Anda di halaman 1dari 3

SejarahTariPocoPoco

Tarian Poco-Poco adalah jenis tarian modern asli Indonesia yang


kemudian banyak dijadikan sebagai gerakan dasar pada senam
irama. Tarian ini mengambil unsur-unsur gerakan tarian dari
berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu pada tarian ini dapat
kita jumpai gerakan seperti melempar lembing, melepas panah dan
sebagainya karena memang gerakan-gerakan tersebut banyak
terdapat pada tarian-tarian daerah di Indonesia. Tarian Poco-Poco
mulai populer di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, tarian PocoPoco hanya dikenal di lingkungan TNI dan POLRI sebagai gerakan
untuk senam irama. Tarian Poco-Poco lalu mulai mendapatkan
tempatnya di hati masyarakat pada saat stasiun televisi TVRI
Jakarta mulai menyiarkan program dengan nama Dansa Yo Dansa.

Tarian ini diiringi oleh lagu yang berasal dari Maluku yang juga
berjudul Poco-Poco. Lagu Poco-Poco diciptakan oleh pencipta lagu
berkebangsaan Indonesia asli Ambon yang bernama Arie Sapulette
dan dinyanyikan oleh penyanyi ternama kala itu bernama Yopie
Latul. Kaset atau CD lagu Poco-Poco pun disertai dengan gambar
gerakan senam Poco-Poco.
Asal Usul Penamaan Poco-Poco
Ada cerita unik tersendiri di balik terciptanya lagu Poco-Poco ini.
Semua berawal dari sebuah pesta dan jamuan makan yang dihadiri
oleh sang pencipta lagu, Arie Sapulette. Kala itu, Arie Sapulette
terpikat pada seorang gadis yang sedang membawakan tarian
tradisional daerah Yospan, Papua dan Wayase, Ambon. Spontan ia
pun membuat sebuah lirik lagu dari melodi gendang yang
mengiringi tarian sang gadis tersebut. Dan keterpikatannya pada
gadis tersebut pun tercermin dari lirik lagu Poco-Poco yang
berbunyi:

Balenggang pata pata


Ngana pe goyang pica pica
Ngana pe bodi poco poco
Cuma ngana yang kita cinta
Cuma ngana yang kita sayang
Cuma ngana suka bikin pusing
Yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti:
Jalan berlenggak lenggok
Goyangan badanmu gemulai
Bentuk tubuhmu indah berisi
Hanya kamu yang aku cinta
Hanya kamu yang aku sayang
Hanya kamu suka buat aku pusing
Arie Sapulette begitu terpikat dengan kegemulaian dan kelincahan
gadis penari tersebut dalam membawakan tarian sehingga secara
spontan ia megeluarkan kata poco poco. Dan sejak saat itu, tarian
dengan melodi rentak gendang seperti yang dibawakan oleh gadis
tersebut dinamakan Tari Poco-Poco. Setelah Arie pindah ke Jakarta
pada tahun 1995, lagu yang ia gubah tersebut mulai populer ke
seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh penyanyi terkenal, Yopie
Latul.
Gerakan Tarian Poco-Poco
Gerakan dasar Tari Poco-Poco relatif cukup mudah sehingga sangat
digemari oleh masyarakat. Bahkan, saking digemarinya, Tari PocoPoco lalu dijadikan semacam senam irama oleh murid-murid sekolah
di Indonesia. Gerakan tarian Poco-Poco adalah dua langkah kecil ke
kanan, kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke
belakang, kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu
seterusnya, gerakan tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah
memutar tubuh ke seluruh penjuru mata angin lalu kembali ke
tempat semula.
Saat ini, Tarian Poco-Poco telah berkembang dengan pesat sehingga
memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi
beraneka ragam, dari iringan musik Poco-Poco versi dangdut, house
music (disko) sampai cha-cha.
Kontroversi Pengharaman Tarian Poco-Poco di Malaysia
Beberapa waktu yang lalu, Tarian Poco-Poco kembali mendapat
perhatian luas setelah pernyataan sepihak negara tetangga kita
yang memfatwakan haramnya Tarian Poco-Poco ini. Dalam
pernyataan tersebut dikatakan bahwa Tarian Poco-Poco bukanlah
berasal dari Indonesia melainkan dari Philipina. Tarian ini juga
dikatakan ditarikan oleh umat Kristiani di sana sebagai prosesi

ibadah mingguan yang


membentuk tanda salib.

tercermin

dalam

gerakannya

yang

Namun fatwa haram tersebut sebenarnya sangat tidak berdasar.


Dikatakan sangat tidak berdasar karena menilik sejarah dan asalusulnya, tarian ini adalah jelas tarian asli dari budaya Indonesia.
Dibuktikan dengan tarian ini sudah ditarikan sejak lama terutama di
daerah Timur Indonesia. Gerakan yang dibuat pun sama sekali tidak
membentuk tanda salib melainkan membentuk delapan penjuru
mata angin. Selain itu, fatwa tersebut tidak datang dari badan resmi
yang boleh mengeluarkan fatwa halal haram melainkan dari oknum
tidak bertanggung jawab yang menyampaikan pesan tersebut
melalui pesan berantai dalam email. Dari email tersebut, pesan ini
kemudian meluas melalui blog-blog pribadi dan media-media online
di sana.
Untungnya fatwa haram tersebut tetap tidak dapat menghentikan
perkembangan Tarian Poco-Poco yang kini juga mulai populer ke
berbagai penjuru belahan dunia. Terbukti kini Tarian Poco-Poco mulai
populer di Negara-Negara Eropa seperti Swedia, Belanda, Jerman
dan lainnya. Namun sayangnya kini Tarian Poco-Poco lambat laun
mulai kehilangan kepopulerannya di tempat asalnya sendiri,
Indonesia. Terbukti generasi muda kini justru lebih menyukai tarian
asing seperti breakdance dan tarian bernuansa hip-hop lainnya.
Padahal sudah sepantasnya bagi kita sebagai pemilik tarian ini
untuk melestarikannya agar tidak kemudian dilupakan.

Anda mungkin juga menyukai