Disusun Oleh:
Hendri Cahyono
NIM. 1220403037
Disetujui Oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas
hidayat dan rahmat-Nya penulis telah dapat menyelesaikan penyusunan laporan
praktek kerja bengkel semester V (lima) ini. Kemudian selawat dan salam penulis
panjatkan kepangkuan nabi besar Muhammad Saw, yang telah membawa kita
semua dari alam jahiliah kealam yang penuh ilmu pengatahuan.
Penyusunan laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas yang telah
sekian lama bergelut dalam praktek langsung di work shop (bengkel), sehingga
diperlukan suatu laporan yang bertujuan membahas teori teori yang
bersangkutan dengan praktek sebagai hasil dari praktek itu sendiri.
Untuk mencapai tujuan dari setiap hasil praktek, sangat bergantung pada
sejauh mana penerapan teori pada saat melaksanakan praktek. Laporan ini
membahas beberapa teori dasar dari teknik pemasangan instalasi. Diantara sasaran
-sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktek adalah untuk kemampuan
para mahasiswa.
Akhir kata harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua. Kepada para rekan dan dosen pembimbing penulis mengucapkan banyak
terima kasih atas segala dukungannya dalam penulisan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN...............................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1.
Tujuan Penulisan.......................................................................................... 1
1.2.
Sumber Data................................................................................................. 1
1.3.
1.4.
Ruang Lingkup............................................................................................. 2
1.5.
Instalasi Tenaga............................................................................................ 3
2.2.
2.2.1.
Tombol Tekan....................................................................................... 3
2.2.2.
2.2.3.
ii
2.2.4.
2.2.5.
2.2.6.
Kontaktor ............................................................................................ 11
2.2.6.1.
2.2.6.2.
2.2.7.
2.2.7.1.
2.2.7.2.
2.2.7.3.
2.2.7.4.
2.2.8.
2.2.8.1.
2.2.8.2.
2.2.8.3.
2.2.9.
2.3.
Instalasi Penerangan................................................................................... 20
2.4.
2.4.1.
2.4.2.
Saklar Tukar........................................................................................ 22
2.4.3.
Kotak Hubung..................................................................................... 23
iii
2.4.4.
Kabel................................................................................................... 25
2.4.5.
Saklar Staircase................................................................................... 28
2.4.6.
2.4.7.
2.4.8.
2.5.
2.6.
Maintenance ............................................................................................... 34
2.6.1.
Kulkas ................................................................................................. 34
2.6.2.
AC (Air Conditioner).......................................................................... 41
2.6.3.
3.2.
4.2.
4.3.
4.4.
iv
BAB V ANALISIS............................................................................................... 80
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
Instalasi Penerangan................................................................................... 86
5.5.
Simpulan .................................................................................................... 91
6.1.1.
6.1.2.
6.1.3.
6.1.4.
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Instalasi Tenaga
Pemasangan instalasi pabrik pada praktek bengkel listrik semester V ini ini
2.2.
digunakan
untuk
rangkaian-rangkaian
pengatur
tenaga
(Gambar
2.2
sekaligus sebagai pengaman dalam suatu instalasi listrik. MCB berfungsi sebagai
pengaman hubung singkat (konsleting) dan juga berfungsi sebagai pengaman
beban lebih. MCB akan secara otomatis dengan segera memutuskan arus apabila
arus yang melewatinya melebihi dari arus nominal yang telah ditentukan pada
MCB tersebut. Arus nominal yang terdapat pada MCB adalah 1A, 2A, 4A, 6A,
10A, 16A, 20A, 25A, 32A dan lain sebagainya. Nominal MCB ditentukan dari
besarnya arus yang bisa ia hantarkan, satuan dari arus adalah ampere atau dapat
juga ditulis dengan huruf A saja. Jadi jika MCB dengan arus nominal 2 Ampere
maka hanya perlu ditulis dengan MCB 2A.
Banyak perangkat yang saat ini menggunakan listrik, mulai dari AC,
Komputer/laptop, lampu dan masih banyak lagi. Kebanyakan pelanggan PLN di
Indonesia saat ini masih menggunakan MCB 2A, hal ini dikarenakan banyaknya
pelanggan yang menggunakan daya 450VA (Volt Ampere). Pelanggan yang
menggunakan daya 450VA akan menggunakan MCB dengan nominal 2A, dengan
perhitungan tegangan di Indonesia adalah (standar rata-rata) 220 Volt jika kita
ingin daya yang terpasang dirumah kita 450VA yang perlu kita lakukan hanyalah
membagi 450 dengan 220, hasilnya akan 2,04 sehingga kita membutuhkan MCB
dengan nominal 2 Ampere. Berikut ini beberapa satuan - satuan listrik yang
digunakan adalah:
-
MCB terdiri dari MCB 1 Phasa, 2 phasa dan 3 phasa. Pada dasarnya
MCB 2 phasa adalah gabungan dari dua buah MCB 1 phasa, sedangkan MCB 3
phasa merupakan gabungan tiga buah dari MCB 1 phasa.
Ketebalan pita ( t ).
logam A akan mempunyai angka koefesien muainya lebih besar dari logam. B ( A
B ) akan memuai lebih banyak dari logam B, akibatnya bimetal itu akan
melengkung ke arah logam yang angka koefisienya muainya lebih kecil, dalam
hal ini logam B sebagai pemutus aliran listrik.
Sesudah aliran listrik terputus bimetal akan menyusut kembali dan seperti
semula. Untut menghubungkan kembali rangkaian tersebut dilakukan secara
manual dengan catatan setelah penyebab arus, lebih itu dikurangi untuk beban
lebih atau diperbaiki untuk hubung singkat.
Prinsip kerja MCB berdasarkan magnetis :
Berdasarkan pada magnet listrik dalam inti, besarnya fluksi magnet
tergantung pada penambahan arus dalam. jumlah lilitan serta pengurangi
reluktansi.
Q=
N.I
S
Dari kedua prinsip kerja MCB tersebut maka yang cepat memutuskan
rangkaian adalah berdasarkan magnet, karena ini digunnakan untuk pengaman
terhadap hubung singkat. Sedangkan yang berdasarkan suhu (thermis) waktu
untuk pemutusan rangkaian jika terjadi beban lebih membutuhkan waktu untuk
pemuaianya dari bimetal, sesudah bimetalnya memuai maka rangkaian akan
terputus.
berhenti. Jenis pemutus bimetal ada jenis satu phasa dan ada jenis tiga phasa, tiap
phasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi saling terhubung, berguna untuk
memutuskan semua phasa apabila terjadi kelebihan beban. Pemutus bimetal satu
phasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih pada motor berdaya kecil.
Mekanisme kerja TOR apabila resistance wire dilewati arus lebih besar
dari nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan
membawa slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian
bawah terdorong ke kiri dan kontak NC (95-96) akan lepas, dan membuat kontak
NO (97-98) akan terhubung.
TOR dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama (untuk seri
magnet kontaktor tertentu).Rotasi kontak utamanya adalah 2,4,6 sebelum beban
atau motor listrik. Beberapa penyebab terjadinya beban lebih :
-
Arus start terlalu besar dan terlalu lama putaran nominal tercapai atau
motor listrik berhenti secara mendadak
Terjadi hubungan singkat pada motor listrik antara fasa dengan fasa,atau
antara fas dengan body
Motor listrik bekerja hanya dengan duaa fasa atau terbukanya salah satu
fasa dari motor listrik tiga fasa.
Prinsip kerja termal beban berdasarkan panas atu temperature yang
10
2.2.6. Kontaktor
Kontaktor adalah suatu alat penghubung listrik yang bekerja atau dasar
magnet yang dapat menghubungkan antara sumber tegangan dengan beban. Jenis
kontaktor ada dua yaitu kontaktor arus searah dan kontaktor arus bolak-balik.
Kontaktor arus searah inti kumparannya tidak menggunakan kumparan hubungan
singkat, sedangkan untuk kontaktor arus bolak-balik intinya dipasang kumparan
hubungan singkat.
11
Inti Besi
12
Coil
Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan
menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja. Kontaktor
yang dioperasikan secara elektromagnetis adalah salah satu mekanisme yang
paling bermanfaat yang pernah dirancang untuk penutupan dan pembukaan
rangkaian listrik
-
Bila inti koil pada kontaktor diberikan arus, maka koil akan menjadi magnet dan
menarik kontak sehingga kontaknya menjadi terhubung dan dapat mengalirkan
arus listrik. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan dan memutuskan arus
dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama
pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor dapat memiliki koil yang bekerja pada
tegangan DC atau AC.
Apabila pada kumparan kontaktor diberi tegangan yang terlalu tinggi
maka akan menyebabkan berkurangnya umur atau merusak kumparan kontaktor
tersebut. Tetapi jika tegangan yang diberikan terlalu rendah maka akan
menimbulkan tekanan antara kontak-kontak dari kontaktor menjadi berkurang.
Hal ini menimbulkan bunga api pada permukaannya serta dapat merusak kontakkontaknya. Besarnya toleransi tegangan untuk kumparan kontaktor adalah
berkisar 85% - 110% dari tegangan kerja kontaktor.
Pada kontaktor ini terdapat dua buah anak kontak utama dan anak
kontak bantu. Kontak utama pada kontaktor ini selalu dalam keadaan NO (
13
normaly open ), yang berarti akan membuka selama kontaktor tidak bekerja. Pada
kontak utama dari kontaktor ini diberi tanda dengan penulisan angka dengan
standar IEC. Penandaan kontak-kontak ini adalah sebagai berikut:
1,3,5, : hubungan untuk sumber ( R,S,T )
2,4,6, : hubungan untuk beban ( U,V,W )
kontak bantu pada kontaktor ini berfungsi untuk melengkapi
pengoperasian dari kontaktor tersebut. Kontaktor bantu ini biasanya terdiri dari
dua kondisi yaitu NO ( normaly open ) dan NC ( normaly close ).
Berdasarkan IEC untuk perbedaan kontak bantu ini digunakan dua angka yang
tujuannya untuk membedakan antara kontak utama dengan kontak Bantu, antara
kontak bantu NO dan kontak bantu NC digunakan nomor kontak yang berbeda,
yaitu untuk kontak NO diberi nomor dengan angka terakhir 3 dan 4 sedangkan
untuk kontak NC diberi nomor dengan angka terakhir 1 dan 2. Gambar 8
memperlihatkan penomoran dari kontak-kontak pada kontaktor daya.
14
15
16
Bila kumparan stator diberi tegangan tiga fasa, maka timbul induksi
(fluks) medan putar yang membentuk kutub "U" dan "S'' yang berputar sepanjang
permukaan stator. Fluks tersebut memotong batang-batang konduktor jangkar,
karena motor merupakan rangkaian tertutup maka akan timbul arus listrik induksi
pada konduktornya. Dengan mengalirnya arus jangkar pada konduktor maka akan
timbul gaya yang kemudian menimbulkan kopel dan motor akan berputar. Motor
induksi biasanya beroperasi pada putaran mendekati sinkron, tetapi tidak pernah
beroperasi tepat pada kecepatan sinkron.
2.2.7.1. Slip Motor Induksi
Motor induksi mempunyai stator yang berlilitan. Lilitan stator tersebut
dihubungkan ke jala-jala dan pada stator timbul medan putar yang kecepatan
putarnya adalah:
S=
120 . f
P
Dimana :
f = frekuensi jala-jala
p = jumlah kurub
S = kecepatan sinkron
2.2.7.2. Frekuensi Arus Rotor
Waktu rotor masih dalam keadaan diam maka slip = 1. Motor sama
seperti trasformator. Lilitan stator sebagai primer sedangkan lilitan rotor sebagai
sekunder. Frekuensi arus rotor sama dengan frekuensi jala-jala :
F2 = F1
Karena motor induksi mempunyai slip, maka motor induksi dapat dipakai sebagai
pengubah frekuensi. Bila rotor telah berputar dengan slip S, maka :
17
F2 = S . F1
2.2.7.3. Torsi Motor Induksi
Di dalam kawat rotor mengalir arus induksi, karena ada arus di dalam
medan magnet, maka pada kawat akan timbul gaya lorenzt dalam torsi yang
menyebabkan rotor berputar. Arah putaran dapat ditentukan dengan aturan tangan
kiri.
2.2.7.4. Konstruksi Mesin
Mesin dibagi atas dua bagian yaitu stator dan rotor. Menurut bentuk
stator, motor induksi terbagi dua jenis :
1. Motor induksi rotor sangkar
2. Motor induksi rotor lilitan.
Belitan stator untuk keduanya adalah sama, tiga bagian fasanya dapat
dibentuk bintang dan segitiga. Rotor bentuk sangkar terdiri dari batang konduktor
yang kedua ujungnya dihubung singkat dengan ring. Rotor belitan tersebut terdiri
dari belitan kawat-kawat terpasang pada alur-alur miring terhadap poros. Belitan
itu serupa dengan belitan stator dalam hubungan bintang. Untuk hubungan
rangkaian luar terhadap tiga pasang cinoin geser dan sikat biasanya dipasang
untuk rangkaian tahanan start.
18
sangkar ukuran besar diperlukan rangkaian start dengan saklar lain dan alat bantu
lain seperti tahanan luar, bintang segitiga, autotrafo, reaktor start dan direct on
line.
2.2.8.1. Operasi Motor Induksi Sistem DOL
Sistem DOL (Direct ON Line) adalah pengoperasian motor listrik
yang disambung langsung ke jala-jala tanpa starting bintang segitiga atau dengan
tahanan luar. Sistem ini menjalankan motor dengan cara langsung untuk kapasitor
yang cukup besar, meskipun tidak ada batasan nyata dari ukuran motor yang
dijalankan dengan cara ini namun harus diketahui bahwa fluksi tegangan sering
terjadi bila motor dijalankan dengan sistem langsung (DOL).
2.2.8.2. Start Dengan Cara Bintang (Y) - Segitiga ()
Untuk start dengan hubungan bintang-segitiga seperti yang tersirat di
dalam namanya, mencakup mula-mula dengan menghubungkan lilitan motor
selama priode start dalam hubungan bintang (Y) dan kemudian dalam hubungan
segitiga (). Setelah motor melakukan percepatan. Jadi selama periode start,
tegangan catu fasa hanya 57,7 % dari tegangan salutan yang diberikan pada lilitan
motor dan disamakan arus start secara sebanding. Kedua ujung setiap fasa dari
lilitan motor harus dikeluarkan ke penstart sehingga pensaklaran dapat dilakukan.
Penstart ini sering kali dilakukan untuk menstart sehingga pensaklaran dapat
dilakukan untuk menstart motor yang menggerakan beban yang mempunyai
waktu percepatan yang lama.
2.2.8.3. Start Dengan Menggunakan Tahanan Luar
Cara pengasutan dengan tahanan luar ini cocok untuk motor-motor
dengan beban yang tergantung pada kecepatan putar, misalnya motor-motor untuk
19
pompa dan ventilator yang langsung dibebani. Kalau arus asut diperkecil, kopel
asutnya diperkecil dua kali dari asut.
Salah satu keuntungan dari cara ini dapat dipergunakan untuk motormotor besar. Panas yang ditimbulkanya hanya 5 % dan 10 % dari panas yang akan
timbul.
Pengasutan dengan tahanan luar cukup dengan satu tahap saja karena
itu pelaksanaanya dapat dilakukan dengan menggunakan kontak dari kontaktor
yang digunakan.
Instalasi Penerangan
Intensitas penerangan harus ditentukan di tempat dimana kerjanya
dilakukan. Bidang kerja umumnya di ambil 80 cm diatas lantai. Bidang kerja ini
20
mungkin sebuah meja atau bangku kerja, atau juga suatu bidang horizontal
khayalan, 80 cm diatas lantai.
Intensitas penerangan yang diperlukan ikut ditentukan oleh berat pekerjaan
yang harus dilakukan. Juga panjangnya waktu kerja mempengaruhi intensitas
penerangan yang diperlukan.
Intensitas penerangan E dinyatakan dalam satuan lux, sama dengan jumlah
1m / m2. Jadi fluk cahaya yang diperlukan untuk suatu bidang kerja seluas A m2
ialah :
= E x A lm
Fluk cahaya yang dipancarkan oleh semua sumber cahaya yang ada dalam
ruangan.
Fluk cahaya berguna yang mencapai bidang kerja, langsung atau tidak
langsung setelah dipantulkan oleh dinding dan langit-langit, sebagian dari fluk
cahaya itu akan dipancarkan ke dinding dan langit-langit. Karena itu untuk
menentukan fluk cahaya yang diperlukan harus diperhitungkan effisiensinya.
= g / o
Dimana :
-
ruangan.
-
langsung atau tak langsung setelah dipantulkan oleh dinding dan langitlangit.
21
2.4.
masukan sumber dan dua buah terminal lagi dihubungkan dengan sakelar tukar
kedua dihubungkan kebeban lampu. Dalam keadaan normal sakelar tukar
terhubung pada salah satu terminalnya. Simbol dari sakelar tukar diperlihatkan
pada gambar dibawah ini.
23
24
2.4.4. Kabel
Kabel adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Kabel listrik terdiri
dari isolator dan konduktor. Isolator adalah bahan pembungkus kabel yang
biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau thermosetting, sedangkan
konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun aluminium.
Kawat penghantar digunakan untuk menghubungkan sumber tegangan
dengan beban.Kawat penghantar yang baik umumnya terbuat dari logam. Dalam
instalasi listrik ada berbagai macam jenis kabel yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan daya dari kegunaannya. Ada tiga pokok dari kabel tersebut :
1 Konduktor/penghantar, merupakan media untuk menghantar listrik
2 Pelindung luar yaitu yang memberikan perlindungan terhadap kerusakan
mekanis, pengaruh bahan-bahan kimia, elektrostatis dan lain-lain.
3 Isolasi merupakan bahan dielektrik untuk mengisolasikan dari yang satu
terhadap yang lainnya.
Tabel 2. 1. Pengkodean kabel
Huruf kode
Komponen
Kabel jenis standart dengan
N
penghantar tembaga
Y
Isolator PVC
Kawat berisolasi
Re
Rm
banyak
25
bulat
berkawat
1.
Kabel NYA
Digunakan dalam instalasi rumah dan system tenaga. Dalam instalasi rumah
digunakan kabel NYA dengan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Syarat penandaan
dari kabel NYA yaitu berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi
luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam.
Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif
murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air
(NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai
kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran
tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada
isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh manusia.
26
2.
Kabel NYM
Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan system
tenaga. Kabel NYM : memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau
abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua
lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih
mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan
basah, namun tidak boleh ditanam.
Kabel NYY
Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3
atau 4. Kabel NYY dieprgunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan
memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal
dari NYM).Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak
disukai tikus.
27
4.
Kabel NYAF
Kabel ini direncanakan dan direkomendasikan untuk instalasi dalam kabel
kotak distribbusi pipa atau didalam duct. Kabel NYAF merupakan jenis kabel
fleksibel dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk
instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi, kabel jenis ini
sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokan belokan tajam. Digunakan
pada lingkungan yang kering dan tidak dalam kondisi yang lembab/basah atau
terkena pengaruh cuaca secara langsung.
28
memerlukan penerangan yang tidak terlalu lama, misallnya garasi mobil. Apabila
sudah di-on-kan maka tidak perlu lagidimatikan karena akan mati sendiri sesuai
dengan waktu off dan atau suatu tempat yang memerlukan penerangan terusmenerus.
Sistim pengawatan pada staircase terbagi dua yaitu staircase 3 kawat dan
staircase 4 kawat, untuk staircase 3 kawat tidak menambah waktu apabila dalam
operasinya tombol tekan ditekan sebanyak mungkin, sebelum habis waktu operasi
semula. Sedangkan untuk staircase 4 kawat akan menambah waktu walaupun
saklar masih dalam beroperasi dengan cara menekan tombol tekan berulang kali
maka sisa waktu yang masih ada bertambah dengan setting waktu yang telah
ditentukan.
29
kawat penghantar. Dengan pemasangan pipa akan diperoleh bentuk instalasi yang
baik dan rapi. Untuk instalasi didalam gedung sering kali digunakan kabel rumah
yang dipasang didalam pipa instalasi, hal ini dapat dilihat pada PUIL ayat 551 B1a.
Pipa instalasi yang digunakan dalam instalasi listrik antara lain:
Pipa besi/baja
Pipa PVC
Pipa spiral
Pipa galvani
30
pada bagian dalam atau luar pipa tersebut, serta harus dilindungi secara
baik terhadap karat. (pasal 730 D3 sub.b PUIL 77).
Pada bagian dalam pada ujung dari bahagian penyambung pipa tidak boleh
terdapat bahagian tajam. Permukaan dan pinggiran atau bibir lewat mana
hantaran itu ditarik harus licin dan tidak tajam. Pada ujung bebas dari pipa
instalasi yang terbuat dari baja, kawat dipasang-selubung masuk (tule)
yang berbentuk baik dan terbuat dari bahan yang awet.
Pemasangan pipa instalasi harus sedemikian rupa sehingga hantaran dapat
ditarik dengan mudah setelah pipa benda bantu dipasang, serta hantaran
dapat diganti dengan mudah tanpa membongkar sistem pipa (pasal 730 F1
PUIL 77).
Pipa instalasi yang terbuat dari logam dan terbuka yang terdapat dalam
jarak yang kanan tangan harus ditahankan dengan baik, kecuali bila pipa
instalasi logam tersebut dipergunakan untuk menyelubungi kabel yang
mempunyai instalasi ganda (mis: NYM) atas digunakan hanya untuk
menyelubungi kawat pertahanan. (pasal 730 F3 PUIL 77)
Pipa instalasi haru sedapat mungkin dipasang secara tegak lurus atau
mendatar. (pasal 730 F4 PUIL 77)
31
32
lampu sebagai beban dalam keadaan ON atau OFF. Sistem pengaturan ini dipakai
untuk melayani beban dari tiga tempat atau lebih.
2.5.
Panel (PHB)
Panel adalah susunan beberapa bidang yang membentuk suatu kesatuan
bentuk dan fungsi. Panel listrik merupakan tempat pengaturan pembagi dan
pemutus aliran listrik.
Panel listrik dibedakan menjadi dua, yaitu panel daya dan panel distribusi
listrik. Panel distribusi listrik berguna untuk mengalirkan energi listrik dari pusat
atau gardu induk step down. Panel daya adalah tempat untuk menyalurkan dan
mendistribusikan energi listrik dari gardu induk step down kepanel-panel
distribusinya.
33
merata,
pengamanan
instalasi,
pengaman
pemakaian,
dan
2.6.
Maintenance
2.6.1. Kulkas
Komponen-komponen lemari es yang penting yaitu bagian yang dialiri
bahan pendingin, terdiri dari:
a. Komperesor
b. Kondensor
c. Pengering atau saringan
d. Evaporator
34
e. Refrigprant
f. Akumulator
Komponen-komponen tersebut dihubungkan dengan pipa dari logam
sehingga berbentuk suatu sistem. Waktu kompresor sedang bekerja, bahan
pendingin dimanfaatkan sehingga tekanannya menjadi tinggi. Bahan pendingin
mengalir ke kondensor, pipa kapiler evaporator, akumulator, dan melalui saluran
hisap kembali ke kom peresor. Waktu komperesor berhenti bekerja, bahan
pendingin juga mengalir dari sisi tekanan tinggi ke sisi tekanan tendah sampai
tekanannya menjadi sama.
1. Komperesor
Fungs komperesor adalah merupakan perbedaan tekanan, ebab itu zat
pendingin dalam sistem mengalir dari satu bagia ke bagian yang lain dari sistem.
Arena adanya perbedaan ekanan antara sisi tekanan tinggi dengan sisi teanan
rendah, maka bahan pendingin cair dapat mengalir melalui alat pengatur bahan
pendingin (pipa kapiler) ke evaporator.
Tekanan gas evaporator harus lebih tinggi dari pada tekanan gas di dalam
saluran hisap ke komperesor hermetik berfungsi untuk mendinginkan kumparan
motor listrik dan minyak pelumas kompresor.
2. Kondensator
Karena zat pendingin meninggalkan komperesor dalam bentuk uap
bertekanan tinggi, diperlukan suatu cara untuk mengubah uap menjadi cair
kembali. Ini merupakan fungsi kondensator, uap menjadi cair kembali sehingga
dapat dipakai kembali dalam siklus pendinginan.
35
36
Dapat mengurangi jumlah uap air di dalam sistem dan dapat terus
menyimpan uap air tersebut sampai suhu 500C tanpa mempengaruhi
efesiensi, kapasitas dan kecepatan aliran bahan pendingin.
Tidak dapat dilarutkan oleh semua cairan yang ada dalam sistem.
Setelah mengalami kejenuhan dapat diaktifkan kembali.
b. Saringan (strainer)
Saringan gunanya untuk menyaring kotoran di dalam, sistem agar tidak
masuk ke dalam pipa kapiler dan komperesor. Saringan harus menyaring semua
kotoran semua kotoran pada sistem tetapi tidak boleh menghalangi penurunan
tekanan atau membuat sistem menjadi buntu.
Saringan hanya dapat menyaring kotoran dan benda padat yang lain, tetapi
tidak dapat menyerap uap, asam, dan sebagainya . Lemari es yang memakai bahan
pengering cair, pada waktu penyaringan saringan yang disambung dengan pipa
kapiler harus dikerjakan lebih dahulu. Letak saringan udara sedikit miring, bagian
saringan yang disambung dengan pipa kapiler harus lebih rendah dari air yang
dapat masuk ke dalam kapiler.
4. Evaporator
Fungsi suatu evaporator pada lemari es adalah untuk menyerap dari panas
sekitarnya, panas tersebut dilepaskan oleh makanan yang diletakkan di dalam
lemari es.Perhembusan melalui isolator dan melalui pintu pada waktu membuka
lemari.
37
38
39
mengandung hidrogen. CFC memiliki efek ODP dan GWP yang sangat tinggi.
Contoh CFC antara lain R11, R12, R13, R113, R500, R502, dll.
b. HCFC ( Hydrochlorofluorocarbon )
Yaitu senyawa haloalkana dimana tidak semua hidrogen digantikan dengan
klorin atau fluor. HCFC bisa digunakan sebagai pengganti CFC karena memiliki
nilai ODP yang lebih rendah. Contoh HCFC antara lain R22, R123, R401A,
R403A,R408A, dll.
c. HFC ( Hydrofluorocarbon )
HFC tidak mengandung clorin yang merupakan senyawa perusak. HFC
hanya terdiri dari hidrogen, fluor, karbon. HFC tidak merusak ozon dan memiliki
nilai ODP dan GWP yang rendah. Contoh HFC antara lain R134A, R404A,
R407C, R507, dll.
d. HC ( Hydrocarbon )
Hidrokarbon adalah senyawa organik yang terdiri dari hidrogen dan karbon.
HC tidak memiliki dampak buruk terhadap lingkungan namun memiliki dampak
negatif terhadap pengguna, karena umumnya mudah terbakar. Contohnya antara
lain propana, ethane, iso butana, dll.
e. Natural
Yaitu refrigeran yang langsung digunakan dari alam. Umumnya tidak
memiliki efek samping yang berbahaya bagi lingkungan, namun berbahaya bagi
penggunanya karena memiliki kadar racun yang tinggi. Contohnya yaitu udara,
amonia, dan karbon dioksida.
40
6. Akumulator
Komperesor direncanakan untuk menempatkan gas, bukan cairan. Banyak
sistem refrigerasi terutama pada suhu rendah mengakibatkan banyak bahan
pendingin cair ke komperesor, akibatnya bahan pendingin dapat menyerap
pelumas komperesor.
Akumulator dapat melindungi sistem dari kerusakan - kerusakan tersebut di
atas dengan harga relatif murah apabila dibandingkan dengan harga komponen
kompresor rusak. Keuntungan memakai akumulator yang juga dapat berfungsi
sebagai peredam suara pada sisi tekanan rendah dari sistem.
41
42
sebelum melewati pipa kapiler akan di ubah atau diturunkan tekananya. Akibat
dari penurunan tekanan refrigeran menyebabkan penurunan suhu. Pada bagian
inilah (pipa kapiler) refrigeran mencapai suhu terendah (terdingin). Pipa kapiler
terletak antara saringan (filter) dan Evaporator.
4. Evaporator
Evaporator berfungsi menyerap dan mengalirkan panas dari udara ke
refrigeran. Akibatnya, wujud cair refrigeran setelah melewati pipa kepiler akan
berubah wujud menjadi gak. Secara sederhana, evaporator bisa di katakan sebagai
alat penukar panas. Udara panas di sekitar reuangan ber-ac diserap oleh
evaporator dan masuk melewati sirip-sirip pipa sehingga suhu udara yang keluar
dari sirip-sirip menjadi lebih rendah dari kondisi semua atau dingi. Sirkulasi udara
ruangan ber-ac diatur oleh blower indoor. Biasanya evaporator ditempatkan pada
dalam ruangan.
Komponen Pendukung AC Diantaranya :
1. Strainer Atau Saringan
Strainer atau saringan berfungsi menyaring kotoran yang terbawa oleh
refrigeran di dalam sistem AC, kotoran yang lolos dari saringan karena strainer
rusak dapat menyebabkan penyumbatan pipa kapiler. Akibatnya, sirkulasi
refrigeran menjadi terganggung. Biasanya, kotoran yang menjadi penyumbat
sistem pendingn, seperti karat dan serpihan logam.
2. Accumulator
Accumulator berfungsi sebagai penampung sementara refrigeran cair
bertemperatur rendah dan campuran minyak pelumas evaporator. Selain itu,
accumulator berfungsi mengatur sirkulasi aliran bahan refrigeran agar bisa keluar-
43
masuk melalui saluran isap kompresor. Untuk mencegah agar refrigeran cair tidak
mengalir ke kompresor, accumulator mengkondisikan wujud refrigeran tetap
dalam wujud gas. Sebab, ketika wujud refrigeran berbentuk gas akan lebih mudah
masuk ke dalam kompresor dan tidak merusak bagian dalam kompresor.
3. Minyak Pelumas Kompresor
Minyak pelumas atau oli kompresor pada sistem AC berguna untuk
melumasi bagian-bagian kompresor agar tidak cepat aus karena gesekan. Selain
itu, minyak pelumas berfungsi meredam panas di bagian-bagian kompresor.
Sebagian kecil dari oli kompresor bercampur dengan refrigeran, kemudian ikut
bersirkulasi di dalam sistem pendingin melewati kondensor dan evaporator. Oleh
sebab itu, oli kompresor harus memiliki persyaratan khusus, yaitu bersifat
melumasi, tahan terhadap temperatur kompresor yang tinggi, memiliki titik beku
yang renndah, dan tidak menimbulkan efek negatif pada sifat refrigeran serta
komponen AC yang dilewatinya.
4. Kipas ( Fan atau Blower )
Pada komponen AC, Blower terletak di bagian indoor yang berfungsi
menghembuskan udara dingin yang di hasilkan evaporator. Fan atau kipas terletak
pada bagian outdoor yang berfungsi mendinginkan refrigeran pada kondensor
serta untuk membantu pelepasan panas pada kondensor
Komponen Kelistrikan Pada AC :
1. Thermistor
Thermistor adalah alat pengatur temperatur. Dengan begitu, thermistor
mampu mengatur kerja kompresor secara otomatis berdasarkan perubahan
temperatur. Biasanya, termistor dipasang di bagian evaporator. Thermistor dibuat
44
dari bahan semikonduktro yang dibuat dalam beberapa bentuk, seperti piringan,
batangan, atau butiran, tergantung dari pabrikan AC. Pada thermistor berbentuk
butiran, memiliki diameter (kira-kira 3-5 mm). Kemudian, beberapa butir
thermistor tersebut dibungkus dengan kapsul yang terbuat dari bahan gelas
(kapsul kaca). Selanjutnya, kapsul kaca dipasangi dua buah kaki terminal (pin).
Karena ukurannya sangat kecil, thermistor berbentuk butiran mampu memberikan
reaksi yang sangat cepat terhadap perubahan temperatur. Thermistor dirancang
agar memiliki tahanan yang nilainya semaking mengecil ketika temperatur
bertambah. Pada Unit AC, ada dua jenis thermistor, yaitu thermistor temperatur
ruangan dan thermistor pipa evaporator. Thermistor temperatur ruangan berfungsi
menerima respon perubahan temperatur dan hembusan evaporator. Thermistor
pipa berfungsi menerima perubahan temperatur pada pipa evaporator.
2. PCB Kontrol
PCB Kontrol merupakan alat mengatur kerja keseluruhan Unit AC. Jika di
analogika, fungsi PCB kontrol menyerupai fungsi otak manusia. Di dalam
komponen PCB Kontrol terdiri dari bermacam-macam alat elektronik, sperti
thermistor,sensor,kapasitor,IC,trafo,fuse,saklar,relay , dan alat elektronik lainnya.
Fungsinya pun beragam, mulai dari mengontrol kecepatan blower indoor,
pergerakan swing, mengatur temperatur, lama pengoperasian(timer), sampai
menyalakan atau menonaktifkan AC.
3. Kapasitor
Kapasitor merupakan alat elektronik yang berfungsi sebagai penyimpanan
muatan listrik sementara. Dikatakan sementara, kapasitor akan melepaskan semua
muatan listrik yang terkandung secara tiba-tiba dalam waktu yang sangat singkat.
45
Besarnya muatan yang bisa ditampung tergantung dari kapasitas kapasitor. Satuan
dari kapasitas kapasitor adalah Farad (F). Biasanya, Kapasitor difungsikan sebagai
penggerak kompresor pertama kali atau starting kapasitor. Dengan bantuan
starting kapasitor, hanya dibutuhkan waktu sepersekian detik atau sangat singkat
untuk membuat motor kompresor berputar pada kecepatan penuh. Lama atau
singkatnya waktu yang dibutuhkan tergantung dari jumlah muatan listrik yang
tersimpan pada kapasitor. Setelah motor kompresor mencapai putaran penuh,
secara otomatis hubungan listrik pada kapasitor akan dilepas, dan digantikan
dengan hubungan langsung dari PLN. Kapasitor akan mengisi kembali muatan
dan akan digunakan kembali sewaktu-waktu pada saat menyalakn kompresor lagi.
Pada unit AC, biasanya terdapat dua starting kapasitor, yaitu sebagai penggerak
kompresor dan motor kipas (fan). Pada kompresor AC bertenaga 0.5 2 PK
memiliki start kapasitor berukuran 15-50 nf. Pada motor kipas (fan indoor atau
outdoor) memiliki start kapasitor berukuran 1-4 nF.
4. Overload Motor Protector (OMP)
Overload Motor Protector(OMP) merupakan alat pengaman motor listrik
kompresor (biasanya terdapat pada jenis kompresor hermetik). Kerja OMP
dikendalikan oleh sensor panas yang terbuat dari campuran bahan logam dan
bukan logam (bimetal). Batang bimetal inilah yang membuka dan menutup arus
listrik secara otomatis ke motor listrik. Ketika bimetal dilewati arus listrik tinggi
secara terus menerus atau kondisi kompresor yang terlalu panas, bimetal akan
membuka sehingga arus listrik menuju kompresor akan putus. Begitu juga
sebaliknya. Ketika suhu kompresor turun, bimetal akan menutup, arus listik akan
mengalir menuju kompresor sehingga kompresor akan kembali bekerja.
46
Penempatan OMP pada kompresor hermetik ada dua macam, yaitu external OMP
(diletakan di luar body kompresor) dan internal OMP(diletakan di dalam
kompresor). Biasanya,External OMP digunakan untuk mesin compresor AC yang
tidak terlalu besar(0,5-1 PK), sedangkan internal OMP banyak terdapat pada
mesin kompresor AC yang besar(1,5-2 PK).
5. Motor Listrik
Motor Listrik berfungsi untuk menggerakan kipas (outdoor) dan Blower
(indoor). Bentuk dan ukuran motor listrik indoor dan outdoor berbeda. Untuk
membantu memaksimalkan putaran, baik pada motor listrik indoor maupun
outdoor, dibutuhkan start kapasitor yang berfungsi menggerakan motor listrik
pertama kali sampai mencapai putaran penuh. Selanjutnya, fungsi start capasitor
akan digantikan oleh arus listrik PLN untuk memutar kedua motor listrik tersebut.
6. Motor Kompresor
Motor Kompresor berfungsi menggerakan mesin kompressor. Ketika Motor
bekerja, kompresor akan berfungsi sebagai sirkulator bahan pendingin menuju ke
seluruh bagian sistem pendingin. Umumnya, motor kompresor dikemas menjadi
satu unti dengan kompresornya. Serupa dengan motor kipas, untuk start awal
motor kompresor juga menggunakan bantuan start kapasitor.
47
BAB III
DAFTAR PERALATAN DAN BAHAN
3.1.
No
1
Nama Material
Kotak panel
Ukuran
Jumlah
PEDC EL
Buah
Satuan Keterangan
Buatan ME
DRA OO
2
Pintu panel
Idem
Buah
Plat besi
Idem
Profil C alumunium
350 mm
Buah
Profil C alumunium
600 mm
Buah
Profil G
350 mm
Buah
Profil G
80 mm
Buah
43x33 mm
Buah
Buah
M6
Buah
Tender
M4x40
24
Buah
Lokal
(350 mm)
9
Saluran kabel
43x33 mm
(600 mm)
10
Mur geser
11
12
Fisher
S8
24
Buah
Tender
13
Ring
M6
26
Buah
Lokal
14
Mur geser
M4
18
Buah
Lokal
15
Pipa baja
PG11,200 mm
Buah
Imort
16
Pipa baja
PG21,450 mm
Buah
Idem
17
Pipa baja
PG21,200 mm
Buah
Idem
18
Pipa baja
PG11,250 mm
Buah
Idem
19
Pipa baja
PG21,700 mm
Buah
Idem
20
Klem baja
PG11
Buah
Lokal
21
Klem baja
PG21
Buah
Lokal
22
2,5 mm
15
Buah
Tender
23
3 mm
25
Buah
Idem
24
Terminal PE
4 mm
Buah
Idem
25
10 mm
Buah
Idem
26
Terminal warna PE
10 mm
Buah
Idem
27
Plat akhir
4 mm2
Buah
Tender
28
Plat akhir
2,5 mm2
Buah
Idem
29
Plat akhir
10 mm2
Buah
Idem
30
Buah
Import
31
A 212
Buah
Tender
32
T 1-2
Buah
Idem
33
Saklar darurat(emergency)
4T2065R
Buah
Tender
34
2B2 BW06
Buah
Idem
35
Idem
Buah
Idem
36
Idem
Buah
Idem
37
Idem
Buah
Idem
38
Buah
Lokal
39
kutub 10 A
Buah
Idem
40
Sekering 6 A
Buah
Idem
41
Bel listrik
Buah
Tender
42
LC 1-0099
Buah
Idem
43
Kontak tambahan 9A
LA 1-D40
Buah
Idem
49
44
LR1-09307
Buah
Idem
45
LR1-09308
Buah
Idem
46
LC1-D633
Buah
Idem
47
LR1-063359
Buah
Tender
48
Relay penunda
OA2 D22
Buah
Idem
49
LC1-D253
Buah
Idem
50
LA1-D11
Buah
Idem
51
LA1-D40
Buah
Idem
52
Dioda
IN 4006
Buah
Lokal
3.2.
No
Type Kabel
Ukuran
Jumlah
Satuan
Keterangan
NYM
4 x 10 mm2
12
Meter
NYY
4 x 1,5 mm2
Meter
NYY
4 x 6 mm2
Meter
NYY
4 x 1,5 mm2
1,5
Meter
NYY
4 x 1,5 mm2
3,5
Meter
NYY
4 x 1,5 mm2
2,5
Meter
NYY
4 x 1,5 mm2
Meter
NYY
3 x 1,5 mm2
Meter
50
BAB IV
GAMBAR RANGKAIAN
4.1.
4.2.
59
4.3.
64
4.4.
70
BAB V
ANALISIS
5.1.
induksi 3 yang mana M1 berfungsi sebagai peniup udara pada biji-bijian yang
keluar dari silo pertama, sedangkan motor M2 berfungsi sebagai penggetar silo
sehingga biji-bijian tersebut bergerak maju menuju ke saluran berikutnya. Kedua
motor ini dapat bekerja secara otomatis ataupun secara manual.
A.
Posisi otomatis
Dengan pengoperasian saklar S7 sehingga anak kontak S7 berada pada
posisi A, maka bila ditekan saklar S6B dengan demikian maka kontaktor K6M
dan K8M serta K9T mendapat tegangan dari sumber. Menyebabkan anak kontak
utama K6M menghubungkan M1 dengan sumber jala-jala dan pada saat yang
bersamaan kumparan motor M1 telah terhubung secara bintang, dengan
berakhirnya waktu setting pada kontaktor K9T maka posisi pengasutan motor M1
telah berpindah ke posisi delta, hal itu dilakukan adalah untuk mencegah
timbulnya arus starting yang besar.
Dengan bekerjanya M1 ini berarti udara telah dihembuskan dalam saluran
menyebabkan saklar S13 bekerja maka dengan bekerjanya setting waktu K11T
motor M2 akan langsung bekerja sebagai penggetar silo. Setelah motor M2
meniupkan biji-bijian sampai penuh ke dalam silo kedua, maka saklar S16 bekerja
menyebabkan K16 bekerja. Setelah K16 bekerja menyebabkan K16T mendapat
tegangan, dengan demikian anak kontak NC K16T akan terbuka sehingga
Posisi manual
Pada posisi manual ini, saklar S7 diputar pada posisi H secara manual.
Rangkaian baru dapat beroperasi bila K22 telah On. Dengan demikian kini motor
M1 hanya dapat dioperasikan dengan menekan tombol tekan S8B sehingga
kontaktor K6M dan K8M, dan K9T mendapat tegangan pada saat bersamaan
seperti sedia kala melakukan pengasutan Y-D pada starting awalnya.
Motor M2 akan bekerja setelah S14B kita tekan, maka K13 akan bekerja
sehingga anak kontak utamanya akan menghubungkan motor dengan supplay
utama jala-jala. Untuk meng off kan kedua motor ini dilakukan secara terpisah,
saklar tekan S8A untuk mematikan motor M1, dan untuk mematikan motor M2
dengan menekan saklar S14a.
81
Pada posisi manual, maupun posisi otomatis, kedua motor tersebut dapat
dioffkan secara bersamaan dengan cara menekan saklar emergency pada posisi
off, maka rangkaian akan berfungsi mati (berhenti bekerja) baik kontrol maupun
tenaga.
Fungsi kerja dari lampu tanda adalah :
Lampu tanda akan tetap menyala saat posisi manual maupun saat posisi
otomatis, karena lampu tanda menyala tergantung pada masing-masing kontaktor
dan overload relay pada rangkaian kontrol maupun rangkaian tenaga.
H 12 = S13 off, berarti biji-bijian sedang mengali
H 16 = Terjadinya beban lebih pada M2
H 17 = M1 (peniupan udara oleh fan) berada dalam keadaan on
H 18 = Tejadinya beban lebih pada motor M1 baik hubungan bintang maupun
delta.
H 19 = Motor M2 (vibrator) sedang bekerja.
H 22 = Pengoperasian motor pada posisi manual
H 24 = Biji-bijian dan silo telah terisi penuh.
5.2.
82
berfungsi sebagai penggetar sehingga biji-bijian yang berada pada silo tersebut
akan jatuh ke bawah menuju M4.
A.
Posisi Normal
Pada posisi hubungan jala-jala ke kontaktor K17 M menjadi terputus
sehingga K17 dalam keadan off, jika motor conveyor belt M1 tidak beroperasi
maka motor-motor yang lain tidak dapat dioperasikan, karena gangguan pada
salah satu motor akan mempengaruhi motor-motor yang berada pada tahap
berikutnya, tanpa mempengaruhi motor yang beroperasi sebelumnya.
Dengan menekan saklar tekan S19a, sehingga kontaktor K19M mendapat
tegangan supplay, maka motor M1 akan bekerja, dengan demikian untuk
mengoperasikan kontaktor K21M dengan menekan tombol tekan S21a sehingga
M2 akan bekerja dan pada saat yang bersamaan motor tersebut diasut dengan
tahanan luar. Setelah K27 bekerja sehingga anak kontak NC nya akan terbuka
menyebabkan K22T dan K26T menjadi off.
Saklar S13a ditekan maka kontaktor K13M akan bekerja sehingga motor
M3 akan bekerja secara sistem DOL. Dengan menekan saklar S33a maka
kontaktor K33FC akan mendapatkan supplay tegangan sehingga motor M4 akan
bekerja, dan pada saat yang sama kontaktor K35M bekerja untuk menggerakkan
valve.
B.
Posisi Repair
Pada posisi ini motor-motor dapat dioperasikan masing-masing, artinya
tidak ada ketergantungan antara motor yang satu dengan motor yang lain. Dengan
memindahkan posisi saklar S17 pada posisi repair, maka hal ini akan ditandai
dengan bel H18.
83
Ketika saklar S19a kita tekan maka motor M1 akan bekerja, dan motor
M2 akan bekerja menekan S13a, dan untuk selanjutnya dengan menekan masingmasing saklarnya untuk mengoperasikan motor-motor tersebut.
Dengan menekan saklar emergency (S16), dapat juga dari masing-masing
saklarnya motor-motor akan mati. Fungsi dari masing-masing lampu tanda adalah:
H 18 = Rangkaian pada posisi repair
H 37 = Valve tertutup
H 38 = Vibrator dalam keadaan off
H 39 = Pada vibrator terjadi overload pada M5
H 40 = Terjadinya overload pada motor M4
H 41 = Overload pada converyord belt2, M3
H 42 = Overload pada mill, M2
H 43 = Overload pada donveyord belt 2, M3
H 44 = Motor M1 sedang bekerja
H 45 = Miling dalam keadaan beroeprasi, M2
H 46 = Motor M3 dalam keadaan beroperasi
H 47 = Motor M4 dalam keadaan bekerja
H 48 = Valve (Y35) dalam keadaan terbuka
H 49 = Motor M5 sedang bekerja
H 50
84
5.3.
dengan perlengkapan dan alat-alat yang lain sehingga bias mengontrol sebuah
kotak pemanas besi.
Pada awalnya sepotong besi dibawa oleh conveyor belt yang dihidupkan
oles S11 dan dikunci oleh NO K11 karena dengan S11 ditekan, maka K11 bekerja
sehingga besi dibawa oleh conveyor dan jatuh kedalam kotak melalui Sol 3. pada
saat jatuh, besi ini memotong light barrier S12 sehingga S12 ini menutup dan
memerintahkan K13 untuk bekerja. Dengan K13 bekerja maka NC K13 yang
dipasang seri dengan pengunci K11 membuka sehingga K11 mati dan conveyor
belt berhenti membawa besi. Kemudian Sol 3 menutup yang diperintahkan oleh
LS1. Dengan menutupnya Sol 3 ini maka proses pemanas besi dimulai. Proses ini
mula-mula dipanaskan oleh hubungan Delta selama waktu 15 detik lalu
dilanjutkan oleh hubungan Bintang selama 5 detik. Hal ini diharapkan karena besi
tersebut perlu waktu agar panas semua bagian besi itu sama. Proses ini
berlangsung terus menerus selama 20 menit. Timer proses On-Off ini secara
berulang-ulang diatur oleh timer K23T setelah prose situ selesai selama 20 menit
maka K21T memerintahkan K22 untuk bekerja sehingga proses pemanas berhenti
dan pada saat bersamaan NC K23T memerintahkan kontaktor Y24 untuk
membuka Sol 2 dan Solenoid Valve menarik besi yang ada dalam kotak pemanas
yang telah dipanaskan tersebut. Besi itu lalu jatuh dan dan memotong light barrier
2 dan light barrier ini anak kontak NO nya menutup yaitu S25 yang dipasang
parallel dengan S11 untuk mnghidupkan K11. sehingga conveyor belt bekerja
kembali dan membawa besi lagi dan jatuh ke kotak pemanas dan proses pemanas
85
nya dimulai kembali setahap demi setahap seperti prinsip kerja yang telah tersebut
diatas. Fungsi kerja lampu tanda pada rangkaian kontrol pemanas besi ini yaiti
seperti yang tersebut diabawah ini;
H28
H27
H26
5.4.
Instalasi Penerangan
Pemasangan instalasi penerangan ini memakai dua sistem pemasangan
yaitu secra inplaster dan onplaster. Dan menggunakan beberapa peralatan yang
dapat dioperasikan dari beberapa tempat, seperti saklar impuls, stair case dan lainlain, dan juga bel listrik yang menggunakan sumber tegangan AC 220 V, dan 12
Volt. Dalam praktek pemasangan instalasi listrik ini mempunyai beberapa
kelompok, prinsip kerja dari masing-masing kelompok tersebut adalah:
Kelompok I Bel Listrik (220 V)
Bel listrik ini akan bekerja bilamana tombol tekan kita tekan, ini berarti bahwa
kumparan dalam bel telah terhubung dengan sumber sehingga arus melintasi
kumparan menyebabkan terjadi suatu medan magnet apda kumparan, dengan
demikian anker besi lunak dalam bel akan menarik sehingga terjadi bunyi giringgiring. Bel listrik ini dapat dioperasikan dari beberapa tempat termasuk panel
karena saklar tekan yang menghubungkannya dengan sumber diparalelkan.
Pada instalasi penerangan ini menggunakan staircase sistem 3 kawat, yang mana
pada sistem ini staircase akan hanya bekerja pada seting waktu yang telah
86
Pada kelompok ini dua buah saklar tukar dan dua buah saklar silang dihubungkan
sedemikian rupa sehingga dapat mengoperasikan lampu penerangan dari masingmasing tingkat. Saklar tukar ditempatkan di tingkat ketiga dan saklar lainnya
ditempatkan di dekat panel. Adapun saklar silang 1 ditempatkan pada tingkat 1
dan saklar silang 2 ditempatkan pada lantai II.
Untuk mengoperasikan lampu A tersebut dapat kita mulai dari mana saja baik dari
saklar tukar ataupun dari saklar silang. Dan lampu hanya akan on untuk
pengoperasiannya yang pertama, sedangkan untuk pengoperasian yang kedua dari
masing-masing saklar tersebut akan menyebabkan lampu dalam keadaan off, hal
ini disebabkan karena salahs atu dari saklar tersebut telah memutuskan hubungan
lampu dengan tegangan.
87
Dalam kelompok V ini digunakan saklar impuls sebagai pengaturnya, saklar ini
meurpakan suatu rangkaian yang memberikan masukan sumber tegangan kepada
beban yang diinginkan. Saklar impuls ini akan bekerja setelah menerima tegangan
sesaat untuk menggerakkan anak kontaknya sehingga saklar impuls ini tidak
membutuhkan kembali tegangan pada coilnya, dan posisi sakalr akan berubah
untuk setiap impuls, saklar ini mempunyai dua posisi kontak on pada impuls I dan
kontak off posisi 2.
Peralatan yang digunakan untuk memberikan tegangan sesaat pada coil saklar
impuls adalah tombol tekan, yang mana tombol tekan ini diletakkan di tiap-tiap
tingkat dan juga diletakkan di dalam panel sehingga pengaturannya dapat
dilakukan dari tempat-tempat tertentu.
Pada kelompok ini merupakan pemasangan instlaasi bel listrik 6-12 volt yang
mana prinsip kerjanya adalah sama dengan pengaturan bel listrik 220V, hanya
saja pada bel 6-12 volt ini diturunkan tegangannya dari 220 volt menjadi 6-12
oleh trafo step down sehingga kebutuhan tegangan pada belt listrik tersebut dapat
terpenuhi. Pengoperasian bel listrik 6-12 volt ini dapat dilakukan dari beberapa
tempat.
5.5.
(freon 22) dari evaporator dengan suhu yang rendah dan tekanan yang rendah, lalu
dimampatkan sehingga menjadi gas dengan tekanan tinggi dan suhu yang tinggi,
88
gas tersebut melalui pipa tekan, ditekan keluar dari kompresor, lalu mengalir ke
kondensor pada bagian yang paling atas.
Kondensor didinginkan oleh udara luar pada suhu ruang waktu gas dengan
suhu tinggi dan tekanan tinggi mengalir dalam pipa sepanjang kondensor, gas
tersebut dari luar didinginkan oleh udara, sehingga udaranya turun. Setelah
suhunya turun mencapai suhu kondensasi lalu mengembun. Wujudnya sedikit
demi sedikit berubah menjadi cair, tekanannya masih tetap juga. Saat bahan
pendingin keluar dari bagian bawah kondensor dan wujudnya telah berubah
menjadi cair pada suhu ruang atau suhu dinginlanjut, tetapi tekanannya masih
tetap tinggi. Cairan tersebut kemudian mengalir ke pengering. Di antara pengering
berisi bahan pengering (silicagell) di antara dua buah kawat penyaringan.
Pengeringan dapat menyerap lembab air, asam dan menyaring kotoran di dalam
sistem. Bahan pendingin selanjutnya mengalir dari pengering dengan tekanan
tinggi ke dalam pipa kapiler.
Pipa kapiler mempunyai lubang yang sangat kecil, yang dapat menurunkan
tekanan. Bahan pendingin cair waktu mengalir di dalam pipa kapiler tersebut
mendapat tahanan dan hambatan yang sangat besar, sehingga tekanan menjadi
turun. Bahan pendingin yang keluar dari pipa kapiler tetap berwujud cair dengan
suhu ruang tetap, tetapi tekanannya telah turun menjadi rendah sekali, kemudian
mengalir masuk ke dalam evaporator.
Evaporator terdiri dari pipa-pipa yang besar tekanannya di dalam pipa
adalah rendah sekali, karena dihisap dan dibuat vacum oleh kompresor. Waktu
bahan pendingin cair masuk ke evaporator, cairan tersebut segera menguap dan
89
wujudnya berubah dari cair menjadi gas dengna suhu rendah dan rekanan rendah.
Tetapi untuk mengubah zat cair menjadi gas diperlukan kalor.
Bahan pendingin gas yang telah menguap dan bahan pendingin cair yang
tidak sempat menguap dan bahan pendingin dievaporator ditampung pada
acumulator. Bahan pendingin cair ditampung pada bagian bawah akumulator, dan
bagian pendingin gas dari bagian atas dari akumulator mengalir melalui saluran
hisap ke kompresor.
Gas pendingin dari evaporator mengalir di dalam saluran hisap ke
kompresor. Cairan hangat dari kondensor mengalir dalam pipa kapiler ke
evaporator dengan arha yang berlawanan. Kompresor gas yang dingin masih
berguna untuk mendinginkan kumparan motor dan minyak pelumas kompresor,
kemudian gas dihisap oleh kompresor masuk ke dalam silinder dan dimampatkan
kembali oleh torak sehingga menjadi gas yang bertekanan tinggi dan bersuhu
tinggi, gas tersebut keluar dari kompresor lalu mengalir kembali ke dalam
kondensor. Proses ini diulangi terus-menerus sampai suhu di dalam lemari es
menjadi dingin.
90
BAB VI
PENUTUP
6.1. Simpulan
6.1.1. Kontrol Tenaga dengan Penghembus (Blower)
1. Rangkaian kontrol pemindahan/penggilingan biji-bijian ini mempunyai
dua sistem pengoperasian yaitu sistem manual dan otomatis.
2. Rangkaian kontrol pemindahan biji-bijian dengan peniupan udara ini
menggunakan dua unit motor induksi 3 yaitu M1 dan M2.
3. Prinsip kerja dari pemindahan biji-bijian dengan peniupan udara
merupakan suatu rangkaian yang saling ketergantungan. Apabila motor
M1 belum bekerja maka motor M2 tidak dapat bekerja, jadi M2 akan
bekerja bila motor M1 telah bekerja lebih dahulu demikian pula jika
terjadi gangguan motor M1 akan berhenti jika motor M2 telah off.
4. Saklar S13 akan bekerja jika telah ada aliran udara dalam pipa, dan
secara otomatis akan mengopeasikan motor M2 (vibrator). Jika tidak ada
aliran udara, seandainya M1 telah bekerja maka motor M2 tetap tidak
akan bekerja.
5. Sebagai tindakan untuk pengaman digunakan saklar emergency dan fuse
untuk mengamankan dari arus hubung singkat, serta over load untuk
mengamankan arus beban lebih.
92
dirangkai
secara
paralel
untuk
masing-masing
93
94
DAFTAR PUSTAKA
Djamaluddin
Juandi.
Pengertian
AC.
https://www.academia.edu/762699881/PENGERTIAN_AC.
(Online)
Diakse
27
Desember 2014.
E. Setiawan, P. Van Harten, Instalasi Listrik Arus Kuat 1.
F. Suryatmo, Teknik Listrik Instalasi Penerangan, Rineka Cipta, Jakarta.
Fitzgerald, A.E. et al. 1989. Dasar-dasar Elektro Teknik. Eralngga. Jakarta.
PEDC, 1983, Rancangan Listrik Semester III, PEDCBandung, Edisi 1984.
PEDC, 1983, Rancangan Listrik Semester IV, PEDCBandung, Edisi 1985.
PEDC. Instalasi Listrik. Semester II. Bandung. 1985.
PEDC. Instalasi Listrik. Semester V. Bandung. 1985.
Saputra Ariffandi. 2012. Pengetahuan Dasar Tentang AC. (Online) http://airconditioner-ariffandisaputra.blogspot.com/2012/03/bab-iii-pengetahuandasar-tentang-ac.html. Diakses 27 Desember 2014.
Wurdono, Instalasi Motor-Motor Listrik, Angkasa, Bandung.
95