Anda di halaman 1dari 7

REVITALISASI NILAI-NILAI PANCASILA

REVITALISASI NILAI-NILAI PANCASILA


A.

Definisi Nilai

Nilai atau value (bahasa Inggris) dalam filsafat dikenal sebagai kata benda abstrak yang berarti
keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodnees). Nilai pada hakikatnya sesuatu yang memiliki makna
inhern pada objek tertentu, sehingga manusia mampu menangkap hal tersebut menjadi berharga,
menarik, berkualitas, serta berguna dalam kehidupannya. Dalam konteks pancasila, arti dasar nilai di
atas hakikatnya telah sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusannya
terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang menyatakan pancasila sebagai nilai dasar
dan penjabarannya sebagai nilai instrumental.
Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya belum dapat
dijabarkan secara langsung. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam UUD 1945 itu memerlukan
penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu kemudian dinamakan nilai instrumental.
B.

Ciri dan Sifat Nilai

Menurut Bambang Daroeso (1986) sifat-sifat nilai adalah sebagai berikut:

Nilai itu suatu realitas abstrak yang ada dalam kehidupan manusia tidak dapat diindra.
Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi tidak bisa mengindra
kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah nilai kejujuran itu.

Nilai memiliki sifat normati, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan
sehingga nilai memiliki sifat ideal. Misalnya nilai keadilan semua orang berharap mendapatkan dan
berperilaku yang mencerminkan hal tersebut.

Nilai berfungsi sebagai daya dorong/ motivator dan manusia adalah pendukungnya. Misalnya
nilai ketakwaan, adanya nilai ketakwaan menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai
derajat ketakwaan.
C.

Klasifikasi Nilai

Dalam perspektif filsafat, nilai dapat dibedakan dalam tiga, yakni:

Nilai logika adalah nilai benar salah. Misalnya jika seorang mahasiswa dapat menjawab suatu
pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia keliru maka dosen mengatakan salah secara logika.

Nilai estetika adalah nilai indah dan tidak indah. Dapat diilustrasikan pada seseorang yang
melihat sebuah lukisan yang indah, tetapi bagi orang lain mungkin tidak indah. Orang yang menilai
lukisan itu indah, tidak bisa memaksakan orang lain menilai bahwa lukisan itu indah. Jadi nilai
estetika bersifat subjektif.

Nilai moral/etika adalah nilai baik buruk. Nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari
manusia. Moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai adalah moral. Nilai moral
lebih terkait dengan kehidupan manusia sehari-hari.

D.

Asal-usul Nilai Pancasila

Secara empiris, Pancasila lahir dari bumi Indonesia. Pancasila lahir dan berkembang dari akumulasi
berbagai nilai yang berakar dari pluralitas budaya bangsa yang ada diseluruh wilayah Indonesia.
Pancasila adalah bentuk miniatur bangsa Indonesia tanpanya negara kita tidak mungkin bisa eksis
hingga saat ini. Tanpa pancasila Indonesia sudah bubar keberadaan negara kita adalah hakikat dari
pancasila. Secara ilmiah, lahirnya pancasila bisa dikaji melalui hukum kausalitas (sebab-akibat).
Asal mula langsung artinya asal mula pancasila sebagai dasar filsafat negara yaitu sejak dirumuskan
oleh para pendiri bangsa (founding fathers), sidang BPUPKI pertama, panitia sembilan, sidang
BPUPKI kedua serta PPKI hingga pengesahannya. Asal mula langsung Pancasila menurut
Notonagoro terdapat beberapa klasifikasi, antara lain:

Asal mula bahan (Kausa Materalis), artinya nilai-nilai pancasila merupakan hasil eksplorasi
adat-istiadat, kebudayaan, dan keberagaman dalam keseharian hidup selutuh bangsa Indonesia.

Asal mula bentuk (Kausa Formalis), artinya nilai-nilai pancasila merupakan bentuk hasil
kesepakatan para pendiri bangsa dalam membahas dan merumuskan bentuk, susunan dan nama
pancasila sendiri.

Asal mula karya (Kausa Effesien), artinya pancasila merupakan yang semula sebagai embrio
calon negara kemudian menjadi dasar negara yang sah.

Asal mula tujuan (Kausa Finalis), artinya pancasila dibahas intensif dan dirumuskan secara
sistematis melalui tahapan dari sidang ke sidang dengan tujuan akhirnya adalah untuk dijadikan
sebagai dasar negara.
Sedangkan asal mula tidak langsung maksudnya adalah asal mula jauh sebelum proklamasi
kemerdekaan, yakni ketika nilai-nilai pancasila berkembang alamiah dari sejak dulu menjadi adatistiadat, terus berkembang menjadi kebudayaan dan kemudian menjadi kepribadian bangsa secara
nasional. Asal mula tidak langsung dapat diklasifikasi sebagai berikut:

Unsur-unsur pancasila tersebut sebelum secara langsung dirumuskan menjadi dasar filsafat
negara, nilai-nilainya seperti nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan
nilai keadilan. Nilai tersebut sudah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia
sebelum terbentuk menjadi negara.

Nilai adat-istiadat, nilai kebudayaan dan nilai religiusitas. Nilai-nilai tersebut menjadi
pedoman dalam memecahkan problematika kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.

Pancasila hakikatnya bangsa Indonesia itu sendiri, atau dengan kata lain bangsa Indonesia
sebagai kausa materialis atau asal mula tidak langsung nilai-nilai pancasila.
E.

Arti Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila

Revitalisasi adalah upaya mengembalikan kepada asal nilai pentingnya segala sesuatu. Sedangkan
nilai-nilai pancasila adalah segala bentuk norma, aturan serta nilai yang diserap dari berbagai adatistiadat dan budaya yang berakar dari kemajemukan seluruh komponen bangsa Indonesia. Artinya
nilai-nilai pancasila merupakan intisari dari pola pikir (mind-sett), pola sikap dan pola tindakan dari
setiap individu bangsa Indonesia yang identik dengan keberbedaan suku, agama, ras, antar golongan
(SARA), wilayah, bahasa dan adat istiadat.

Jadi revitalisasi nilai-nilai Pancasila adalah usaha bersama seluruh komponen bangsa Indonesia untuk
mengembalikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai konsensus sekaligus identitas
nasional yang selama ini mengalami berbagai penyimpangan. Dalam arti singkat revitalisasi artinya
adalah bahwa nilai-nilai yang telah menyejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia terdahulu
dimunculkan kembali dalam sejarah kehidupan baru bangsa Indonesia pasca reformasi yang telah
disalahartikan menjadi kebebasan yang kebablasan.
Hakikat pancasila adalah nilainya bukan simbolnya, karena substansi nilai akan muncul setelah setiap
individu bangsa melaksanakan apa yang menjadi kepribadian dan pandangan hidup sehari-harinya.
F.

Komitmen Revitalisasi Sebagai Kebutuhan Bangsa

Pancasila adalah komitmen final bangsa Indonesia. Tanpa pancasila Indonesia tidak ada atau tidak
akan eksis. Pancasila adalah ideologi yang tidak ada bandingannya untuk bangsa Indonesia karena
pancasila adalah alat pemersatu bagi seluruh komponen yang berbeda-beda, sehingga setiap upaya
untuk menggantinya selalu akan berhadapan dengan seluruh kekuatan bangsa Indonesia secara
menyeluruh. Pancasila adalah simbol ke-bhinneka-an Indonesia. Berbeda namun tetap satu jua.
Merevitalisasi nilai-nilai pancasila adalah sebuah keniscayaan mutlak ketika kondisi bangsa semakin
jauh dari keadilam sosial, kemakmuran, kemajuan dan lain sebagainya. Membiarkan kondisi bangsa
dalam keterpurukan sama halnya menjadikan pancasila hanya sebagai alat politisasi untuk
melanggengkan kekuasaan seperti yang pernah terjadi pada masa Orde Baru. Sehubungan dengan hal
tersebut, revitalisasi nilai-nilai pancasila harus dilakukan dalam dua tingkatan, yaitu pada tataran ide
dan praksis. Dalam tataran ide, hal yang paling penting dilakukan adalah menjawab sikap alergi
masyarakat terhadap pancasila. Oleh karena itu, memiliki semangat dan sikap bergotong royong serta
membudayakan pola musyawarah bisa dijadikan mekanisme dan cara bangsa ini. Sikap gotongroyong dan musyawarah juga bisa dijadikan sebagai sumber dalam rangka revitalisasi nilai-nilai
pancasila.
Dalam tataran praksis, utamanya menyangkut relasi penyelenggaraan negara dan masyarakat,
revitalisasi nilai-nilai pancasila harus dimulai dengan membangkitkan kegairahan dan optimisme
publik. Misalnya, kepemimpenan nasional harus menegaskan kembali bahwa Negara Republik
Indonesia adalah bukan negara agama tapi negara beragama, Indonesia adalah negeri yang
kebebasannya berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Bhinneka Tunggal Ika, yang harus
memiliki sikap saling hormat-menghormati, menghargai segala perbedaan dan mengutamakan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan golongan.
Dari beberapa ilustrasi tersebut, secara bertahap, nilai-nilai pancasila akan benar-benar
menginternalisasi dan membumi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Revitalisasi nilai-nilai pancasila bisa dimulai dengan menjadikan dasar negara ini kembali sebagai
pembicaraan publik, sehingga masyarakat merasakan bahwa pancasila masih ada, dan masih
dibutuhkan bagi bangsa Indonesia. Revitalisasi nilai-nilai juga dapat dilakukan dengan cara
manifestasi identitas nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai wawasan, antara lain; spiritual
yang berlandaskan etik, estetika, dan religiusitas sebagai dasar dan arah pengembangan profesi.
Dalam konteks perguruan tinggi, revitalisasi nilai-nilai pancasila bisa dilakukan dengan menyiapkan
sumber daya manusia yang profesional dan handal untuk pembangunan nasional yang menumbuhkan
kesadaran nasionalisme serta menemukan jati diri bangsa yang mampu beradaptasi dengan perubahan,
mampu menangkap tantangan sebagai peluang dan mampu mengatasi segala permasalahan sengan

solusiyang baik, serta mengaktualisasikan diri untuk bangsa dan negara agar lebih maju dan
bermartabat.

Tim Penyususun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Meritalisasi pendidikan pancasila, hal.291-313
Pancasila Sebagai Sumber Nilai
Sejak diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan dan ideologi nasional, maka secara otomatis
membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nili pancasila dijadikan landasan pokok, landasan
findamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya
berisi lima nilai dasar yang fundamental.
Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai ketuhanan yang maha esa, nilai kemanusiaan yang
adil dan beradap, nilai persatuan indonesia, nilai kerakyatan yang di pimpiin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusawaratan perwakilan, dan nilai keadialan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia. Kalau disarikan, maka dalam kelima dasar di atas terdapat lima prinsip nilai dasar yang
menjadi tolak ukur identitas bangsa indonesia.
A.

Nilai Ketuhanan

Nilai ketuhanan yang maha esa mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap
adanya Tuhan sebagai alam pencipta alam semesta. Nilai ketuhanan juga memeliki arti adanya
pengakuan akan kebangsaan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan menjalankan
ritual/ibadah dalam beragama, tidak ada paksaan serta tidak ada sikap diskriminasi antara umat
beragama. Beberapa butir nilai yang terkandung dengan sila pertama, yaitu :

Percaya dan taqwa kepada Tuhan yang maha esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kepercayaan yang adil dan beradap.

Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut yang berbeda.

Saling menghormati kebesasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.

B.

Nilai kemanusiaan

Nilai kemanusiaan yng adil dan beradap mengandung arti bahwa pola fikir, pola sikap dan pola
tindakan seluruh bangsa ini harus memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama
atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagai mana mestinya. Butir nilai
yang terkandung sila ke-2 Pancasila, yakni :

Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, kewajiban antara sesama manusia.

Saling mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa.

Tidak semena-mena terhadap orang lain, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

Gemar melakukan kegiatan kemanusian, berani membela kebenaran dan keadilan

C.

Nilai persatuan

Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk
membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nilai persatuan adalah
menyatunya tekad dan semangat dalam memiki dan memperjuangkan kemajuan bangsa Indonesia.
Butir butir nilai yang terkandung dalam sila ke 3 pancasila adalah

Menjaga persatuan daan kesatuan negara kesatuan repblik Indonesia

Rela berkorban demi bangsa dan bernegara, cinta tanah air

Bangga sebagai bagian dari indonesia

Memajukan pergaulan demi peratuan dan kesatuan bangsa yang ber Bhinika tungal ika.

D.

Nilai kerakyatan

Nilai kerakyatan yang di paimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara
mufakat melalui lembaga perwakilan. Butir butir nilai dalam silai ke-4, yaitu :

Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepenting sendiri dan golongannya.

Tidak memaksakan kehendak orang lain, mengutamakan musyawarah dalam mengambil


keputusan dan sampai mufakat yang di liputi semangat kekeluargaan
E.

Nilai Keadialan

Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus
tujuan, yaitu tercapainya masyarakat yang adil dan makmur secara lahiriah dan batiniah. Butir butir
yang terkandung dalam sila ke 5 adalah

Bersikap adil terhadap sesama, menghormati hak-hak orang lain

Menolong sesama, menghargai orang lain, melakukan pekerjaan yang berguna bagi
kepentingan umum dan bersama.
G.

Nilai pancasila sebagai sumber norma hukum

Pancasila di jadikan sebagai nilai-nilai dasar menjadi sumber bagi penyusunan norma hukum di
indonesia. Negara indonesia memiiki hukum nasional yang merupakan satu kesatuan sistem hukum.
Sistem hukum Indonesia itu bersumber dan berdasar pada pancasila sebagai norma dasar bernegara.
Pancasila berkedudukan sebagai grundnorn (norma dasar) atau staatfundamentalnorm(norma
fundamentak negara). Tata urutan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam ketetapan MPR
NO.III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata urutan perundangundangan sebagai berikut:

UUD 1945

Ketetapan Majelis permusawaratan rakyat republik Indonesia

UU

PERPU

Peraturan pemerintah

Keputusan presiden

Peraturan daerah

Dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundangan undangan juga
menyebutkan adanya jenis dan herarki peraturan perundang undangan sebagai berikut:

UUD 1945/ PERPU

Peraturan pemerintah

Peraturan Presiden

Peraturan daerah

Pasal 2 undang undang No. 10 Tahun 2004 menyatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hkum negara. Hal ini seperti di kemukakan dalam pembukaan UUD 1945 Alenia IV.
H.

Nilai Pancasila Menjadi Sumber Etik

Bangsa indonesia saat ini sudah berhasil meerumuskan norma-norma etik sebagai pedoman dalam
bersikap dan bertingkah laku. Rumusan norma etik tersebut tercantum dalam ketetapan MPR
No.VI/MPR/2001 tentang etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat merupakan nilainilai Pancasila sebagai pedoman dalam berfikir, bersikap dan bertingkah laku yang merupakan cermin
dalam kehidupan bermasyarakat.
a)

Etika Sosial Budaya

Etika ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap
jujur, saling peduli, salimng memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan tolong menolong
diantara sesama manusia dan anak bangsa.
b)

Etika Pemerintah dan politik

Etika politik ini dimaksudkan untuk mewujudkan pemerinthan yang bersih dan berwibawa
yang efisien da efektif; serta mampu menumbuhkan suasana politik demokratis yang bercirikan
keterbukaan, rasa tanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat; ketrsediaan untuk menerima
pendapat yang lebih benar kendati berasal dari perorangan ataupun kelompok minoritas marginal;
serta menunjang tinggi hak asasi manusia.
c)

Etika Ekonomi dan Bisnis

Yang di maksud adalah agar prinsip dan perilaku ekonomi, baik oleh pribadi, institusi maupun
pengambilan keputusan dalam bidang ekonomi, dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang
baik berprinsip memberikan kebebasan berusaha, membangun iklim usaha kerakyatan yang berdaya
saing secara sehat, jujur, adil, tarnsoarasi akuntabilitas publik, dan medorong berkembangnya etos
kerja ekonomi yang berday saing global serta mampu memperdayakan ekonomi rakyat melalui usahausaha bersama secara berkesinambungan.
d)

Etika penegakan hukum yang berkadilan

Yang di maksudnya adalah untuk menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa tertib sosial,
ketenangan, ketentraman, dan keteraturan dalam hidp bersama hanya dapat di wujudkan dengan
ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang ada. Ketaatan ini berlaku pada untuk semua
komponen bangsa, baik penegak hukum atau lembaga yudikatif, eksekutif maupun legislaif.
e)

Etika keilmuan dan disiplin kehidupan

Etika keilmuan di wujudkan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai ilmu pengetahuan dan
teknologi agar mampu berfikir rasional, kritis, logis, dan obyektif. Untuk bisa megarah pada
keberhasilan perilaku yang bersandarkan pada norma-norma etik kehidupan berbangsa dan bernegara,
ada bebera hal yang perlu di lakukan sebagai berikut:
a.
Proses penanaman dan pembudayaan etika tersebut hendaknya menggunakan bahasa agama
dan bahasa budaya.
b.
Proses penanaman dan pembudayaan etika dilakukan melalui pendekatan komunikatif,
dialogis, dan persuasif, tidak melalui pendakatan cara indoktrinasi seperti yang diterapkan pada era
ode baru.
c.
Gerakan nasional dapat bergera, berjalan secara sinergik dan bisa berkesinambungan seluruh
potensi bangsa
d.
Di kembangkan etika-etika profesi, seperti profesi hukum, profesi kedokteran, profesi ekonomi
dan profesi politik yang dilandasi olh pokok-pokok etika yang perlu di taati oleh anggota.
e.
Mengkaitkan pembudayaan etika kehiidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai
bagian dari sikap keberagamaan serta nilai tanggung jawab manusia yang merpakan bagian utama
engabdian pada Tuhan yang Maha Esa.

Anda mungkin juga menyukai