Anda di halaman 1dari 14

PEMBUATAN FORMALDEHID DENGAN

PROSES HALDOR TOPSOE

1. PENDAHULUAN

Perekonomian Indonesia mengalami tren positif selama beberapa tahun terakhir, yakni
sebesar 5,5 % per tahun (Departemen Perdagangan dan Perindustrian, 2009). Salah satu
investasi yang positif dan berkelanjutan adalah bentuk investasi yang diarahkan pada sektor
yang produktif seperti industri, badan usaha mandiri, koperasi dan sebagainya. Investasi di
sektor industri dapat mendatangkan keuntungan yang sangat besar bagi devisa negara karena
dapat menciptakan lapangan kerja, memicu sektor lain untuk berkembang, serta menstimulasi
investor untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satu industri yang layak adalah industri yang
memproduksi formaldehid.
Formaldehid merupakan aldehida yang berwujud gas tetapi biasanya dijual berupa
larutan (kemurnian minimal 37,1% ). Formaldehid banyak digunakan dalam industri kimia
terutama sebagai chemical intermediate, diantaranya adalah digunakan dalam pabrik urea
formaldehid, resin fenol formaldehid, dan resin melamin formaldehid. Formaldehid dibuat
dari bahan baku metanol dan udara.
a. Formaldehid (murni)
Sifat fisis
BM

: 30,026 g/gmol

Titik leleh

: - 117 0C

Titik didih

: - 19 0C pada 1 atm

Temperatur kritis : 135 0C


Tekanan kritis

: 65 atm

Sifat kimia

Reaksi dengan air


Formaldehid dengan adanya air dapat membentuk methylen glikol.
CH2=O + H2O

HO CH2 OH
(Mc Ketta vol 23, p.356, 1983)
1

Reaksi dengan asetaldehid


Formaldehid

dengan

asetaldehid

dalam

larutah

NaOH

dapat

membentuk

pantaerythritol dan sodium format.


CH2=O + CH3-CHO + NaOH

C(CH2OH)2 + HCOONa
(Mc Ketta vol 23, p.357, 1983)

b. Formaldehid 37,1 % wt.


Formaldehid

: 37,1 % wt.

Wujud

: cairan

Kenampakan

: jernih

Kemurnian

: Formaldehid min. 37,1% berat

Density

H2O

61,6 - 62% berat

Metanol

0,9 - 1,3% berat

: 1,008 1,104 g/cm3


(Mc Ketta vol 23, p.351, 1983)

2. Kegunaan formaldehid
Formaldehid banyak digunakan sebagai :
-

Chemical Intermediate

Formaldehid banyak digunakan dalam industri kimia terutama sebagai chemical


intermediate, diantaranya adalah dalam pembuatan plastik. Sebagian besar produk
formaldehid digunakan dalam pabrik urea formaldehid, resin fenol formaldehid, dan resin
melamin formaldehid. Resin-resin ini bereaksi dengan asam dan katalis alkalin yang mana
material produknya dapat diperlakukan dengan perubahan suhu (thermosetting), resin ini
berfungsi untuk laminating/pelapisan, coating dan protective coating yang digunakan luas
untuk pabrik kertas dan tekstil. Resin-resin ini juga berguna sebagai zat adesif untuk plywood
dan produk kayu lainnya
-

Digunakan secara langsung

Formaldehid juga digunakan secara langsung akan tetapi dalam jumlah yang kecil
misalnya sebagai pengawet bahan penelitian dan disinfectan pada rumah sakit. (Ullmann vol
15, p.19, 1971).

Formaldehid yang akan diproduksi berkadar 37% w/w karena disesuaikan dengan
kebutuhan industri terutama industri perekat kayu. Selain itu

kadar formaldehid yang

terdapat di pasaran nasional maupun internasional berkadar 37% sampai 55% sehingga
sesuai dengan kebutuhan pasar.

3. Pemilihan Proses
Ada beberapa macam proses yang dapat digunakan untuk membuat formaldehid.
Proses-proses tersebut adalah :
a. Proses Hidrokarbon
Proses hidrokarbon ini adalah proses yang dikembangkan pada awal perkembangan
industri formaldehid. Proses ini merupakan proses oksidasi langsung dari hidrokarbon
yang lebih tinggi. Biasanya yang digunakan adalah etilen dengan katalis asam borat atau
asam phospat atau garamnya dari campuran clay atau tanah diatome. Proses ini
mempunyai kelemahan yang merupakan alasan mengapa proses ini tidak dikembangkan
lagi, yaitu dihasilkan beberapa hasil samping yang terbentuk bersama-sama formaldehid,
antara lain asetaldehid, propane, asam-asam organik. Sehingga tentu saja diperlukan
pemurnian untuk mendapatkan formaldehid dengan kemurnian tertentu. Dengan demikian
proses menjadi mahal dan hasilnya kurang memuaskan. (Ullmann vol 15, p.6, 1971).

Reaksi :
CH2=CH2 (g) + O2 (g)

2HCHO (g) + H2O

b. Proses Silver Catalyst


Proses ini menggunakan katalis perak dengan reaktor fixed bed multitube. Katalis ini
berbentuk kristal-kristal perak atau spherical yang ditumpuk pada tube. Katalis ini
mempunyai umur sekitar 8 12 bulan. Katalis ini mudah teracuni oleh sulfur dan beberapa
logam dari golongan transisi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. Oksidasi

Kat. Ag

HCHO + H2O H0298 =-37,3 kcal/gmol

CH3OH + O2

2. Dehidrogenasi
CH3OH Kat. Ag

HCHO + H2

H0298 =20,3 kcal/gmol

Secara keseluruhan reaksinya adalah reaksi eksotermis dan pada suhu yang tinggi
yaitu 560 620 0C dan tekanan sedikit di atas tekanan atmosfer. Konversi yang terjadi
sekitar 65 75% dan yield yang diperoleh sekitar 89,1%.Pada proses ini udara yang
dimurnikan direaksikan dengan methanol dalam reaktor katalitik. Produk didinginkan
dengan cepat dengan pendingin dowterm A, selanjutnya dialirkan ke menara absorber
dimana methanol, air dan formaldehid terkondensasi di dasar menara. Untuk memurnikan
produk sesuai dengan keinginan dilakukan pemurnian dengan proses destilasi.
(Mc Ketta vol 23, p.356, 1983)

c. Proses Mixed Oxide Catalyst/Haldor Topsoe


Reaksi terjadi di atas mixed oxide catalyst yang berisi Molybdenum oxide dan iron
oxide dengan perbandingan rasio 1,5 dibanding 3. Katalis berbentuk granular atau
spherical dan mempunyai umur sekitar 12 15 bulan. Reaksi terjadi pada suhu sekitar
200 593 0C dan dengan tekanan mendekati tekanan atmosfer. Udara berlebihan
digunakan untuk memastikan konversi mendekati sempurna, sekitar 98,4%, dan untuk
menghindari terjadinya eksplosive (range untuk metanol 6,7 36,5% vol. dalam udara).
Yield yang diperoleh sekitar 94,4%.
Reaksi :
CH3OH

+ O2 Kat. MoO2

HCHO + H2O H0298 =-37,3 kcal/gmol


(Mc Ketta vol 23, p.361, 1983)

Tabel 1.5. Proses Pembuatan Formaldehid


Parameter

Hidrokarbon

Sliver catalyst

Haldor Topsoe

Suhu operasi

723 K

833-893 K

473-560 K

Tekanan operasi

100 - 300 psi

1,3 atm

1 1,5 atm

Konversi

65,1 %

98,4 %

Yield

89,1 %.

94,4 %

Katalis

Alumunium

Ag / 12

Fe2O3MoO3Cr2O3 / 18

Phosphat
Dari berbagai proses diatas digunakan proses Haldor Topsoe, dengan pertimbangan:
Konversi maupun yieldnya tinggi, artinya proses tersebut dapat menghasilkan produk
dengan kuantitas yang lebih banyak untuk satuan bahan baku yang sama jika
dibandingkan dengan proses silver catalyst.
Suhu dan tekanan operasi rendah jika dibandingkan dengan proses silver catalyst. Hal
ini berkaitan dengan desain peralatan menjadi lebih hemat bahan dan sistem
pengamanan yang lebih mudah terkontrol.
Lebih ekonomis, hal ini didasarkan refferensi, Mc Ketta vol 23 hal 365, total fixed
capital investement dengan basis kapasitas 100.000.000 lb/tahun proses Haldor
Topsoe (US $ 4.600.000) lebih rendah dibandingkan proses Silver Catalyst (US $
5.400.000).
Untuk menghasilkan formaldehid 37 % berat, tidak memerlukan menara distilasi seperti yang
terdapat pada proses silver catalyst. Jumlah peralatan yang digunakan pun lebih sedikit,
sehingga lebih menghemat biaya investasi dan perawatan selama pabrik berdiri. Meskipun
demikian, pada proses oksida juga terdapat kekurangan antara lain tidak bisanya merubah
komposisi produk dikarenakan tidak adanya menara destilasi seperti yang terdapat pada
proses silver.

4. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan adalah metanol, katalis, dan udara.
5

1. Metanol

Bahan baku utama yang diperlukan untuk memproduksi formaldehid adalah


methanol. Methanol bersifat volatile dan memiliki tekanan uap yang tinggi seiring dengan
naiknya suhu tangki penyimpanan, lebih aman disimpan karena tingkat korosifitas yang
rendah. Sedangkan produk yang dihasilkan adalah formaldehid yang korosif terhadap
senyawa besi pasaran, besi-nikel, dan red brass sehingga diperlukan proses penyimpanan
yang lebih khusus dengan tingkat pengamanan yang lebih mahal ketimbang menyimpan
methanol.
Sifat fisis
BM

: 32,042 g/gmol

Titik leleh (1 atm)

: - 97,68 0C

Titik didih (1 atm)

: 64,7 0C

Temperatur kritis

: 239,43 0C

Tekanan kritis

: 79,9 atm

Density (25 oC)

: 0,78663 g/cm3

Viskositas (25 oC)

: larutan 0,541 cp
gas 0,00958 cp
(Perry, p.3-36, 1999)

Wujud

: Cair

Warna

: Jernih, tidak bewarna

Bau

: Seperti etanol

Kemurnian

: 99,9 % berat (minimal)

Air

: 0,1 % berat (maksimal)

Densitas pada 293 K

: 0,7929 g / cm3
(Smith-Van ness, p.659, 2001)

Sifat kimia

Reaksi dehidrogenasi

Yaitu pelepasan unsur hidrogen. Reaksi ini dapat dilaksanakan dengan bantuan
katalis Mo dan Ag. (Kirk & Othmer, 1978)
CH3OH

CH2O

Mo, Ag

Metanol

Formaldehid

H2
Hidrogen

Reaksi eterifikasi
Reaksi eterifikasi adalah pembentukan senyawa eter misalnya MTBE
CH3OH +
Metanol

CH2=C(CH3)3 (CH3)3 C-O-CH3


isobutylene

MTBE

Reaksi esterifikasi
Reaksi esterifikasi adalah pembentukan senyawa ester dengan jalan mereaksikan
metanol dengan senyawa asam organik. Contohnya pembentukan senyawa metil
asetat.
CH3OH
Methanol

CH2COOH
Asam Asetat

CH2CO OCH3 + H2O


Metil Asetat

Air

2. Katalis (bahan pendukung)


Katalis yang digunakan dari jenis iron molybdenum.
Reaksi kimia dapat berjalan apabila kondisi operasinya telah tercapai. Suatu reaksi kimia
yang memiliki suatu barrier energi / energi pengaktifan yang besar baru dapat memulai
reaksinya bila barrier energi itu telah terlampaui. Salah satu cara melampaui barrier energi
tersebut adalah dengan menaikkan temperatur reaksi. Suatu cara lain untuk menurunkan
barrier energi adalah dengan menggunakan katalis.
Suatu katalis dapat mempercepat reaksi kimia tanpa dirinya mengalami perubahan
kimia yang permanen. Di samping itu keberadaan katalis akan menyebabkan suatu reaksi
dapat berjalan di bawah kondisi temperatur operasinya. Ini terutama sangat penting untuk
mengurangi rendemen dari produk produk yang tidak diinginkan.
pabrik formaldehid ini digunakan katalis iron molybdenum oxyde (Fe2O3MoO3Cr2O3) dengan
masa aktif 18 bulan, karena proses oksidasi ini membutuhkan katalis metal oxyde (iron,
molybdenum / vanadium oxyde).
Beberapa keistimewaan dari katalis ini antara lain :
7

1. Dilihat dari ukurannya, pressure drop katalis ini rendah


2. Susunan katalis dalam tube seragam, sehingga transfer massa dan panas berlangsung
dengan baik
3. Selektifitas tinggi
4. Tidak mudah teracuni
Data-data katalis yang dipakai dapat disajikan pada Tabel di bawah ini:
Data data katalis Fe2O3MoO3Cr2O3
(Subekti, A, 1995)

Dimensi
OD

- Jenis

ID

Fe2O3MoO3Cr2O3

H
Komposisi :

- Bentuk
- Diameter
- Densitas
- Porositas

Bentuk pressed rings


4,5 mm
1,7 mm

4 mm

MoO3

81 % berat

Fe2O3

15 % berat

Cr2O3

4 % berat

= Pressed rings
= 3,5 mm
= 1,8918 g / cm3
= 0,55
(Subekti, A, 1995)

3. Udara

Supply udara diambil dari udara yang berada di sekitar kawasan pabrik.
Sifat fisik :
Udara

N2

O2

Berat molekul

28,012

31,999

Wujud

Gas tidak berwarna

gas tidak berwarna

Specific gravity

12,5

1,1053

Titik leleh (P = 1 atm)

-209,86

-218,4

Titik didih (P= 1 atm)

-195,8

-183

Kelarutan dalam 100 bagian air dingin

2,35

4,89

Suhu kritis (0K)

126,2

-154,6

Tekanan kritis (bar)

34

50,43

Sifat kimia

Oksigen bereaksi dengan semua elemen lain kecuali He, Ne, Ar.

Untuk beberapa bahan yang akan direaksikan dengan oksigen harus

dipanaskan

terlebih dahulu sampai suhu tertentu pada pembakaran awal.

Merupakan reagen penghidrolisa pada proses hidrolisa.


Komposisi a. Oksigen
b. Nitrogen
c. Argon
d. CO2

: 20,95 % volume
: 78,09 % volume
: 0,93 % volume
: 0,03 % volume

5. Proses pembuatan formaldehid


Proses pembuatan formaldehid dengan proses oksidasi Haldor Topsoe menggunakan
reaktor fixed bed multitube dengan katalis Iron Molybdenum Oxide (Fe2O3MoO3Cr2O3) yang
dijaga pada kondisi temperatur 533 K dan tekanan 1,4 atm. Konversi yang didapat sebesar
98,4 % dan overall yield sebesar 94,4 %.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. Reaksi Oksidasi
CH 3 OH g

1
O2
2 g

T 543 K , P 1, 4 atm

CH 2 O g H 2 O g

metanol

formaldehid

b. Reaksi Samping
CH 2 O g

1
O2
2 g

CO g H 2 O g

formaldehid
Produk hasil reaktor kemudian dimurnikan di dalam alat absorber dari sisa metanol dan gas
gas hasil reaksi, sebelum masuk ke dalam tangki penampungan.
Proses pembuatan formaldehid dari metanol dan udara dengan katalis iron molybdenum
oxyde merupakan proses oksidasi fase gas
Pembentukan formaldehid dari methanol dengan katalis iron molybdenum oxyde
(Fe2O3MoO3Cr2O3) didasarkan pada reaksi pada reaksi oksidasi berikut :
CH 3 OH g

1
O2 g T 543
K , P 1, 4 atm
CH 2 O g H 2 O g
Kat.
Fe
2O3MoO3Cr2O3
2

H= -36,453kkal/mol

Sedangkan reaksi samping yang terjadi adalah :

CH 2O g

1
O2 g
T 473560K , P 1,4 atm
2

CO g

H 2O g

Secara keseluruhan reaksinya adalah reaksi eksotermis. Untuk oksidasi metanol


beroperasi pada suhu 473 5600 K dan tekanan sedikit di atas tekanan atmosfer, udara
berlebih digunakan untuk memastikan konversi mendekati sempurna. (Mc. Ketta, 1984; vol.
23 : 361)
Reaksi berlangsung dalam fase gas dengan katalis padat dan bersifat eksotermis. Untuk
menjaga kondisi temperatur agar optimum, maka dibutuhkan jenis reaktor yang dapat
menyerap panas yang ditimbulkan selama reaksi berlangsung.

10

Jenis reaktor yang dapat memenuhi kriteria tersebut adalah reaktor jenis fixed bed
multitube. Pada reaktor fixed bed multitube,reaktan dialirkan di dalam tube yang berisi
katalis sedangkan untuk menyerap panas yang ditimbulkan selama reaksi berlangsung
digunakan medium pendingin berupa dowtherm A yang dialirkan melalui shell.
Meskipun biaya perancangan reaktor ini relatif mahal, namun reaktor ini cocok untuk
reaksi gas gas dengan katalis padat yang mempunyai umur panjang. Proses pembentukan
formaldehid berlangsung pada temperatur operasi 473 5600K dan tekanan 1 1,5 atm. (Mc.
Ketta, 1984; vol. 23 : 364)
6. Mekanisme Reaksi
Mekanisme reaksi oksidasi metanol menjadi formaldehid disebut mekanisme hidroksil.
Mekanisme ini adalah bagian dari mekanisme oksidasi metanol menjadi CO 2 dan H2O, maka
setiap langkah mekanisme ini akan terbentuk gugus hidroksil.
Berikut mekanisme reaksi oksidasi metanol :
1. Chemisorbtion O2
O2

2O

2. Oksigen mengoksidasi Methanol


CH3OH + 2 O

2 CH3O + 2 OH

3. Gugus hidroksil menjadi air dan Oksigen


2 OH

H2O + O

4. Pembentukan Formaldehid bebas


2 CH3O

2 CH2O + 2 H

5. Reaksi antara H dengan membentuk air


2H

H2O

11

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses


7. Langkah Proses
Proses pembentukan formaldehid dari metanol dan udara dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu:
1. Tahap Penyiapan Bahan Baku
Langkah penyiapan bahan baku dimaksudkan untuk :
a. Mengkondisikan tekanan umpan sehingga sesuai kondisi reaktor
b. Mengubah fase metanol menjadi gas di dalam alat vaporizer
c. Mengkondisikan temperatur umpan metanol dan oksigen sehingga sesuai dengan
kondisi reaktor
Bahan baku utama pembuatan formaldehid adalah metanol dan oksigen. Bahan baku
metanol diambil dari tangki penyimpanan pada kondisi cair temperatur 30 oC dan tekanan
1 atm. Metanol diumpankan ke dalam vaporizer menggunakan pompa sehingga tekanan
umpan metanol naik sampai dengan 1,5 atm.
Pada alat vaporizer, metanol diubah fasenya dari bentuk cair ke dalam bentuk gas
pada suhu bubble pointnya 75,25 oC. Jenis vaporizer yang digunakan adalah ketel (100 %
teruapkan). Steam pada vaporizer disuplai dari alat waste heat boiler 1 dan 2.

12

Bahan baku kedua yaitu oksigen didapat dari udara lingkungan sekitar. Udara ini
dilewatkan pada filter untuk memisahkan debu yang ada dalam udara. Bahan baku kedua
ini kemudian dilewatkan ke dalam blower untuk menaikkan tekanannya menjadi 1,5 atm..
2. Tahap Pembentukan Formaldehid
Pada tahap ini umpan metanol dan oksigen yang telah dikondisikan akan bereaksi di
dalam reaktor fixed bed multitube. Reaksi oksidasi metanol menghasilkan formaldehid
pada reaktor fxed bed multitube berlangsung dalam fase gas pada suhu 506 - 560 K dan
tekanan 1,4 atm.
Katalis yang digunakan adalah iron molybdenum oxyde (Fe2O3MoO3Cr2O3) yang
memliki masa aktif sampai dengan 18 bulan.
Reaksi oksidasi metanol berlangsung secara non isotermal dan non adiabatis. Reaksi
oksidasi metanol merupakan reaksi eksotermis, sehingga selama reaksi berlangsung akan
dilepas sejumlah panas. Kenaikkan temperatur yang terjadi di dalam reaktor sangat tidak
diinginkan sehingga dibutuhkan medium pendingin untuk menyerap panas yang terjadi
selama reaksi berlangsung. Medium pendingin yang digunakan adalah dowtherm A yang
dialirkan melalui shell. Pendingin ini akan mempertahankan kondisi operasi reaktor pada
suhu 506 - 560 K dengan tekanan 1,4 atm.
Berikut reaksi yang terjadi didalam reaktor :
CH 3 OH g

1
O2 T 543
K , P 1, 4 atm
CH 2 O g H 2 O g
2 g Kat. Fe2O3MoO3Cr2O3

H = -36,453 kkal/mol
(Mc. Ketta, 1984;vol. 23 : 361)

Pada temperatur 506 - 560 K dan tekanan 1,4 atm, konversi metanol 98,4 % dapat
terpenuhi dengan baik. Temperatur sangat mempengaruhi konversi yang terbentuk. Oleh
karena itu medium pendingin sangat berperan penting untuk mencapai konversi yang
diinginkan.
3. Tahap Pemurnian Produk
Tahap pemurnian produk dimaksudkan untuk memisahkan larutan formaldehid dari
gas O2 dan N2 untuk diambil sebagai produk bawah, sedangkan gas O 2 dan N2 dibuang
sebagai off gas
Pada waste heat boiler, panas dari produk reaktor (260 oC) akan dimanfaatkan untuk
menghasilkan steam bertekanan 1,5 atm dan suhu 111,76 oC yang dapat digunakan sebagai
media pemanas pada alat vaporizer. Keluaran waste heat boiler yang bersuhu 120 oC,

13

didinginkan kembali sebelum masuk ke dalam absorber sampai bersuhu 70 oC lewat


cooler. Produk reaktor dimasukkan ke dalam absorber pada suhu 70 oC dan tekanan 1,2
atm. Formaldehid dipisahkan dari gas produk reaktor pada alat pemisah absorber dengan
pelarut air dengan suhu masuk 30 oC. Air masuk dan disemprotkan dari atas absorber
dengan laju alir 2667,60 kg / jam. Absorber bekerja berdasarkan sifat kelarutan dimana
formaldehid dan metanol akan larut dalam air, sedangkan O 2 dan N2 tidak larut dalam air.
Gas yang tidak terserap oleh absorber dipurging.
Produk cair keluaran absorber dengan suhu 60 oC, harus didinginkan lewat cooler
sebelum disimpan pada tangki penyimpanan pada temperatur 35 oC

14

Anda mungkin juga menyukai