BABIBesaranSatuandanPengukuran PDF
BABIBesaranSatuandanPengukuran PDF
BAB I
PENGUKURAN BERBAGAI BESARAN
Pengantar
Buku teks pelajaran fisika ini ditulis untuk membantu proses belajar mengajar guru
siswa untuk satuan pendidikan SMA kelas X. Buku Fisika berdasarkan kurikulum
Revisi 2006 yang menyempurnakan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari
kurikulum 2004. Diterbitkannya buku teks pelajaran fisika ini juga bertujuan untuk
memberikan bahan bacaan untuk memahami fisika bagi para siswa baik ketika berada
di sekolah maupun ketika sudah berada di rumah.
Dengan demikian buku teks pelajaran fisika ini ditulis untuk dapat dipelajari dengan
mudah oleh para siswa dengan atau tanpa adanya guru. Sistematika buku ini
menyajikan konsep-konsep fisika yang kontekstual dengan memberikan contoh-contoh
yang dapat dimengerti dengan mudah oleh para siswa. Analisa, latihan dan tugas
diberikan agar lebih memantakan para siswa mendalami deskripsi konseptual fisika.
Untuk keperluan itu beberapa pengerjaan boleh berkelompok namun penilaian tetap
bersifat individual. Di akhir tiap-tiap bab terdapat soal latihan akhir bab dimana untuk
lebih merangsang para siswa mengerjakannya disajikan pula kunci jawabannya.
Soal Latihan blok disajikan untuk mengukur kompetensi siswa setelah mendalami
beberapa bab. Soal semester disajikan untuk mengukur kompetensi siswa setelah satu
semester mempelajari fisika.
Kegiatan Percobaan dalam buku ini dapat dilakukan di laboratorium atau di dalam
kelas oleh para siswa bersama bimbingan guru dan diakhiri dengan pembuatan laporan
oleh para siswa secara individual
Akhirnya cara paling tepat mempelajari buku ini adalah membacanya dengan alur yang
runtut bukan dibaca cepat atau terpisah-pisah. Itulah cara belajar fisika yang benar :
membaca buku teks fisika dengan penuh nikmat.
Alat Ukur
Besaran
Panjang
Besaran Pokok
Mistar dll
Massa
Besaran Turunan
Satuan
Luas
Suhu
Volume
Termometer dll
Usaha
Kuat Arus Listrik
Kecepatan
Amperemeter
Tekanan
Intensitas Cahaya
Percepatan
Daya
Jumlah Zat
Dimensi
Arloji dll
Waktu
Gaya
Konversi
Angka
Penting
Neraca dll
Impuls
Momentum
Candelameter
Molmeter dll
dan lain-lain
Angka Penting
Besaran Pokok
Besaran Skalar
Besaran Turunan
Besaran Vektor
Dimensi
Konversi
Pengukuran
Satuan
Sistem Metriks
Sistem MKS
Sistem cgs
Sistem Internasional
Daftar Konstanta
Cepat rambat cahaya
Konstanta Coulomb
Konstanta gas umum
k
R
Muatan elektron
1,60 x 10-19 C
BAB I
PENGUKURAN BERBAGAI BESARAN
Standar Kompetensi
Menerapkan konsep besaran
fisika dan pengukurannya
Kompetensi Dasar
Mengukur besaran fisika
(massa, panjang, dan waktu)
Advance Organizer
Tahun 2006, Kasus SUTET mencuat di berbagai media cetak maupun visual
menjadi pemberitaan yang hangat. Menara listrik dan kabel jaringan listrik yang
dekat dengan pemukiman penduduk diprotes warga, hingga ada pendemo yang
sampai menjahit mulutnya. Pendemo beranggapan bahwa adanya kelahiran anakanak cacat di wilayah itu disebabkan oleh jaringan instalasi listrik. Ada besaran
fisika yang terkait dengan kasus itu, menurut Kamu besaran apakah itu? Arus
listrik? Tegangan listrik? Coba pikirkan sekali lagi, besaran yang ditimbulkan
oleh kuat arus listrik yang menjangkau medan di sekitar penghantar listrik.
Sebenarnya yang dimaksud pada kasus itu adalah besaran kuat medan magnet,
yang menurut Oersted disekitar kawat berarus timbul medan magnet, yang
arahnya dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Besar medan magnet
dapat diukur dengan alat teslameter dan arahnya dicari dengan kompas.
Dalam bab ini Kamu akan belajar lebih jauh tentang berbagai besaran dan
pengukuran besaran-besaran itu. Kamu akan mengetahui lebih banyak besaranbesaran yang dikelompokkan menjadi besaran pokok dan besaran turunan.
Selain itu Kamu akan mengetahui juga pengukuran besaran dan satuan yang
sesuai untuk masing-masing besaran. Dengan demikian Kamu dapat menyikapi
setiap fenomena dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat dan benar.
Besaran Pokok
1
2
3
4
5
6
7
Panjang
Massa
Waktu
Suhu
Kuat Arus
Intensitas Cahaya
Jumlah Zat
Keterangan
Satuan
meter
kilogram
sekon
kelvin
amper
candela
mol
Lambang Satuan
m
kg
s
K
A
Cd
Mol
Besaran lain di luar besaran pokok dinamakan besaran turunan. Besaran turunan
diartikan sebagai besaran yang dijabarkan atau diturunkan dari besaran-besaran pokok
ataupun besaran turunan lainnya. Seringkali besaran turunan diistilahkan sebagai besaran
terjabar.
Seorang petani ingin mengukur luas ladangnya. Ia tidak dapat langsung
mengukur luasnya menggunakan alat bantu apa pun, melainkan ia harus mengukur
panjang dan lebarnya, dimana keduanya merupakan besaran pokok. Kemudian petani
tersebut harus menghitung luas ladangnya dengan cara : Luas = panjang x lebar. Luas
temasuk salah satu contoh besaran turunan.
Menurut Alonso dan Finn menyatakan suatu besaran turunan harus operasional dalam
arti harus mengisyaratkan secara eksplisit atau implisit bagaimana besaran yang
didefinisikan itu dapat diukur. Sebagai contoh, mengatakan bahwa kecepatan adalah
kelajuan yang menyebabkan benda bergerak, bukan definisi operasional bagi kecepatan.
Tetapi mengatakan bahwa kecepatan adalah jarak yang ditempuh dibagi dengan waktu,
adalah definisi operasional dari kecepatan.
Besaran turunan ada banyak sekali yang bisa disebutkan. Contoh-contoh besaran turunan
yang umum dipakai dalam kehidupan sehari-hari antara lain terdapat dalam tabel 2
berikut ini.
Tabel 2 Besaran Turunan
Besaran
Luas
Volume
Massa Jenis
Kecepatan
Kelajuan
Percepatan
Gaya
Usaha/Kerja
Tekanan
Definisi operasional
Panjang dikali lebar
Luas alas dikali tinggi
Massa dibagi volume
Perpindahan dibagi waktu
Jarak dibagi waktu
Kecepatan dibagi waktu
Massa dikali percepatan
Gaya dikali perpindahan
Gaya dibagi luas
Analisa
Kerjakan di buku latihanmu!
Setiap benda yang bermassa bergerak dengan kecepatan tertentu memiliki energi kinetik.
Dengan energinya benda dapat melakukan usaha untuk berpindah tempat. Usaha yang
dilakukan benda dalam selang waktu tertentu dikenal dengan daya.
Dari pernyataan di atas yang bercetak miring, Sebutkan besaran-besaran yang termasuk
dalam besaran Pokok dan besaran Turunan ?
Tugas
Kerjakan di buku tugasmu!
Bukalah tajuk utama suatu harian/koran yang kau temukan. Catat edisi (hari, tanggal dan
judul, tajuknya). Selidikilah kata-kata yang termasuk besaran, lalu tulislah nama
besarannya (besaran fisika atau bukan) serta jenis kelompok besaran pokok atau turunan?
Tulislah hasil tugasmu itu di buku tugas.
hasil pengukuran. Umpamanya dikatakan bahwa, sekolah saya berjarak 850 meter dari
rumah, bukan sekedar sekolah saya jaraknya jauh. 850 merupakan nilai jarak dan meter
satuan dari besaran jarak. Komunikasi
sangat penting dibiasakan sejak dini dari pada sekedar komunikasi kualitatif. Bukankah
lebih enak rasanya mengatakan bahwa, tadi pagi saya mandi dengan air bersuhu 33 C
daripada mengatakan tadi pagi mandi dengan air panas.
Disamping itu sering kita jumpai masyarakat banyak yang menyatakan hasil pengukuran
dengan menggunakan satuan sehari-hari yang berlaku lokal di daerahnya masing-masing.
Misalnya untuk satuan panjang masih menggunakan : bahu, jengkal, depa, bata dan
sebagainya, untuk satuan massa masih digunakan : pikul, gayung, tumbu dan lain-lain.
Sistem satuan pada dasarnya memiliki satuan standar atau baku. Satuan baku tersebut
harus memenuhi syarat-syarat antara lain
digunakan setiap saat dengan tepat. Bila syarat-syarat itu dipenuhi boleh dikatakan satuan
yang bersangkutan sudah baik dan baku
Sistem satuan yang dipakai standar sejak tahun 1960 melalui pertemuan para
ilmuwan di Sevres, Paris menyepakati, terutama digunakan dalam dunia pendidikan dan
pengetahuan dinamakan sistem metriks yang dikelompokkan menjadi sistem metriks
besar atau MKS (Meter Kilogram Second) yang disebut sistem internasional atau
disingkat SI dan sistem metriks kecil atau CGS (Centimeter Gram Second). Satuan
beberapa besaran pokok dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3. Satuan besaran pokok dalam sistem metrik
No
Besaran Pokok
panjang
meter
centimeter
massa
kilogram
gram
waktu
detik
detik
suhu
Kelvin
Kelvin
ampere
stat ampere
intensitas cahaya
candela
candela
jumlah zat
kilo mol
mol
10
11
12
No
Besaran Turunan
Luas
panjang x lebar
m2
volume
m3
massa jenis
massa : volume
kg/m3
kecepatan
jarak : waktu
m/s
percepatan
kecepatan : waktu
m/s2
gaya
massa x percepatan
newton = kg.m/s2
usaha
gaya x jarak
joule = kg.m2/s2
daya
usaha : waktu
watt = kg.m2/s3
tekanan
gaya : luas
pascal = N/m2
10
momentum
massa x kecepatan
kg.m/s
Satuan dari setiap besaran turunan diperoleh dari penjabaran satuan besaran-besaran
pokok yang menyertai penurunan definisi dari besaran turunan yang bersangkutan. Oleh
karena itu seringkali dijumpai satuan turunan dapat berkembang lebih dari satu macam
karena penjabaran besaran turunan dari definisi yang berbeda. Sebagai contoh, satuan
percepatan dapat ditulis dengan m/s2 dapat juga ditulis dengan N/kg. Kelak akan
diketahui kesamaan satuan-satuan yang sepintas berbeda itu dengan ditinjau dari
dimensinya. Satuan besaran turunan dapat juga dikonversi. Perhatikan beberapa contoh
di bawah ini.
1 dyne
= 10-5 newton
1 erg
= 10-7 joule
1 kalori
= 0,24 joule
1 kWh
1 liter
= 10-3 m3 = 1 dm3
1 ml
= 1 cm3 = 1 cc
1 atm
1 gauss
= 10-4 tesla
Berikut ini adalah contoh pengkonversian dari satuan besaran turunan yang dapat
dikonversikan berdasarkan penjabaran dari konversi satuan besaran pokok yang
diturunkan.
13
Contoh 1:
Nyatakan satuan kecepatan 36 Km/jam kedalam satuan m/s ?
Jawab :
jarak
Kecepatan =
waktu
36 Km(jarak)
36000 m
m
Kecepatan 36 Km/jam =
=
= 10
= 10 m/s
1 jam(waktu) 3600 sekon
s
Contoh 2 :
Konversikan satuan massa jenis air 1 gr/cm3 kedalam satuan Kg/m3
Jawab:
massa
Massa Jenis =
volume
1 gr (massa)
1
1/10 3.Kg
10 6 Kg
Massa Jenis 1 gr/cm3 =
=
=
X
3
3
1cm 3 ( volume)v
1 m
1/10 6 m 3 10
= 103 Kg/m3
Analisa
Kerjakan di buku latihanmu!
1. Kakak sedang mengendarai motornya dengan kelajuan 72 km/jam. Konversikan satuan
kelajuan kendaraan Kakak dalam satuan m/s ?
2. Sebongkah Es dapat terapung dipermukaan air karena massa jenis es lebih kecil dari air.
Es bermassa jenis 0,8 gr/cm3 dan air 1 gr / cm3. Konversikan satuan massa jenis es dan
air dalam satuan kg/m3 ?
3. Adik sedang sakit batuk. Ibu memberinya obat sehari 3X1 sendok makan. 1 Sendok
makan sama dengan 5 ml. Nyatakan satuannya dalam cc, liter, dm3 dan m3 ?.
Tugas
Buatlah kliping (boleh fotokopi) tentang sistem konversi besaran apapun yang Anda
jumpai. Carilah sumber-sumber informasi di perpustakaan, media cetak atau browsing
14
internet. Susun dan kelompokkanlah ke dalam besaran pokok dan besaran turunan dalam
tabel yang terpisah.
1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai ujung jari tangan orang dewasa).
1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung jari kaki orang dewasa).
1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari tangan orang dewasa).
1 inci = 2,54 cm
1 cm = 0,01 m.
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan satuan sistem Inggris, sehingga
bayangkanlah patokan ukuran yang dipakai adalah ukuran orang Inggris yang dewasa.
Untuk besaran massa berlaku juga sistem konversi satuan sehari-hari maupun sistem
Inggris ke dalam sistem SI. Contohnya sebagai berikut.
1 ton
= 907,2 kg
1 kuintal
= 100 kg
1 ons (oz)
= 0,02835 kg
1 pon (lb)
= 0,4536 kg
1 slug
= 14,59 kg
Untuk satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dikonversi ke dalam sistem SI
yaitu detik atau sekon. Contohnya sebagai berikut.
1 tahun
1 hari
1 jam
= 3600 detik
15
1 menit
= 60 detik.
Di dalam sistem metriks juga dikenal sistem awalan naik sampai ke sistem makro sistem
mikro, dari acuan sistem MKS. Perhatikan tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Awalan satuan sistem metrik besaran panjang
SISTEM
AWALAN SATUAN
DISINGKAT
KONVERSI
Eksa
1018
Peta
1015
Tera
1012
Giga
109
Mega
106
Kilo
103
Hekto
102
Deka
da
101
Konversi Makro
MKS
Konversi Mikro
Meter
Centi
10-2
Mili
10-3
Mikro
10-6
nano
10-9
piko
10-12
femto
10-15
atto
10-18
seperti sel, virus, bakteriofage, DNA dan lain-lain. Selain itu penelitian jagad makro
menggunakan konversi sistem makro karena obyek penelitiannya mencakup wilayah lain
dari jagad raya, yaitu obyek alam semesta di luar bumi.
Tugas
Kerjakan di buku tugasmu!
Konversikan satuan satuan berikut ini ? Kerjakan di buku tugasmu!
a. 1 cm
= .m
e. 10 gr
= .. Mg = ..g = ..Kg
b. 3 km = .Mm
f. 3 ons
= gr
= Kg
16
c. 254 cm = .inci
d. 3 feet = .cm
g. 30 ms
h. 0,5 hm
= .menit =.jam
= .m
=.. ..pm
B. Pengukuran
17
tinggi badan kita. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan yang
sudah baku.
Dalam melakukan pengukuran orang selalu berhadapan dengan benda atau objek yang
diukur, alat ukur, dan satuan yang digunakan baik yang baku maupun yang tidak baku.
Satuan yang tak baku merupakan satuan yang nilainya tidak tetap dan tidak standart.
Seorang petani tradisional mungkin melakukan pengukuran panjang dan lebar sawahnya
menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur yang digunakan adalah sebuah batu
bata. Tetapi seorang insinyur sipil mengukur lebar jalan menggunakan alat meteran kelos
untuk mendapatkan satuan meter.
Alat ukur adalah alat yang digunakan dalam pengukuran dan mempunyai satuan
yang baku. Banyak sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang tradisional
maupun yang sudah menjadi produk teknologi modern. Untuk melengkapkan hasil
pengukuran agar lebih bermakna harus disertai satuan.
Satuan Panjang dalam SI adalah meter. Untuk mengukur panjang suatu benda haruslah
dipilih alat ukur yang sesuai dengan panjang benda yang diukur. Perhatikan tabel
beberapa alat ukur panjang di bawah ini.
Batas ukur alat
Beberapa meter
Batas Ketelitian
0,1 cm
Beberapa cm sampai 1 m
Mistar
0,1 cm
Diantara 1 cm sampai 10 cm
Jangka Sorong
0,01 cm
Kurang dari 2 cm
Mikrometer sekrup
0,001 cm
a. Mistar
Mistar mempunyai ketelitian 1 mm atau 0,1 cm. Bagian
skala terkecil mistar adalah 1mm. Untuk menghindari
kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat paralaks
(beda kemiringan dalam melihat ), maka ketika
membaca mata harus melihat tegak lurus terhadap
skala.
Gambar 4. Mistar/penggaris
18
Karet penghapus B
Jawab ;
* Panjang karet penghapus A
Ujung depan dititik 0 dan ujung belakang di 2 cm lebih 3mm. Jadi
panjangnya 2,3 cm.
* Panjang karet penghapus B
Ujung depan di titik 3 cm dan ujung belakang di 4 cm lebih 7 mm. Jadi
panjang karet
19
memerlukan
pengukuran
obyek-obyek
berukuran
panjang.
b. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai ketelitian 0,1 mm atau
0.01 cm. Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter kelereng dan
diameter bagian dalam pipa. Jangka sorong mempunyai 2 bagian penting.
Bagian tetap (rahang tetap), skala tetap terkecil 1mm atau 0,1 cm.
Bagian yang dapat digeser (rahang geser). Pada rahang geser ini dilengkapi skala
nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 0,1mm.
20
c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang yang paling teliti disbanding
dengan jangka sorong dan mistar, dengan ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer
sekrup dapat digunakan untuk mengukur ketebalan plat alumunium, diameter kawat yang
kecil dan benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis.
Bagian-bagian skala mikrometer sekrup :
Skala utama
Skala putar
Skala terkecil dari skala putar 0,01 mm, dengan batas ukur dari 0,01 mm 0,50 mm
Contoh Pengukuran panjang dengan mikrometer sekrup.
21
Untuk menentukan hasil pengukuran massa benda dengan neraca dua lengan baik itu
timbangan dacin, Ohauss, timbangan pasar, cukup dengan cara meletakkan beban pada
salah satu lengan, dan meletakkan massa kalibrasi standar pada lengan satunya. Amati
sampai punggung lengan pada posisi sama mendatar.
22
Untuk menentukan hasil pengukuran massa benda dengan cara menjumlahkan skala yang
ditunjukan pada skala lengan depan, tengah dan belakang
Contoh Mengukur massa dengan neraca Ohauss tiga lengan
Sebuah buku fisika kelas X ditimbang, setelah keadaan setimbang didapat keadaan
lengan depan, tengah dan belakang seperti pada gambar disamping.
Tentukan massa buku tersebut ?
Jawab:
1. Posisi anting depan
5,8 gram
300,0 gram
40,0 gram +
345,8 gram
23
m
. Untuk massa jenis zat cair dapat dihitung secara langsung dengan alat yang
V
dinamakan Hidrometer.
4. Mengukur Kuat Arus listrik atau Medan Magnet.
24
berikut.
Arus listrik =
Gambar 14. Mengukur kuat arus listrik menggunakan ampermeter yang disusun seri
Hal yang perlu diingat dalam pembacaan arus listrik menggunakan amperemeter adalah
bahwa amperemeter harus dirangkai seri dengan komponennya.
25
C.
2. Mikrometer sekrup
A.
B.
26
3.
Neraca
Ohauss
T
iga
Lengan
Lengan
Lengan
4.
Gelas
Lengan
B elakang
T
engah
10
20
Depan
30
1 00
40
50
200
60
70
300
80
90
40 0
1 00
5 00
Ukur
150
100
ml
ml
B at u
3.
Neraca
Ohauss
Tiga
Lengan
Lengan
Lengan
4.
Gelas
Lengan
B elakang
T
engah
10
20
Depan
30
40
100
50
20 0
60
70
80
3 00
90
4 00
10 0
50 0
Ukur
150
100
ml
ml
B at u
3.
Neraca
Ohauss
T
iga
Lengan
Lengan
Lengan
Lengan
4.
Gelas
B elakang
T
engah
10
Depan
20
100
30
40
50
20 0
60
7 0
300
8 0
90
400
100
500
Ukur
150
100
ml
ml
B at u
Neraca
Ohauss
Tiga
Lengan
Lengan
Belakang
Lengan T
engah
Lengan
4.
Gelas
Depan
10
20
1 00
30
40
2 00
50
60
30 0
70
80
40 0
90
1 00
5 00
Ukur
150
100
ml
ml
Batu
5. Mengukur Waktu
Di masa lalu kala penghuni kota masih sedikit orang tidak memerlukan alat
penunjuk waktu secara individual. Mereka cukup disediakan satu jam kota, berupa jam
matahari karena di saat itu teknologi yang masih sederhana.
27
Gambar 15. Jam matahari sebagai jam kota peninggalan masa lalu yang tidak pernah rusak
Kini jaman sudah modern, dalam kegiatan sehari-hari kita menggunakan jam tangan
untuk menunjukkan kondisi jam, menit dan detik setiap saat. Namun tidak menutup
kemungkinan Kamu mampu membuat sebuah jam matahari di dinding tembok rumahmu
untuk keperluanmu sendiri, paling tidak Kamu sudah berhemat terhadap pemakaian
baterei. Hal ini juga memunculkan peluang untuk membuat jam matahari secara massal.
Bukankah Indonesia negara tropis yang setiap hari ada matahari? Dengan alat dan bahan
sederhana seperti lembaran papan/triplek, cat, kuas, kawat, dan lain-lain, kamu dapat
membuat banyak jam matahari dan memasarkannya. Nah, Kamu sudah potensial
mempunyai pendapatan sendiri, dan membuka peluang sebagai seorang wirausaha.
Sedangkan contoh alat ukur waktu yang lainnya adalah jam dinding, jam ayun, stop
watch, jam digital, jam analog dan jam matahari.
28
a. Stop Watch
Stop watch digunakan untuk mengukur interval waktu
yang pendek. Ada dua jenis stop
watch yaitu, digital dan manual
atau analog. Stop watch digital
memiliki pengukuran yang lebih
teliti dibandingkan dengan jenis
analog. Batas ketelitian stop watch
0,1 sekon 0,01 sekon.
Gambar 19. Pola waktu pada pita yang ditandai oleh ticker timer
29
% Ketidakpastian =
batas ketelitian
0.1
x 100 % =
x 100 % = 0,1 %
hasil pengukuran
100
Tugas
Kerjakan di buku tugasmu!
1. Diameter kawat dari hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup adalah 8,9 mm.
Tentukan kisaran nilai pengukuran dan tentukan prosentase ketidakpastiannya.
2. Tulislah hasil pengukuran disertai batas ketelitian alat dan hitunglah prosentase
ketidakpastian
30
pengukuran kuat arus listrik disebabkan gangguan tegangan listrik yang tidak stabil,
gangguan kondisi cuaca yang mempengaruhi pembacaan alat ukur.
beberapa kali pengambilan datanya. Jika kesalahan acaknya kecil maka dapat dikatakan
pengukurannya teliti. Kesalahan sistematis dapat terjadi terus menerus sepanjang alat
ukur dan atau orang yang mengukur sama
Sumber kesalahan sistematis adalah
Kesalahan alat
kesalahan perorangan.
x= x x
.100%
x= x
x
atau
Pengukuran tunggal dilakukan satu kali pengambilan data dengan ketidakpastian sebesar
x = . skala terkecil
Sedangkan pengukuran berulang dilakukan beberapa kali pengambilan data (N kali)
x=
1
N
Nx i (x i ) 2
N -1
Analisa
Jawablah di buku tugasmu!
Ukurlah hambatan suatu resistor dengan menggunakan dua alat ukur ohmmeter yang
berbeda. Ohmmeter pertama dengan menggunakan batu baterai yang baru, sedangkan
yang lainnya batu baterai yang lama. Bandingkan hasil pengukurannya, jika berbeda,
berikan alasannya.
31
Latihan
Kerjakan di buku latihanmu!
Sebuah gelang perunggu diukur massanya berulang lima kali dengan hasil sebagai
berikut 30 gr ; 30,2 gr ; 29,5 gr; 19,8 gr; 30, 3 gr. Carilah hasil pengukuran gelang
tersebut, nyatakan dengan ketidakpastiannya!
Satu gelas
300 gr
250 cm3
Dua gelas
600 gr
500 cm3
900
600
m = m 3 m1
= 900 - 300
= 600
300
volume ( cm3)
32
Tiga gelas
900 gr
750 cm3
250
500
750
0 km
10
km
Waktu
0 jam
0,25 jam
20 km
30 km
40 km
0,5 jam
0,75 jam
1 jam
2. Tabel berikut ini menyatakan hasil pengukuran besaran T2 terhadap m dari percobaan
getaran pegas. T = periode getaran; m = massa benda. Hubungan besaran-besaran
tersebut dinyatakan dengan persamaan T = 2
m
, dimana k = konstanta pegas.
k
Buatlah grafik dengan T2 pada koordinat sumbu y dan m pada koordinat sumbu x dan
Tentukan besarnya konstanta pegas ?
T2 (s2)
m (kg)
E. Angka Penting
33
Ketika kamu mengukur panjang suatu benda dengan alat ukur yang berbeda tentu
hasil pengukurannya berbeda pula. Misalnya mengukur tebal buku dengan mistar
penggaris didapat hasilnya 1,7 cm sedangkan dengan jangka sorong sebesar 1,76 cm.
Tentu saja pengukuran dengan jangka sorong lebih teliti dibandingkan dengan mistar
penggaris.
Pada hasil pengukuran dengan mistar nilainya 1,7. Angka 7 dibelakang koma
merupakan angka taksiran (angka ragu), karena angka ini diperoleh dari menaksir angka
7 dan 8. Angka 1 merupakan angka pasti (eksak). Jika menggunakan jangka sorong kita
peroleh hasil pengukuran 1,76. Angka 6 merupakan angka taksiran sedangkan angka 1
dan 7 adalah angka pasti. Angka taksiran (angka ragu) dan Angka pasti merupakan angka
penting dalam pengukuran.
Angka penting (angka berarti atau angka benar) adalah semua angka yang diperoleh dari
hasil pengukuran, yang terdiri atas satu atau lebih angka pasti (eksak) dan satu angka
terakhir yang ditaksir atau diragukan.
1. Aturan Penulisan Angka Penting.
a. Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh:
141,5 m
27,3 gr
b. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol termasuk angka
penting.
Contoh:
340,41 kg
5,007 m
c. Semua angka nol di sebelah kanan angka bukan nol tanpa desimal tidak termasuk
angka penting, kecuali diberi tanda khusus garis mendatar atas atau bawah termasuk
angka penting
Contoh:
53000 kg
530000 kg
d. Semua angka nol di sebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka penting.
Contoh:
0,00053 kg
0,000703 kg
34
e. Semua angka nol di belakang angka bukan nol yang terakhir tetapi dibelakang tanda
desimal adalah angka penting.
Contoh:
7,0500 m
70,5000
f. Untuk penulisan notasi ilmiah. Misalnya 2,5 x 103 , dimana 103 disebut orde.
Sedangkan 2,5 merupakan mantis. Jumlah angka penting dilihat dari mantisnya
dalam hal ini memiliki 2 angka penting.
Contoh lain
2,34 x 102
Bila angka itu lebih besar daripada 5, maka angka terakhir yang dipertahankan harus
dinaikkan 1.
Contoh:
b. Bila angka itu lebih kecil daripada 5, maka angka terakhir yang dipertahankan tidak
berubah.
Contoh:
c. Bila angka itu tepat 5, maka angka terakhir yang dipertahankan harus dinaikkan 1
jika angka itu tadinya angka ganjil, dan tidak berubah jika angka terakhir yang
dipertahankan itu tadinya angka genap.
Contoh:
3,2514
0,215
3,2515
+
3,4664 3,466
0,215
3,0365 3,036
35
b. Hasil perkalian atau pembagian mempunyai angka penting yang sama dengan
banyaknya angka penting dari faktor angka pentingnya paling sedikit.
Contoh:
3,14
(3 angka penting)
28,68
2 x (1 angka penting)
1,3 :
(4 angka penting)
(2 angka penting)
c. Bilangan eksak adalah bilangan yang pasti (tidak diragukan nilainya), diperoleh
dengan membilang.
Contoh:
Perkalian bilangan eksak dengan angka hasil pengukuran menghasilkan angka yang
jumlah angka pentingnya sama dengan jumlah angka penting dari angka hasil
pengukuran.
Contoh:
e. Akar dari angka hasil pengukuran memiliki angka yang sama banyak dengan angka
penting bilangan yang ditarik akarnya.
Contoh:
Latihan
Kerjakan di buku latihanmu!
1. Berikut ini hasil pengukuran panjang dua batang kayu. Tentukan jumlah panjang
kedua batang dan selisih kedua panjang batang kayu tersebut sesuai dengan aturan
angka penting. Dimana semua pengukuran dalam satuan meter.
5,678
0,6343
5,678
7,998
1,1108 +
1,887 +
3,23 -
2,0434
..
3,1
6,978
3,3333
6,28
0,11 x
0,23 x
0,33
0,314
..
36
2. Eko akan membuat sebuah bingkai berbentuk bujur sangkar. Kebetulan mempunyai
sepotong kayu. Setelah diukur panjangnya 2,43 m. Dengan menggunakan aturan
angka penting bisakah Kamu membantu Eko menentukan panjang masing-masing
sisi bingkai.
3. Suatu taman bunga kecil berbentuk bujur sangkar dihitung luasnya 81 m2 . Hitunglah
panjang sisi-sisi taman tersebut. Jika sisi-sisi
Kegiatan Percobaan
(Salinlah data dan tabel laporan berikut ini di
kertas laporan percobaaanmu)
A. Judul Percobaan
Tanggal/Jam :
Kelas/ Smt : X/1
Kelompok
:
1. ................... 5. ..........................
2. ................... 6. ..........................
3. ................... 7. ..........................
4. 8
: Pengukuran Besaran
B. Petunjuk Percobaan :
1. Baca literatur yang berkaitan dengan besaran dan satuan (jangka sorong,
mikrometer sekrup, Neraca Tiga lengan)
2. Baca dengan cermat petunjuk percobaan
3. Lakukan percobaan menurut langkah-langkah yang disajikan
4. Buatlah laporan hasil percobaan (individu) di kertas laporanmu
C. Alat-alat dan Bahan :
1. jangka sorong
2. mikrometer sekrup
7. potongan triplek
8 kertas HVS
37
D. Langkah-langkah Kerja
1. Ukurlah panjang lebar dan ketebalan kertas karton, triplek, dan balok dengan
mnggunakan jangka sorong dan micrometer sekrup.
2. Ukurlah diameter dalam, diameter luar dan kedalaman tabung reaksi dengan
jangka sorong dan micrometer sekrup
3. Timbanglah massa kertas karton, triplek, balok, dan tabung reaksi dengan
menggunakan neraca tiga lengan atau timbangan
4. Masukkan data hasil pengamatan pada tabel berikut ini:
E. Data Pengamatan:
Jangka Sorong
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Benda
kertas karton
triplek
tabung reaksi
kubus kayu
kubus besi
kubus baja
k. tembaga
k. kuningan
panjang
...............
...............
...............
..............
...............
..............
.............
...............
lebar
.............
.............
.............
.............
.............
.............
............
.............
Mikrometer Sekrup
38
tebal
............
............
............
............
...........
............
...........
............
massa
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
volume
............
............
............
............
............
............
............
............
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Benda
kertas karton
triplek
tabung reaksi
kubus kayu
kubus besi
kubus baja
k. tembaga
k. kuningan
panjang
...............
...............
...............
..............
...............
..............
.............
...............
lebar
.............
.............
.............
.............
.............
.............
............
.............
tebal
............
............
............
............
...........
............
...........
............
massa
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
volume
............
............
............
............
............
............
............
............
F. Dimensi
Semua besaran fisika dapat diturunkan dari besaran-besaran
pokok. Misalnya kecepatan, Kecepatan diturunkan dari besaran
perpindahan dibagi dengan besaran waktu. Jadi tersusun dari
besaran panjang dan waktu.
Dimensi suatu besaran turunan adalah cara besaran itu
tersusun oleh besaran-besaran pokok.
Dari analisis dimensional dapat kita gunakan untuk mengetahui
besaran-besaran turunan yang mempunyai besaran sama, serta
dapat untuk menganalisis benar atau tidak suatu persamaan
atau rumus.
1. Dimensi Besaran Pokok dan Turunan
Dimensi besaran pokok ditulis dalam bentuk huruf kapital tertentu dengan tiap
huruf diberi kurung persegi. Tiap besaran pokok mempunyai satu lambang dimensi.
Besaran lebar, tinggi, jarak, perpindahan dan jari-jari merupakan besaran panjang. Tabel
berikut ini adalah lambang dimensi besaran pokok dan dua besaran tambahan yang tidak
mempunyai lambang dimensi.
Besaran Pokok
39
Lambang Dimensi
1
2
3
4
5
6
7
Panjang
Massa
Waktu
Suhu
Kuat Arus
Intensitas Cahaya
Jumlah Zat
meter (m)
kilogram (kg)
sekon (s)
ampere (A)
candela (Cd)
kelvin (K)
mol (Mol)
1
2
Besaran tambahan
Sudut
Sudut ruang
Satuan
radian
steradian
L
M
T
I
J
N
Lambang satuan
rad
sr
Lambang Dimensi
-
Dimensi besaran turunan berasal dari dimensi besaran pokok, seperti pada contoh tabel
berikut ini.
40
Besaran
Definisi
Lambang
Pokok-Turunan
Luas
Panjang x panjang
Satuan
m2
3
Volume
Luas x panjang
Massa Jenis
Massa : volume
Kg/m3
Kecepatan
Panjang : waktu
m/s
Kelajuan
Panjang : waktu
m/s
Percepatan
Kecepatan : waktu
m/s
s
Gaya
Massa x percepatan
m
s2
m
xm
s2
kg x
Usaha/Kerja
Gaya x panjang
kg
Muatan listrik
Lambang Dimensi
L2
L3
M
= M L- 3
3
L
L
= L T -1
T
L
= L T -1
T
L
= L T -2
2
T
M L T-2
M L2 T-2
A.s = C
I.T
J/s = volt
M L2 T-3 I-1
V/A = ohm
M L2 T-3 I-2
J/kgC
L2 T-2 -1
waktu
Beda Potensial
Listrik
listrik
Hambatan
listrik
arus listrik
Kalor jenis
Latihan
Kerjakan di buku latihanmu!
Tentukan Dimensi besaran berikut ini ?
F(gaya)
a. Dimensi Tekanan P =
A(luas)
W(usaha)
b. Dimensi Daya P =
t(waktu)
v2
c. Dimensi gaya sentripetal FS = m
= massa x (kecepatan)2 / jari-jari.
r
kg x
m2
s2
= M L2 T-2
Dimensi Usaha
= Fxs
= Gaya x perpindahan
= kg x
m
xm
s2
= M L2 T-2
Dari analisis dimensi energi dan usaha mempunyai dimensi yang sama atau dapat kita
katakan bahwa besaran energi sama dengan besaran usaha.
b. Meneliti Benar atau Salah suatu rumus atau persamaan yang menyatakan suatu
hubungan besaran fisika.
Misalnya pada rumus
s = vo . t + a t2
= besaran panjang = L
: vo . t
= m/s x s
a t2
m = L
Dua besaran atau lebih yang mempunyai dimensi sama dapat dijumlahkan atau
dikurangkan dengan menghasilkan dimensi yang sama pula.
Dari analisis dimensi dapat diketahui bahwa dimensi besaran di ruas kiri dan kanan sama,
yaitu L. Jadi rumus tersebut sudah benar.
42
gaya
= dimensi besaran
luas
M L T -2
L2
= M L-1T-2
satuan dari M L-1 T-2 = kg m-1 s-2
Jadi satuan dari tekanan adalah kg m-1 s-2
d. Untuk Penurunan rumus suatu besaran fisika.
Misalnya pada besaran gaya.
Dimensi gaya F adalah M L T-2
Berdasarkan dimensi tersebut dapat diubah ke dalam rumus besaran Fisika sebagai
berikut :
F = M LT-2
= besaran massa x besaran panjang x besaran waktu2
= besaran massa x besaran panjang/waktu2
= besaran massa x besaran percepatan
=mxa
Jadi Rumus F = m x a
Info Tambahan
Rangkuman
1. Besaran menurut cara penurunannya dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok
dan besaran turunan.
2. Ada tujuh macam besaran pokok berdimensi :
Besaran
1. Panjang
2. Massa
3. Waktu
4. Suhu Mutlak
5. Intensitas Cahaya
6. Kuat Arus
7. Jumlah Zat
Satuan (SI)
m
kg
detik
K
Cd
Ampere
mol
Dimensi
L
M
T
J
I
N
Sudut datar
Sudut ruang
satuan : radian
satuan : steradian
4. Pengukuran suatu besaran memakai alat ukur yang tepat dan hasil pengukurannya
diikuti dengan satuan yang benar.
44
Contoh :
5. Sistem Satuan dipakai sistem Satuan Metrik yang terdiri dari sistem MKS
(SI) dan sistem cgs
6. Angka Penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan
alat ukur, terdiri dari :
Angka pasti
Angka taksiran
7. Aturan angka penting dalam hal :
a. Penjumlahan / Pengurangan
Ditulis berdasarkan desimal paling sedikit
Contoh :
2,7481
8,41
11,1581
11,16
b. Perkalian / Pembagian
Ditulis berdasarkan angka penting paling sedikit
Contoh :
4,756
110
523,160
520
8. Dimensi adalah suatu inisial atau simbol untuk membedakan besaran yang satu
dengan lainnya. Dimensi dicari melalui rumus atau Satuan Metrik.
Contoh:
Gaya : F = m a
kg m
45
dt 2
(N)
MLT 2
kg m 2
Usaha : W = F s
P=
Daya :
Tekanan :
W
t
P=
kg m 2
F
A
kg
dt 2
( Joule)
dt 3
( Watt )
m dt 2
( atm )
ML2T 2
ML2T 3
ML1T 2
46
c. 2 dan 3
b. 1 dan 3
d. 3 dan 4
e. 2 saja
c. mikrometer
b. jangka sorong
d. mistar
e.meteran pita
b. 400
c. 40
d. 0,4
e. 0,004
c. mistar
b. neraca
d. jangka sorong
e. meteran kain
47
b. 5,1 cm
c. 4,35 cm d. 4,33 cm
e.4,30 cm
11. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu kelas 7,51 m dan 8,2 m.
Maka luas kelas tersebut sesuai aturan angka penting adalah m2
a. 61
b. 62
c .61,5
d. 61,6
e.61.58
d. 29,0
e. 29
48
b. ML2T-3
c. ML2T-1
d. MLT-1
e. ML2T-2
Soal Uraian
Jawablah dengan singkat dan jelas ? Kerjakan di buku tugasmu!
1. Pada alat speedometer seorang sopir dapat membaca besaran yang diinginkan.
Besaran apakah yang dimaksud, besaran skalar atau vektor, berikan alasanmu ?
2. Lengkapilah sistem konversi berikut ini.
a. 2,5 mil
= ............... m
b. 6 ons
= ...............gram
c. 36 km/jam
= ...............m/s
d. 2 ampere
=................stat A
e. 40 liter
= ...........m3
3. Seorang Bapak sedang merenungkan tentang tegangan listrik, arus listrik, dan hambatan
listrik, apakah diantaranya ada yang besaran pokok atau besaran turunan, Bantulah
Bapak tersebut menjawabnya.
4. Misalkan layar pesawat TV yang sedang Anda tonton meradiasikan medan magnet 10 -12
oersted, konversikan ke dalam satuan tesla !
5. Tentukan perhitungan dari hasil pengukuran berikut ini sesuai aturan angka penting!
a.
7,33
1,5 :
b.
3,14
4,025 X
8=
c.
2
2,543 +
2,1
1,5 x
5,21
3,123 3,432 : 5,21 =
(8,20)2 =
6. Sebuah bola kasti bermassa m, mula-mula diam kemudian dipukul dengan sebuah stik
(tongkat) dengan gaya sebesar F dan lama kontak sentuh bola dengan stik sebesar t.
49
Akibat pemukulan tersebut bola kasti bergerak dengan kecepatan v dan momentum yang
dimilikinya sebesar p, dimana p = m.v. Sedangkan Impuls yang dialami bola kasti
sebesar I, dengan I = F . t. Berdasarkan analisis dimensi buktikan bahwa momentum
dan impuls merupakan besaran yang sama.
7. Dengan menggunakan dimensi, Tentukan rumus-rumus di bawah ini mana yang benar
dan yang salah.
a. vt = vo + a t2
b. vt2 = vo2 + 2 a s
c. s =
v0
+ vt
.t
2
s = Jarak
a = percepatan
8. Tahukah kamu mengapa semua benda disekitar bumi kalau jatuh menuju ke tanah. Tentu
kamu tahu bukan ?. Karena ada gaya gravitasi bumi, yaitu gaya tarik-menarik antara dua
benda yang bermassa, yaitu benda yang jatuh dengan bumi. Besarnya gaya tersebut
sebanding dengan massa kedua benda (m1, m2) dan konstanta gravitasi G, berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak pisah kedua benda (r2). Dengan rumus
F=G
m1 .m 2
r2
50
10. Persamaan gas ideal dinyatakan dengan p V = n R T, dimana p adalah tekanan, V adalah
volume, n merupakan jumlah zat, R adalah konstanta gas umum, dan T adalah suhu
mutlak Kelvin. Carilah dimensi dari R !
Glosarium
Angka Penting = semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang
terdiri atas angka pasti dan angka taksiran.
Besaran Pokok = besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
diturunkan dari besaran manapun.
Besaran Skalar = besaran yang memiliki nilai saja, tidak memiliki arah.
51
Indeks Subjeks
Halaman
Alat Ukur
Analisis Dimensi
Angka Pasti
Angka Penting
Angka Taksiran
Besaran Fisika
Besaran Pokok
Besaran Turunan
cgs
Dimensi
Jangka Sorong
Kesalahan Acak
Kesalahan Sistematis
Mantis
Mikrometer Sekrup
MKS
Neraca Ohauss
Orde
Pengukuran
Satuan Internasional (SI)
Sistem Kalibrasi
Sistem Metriks
Sistem Metriks Besar
Sistem Metrik Kecil
17
39
32
31
32
7
7
7
9
36
19
28
28
32
19
9
20
32
16
10
23
9
9
9
Indeks Author
Halaman
8
52
Bueche
Daftar Pustaka
Alonso, Marcelo & Edward J. Finn (1992), Dasar-dasar Fisika Universitas, Edisi
Kedua, Jakarta, Penerbit Erlangga.
Bueche, Frederick J. (1999), Fisika, Edisi Kedelapan, Jakarta, Penerbit Erlangga.
53