Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM UTILITAS

ANALISA KUALITATIF, KUANTITATIF, ALKALINITAS,


KESADAHAN SERTA PELUNAKAN AIR PROSES
INDUSTRI

Di susun :
Nama

: Nurlena sri gustina

NRP

: 08.K40023

Grup

: K-1

Dosen

Asisten dosen

Tanggal penyerahan : 18 Mei 2011

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL


BANDUNG
2011

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Air proses biasanya merupakan hasil pengolahan dari persediaan air yang
diambil dari sumber air, untuk memenuhi syarat bagi berbagai konsumsi dan
keperluan, baik untuk masyarakat umum maupun industri.
Kebutuhan air untuk masyarakat umum biasanya diurus oleh Pemerintah
Daerah melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), yang menyediakan air untuk
keperluan masyarakat umum, tidak saja untuk air minum, tetapi oleh masyarakat juga
digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi dan mencuci. Namun dengan
berkembangnya jumlah penduduk dan jumlah perumahan dengan laju yang sangat
pesat,

persediaan air proses dari PDAM tidak dapat mengikuti pertumbuhan laju

penduduk. Akibatnya sebagian penduduk, terutama di daerah industri atau didaerah


pinggir kota beramai-ramai menggunakan air sumur (baik sumur dangkal maupun
sumur artesis), sehingga belum tentu air tersebut memenuhi syarat untuk keperluan air
minum, mandi dan mencuci. Sebagian masyarakat juga menggunakan air sungai atau
danau untuk kebutuhan mereka, tanpa menyadari apakah air tersebut memenuhi
syarat.
Air untuk masyarakat industri memerlukan persyaratan yang lebih berat
dibanding air untuk masyarakat umum dan rumah tangga. Persyaratan air untuk
industri, antara lain harus bebas dari zat kimia yang mengganggu proses industri,
termasuk air untuk ketel uap yang menghasilkan energi panas untuk proses produksi.
Dalam kegiatan suatu industri, dibutuhkan air untuk keperluan minum, mandi dan cuci
(MCK), maka air yang digunakan juga harus diproses seperti halnya air untuk
keperluan rumah tangga.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud percobaan ini adalah mengidentifikasi kandungan air dan menghilangkan
kesadahan air contoh uji.
Tujuan percobaan ini adalah untuk menganalisa ada atau tidak zat-zat yang dapat
mempengaruhi proses, menganalisa alkalinitas air, menganalisa kesadahan air dan
melakukan pelunakan terhadap air contoh uji.

BAB II
TEORI PENDEKATAN
Air untuk industri tekstil
Indusri tekstil adalah industri yang paling banyak menggunakan air, terutama pada
proses pencelupan sampai

proses penyempurnaan tekstil. Untuk memenuhi

kebutuhan air proses pada bagian finishing umumnya digunakan air dari sumber
alam yang mengandung zat yang beraneka jenis maupun jumlah ion-ion dan
kotoran yang terkandung didalamnya, tergantung dari sumbernya. Tetapi untuk
dapat digunakan, air memerlukan persyaratan tertentu diantaranya :
a. Kekeruhan dan warna
Kekeruhan disebabkan oleh partikel-partikel tersuspensi dalam air yang berasal
dari bahan anorganik seperti tanah liat, lumpur serta bahan organic seperti jotoran
dan tumbuh-tumbuhan.Warna air disebabkan oleh zat organic yang terlarut dan
berikatan dengan besi serta mangan.
b. Derajat Keasaman /pH
Derajat keasaman /pH merupakan kadar asam atau basa didalam larutan dengan
melihat konsentrasi hydrogen (H+) suasana asam dalan air akan mempengaruhi
beberapa proses dan akan merusak beberapa jenis bahan tekstil terutama bahan
selulosa. Suasana alkali misalnya NaOH akan merusak pipa logam , menyebabkan
kerapuhan yang dikenal dengan istilah kerapuhan kostik.
c. Alkalinitas
Alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan asam tanpa penurunan pH
larutan. Alkalinitas dalam air alam sebagian besar disebabkan oleh ion-ion
karbonat (CO3), bikarbonat (HCO3),Hidroksida (OH) dan sebagainya.Alkalinitas
dinyatakan dalam mgrek/Liter atau mg CaCO3/Liter. Jika kadar alkalinitas terlalu
tinggi akan menyebabkan karat-karat pada pipa sehingga pada saat proses
berlangsung, karat-karat tadi akan terbawa air dan menodai bahan tekstil. Jika
kadar alkalinitas terlalu rendah dan tidak seimbang dengan kesadahan dapat
menyebabkan kerak CaCO3 pada dinding ketel uap sehingga tekanan menjadi
lebih tinggi. Alkalinitas diperiksa dengan cara titrasi asam basa.asam yang banyak

digunakan adalah asam sulfat (H2SO4) dan HCl. Asam ini akan mengikat zat
penyebab alkalinitas sampai titik akhir titrasi tercapai.Titik akhir titrasi dapat
ditentukan oleh :

Perubahan warna indicator pada titik akhir titrasi

Perubahan nilai pH pada pH meter, grafik pH-Volume akan memperlihatkan


lengkungan titik akhir

12
-

OH + H H2O

CO32-+H+ HCO3-

4,3
HCO3- +H+ H2O + CO2
Gambar 1
Grafik hubungan pH dengan volume pada titrasi alkalinitas
Reaksi yang terjadi adalah
OH- + H+
2-

H2O

CO + H

HCO3 + H

Titik akhir terletak pada pH 8,3

HCO3
+

H2O + CO2

terjadi pada pH 4,5

Pada titik akhir titrasi pertama yaitu pH8,3 dikenal dengan nilai P (dari
Phenolpthalin) untuk mencapai titik akhir ke-2 yaitu pada pH 4,3 dikenal dengan
nilai M (dari metal).jadi pada saat tercapai nilai P pada pH 8,3
OH- + H+

H2O

Nilai P menunjukkan OH- dan CO3 = (HCO3-)


Jika dalam air hanya ada karbonat , bikarbonat, dan hidroksida maka unsur
alkalinitas dapat ditentukan dengan bantuan dari tabel.
Tabel
Perhitungan mencari kadar unsur alkalinitas
Hasil

OH-

CO32-

HCO3-

P=0

2P<M
2P=M

0
0

2P
2P

M-2P
0

2P>M

2P-M

2(M-P)

P=M

Catatan : Alkalinitas hanya terdiri dari CO 32-, HCO3-, OH-, P = alkalinitas PP, M =
alkalinitas MO
d. Besi dan Mangan
Garam besi mempunyai pengaruh yang berbeda-beda dalam proses tekstil.Pada
proses pemasakan dan pengelantangan , garam besi dapat menimbulkan nodanoda kuning coklat pada bahan dan memperbesar kerusakan selulosa karena
logam berat akan berfungsi sebagai katalis dalam penguraian zat pengelantang.
Senyawa besi juga dapat bereaksi dengan zat warna reaktif membentuk ikatan
kompleks sehingga mempengaruhi warna yang dihasilkan.
e. Silikat
Adanya silikat dalam air proses tidak dihendaki , karena endapan silikat murni sulit
dihilangkan sehingga dapat menyumbat pipa-pipa dan melapisi dinding ketel uap
bertekanan tinggi.
f. Klorida
Kadar klorida yang terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan pada peralatan
yang terbuat dari besi.
g. Kesadahan
Kesadahan disebabkan oleh garam-garam kalsium dan magnesium yang
menyebabkan sabun-sabun lengket, sehingga dapat menimbulkan :

Kesukaran dalam pegangan kain

Tidak ratanya hasil pencelupan

Mengendapkan zat warna karena terbentuknya ikatan kompleks

Kesadahan dapat digolongkan menjadi :

Kesadahan sementara yang disebabkan oleh adanya CaCO3 ,Ca(HCO3) ,


MgCO3, Mg(HCO3)

Kesadahan tetap , yang disebabkan oleh senyawa CaCl 2 , CaSO4, MgCl2 ,


MgSO4.

Kesadahan total atau kesadahan jumlah , yaitu jumlah dari kesadahan tetap
dan kesadahan sementara yang ada dalam air.

Untuk syarat air proses pada industri tekstil ditetapkan batas maksimal kesadahan
total sebesar 3 DH.Satuan yang digunakan ialah derajat Jerman, dimana 1 DH
setara dengan 10 mg/l CaO.
Standar air untuk proses tekstil
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Kandungan dalam air


Kekeruhan
Warna
Besi
Mangan
Logam berat lain
Alumunium
Kesdahan jumlah
Alkalinitas
Jumlah gas terlarut
Ion ion
Silikat
Sulfat
Khlorida
Calsium
Magnesium
Bikarbonat

Jumlah (mg/L)
5.0
Tidak berwarna
0.1
0.1
0.01
0.5
30.0 = 30dH
75
150
110.0
100.0
100.0
10.0
5.0
200.0

Kesadahan total adalah jumlah ion-ion Ca dan Mg yang terkandung didalam


air.Ion-ion ini dapat ditentukan melalui titrasi kompleksometri yaitu suatu titrasi
dengan menggunakan larutan komplekson(EDTA / etilenadiamintetra asetat).
EDTA adalah suatu senyawa yang dapat membentuk pasangan kimiawi secara
ikatan kompleks dengan ion-ion kesadahan.Indikator yang dipakai pada titrasi
kompleksometri merupakan asam atau basa lemah organic yang dapat membentuk
ikatan kompleks dengan logam , dan warna senyawa tersebut berbeda dengan
warna indicator dalan keadaan bebas.Indikator yang sering digunakan adalah EBT
(Eriochrome Black T), sejenis indicator yang berwarna merah apabila berada dalam
larutan yang mengandung ion kalsium dan magnesium pada pH 10.Indikator yang
lain adalah Murexid , suatu senyawa yang berwarna merah jika berada dalam
larutan yang mengandung ion kalsium saja.

Pada penetapan kesadahan ada beberapa factor yang biasanya menggangu


penetapan ion Ca dan Mg ini diantaranya adanay kation seperti Al3+, Fe3+, Fe2+, dan
Mn2+, dan juga ikut bergabung dengan EDTA membentuk senyawa kompleks. jika
kesadahan terlalu tinggi endapan Ca2+ dapat muncul dalam waktu titrasi lebih dari 5
menit ,oleh karena itu sample harus diencerkan.
h. Pelunakan Air Sadah
Maksud dari pelunakan disini adalah penghapusan ion-ion penyebab kesadahan
dalam air.Kesadahan air terutama disebabkan oleh ion Mg2+ dan Ca2+. Air sadah
akan

mengendapkan

sabun,

akibatnya

penggunaan

sabun

akan

lebih

banyak.Selain itu akan merusak beberapa jenis zat warna pada proses
pencelupan, kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32- juga mengakibatkan kerak pada
dinding ketel uap yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat.
Beberapa proses untuk pelunkan air sadah adalah :

Cara Pemanasan : Cara ini hanya dapat menghilangkan kesadahan


sementara yang disebabkan bikarbonat-bikarbonat dari ion kesadahan

Cara Pengendapan :Cara ini merupakan cara yang paling murah yang dapat
mengendapkan kesadahan total.Pada cara ini garam-garam kalsium dan
magnesium penyebab kesadahan diendapkan sebagai karbonat karbonat.
Sebagai zat pengendap dipakai campuran Na2CO3 dan Ca(OH)2 atau
campuran NaOH dan Ca(OH)2

Cara penukar ion : Cara ini sangat mahal tetapi efesiensi cukup tinggi, cocok
dipakai untuk penyediaan air kotor .Pada saat ini kalsium dan magsnesium
yang terkandung dalam air ketel pada cara ini kalsium dan magnesium yang
terkandung didalam air didesak oleh ikatan oleh senyawa penukar ion.

BAB III
PEMECAHAN MASALAH

3.1 Alat Percobaan


Alat yang digunakan :
tabung reaksi
erlenmeyer 250 ml
pipet volume 25 ml & 10 ml
pipet tetes
corong gelas
buret 100 ml
piala gelas 500 ml
gelas ukur dan labu ukur
pengaduk
kasa & pembakar Bunsen
kertas saring
3.2 Pereaksi yang digunakan :
-

Larutan contoh

uji

Natrium

KIO4 padat

hidroksida 10%

NaHCO3

HCl 4 N

Magneson

HCl 1 : 1

Ammonium

K3FeCN6

Asam oksalat

molibdat

KCNS

Benzidin

K4FeCN6

Hdroksil amin

Natrium asetat

BaCl2

HCl pekat

CH3COOH 10%

Aluminon

Phenantrolin

Ammonium

Asam sulfat 4 N

Indicator PP

oksalat

Asam sulfat10%

Indicator MO

Quinalizarin

KMnO4 0,01 N

HCl 0,1 N

AgNO3

10%

Cara Kerja
-

Pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif air proses industri tekstil


a. Silikat
Siapkan 2 ml contoh uji pada tabung reaksi
Ditambahkan 2-3 tetes HCl 4N ( sebagai Pengasam)

Dimasukkan 2-3 tetes ammonium molibdat 5 %


Jika perlu dipanaskan sebentar ,kenudian didinginkan ,jika larutan
berwarna kuning berarti mengandung silikat.dilakuakn uji penentuan
(karena posfat menunjukkan hasil yang sama) yaitu :
Beberapa tetes larutan pereaksi bekas uji diletakkan dalam pinggan
porselen
1 tetes benzidin dan 1 tetes Na Asetat ditambahnya.Jika terdapat lapisan
berwarna biru menunjukkan adanya silikat. ( - )
b. Klorida
Siapkan 2 ml air pada tabung reaksi
ditambahkan 2-3 tetes HNO3 4N (sebagai asam)
ditambahklan 2-3 tetes AgNO3 0,1 N
Jika terjadi endapan putih yang larut dalam amoniak berarti contoh uji
mengandung klorida ( +)
c. Besi (Fe)
Reaksi :
Fe2+ + K3Fe(CN)6

KFe(Fe(CN)6) + 2K+

Fe3+ + K4Fe(CN)6

KFe(Fe(CN)6) + 2K+

Penentuan Fero (Fe2+)

Siapkan 1 ml air contoh uji dalam tabung reaksi


ditambahkan 1 tetes HCL (sebagai pengasam)
ditambah 2-3 tetes K3Fe(CN)6(kalium ferisianida)
Jika terjadi endapan biru turnbull berarti air mengandung Fe2+ ( - )
Penentuan Feri (Fe3+)

Siapkan 1 ml air contoh uji dalam tabung reaksi


ditambahkan 1 tetes HCl ( sebagai pengasam)
ditambahkan 2-3 tetes kalium FeroSianida
Jika terjadi endapan yang berwarna biru trunbull (+)
d. Sulfat (SO42+)
Reaksi :
SO42+

+ BaCl2

BaSO4 + 2 Cl-

Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi

ditambahkan 5 tetes HCl 4N


ditambahkan 5 tetes BaCl2 0,5 N
jika terjadi endapan (kekeruhan ) putih ,berarti contoh uji
mengandung sulfat. ( - )
e. Kalsium
Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi
Asamkan dengan 2-3 tetes asam asetat 10 %
Jika ada endapan putih, berarti contoh uji mengandung kalsium ( + )
f. Magnesium
Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi
ditambahkan 10 tetes quinalizarin alk
ditambahkan 5 tetes NaOH 10 %
jika terjadi endapan biru ,berarti contoh uji mengandung sulfat. ( + )
g. Alumunium
Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi
Asamkan 2 ml HCl 1N
ditambahkan 3 ml ammonium asetat 3n
ditambahkan 3 tetes aluminon
jika terjadi endapan merah terang ion Al3+ , berarti contoh ui
mengandung alumunium.
h. Mangan
Siapkan 2 ml contoh uji pada tabung reaksi
Tambahkan 2-3 tetes asam sulfat 4 N
Tambahkan KIO4 padat panaskan
i. Zat Organik
Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi
Asamkan 5 tetes asam sulfat 10 %
ditambahkan 4 tetes KMnO6 0,01 N
jika warna KmnO4 Hilang ,maka air contoh uji mengandung zat organic.
j. Kuantitatif Cl-

50 ml contoh uji masukkan kedalam erlenmeyer


Check pH sebelumya
atur 7 -10 dengan penambahan asam sulfat dan NaOH
ditambahkan kalium bikromat sebanyak 3 tetes
setelah itu lakukan penitaran dengan menggunakan AgNO 30,01 N sampai
warna nya tuh mereka kekuningan
lakukan perhitungan dengan rumus
kadar Cl = ml titrasi x N titrasari (penitar) x Bs Cl- x 1000/50

Analisa kandungan silikat dalam air

Untuk merubah bentuk silikat molibdat dilakukan proses digestion dengan


NaHCO3.
50 ml contoh uji dipipet kedalam cawan platina.
Tambahkan 200 mg NaHCO3 benas silikat, panaskan diatas penangas
selama 1 jam kemudian dinginkan.
Tambahkan 2,4 ml asam sulfat 1 N perlahan-lahan sambil diaduk.
Tepatkan volume menjadi 50 ml dengan air destilasi, dilakukan proses yang
sama terhadap larutan standar silikat.
Untuk proses pewarnaan :
50 ml contoh yang telah diproses digestion ditambahkan 1 ml HCl 1:1
Tambahkan larutan ammonium molibdat sebanyak 2 ml.
Contoh dikocok sampai homogen dan dibuarkan selama 5-10 menit.
Tambahkan 1,5 ml asam oksalat kemudian kocok sempurna.
Pembacaan spektrofotometer dilakukan pada panjang gelombang 410 nm
setelah2-15 menit setelah penambahan asam oksalat. Untuk blanko gunakan
air suling.
-

Analisa kandungan sulfat dalam air


100 ml air contoh uji dipipet ke Erlenmeyer 250 ml, tambahkan pereaksi
kondisi 5 ml.
Tambahkan 8-10 gram kristal BaCl2 kocok cepat selama 1 menit.
Segera diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420
nm.
Pengukuran dilakukan setelah 3 menit tetapi tidak melebihi 10 menit.

Analisa kadar besi dalam air

100 ml air contoh uji dimasukkan kedalam Erlenmeyer, tambahkan 5


tetes HCl pekat dan 1 ml hidroksil amin.
Didihkan sampai volume tinggi setengahnya.
Masukkan dalam labu ukur 100 ml tambahkan 2 ml buffer asetat dan 2
ml phenontrolin, encerkan sampai tanda garis kocok sampai homogen.
Biarkan selama 10-12 menit, kemudian terbentuk warna merah.
Ukur larutan tersebut pada panjang gelombang 510-520 nm.
Buat larutan standar besi dengan 0,025 mg/l; 0,05 mg/l; 0,075 mg/l;
0,100 mg/l; dan 0,125 mg/l.
Alkalinitas PP

25 ml contoh uji dipepet ke dalam Erlenmeyer, tambahkan 2 tetes


indicator PP.
Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai larutan tidak berwarna.
Alkalinitas MO

25 ml contoh uji dipepet ke dalam Erlenmeyer, tambahkan 2 tetes


indicator MO.
Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai larutan berwarna orange.
Analisa Kesadahan (Ca dan Mg) dengan Cara Kompleksomettri

Penetapan kesadahan total


25 ml contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer
Ditambahkan 1 ml larutan buffer pH 10
Ditambahkan 2 ml KCN 5%
Ditambahkan 3-4 tetes indicator EBT, larutan menjadi merah
Segera titar dengan larutan EDTA 0,01 M, sampai tepat berubah
menjadi biru

Penetapan kesadahan Ca
50 ml contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer
Ditambahkan 1 ml NaOH 4N
Ditambahkan 2 ml KCN 5%

Ditambahkan indicator Munexid, larutan menjadi merah


Segera titar dengan larutan EDTA 0,01 M, sampai tepat berubah
menjadi ungu
-

Kesadahan jumlah cara warthaphifer


a. Alkalitas P
25 ml contoh uji ditambah 2 tetes PP warna larutan menjadi merah
ditirasi dengan asam sulfat 0,02 N sampai terbentuk 0,1 N
Kesadahan jumlah P
Air sisa alkalinitas 5menit, dinginkan kemudian tambahkan 25 ml
lindisoda 10 menit, dinginkan.
Encerkan dengan air suling ( sudah dididihkan ) sampai 100 ml. Dan
saring.
Filtratnya dititrasi dengan larutan asam sulfat 0,1000 N sampai tak
berwarna ( bila perlu tambahkan 2 tetes PP ).
Lakukan titrasi blanko untuk 25 ml lindisoda.
b. Alkalinitas M
2 ml contoh uji ditambahkan 2 tetes MO sampai terbentuk warna kuning.
Titrasi dengan asam sulfat 0,02 N sampai orange
Kesadahan jumlah M
air sisa alkalinitas 5, dinginkan dan tambahkan 25 ml lindisoda 0,1 N
10, dinginkan.
Encerkan dengan air suling ( sudah dididihkan ) sampai 100 ml. Saring.
Filtratnya dititrasi dengan larutan asam sulfat 0,1 N sampai terbentuk
orange bila perlu tambahkan 2 tetes MO.
Lakukan titrasi blanko untuk 25 ml lindisoda.

Pelunakan Air Sadah


a. Cara Pemanasan
100 mml air contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer
dipanaskan sampai mendidih selama kurang lebih 30 menit
Air yang telah mendidih didinginkan

Sisa kesadahan diperiksa kesadahan totalnya dengan larutan EDTA


b.

Cara Pengendapan dengan Ca(OH)2 dan Na2CO3 serta pengendapan dengan


NaOH dan Na2CO3
Kebutuhan soda kapur dan soda ash atau NaOH dihitung sesuai
kebutuhan
100 ml air contoh dipipet kedalam piala gelas
Soda ash dan soda kapur sesuai dengan kebutuhan dimasukkan
kedalam piala gelas tsb
Larutan dididihkan selama 15 30 menit, dan akan terjadi endapan
karbonat, didinginkan, kemudian disaring dengan kertas saring barit
Saringan/filtratnya dianalisa kesadahan sisanya dengan cara
kompleksometri.

Cara Penukar Ion


100 ml air contoh dimasukkan kedalam piala gelas
Air contoh tersebut dialirkan melalui tabung yang berisi resin penukar
ion dan ditampung kedalam Erlenmeyer 250 ml
Dikerjakan 3 kali aliran melalui tabung yang berisi resin penukar ion
larutan yang telah dialirkan melalui tabung resin dianalisa kesadahan
secara kompleksometri.

BAB 4
Data Percobaan dan Perhitungan
Kualitatif :
a. Silikat : ( + )

b. Klorida : ( + )

c. Fe2+ : ( - )

d. Fe3+ : ( + )

g. Mg2+ : ( + )

e. SO42- : ( + )

h. Al3+ : ( + )

f.

Ca2+ : ( - )

i.

j.

Zat organic : ( - )

Mn2+ : ( + )

Kuantitatif :
a.

Cl-

Ml titrasi I : 41 -38 = 3 ml
Ml titrasi II : 35,9 32,8 = 3,1 ml
Ml rata-rata:

= 3,05 ml

Kadar : 3,05 ml x 0,01000 x 35,5 x 1000/10 = 108,275 mg/l


Padatan tersuspensi
pH : 6
Berat awal 1

: 0,3146

Berat akhir 1

: 0,3175

Berat awal 2

: 0,3185

Berat Akhir 2

: 0,3207

1) B.akhir B.awal X 1000/50


= ( 0,3175 0,3146 ) x 1000/50
= 0,0029 x 20
= 0,058 g/l
= 58 mg/l
2) B.akhir B.awal X 1000/50
= ( 0,3207 0,3185 ) x 1000/50
= 0,0022 x 20
= 0,044 g/l
= 44 mg/l

Analisa kandungan Sulfat dalam air

Konsentrasi (x)
50
100
150
200

%T
88,5
75
69,5
64,5

A(y)
0,0530
0,1249
0,1580
0,1904

xy
2,65
12,49
23,7
38,08

X2
2500
10000
22500
40000

250
Jumlah 250

a
a

61,5

0,2111
0,7374

n xy x y

n x 2 x
5129,695 750 0,7374
2

5137,500 750
95,425
a
0,0007634
125000

y x 2 x xy
b
2
n x 2 x
b

0,7374137.500 750129,695
2
5137500 750

161.392,5 97.271,25
0,03297
125000

Y = ax + b
Y = 0,0007634x 0,03297 y
Penentuan konsentrasi untuk sulfat
Contoh uji : % T = 85
Y= A= 2 log %T = 2 log 85
= 0,0705
Y = ax + b
0,0705 = 0,0007634x + 0,03297 y
0,0705 - 0,03297 y = 0,0007634x
X = 0, 03753
0, 000763
= 49, 1674 mg/l

52,775
129,695

62500
137500

Analisa kandungan besi dalam air

Konsentrasi (x)
0,002
0,004
0,006
0,008
0,1
Jumlah 0,375
mg/l

%T
96
73,5
61,5
70,5
60,5

A(y)
0,0177
0,1337
0,2112
0,1518
0,2182

0,03

0,7326

n xy x y
n x 2 x

5.0,0052338 0,03.0,7326
20,955
5.0,00022 0,03 2

y x 2 x xy
2
n x 2 x

0,7326 0,0022 0,03 0,0052338


2
5 0,00022 0,03

Y = ax + b
Y = 20,955 x - 0,02079y
Penentuan konsentrasi untukBesi
Contoh uji : % T = 74,75

xy
0,0000354
0,0005348
0,0012672
0,0012144
0,0052338
0,0052338

0,02079

X2
0,000004
0.000016
0,000036
0.000064
0,0001
0,00022

Y= A= 2 log %T = 2 log 74,75


= 0,1263
Y = ax + b
0,1263= 20,955 x + 0,02079y
0,1263 - 0,02079y = 20,955 x
X = 0, 10551
20,955
= 0,00503 mg/l

Analisa kandungan silikatt dalam air

Konsentrasi (x)
3
6
9
12
15
Jumlah

%T
12
24
26
31
36

A(y)
0,92
0,62
0,586
0,51
0,44
3,075

n xy x y
n x 2 x

5.24,465 45.3,075
0,03567
5.495 45 2

y x 2 x xy
2
n x 2 x

xy
2,76
3,72
5,265
6,12
6,60
24,465

X2
9
36
81
144
225
495

3,075 495 45 24,465


2
5 495 45

0,936

Y = ax + b
Y = - 0,03567x + 0,936y
Penentuan konsentrasi untukBesi
Contoh uji : % T = 12
Y= A= 2 log %T = 2 log 12
= 0,9208
Y = ax + b
0,9208= - 0,03567x + 0,936y
0,9208- 0,936 = 0,03567
X = -0, 0152
-0,03567
= 0,426 mg/l

Grafik perubahan Absorbansi pada silikat


1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0

Absorbansi
y = -0,107x + 0,9362

Analisa alkainitas air


Alkalinitas PP

12

15

Linear
(Absorbansi)

Ml titrasi = 0 ml
Alkalinitas PP = 0 x 0,02 x 1000/25 x 61/1 = 0mgrek/l
Alkalinitas MO
Ml titrasi = 0,75 ml
Alkalinitas MO = 0,75 x 0,02 x 1000/25 x 40/1 = 36,6 mgrek/l
-

Analisa kesadahan ( Ca dan Mg ) dengan cara kompleksometri

Kesadahan total : ml titrasi x M edta X p


2,5 x 0,01 x 1000/25 x 5,6 = 5,6 odH
Kesadahan Ca ( total ) : ml titrasi (b) x M edta x P
0,8 x 0,01 x 1000/25 x 5,6 = 1,792 odH
Kesadahan Mg ( total ) : keasadahan total kesadahan Ca
5,6 1,792 = 3,808 odH
Kesadahan tetap : 2 x 0,01 x 1000/25 x 5,6 = 4,48 odH
Kesadahan Ca tetap : 0,7 x 0,01 x 1000/25 x 5,6 = 1,568 odH
Kesadahan semantara Ca : 1,792 1,568 = 0,224 odH
Kesadahan Mg tetap : 4,48 1,568= 2,1912odH
Pelunakan Air Sadah
1. Cara Pemanasan
Kesadahan Total
1. Cara Pengendapan dengan Ca(OH)2 & Na2CO3.
Kebutuhan Na2CO3.
Na2CO3.

Sadah tetap
L
2,8

(4,48)
106
0,00111375
84,859mg/L
2,8
2

Kebutuhan Ca(OH)2
Ca(OH)2

( kesadahans
ementara
Mgtetap
) BECa(OH )2
2,8

2,912
(1,12

2,8
2.8

74
2

= 53,321mg/l

3. Cara Pengendapan dengan NaOH & Na2CO3.


Kebutuhan Na2CO3.
Na2CO3.

( kesadahan
Catetap kesadahan
sementara
) BENa2CO3
2,8

= 50,88 mg/l

Kebutuhan NaOH
NaOH =

( kesadahans
ementara
Mgtetap
) BENaOH
2,8

= 57,644 mg/l

5. Cara Penukar Ion


Na Zeolit
ml titrasi

(I)

= 1,3 ml

ml titrasi

(II)

= 1,3 ml

Rata-rata titrasi

= 1,3 ml

Kesadahan total

N EDTA Fp
= ml titrasi

=1,3 0,01

1000/100 ( 5,6)

= 0,728dH
% Penurunan

5,6 0,728
100%
5,6

= 87 %
Wofafit

ml titrasi

(I)

= 0,2 ml

ml titrasi

(II)

= 0,2 ml

Rata-rata titrasi

=0,2ml

Kesadahan total

N EDTA Fp
= ml titrasi

=0,2

0,01

1000/100 ( 5,6)

= 0,112 dH
% Penurunan

5,6 0,112
100%
5,6

= 98 %
6. Pelunakan Soda Kapur
ml titrasi (I)

= 1,3 ml

ml titrasi (II)

= 1,3 ml

rata-rata titrasi = 1,4 ml


Kesadahan total

= ml titrasi

N EDTA mgrek/l

= 1,3 x 0,01

1000/25

Fp

(5,6)

= 2,912 dH
% penurunan

5,6 2,912
100%
5,6

= 48 %
7. Pelunakan soda soda
ml titrasi

(I)

= 0,2 ml

ml titrasi

(II)

= 0,2 ml

Rata-rata titrasi

=0,2ml

Kesadahan total

N EDTA Fp
= ml titrasi

=0,2

0,01

1000/100 ( 5,6)

= 0,112 dH
% Penurunan

5,6 0,112
100%
5,6

= 98 %

BAB 5
Diskusi
Pada percobaan yang telah dilakukan, didapat bahwa pada percobaan analisa
kualitatif air, air contoh uji mengandung beberapa zat seperti magnesium, Fe 3+ ,
mangan, sulfat, aluminium, silikat, khlorida, namun pada contoh uji ini tak
mengandung Ca2+,Fe2+ , serta zat organic. kadar klorida nya sebesar 108,275 mg/l
sedangkan nilai padatan tersuspensinya sekitar sebesar 44 mg/l dengan pH yang

dimiliki air contoh uji itu adalah 6, warna air contoh uji bening kekeruhan. Kemudian
pada percobaan analisa kandungan silikat, sulfat dan besi didapat bahwa
konsentrasi silikat , sulfat dan besi pada air contoh uji sebesar 0,426 mg/l; 49,1874
mg/l; dan 0,00503 mg/l. pada percobaan alakinitas , alkalinitas PP sebesar 0
mgrek/l dan alkalinitas MO sebesar 36,6 mgrek/l Dari hasil itu dapat dikatakan
bahwa air contoh uji jika dilihat dari segi kekeruhan maka tidak akan memenuhi
persyaratan tetapi jika dilihat dari banyaknya kandungan silikat, sulfat dan besi
maka air contoh uji masih memenuhi persyaratan. Dan dari banyaknya klorida yang
didapat sangat besar sehingga kemungkinan terbentuk sadah tetap akan semakin
besar walaupun masih dapat memenuhi persyaratan. Kemudian pada percobaan
analisa kesadahan didapat kesadahan total air contoh uji sebesar 5,6 odH sehingga
tidak memenuhi persyaratan untuk air proses (syarat telah disebutkan di dalam
teori dasar ). Adanya semua zat yang diuji dalam analisa kualitatif dan kuantitatif air
akan memungkinnya terjadinya gangguan pada proses tekstil sehingga diperlukan
proses untuk mengurangi kandungan logam-logam pada air contoh uji.
Kemudian dari percobaan didapat bahwa sadah total yang didapat dari air contoh
uji adalah sebesar 5,6 odH sedangkan sadah sementaranya sebesar 1,12 odH dan
sadah tetapnya sebesar 4,48odH. Hal ini sesuai dengan data pada analisa
kuantitafi dan analisa MO dimana pada analisa kuantitatif ion klorida yang didapat
sebesar 36,6 mg/l. akibat banyaknya ion klorida dan ion

HCO 3-

maka

kemungkinan terbentuknya kesadahan akan semakin besar ( sadah tetap dan


sadah sementara).
Kemudian dari percobaan dapat diketahui bahwa analisa kesadahan dengan cara
kompleksometri dan analisa kesadahan didapat hasil yang berbeda jauh. Hal ini
kemungkinan

dapat

disebabkan

karena

pada

analisa

kesadahan

cara

kompleksometri, Indikator yang digunakan adalah EBT (Eriochrome Black T),


sejenis indicator yang berwarna merah apabila berada dalam larutan yang
mengandung ion kalsium dan magnesium pada pH 10 dan indikator Murexid ,
suatu senyawa yang berwarna mera. Pada penetapan kesadahan ada beberapa
factor yang biasanya menggangu penetapan ion Ca dan Mg ini diantaranya adanay
kation seperti Al3+, Fe3+, Fe2+, dan Mn2+, dan juga ikut bergabung dengan EDTA
membentuk senyawa kompleks. jika kesadahan terlalu tinggi endapan Ca 2+ dapat

muncul dalam waktu titrasi lebih dari 5 menit ,oleh karena itu sample harus
diencerkan.
Akibat dari kesadahan total yang tinggi maka dan zat-zat yang terkandung dalam
air contoh uji, diperlukan pelunakan iar sadah dengan menggunakan 4 cara yaitu
cara pemanasan, soda kapur, soda-soda dan penukaran oin. Maksud dari
pelunakan disini adalah penghapusan ion-ion penyebab kesadahan dalam
air.Kesadahan air terutama disebabkan oleh ion Mg 2+ dan Ca2+. Air sadah akan
mengendapkan sabun, akibatnya penggunaan sabun akan lebih banyak.Selain itu
akan merusak beberapa jenis zat warna pada proses pencelupan, kelebihan ion
Ca2+ serta ion CO32- juga mengakibatkan kerak pada dinding ketel uap yang
disebabkan oleh endapan kalsium karbonat.
Dari hasil percobaan didapat bahwa cara pelunakan dengan penurakar ion
menghasilkan persen penuruhan sadah yang paling besar yaitu sebesar 98 %. Hal
inidapat dikarenakan ion dari penukar ion dapat menukar semua jenis ion logamlogam sehingga kemungkinan ion terikat akan menjadi lebih banyak dan akibatnya
kesadahan akan banyak berkurang. Sedangkan pada pelunakan air sadah dengan
cara soda kapur zat yang digunakan tidak semuanya dapat berikatan dengan ionion logam yang ada pada air contoh uji sehingga kemungkinan ion-ion logam yang
tidak dapat diikat masih banyak. Akibatnya penurunan kesadahannya lebih kecil.
Dan pada cara pemanasan didapat nilai yang terkecil. Hal ini disebabkan pada
cara pemanasan, pengendapan yang dilakukan hanya untuk sadah sementara
yang nilainya lebih kecil disbanding sadah tetap. Sehingga secara otomatis persen
penurunan kesadahannya relative paling kecil.

I.

Kesimpulan

Dari percobaan maka didapat beberapa kesimpulan, yaitu :


Analisa uji kualitatif, Silikat : ( + )
Klorida : ( + )
Fe2+ : ( - )
Fe3+ : ( + )
SO42- : ( + )

Ca2+ : ( - )
Mg2+ : ( + )
Al3+ : ( + )
Mn2+ : ( + )
Zat organic : ( - )

. Sedangkan analisa kuantitatif klorida didapat nilai sebesar 108,275 mg/l

Analisa kandungan silikat, sulfat dan besi didapat konsentrasi sebesar


0,426 mg/l; 49,1874 mg/l; dan 0,00503 mg/

Kesadahan total 5,60dH

Kesadahan sementara sebesar 1,120dH

kesadahan tetap sebesar 4,480dH

Penurunan GH cara soda kapur sebesar 48 %

Penurunan GH cara soda-soda sebesar 98 %

Penurunan GH cara penukar ion sebesar 98 %

Penurunan GH cara Na Zeolit sebesar 87 %

II.

Daftar pustaka

Kemal Noerati,S.Teks.Diktat praktikum Kualitas Air Proses dan Air Limbah


Industri Tekstil .STTTekstil.Bandung.2004

Isminingsih.G,DR,MSc,S.Teks.Analisa dan pengolahan air untuk industri


tekstil .STTTekstil.Bandung.1991

Anda mungkin juga menyukai