Kelas : Geologi A
Npm : 270110130053
Dosen : Dr. Ir. Nana Sulaksana, MSP
Homo Sapiens adalah mahluk yang berpikir sehingga merupakan mahluk yang cerdas dan
bijaksana manusia dapat berpikir apakah yang sebaiknya dilakukan pada masa sekarang atau
masa depan berdasarkan pertimbangan masa lalu yang merupakan pengalaman.
Pemikiran yang sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud budaya manusia yang kemudian
diikuti wujud budaya lain
-
Homo Faber : artinya manusia dapat membuat alat-alat dan mempergunakannya atau disebut
sebagai manusia kerja dengan salah satu tindakan atau wujud budayanya berupa barang
buatan manusia (artifact).
Manusia menciptakan alat-alat karena menyadari kemampuan inderanya terbatas
Misalnya : roda, teropong bintang, mikroskop, dsb
-
Homo Languens: adalah manusia dapat berbicara sehingga apa yang menjadi pemikiran
dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain.
Bahasa sebagai ekspresi dalam tingkat biasa adalah bahasa lisan. Antara suku bangsa dengan
suku bangsa lain terdapat perbedaan bahasa. Di tingkat bangsa, perbedaan bahasa tersebut
akan semakin jauh.
Perbedaan lebih tinggi diwujudkan dalam tulisan sehingga sebuah pemikiran dapat diterima
oleh bangsa atau generasi basngsa lain (bila tahu mengartikannya).
-
Manusia sebagai Homo Socius artinya manusia dapat hidup bermasyarakat, bukan
bergerombol seperti binatang yang hanya mengenal hukum rimba, yaitu yang kuat yang
berkuasa.
Manusia bermasyarakat diatur dengan tata tertib demi kepentingan bersama. Dalam
masyarakat manusia terjadi tindakan tolong-menolong. Dengan tindakan itu, walaupun
fisiknya relatif lemah, tetapi dengan kemampuan nalar yang panjang tujuan-tujuan
bermasyarakat dapat dicapai.
-
Homo Economicus : artinya manusia dapat mengadakan usaha atas dasar perhitungan
ekonomi
Dalam tingkat sederhana manusia mencukupi kebutuhannya sendiri, kemudian atas dasar jasa
maka dikembangkan sistem pasar sehingga hasil produksinya dijual di pasaran. Makin luas
pemasaran barang makin banyak diperoleh keuntungan.
-
Artinya manusia menyadari adanya kekuatan ghaib yang memiliki kemampuan lebih hebat
daripada kemampuan manusia, sehingga menjadikan manusia berkepercayaan atau beragama.
Dalam tahap awal lahir animisme dan dinamisme, yang sekarang dikategorikan sebagai
kepercayaan, kadang-kadang dikatakan sebagai agama alami. Kemudian lahir kepercayaan
yang disebut sebagai agama samawi yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa
-
Homo humanus artinya manusia yang berbudaya, sedangkan homo aesteticus artinya manusia
yang tahu akan keindahan.