Jelaskan Proses Dekonvolusi
Jelaskan Proses Dekonvolusi
Jelaskan proses dekonvolusi : Deconvolusi adalah proses pengolahan data seismik yang
bertujuan untuk meningkatkan resolusi temporal (baca: vertikal) dengan cara mengkompres
wavelet seismik.
Deconvolusi umumnya dilakukan sebelum stacking akan tetapi dapat juga diterapkan setelah
stacking.
Selain meningkatkan resolusi vertikal, deconvolusi dapat mengurangi efek 'ringing' atau multiple
yang mengganggu interpretasi data seismik.
Deconvolusi dilakukan dengan melakukan konvolusi antara data seismik dengan sebuah filter yang
dikenal dengan Wiener Filter .
Zero lag spike memiliki bentuk [1 , 0, 0, 0, ..., 0] yakni amplitudo bukan nol terletak para urutan pertama.
Jika Output yang dikehendaki
Matriks a diatas merupakan matriks dengan bentuk spesial yakni matriks Toeplitz, dimana solusi
persamaan diatas secara efisien dapat dipecahkan dengan solusi Levinson. Dengan demikian operasi
Deconvolusi jenis ini seringkali dikenal dengan Metoda Wiener-Levinson.
Untuk memberikan kestabilan dalan komputasi numerik diperkenalkan sebuah Prewhitening e yakni
(
dengan memberikan pembobotan dengan rentang 0 s.d 1 pada zero lag matriks a (sehingga
elemen a0 matrix diatas menjadi a0(1+e).
Dengan kalimat lain, sebuah gelombang seismik dapat dihasilkan dengan menjumlahkan
beberapa gelombang sinusoidal frekuensi tunggal. Sedangkah sejumlah gelombang sinusoidal
tersebut dikenal dengan Deret Fourier.
Gambar
dibawah
ini
adalah
contoh
Analisis
Fourier.
Sedangkan Transformasi Fourier adalah metoda untuk mengubah gelombang seismik dalam domain waktu
menjadi domain frekuensi. Proses sebaliknya adalah Inversi Transformasi Fourier (Inverse Fourier
Transform).
Transformasi Fourier
Transformasi Fourier adalah alat yang bisa kita gunakan untuk melihat sinyal
dengan kacamata yang lain. Jika selama ini kita hanya melihat sinyal melalui
osiloskop atau alat sejenis lainnya, itu adalah visualisasi sinyal dalam ranah
waktu (time domain), sumbu horisontal-nya waktu (t) dan sumbu vertikal-nya
adalah amplitudo (A).
Kita tidak bisa tahu secara langsung informasi penting di ranah waktu kecuali
amplitudo dan kapan terjadinya. Bisakah menghitung frekuensinya? itu mungkin
jawaban Anda, karena bisa jadi Anda
00.10.20.30.40.50.60.70.80.91-1-0.8-0.6-0.4-0.200.20.40.60.81Teorema Nyquist - Efek Aliasing (Fs=20Hz)1hz2hz5hz10hz15hz18hz19hz
aliasing, fs <2fmax>
Gambar diatas adalah contoh aliasing. Sinyal yang dihasilkan tidak sama dengan sinyal aslinya. Sinyal
yang dihasilkan akan seperti gambar di bawah.
Adalah fenomena bergesernya frekuensi tinggi gelombang seismik menjadi lebih rendah yang diakibatkan
pemilihan interval sampling yang terlalu besar (kasar).
Gambar di bawah menunjukkan fenomena aliasing.
5c. M O N D A Y ,
Frekuensi Nyquist
Adalah frekuensi tertinggi yang dimiliki oleh gelombang seismik.
Secara matematis Frekuensi Nyquist dituliskan sbb:
Sehingga jika interval sampling 0.0025 mili detik (2.5 detik) , maka Frekuensi Nyquist adalah 200Hz.