai ekspor sebuah negara akhirnya mejadi impor. Konsep ini biasa
berkaitan dengan inovasi dalam pola perdagangan. Berikut akan dibahas bahwa ada
empat tahap yang dilalui sebuah produk baru yaitu :
1) Ekspor AS
Pada sebuah negara yang memiliki penduduk dengan konsumen
berpenghasilan tertinggi didunia, maka akan semakin besar kebutuhan
penduduk tersebut. Disini peran pabrikan tersebut mencari cara agar selalu
dapat memuaskan kebutuhannya. Karena itu, perusahaan akan selalu
mempertahankan keadaaan yang mendukung pengembangan produk tersebut
seperti memelihara laboratorium penelitian dan pengembangan sampai pada
tetap melakukan kontak pada pemasok bahan baku produk. Dengan mendekati
pasar, manajamen dapat dengan cepat bereaksi terhadap umpan pelanggan.
Hal ini membuat Amerika lebih maju dalam memperkenalkan produk baru
sehingga pasar ekspornya pun berkembang.
2) Produksi Luar Negeri Dimulai
Konsumen luar negeri terutama negara maju mempunyai kebutuhan
dan kemampuan membeli. Volume ekspor tumbuh untuk mendukung
produksi lokal. Bila inovatornya perusahaan multinasional, maka ia akan
mengirim kepada ke anak-anak perusahaannya masing-masing informasi
tentang bagaimana cara memproduksi produk baru. Bila tidak ada afiliasi,
para pelaku bisnis akan berusaha memperoleh lisensi untuk memproduksinya
sehingga dimulailah produksi luar negeri.
3) Persaingan Luar Negeri dalam Pasar Ekspor
Begitu pabrikan luar negeri telah memperoleh pengalaman dalam
pemasaran dan produksi biaya-biaya akan turun. Kejenuhan pasar lokal akan
menyebabkan mereka mencari pembeli dilain tempat. Mereka bahkan bisa
menjual lebih murah daripada produksi Amerika. Pada tahap inilah diketahui
persaingan ekspor diluar negeri dan akibatnya penjualan perusahaanperusahaan Amerika akan merosot.
4) Persaingan Impor di Amerika Serikat.
Bila penjualan ekspor dan domestik memungkinkan produsen luar
negeri memperoleh skala ekonomi yang dinikmati perusahaan Amerika
mereka dapat mencapai titik dimana mereka dapat bersaing dengan Amerika
2.5.
dimana kurva tersebut umumnya terbagi menjadi empat tahap sebagai berikut :
1. Tahap perkenalan (introduction)
Merupakan periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat produk itu
diperkenalkan ke pasar. Pada tahap ini tidak ada laba karena besarnya biayabiaya untuk memperkenalkan produk.
2. Tahap pertumbuhan (growth)
Merupakan periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan laba yang
besar.
3. Tahap kematangan (maturity)
Merupakan periode penurunan pertumbuhan penjualan karena produk itu telah
diterima oleh sebagian besar calon pembeli. Laba akan stabil atau menurun
karena persaingan yang meningkat.
4. Tahap penurunan (decline)
Merupakan periode saat penjualan menunjukkan arah yang menurun dan laba
yang menipis.
10
2.
3.
11
4.
Jika
strategi
ini
tidak
berhasil,
maka
akan
timbul
masa
Pusatkan perhatian pada pasar yang masih ada harapan, untuk pasar yang
lain dihentikan.
12
BAB III
KESIMPULAN
1. Teori Siklus Kehidupan Produk (Product Life Cycle atau PLC) menjelaskan
bahwa suatu produk akan mengalami tahap-tahap: muncul, matang, dan mati.
Dalam Teori PLC tahap "mati" nya suatu produk dapat ditunda melalui
perdagangan internasional dan melalui pengembangan industri nasional menjadi
industri multinasional.
2. Munculnya Teori Siklus Kehidupan Produk (Product Life Cycle Theory) mampu
dimana kurva tersebut umumnya terbagi menjadi empat tahap sebagai berikut:
Tahap
perkenalan (introduction),
Tahap
pertumbuhan (growth),
13
Tahap
DAFTAR PUSTAKA
Barnet, Richard J. and Muller, Ronald E., Global Reach: The Power of the
Multinationan Corporations, New York: Simon and Schuster,
1974. Hogendorn, Jan S. and Brown, Wilson B, The New International
Economics, Massachussetts: Addison-Wesley Publishing Company, 1979.
Raymond, Vernon. 1966. International Investment and International Trade in
Product Cycle. The Quarterly Journal of Economics.
Endang Sih Prapti. 1991. Derivasi Teori Siklus Kehidupan Produk (Product Life
Cycle
Theory:
Jawaban
Atas
Kegagalan
14
Teori
Hechscher-Ohlin.