Temuan Audit Dan Simulasi Menyajikan Hasil Temuan
Temuan Audit Dan Simulasi Menyajikan Hasil Temuan
F1304019
Dony Pratomo
F1304133
Soliqin Budhi S.
F1314104
Yulia Trisaptya
F1314107
P EN D A H U LU A N
Pemeriksaan kinerja menghasilkan
temuan, simpulan, dan
rekomendasi.
(Penjelasan Undang-undang RI Nomor 15 Tahun 2004
tanggal 19 Juli 2004 Bab I. Umum Huruf D dan Lampiran I
Paragraf 15 Peraturan Badan Pemeriksaan Keuangan RI
Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 07 Maret 2007)
C IR I-C IR I TEM U A N A U D IT YA N G
B A IK
following elements:
criteria (what should be), condition (what is), and
effect (what are the consequences), plus cause
(why is there deviation from norms or criteria),
when problems are found.
(Performance Audit Guidilines: ISSAI 3000 by International
Organization of Supreme Audit Institutions/ INTOSAI)
Dalam
menentukan
kriteria,
pemeriksa
harus
menggunakan kriteria yang masuk akal, dapat dicapai,
dan relevan dengan tujuan pemeriksaan.
Pemeriksa harus mengkomunikasikan kriteria tersebut
kepada entitas yang diperiksa sebelum atau pada saat
dimulainya pemeriksaan.
PEN YU SU N AN D AN
PEN G EM BAN G AN TEM U AN
AU
D IT
Langkah-langkah
dalam penyusunan temuan audit
adalah sebagai berikut:
1. Kenali fakta atau kondisi secermat mungkin;
2. Tetapkan criteria yang sesuai bagi entitas, mengingat
criteria tersebut merupakan parameter pengukuran
kinerja entitas;
3. Tentukan apakah ada perbedaan yang signifikan
antara kondisi dan criteria yang akan menghasilkan
temuan audit;
4. Identifikasi dampak yang ditimbulkan oleh temuan
audit tersebut;
5. Adakan suatu analisis hubungan antara penyebab,
kondisi, dan akibat.
PEN YU SU N AN D AN
PEN G EM BAN G AN TEM U AN
AU
D IT hal dalam mengembangkan dan
Beberapa
menyusun temuan audit:
Menentukan penyebab dengan cara menelusuri
beberapa langkah ke belakang;
Menentukan akibat dengan cara menelusuri
beberapa langkah ke depan; dan
Pengorganisasian temuan audit secara tepat
akan mempermudah pembuatan rekomendasi
yang efektif dan penyusunan laporan hasil
audit. Penyajian temuan audit dalam laporan
hasil audit harus dapat menjawab tujuan audit.
1.Kondisi
Berdasarkan hasil audit atas
pengelolaan BOK Kabupaten Batang
Tahun 2013 pada 11 Puskesmas yang
disampling, dijumpai pungutan pajak
yang tidak sesuai dengan pedoman
sebesar Rp15.658.050,00 dengan
rincian perhitungan sebagai berikut:
Dipungut
No
Puskesmas
PPh 21 atas
Transpor
(Rp)
PPN atas
Pembelian
Konsumsi
(Rp)
Jumlah
(Rp)
1 Bandar 1
588.000,00
1.040.000,00
1.628.000,00
2 Batang 2
380.250,00
1.487.500,00
1.867.750,00
3 Batang 3
816.000,00
537.000,00
1.353.000,00
4 Pecalungan
436.300,00
499.500,00
935.800,00
1.001.750,00
973.500,00
1.975.250,00
6 Reban
604.200,00
1.608.000,00
2.212.200,00
7 Gringsing 2
713.250,00
1.465.000,00
2.178.250,00
8 Banyuputih
409.750,00
881.100,00
1.290.850,00
9 Tersono
384.650,00
864.000,00
1.248.650,00
10 Kandeman
512.600,00
180.000,00
692.600,00
11 Batang 4
275.700,00
0,00
275.700,00
6.122.450,00
9.535.600,00
15.658.050,00
5 Blado 1
Jumlah
2.Kriteria
a. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
2.Kriteria
b. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER
3.Penyebab
Hal tersebut terjadi karena kurangnya
pemahaman pengelola BOK
Kabupaten Batang atas peraturan
yang berlaku.
4.Akibat
Akibatnya hak yang diterima oleh
penerima bantuan menjadi berkurang.
5.Rekom endasi
Sehubungan dengan permasalahan
tersebut kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Batang tim
merekomendasikan agar
menginstruksikan seluruh Pengelola
BOK tingkat Puskesmas tidak
melakukan pungutan PPh 21 atas
transpor lokal dan pungutan PPN atas
konsumsi, serta melaksanakan
pengelolaan dana BOK sesuai dengan
peraturan yang berlaku.