Anda di halaman 1dari 36

MODUL SAP2000 v11

DESAIN
STRUKTUR BETON
BERTULANG DENGAN
SAP2000 v11
(MenurutSNI0317292002)

PUSATSTUDIKONSTRUKSIINDONESIA
(PUSKI)ITS
GedungResearchCentreR.109,
Jl.TeknikKimiaKampusITSSukolilo
SurabayaINDONESIA

ModulSAP2000v11 2008

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada umumnya langkah langkah dalam melakukan struktur beton bertulang
dimulai dari permodelan struktur, kemudian dilanjutkan dengan menginputkan beban
ke dalam model struktur tersebut. Setelah seluruh beban diinputkan dalam permodelan
maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisa struktur untuk mendapatkan gaya
dalam. Setelah didapat gaya dalam lalu dilanjutkan dengan mendesain penampang
suatu elemen struktur untuk mengetahui jumlah tulangan yang diperlukan. Secara
keseluruhan langkah langkah tersebut dilakukan secara manual sehingga jika jumlah
elemen struktur maka hal tersebut akan membutuhkan waktu yang lama untuk
mendapatkan desain bangunan beton bertulang.
Program SAP 2000 menyediakan fitur fasilitas beton bertulang yang memberikan
kemudahan bagi para pengguna agar dapat mengevaluasi penampang. Selain dalam SAP
2000 juga menyediakan berberapa standar perencanaan internasonal seperti ACI 318
99, Eurocode 1992 dan berberapa standar yang lain. Akan tetapi SAP 2000 tidak terlalu
kaku dalam pemakaian parameter tertentu agar dapat disesuaikan dengan peraturan
lokal yang berlaku. Sebagai contoh di Indonesia menggunakan SNI 03 2847 -2002 yang
diadopsi dari ACI 318M 99. Dengan sedikit penyesuaian maka SAP 2000 dapat digunakan
untuk mendesain bangunan beton bertulang bedasarkan SNI 03-2847-2002
Pada kali ini akan disajikan materi desain beton bertulang dengan menggunakan
program SAP2000. Sedangkan standar perencanaan mengikuti standar perecanaan yang
ada di Indonesia yaitu SNI 03-2847-2002.

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal2

ModulSAP2000v11 2008

BAB II
ANALISA PENAMPANG BETON BERTULANG
DENGAN SAP2000 v11

2.1 Umum
Program SAP2000 menyediakan fitur dan modul yang terintegerasi yang lengkap
untuk desain beton dan baja. Para pengguna diberi kemudahan untuk mengevaluasi
penampang bedasarkan design code internasional dari berberapa negara seperti
Amerika (ACI 318-99,ACI 318-02,ACI 318-05, AASTHO Concrete 1997 ), British (BS8110
89, BS8110 97), Eropa (EUROCODE 2 -1992), Singapura (Singapore CP 65:99).
Fasilitas desain bedasarkan design code yang ada tersebut, dapat disesuaikan
parameternya dengan standar perencanaan lokal.
Contohnya untuk standar perencanaan beton SNI 03-2847-2002, seperti kita
ketahui telah mengadopsi dari ACI 318M 99 . Sehingga dengan sedikit modifikasi, kita
dapat menggunakan SAP2000 untuk perencanaan beton bertulang bedasarkan SNI 032847-2002.

2.1.1 Indentifikasi elemen balok dan kolom


Program SAP 2000 adalah program analisa struktur bedasarkan pada metode
elemen hingga, dalam hal tersebut struktur balok atau kolom diidealisasikan sebagai
elemen frame.
Ketika memasuki tahap desain, penampang balok memerlukan tahapan yang
berbeda dari penampang kolom, sehingga ketika pemasukan data untuk frame section
memerlukan informasi khusus apakah penampang tersebut digolongkan sebagai balok
atau sebagai kolom.

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal3

ModulSAP2000v11 2008

a)

b)

Gambar 2.1. a) Indentifikasi Penampang Balok, b) Indentifikasi Penampang Kolom

2.2 Perencanaan Lentur pada balok beton bertulang dengan SAP 2000
2.2.1 Asumsi Desain
Program SAP2000 akan menghitung dan melaporkan luas tulangan baja perlu untuk
lentur dan geser berdasarkan harga momen dan geser maksimum dari kombinasi beban
dan juga kriteria-kriteria perencanaan lain yang ditetapkan untuk setiap standar
perencanaan yang diikuti. Tulangan yang diperlukan tadi akan dihitung berdasarkan
titik-titik yang dapat dispesifikasikan dalam setiap panjang element.
Semua balok hanya dirancang terhadap momen lentur dan geser pada sumbu
mayor saja, sedangkan dalam arah minor balok dianggap menyatu dengan lantai
sehingga tidak dihitung. Jika dalam kenyataannya perlu perancangan lentur dalam arah
minor (penampang bi-aksial) maka perencana harus menghitung tersendiri, termasuk
jika timbul torsi.
Dalam mendesain tulangan lentur sumbu mayor, tahapan yang dilakukan adalah
mencari momen terfaktor maksimum (untuk kombinasi beban lebih dari satu) dan
menghitung kebutuhan tulangan lenturnya. Penampang balok didesain terhadap momen
positif M u+ dan momen negatif M u- maksimum dari hasil momen terfaktor envelopes
yang diperoleh dari semua kombinasi pembebanan yang ada. Momennegatif pada balok
menghasilkan tulangan atas, dalam kasus tersebut maka balok selalu dianggap sebagai
penampang persegi.
PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal4

ModulSAP2000v11 2008

Momen positif balok menghasilkan tulangan bawah, dalam hal tersebut balok
dapat direncanakan sebagai penampang persegi atau penampang balok-T. Untuk
perencanaan tulangan lentur, pertama-tama balok dianggap sebagai penampang
tulangan tunggal, jika penampang tidak mencukupi maka tulangan desak ditambahkan
sampai pada batas tertentu. Dalam perancangan tulangan geser , tahapannya meliputi
perhitungan gaya geser yang dapat ditahan beton V c , kemudian menghitung nilai V s
yaitu gaya geser yang harus dipikul oleh tulangan baja dan selanjutnya jumlah tulangan
geser (sengkang) dapat ditampilkan. Selanjutnya penampang dihitung sebagai
penampang tulangan tunggal, tetapi jika ternyata tidak mencukupi (over-reinforced
section) maka program akan mencoba menambahkan tulangan tekan dan mendesain
ulang sebagai penampang tulangan rangkap.
Karena peraturan di Indonesia (SNI 03-2847-2002) mengacu peraturan Amerika
(ACI 318-99) maka detail perhitungan yang dilakukan program mirip dengan
perencanaan umum yang berlaku di Indonesia. Meskipun demikian tentu saja ada
perbedaan yaitu pada faktor beban (dapat dirubah pada saat memasukkan beban
kombinasi) dan faktor reduksi kekuatan harus disesuaikan.

Gambar 2.2. Modifikasi Nilai Koefisien Phi Standar Perencanaan


ACI 318M 99 pada SAP2000 dengan SNI 03-2847-2002

2.2.2 Verifikasi

perhitungan

desain

lentur

balok

pada

SAP

2000

dengan

perhitungan desain manual SNI 03-2847-2002


PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal5

ModulSAP2000v11 2008

Selanjutnya untuk memahami perencanaan balok lentur dengan SAP2000 terlebih


dahulu akan disajikan contoh perhitungan cara manual dari balok kantilever. Pada cara
manual tersebut disajikan juga rumusan yang digunakan yang prinsip kerjanya sama
dengan yang ada pada program. Kemudian pada tahap berikutnya disajikan tahapan
perancangan dengan program SAP2000 secara detail dan hasilnya juga disajikan
sehingga dapat diperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas

Contoh perhitungan manual


Balok kantilever bentang 3.5 m mempunyai penampang berbentuk persegi, yang
memikul beban merata (berat sendiri diabaikan). Jika digunakan mutu beton f c 30
MPa dan mutu baja tulangan f y 400 Mpa, desain penulangan menurut SNI 03-2847-2002.
Dimensi balok adalah 300 x 500 mm2 dan tinggi efektif dari penampang 450 mm. Pada
balok tersebut diberi beban merata sebesar 10 kNm.

50 kNm

AS

Gambar 2.3. Contoh kasus sederhana


Untuk bentuk permodelan pada gambar 2.3 maka akan dimodelkan sebagai struktur
batang kantilever. Bentuk permodelannya dapat dilihat pada gambar 2.4
50 kNm

Gambar 2.4. Permodelan struktur

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal6

ModulSAP2000v11 2008

Setelah didapatkan permodelan struktur langkah selanjutnya adalah melakukan


analisa struktur. Dari hasil analisa struktur didapatkan bahwa gambar bidang momen
adalah sebagai berikut
306.25 kNm

Gambar 2.5. Gambar bidang momen


Setelah didapat langkah selanjutnya adalah melakukan desain lentur bedasarkan
SNI 02 2847 2002. Untuk perhitungan desain dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Desain beton bertulang bedasarkan SNI 02-2847-2002
No

Type balok

B 30/50

Momen Ultimate Momen Nominal Rn =


m=
Rho min Rho bal
terjadi (N-mm) terjadi (N-mm) Mn/(bd2) fy/(0,85*fc'
)
306,250,000

382,812,500

6.3014

15.686

Rho
max

Rho

Rho
Pakai

0.00350 0.03251 0.02438 0.01841 0.01841

As Teoritis
(mm2)

2,485.70

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa luas tulangan tarik yang dibutuhkan adalah
2,485.70 mm2.
2.2.3 Verifikasi perhitungan manual dengan program SAP2000
Pada saat ini kita akan bandingkan perhitungan manual

dengan perhitungan

desain dari SAP 2000. Dengan memasukkan data material yang sama. Maka akan
diperoleh luas tulangan yang sama dengan hasil perhitungan SNI 03 2847 2002

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal7

ModulSAP2000v11 2008

Gambar 2.6. Permodelan analisa struktur dengan progam SAP 2000

Gambar 2.7. Data property penampang

Setelah kita memasukkan data geometry struktur, penampang dan beban kemudian
dilanjutkan dengan memodifikasi koefisen seperti pada gambar 2.2 didapatkan hasil
laporan desain program SAP 2000 seperti pada gambar 2.8.

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal8

ModulSAP2000v11 2008

Gambar 2.8. Hasil laporan dari output program SAP 2000

Sehingga dari hasil kedua perhitungan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa
program SAP2000 dapat dimodifikasi untuk mendapatkan desain beton bertulang sesuai
dengan standar perencanaan beton yang berada di negara kita. Pada bab selanjutnya
akan diberi contoh permodelan dengan desain sesuai standar perencanaan di negara
kita.

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal9

ModulSAP2000v11 2008

BAB III
APLIKASI DESAIN BETON BERTULANG
MENURUT SNI 03-2847-2002
DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SAP2000 v11
Pada bab ini akan diberikan studi kasus perencanaan gedung beton bertulang
dengan program SAP2000. Standar perencanaan dalam desain beton bertulang adalah
SNI 2847 2002, yang mana dalam program SAP2000 nanti akan memodifikasi ACI318M99. Data data perencanaan adalah sebagai berikut :

Data untuk desain adalah


1. Mutu bahan

: f c = 30 MPa

2. Dimensi

Balok : 30/50

Kolom : 40/40

3. Beban beban :
a. Beban mati

: 150 kg/m2

b. Beban hidup

: 250 kg/m2

4. Wilayah gempa

: WG 6

Berikut ini adalah denah dan potongan gedung :

Denah gedung
PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal10

ModulSAP2000v11 2008

Potongan memanjang gedung

Potongan melintang gedung

1. Menentukan Sistem Grid dan Lantai


-

Buka program SAP 2000 dengan mengklik shortcut yang terdapat pada desktop
atau memilih SAP 2000 dari start menu.

Klik menu File >> New Model dan ganti satuan dalam bentuk kg,m,C
dan pilih grid only untuk membuat model.

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal11

ModulSAP2000v11 2008

Setelah memilih menu grid only, maka akan muncul tampilan untuk mengisikan
jarak dan jumlah grid searah sumbu x, y dan z seperti pada gambar berikut :

Isikan pada Number of Grid Lines,


X direction = 5,
Y direction = 4, dan
Z direction = 4.

Isikan pada Grid Spacing,


X direction = 4,
Y direction = 3, dan
Z direction = 4.

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal12

ModulSAP2000v11 2008

Hasil yang diperoleh setelah mengisi jumlah dan jarak grid adalah sebagai
berikut :

Note : parameter grid dapat diubah dengan mengklik kanan di sembarang tempat
pada lembar pengerjaan SAP, kemudian pilih Edit Grid Data >> Modify/Show
System.

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal13

ModulSAP2000v11 2008

2. Mendefenisikan Property Material


Mendefinisikan material beton
Klik Define >> Material, untuk mendefinisikan material yang akan digunakan.

Klik Add New Material, untuk menambah dan mendefinisikan material baru,
kemudian akan muncul tampilan dialog box seperti berikut :

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal14

ModulSAP2000v11 2008

Isikan data-data untuk material beton sebagai berikut :


-

Material Name

= beton

Weight per Unit Volume

Modulus of Elasticity

2402.7697
2.531E+09
-

Poissons Ratio

= 0.2

Coefficient of Thermal Expansion


= 9.900E-06
Specified

Strength, fc = 3000000 kg/m

Concrete

Compressive

Mendefinisikan material tulangan


Note : dalam penyelesaian soal ini, material tulangan menggunakan default
dari SAP 2000.
Klik

Define

>>

Material,

untuk

mendefinisikan material yang akan digunakan.


materialtulangan
defaultdariSAP
2000

Klik Modify/Show Material, maka

akan tampil dialog box yang berisikan properties material seperti berikut :

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal15

ModulSAP2000v11 2008

Klik OK.

3. Mendefenisikan Properti Penampang Balok, Kolom dan Pelat


Mendefinisikan Penampang Balok
Pilih menu Define >> Frame Section

>> Add new Property, kemudian akan muncul tampilan dialog box sebagai
berikut.

Ubah

material

struktur

dengan

mengubah Frame Section Property Type menjadi Concrete.


Untuk

mendefinisikan

penampang

balok persegi, klik Rectangular pada Click to add Concrete Section.


Masukkan data untuk balok seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal16

ModulSAP2000v11 2008

Untuk memberi nama pada frame

yang akan digambar, pada Section Name isikan nama framenya (contoh :
BALOK).
Untuk

mengisi/mengubah

dimensi

balok (contoh : untuk balok ukuran 30/50), isikan depth (t3) = 0.5 dan
width (t2) = 0.3 pada kotak Dimensions.

Untuk mengisi data tulangan balok,

klik Concrete Reinforcement, maka akan muncul tampilan dialog box


seperti berikut :

Pada

dialog

box

tersebut,

pilih

Beam pada kotak Design Type, kemudian isikan tebal selimut beton
dengan mengisi Concrete Cover to Longitudinal Rebar Centre dengan
jarak Top = 0.04 dan Bottom = 0.04.
Setelah selesai mengisi parameter-

parameter balok, klik OK.

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal17

ModulSAP2000v11 2008

Mendefinisikan Penampang Kolom


Pilih menu Define >> Frame Section

>> Add new Property, kemudian akan muncul tampilan dialog box sebagai
berikut.

Ubah

material

struktur

dengan

mengubah Frame Section Property Type menjadi Concrete.


Untuk

mendefinisikan

penampang

balok persegi, klik Rectangular pada Click to add Concrete Section.


Masukkan data untuk kolom seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Untuk memberi nama pada frame

yang akan digambar, pada Section Name isikan nama framenya (contoh :
KOLOM).
Untuk

mengisi/mengubah

dimensi

kolom (contoh : untuk balok ukuran 40/40), isikan depth (t3) = 0.4 dan
width (t2) = 0.4 pada kolom Dimensions.

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal18

ModulSAP2000v11 2008

Untuk mengisi data tulangan kolom,

klik Concrete Reinforcement, maka akan muncul tampilan dialog box


seperti berikut :

Pada

dialog

box

tersebut,

pilih

Column pada kotak Design Type.


Setelah selesai mengisi data-data

kolom, klik OK.


Mendefinisikan pelat

Pilih menu Define >> Area Section

>> Add New Sections, kemudian akan muncul tampilan dialog box sebagai
berikut.

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal19

ModulSAP2000v11 2008

Masukkan data-data pelat sebagai

berikut :

Untuk memberi nama pada pelat

yang akan digambar, pada Section Name isikan nama pelatnya (contoh :
PELAT).
Masukkan data tebal pelat dengan

mengisikan pada kotak Thickness, Membran = 0.12 dan Bending =


0.12.
Setelah selesai mengisi data-data

pelat, klik OK.

4. Mendefinisikan Tipe Beban dan Kombinasi Beban


Mendefinisikan Tipe Beban
Klik Menu Define >> Load Cases

untuk membuka menu Define Load, kemudian akan muncul tampilan dialog
box seperti berikut.

Masukkan tipe-tipe beban yang akan

digunakan dengan mengisi kolom Load Name dan Type Name.


Untuk menambah tipe beban, isi

semua kolom pada baris paling atas, kemudian klik Add New Load ,
untuk memodifikasi tipe beban yang telah dibuat, klik Modify Load,
sedangkan untuk menghapus beban klik Delete Load.

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal20

ModulSAP2000v11 2008

Mendefinisikan Kombinasi Beban


Klik Menu Define >> Combinations

untuk membuka menu Define Response Combination


Klik

Add

New

Combo

untuk

memasukkkan tipe-tipe kombinasi yang diperlukan.

Kemudian akan muncul dialog box

seperti berikut

Pilih jenis beban pada drop-down

menu Case Name lalu isi faktor pengali pada Scale Factor lalu klik
Add untuk menambah jenis beban.
Note : Modify untuk mengubah jenis dan faktor pengali beban.
Delete untuk menghapus jenis dan faktor pengali beban.
5. Menggambar Balok dan Kolom
Menggambar balok dan kolom pada sumbu x-z, y-z dan x-y.
PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal21

ModulSAP2000v11 2008

Klik button atau klik Draw >>

Draw Frame/Cable/Tendon untuk menggambar frame, baik frame balok


maupun frame kolom.
Lalu

muncul

menu

Property

of

Object dan pada section pilih BALOK.


Klik pada nodal dan tarik garis frame

yang akan dibuat seperti pada gambar di bawah.

Sedangkan untuk kolom dilakukan

dengan cara yang sama dengan mengganti section pada menu Property of
Object

dengan

KOLOM.

Sehingga bentuknya adalah portal

sebagai berikut :

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal22

ModulSAP2000v11 2008

Untuk menggambar frame balok dan

kolom/portal yang sama searah sumbu y, dapat menggunakan perintah


replicate.
Select semua frame balok dan kolom

yang

akan direplicate dengan klik button


Klik Edit >> Replicate, kemudian

akan tampil dialog box sebagai berikut :

Untuk menduplikasi portal searah

sumbu-y sebanyak 3 kali dan dan sejarak 3 m, maka pada kotak Linear,
isikan dy = 3 dan Number = 3. Klik OK untuk menjalankan perintah
replicate.
Cara yang sama dapat digunakan untuk menggambar balok dan kolom pada
sumbu y-z dan x-y.
Hasilnya adalah sebagai berikut :

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal23

ModulSAP2000v11 2008

6. Menggambar joint-joint perletakan


Ubah salah satu window pada bidang xy.
Select semua joint pada ujung kolom yang terletak paling bawah.

Klik Assign >> Joint >> Restraints, kemudian akan muncul dialog box
sebagai berikut :

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal24

ModulSAP2000v11 2008

Klik gambar jepit untuk mendefinisikan perletakan portal sebagai jepit.


Kemudian, klik OK.
Hasilnya adalah sebagai berikut :

7. Menggambar Pelat
Ubah salah satu window pada bidang xy untuk menggambar pelat lantai.
Klik

button

atau Draw >> Draw Rectangular Area, klik pada

ujung-ujung persegi untuk menggambar pelat.

8. Memasukkan Nilai Beban Pada Pelat


Select pelat yang akan diisi beban lalu klik menu Assign >> Area Loads >>
Uniform (Shell).

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal25

ModulSAP2000v11 2008

Kemudian akan muncul tampilan dialog box sebagai berikut :

Isikan data-data beban pada dialog box Area Uniform Loads.


Contoh : Untuk memasukkan beban mati sebesar 150 kg/m2 searah gravitasi,
maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
- Pastikan satuan beban dalam kgf, m, C.
- Memilih tipe beban yang akan dimasukkan. Untuk memasukkan tipe beban
dead2, maka pilih dead2 pada kolom Load Case Name.
- Menentukan besar dan arah beban dengan mengisi pada kolom Load = 150
dan memilih Gravity pada kolom Direction.
Untuk memasukkan beban hidup, dapat digunakan cara dan langkah-langkah
yang sama.

9. Meshing pelat
Select pelat yang akan di-mesh, kemudian klik Assign >> Area >> Automatic
Area mesh

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal26

ModulSAP2000v11 2008

Kemudian akan muncul tampilan dialog box sebagai berikut :

Untuk me-mesh pelat menjadi 1 x 1 m2, Klik Mesh Area Into Objects of This
Maximum Size, kemudian isikan pada Along Edge from Point 1 to 2 = 1 dan
Along Edge from Point 1 to 3 = 1. Kemudian klik OK.
Hasilnya adalah sebagai berikut :

10. Mereplicate Pelat


PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal27

ModulSAP2000v11 2008

Untuk menggambar pelat yang sama (dengan data-data yang sama, baik
pembebanan maupun tebalnya) searah sumbu z, dapat menggunakan perintah
replicate. Sehingga cukup menggambar dan memasukkan beban pelat pada satu
lantai saja, kemudian hasilnya dapat di duplikasi/dicopy/direplicate pada
lantai-lantai berikutnya.
Untuk menduplikasi pelat searah sumbu-z sebanyak 2 kali dan dan sejarak 4 m,
select semua pelat yang akan direplicate, kemudian klik Edit >> Replicate,
lalu pada kotak Linear, isikan dz = 4 dan Number = 2. Klik OK untuk
menjalankan perintah replicate.
Maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

11. Memasukkan beban gempa arah y dan gempa arah x


Diketahui gaya geser gempa tiap-tiap lantai :
Gaya geser tiap tiap lantai

Fi

Wi.zi
V
Wi.zi

Gempa y

Gempa x

F1=

1608.971

kg

F1=

603.364

kg

F2=

3217.942

kg

F2=

1206.728

kg

F3=

4826.913

kg

F3=

1810.092

Kg

Ubah salah satu window pada bidang xz untuk menggambar beban titik gempa
searah sumbu x.
Karena beban gempa tiap lantai yang dimasukkan berbeda-beda berdasarkan
hasil perhitungan, maka beban dimasukkan secara bertahap tiap lantai.
Select joint yang akan diberi beban gempa, kemudian klik Assign >> Joint
Loads >> Forces, kemudian akan tampil dialog box sebagai berikut :

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal28

ModulSAP2000v11 2008

Pilih Load Case Name = quake dan tentukan besar bebannya dengan mengisi
pada kotak Loads berdasarkan arah beban gempanya. Kemudian klik OK.
Ulangi langkah-langkah di atas untuk memasukkan beban-beban gempa searah
sumbu y.
Maka hasil yang diperoleh adalah :

12. Analisis Model


Klik menu Analyze >> Run Analysis atau tekan F5 pada keyboard.

Maka akan muncul dialog box seperti berikut :

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal29

ModulSAP2000v11 2008

Untuk analisa statis, Case Name Modal di non-aktifkan, kemudian Klik Run
Now.
Untuk pekerjaan SAP yang belum disimpan sebelumnya, akan muncul tampilan
untuk menyimpan pekerjaan seperti berikut :

Simpan pekerjaan SAP yang telah dikerjakan dengan memberi nama pada File
Name, kemudian tekan Save.

Kemudian akan muncul hasil Run sebagai berikut :

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal30

ModulSAP2000v11 2008

13. Desain Elemen


Menentukan peraturan desain yang digunakan
- Untuk memilih peraturan desain beton bertulang yang akan digunakan, klik
Option >> Preference >> Concrete Frame Design, maka akan muncul
tampilan dialog box seperti berikut :

- Untuk mendesain beton bertulang sesuai dengan peraturan SNI 2002, maka
terlebih dahulu kita harus menyesuaikan parameter yang digunakan pada SAP
2000 agar sesuai dengan code SNI 03-2847-2002 pasal 11.3.2.2. Langkahlangkahnya adalah sebagai berikut :
a.

Ubah Design Code

b.

Isikan Phi (Bending Tension) = 0.8

c.

Isikan Phi (Compression Tied) = 0.65

d.

Isikan

Phi

= ACI 318-99

(Compression

Spiral)

= 0.7
PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal31

ModulSAP2000v11 2008

e.

Isikan Phi (Shear)

f.

Klik OK

= 0.75

Menentukan Kombinasi Pembebanan yang akan digunakan pada desain elemen


Klik Design >> Concrete Frame Design >> Select Design Combos, maka
akan muncul tampilan dialog box seperti berikut :

Jika ingin menggunakan COMB1, COMB2, COMB3,..... untuk mendesain elemen


frame beton, maka langkah-langkahnya adalah :
- Klik semua kombinasi yang ingin digunakan pada kolom List of Combos
(COMB1, COMB2, COMB3,....... , kemudian klik Add.
- Klik semua kombinasi yang tidak digunakan pada kolom Design Combos,
kemudian klik Remove.

- Klik OK.
Mendesain Elemen dengan SAP 2000
Klik Design >> Start Design/Check of Structure, maka akan muncul tampilan
desain luas tulangan kongitudinal pada masing-masing elemen seperti berikut :

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal32

ModulSAP2000v11 2008

14. Mengeksport Hasil SAP ke dalam Ecxel


Klik Display >> Show Tables, kemudian akan muncul dialog box seperti
berikut :

Dari dialog box tersebut, kita dapat memilih hasil output mana saja yang akan
ditabelkan.
Contoh : untuk menabelkan semua hasil pada analysis result dengan analysis
cases tertentu (COMB1,COMB2,COMB3,COMB4,COMB5,COMB6), maka langkahlangkahnya adalah sebagai berikut :
Klik pada kotak Analysis Result, maka otomatis joint output, element output
dan structure output yang terdapat pada analysis result terpilih semua.
Untuk memilih analysis cases yang akan ditampilkan, klik Select Analysis
Cases, kemudian akan muncul dialog box sebagai berikut :

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal33

ModulSAP2000v11 2008

Untuk

memilih

analysis

cases

COMB1....COMB6,

maka

blok

semua

COMB1...COMB6, kemudian klik OK. Maka akan kembali ke dialog box awal,
kemudian klik OK.

Maka akan muncul dialog box seperti berikut :

Untuk mengexport hasil tersebut ke dalam excel, maka klik File >> Export
Current Table >> To Excel.

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal34

ModulSAP2000v11 2008

Maka hasilnya adalah seperti berikut :

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal35

ModulSAP2000v11 2008

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional (2002), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002
Computers and Structures, Inc (2005), CSI Analysis Reference Manual For SAP 2000,
ETABS, and SAFE, Barkeley, California
Computer and Structures Inc,2007, CSI Analysis Reference For SAP 2000,ETABS,and
SAFE,Barkeley,USA

PusatStudiKonstruksi(PUSKI)ITS

Hal36

Anda mungkin juga menyukai