Anda di halaman 1dari 17

TUGAS 4

TEORI PRODUCT LIFE CYCLE ATAU YANG BIASA DISEBUT TEORI


SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK (RAYMOND VERNON)
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perdagangan
Internasional

Disusun oleh:
Joachmin Audry

(150610132001)

Rahmadian Melati (150610130132)


Farras A. Hady

(150610130131)

Fikia Doeana M

(150610130134)

Mahdiah Maydita

(150610130135)

Iqbal Musthofa

(150610130136)

Mugi Bentang

(150610120145)

Anggy Ginanjar M (150610090038)


AGRIBISNIS - A
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Jatinangor
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Sosiologi
Pertanian. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Arif selaku dosen mata kuliah
Perdagangan Internasional yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai ilmu ekonomi pertanian. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya dan dapat
berguna bagi diri kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang dapat membangun demi perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Jatinangor, 25 Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

1.2.

Rumusan Masalah

1.3.

Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1.

Definisi dan Pengertian Teori Siklus Kehidupan Produk

2.2.

Contoh Kasus Teori Siklus Kehidupan Produk

2.3.

Analisa Dasar Teori Siklus Kehidupan Produk

2.4.

Ilustrasi Teori Siklus Kehidupan Produk

2.5.

Data dan Kurva Teori Siklus Kehidpan Produk

10

BAB III KESIMPULAN

13

DAFTAR PUSTAKA

14

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Raymond Vernon (1966)

mengemukakan teori daur hidup produk

internasional (international product life cycle theory). Bertolak dari keyakinan bahwa
inovasi membutuhkan biaya besar dan hanya konsumen berpendapatan tinggi yang
mampu membayarnya,maka terobosan industrial cenderung terjadi di negara maju
(negara kaya).Dengan berjalannya waktu dan hasil inovasi menjadi baku
(terstandardisasi), aspek biaya produksi menjadi semakin menentukan daya saing.
Mengingat rata-rata upah di negara berkembang jauh lebih rendah dibanding negara
maju, maka tanpa diminta pun para pengusaha dari negara maju akan memindahkan
usahanya ke negara berkembang.
Ada ketidak sesuaian asumsi teori H-O sehingga menimbulkan berbagai
pertanyaan. Teori siklus kehidupan produk merupakan jawaban atas kegagalan teori
H-O yaitu bahwa jalan hidup suatu produk menimbulkan keunggulan komparatif
pada tiap tahap menciptakan perdagangan. Menurut model ini, pada tahap awal
penciptaan sebuah produk baru dan pengenalannya ke pasar, biasanya proses
produksinya mensyaratkan tenaga kerja terampil namun begitu produk itu matang dan
telah memperoleh pasar yang luas, maka produk itupun menjadi standar
(Salvatore:1997).
Menurut Sak Onkvisit dan John J. Shaw, berdasarkan teori IPLC terdapat lima
tahapan, yaitu tahap I sampai tahap V yang memberi gambaran tentang
perkembangan suatu produk. Tahapan-tahapan itu adalah (Hamdy:2001) :
1. Inovasi lokal
2. Inovasi di luar negeri
3. Maturity

4. Imitasi di luar
5. Pembalikan
Para pengusaha negara maju tersebut terus berkonsentrasi untuk menciptakan
inovasi baru dan masuk pada industriindustri dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Jadi, negara berkembang sepantasnya memiliki ilmu tahu diridalam program
industrialisasi. Industri-industri padat karya,padat sumber daya alam, dan memiliki
potensi polusi yang tinggi, biasanya yang akan lebih dulu digeser ke negara
berkembang. Negara maju hanya akan mengimpor produk jadi dari industri-industri
tersebut.Dengan demikian, negara maju tetap dapat menikmati produk tersebut
dengan harga lebih murah, tetapi konsekuensi negatifnya dapat dihindari.
1.2.

Rumusan Masalah
1. Apa itu Teori Siklus Kehidupan Produk?
2. Bagaimana analisa dasar Teori Siklus Kehidupan Produk?

1.3.

Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Teori Siklus Kehidupan Produk
2. Untuk mengetahui analisa dasar Teori Siklus Kehidupan Produk.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Definisi dan Pengertian Teori Siklus Kehidupan Produk


Teori Siklus Kehidupan Produk (Product Life Cycle atau PLC) menjelaskan

bahwa suatu produk akan mengalami tahap-tahap: muncul, matang, dan mati.
Penggunaan model Siklus Kehidupan Produk dalam teori perdagangan intemasional,
atau yang dalam tulisan ini disebut Teori PLC, dikemukakan oleh Raymond Vernon,
dalam tulisannya yang berjudul International Investment and International Trade
in the Product Cycle (1966), yang dilanjutkan pembahasannya, oleh penulis yang
sama, dalam Sovereign at Bay (1971), The Product Cycle Hypothesis in A
New International Environment (1979), dan dalam Sovereignty at Bay, Ten years
After (1981). Dalam Teori PLC tahap "mati" nya suatu produk dapat ditunda melalui
perdagangan internasional dan melalui pengembangan industri nasional menjadi
industri multinasional.
Teori PLC adalah teori perdagangan intemasional dinamik yang mampu
menjelaskan tentang:
a. kenyataan pola dan arah perdagangan dunia yang terjadi, yaitu dominasi
perdagangan antar sesama negara maju yang relatif kaya akan capital
b. timbulnya

perusahan-perasahaan multinasional (MNCs), yaitu bagaimana

perusahaan-perusahaan oligopolies mencapai

kekuasaan

pasar,

menghadapi

persaingan dan mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar, dan mencapai


skala ekonomis yang esensial melalui ukuran usahanya yang besar. Dan
selanjutnya, bagaimana oligopolies mengambil keuntungan dari investasi dasar
yang telah dibuat dalam R & D, pengemasan, komunikasi, dan teknik pemasaran,
untuk memperluas operasinya ke daerah geografis baru dengan penghematan
yang besar, sehingga mampu meraih kekuatan pasar sebagai perusahaanperusahaan dunia;

c. ekspansi perusahaan-perusahaan dunia para oligopolies ke LDCs. Untuk

menjelaskan

perdagangan,

teori

PLC

tidak

terlalu

menekankan

pada

doktrin Comparative Cost seperti pada pendahulunya, Klasik dan Neo Klasik,
terutama pada tahap-tahap awal dari siklus kehidupan produk, tetapi lebih pada:
1) dorongan melakukan innovation dan invention yang ditimbulkan oleh adanya

ketakutan dan harapan di pasar;


2) ketepatan waktu untuk melakukan innovation dan invention;
3) arti penting komunikasi untuk memecahkan masalah ketidakpedulian terhadap

produk dan ketidakpastian teknologis;


4) memanfaatkan skala ekonomis;
5) strategi untuk mencapai penguasaan pasar.

Teori PLC menjelaskan macam komoditi yang diperdagangkan antar Negara maju,
yaitu komoditas yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. harganya tinggi, karena pengembangan dan penyempurnaannya memer-lukan

biaya R&D yang tinggi, sehingga cenderung masuk kategori barang mewah
terutama pada tahap awal pemunculannya;
b. merupakan barang konsumsi untuk konsumen yang berpenghasilan tinggi;
c. hemat tenaga kerja, atau dengan kata lain komoditi yang memungkinkan

penggantian tenaga kerja dengan kapital.


2.2.

Contoh Kasus Teori Siklus Kehidupan Produk


Blade Inc., merupakan perusahaan yang memproduksi sepatu roda (roller

blade). Roller blade pernah menjadi sangat popular pada masa jayanya. Blade Inc.
secara cepat menjadi pemimpin pasar dalam hal memproduksi roller blade di
Amerika.

Harga saham dari Blade Inc. per 3 tahun lalu sebesar $ 20/lembar saham.
Namun demikian, harga saham tersebut terus menurun seiring dengan penjualannya.
Harga saham Blade Inc. tahun lalu adalah sebesar $12/lembar saham.
Oleh karena adanya masalah tersebut, pihak manajemen dari Blade Inc.
mempertimbangkan untuk mengurangi biaya produksinya dengan cara mengimpor
bahan bakunya berupa karet dan plastic dari Thailand. Dan bukan sesuatu hal yang
tidak mungkin apabila nantinya Blade Inc. akan membuka anak perusahaan di
Thailand.
Keuntungan yang diperoleh Blade Inc., dengan mengimpor atau mengekspor
barang ke luar negeri yaitu memperoleh harga bahan baku yang jauh lebih murah
dibandingkan apabila perusahaan membelinya dari distributor yang biasanya.
Kerugian jangka pendek yang harus dihadapi oleh Blade Inc., dengan
melakukan perdagangan luar negeri yaitu:
1) Memperbesar jumlah ekspor dari Thailand
2) Memperlemah penjualan karet di USA
3) Adanya kemungkinan untuk terjadinya keterlambatan pengiriman
4) Kesulitan untuk mengklaim apabila ada ketidaksesuaian
Kerugian jangka panjang yang harus dihadapi oleh Blade Inc., dengan
melakukan perdagangan luar negeri yaitu adanya kemungkinan produk yang
diproduksi oleh Blade Inc. ditiru oleh perusahaan dari Thailand.
Teori bisnis internasional jangka pendek yang berhubungan dengan kasus
Blade Inc. yaitu teori keunggulan komparatif. Teori yang mengemukakan tentang
adanya perbedaan keunggulan yang dimiliki oleh setiap daerah dan menyebabkan

terjadinya perdagangan internasional. Sedangkan teori bisni internasional jangka


panjang yang berhubungan dengan kasus Blade Inc. yaitu teori siklus hidup produk.
Teori

ini

menyatakan

bahwa

untuk

tetap

mempertahankan

keunggulan

komparatifnya, perusahaan harus pandai mencari celah untuk mengurangi biaya


transportasi. Salah satunya dengan mendirikan anak perusahaan di luar negeri. Hal ini
juga dapat memperpanjang daur hidup produk.
Rencana jangka panjang yang dapat diterapkan oleh Blade Inc. selain
mendirikan perusahaan di Thailand yaitu dengan melakukan kerjasama dengan
perusahaan yang ada di Thailand (joint venture).
2.3.

Analisa Dasar Teori Siklus Kehidupan Produk


Munculnya teori baru yaitu Teori Siklus KehidupanProduk atau dikenal

dengan teori PLC (Product Life Cycle Theory) yangdikemukakan oleh Raymond
vernon mampumenjelaskan kenyataan perdagangan saat ini, yaitu perdagangan antar
negara maju yang memiliki relativefactor endowment yang sama. Teori perdagangan
ini muncul karena ketidakmampuan Teori H-O menjawab fenomena tersebut. Teori
PLC menjelaskan perdagangan dari suatu produk yang memiliki karakteristik mewah
dan hemat tenaga kerja, yang merupakan produk perdagangan antar negara maju,
untuk menjawab dominasi perdagangan antar negara maju.
Perbaikan suatu teori adalah perbaikan semakin menuju kenyataan. Yang
memisahkan teori dari kenyataan adalah asumsi. Perbaikan suatu teori adalah
perbaikan terhadap asumsinya. Perbaikan yang dilakukan oleh teori H-O terhadap
teori Klasik adalah melalui perbaikan atas beberapa asumsi Klasik yang terlalu jauh
dari kenyataan. Dua perbaikan utama teori H-O terhadap asumsi Klasik adalah
perbaikan terhadap asumsi input dan perbaikan terhadap asumsi spesialisasi penuh
(complete specialisation). Teori H-O tetap saja masih merupakan teori perdagangan
komperatif statik sama seperti teori klasik. Asumsinya yaitu hampir semua besaran
(variabel) dalam perekonomian adalah variabel yang statik, dianggap tetap, tidak
berubah, atau diasumsikan exogeneous (perubahannya ditentukan di luar model).
6

variabel yang diasumsikan fixed dan exogeneous pada teori H-O, pada kenyataannya
selalu berubah sepanjang waktu dan perubahannya terjadi di dalam model
(endogeneous). Teori H-O hanya dapat

menjelaskan kenyataan terjadinya

perdagangan antar negara yang kaya tenaga kerja dengan negara yang kaya kapital,
yang pada kenyataannya hanya merupakan sekitar 40% dari volume perdagangan
dunia.
Kelemahan teori H-O ini memberikan peluang timbulnya teori perdagangan
internasional baru yang mampu menjelaskan fenomena terjadinya 60% perdagangan
antar negara maju, yaitu teori PLC. Teori baru ini tidak menganggap variabel dalam
perekonomian sebagai fixed dan exogeneous, tetapi percaya bahwa variabel-variabel
tersebut senantiasa berubah dan perubahannya terjadi di dalam model, dan (malah)
menggunakan perubahan variabel-variabel tersebut sebagai driving motives timbulnya
perdagangan internasional. Karena dalam teori PLC variabel ekonomi senantiasa
dianggap berubah maka teori PLC disebut teori perdagangan internasional yang
dinamik.
Ada beberapa perbandingan antara Teori PLC dan Teori H-O yaitu :

Dalam teori PLC, permintaan dan penawaran komoditas perdagangan


mengalami perubahan, karena variabel-variabel yangmempengaruhinya
berubah/bergerak. Sedangkan dalam teori H-O kondisipermintaan dan
penawaran tetap, karena adanya asumsi ceteris paribus.

Dalam teori PLC pengetahuan dan peningkatan pengetahuan merupakan


variabel penentu dalam keputusan perdagangan dan investasi. Sedangkan
dalam teori H-Opengetahuan dianggap tidak berpengaruh atau given, dan
perubahannya terjadi diluar model.

Dalam teori PLC jumlah dan kualita faktor produksi dan teknologi berubah.
Dan dalam teori H-O dianggap tetap.

Dalam teori PLC kondisi persaingan dalam perdagangan berubah dari


monopoli sampai dengan tahap RSG atau Rapid Sales Growth) hingga
menjadi

oligopoli.

Dalam

teori

dianggappersaingan yang sempurna.


7

H-O

kondisi

persaingannya

Dalam teori PLC ongkos transportasi diperhitungkan (dalam teori H-O


dianggap tetap).

Dalam teori PLC perdagangan luar negeri tidak harus perdagangan bebas
dikenakan tarif impor. Sedangkan dalam teori H-O perdagangan bebas
atau Free Trade).

Asumsi-asumsi lain yang digunakan oleh teori PLC adalah:

Meskipun perusahaan-perusahaan di negara maju dalam mempunyai akses


yang sama dalam memperoleh pengetahuan ilmiah dan kemampuan untuk
menyerap pengetahuan ilmiah, tetapi produk baru yang diciptakan tidaklah
sama.

Karakteristik pasar komoditas dalam teori PLC adalah: pasar dengan


penghasilan konsumen tinggi, upah buruh tinggi, kapital yang relatif banyak.

Adanya ancaman dan harapan di pasar menimbulkan doronganuntuk


melakukan inovasidan penemuanuntuk mempertahankan stabilitas profit

Pada awal penciptaan produk baru sangat meyakinkan untuk melakukan


investasi dalam skala yang besar.

Komunikasi yang efektif antara produsen dengan konsumen sangat


diperlukan, karena dibutuhkan untuk pengembangan produk baru.

2.4.

Ilustrasi Teori Siklus Kehidupan Produk


Salah satu ilustrasi yang menggambarkan Teori Siklus Kehidupan Produk

adalah model Daur hidup produk internasional (International Product Life Cycle
IPLC), yakni sebuah model yang menjelaskan mengapa suatu produk yang mulamula sebagai ekspor sebuah negara akhirnya mejadi impor. Konsep ini biasa
berkaitan dengan inovasi dalam pola perdagangan. Berikut akan dibahas bahwa ada
empat tahap yang dilalui sebuah produk baru yaitu :

1) Ekspor AS
Pada sebuah negara yang memiliki penduduk dengan konsumen
berpenghasilan tertinggi didunia, maka akan semakin besar kebutuhan
penduduk tersebut. Disini peran pabrikan tersebut mencari cara agar selalu
dapat memuaskan kebutuhannya. Karena itu, perusahaan akan selalu
mempertahankan keadaaan yang mendukung pengembangan produk tersebut
seperti memelihara laboratorium penelitian dan pengembangan sampai pada
tetap melakukan kontak pada pemasok bahan baku produk. Dengan mendekati
pasar, manajamen dapat dengan cepat bereaksi terhadap umpan pelanggan.
Hal ini membuat Amerika lebih maju dalam memperkenalkan produk baru
sehingga pasar ekspornya pun berkembang.
2) Produksi Luar Negeri Dimulai
Konsumen luar negeri terutama negara maju mempunyai kebutuhan
dan kemampuan membeli. Volume ekspor tumbuh untuk mendukung
produksi lokal. Bila inovatornya perusahaan multinasional, maka ia akan
mengirim kepada ke anak-anak perusahaannya masing-masing informasi
tentang bagaimana cara memproduksi produk baru. Bila tidak ada afiliasi,
para pelaku bisnis akan berusaha memperoleh lisensi untuk memproduksinya
sehingga dimulailah produksi luar negeri.
3) Persaingan Luar Negeri dalam Pasar Ekspor
Begitu pabrikan luar negeri telah memperoleh pengalaman dalam
pemasaran dan produksi biaya-biaya akan turun. Kejenuhan pasar lokal akan
menyebabkan mereka mencari pembeli dilain tempat. Mereka bahkan bisa
menjual lebih murah daripada produksi Amerika. Pada tahap inilah diketahui
persaingan ekspor diluar negeri dan akibatnya penjualan perusahaanperusahaan Amerika akan merosot.
4) Persaingan Impor di Amerika Serikat.
Bila penjualan ekspor dan domestik memungkinkan produsen luar
negeri memperoleh skala ekonomi yang dinikmati perusahaan Amerika
mereka dapat mencapai titik dimana mereka dapat bersaing dengan Amerika

(menjual produk lebih murah daripada perusahaan Amerika sendiri). Sejak


saat itu, pasar Amerika akan dilayani hanya oleh impor. Contohnya adalah
perangkat televisi hitam putih. Siklus ini dapat berulang-ulang ketika negaranegara berkembang dengan biaya tenaga kerja yang masih rendah
memperoleh teknologi, dan dengan demikian memerlukan keunggulan biaya
atas negara-negara yang lebih maju industrinya.

2.5.

Data dan Kurva Teori Siklus Kehidupan Produk


Kebanyakan kurva siklus hidup produk digambarkan berbentuk lonceng,

dimana kurva tersebut umumnya terbagi menjadi empat tahap sebagai berikut :
1. Tahap perkenalan (introduction)
Merupakan periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat produk itu
diperkenalkan ke pasar. Pada tahap ini tidak ada laba karena besarnya biayabiaya untuk memperkenalkan produk.
2. Tahap pertumbuhan (growth)
Merupakan periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan laba yang
besar.
3. Tahap kematangan (maturity)
Merupakan periode penurunan pertumbuhan penjualan karena produk itu telah
diterima oleh sebagian besar calon pembeli. Laba akan stabil atau menurun
karena persaingan yang meningkat.
4. Tahap penurunan (decline)
Merupakan periode saat penjualan menunjukkan arah yang menurun dan laba
yang menipis.

10

Grafik 1. Kurva Teori Siklus Kehidupan Produk

Terkait dengan siklus hidup produk, beberapa strategi yang umumnya


diterapkan pada masing-masing tahapan yaitu:
1.

2.

Produk yang baru diperkenalkan di pasar (introduction), strateginya:


-

Berusaha selalu memperbaiki penampilan produknya.

Menyebarkan barang sebanyak-banyaknya ke seluruh toko.

Melakukan sell out.

Produk yang sudah dikenal (growth), strateginya:


-

Berusaha terus mencari segmen baru, menambah jumlah tenaga


penjual, menambah armada pengangkutan.

Selalu memperbaiki mutu produk

Mempertimbangkan strategi menurunkan harga untuk barang-barang yang


harganya tinggi.

3.

Pasar yang sudah matang/ jenuh (masa maturity), strateginya:


-

Berusaha mencari segmen-segmen kecil yang belum terisi.

Menciptakan produk dengan kemasan besar.

Memperbaiki penampilan produk dengan sesuatu yang baru.

11

4.

Jika

strategi

ini

tidak

berhasil,

maka

akan

timbul

masa

penurunan (decline).Strategi yang diterapkan:


-

Jika gejala sudah parah, anggaran promosi harus dihentikan

Pusatkan perhatian pada pasar yang masih ada harapan, untuk pasar yang
lain dihentikan.

Menghentikan pemasaran produk secara menyeluruh dan menciptakan


produk baru.

12

BAB III
KESIMPULAN

1. Teori Siklus Kehidupan Produk (Product Life Cycle atau PLC) menjelaskan

bahwa suatu produk akan mengalami tahap-tahap: muncul, matang, dan mati.
Dalam Teori PLC tahap "mati" nya suatu produk dapat ditunda melalui
perdagangan internasional dan melalui pengembangan industri nasional menjadi
industri multinasional.
2. Munculnya Teori Siklus Kehidupan Produk (Product Life Cycle Theory) mampu

menjelaskan perdagangan antar negara maju yang memiliki relative factor


endowment yang sama. Teori perdagangan ini muncul karena ketidakmampuan
Teori H-O menjawab fenomena tersebut. Teori PLC menjelaskan perdagangan
dari suatu produk yang memiliki karakteristik mewah dan hemat tenaga kerja,
yang merupakan produk perdagangan antar negara maju, untuk menjawab
dominasi perdagangan antar negara maju.
3. Salah satu ilustrasi yang menggambarkan Teori Siklus Kehidupan Produk adalah

model Daur hidup produk internasional (International Product Life Cycle


IPLC), yakni sebuah model yang menjelaskan mengapa suatu produk yang mulamula sebagai ekspor sebuah negara akhirnya mejadi impor.
4. Kebanyakan kurva siklus hidup produk digambarkan berbentuk lonceng,

dimana kurva tersebut umumnya terbagi menjadi empat tahap sebagai berikut:
Tahap

perkenalan (introduction),

Tahap

pertumbuhan (growth),

kematangan (maturity), Tahap penurunan (decline).

13

Tahap

DAFTAR PUSTAKA

Barnet, Richard J. and Muller, Ronald E., Global Reach: The Power of the
Multinationan Corporations, New York: Simon and Schuster,
1974. Hogendorn, Jan S. and Brown, Wilson B, The New International
Economics, Massachussetts: Addison-Wesley Publishing Company, 1979.
Raymond, Vernon. 1966. International Investment and International Trade in
Product Cycle. The Quarterly Journal of Economics.
Endang Sih Prapti. 1991. Derivasi Teori Siklus Kehidupan Produk (Product Life
Cycle

Theory:

Jawaban

Atas

Kegagalan

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 1991, VI (1).

14

Teori

Hechscher-Ohlin.

Anda mungkin juga menyukai