101 202 1 SM
101 202 1 SM
LANDASAN TEORI
2.1 Transportasi
2.1.1. Konsep Dasar Transportasi
Pengertian transportasi yang dikemukakan oleh Nasution (1996) diartikan
sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan
yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan
yang dapat dilalui. Proses pemindahan dari gerakan tempat asal, dimana kegiatan
pengangkutan dimulai dan ke tempat tujuan dimana kegiatan diakhiri. Untuk itu
dengan adanya pemindahan barang dan manusia tersebut, maka transportasi
merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (the
promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan
ekonomi.
Pengertian lainnya dikemukakan oleh Soesilo (1999) yang mengemukakan
bahwa transportasi merupakan pergerakan tingkah laku orang dalam ruang baik
dalam membawa dirinya sendiri maupun membawa barang2.
Selain itu, Tamin (1997:5) mengungkapkan bahwa , prasarana transportasi
mempunyai dua peran utama, yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk mengarahkan
pembangunan di daerah perkotaan; dan sebagai prasarana bagi pergerakan
manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan
tersebut. Dengan melihat dua peran yang di sampaikan di atas, peran pertama
sering
digunakan
oleh
perencana
pengembang
wilayah
untuk
dapat
Soesilo, Nining I. (1999). Ekonomi Perencanaan dan Manajemen Kota. Jakarta. Magister
Perencanaan dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia
10
Universitas Indonesia
11
Tamin, Ofyar Z. (1997:4-5). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung. Penerbit ITB
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
12
dalam
mengatasi
permasalahan
transportasi,
Sukarto
(2006)
konsep
Sistem
Transportasi
Nasional
(Sistranas)
yang
Tamin, Ofyar Z. (1997:11). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung. Penerbit ITB
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
13
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
14
peran yang di sampaikan di atas, peran pertama sering digunakan oleh perencana
pengembang wilayah untuk dapat mengembangkan wilayahnya sesuai dengan
rencana. Misalnya saja akan dikembangkan suatu wilayah baru dimana pada
wilayah tersebut tidak akan pernah ada peminatnya bila wilayah tersebut tidak
disediakan sistem prasarana transportasi. Sehingga pada kondisi tersebut,
parsarana transportasi akan menjadi penting untuk aksesibilitas menuju wilayah
tersebut dan akan berdampak pada tingginya minat masyarakat untuk menjalankan
kegiatan ekonomi. Hal ini merupakan penjelasan peran prasarana transportasi
yang kedua, yaitu untuk mendukung pergerakan manusia dan barang5.
Selain memahami peran dari transportasi di atas, aspek yang menjadi
penting dari sektor transportasi adalah aksesibilitas, karena perlunya transportasi
guna mendukung kedua peran yang disampaikan di atas sehingga akan
memudahkan aksesibilitas orang dan barang. Dalam pendekatan transportasi,
menurut
Black
(1981)
aksesibiltas
merupakan
sebuah
konsep
yang
segi
keamanan,
pengembangan
wilayah,
dan
lainnya.
Aksesibilitas menuju bandara menjadi rendah karena lokasinya yang sangat jauh
5
Tamin, Ofyar Z. (1997:5). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung. Penerbit ITB
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
15
dari pusat kota, namun dapat diatasi dengan menyediakan sistem jaringan
transportasi yang dapat dilalui dengan kecepatan tinggi. Artinya, saat ini ukuran
aksesibilitas yang diukur berdasarkan jarak sudah tidak lagi digunakan, namun
dapat diukur berdasarkan waktu tempuh6.
Menurut Soesilo (1997) transportasi memiliki manfaat yang sangat besar
dalam mengatasi permasalahan suatu kota atau daerah. Beberapa manfaat yang
dapat disampaikan adalah:7
1. Penghematan biaya operasi
Penghematan ini akan sangat dirasakan bagi perusahaan yang
menggunakan alat pengangkutan, seperti bus dan truk. Penghematan
timbul karena bertambah baiknya keadaan sarana angkutan dan besarnya
berbeda-beda sesuai dengan jenis kendaraanya dan kondisi sarananya.
Dalam hal angkutan jalan raya, penghematan tersebut dihitung untuk tiap
jenis kendaraan per km, maupun untuk jenis jalan tertentu serta dengan
tingkat kecepatan tertentu.
Biaya-biaya yang dapat diperhitungkan untuk operasi kendaraan
adalah sebagai berikut:
1) Penggunaan bahan bakar, yang dipengaruhi oleh jenis kendaraan,
kecepatan, naik-turunya jalan, tikungan dan jenis permukaan jalan.
2) Penggunaan pelumas;
3) Penggunaan ban;
4) Pemeliharaan suku cadang;
5) Penyusutan dan bunga;
6) Waktu supir dan waktu penumpang.
2. Penghematan waktu
Manfaat lainnya yang menjadi penting dengan adanya proyek
transportasi adalah penghematan waktu bagi penumpang dan barang. Bagi
penumpang, penghemata waktu dapat dikaitkan dengan banyaknya
pekerjaan lain yang dapat dilakukan oleh penumpang tersebut. Untuk
menghitungnya dapat dihitung dengan jumlah penumpang yang berpergian
6
Tamin, Ofyar Z. (1997:5). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung. Penerbit ITB
Soesilo, Nining I. (1999:11). Ekonomi Perencanaan dan Manajemen Kota. Jakarta. Magister
Perencanaan dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia
7
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
16
untuk satu usaha jasa saja; dan dapat pula dihitung dengan tambahan
waktu senggang atau produksi yang timbul apabila semua penumpang
dapat mencapai tempat tujuan dengan lebih cepat. Adapun manfaat dari
penghematan waktu tersebut dapat dihitung dengan mengalikan perbedaan
waktu tempuh dengan rata-rata pendapatan per jam dari jumlah pekerja
yang menggunakan fasilitas tersebut.
Manfaat penghematan waktu untuk barang terutama dilihat pada
barang-barang yang cepat turun nilainya jika tidak segera sampai di pasar,
seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan ikan. Manfaat lain akibat adanya
penghematan waktu tempuh adalah biaya modal (modal atas modal kerja)
sehubungan dengan pengadaan persediaan.
3. Pengurangan kecelakaan
Untuk proyek-proyek tertentu, penguranga kecelakaan merupakan
suatu manfaat yang nyata dari keberadaan transportasi. Seperti perbaikanperbaikan sarana transportasi pelayaran, jalan kereta api dan sebagainya
telah dapat mengurangi kecelakaan. Namun di Indonesia, masalah ini
masih banyak belum mendapat perhatian, sehingga sulit memperkirakan
besarnya manfaat karena pengurangan biaya kecelakaan. Jika kecelakaan
meningkat dengan adanya peningkatan sarana dan pra sarana transportasi,
hal ini menjadi tambahan biaya atau bernilai manfaat negatif.
4. Manfaat akibat perkembangan ekonomi
Pada umumnya kegiatan transportasi akan memberikan dampak terhadap
kegiatan ekonomi suatu daerah. Besarnya manfaat ini sangat bergantung
pada elastisitas produksi terhadap biaya angkutan. Tambahan output dari
kegiatan produksi tersebut dengan adanya jalan dikurangi dengan nilai
sarana produksi merupakan benefit dari proyek tersebut.
5. Manfaat tidak langsung
Merupakan manfaat yang didapat karena terhubungnya suatu
daerah dengan daerah lain melalui jalur transportasi. Selain manfaat
karena terintegrasinya dua daerah tersebut, maka akan terjadi pemerataan
pendapatan dan prestise, sehingga manfaat ini sangat sulit untuk
diperhitungkan secara kuantitatif.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
17
Soesilo, Nining I. (1999:14). Ekonomi Perencanaan dan Manajemen Kota. Jakarta. Magister
Perencanaan dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia
9
Dagun. Save M. (2006:126). Busway, Terobosan Penanganan Transportasi Jakarta. Jakarta.
Pustaka Sinar Harapan
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
18
transportasi.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
19
ketentuan di atas, namun telah memenuhi harapan masyarakat ibu kota dalam
mendapatkan pelayanan transportasi publik yang cepat, nyaman dan aman10.
2.1.5. Model Transportasi
Kompleksnya permasalahan transportasi seperti yang telah disampaikan di
atas,
maka
perlunya
permodelan
transportasi
guna
menyederhanakan
Tamin, Ofyar Z. (1997). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung. Penerbit ITB.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
20
dalam
permodelan
transportasi.
Di
dalam
permodelan
ini,
mensyaratkan data yang benar guna menaksir parameter model, sehingga di dalam
penaksiran tersebut, sering timbul masalah galat atau kesalahan dalam
perhitungan secara statistik. Pendekatan statistik akan memudahkan dalam
perencanaan transportasi, walaupun dengan adanya galat tersebut sulit untuk
mendekati realita, namun telah dapat mendekati gambaran sebenarnya. Hal ini
dikarenakan data yang didapat tidak pernah luput dari galat pada setiap tahapan
pengumpulan
data.
Namun
demikian,
permodelan
transportasi
dengan
11
Tamin, Ofyar Z. (1997:59). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung. Penerbit ITB
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
21
Transport
Policy
Institute
terdapat
Berdasarkan penelitian
faktor-faktor
yang
dapat
12
Soesilo, Nining I. (1999:36). Ekonomi Perencanaan dan Manajemen Kota. Jakarta. Magister
Perencanaan dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
22
Ekonomi
Jumlah
Jumlah
Lapangan
Populasi
Pekerjaan
(perkerja,
penduduk,
dan
pengunjung)
Pendapatan
Gaya Hidup
Umur
Pilihan
Harga
Harga
bahan
bakar dan
pajak
Pilihan
Kualitas
Peruntukan
Transportasi
Pelayanan
Lahan
Kepadatan
Jalan kaki
Kecepatan
relative dan
keterlambatan
Bersepeda
Kepercayaan
Kesimpangsiuran
Public
transit
Ridesharing
Kenyamanan
Keterhubungan
Telework
Informasi
pelanggan
Keselamatan
dan
Keamanan
Asuransi Mobil pribadi Keadaan
kendaraan
tempat
menunggu
Layanan Taxi
Ongkos
Keadaan
kendaraan
tempat parkir
umum
Dekatnya
layanan tempat
singgah
Rancangan Jalan
Raya
Sistem antar
/Delivery
system
perubahan
penduduk,
dimana
ada
kencenderungan
pengurangan
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
23
2.2.1. Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada
berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Terdapat beberapa faktor
yang memengaruhi permintaan suatu barang yaitu: 13
1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu
bertambah dan jika harga suatu barang semakin mahal, maka permintaan
terhadap barang berkurang.
2. Harga barang lain yang terkait
Harga barang lain juga dapat memengaruhi permintaan suatu barang, tetapi
kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam
barang dapat bersifat subtitusi dan bersifat komplementer. Suatu barang
disebut barang bersifat subtitusi bila kenaikan harga suatu barang
menyebabkan permintaan barang lain meningkat dan penurunan harga suatu
barang menyebabkan penurunan permintaan barang substitusinya. Sedangkan
suatu barang disebut barang bersifat komplementer bila kenaikan harga salah
satu barang mengakibatkan penurunan permintaan akan barang yang lain dan
sebaliknya.
3. Tingkat pendapatan per kapita
Pendapatan yang dimaksud adalah jumlah semua upah, gaji, laba, pembayaran
bunga dan sewa serta bentuk-bentuk perolehan pendapatan lainnya. Pada
tingkat pendapatan lebih tinggi maka permintaan akan lebih tinggi dan
sebaliknya permintaan akan lebih rendah pada tingkat pendapatan yang lebih
rendah. Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin
13
Rahardja, Prathama & Mandala Manurung. (2006). Teori Ekonomi Mikro : Suatu Pengantar. .
Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
24
tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap
suatu barang meningkat.
4. Selera atau kebiasaan
Kombinasi
barang-barang
yang
mampu
dibeli
oleh
individu
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
25
maka dapat diketahui hubungan antara variabel tidak bebas dan variabel-variabel
bebas. Faktor-faktor di atas dan fungsi permintaan dapat ditulis dalam bentuk:
(2.1)
= permintaan barang x
Px
= harga x
Py
= harga barang y
= selera
Pop
= jumlah penduduk
Pp
Ydist
= distribusi pendapatan
Prom
Dx adalah variabel tidak bebas karena besar nilainya ditentukan oleh variabelvariabel bebas. Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukkan pengaruh masingmasing variabel bebas terhadap permintaan barang x. Tanda + menunjukkan
hubungan searah dan tanda menunjukkan hubungan terbalik.
Permintaan berkaitan dengan jumlah permintaan. Jumlah permintaan
adalah jumlah barang yang rela dan mampu dibayar oleh pembeli. Jumlah
permintaan berhubungan negatif dengan harga. Jumlah permintaan jatuh seiring
naiknya harga dan meningkat seiring turunnya harga. Hubungan antara harga dan
jumlah permintaan ini berlaku untuk kebanyakan jenis barang dalam
perekonomian dan disebut dengan hukum permintaan. Mankiw (2004:80), hukum
permintaan menyatakan bahwa jika semua hal dibiarkan sama, ketika harga suatu
barang meningkat, maka jumlah permintaan akan menurun, dan ketika harganya
turun maka jumlah permintaannya akan naik.
Model persamaan regresi yang disampaikan di atas merupakan model yang
dapat diterapkan dalam permintaan transportasi. Di mana permintaan transportasi
dapat ditentukan dengan harga atau tarif transportasi umum yang dikenakan oleh
penumpang per satuan jarak (Px), biaya yang dikeluarkan dalam menggunakan
kendaraan pribadi per satuan jarak (Py), tingkat pendapatan penduduk (Y/Kap),
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
26
selera konsumen dalam memilih sarana transportasi (Sel), jumlah penduduk (Pop),
perkiraan tarif transportasi umum di masa mendatang (Pp), dan upaya perusahaan
penyedia jasa transportasi dalam meningkatkan pelayanan (Prom). Dengan
demikian model persamaan di atas merupakan model yang sesuai untuk
diterapkan dalam menetapkan model permintaan transportasi di DKI Jakarta.
Selanjutnya berkaitan dengan konsep permintaan, jumlah permintaan dan
harga suatu barang dapat dimuat dalam suatu tabel, disebut skedul permintaan,
dengan menganggap hal-hal lain yang memengaruhi keinginan individu untuk
membeli barang tidak berubah (ceteris peribus). Kurva berikut ini menunjukkan
bahwa jumlah permintaan barang x menurun dengan naiknya harga/biaya telepon.
Jika harga barang x $0,5 maka jumlah permintaan barang x tersebut sebanyak 25.
Tetapi jika harga barang x $15 maka jumlah permintaan barang x tersebut tidak
ada atau nol (Case, Karl & Fair, Ray. 2002).
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
27
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
28
Prinsip
permintaan
dan
penawaran
dapat
digunakan
untuk
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
29
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
30
2. Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen permintaan terhadap
suatu barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu persen.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
31
dengan
Y.
Penambahan
atau
pengurangan
terhadap
X,
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
32
1. Orang yang tinggalnya dekat stasiun yang memiliki collection time rendah
serta low opportunity cost.
2. Low working cost adalah orang yang lebih menyukai berjalan kaki sekalian
sebagai sarana olah raga.
3. Disutility of driving adalah orang yang tidak bisa mengendarai kendaraan
pribadi atau orang cacat.
4. Orang yang tidak mempunyai kendaraan pribadi.
Transportasi
sebagai
dasar
untuk
pembangunan
ekonomi
dan
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
33
OSullivan
dalam Yunita
Sopiana
(2006),
hal-hal
yang
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
34
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
35
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
36
jalan raya dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang relatif besar. Pertumbuhan
ekonomi ini memberikan dampak distribusi pendapatan rumah tangga sebesar
18,73. Rasio angka pengganda dampak distribusi pendapatan yang paling tinggi
yaitu sebesar 42,44 dengan pertumbuhan sebesar 1,1686. Distribusi pendapatan
rumah tangga di DKI Jakarta sebelum dan sesudah adanya pengeluaran
pemerintah untuk pembangunan fisik sistem busway maupun untuk investasi di
sektor kesehatan dan pendidikan berada dalam ketimpangan yang tinggi yaitu
sebesar 0,55. Dengan dampak pengganda yang relatif besar ini maka sektor jasa
perlu ditingkatkan terutama sektor angkutan jalan raya. Yang perlu dilakukan
antara lain memperbaiki sarana angkutan massal seperti angkutan bus dan
angkutan massal berbasis jalan rel. Penciptaan distribusi pendapatan yang merata
memerlukan upaya pemberdayaan masyarakat miskin dengan meningkatkan
angkatan kerja terdidik dan terampil melalui pelatihan keterampilan.
Berdasarkan model yang digunakan di Crutiba Brazil, TransMilenio terdiri
atas sejumlah stasiun gantung di tengah sebuah jalan utama, atau "troncal". Para
pengguna membayar karcis di stasiun dan menunggu kedatangan bus, yang
pintunya terbuka bersamaan dengan pintu kaca geser stasiun. Sebuah jalur khusus
bus di masing-masing sisi stasiun memungkinkan bus-bus ekspres melintas tanpa
berhenti sementara bus-bus lainnya berhenti untuk menaikkan atau menurunkan
penumpang.
Penelitian yang dilakukan oleh Lave (1970) di Amerika Serikat, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan transportasi,yaitu: perbedaan
ongkos antar jenis kendaraan umum, keinginan konsumen untuk memanfaatkan
waktu luang, pendapatan konsumen, dan jarak tempuh. Dari hasil penelitian
tersebut disimpulkan bahwa variable waktu luang dan ongkos kendaraan sangat
elastis dalam mempengaruhi perubahan jenis moda transportasi. Dengan demikian,
Lave menyarankan agara pemerintah Amerika Serikat membangun sistem
transportasi yang cepat.
2.4 Studi Kasus Bogota, Columbia
Pada tahun 2000, TransMileno diperkenalkan sebagai bus yang dirancang
sebagai kendaraan umum cepat (rapid transit system). Keberhasilan TransMileno
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
37
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.
38
supir tetap tidak didasari oleh jumlah penumpang, sehingga supir tidak
berkonsentrasi mencari penumpang yang akhirnya membuat waktu perjalanan
penumpang menjadi sangat lama; ke tiga: waktu tempuh yang semakin cepat; ke
empat, keberadaan Transmilenia menghubungkan moda transportasi yang telah
ada.
Universitas Indonesia
Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.