Asuhan Keperawatan Post Partum Normal
Asuhan Keperawatan Post Partum Normal
OLEH
WIKEROSALINI, S. Kep
NIM. 13. 0103. 1092
PERYATAAN PERSETUJUAN
Asuhan keperawatan pada klien Ny. S dengan post partum normal di Ruang Nifas RSD dr.
Soebandi Jember
Pembimbing Akademik
RSD dr. Soebandi Jember
Pembimbing Akademik
RSD dr. Soebandi Jember
CE Ruang Nifas
RSD. dr. Soebandi Jember
Mengetahui,
Kepala Ruang Nifas
RSD dr. Soebandi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Periode post partum adalah waktu mengenai penyembuhan perubahan besar yang
berjangka pada periode dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima
kebahagiaan dan kehidupan tanggung jawab dalam keluarga. (Cuningham 1998:388)
Perawatan post partum yang terintegrasi dengan baik mempunyai peranan penting
yang digunakan dalam membangun transisi ini dan mengenalkan keluarganya pada
kehidupan baru mereka bersama-sama.
Selama masa post partum sejumlah perubahan fisiologis dan psikologis terjadi yaitu :
-
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan kasus post
partum normal
2. Tujuan Khusus
Melakukan justifikasi masalah keperawatan pada klien dengan kasus post partum
normal
a.
Mendiskusikan
penyelesaian
masalah
keperawatan
yang
f.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Medis
1. Pengertian Persalinan Normal
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina kedunia luar. Persalinan imatur adalah persalinan
saat kehamilan 20-28 minggu dengan berat janin antara 500-1000gr. Persalinan
premature adalah persalinan saat kehamilan 29-36 minggu dengan berat janin
antara 1000-2500gr.Pada saat persalinan ada 3 faktor yang perlu diperhatikan,
yaitu jalan lahir (tulang dan jaringan lunak pada panggul ibu), janin dan kekuatan
ibu. Kelainan satu atau beberapa faktor diatas dapat menyebabkan
distosia. (Kapita Selekta Kedokteran,2001)Persalinan normal adalah proses
kelahiran bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan ari) yang dapat hidup ke dunia luar dan rahim melalui jalan lahir atau dengan
jalan lain. (Rustam Mohtar, 1998)
2. Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Persalinan
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan factor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi.
a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone
dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot otot polos rahim
dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
progesterone turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
a.
kontraksi uterus.
3. Konsep Dasar Nifas
Pengertian Nifas
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan
berkahir setelah kira-kira 6 minggu (Kapita Selekta Kedokteran,2001)
Masa puerpenium (nipas) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir kirakira 6-8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti
sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Ilmu Kebidanan,2007).
Masa nifas (peurpenium )adalah masa pulih kembali mulai dari persalin selesai
samapi alat kandung kembali seperti semula/pra hamil dan lamanya berlangsung
yaitu 6 minggu. (Obstetri Fisiologi,1998)
Masa nifas (poerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama masa nifas ini yaitu
6-8 minggu (Mochtar, 1998).
Jadi masa nifas adalah masa setelah melahirkan sampai alat kandungan kembali
seperti semula/seperti sebelum hamil
b. Masa nifas/ peurpenium dibagi dalam 3 periode :
1) Puerpenium dini : kepullihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2) Puerpenium intermedial : kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
3) Remote puerpenium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi .
Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunaN
c. Perubahan-perubahan yang penting pada masa nifas
1) Adaptasi Fisiologi
Adaptasi atau perubahan yang terjadi pada ibu post partum normal, yaitu
System reproduksi
a) Involusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan
disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
kontraksi otot-otot polos uterus. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus
mencapai kurang lebih 1 cm diatas umbilicus. Dalam beberapa hari
kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat. Fundus turun
kira-kira 1 sampai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pascapartum keenam
fundus normal akan berada dipertengahan antara umbilicus dan simpisis
pubis. Uterus tidak bisa dipalpasi pada abdomen pada hari ke-9
pascapartum.
b) Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah
bayi lahir, diduga terjadi sebagai respons terhadap penurunan volume
intrauterine yang sangat besar. Hemostasis pascapartum dicapai terutama
akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agregasi
hipofisis
memperkuat
dan
mengatur
kontraksi
uterus,
e) Serviks
Servik mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan
,ostium eksterna dapat dimasuki oleh dua hingga tiga jari tangan; setelah
6 minggu postnatal, serviks menutup.
f) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
setelah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan
maupun karena terjadinya perubahan hormonal, bila diatas 380C dan selama
dua hari dalam sepuluh dari pertama post partum perlu dipikirkan adanya
infeksi saluran kemih, endometriosis dan sebagainya. Pembengkakan buah
dada pada hari ke 2 atau 3 setelah melahirkan dapat menyebabkan kenaikan
suhu atau tidak.
3) System kardiovaskuler
a) Tekanan darah
Tekanan darah sedikit berubah atau tetap. Hipotensi ortostatik, yang
diindikasikan oleh rasa pusing dan seakan ingin pingsan segera berdiri,
dapat timbul dalam 48 jam pertama.
b) Denyut nadi
Nadi umumnya 60 80 denyut permenit dan segera setelah partus dapat
terjadi takikardi. Bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin
ada perdarahan berlebihan atau ada penyakit jantung. Pada masa nifas
umumnya denyut nadi lebih labil dibanding suhu. Pada minggu ke 8
sampai ke 10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi
sebelum hamil.
c) Komponen darah
Hemoglobin, hematokrit dan eritrosit akan kembali kekeadaan semula
sebelum melahirkan.
4) System endokrin
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormone
hormone yang diproduksi oleh organ tersebut. Kadar estrogen dan
progesterone menurun secara mencolok setelah plasenta keluar, kadar
terendahnya tercapai kira kira satu minggu pascapartum. Pada wanita yang
tidak menyusui kadar estrogen mulai meningkat pada minggu kedua setelah
melahirkan dan lebih tinggi dari pada wanita yang menyusui pada
pascapartum hari ke 17 (bowes ,1991)
Adaptasi ini mencakup hal hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas
sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim. Stabilisasi
sendi lengkap pada minggu keenam sampai ke 8 setelah wanita melahirkan.
8) System integument
Kloasma yang muncul pada masa kehamilan biasanya menghilang saat
kehamilan berakhir. Hiperpigmentasi diareola dan linea nigra tidak
menghilang seluruhnya. Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha
dan panggul mungkin memudar tapi tidak hilang seluruhnya.
Adaptasi psikologis
Rubin (1961) membagi menjadi 3 fase :
1) Fase taking in yaitu fase ketergantungan, hari pertama sampai dengan hari ketiga
post partum, fokus pada diri sendiri, berperilaku pasif dan ketergantungan,
menyatakan ingin makan dan tidur, sulit membuat keputusan.
2) Fase taking hold yaitu fase transisi dari ketergantungan kemandiri, dari ketiga
sampai dengan kesepuluh post partum, fokus sudah ke bayi, mandiri dalam
perawatan diri, mulai memperhatikan fungsi tubuh sendiri dan bayi, mulai terbuka
dalam menerima pendidikan kesehatan.
3) Fase letting go yaitu fase dimana sudah mengambil tanggung jawab peran yang
baru, hari kesepuluh sampai dengan enam minggu post partum, ibu sudah
melaksanakan fungsinya, ayah berperan sebagai ayah dan berinteraksi dengan
bayi.
4. Penatalaksanaan medis
a) Tes diagnostic
1) Jumlah darah lengkap, hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht)
2) Urinalisis; kadar urin, darah.
5. Therapy
a) Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia
2) Perasaan mulas sesudah partus akibat kontraksi uterus kadang sangat menggangu
selama 2-3 hari pasca persalinan dan biasanya lebih sering pada multipara
dibanding primipara. Perasaan mulas lebih terasa saat menyusui, dapat pula
timbul bila masih ada sisa selaput ketuban , sisa plasenta atau gumpalan darah
dalam kavum uteri. Pasien dapat diberikan analgesic atau sedative.
3) Latihan senam dapat diberikan mulai hari ke 2 misalnya:
Ibu terlentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua tangan diatruh di atas dan menekan
perut. Lakukan pernafasan dada lalu pernafasan perut.
Dengan posisi yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali.
Kedua kaki diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti menahan
miksi dan defekasi.
Duduklah pada kursi, perlahan bunbgkukkan badan sambil tangan berusaha
menyentuh tumit
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I.
Rumah sakit
Ruang
: Nifas
: 4 Januari 2014
No. Register
: 000000000928
Diagnosa Medis
Tgl Pengkajian
BIODATA
Nama klien : Ny. S
Nama suami : Tn. G
Umur
: 24 tahun
Umur
: 32 tahun
Suku/bangsa : Madura
Suku/bangsa : Madura
Pendidikan : SD
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: IRT
pekerjaan
: Tani
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Penghasilan : Penghasilan : Gol. Darah : Gol. Darah
:Alamat
:
II.
RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama : Keinginan untuk lekas sembuh dan bisa pulang
2. Riwayat penyakit sekarang: klien merasa perutnya kencang kencang jam 05.00 wib
tanggal 4/01/2014 dan keluar cairan bening seperti ketuban dari vagina, jam 07.00
hari itu juga di bawa ke bidan swasta setempat, dilakukan VT pembukaan 9 cm,
setelah itu dirujuk di PKM silo namun tidak ada kemajuan pembukaan, dan
diputuskan dirujuk ke RSD dr.soebandi Jember jam 08.00.
3. Riwayat penyakit dahulu : Hamil saat ini P100000, Klien mengatakan tidak pernah
menderita penyakit menular(TBC, hepatitis)
sebelumnya.
4. Riwayat kesehatan keluarga : Dalam keluarga tidak ada yang menderrita penyakit
seperti DM, jantung, ginjal, hipertensi, TBC, atau ketuban pecah dini seperti klien
saat ini dll
5. Riwayat psikososial : Hubungan klien dengan lingkungan sekitar baik. Keluarga
juga selalu menemani klien di rumah sakit.
6. Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tatalaksana kesehahatan
Bila klien sakit, klien berobat ke bidan atau puskesmas terdekat.
b. Pola nutrisi dan metabolisme:
SMRS : Klien makan 3x sehari dengan nasi, lauk, sayur.
MRS : Klien makan 3x sehari dengan nasi, lauk, sayur, kadang buah dan susu.
c. Pola aktivitas
SMRS : klien beraktivitas seperti biasa, melakukan pekerjaan rumah yang biasa
ia lakukan sebagai ibu rumah tangga.
MRS : klien terbaring di tempat tidur, aktivitas ringan disekitar tempat tidur
seperti jalan-jalan, ADL.
d. Pola eliminasi
SMRS : Klien biasanya BAB 1x dalam waktu 2 hari, padat, bau khas dan BAK
6x sehari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan saat BAK dan
BAB.
MRS : Klien BAB 1x dalam waktu 2 hari post partum, padat, bau khas dan
BAK 6x sehari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan saat BAK
dan BAB.
e. Pola persepsi sensori
Klien mengatakan tidak ada permasalahan dengan panca inderanya.
d.
AS : 6-8
PB/BB : 41/2700 gr
8. Riwayat Ginekologi
Klien tidak pernah memiliki kelainan ginekologi seperti adanya tumor atau benjolan
di organ reproduksi.
9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : baik
b. Tanda tanda vital
Suhu tubuh
: 36,7C
Denyut nadi
: 80 X/menit
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Respirasi
: 20 X/menit
TB/BB
: 152/50 kg
c. Kepala & leher
Rambut lurus, hitam, panjang, kebersihan baik, konjungtiva tidak anemis,
membran mukosa lembab, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis.
d. Thorak / dada
Paru :
1) Inspeksi : bentuk dada normal, tidak tampak retraksi, gerakan simetris, RR
18 X/menit
2) Palpasi : pergerakan simetris
3) Perkusi : Sonor
4) Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak ada ronchi maupun wheezing
Cor :
B. ANALISA DATA
TGL/JAM
6 januari
2014
(07.00)
PENGELOMPOKAN DATA
MASALAH
KEMUNGKINA
DS:
Menyusui tidak
N PENYEBAB
Kurangnya
efektif
pengalaman
DS :
Ketidak
Terpisahnya klien
efektifan
dan bayinya
bayinya
bonding
DO :
attachment
6 januari
2014
(07.05)
P10001
6 januari
Mengintegrasika
2014
n peran impian
(07.10)
dengan peran
aktual menjadi
Klien tersenyum
ibu
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Menyusui tidak efektif berhubngan dengan kurangnya pengalaman
2. Ketidakefektifan bonding attachment berhubungan dengan
3. Mengintegrasikan peran impian dengan peran aktual menjadi ibu
D. RENCANA TINDAKAN
Diagnosa Keperawatan 1 :
TGL/JAM
6 januari
2014
(07.20)
TUJUAN
Tujuan :
INTERVENSI
1. Kaji pengetahuan klien tentang
parawatan payudara
Kriteria Hasil :
-
keperawatan
2. Berikan informasi verbal tentang tujuan
perawatan payudara
perawatan payudara
Klien dapat
lancar
memperhatikan dan
mempratekkan
Diagnosa Keperawatan 2 :
TTD
TGL/JAM
TUJUAN
INTERVENSI
Tujuan :
6 januari
Bondhing attachment
2014
dilakukan tindakan
dapat terpenuhi
(08.30)
keperawatan
Kriteria Hasil :
Klien dapat
eklusif
menggendong
bayinya
TTD
Diagnosa Keperawatan 3 :
TGL/JAM
6 januari
2014
(07.45)
TUJUAN
INTERVENSI
Tujuan :
Ibu semakin yakin bahwa
sekarang ia adalah
kenyataan
Kriteria Hasil :
R/ pernyataan dukungan
Menyatakan siap
menjadi ibu
Siap melakukan
perawatan bayi
E. PELAKSANAAN
TTD
DX 1
(08.37)
(08.40)
(09.00)
perawatan payudara
R : mpasien menanggapi dan bertanya
3. Memonstrasikan cara perawaan payudara yang
benar
R : pasien dapat melakukan playback perawatan
payudara dengan benar
4. Mengkaji ulang dan persilahkan pasien untuk
bertanya tentang perawatan payudara
R : pasien bertanya dan merespon apa yang dia
DX 2
(09.05)
tanyakan
1. Mengajurkan ibu untuk mengok bayinya
R : ibu memahami yang disampaikan klien dan
(09.15)
(09.25)
yang benar
R : ib mengatakan akan mempratekkan setelah
bertemu dengan bertemu dengen bayinya
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eklusif
R : ibunya memhami yang dikatan perawat dan
merespon dengan bertanya tentang mengapa air
DX 2
(10.05)
(10.15)
R/ klien tersenyum
2. Menjelaskan bahwa perawat siap membantu apa
(10.25)
F. EVALUASI
DIAGNO
TANGGAL/
SA KEP.
JAM
TINDAKAN
TTD
DX 1
(10.15)
A : Masalah teratasi
DX 2
(10.35)
P : intervendi dihentikan
S : klien mengatakan ingin bertemu dengan anaknya
O : - ibubelum bertemu dengan anaknya
-
DX 3
(10.35)
PEMBAHASAN
Periode post partum adalah waktu mengenai penyembuhan perubahan besar yang
berjangka pada periode dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagiaan
dan kehidupan tanggung jawab dalam keluarga. (Cuningham 1998:388)
Perawatan post partum yang terintegrasi dengan baik mempunyai peranan penting yang
digunakan dalam membangun transisi ini dan mengenalkan keluarganya pada kehidupan
baru mereka bersama-sama. Selama masa post partum sejumlah perubahan fisiologis dan
psikologis terjadi yaitu :
-
Walaupun tubuh harus mengalami perubahan seperti pemeliharaan setelah melahirkan anak,
asuhan keperawatan sangat memperhatikan hal ini. Karena masih banyak ibu-ibu maupun
yang belum mengerti apa yang seharusnya diperbuat, baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap bayinya.
Pengkajian pada Ny. S dilakukan pada tanggal 06-01-2014 (07.00) yaitu pada saat Ny. S telah
memasuki hari kedua paska melahirkan. Tidak seperti pada pasien umumnya yang baru
menjalani prosedur persalinan, pada hari kedua post partum ini klien sudah minim keluhan.
Klien lebih banyak memberikan ungkapan tentang keinginannya untuk bisa lekas sembuh dan
bisa kembali pulang. Nyeri yang biasanya menjadi masalah pertama yang dirasakan oleh
klien post partum, tidak lagi menjadi masalah utama pada Ny. S. saat digali data tentang nyeri
yang dirasakan oleh klien ternyata sudah dapat digolongkan kedalam kategori nyeri ringan
dengan skala nyeri 3 dan tidak membutuhkan intervensi lebih lanjut. Selebihnya klien sangat
kooperatif, aktif bertanya dan mengikuti program terapi, dan tampak memiliki koping yang
bagus terhadap masalah kesehatannya saat ini. Klien sudah tidak memiliki masalah dengan
mobilisasi. Pada hari kedua ini klien sudah mampu berjalan, dan melakukan ADL dengan
mandiri.Dari pengkajian ini didapatkan tiga masalah keperawatan. Dari tiga masalah
keperawatan ini, penulis membaginya kedalam 3 diagnosa yang bersifat sejahtera dan bersifat
aktual. Diagnosa utama yang muncul adalah Menyusui tidak efektif berhubngan dengan
PENUTUP
Asuhan keperwatan yang diterapkan pada Ny. U mengambil masalah dan 3 diagnosa sebagai
prioritas dalam pemberian asuhan karena berdasarkan pengkajian pada hari kedua post
partum memang tampak dalam kondisi yang baik, baik secara fisik maupun secara psikologis.
Untuk peningkatan koping individu maka intervensi lebih menitikberatkan pada pemberian
motivasi dan health education terkait program kontrol perawatan payudara, mobilisi dini dan
bertahap selama di rumah sakit maupun dirumah nanti, dan juga nutrisi post partum . Klien
tampak antusias mengikuti apa yang menjadi anjuran penulis maupun tenaga kesehatan yang
lainnya.