Anda di halaman 1dari 21

INOVASI PELAYANAN

PADA KANTOR BADAN PERTANAHAN


NASIONAL

DISUSUN OLEH :

NAMA :
NPM :
PRODI :
DOSEN:

Nur Hidayanti Lasera


2012.133.00.015
MSDM
Dra. Frida Chairunisa, M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
2014

PAKTA INTEGRITAS

Makalah ini merupakan karya asli saya dan bukan salinan sebagian atau seluruhnya dari
karya orang lain. Jika di dalamnya terdapat pendapat orang lain maka pendapat tersebut saya
kutip menurut norma, etika dan kaidah penulisan ilmiah serta sumbernya dicantumkan dalam
daftar pustaka. Jika ternyata saya melanggar pernyataan ini maka saya bersedia memasukkan
makalah pengganti dalam waktu 3 (tiga) hari sejak pelanggaran tersebut disampaikan.

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inovasi Layanan Pertanahan

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia merupakan satu-satunya institusi yang


memiliki kewenangan untuk melaksanakan tugas pemerintah di bidang pertanahan secara
nasional, regional dan sektoral. Kewenangan ini mencakup kegiatan yang berkaitan dengan
kebijakan serta kegiatan pelayanan publik, baik pelayanan kepada masyarakat, badan hukum
swasta, sosial ataupun keagamaan serta institusi pemerintah. Sebagai institusi pelayanan publik,
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia senantiasa berusaha meningkatkan kualitas
pelayanan di bidang pertanahan, salah satunya dengan melaksanakan inovasi-inovasi layanan
berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Inovasi layanan pertanahan dimaksudkan untuk memberikan layanan yang lebih baik
(layanan prima) kepada masyarakat/badan hukum serta stake holder, baik mengenai persyaratan,
prosedur, waktu maupun biaya layanan, serta terwujudnya transfaransi dan akuntabiltas layanan.
Inovasi layanan ini diawali dengan disusunnya standarisasi persyaratan, prosedur, waktu dan
biaya layanan pertanahan serta dimulainya pembangunan sistem komputerisasi layanan
pertanahan pada tahun 1997. Berbagai inovasi telah dilaksanakan baik oleh BPN Pusat, Kantor
Wilayah BPN Propinsi maupun Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang tersebar di seluruh
pelosok negeri. Inovasi tersebut antara lain Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP), Layanan
jemput bola atau LARASITA, One Day Service, Layanan Tujuh Menit (Lantum), sistem
pembayaran non tunai, SMS Pertanahan.
Inovasi layanan pertanahan yang telah dilaksanakan tersebut mendapat apresiasi dari
berbagai kalangan, baik dalam bentuk penghargaan maupun pengakuan, diantaranya Pelopor
Inovasi Citra Pelayanan Prima dan Citra Layanan Prima dari Presiden RI, Pioneering Mobile
Land Information Services dan INTAN SMS-based land services dari World Bank, Aplikasi
Pemerintah Terbaik se-Indonesia tahun 2009 dari INAICTA (Indonesia Information and
Communication Technology Award) serta penghargaan lainnya. Berbagai penghargaan ini
menambah semangat Badan Pertanahan Nasional RI untuk terus melakukan inovasi perbaikan
layanan pertanahan guna memenuhi harapan masyarakat/badan hukum pengguna layanan.
Inovasi layanan publik di Badan Pertanahan Nasional RI menjadi kegiatan yang berkelanjutan
(continous improvement) seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta
meningkatnya harapan masyarakat/badan hukum pengguna layanan. Segala kritik dan saran

menjadi masukan berharga bagi Badan Pertanahan Nasional RI dalam melakukan inovasi-inovasi
layanan pertanahan.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Inovasi Layanan yang diciptakan oleh BPN antara lain:
1. Komputerisasi Layanan Pertanahan (KKP)
2. Layanan Jemput Bola "LARASITA"
3. Layanan 1 Hari Selesai (One Day Service)
4. Layanan Tujuh Menit (LANTUM)
5. Layanan Informasi Online
6. SMS Informasi Pertanahan "2409"
7. Layanan Non Tunai
1. KOMPUTERISASI LAYANAN PERTANAHAN
Sebagai institusi pelayanan publik, Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya Salah satu upayanya adalah dengan
melakukan perubahan pola pelayanan kepada masyarakat, dari pelayanan manual menjadi
pelayanan yang berbasis komputerisasi yang dimulai sejak tahun 1997. Pada awalnya kegiatan
yang dibiayai melalui pinjaman Pemerintah Spanyol ini dikenal dengan Land Office
Computerization (LOC) atau Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP), dengan tujuan untuk
menciptakan tertib administrasi pertanahan, meningkatkan dan mempercepat pelayanan dibidang
pertanahan, meningkatkan kualitas informasi pertanahan BPN, untuk mempermudah
pemeliharaan data pertanahan, menghemat space / storage untuk penyimpanan data-data
pertanahan dalam bentuk digital (paperless), meningkatkan kemampuan SDM pegawai BPN
dibidang teknologi informatika / komputer, melakukan standarisasi data dan sistem informasi
dalam rangka mempermudah pertukaran informasi pertanahan serta menciptakan suatu sistem
informasi pertanahan yang handal. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakan 6 kegiatan
utama yang meliputi instalasi perangkat keras, perangkat lunak sistem operasi dan aplikasi serta
jaringan (Local Area Network), pelatihan bagi system administrator, operator, manajemen dan
kepala kantor selaku pimpinan tertinggi, sosialisasi bagi kepala kantor dan staf pelaksana,
pendampingan pada masa implementasi, konversi data tekstual dan spasial dari bentuk hardcopy
menjadi digital, dukungan terhadap permasalahan sistem maupun aplikasi dari BPN Pusat.
Komputerisasi layanan pertanahan dilaksanakan secara bertahap, dimulai tahun 1997
yang diimplementasikan di 12 Kantor Pertanahan pada 8 propinsi. Tahap ini menitik beratkan
pada data tekstual dengan sistem yang berdiri sendiri untuk setiap kantor pertanahan tanpa ada
jaringan antar kantor pertanahan, serta mulai dibentuk Workgroup for Transfer Technology
(WGTT) sebagai wadah alih teknologi kepada jajaran BPN RI. Ekspansi Komputerisasi Kantor
Pertanahan dimulai sejak tahun 2002, dengan bertambahnya jumlah Kantor Pertanahan yang
mengimplementasikannya, dimulainya penggunaan basisdata spasial, walaupun masih terpisah
dengan basisdata tekstual serta mulai dilakukan konversi data spasial. Tahun 2006 dilaksanakan
digitalisasi peta pendaftaran di provinsi DKI Jakarta yang mencakup 70% bidang tanah terdaftar,

dicetuskannya LARASITA dan hingga tahun 2009 komputerisasi kantor pertanahan sudah
mencakup 274 Kantor Pertanahan.
Pada tahun 2010, dimulai perombakan atas sistem, aplikasi dan basisdata, diadopsinya
Land Administration Domain Model (LADM, ISO-19152) sebagai struktur inti basisdata,
penggunaan arsitektur aplikasi N-Tier, antarmuka pengguna berbasis web, basisdata terpusat di
Kantor Pusat BPN RI, perawatan dan pemeliharaan aplikasi dilakukan secara mandiri dan satu
basisdata untuk data tekstual dan spasial. Sampai tahun 2010 sudah dilakukan implementasi
Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) di 430 Kantor Pertanahan dengan pembiayaan melalui
APBN. Dengan dilaksanakannya KKP maka telah terjadi transformasi layanan publik bidang
pertanahan di Kantor Pertanahan, tidak ada lagi pelayanan permohonan sertipikat hak atas tanah
secara manual, proses permohonan sertipikat hak atas tanah dapat dimonitoring melalui
komputer, proses permohonan sertipikat hak atas tanah dapat dilakukan secara tertib dan
berurutan (first in first out), terbentuknya database pertanahan yang selalu up to date dan dapat
digunakan dalam kegiatan pelayanan informasi pertanahan. Seiring dengan implementasi KKP di
berbagai Kantor Pertanahan seluruh Indonesia, dibangun pula database pertanahan melalui
kegiatan konversi atau digitalisasi data pertanahan, baik data tekstual (Buku Tanah) maupun data
spasial (Surat Ukur dan Peta Pendaftaran Tanah). Sampai dengan medio Agustus 2013 telah
tersedia database 32 juta bidang tanah (71%) dari total 45 juta bidang tanah
tardaftar/bersertipikat yang tersebar di 430 Kabupaten/kota dan 33 Propinsi.
Pembangunan komputerisasi layanan pertanahan telah memberikan manfaat tidak hanya
bagi Badan Pertanahan Nasional RI, tapi informasi yang dihasilkan juga bermanfaat bagi
institusi pemerintah lainnya maupun bagi masyarakat dan kalangan swasta. Implementasi
Komputerisasi Kantor Pertanahan telah menjadi titik awal bagi terwujudnya inovasi layanan
berbasis teknologi informasi dan komunikasi, diantaranya SMS Informasi Pertanahan, layanan
jemput bola LARASITA, informasi berkas online, monitoring beban kerja secara online,
monitoring capaian kinerja secara online serta berbagai inovasi lainnya.
2. LAYANAN JEMPUT BOLA LARASITA
Satu bentuk inovasi layanan sebagai pengembangan lebih lanjut dari komputerisasi
layanan pertanahan adalah Layanan Jemput Bola atau "LARASITA". LARASITA merupakan
layanan pertanahan bergerak (mobile land service) yang bersifat pro aktif dengan "hadirnya"
petugas BPN RI ke tengah-tengah masyarakat. Kelahiran LARASITA sebagai layanan jemput
bola dilandasi keinginan pemenuhan rasa keadilan yang diperlukan, diharapkan dan dipikirkan
oleh masyarakat, serta adanya kesadaran bahwa tugas-tugas berat itu tidak akan bisa diselesaikan
hanya dari balik meja kantor tanpa membuka diri terhadap interaksi masyarakat yang
kesejahteraannya menjadi tujuan utama pengelolaan pertanahan. Melalui layanan jemput Bola
LARASITA, BPN RI bisa menyentuh langsung masyarakat tidak hanya dengan regulasi, tetapi
benar-benar bersentuhan secara fisik untuk kemudian secara psikis bisa mengerti tentang apa
yang dibutuhkan, dipikirkan dan dirasakan rakyat.

Diketahui bahwa masyarakat khususnya pedesaan- mengalami kesenjangan formalitas


yang cukup lebar terhadap layanan pertanahan yang selama ini diselenggarakan di Kantor
Pertanahan, dimana kesenjangan itu kemudian diperlebar oleh para perantara yang selalu berdiri
diantara Kantor Pertanahan dan masyarakat. Keberadaan para perantara tersebut, selain
mempertajam kesenjangan formalitas antara masyarakat dan Kantor Pertanahan, pada prakteknya
juga seringkali melakukan pembiasan informasi yang pada akhirnya merugikan masyarakat, baik
karena pembiasan informasi tentang persyaratan, biaya maupun tentang waktu penyelesaian
layanan pertanahan. Selain itu, jarak geografis juga menjadi kendala. Kesulitan transportasi
menuju Kantor Pertanahan, seringkali mampu menggagalkan niat seseorang untuk mendapatkan
layanan pertanahan. Hal-hal inilah yang menjadi faktor utama rendahnya intensitas arus
informasi yang benar kepada masyarakat pedesaan, yang pada akumulasinya menghentikan arus
komunikasi antara Kantor Pertanahan (sebagai representasi BPN RI) dan masyarakat. Tepat pada
titik permasalahan itu pula, layanan jemput bola "LARASITA" dengan berbagai armadanya,
mobil, motor maupun Kapal LARASITA, menjadi solusi yang tepat.
SEKILAS LARASITA
LARASITA merupakan layanan pertanahan bergerak (mobile land service) yang bersifat
pro aktif atau "jemput bola" ke tengah-tengah masyarakat. Sebagai sebuah kebijakan inovatif,
kelahiran LARASITA dilandasi keinginan pemenuhan rasa keadilan yang diperlukan, diharapkan
dan dipikirkan oleh masyarakat, serta adanya kesadaran bahwa tugas-tugas berat itu tidak akan
bisa diselesaikan hanya dari balik meja kantor tanpa membuka diri terhadap interaksi masyarakat
yang kesejahteraannya menjadi tujuan utama pengelolaan pertanahan.
Guna untuk menjawab kebutuhan berinteraksi dengan masyarakat tersebut, dilahirkan
sebuah interface baru. Sebuah interface yang didesain bukan hanya untuk memberikan layanan
administratif pertanahan, tetapi juga melakukan penyiapan masyarakat dalam pelaksanaan
reforma agraria, mendampingi dan memberdayakan masyarakat dalam konteks pertanahan,
melakukan pendeteksian awal atas tanah-tanah terlantar, melakukan pendeteksian awal atas
tanah-tanah yang diindikasikan bermasalah, memfasilitasi penyelesaian tanah bermasalah yang
mungkin diselesaikan di lapangan, menyambungkan program Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat dan meningkatkan dan
mempercepat legalisasi aset tanah masyarakat. Sebuah interface yang bukan sekedar
memungkinkan, tetapi harus- bisa menyentuh masyarakat tidak hanya dengan regulasi, tetapi
benar-benar bersentuhan secara fisik untuk kemudian secara psikis bisa mengerti tentang apa
yang dibutuhkan, dipikirkan dan dirasakan rakyat. Dan secara praktis: Sebuah interface yang
dapat melaksanakan pola pengelolaan pertanahan secara aktif. Interface itu adalah LARASITA.
Pada dasarnya, LARASITA menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku pada Kantor Pertanahan. Meskipun begitu, pengamatan pada
Kantor Pertanahan yang dijadikan kantor percontohan menunjukkan bahwa antusiasme
masyarakat terhadap layanan-layanan pertanahan melalui LARASITA secara signifikan
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tingkat antusiasme masyarakat terhadap

layanan pertanahan melalui Kantor Pertanahan. Pada penelitian lanjutan atas fenomena itu,
kemudian diketahui bahwa masyarakat khususnya pedesaan- mengalami kesenjangan formalitas
yang cukup lebar terhadap layanan pertanahan yang selama ini diselenggarakan di Kantor
Pertanahan, dimana kesenjangan itu kemudian diperlebar oleh para perantara yang selalu berdiri
diantara Kantor Pertanahan dan masyarakat. Keberadaan para perantara tersebut, selain
mempertajam kesenjangan formalitas antara masyarakat dan Kantor Pertanahan, pada prakteknya
juga seringkali melakukan pembiasan informasi yang pada akhirnya merugikan masyarakat, baik
karena pembiasan informasi tentang persyaratan, biaya maupun tentang waktu penyelesaian
layanan pertanahan.
Selain itu, jarak geografis juga menjadi kendala. Kesulitan transportasi menuju Kantor
Pertanahan, seringkali mampu menggagalkan niat seseorang untuk mendapatkan layanan
pertanahan. Seperti diketahui, tingkat kepemilikan mobil atau motor pribadi pada masyarakat
yang tinggal di pedesaan adalah relatif rendah. Kesulitan ini dilipatgandakan dengan sangat
sedikitnya transportasi umum yang cukup nyaman bagi seseorang untuk bepergian dengan
membawa dokumen-dokumen penting tentang kepemilikan tanahnya. Hal inilah yang menjadi
faktor utama rendahnya intensitas arus informasi yang benar kepada masyarakat pedesaan, yang
pada akumulasinya menghentikan arus komunikasi antara Kantor Pertanahan (sebagai
representasi BPN RI) dan masyarakat. Tepat pada titik permasalahan itu pula, LARASITA
diajukan sebagai solusi.
Kedatangan LARASITA di desa-desa (biasanya di area dimana warga desa sering
berkumpul) mampu menutup rata jurang formalitas sekaligus jarak geografis berikut jarak
psikologis yang sudah lama terbentang diantara Kantor Pertanahan dan masyarakat. Pada
kunjungan-kun jungan LARASITA, akan mudah didapati perbincangan akrab antara petugas dan
masyarakat. Fakta bahwa masyarakat sedang berada di lingkungan desanya sendiri, berpengaruh
besar terhadap sehatnya komunikasi, dimana ketika pertemuan dilakukan di Kantor Pertanahan,
terlihat bahwa komunikasi yang terbangun seolah-olah vertikal, dengan menempatkan petugas di
sisi atas. Dalam komunikasi yang sehat tersebut, informasi-informasi pertanahan baik dari
petugas maupun dari masyarakat akan mengalir lancar.
Dengan kondisi komunikasi yang kondusif, akan mudah bagi petugas untuk memberikan
pengetahuan-pengetahuan tentang reforma agraria untuk proses penyiapan masyarakat dalam
pelaksanaannya, mendampingi dan memberdayakan masyarakat melalui aset-aset pertanahan,
melaksanakan secara lebih dini pengawasan dan pengendalian penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah serta melaksanakan identifikasi dan penelitian terhadap
tanah yang diindikasikan terlantar, melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan sinkronisasi
dan penyampaian informasi penatagunaan tanah dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah
(RTRW) kabupaten/kota, memfasilitasi dan mendekatkan akses-akses penciptaan sumber-sumber
ekonomi baru dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melaksanakan kegiatan
yang berkaitan dengan identifikasi masalah, sengketa atau perkara pertanahan secara dini serta
memfasilitasi upaya penanganannya, melakukan sosialisasi dan berinteraksi untuk

menyampaikan informasi pertanahan dan program-program pertanahan lainnya, menghubungkan


kebutuhan masyarakat dengan program Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia,
melaksanakan kegiatan legalisasi aset dan melaksanakan tugas-tugas pertanahan lain.
Secara praktis, kegiatan yang dilaksanakan oleh LARASITA sudah menegaskan
perbedaannya dengan loket Kantor Pertanahan. Kemampuannya menyentuh dimensi sosial dari
pengelolaan pertanahan pada prosesnya akan memberikan kesempatan lebih besar untuk
melakukan tugas-tugas pengelolaan pertanahan, dimana seringkali tugas-tugas tersebut tidak
mampu dijangkau oleh interface Loket Kantor Pertanahan karena formalitasnya. Dengan
kemampuannya itu pula, LARASITA diharapkan mampu menjembatani BPN RI dengan
masyarakat pemangku kepentingan pertanahan, yaitu masyarakat yang mempergunakan tanah
sebagai basis sumberdaya untuk penghidupannya.
Pelaksanaan Larasita telah memberikan manfaat baik bagi masyarakat maupun internal
BPN RI. Bagi masyarakat, pelaksanaan Larasita yang telah berjalan mewujudkan kemudahan
akses untuk memperoleh informasi, pengurusan sertipikat, penyelesaian masalah/sengketa
pertanahan karena Kantor Pertanahan Bergerak berada di dekat mereka; biaya akses ke Kantor
Pertanahan semakin kecil bahkan tidak diperlukan; pengurusan sertipikasi tanah menjadi lebih
murah karena tidak perlu membayar jasa calo/perantara; Pengurusan sertipikasi tanah menjadi
lebih mudah karena tidak perlu beberapa kali datang ke Kantor Pertanahan. Bagi BPN RI, hal ini
berdampak positif karena terjadi transformasi budaya pelayanan dan budaya kerja dari manual ke
komputerisasi, adanya peningkatan kualitas SDM dan infrastruktur di bidang Teknologi
Informasi dan Komunikasi, adanya peningkatan transparansi pelayanan dan terbangunnya
database pertanahan.

3. ONE DAY SERVICE


Satu lagi bentuk inovasi layanan pertanahan, yaitu One Day Service. Ini merupakan
layanan satu hari selesai dibidang pertanahan yang dilaksanakan pada Loket Pelayanan Kantor
Pertanahan maupun mobil LARASITA. Layanan ini dilaksanakan untuk jenis pelayanan yang
dapat diselesaikan dalam jangka waktu 1 hari (1-8 jam) yang dilaksanakan pada hari kerja.
Tujuan dilaksanakannya One Day Service adalah untuk mempermudah pelayanan di bidang
pertanahan, mempersingkat alur birokrasi pelayanan di bidang pertanahan, mewujudkan harapan
masyarakat pengguna layanan dibidang pertanahan serta mewujudkan komitmen BPN RI
memberikan pelayanan yang cepat dan cermat. Dengan upaya ini diharapkan mampu
memangkas peran para calo yang menyebabkan biaya tinggi dalam pengurusan layanan
pertanahan.

Dalam pelaksanaannya, Kantor Pertanahan menyediakan loket khusus One Day


Service dan setiap berkas permohonan diberikan tanda khusus (stempel One Day Service). One
Day Service LARASITA dilaksanakan oleh Tim LARASITA pada lokasi tertentu sesuai jadwal
penugasan tim yang telah ditetapkan dan diinformasikan kepada masyarakat. One Day Service
telah dilaksanakan di banyak Kantor Pertanahan antara lain Kantor Pertanahan Kabupaten
Tangerang, Kota Tangerang, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Serang, Kabupaten
Cilacap, Kabupaten Kubu Raya, Kota Padang, Kota Makassar dan Kantor Pertanahan lainnya.
Jenis Layanan Pertanahan dalam One Day Service
One Day Service dilaksanakan untuk beberapa jenis layanan pertanahan tertentu. Jenis layanan
pertanahan dalam One Day Service di setiap Kantor Pertanahan dilaksanakan berdasarkan
ketersediaan data pertanahan, sumber daya manusia serta infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi yang tersedia. Beberapa layanan pertanahan dalam One Day Service antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pengecekan Sertipikat
Penghapusan Hak Tanggungan (Roya)
Pendaftaran Hak Milik Berdasarkan Surat Keputusan
Peningkatan Hak / Perubahan Hak
Peralihan Hak
Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT)
Perpanjangan Hak Tanpa Ganti Blanko
Pencatatan Sita
Pencatatan Blokir

4. LAYANAN TUJUH MENIT

Lantum atau Layanan Tujuh Menit merupakan satu bentuk inovasi layanan pertanahan
yang dilaksanakan Kantor Pertanahan Kota Surabaya II. Dengan Lantum layanan pertanahan
dapat diselesaikan lebih cepat dari standar waktu yang telah ditentukan, layanan diselesaikan
dalam waktu 7 menit sehingga dapat ditunggu oleh pemohon layanan. Tujuan dilaksanakannya
Lantum adalah untuk percepatan layanan pertanahan tertentu serta membantu masyarakat yang

memiliki keterbatasan waktu (kesibukan yang tinggi) untuk datang sendiri ke Kantor Pertanahan,
sehingga diharapkan mampu memangkas peran para calo yang menyebabkan biaya tinggi
dalam pengurusan layanan pertanahan.
Layanan Tujuh Menit atau Lantum dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kota Surabaya
II untuk wilayah kelurahan tertentu, dimana database pertanahannya atau data elektroniknya
telah tervalidasi. Layanan ini dilaksanakan jam 09.00 15.00 WIB pada hari kerja (Senin s/d
Jumat) untuk jenis layanan tertentu yang meliputi penghapusan Hak Tanggungan (Roya) serta
pengecekan sertipikat hak atas tanah. Disediakan Loket Khusus Lantum yang memudahkan
masyarakat/pemohon layanan, tidak ada penambahan biaya untuk memperoleh layanan tujuh
menit atau Lantum.
5. LAYANAN INFORMASI ONLINE
Dalam rangka membangun sistem pelayanan publik yang berlandaskan pada prinsip
keterbukaan serta memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengakses informasi,
Badan Pertanahan Nasional RI menyediakan layanan akses Informasi pertanahan secara online.
Layanan informasi ini disediakan dalam berbagai bentuk media informasi, yaitu KiosK atau
anjungan informasi mandiri, website BPN RI, SMS Informasi Pertanahan serta aplikasi BPN Go
Mobile pada perangkat berbasis android.
KiosK

KiosK merupakan anjungan informasi mandiri yaitu suatu media informasi pertanahan
yang tersedia di lobby atau ruang pelayanan Kantor Pertanahan. Melalui KiosK masyarakat
dapat memperoleh berbagai informasi secara mandiri dan gratis tanpa harus antri untuk bertemu
petugas di loket. Informasi yang tersedia pada KiosK antara lain informasi jenis layanan
pertanahan beserta persyaratan, jangka waktu serta alur proses penyelesaiannya, informasi biaya
layanan serta simulasinya, informasi berkas permohonan, informasi pegawai, informasi PPAT
serta informasi jadwal LARASITA. Disamping itu, KiosK juga menyajikan informasi hasil
layanan pertanahan yang meliputi jumlah penerbitan sertipikat, jumlah nilai jual beli, jumlah
nilai Hak Tanggungan dan jumlah nilai BPHTB/PPH, serta menjadi media bagi masyarakat atau
pengguna layanan untuk menyampaikan pengaduan.
Website
Media informasi online lainnya adalah website resmi BPN RI, www.bpn.go.id. Melalui
website ini disediakan berbagai fitur serta informasi terkait dengan tugas pokok dan fungsi BPN

RI. Terkait dengan layanan pertanahan, tersedia 2 fitur layanan informasi yaitu informasi tentang
jenis layanan pertanahan beserta persyaratan, jangka waktu, alur proses penyelesaiannya dan
informasi biaya layanan beserta simulasinya, serta informasi tentang berkas permohonan.
1. Informasi syarat, waktu, proses dan biaya layanan
Informasi ini menjelaskan tentang berbagai jenis layanan pertanahan yang dilaksanakan oleh
Kantor Pertanahan di seluruh Indonesia, yang meliputi layanan pendaftaran tanah pertama
kali (sertipikasi tanah hak milik adat/tanah negara), pemeliharaan data pendaftaran tanah
(perubahan subyek/pemegang hak maupun obyek hak atas tanah), pencatatan dan informasi
pertanahan, pengukuran bidang tanah serta layanan pengaturan dan penataan pertanahan.
Pada fitur ini dapat diperoleh informasi mengenai persyaratan, jangka waktu serta alur proses
dari setiap layanan serta dapat menghitung biaya layanan melalui simulasi biaya.
2. Informasi berkas permohonan
Layanan ini merupakan salah satu wujud komitmen BPN RI menyelenggarakan layanan
publik yang transparan dan akuntabel serta menyediakan sistem layanan publik yang dapat
diakses dengan mudah, bebas biaya dan cepat. Melalui fasilitas ini masyarakat dapat
memperoleh informasi status penyelesaian berkasnya. Untuk melakukan pencarian berkas,
pemilik berkas harus mengisi form yang tersedia dengan benar dan memiliki nomor PIN
yang diberikan oleh Kantor Pertanahan untuk setiap berkas permohonan. Nomor PIN ini
dapat dilihat pada kuitansi pembayaran berkas permohonan yang diberikan kepada pemohon
dan tercetak di bawah barcode.

Informasi yang bisa diperoleh adalah Informasi tanggal masuk berkas, jenis kegiatan, tanggal
update berkas terakhir, status permohonan (Selesai/Masih dalam Proses), nama pemilik, serta
nama dan alamat penerima berkas. Dengan pelayanan ini masyarakat diharapkan dapat
mendapat kemudahan dalam mendapatkan informasi status berkas permohonannya cepat,
mudah diakses tanpa mengabaikan akurasi dan keamanan data.
Aplikasi BPN Go Mobile
Selain informasi melalui SMS Pertanahan "2409", terdapat juga aplikasi BPN Go
Mobile yang tersedia pada perangkat komunikasi berbasis software Android. Ini merupakan
inovasi layanan yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kota Surabaya II, untuk
mempermudah masyarakat mendapatkan informasi dengan cepat dan murah. Melalui aplikasi
BPN Go Mobile ini masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai persyaratan dan biaya
layanan pertanahan, jadwal LARASITA serta informasi permohonan.

6. SMS INFORMASI PERTANAHAN "2409"


Layanan Informasi Mobile dalam bentuk Layanan SMS Informasi Pertanahan dengan
kode akses "2409" merupakan salah satu bentuk inovasi layanan yang yang menunjukkan
komitmen BPN untuk terus mencari bentuk-bentuk perbaikan mutu pelayanan. Inovasi ini akan
memudahkan masyarakat yang sedang berurusan dengan Kantor Pertanahan untuk mengetahui
perkembangan urusannya tanpa harus datang ke Kantor Pertanahan, begitu pula masyarakat
dapat dengan mudahnya memperoleh informasi biaya layanan serta menyampaikan pengaduan
tentang layanan pertanahan. Dengan demikian masyarakat tidak perlu kehilangan waktu dan
biaya yang banyak. Layanan ini dapat diakses dari manapun dan tersedia selama 24 jam.
Layanan ini disajikan dengan biaya yang relatif murah, hanya Rp. 350 untuk setiap SMS, yang
dibebankan langsung ke pulsa pengirim SMS dan berlaku sama untuk semua jenis penyedia
layanan telekomunikasi. Layanan ini pun menggunakan kode akses yang singkat dan mudah
diingat yakni "2409", merupakan penyatuan berbagai layanan SMS Pertanahan yang ada telah
ada di masing-masing Kantor Pertanahan dengan nomor akses yang berbeda-beda. Angka "2409"
merepresentasikan tanggal dan bulan lahirnya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yakni 24
September 1960. SMS Informasi Pertanahan "2409" merupakan wujud nyata dari BPN baru
dengan semboyan pelayanan pertanahan yang cepat, murah, sederhana, pasti dan tidak KKN
Untuk memperoleh informasi melalui SMS "2409", cukup mengirimkan SMS ke nomor
khusus 2409 dengan mengetikkan kata kunci sesuai dengan format yang disediakan maka
informasi yang diinginkan akan segera diperoleh dengan mudah, cepat dan murah. Kata
kunci/prefix yang digunakan dalam layanan SMS Pertanahan ini antara lain
No

Informasi

Format Perintah

Contoh

1.

Informasi
Berkas

BERKAS(spasi)NOMOR
BERKAS/TAHUN(spasi)PIN

BERKAS
2801-1234

2.

Informasi Biaya
UKUR(spasi)KODE
PROPINSI(spasi)LUAS TANAH

UKUR 26 5000

Biaya
Pengukuran

1001/2013

No

Informasi

Format Perintah

Contoh

Biaya
Pemberian Hak

PEMBERIAN(spasi)KODE
PROPINSI(spasi)LUAS TANAH

PEMBERIAN 26 1000

Biaya Konversi

KONVERSI(spasi)KODE
PROPINSI(spasi)LUAS TANAH

KONVERSI 26 1000

Biaya
Pengakuan Hak

PENGAKUAN(spasi)KODE
PROPINSI(spasi)LUAS TANAH

PENGAKUAN 26
1000

Biaya Peralihan
Hak

PERALIHAN(spasi)LUAS
TANAH(spasi)NILAI TANAH

PERALIHAN 1000
1000000

3.

Pengaduan

PENGADUAN#NAMA#NOMOR
TELEPON#ADUAN

PENGADUAN#BUDI
MAN#0811000000#ISI
PENGADUAN SAYA

4.

Informasi
Kode Propinsi

KODE(spasi)PROPINSI

KODE PROPINSI

Daftar Kode Propinsi


Kode

Propinsi

01

Aceh

02

Sumatera Utara

03

Sumatera Barat

04

Sumatera Selatan

05

Riau

06

Jambi

07

Bengkulu

08

Lampung

09

DKI Jakarta

10

Jawa Barat

Kode

Propinsi

01

Aceh

11

Jawa Tengah

Kode

Propinsi

12

Jawa Timur

13

DI Yogyakarta

14

Kalimantan Barat

15

Kalimantan Tengah

16

Kalimantan Timur

17

Kalimantan Selatan

18

Sulawesi Utara

19

Sulawesi Tengah

20

Sulawesi Selatan

21

Sulawesi Tenggara

22

Bali

Kode

Propinsi

23

Nusa Tenggara Barat

24

Nusa Tenggara Timur

25

Maluku

26

Papua

27

Maluku Utara

28

Banten

Kode

Propinsi

29

Kep. Bangka Belitung

30

Gorontalo

31

Sulawesi Barat

32

Kepulauan Riau

33

Papua Barat

7. LAYANAN NON-TUNAI
Sebagai salah satu upaya peningkatan transparansi dan pencegahan korupsi dalam
pelayanan publik, Badan Pertanahan Nasional RI mengembangkan Layanan Non-tunai. Layanan
Non-tunai merupakan cara pembayaran biaya layanan pertanahan, sesuai ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional, tidak dalam bentuk uang tunai
yang diserahkan kepada petugas loket pembayaran, tetapi pembayaran dilakukan pada Bank
Persepsi atau menggunakan kartu kredit/kartu debit. Inovasi layanan ini dicetuskan mengingat
besarnya jumlah uang pembayaran sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
diterima Kantor Pertanahan setiap harinya, sehingga menimbulkan potensi terjadinya korupsi,
kejahatan perampokan/pencurian mengingat bendahara harus menyetorkan PNBP ke Bank
Persepsi maupun beredarnya uang palsu jika pembayaran dilakukan secara tunai.
Pembayaran non-tunai dapat mencegah terjadinya hal-hal tersebut disamping manfaat
lainnya seperti transaksi aman, mudah dan cepat, transaksi terkontrol, mengurangi waktu
penghitungan dan salah penghitungan saat transaksi. Pembayaran non-tunai dilaksanakan
bekerjasama dengan perbankan, dalam berbagai bentuk antara lain :
1.
Bank Persepsi, tersedianya kantor cabang/kas Bank di Kantor Pertanahan.
2.
Electronik Data Capture (EDC), tersedianya perangkat EDC di Loket Pembayaran.
3.
Mobile Bank, tersedianya mobile bank sebagai bank persepsi di Kantor Pertanahan.
Beberapa Kantor Pertanahan yang telah menerapkan pembayaran non-tunai antara lain
Kantor Pertanahan Kabupaten Bekasi, Kota Administrasi Jakarta Barat, Kabupaten Sukoharjo,
Kota Batam dan beberapa Kantor Pertanahan lainnya.
B. KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN
a) Keunggulan
1. Tenologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan pada Badan Pertanahan
Nasional membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses informasi yang
terkait dalam bidang pertanahan melalui website sehingga program yang
dicanangkan tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Layanan melalui komputerisasi tersebut juga dapat mendukung pengelolaan


pemerintahan yang lebih efisien, dan bisa meningkatkan komunikasi antara
pemerintah dengan masyarakat, sektor usaha dan industri.
3. Masyarakat dapat memberi masukan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh
pertanahan melalui website layanan pengaduan yang telah sediakan sehingga dapat
memperbaiki kinerja Badan Pertanahan Nasional.
2.

b) Kekurangan
- Masyarakat belum bisa mengakses sepenuhnya informasi layanan terkhusus
masyarakat yang tinggal di desa terpencil karena kurangnya pengetahuan tentang
penggunaan layanan melalui internet.
- Belum semua Instansi BPN yang menggunakan Sistem Teknologi Informasi. Disisi
lain, belum semua aparat di Instansi BPN melek teknologi informasi, belum familiar
menggunakan web internet untuk pelayanan informasi pertanahan.

C. MANFAAT INOVASI TEKNOLOGI INFORMASI BAGI MASYARAKAT


Manfaat yang dapat dirasakan antara lain:
Pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari
dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor, informasi dapat dicari dari
kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor.

Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum, adanya
keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi
lebih baik, keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua
pihak.

Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi
yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya.

Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui
e-mail. Untuk Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu.
Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa
kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang
ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.
MEDIA MASSA

D. SRATEGI MENYEBARLUASKAN
PENGGUNA
INOVASI
LAYANAN

INOVASI

MASYARAKAT,
PENGUSAHA
KEPADA
MASYARAKAT
PEMERINTAH

KOMUNIKASI / SOSIALISASI
(face to face)

KEPUTUSAN ADOPSI

PENGGUNAAN LAYANAN

1. Komunikasi
Komunikasi adalah proses yang digunakan konsumen dan organisasi untuk saling
membagi informasi guna mencapai pengertian bersama. Komunikasi penting sekali bagi
penerimaan yang menyebar luaskan produk/inovasi baru. Suatu produk/inovasi baru akan
segera menyebar luas ke masyarakat jika inovator memanfaatkan saluran komunikasi
yang banyak dan jangkauannya luas. Beberapa kecepatan inovasi menyebar ke seluruh
masyarakat tergantung pada banyaknya komunikasi para masyarakat (komunikasi lisan).

2. Media Massa
Metode komunikasi massa seperti penggunaan iklan memang dapat menyebarkan
informasi tentang inovasi baru dengan cepat tetapi hal tersebut tidak lantas dapat begitu
saja membuat inovasi baru tersebut diadopsi oleh khalayak. Hal itu dikarenakan diadopsi
tidaknya inovasi baru terkait dengan masalah resiko dan ketidakpastian. Disinilah letak
pentingnya komunikasi antarpribadi. Orang akan lebih percaya kepada orang yang sudah
dikenalnya dan dipercayai lebih awal atau orang yang mungkin sudah berhasil
mengadopsi inovasi baru itu sendiri, dan juga orang yang memiliki kredibilitas untuk
memberi saran mengenai inovasi tersebut.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat berkembang di masyarakat.
Umumnya Teknologi Informasi adalah sebuah teknologi yang dipergunakan untuk mengelola
data, meliputi didalamnya: memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi
data dengan berbagai macam cara dan prosedur guna menghasilkan informasi yang
berkualitas dan bernilai guna tinggi. Perkembangan TIK pun terus meningkat seiring dengan
meningkatnya kebutuhan manusia. Saat ini tren penggunaan e- yang berarti elektronik
bermunculan. Seperti e-education,e-government, e-learning dan lain sebagainya. Teknologi
Informasi dan Komunikasi seakan telah mendarah daging didalam diri setiap manusia di era
ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi yang telah menglobal mampu mencakupi segala
aspek yang ada dalam kehidupan.
Pembangunan komputerisasi layanan pertanahan telah memberikan manfaat tidak hanya bagi
Badan Pertanahan Nasional RI, tapi informasi yang dihasilkan juga bermanfaat bagi institusi
pemerintah lainnya maupun bagi masyarakat dan kalangan swasta. Implementasi
Komputerisasi Kantor Pertanahan telah menjadi titik awal bagi terwujudnya inovasi layanan
berbasis teknologi informasi dan komunikasi, diantaranya SMS Informasi Pertanahan,
layanan jemput bola LARASITA, informasi berkas online, monitoring beban kerja secara
online, monitoring capaian kinerja secara online serta berbagai inovasi lainnya.
B. SARAN

Masih perlunya sosialisasi penggunaan layanan lebih lanjut secara lengkap dan jelas kepada
seluruh masyarakat agar masyarakat dapat mengerti cara memperoleh informasi dan
pelayanan yang telah disediakan dapat diakses oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bpn.go.id/Publikasi/Inovasi
http://strategikomunikasi.blogspot.com/2011/12/difusi-inovasi.html
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=alur%20pelayanan%20larasita
%20bpn&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&sqi=2&ved=0CE4QFjAF&url=http://me
dia.unpad.ac.id/thesis/170720/2010/170720100501_1_7698.pdf&ei=oWA5U9m_IM6xrg
elxoCwDA&usg=AFQjCNHWxwAzJJpeArwrimCqACPbqQkBRg&bvm=bv.63808443,
d.bmk

Anda mungkin juga menyukai