Anda di halaman 1dari 4

Nama : Eka Sundari N.

Mata Kuliah : Psikologi

Dosen Pengampu :

Bermain Pada Anak Usia 4-6 Tahun

A. Pengertian bermain
Suatu kegiatan bermain yang di tandai oleh rasa senang dari orang
yang terlibat di dalam kegiatan tersbut.
Bermain menjadi hak anak yang tertuang dalam hak anak yang
diratifikasi oleh pmerintah Indonesia pada tahun 1990 dari deklarasi
PBB pasal 7 ayat 3.
Dari kegiatan bermain anak dapat memiliki berbagai manfaat, baik
dalam perkembangan fisik, dan motoriknya, emosi dan sosialnya, serta
aspek kognitif dan bahasanya.
Menurut milred parte nada 6 tahap perkem bangan bermain anak yaitu :
1. Unoccupied play
2. Bermain sendiri
3. Unlooker play
4. Bermain parakel
5. Bermain asosiatif
6. Bermain kooperatif
Piagat mengemukakan 4 tahapan bermain yaitu :
1) Tahapan bermain sensorimotor (sekitar 3-18 bln) sejak usia tersebut,
kegiatan anak lebih terkoordinasi dan dari pengalamannya ia belajar
bahwa dengan menendang tempat tidur maka ada benda yang
bergerak.
2) Tahapan simbolik (usia 18 bln – 7 tahun) biasanya anak bermain
dengan cara pura-pura atau khayalan misalnya boneka di anggap
sebagai bayi.
3) Bermain sosial (8 tahun -11 tahun) anak sudah mau bermain dengan
temannya seperti permainan ular naga yang di dalamnya sudah ada
aturan main.
4) Bermain sosial dan olahraga (11 tahun keatas)
Kegiatan yang menggunakan aturan secara ketat dan di berlakukan
secara kaku bila di bandingkan permainan yang menggunakan aturan
(games).

B. Jenis-Jenis Kegiatan Bermain


1. Bermain Fungsional
Sudah di mulai pada usia bayi dan kegiatan bermain ini di tandai
dengan gerakan otot yang berulang-ulang.
2. Bermain Kontruktif
Kegiatan bermain yang lebih kompleks di banding bermain
fungsional terfokuskan untuk membantuk rumahan dari balok.
3. Bermain Simbolik
Yaitu bermain khayalan atau pura-pura.
4. Berger /mastery play
Kegiatan bermain yang di lakukan dalam rangka menguasi
keterampilan tertentu.

C. Rangkuman Madul 10
Perbedaan individu dalam belajar di tinjau dari factor internal :
 Gender, temperamen, minat, dan gaya belajar dapat menyebabkan
individual dalam belajar, perbedaan gender dapat di amati dalam 4
area kegiatan bermain yaitu :
1. Bermain Fisik
Kegiatan bermain yang melibatkan halus dan motorik kasar atau
penggunaan bagian tubuh dalam kegiatan bermain.
2. Bermain Sosial
Berkaitan dengan kemampuan anak untuk terlibat dalam
interaksi sosial anak laki-laki mengembangkan keterampilan
sosial yang berbeda dengan anak perempuan biasanya anak
perempuan lebih sopan.
3. Bermain Dengan Objek
Anak laki-laki cenderung lebih senang bermain di lantai dengan
mainannya yang dapat didorong ataupun di Tarik, sedagkan
perempuan lebih senang bermain di meja seperti mewarnai,
bermain puzzle.
4. Bermain Pura-Pura
Bermain pura-pura ini biasa disebut dengan anak bermain
fantasi, dramatic play, atau imaginative play.

D. Temperamen
Penelitian menunjukkan bahwa pebedaan temperamental dapat, di
definisikan bahkan pada saat bayi lahir temperamen bayi yang baru
lahir mempengaruhi :
1. Tingkat aktivitas
2. Irama biologi berkaitan dalam keteraturan fungsi tubuh
3. Kecenderungan untuj mendekat / menghindar
4. Kemampuan beradaptasi
5. Ambang sensori
6. Intensitas
7. Suasana hati (mood)
8. Rentang perhatian dan ketekunan
9. Distractibility
Minat mempengaruhi anak dalam hal berikut :
a. Mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi
b. Menjadi pendorong motifasi
c. Irestasi
d. Minat yang sudah ada sejak masa kanak-kanak
Gaya belajar :
Setiap anak memiliki gaya/cara yang lebih disukai untuk belajar
misalnya:
1. Gaya Auditor
Bisa diberikan dengan cara mendengar bunyi dan kata-kata, mereaka
memecahkan masalah dengan cara membahanya.
2. Gaya Visula
Anak belajar dengan cara melihat gambar-gambar menangkap apa
yang mereka dengar.
3. Gaya Kinestektif
Anak dengan gaya ini akan paling baik hasilnya jika dilakukan
dengan cara gerakan.

Anda mungkin juga menyukai