Prob Solv
Prob Solv
Kita sering menghadapi berbagai macam masalah, namun kita sering kurang
tau masalah yang seharusnya menjadi prioritas utama dan harus segera
diselesaikan. Sebelum kita mencari pemecahan dari suatu masalah, kita
harus mencari penyebab utama serta penyebab lain dari masalah sehingga
dapat menyusun rencana kegiatan yang lebih spesifik dan mampu
menyelesaikan masalah.
Menetapkan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di masyarakat
saat ini merupakan tugas yang penting dan semakin sulit. Manager
kesehatan masyarakat sering dihadapkan pada masalah yang semakin
menekan dengan sumber daya yang semakin terbatas. Metode untuk
menetapkan prioritas secara adil, masuk akal, dan mudah dihitung
merupakan perangkat manajemen yang penting.
Berikut merupakan berbagai metode yang dapat digunakan:
1.
METODE HANLON
Komponen D PEARL
PEARL yang merupakan kelompok faktor itu, walaupun tidak secara langsung
berkaitan dengan masalah kesehatan, memiliki pengaruh yang tinggi dalam
menentukan apakah suatu masalah dapat diatasi.
P Propierity/Kewajaran. Apakah masalah tersebut berada pada lingkup
keseluruhan misi kita?
E Economic Feasibility/Kelayakan Ekonomis. Apakah dengan menangani
masalah tersebut akan bermakna dan memberi arti secara ekonomis? Apakah
ada konsekuensi ekonomi jika masalah tersebut tidak diatasi?
A Acceptability. Apakah dapat diterima oleh masyarakat dan / atau target
populasi?
R Resources/Sumber Daya. Apakah tersedia sumber daya untuk mengatasi
masalah?
L Legalitas. Apakah hukum yang ada sekarang memungkinkan masalah
untuk diatasi?
Masing-masing faktor kualifikasi dipertimbangkan, dan angka untuk setiap
faktor PEARL adalah 1 jika jawabannya adalah "ya" dan 0 jika jawabannya
adalah "tidak." Bila penilaian skor telah lengkap/selesai, semua angka-angka
dikalikan untuk mendapatkan jawaban akhir terbaik. Karena bersama-sama,
faktor-faktor ini merupakan suatu produk dan bukan merupakan jumlah.
Singkatnya, jika salah satu dari lima faktor yang "tidak", maka D akan sama
dengan 0. Karena D adalah pengali akhir dalam rumus , maka jika D = 0,
masalah kesehatan tidak akan diatasi dibenahi dalam OPR, terlepas dari
seberapa tingginya peringkat masalah di BPR. Sekalipun demikian, bagian
dari upaya perencanaan total mungkin termasuk melakukan langkah-langkah
lanjut yang diperlukan untuk mengatasi PEARL secara positif di masa
mendatang. Misalnya, jika intervensi tersebut hanya tidak dapat diterima
penduduk, dapat diambil langkah-langkah bertahap untuk mendidik
masyarakat mengenai manfaat potensial dari intervensi, sehingga dapat
2.
FISHBONE DIAGRAM
Dr. Kaoru Ishikawa seorang ilmuwan Jepang, merupakan tokoh kualitas yang
telah memperkenalkan user friendly control, Fishbone cause and effect
diagram, emphasised the internal customer kepada dunia. Ishikawa juga
yang pertama memperkenalkan 7 (seven) quality tools: control chart, run
chart, histogram, scatter diagram, pareto chart, and flowchart yang sering
juga disebut dengan 7 alat pengendali mutu/kualitas (quality control seven
tools).
Diagram Fishbone dari Ishikawa menjadi satu tool yang sangat populer dan
dipakai di seluruh penjuru dunia dalam mengidentifikasi faktor penyebab
problem/masalah. Alasannya sederhana. Fishbone diagram tergolong praktis,
dan memandu setiap tim untuk terus berpikir menemukan penyebab utama
suatu permasalahan. Diagram tulang ikan ini dikenal dengan cause and
effect diagram. Kenapa Diagram Ishikawa juga disebut dengan tulang ikan?
..ya memang kalau diperhatikan rangka analisis diagram Fishbone
bentuknya ada kemiripan dengan ikan, dimana ada bagian kepala (sebagai
effect) dan bagian tubuh ikan berupa rangka serta duri-durinya digambarkan
sebagai penyebab (cause) suatu permasalahan yang timbul.
Dari gambar di atas terlihat bahwa faktor penyebab problem antara lain
(kemungkinan) terdiri dari : material/bahan baku, mesin, manusia dan
metode/cara. Semua yang berhubungan dengan material, mesin, manusia,
dan metode yang saat ini dituliskan dan dianalisa faktor mana yang
terindikasi menyimpang dan berpotensi terjadi problem. Ingat,..ketika
sudah ditemukan satu atau beberapa penyebab jangan puas sampai di situ,
karena ada kemungkinan masih ada akar penyebab di dalamnya yang
tersembunyi. Bahasa gaulnya, jangan hanya melihat yang gampang dan
nampak di luar.
Ishikawa mengajarkan kita untuk melihat ke dalam dengan bertanya
mengapa?mengapa?dan mengapa?. Hanya dengan bertanya
mengapa beberapa kali kita mampu menemukan akar permasalahan yang
sesungguhnya. Penyebab sesungguhnya, bukan gejala.
Dengan menerapkan diagram Fishbone ini dapat menolong kita untuk dapat
menemukan akar penyebab terjadinya masalah khususnya di industri
manufaktur dimana prosesnya terkenal dengan banyaknya ragam variabel
Penggunaan
Melakukan identifikasi penyebab masalah;
Mengkatagorikan berbagai sebab potensial suatu masalah dengan cara
yang sistematik;
Mencari akar penyebab masalah;
Menjelaskan hubungan sebab akibat suatu masalah.
Pedoman Pelaksanaan
Identifikasi semua penyebab yang relevan berdasarkan fakta dan data;
Karakteristik yang diamati benar-benar nyata berdasarkan fakta, dapat
diukur atau diupayakan dapat diukur;
Dalam diagram tulang ikan, faktor-faktor yang terkendali sedapat mungkin
seimbang peranan atau bobotnya;
Faktor penyebab yang ditemukan adalah yang mungkin dapatdiperbaiki,
bukan yang tidak mungkin diperbaiki ataudiselesaikan;
Dalam menyelesaikan fakta dimulai pada tulang yang kecil,selanjutnya
akan memperbaiki faktor tulang besar yang akanmenyelesaikan masalah;
Perlu dicatat masukan yang diperoleh selama pertemuan dalam pembuatan
diagram tulang ikan.
Fishbone Diagram sering juga disebut sebagai diagram Sebab Akibat. Dimana
dalam menerapkan diagram ini mengandung langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan sesi sebab-akibat
2. Mengidentifikasi akibat
3. Mengidentifikasi berbagai kategori.
4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
3.
POHON MASALAH
4.
Kekurangan MetodaBrainstorming
tidak dapat digunakan pada sampel atau peserta yang besar serta terjadi dan
risiko terjadinya subyektivitas sangat besar bilatidak ditunjang dengan datadata yang ada.
Manfaat
Dapat digunakan secara efektif untuk memperoleh ideuntuk menentukan
masalah, identifikasi masalah,memilih prioritas masalah serta mengajukan
alternatifpemecahan masalah;
Untuk memperoleh ide atau pemikiran baru darisekelompok orang dalam
waktu singkat denganmenggunakan dua kemampuan (kreatif dan intuitif);
Memberikan kesempatan kepada semua anggotakelompok untuk
memberikan konstribusi danketerlibatan dalam memecahkan masalah.
5.
METODE DELPHI
Tentukan ahlinya
6.
DELBECH TEHNIK
7.
seluruh ide dapat dibahas secara menyeluruh, dan tidak terpaku pada
beberapa ide saja. Dalam tahap ini, tidak ada ide yang dieliminasi, hanya
memberikan pemahaman mengenai ide-ide tersebut kepada para peserta
dan memberi gambaran mengenai pentingnya ide-ide tersebut. Tahap ini
membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit.
Kelemahan
membutuhkan persiapan
hanya memfasilitasi untuk pencapaian satu tujuan saja. Satu pertemuan
hanya membahas satu topic
diskusi hanya terbatas, tidak seperti brainstorming yang menstimulasi
8.
PRINSIP-PRINSIP PRA
Prinsip-prinsip dasar Participatory Rural Appraisal (PRA) terdiri dari :
1.
9.
Cara Bryant Cara ini telah dipergunakan di beberapa negara yaitu di Afrika
dan Thailand. Cara ini menggunakan 4 macam kriteria, yaitu: Community
Concern, yakni sejauh mana masyarakat menganggap masalah tersebut
pentingb. Prevalensi, yakni berapa banyak penduduk yang terkena penyakit
tersebutc. Seriousness, yakni sejauh mana dampak yang ditimbulkakn
penyakit tersebutd. Manageability, yakni sejauh mana kita memiliki
kemampuan untuk mengatasinya. Menurut cara ini masing-masing kriteria
tersebut diberi scoring, kemudian masing-masing skor dikalikan. Hasil
perkalian ini dibandingkan antara masalah-masalah yang dinilai. Masalahmasalah dengan skor tertinggi, akan mendapat prioritas yang Tinggi pula.
Cara Ekonometrik cara ini dipergunakan di Amerika Latin. Kriteria yang
dipakai adalah: Magnitude (M), yakni kriteria yang menunjukkan besarnya
masalah. Importance (I), yakni ditentukan oleh jenis kelompok penduduk
yang terkena masalah. Vulnerability (V), yaitu ada tidaknya metode atau cara
penanggulangan yang efektif. Cost (C), yaitu biaya yang diperlukan untuk
penanggulangan masalah tersebut. Hubungan keempat kriteria dalam
menentukan prioritas masalah (P) adalah sebagai berikut:
P = M.I.V