Emil Bronkoesofagologi 2
Emil Bronkoesofagologi 2
EMIL ANWAR
BAGIAN THT FK UNSRI
PALEMBANG
Anatomi
I. TRAKEA
- Dimulai dari tepi bawah Kartilago Krikoid.
Bentuk seperti tabung, panjang
10-12 cm pada orang dewasa.
- Dinding Anterior dan Lateral tersusun
dari cincin tulang rawan (putih) dan
diantara-nya mukosa (merah muda).
- Dinding Posterior merupakan serat otot
polos dan elastik, dan ditutupi mukosa.
- Bagian Proksimal berbentuk oval
(tertekan kelenjar tiroid).
- Bagian Distal (Karina) bercabang dua:
Bronkus utama kanan dan kiri
II. BRONKUS
- Bronkus utama kanan (BuKa) membentuk sudut 30
30 dengan sumbu trakea.
- Bronkus utama kiri (BuKi) membentuk sudut 45 dengan sumbu trakea.
- Orifisium BuKa lebih besar daripada Orifisium BuKi.
- BuKa bercabang tiga, BuKi bercabang dua.
III. ESOFAGUS
- Bagian dari saluran cerna, berbentuk pipa otot tubuler yang menghubungkan faring dan lambung.
FISIOLOGI
I. TRAKEOBRONKIAL
1. Ventilasi
a. Ciliary Wofting
b. Tussive Squeeze
c. Bechic Blast
3. Daya Perlindungan Paru
a. Mukus
b. Mekanisme Mukosiliar
II. ESOFAGUS
- Fungsi utama mengangkut bolus makanan dari faring ke lambung, dengan adanya
gerakan peristaltik esofagus (proses menelan).
ENDOSKOPI
- Endo
Dalam (alat/organ)
- Skopi
Melihat secara langsung
- Skop
Alat yang digunakan ada dua jenis
- Rigid (Kaku)
- Fleksibel (lentur)
- Sumber Cahaya (Light Sources)
I. Trakeobronkoskopi
Rigid VS Fleksibel >>> Fleksibel : - dapat dilakukan dengan anastesi lokal (nyeri minimal)
- dapat dimasukkan melalui hidung dan mulut
- dapat dimasukkan sampai ke cabang-cabang bronkus
(subsegmen)
>>> Rigid
: - pada anak-anak (glotis & trakea masih sempit)
- pada pendarahan masif di paru
- mengisap sekret kental dari trakeobronkus
Kontra Indikasi
A. Relatif
1. Kasus dengan prognosis buruk
2. Pasien yang lemah dan tua
3. Hipertensi pulmonum
4. Status jantung paru buruk
5. Anerisma aorta
6. Kelainan vertebrae servikal
7. Trismus
B. Absolut
1. Kelainan darah
2. Hipoksemia
3. Hiperkapnia akut
4. Aritmia jantung
5. Infarkmiokard akut
6. Payah jantung berat
7. Radang akut saluran napas
C. Resiko tinggi
1. Asma bronkial
2. Uremia
3. Hemoptisis
4. Akses paru
5. Imunosupresi
6. Obstruksi venakaval superior
Komplikasi
- Gigi goyang atau copot
)
- Laserasi dinding trakeobronkial
)>>> bronkoskop kaku
- Edema subglotik
)
- Akibat obat premedikasi dan anastesi : - depresi pernapasan
- apnoe
- sinkope
- reaksi alergi
- spasme laring dan bronkus
II. Esofagoskopi
- Tujuan : Melihat secara langsung isi dan bentuk lumen esofagus serta dinding (mukosa
esofagus)
- Kelainan esofagus dapat ditentukan dengan pemeriksaan
- radiologi (esofagogram)
- esofagus kopi
- manometri
- anamnesis dan pemeriksaan fisik
- Gejala utama kelainan esofagus
1. Disfagia
2. Regurgitasi
3. Penurunan berat badan
4. Heart burn substernal-epigastrium
5. Hematemesis
6. Suara serak
Indikasi
A. Diagnostik
1. Evaluasi keluhan esofagus
2. Evaluasi perjalanan penyakit esofagus
3. Evaluasi pasca operasi esofagus
4. Evaluasi kelainan esofagus
B. Indikasi Terapeutik
1. Ekstraksi benda asing
2. Dilatasi esofagus
3. Skleroterapi
4. Pemasangan prostesis esofagus
5. Miotomi endoskopik
Kontra Indikasi
- Tidak ada kontra indikasi absolut >>> Keadaan syok dan infarkmiokart yang baru >>>
Perbaiki keadaan umum
- Kontra indikasi relatif : - Aneurisma aorta
- Kantong faring yang besar
- Resiko tinggi : - Pasca operasi esofagus
- Suspek perforasi esofagus
Komplikasi
- Tindakan ini jarang menimbulkan komplikasi
- Patah gigi
- Laserasi mukosa esofagus
- Pendarahan
- Perforasi
Tempat Favorit
- Saluran napas
- Saluran makan
4. Dispnoe
5. Batuk
6. Sianosis
Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan:
- Anamesis
- Gambaran klinis dengan gejala dan tanda
- Pemeriksaan radiologik
- Pemeriksaan endoskopik
Pemeriksaan Radiologik
Foto roentgen thorax PA dan lateral
Pada benda asing di trakeobronkial:
- Yang radio opak akan tampak segera setelah kejadian
- Yang radio lusen baru menunjukkan tanda-tanda patologik pada gambaran
roentgen setelah 24 jam kejadian.
Kelainan Esofagus
I. Kelainan Motilitas Esofagus
1. Akalasia Esofagus
- Kelainan neuromuskuler yang berhubungan dengan degenarasi sel ganglion di pleksus
auerbach
- Terdapat aperistaltik, dilatasi esofagus dan kegagalan sfingter esofagus bagian distal
untuk relaksasi
- Gejala:
Disfagia hilang timbul
Nyeri epigastrium
Regurgitasi -> aspirasi -> batuk, pneumonitis, abses paru
Lesi di dinding esofagus
2. Spasme Difus Esofagus
- Konstriksi otot polos 1/3 proksimal esofagus yang bukan peristaltik dan tidak
terkoordinasi
- Penyebab tidak diketahui, ada hubungan dengan trauma emosional
- Gejala:
Disfagia hilang timbul
Nyeri substernal
Tersedak dan batuk
Muntah
II. Esofagitis
Radang selaput lendir esofagus yang disebabkan oleh faktor fisik, kimiawi dan infeksi
1. Refluks Esofagitis
- Biasanya diprofokasi oleh beberapa manuver seperti Valsava manuver, batuk, posisi
trendelenburg
- Gejala yang menonjol terasa panas di dada dan regurgitasi. Disfagia terjadi pada
keadaan yang kronis
2. Infeksius Esofagitis
- Penyebab paling sering ialah candidal albicans
- Pengobatan ditujukan langsung kepada faktor penyebab
3. Esofagitis Korosif
- Tertelan zat kimia yang bersifat korosif seperti basa kuat, asam kuat, dan zat
organik
- Berat ringannya tergantung pada jenis zat korosif yang tertelan, konsentrasi zat
tersebut, jumlah zat yang tertelan dan lamanya zat itu kontak dengan dinding
esofagus
- Berdasarkan gejala klinis dan perjalanan penyakit, dibagi dalam tiga fase:
Fase akut
Fase laten
Fase kronis
- Penanganan tergantung pada ketiga fase tersebut.