Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM INTEGRASI TURUN

LAPANG
INTERVIEW & OBSERVASI
KEMANDIRIAN ANAK DALAM BERMAIN DI LUAR RUMAH

Disusun Oleh:
Nama

: Galuh Kikiany S.

NIM

: 201210230311104

Kelas

: Psikologi B 2012

Dosen Interview : Tri Muji Ingarianti, M.Psi


Dosen Observasi : Diana Savitri H, M.Psi
Asisten

: Azizatul Adni

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
1 | Page

LAPORAN HASIL ASESMEN

I.

IDENTITAS
Nama
: AGV
Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 09 Oktober 2009
Usia
: 4 Tahun
Alamat
: Jl. Arumba, Arumba Hill Residence No.10
Pendidikan
: TK
Nama Ayah
: BO
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
Pendidikan Terakhir
: S1
Nama Ibu
: FC
Pekerjaan
: Dosen
Pendidikan Terakhir
: S2
IDENTITAS OTHER
Nama
: FT
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jl. Arumba, Arumba Hill Residence No.10
Hubungan
: Nenek

II.

HASIL ASESMEN
1. Deskripsi Hasil Observasi
a. Deskripsi data
ASPEK
Aspek
Intelekt
ual

DATA YANG RELEVAN UNTUK


DI CATAT DALAM OBSERVASI
1. Pada sore sekitar pukul
15.30 pada subyek keluar
dari rumahnya dengan
berteriak
memanggil
neneknya
untuk
mengatakan subyek ingin
pergi bermain bersama
teman-teman
diluar
setelah subyek meminta
izin subyek lalu pergi
menuju temannya sendiri
tanpa
diantar
oleh
neneknya.
Subyek
mengahmpiri
temannya
lalu mengajak mencari
teman-temannya
yang
lain
untuk
bermain
bersama, saat permainan

INTERPRESTASI
Subjek
mampu
untuk
pergi
bermain sendiri dan
pulang
kerumah
sendiri
setelah
selesai bermain

2 | Page

Aspek
emosi

berlangsung
subyek
dapat
mengikuti
permainan yang dibuat
oleh temannya karena
saat bermain berlangsung
subyek
lebih
sering
mengikuti
bagaimana
cara
teman-temanya
bermain.
2. Ketika
saat
bermain
berlangsung
subyek
merasa haus saat sedang
asik bermain, subyek lalu
kembali
kerumahnya
dengan
berteriak
memanggil
neneknya
untuk meminta minum
tetapi subyek mengambil
minum sendiri setelah
mengatakan hal tersebut.
Setelah
mengambil
minum subyek kembali
keluar
rumah
untuk
bermain bersama dengan
teman-temannya.
3. Ketika
suasana
sore
sudah
mulai
gelap
menjelang magrib subyek
anak
kembali
pulang
sendiri kerumah tanpa di
minta
dijemput,
anak
pulang kerumah selesai
bermain karena temantemannya juga pulang
kerumah.
1. Ketika subyek bermain
bersama
temantemannya
di
sekitar
lingkungan
rumahnya
pada sore hari bermain
tanpa di dampingi oleh
orang tua, subyek mampu
menikmati
setiap

Subyek tidak ingin


memainkan
permainan
lain
ketika
subyek
sudah
merasa
permainan tersebut
dirasanya
menyenangkan.
3 | Page

Aspek
sosial

permainan
yang
diciptakannya
bersama
teman-temannya dengan
ekspresi wajah yang ceria
ditunjukan oleh subyek,
subyek sama sekali tidak
menunjukan rasa cemas
dan takut ketika sedang
bermain bersama temantemannya. Ketika subyek
diajak bermain tangkaptangkapan subyek dengan
semangat
mengikuti
permainan tersebut ketika
subyek tertangkap oleh
musuhnya subyek dengan
keras
berusaha
untuk
melepaskan dirinya dari
musuh kemudian subyek
berlari
kencang
dan
memancing
musuhnya
untuk menangkap subyek
kembali. Ketika subyek
diajak bermain permainan
yang lain subyek tidak
mau ikut serta, subyek
menunjukan
perilaku
diam, tetapi ketika subyek
diajak bermain tangkaptangkapan subyek ikut
serta dalam permainan
tersebut.
1. Ketika subyek sedang asik
bermain subyek tiba-tiba
pulang
kerumah
dan
mengambil salah satu
mainannya
kemudian
dibawa
keluar
untuk
dimainkan
bersama
teman-temannya,
sebelum
subyek
mengambil
mainannya
subyek
mengatakan

Subyek
dapat
menngambil
mainannya sendiri
dan
membawa
mainan
tersebut
untuk
dimainkan
bersama-sama
dengan temannya.

4 | Page

Berani
pergi
sendiri

kepada neneknya bahwa


subjek ingin membawa
mainannya keluar.
1. Dari
ketika
subyek
meminta
izin
kepada
neneknya untuk pergi
bermain,
subyek
lalu
berani pergi sendiri keluar
rumah
untuk
mencari
temannya
kemudian
subyek
mengajak
temannya untuk mencari
teman-teman yang lain
untuk diajak bermain.
2. Saat
mencari
temanteman yang lain yang
jaraknya jauh dari rumah
subyek,
subyek
tidak
meminta
kepada
neneknya
untuk
diantarkan
mencari
temannya. Subyek lari
dengan
sendiri
menghampiri
atau
menuju ke rumah teman
subyek.

Subjek berani pergi


sendiri
keluar
rumah
saat
bermain
dan
mencari
temantemannya.

b. Kesimpulan
Ketika subyek bermain ada beberapa aspek yang muncul dan
dapat di amati, aspek-aspek tersebut yaitu;

Aspek intelektual, yaitu dimana ketika subyek bermain


subyek tidak meminta kepada orang terdekatnya untuk
mengantarkan bermain dan menemaninya bermain dan
subyek tidak meminta dijemput ketika subyek selesai
bermain, subyek pulang dengan sendirinya. Ketika subyek
haus saat bermain subyek mengambil sendiri air minum di

5 | Page

dalam rumah tanpa meminta bantuan kepada neneknya

yang ada dirumah.


Aspek emosi, ketika asik bermain tangkap-tangkapan
subyek tidak merasa cemas dan takut tetapi ketika subyek
diajak

untuk

bermain

permainan

yang

lain

subyek

menolaknya dan menunjukan perilaku yang tidak menyukai


permainan tersebut, kemudian subyek mau bergabung
kembali

ketika

bermain

dengan

permainan

tangkap-

tangkapan.
Aspek sosial, subyek membangun sebuah permainan
dengan mengambil alat bermainnya dirumah ketika ingin
alat mainanya tersebut subyek mengambilnya sendiri
kerumah tanpa meminta bantuan kepada neneknya dan

memilih mainannya sendiri.


Berani pergi sendiri, ketika subyek ingin bermain dan
mencari temannya sendiri, subyek berani untuk pergi
sendiri kerumah temannya tanpa ditemani oleh orang
terdekat subyek ini juga dapat dilihat ketika subyek ingin
pergi bermain.

Ketika bermain subyek mampu melakukan setiap halnya


sendiri dimulai dari subyek ingin pergi main tanpa meminta
diantarkan oleh orang terdekatnya sehingga subyek berani untuk
pergi sendiri mencari temannya dan pergi kerumah temannya
kemudian

setelah

selesai

bermain

subyek

pulang

dengan

sendirinya tanpa meminta untuk dijemput. Ketika subyek merasa


haus saat bermain subyek mampu mengambil air minum sendiri
ke dalam rumah dan subyek mampu mengambil mainanya untuk
digunakan bermain bersama dengan teman-temannya tetapi
ketika subyek merasa nyaman dengan sebuah permainan maka
subyek akan memainkan permainan tersebut terlihat ketika
subyek bermain tangkap-tangkapan lalu subyek diajak bermain
dengan permainan yang lain subyek menolaknya dan tidak mau
untuk ikut serta dalam permainan tersebut.

6 | Page

2. Hasil Deskripsi Wawancara


a. Deskripsi Data
ASPEK
Aspek
Intelekt
ual

CATATAN
1. Subyek (anak) biasanya jika
ingin pergi bermain tidak
meminta untuk di temani
atau
diantar
bermain
bersama
teman-temannya
tetapi
subyek
hanya
meminta kepada neneknya
untuk menunggu subyek di
depan
rumah,
nenek
subyek duduk menunggu di
depan rumah lalu subyek
bermain di luar rumah
bersama teman-temannya,
jika
nenek
subyek
meninggalkan subyek ke
dalam rumah maka subyek
berlari ke dalam rumah
untuk mencari neneknya
dan
meminta
neneknya
kembali
duduk
didepan
rumahnya
menungggu
subyek bermain.
2. Ketika
subyek
bertemu
dengan
teman-temannya
subyek tidak merasakan
cemas tetapi jika subyek
bertemu dengan salah satu
teman yang tidak subyek
sukai subyek tidak ingin
bermain dengan temannya
tersebut,
subyek
akan
merasa
lebih
nyaman
bersama bersama teman
yang dirasa subyek cocok
bagi subyek.
3. Setelah subyek bermain,
subyek
pulang
sendiri
kerumah tanpa dijemput
tetapi jika subyek belum

INTEPRETASI
Subyek tidak meminta
ditemani dan diantar
keltika bermain, tidak
meminta
dijemput
setelah selesai bermain
dan subyek mampu
mengambil air minum
sendiri.

7 | Page

Aspek
Emosi

pulang
karena
merasa
teman-temannya
masih
diluar subyek tidak akan
pulang
sehingga
nenek
subyek meminta subyek
pulang
karena
waktu
menjelang
magrib
jika
subyek tidak mau pulang
nenek
subyek
memberi
sedikit
ancaman
berupa
pintu akan dikunci maka
subyek akan bergegas untuk
pulang. Tetapi subyek juga
memiliki
inisiatif
untuk
pulang sendiri bila subyek
merasa hari semakin gelap
dan teman-teman subyek
sudah
kembali
pulang
kerumah masing-masing.
4. Ketika subyek asik bermain
dan merasa haus subyek
kembali
kerumah
dan
mengatakan
kepada
neneknya jika subyek ingin
minum
tetapi
subyek
langsung
mengambil
air
minum
tanpa
meminta
bantuan kepada neneknya.
1. Saat ini subyek suka untuk
bermain tanah ketika subyek
selesai bermain tanah nenek
subyek akan menanyakan
apakah
subyek
sudah
membersihkan
tangannya
lalu
nenek
subyek
membersihkan
tangannya
sendiri, subyek lalu pergi ke
kamar mandi membersikan
tangan
dan
mencuci
tangannya
menggunakan
sabun,
subyek
mencuci
tangannya
menggunakan
sabun
tanpa
disuruh

Subyek
mencuci
tangannya
sendiri
tanpa merasa jijik pada
kotoran ditanah.

8 | Page

neneknya, itu adalah inisiatif


dari subyek sendiri.
Aspek
1. Subyek merupakan salah
satu anak yang sulit untuk
Sosial
membagun relasi dengan
teman barunya dan sulit
untuk
beradaptasi
pada
lingkungan
sekitar
yang
baru subyek kenal. Biasanya
jika subyek bermain dengan
teman barunya subyek lebih
suka untuk menghindar dan
akan bermain dengan teman
yang subyek rasa sudah
dikenalnya. Subyek hanya
akan
bermain
bersama
teman yang ia kenal jika
subyek bertemu dengan
teman baru subyek akan
cenderung
diam
dan
menghiaraukan
teman
barunya.
2. Subyek akan mengambil
mainannya sendiri tanpa
meminta bantuan kepada
neneknya
dan
subyek
memilih mainanya sendiri
lalu dibawa keluar untuk
dimainkan bersama temantemannya.
Aspek
1. Jika
subyek
melihat
temannya membeli mainan
Ekonomi
subyek akan ikut membeli
mainan
tetapi
subyek
mengetahui mana mainan
yang mahal mana mainan
yang
murah
contohnya
ketika penjual mainan yang
berada di sekolah subyek
mengerti bahwa mainan
yang di jual oleh penjual
mainan
tersebut
mahal
sehingga subyek tidak mau

Subyek
mampu
mengambil
dan
memilih
mainannya
sendiri.
Subyek
merupakan anak yang
sulit untuk membangun
relasi
baru
dan
beradaptasi
dengan
lingkungan baru.

Subyek
orang
yang
menyukai
mainan,
ketika
temannya
membeli
mainan
subyek
akan
ikut
membelinya
tetapi
untuk hal yang lain
seperti
makanan
subyek
tidak
mengikutinya.

9 | Page

Berani
Pergi
Sendiri

membeli mainan di tempat


penjual
tersebut.
Tetapi
subyek akan tetap meminta
untuk
dibelikan
mainan,
biasanya orang tua subyek
akan mengajak membeli
mainan di toko langganan
orang
tuanya
tetapi
sekalinya subyek membeli
mainan subyek membeli
mainan yang mahal, ketika
subyek
memilih
mainan
tersebut
subyek
tidak
melihat
nominal
harga
tersebut
2. Saat
subyek
melihat
temannya
membeli
makanan atau di beri makan
oleh
pengasuh
temantemannya,
subyek
tidak
mengikuti
atau
menginginkan hal tersebut,
subyek
hanya
diam
melihatnya.
Tetapi
saat
subyek makan subyek bisa
untuk melakukannya sendiri
tetapi jika subyek makan
makanan yang ada durinya
misalkan
ikan
subyek
meminta untuk disuapi dan
dalam
hal
mengambil
makanan
subyek
masih
meminta bantuan kepada
neneknya
karena
posisi
yang tidak dapat dijangkau
oleh subyek.
1. Ketika subyek pergi bermain
dan
mencari
temannya
subyek pergi sendiri dan
tidak
meminta
untuk
ditemani, sehingga jika anak
ingin bermain makan anak
akan pergi sendiri dan

Subyek mampu pergi


sendiri bermain dan
tidak meminta untuk
ditemani.

10 | P a g e

selesai bermain makan anak


akan pulang sendiri tanpa
dijemput. Biasanya ketika
mencari temannya kerumah
subyek langsung mencari
kerumah
temannya
jika
pintu rumah terbuka maka
subyek
langsung
masuk
kerumah teman subyek.
b. Kesimpulan
Dari hasil wawancara dengan orang terdekat subyek yaitu nenek
subyek, iter mendapatkan beberapa informasi yang mencangkup
beberapa aspek yaitu;

Aspek intelektual, ketika subyek ingin bermain diluar subyek


tidak meminta untuk ditemani atau diantarkan tetapi subyek
pergi sendiri dan subyek tidak dijemput ketika selesai bermain
tetapi subyek

11 | P a g e

III.

PEMBAHASAN
Kemandirian pada anak adalah kemampuan anak untuk melakukan

kegiatan dan tugas sehari-hari secara sendiri atau sedikit bimbingan


sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan anak (Prasasti &
Lie, 2005). Bermain adalah dunia kerja anak usia dini dan menjadi hak
setiap anak untuk bermain tanpa dibatasi usia. Bermain merupakan
pengalaman langsung yang efektif dilakukan anak usia dini dengan atau
tanpa alat permainan. Bagi anak, bermain dijadikan sebagai kesempatan
yang menyenangkan karena anak melakukannya dengan sukarela,
spontan

dan

tanpa

beban.

Ketika

bermain

anak

bereksplorasi,

menemukan sendiri hal yang sangat membanggakan, mengembangkan


diri dalam berbagai perkembangan emosi, sosial, fisik, dan intelektualnya.
Melalui

bermain

anak

dapat

memetik

berbagai

manfaat

bagi

perkembangan aspek fisik - motorik, kecerdasan, dan sosial emosional.


Ketiga aspek ini saling menunjang satu sama lain dan tidak dapat
dipisahkan. Dengan kegiatan bermain anak dapat belajar berbagai
ketrampilan dengan senang hati tanpa merasa terpaksa atau dipaksa
untuk mempelajarinya. Bermain merupakan suatu yang serius bagi anakanak, di dalam bermain anak-anak menumpahkan seluruh perasaannya
bahkan mampu mengatur dunia di dalamnya agar seuai dengan dunia
luarnya.

Biasanya

anak

yang

biasanya

masih

belum

bisa

untuk

beradaptasi secara langsung dengan teman atau lingkungannya akan


menutup dirinya dan tidak mau bermain jika tidak di temani oleh orangorang terdekatnya. Ada juga beberapa anak yang mampu untuk
membangun kegiatan yang ada dilingkungannya dan mengajak temantemannya untuk berpartsipasi untuk bermain bersama.
Subyek merupakan anak perumpuan yang berumur 4 tahun, subyek
memiliki banyak teman di sekitar rumahnya biasanya setiap sore pukul
16.00 subyek suka menghabiskan waktunya dengan kegiatan bermain
bersama teman-temannya di luar rumah. Beberapa hari ini observer
mengamati perilaku bermain anak bersama teman-teman ada beberapa
aspek yang terekam ketika anak sedang bermain dan ada beberapa aspek
12 | P a g e

yang muncul tetapi di rekam. Pengamatan dilakukan selama 2 hari pada


hari Kamis, 7 Oktober 2013 dan hari Jumat, 8 Oktober 2013 sedangkan
wawancara berlangsung pada hari Sabtu, 9 Oktober 2013 jadwal ini tidak
sesuai dengan guideyang dibuat. Wawancara dilakukan untuk dapat
mengumpulkan informasi secara lengkap dan akurat, wawancara ini
berlangsung dengan nenek subyek karena keseharian subyek selalu
bersama neneknya mulai dari pagi hari hingga malam hari.Pada sore hari
subyek suka untuk menghabiskan waktunya dengan kegiatan bermain
bersama teman-temanya, ketika subyek bermain subyek tidk meminta
neneknya untuk mengantarkan subyek bermain di luar rumah atau
meminta neneknya untuk mengantarkan subyek mencari temannya.
Berani pergi sendiri, biasanya mereka memerlukan teman untuk menjaga
atau melindunginya, dalam hal ini orang tua memberikan suatu latihan
pada anak agar anak mampu untuk pergi sendiri, orang tua harus
menghilangkan rasa khawatir dan cemas pada saat anak pergi dan
tanamkan rasa percaya pada anak ketika anak pergi sendirian tanpa
ditemani orang tua (Mangunsong, 2006).

Sehingga disini anak mampu

untuk pergi sendiri tanpa adanya ditemani orag tua, anak mencoba untuk
menghilangkan rasa takutnya ketika anak keluar sendirian. Tetapi ketika
subyek

pergi

sendiri

subyek

masih

meminta

neneknya

untuk

menunggunya bermain dengan duduk di depan rumah, jika subyek


mengetahui bahwa neneknya tidak duduk didepan rumah maka subyek
akan bergegas masuk kedalam rumah dan meminta neneknya untuk
duduk kembali di depan rumah, disini subyek terlihat dalam menghadapi
sesuatu hal masih tidak dapat dilakukannya sendiri subyek takut misalnya
nanti ada terjadi sesuatu pada subyek dan orang terdekat subyek tidak
ada,

aspek

intelektual

merupakan

kemampuan

berpikir,

menalar,

memahami berbagai kondisi dn situasi serta gejala-gejala masalah


sebagai dasar untuk mengatasi masalah (Roben havighurst, 1980),
sehingga ketika subyek bermain diluar subyek belum dapat dikatakan
bahwa subyek memiliki kemandirian ketika bermain diluar karena pada
aspek intelektual tersebut anak mampu untuk berpikir, menalar atau
mengatasi setiap permasalahan yang nantinya anak muncul. Tetapi
13 | P a g e

subyek memiliki kemandirian untuk pergi sendiri kerumah temannya dan


pulang sendiri setelah selesai bermain, karena setelah selesai bermain
anak

tidak

dijemput

oleh

nenek

tetapi

neneknya

hanya

sekedar

memanggil anak untuk pulang kerumah. Karena bermain merupakan


kegiatan yang menimbulkan kenikmatan dan kenikmatan itu akan menjadi
suatu rangsangan terhadap perilaku tersebut (Karl Buhler & Schenk
Danziger) jadi normal saja misalkan subyek bermain dengan temannya
hingga lupa akan waktu dan hari mulai gelap karena bermain merupakan
suatu kegiatan yang membuat anak-anak atau subyek merasa puas,
bermain tanpa adanya rasa cemas selain itu bermain dapat meningkatkan
harga diri, bermain sebagai alat yang penting bagi pelepasan emosinya
serta untuk mengembangkan rasa harga diri ketika anak dapat menguasai
tubuhnya, benda-benda serta sejumlah ketrampilan sosial (Erik Erikson).
Ketika subyek bermain, subyek lebih banyakk bermain dengan
menguras tenanganya sperti subyek bermain lari-larian dengan temantemannya ini dapat membuat subyek merasa haus. Saat subyek haus
subyek berlari kerumah dan mengatakan kepada neneknya jika subyek
ingin minum, subyek mengambil sendiri tetapi subyek mengatakan
terlebih dahulu jika subyek ingin mengambil air minum, kemapuan
intelektul anak disini dapat dikatakan memiliki kemandirian karena anak
mampu mengambil minumnya sendiri dan tau dimana posisi atau letak
tempat minum berada dan subyek memahami bagimana langkah-langkah
untuk mengambil air minum. Ada hal lain juga yang membangun inisiatif
subyek yaitu ketika subyek sedang gemar bermain tanah dan subyek
berhenti bermain tanah kemudian masuk kerumah, nenek subyek
menanyakan kepada subyek apakah tangan subyek sudah bersih, subyek
merasa bahwa tangan subyek belum bersih kemudian subyek bergegas ke
kamar mandi dan mencuci badan tubuhnya yang kotor dengan sabun dan
membilasnya

dengan

bersih,

bermain

dalam

aspek

emosi

atau

kepribadian yaitu melalui bermain anak dapat melepaskan ketegangan


yang dialaminya dalam hidupnya sehari-hari kemudian bermain pada
anak akan mempunyai penilaian terhadap dirinya sehingga dapat
membantu pembentukan konsep diri, rasa percaya diri, dan harga diri
14 | P a g e

karena ia merasa mempunyai kompetensi tertentu. Selain itu ketika


bermain ada beberapa dari temannya membawa makanan atau melihat
temannya makan tetapi subyek tidak mengikuti temannya makan
melainkan subyek hanya melihat teman-temannya makan karena subyek
merupakan bukan salah satu anak yang dapat dikatakan sebagai anak
yang rakus. Subyek setiap harinya pada pukul 08.30 sampai 11.00
bersekolah di salah satu Playgroup ketika pulang sekolah subyek banyak
menjumpai penjual mainan disekitar sekolah dan ketika melihat temannya
memberi makanan subyek mengikuti hal tersebut tapi subyek mengetahui
nominal harga yang mahal dan tidak, seperti yang di katakan nenek
subyek bahwa subyek mengetahui dari salah satu penjual mainan yang
berada disekolahnya menjual mainan dengan harga mahal, aspek
ekonomi menunjukan kemandirian dalam hal mengatur ekonomi dan
kebutuhan-kebutuhan ekonomi dan tidak lagi tergantung pada orang tua
(Roben havighurst, 1980), walaupun subyek masih bergantungan pada
orang tua dala hal ekonomi tapi subyek telah memahami mana harga
yang mahal dan murah sehingga subyek mengerti bahwa benda yang
memiliki harga yang nominalnya tinggi subyek tidak ingin membelinya.
Ketika subyek sedang asik bermain bersama teman-temannya subyek
mengambil mainannya dan memilih sendiri mainannya, subyek dapat
dikatakan telah memiliki kemandirian dalam hal untuk memilih mainanya
sendiri, aspek sosial berkaitan dnegan kemampuan untuk berani secara
aktif membina relasi sosial namun tidak bergantung pada kehadiran orang
lain di sekitar (Roben havighurst, 1980), dimana anak mampu untuk
mencipatkan hal yang baru dari permainan yang subyek mainkan
bersama teman-teman dapat membangun relasi yang baik dengan temantemannya. Terlihat juga ketika anak diajak bermain tangkap-tangkapan
dengan teman-temannya subyek mampu mengikuti permainan tersebut
dan subyek bermain tanpa ada rasa takut dan kecemasan tetapi ketika
subyek diajak bermain hal yang lain subyek tidak ikut serta karena subyek
merasa permainan sebelumnya menurut subyek menyenangkan. Selain
itu subyek salah satu anak yang sulit untuk membangun relasi baru
dengan teman-teman baru dan beradaptasi dengan lingkungan yang
15 | P a g e

berada disekitarnya dikarena sifat malu anak dengan hal-hal yang baru
subyek kenal, kemandirian sangat dipengaruhi oleh kepercayaan diri,
membangun kepercayaan diri dan kepercayaan antara anak dengan orang
tua ditemukan bahwa jika anak merasa aman, maka anak akan lebih mau
melakukan

penjelajahan

sendiri,

lebih

mampu

mengelola

stress,

mempelajari ketrampilan baru, dan berhubungan dengan orang lain serta


memiliki kepercayaan lebih bahwa mereka cukup kompeten untuk
menghadapi lingkungan yang baru (Ratri Sunar, 2006).
IV.

KESIMPULAN & REKOMENDASI


Subyek merupakan anak yang mandiri dalam hal bermain diluar

rumah, subyek dapat dikatakan anak yang mandiri karena ketika subyek
bermain diluar rumah terlihat dari subyek tidak meminta untuk ditemani
ketika bermain dan mencari temannya, subyek berani pergi sendiri ketika
bermain keluar rumah kemudian subyek pulang kerumah sendiri setelah
bermain tanpa meminta kepada orang terdekatnya untuk menjemputnya.
Subyek mampu mengambil air minum sendiri, mencuci tanganya dengan
menggunakan sabun, mengambil mainan untuk dibawa keluar rumah dan
memilih mainnanya, kegiatan tersebut subyek tidak meminta atau
menyuruh orang terdekatnya. Subyek juga telah memahami harga sebuah
barang dengan nominal yang tinggi atau mahal. Tetapi subyek sulit untuk
membangun relasi baru dengan teman-teman barunya dan sulit untuk
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, subyek dapat dilatih untuk
mensosialisasi diri, sehingga subyek dapat belajar untuk menghadapi
masalah sosial yang kompleks, subyek akan memiliki kemandirian jika
subyek mampu dan mudah untuk mensosialisasikan dirinya dengan
lingkungan dan teman-teman yang baru ia temui.

16 | P a g e

PEMERIKSA
TANDA TANGAN

(GALUH

KIKIANY

S.,

201210230311104,

PSIKOLOGI B)

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai