DISUSUN OLEH :
NAMA :
NPM :
PRODI :
DOSEN:
PAKTA INTEGRITAS
Makalah ini merupakan karya asli saya dan bukan salinan sebagian atau seluruhnya dari
karya orang lain. Jika di dalamnya terdapat pendapat orang lain maka pendapat tersebut saya
kutip menurut norma, etika dan kaidah penulisan ilmiah serta sumbernya dicantumkan dalam
daftar pustaka. Jika ternyata saya melanggar pernyataan ini maka saya bersedia memasukkan
makalah pengganti dalam waktu 3 (tiga) hari sejak pelanggaran tersebut disampaikan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inovasi Layanan Pertanahan
menjadi masukan berharga bagi Badan Pertanahan Nasional RI dalam melakukan inovasi-inovasi
layanan pertanahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Inovasi Layanan yang diciptakan oleh BPN antara lain:
1. Komputerisasi Layanan Pertanahan (KKP)
2. Layanan Jemput Bola "LARASITA"
3. Layanan 1 Hari Selesai (One Day Service)
4. Layanan Tujuh Menit (LANTUM)
5. Layanan Informasi Online
6. SMS Informasi Pertanahan "2409"
7. Layanan Non Tunai
1. KOMPUTERISASI LAYANAN PERTANAHAN
Sebagai institusi pelayanan publik, Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya Salah satu upayanya adalah dengan
melakukan perubahan pola pelayanan kepada masyarakat, dari pelayanan manual menjadi
pelayanan yang berbasis komputerisasi yang dimulai sejak tahun 1997. Pada awalnya kegiatan
yang dibiayai melalui pinjaman Pemerintah Spanyol ini dikenal dengan Land Office
Computerization (LOC) atau Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP), dengan tujuan untuk
menciptakan tertib administrasi pertanahan, meningkatkan dan mempercepat pelayanan dibidang
pertanahan, meningkatkan kualitas informasi pertanahan BPN, untuk mempermudah
pemeliharaan data pertanahan, menghemat space / storage untuk penyimpanan data-data
pertanahan dalam bentuk digital (paperless), meningkatkan kemampuan SDM pegawai BPN
dibidang teknologi informatika / komputer, melakukan standarisasi data dan sistem informasi
dalam rangka mempermudah pertukaran informasi pertanahan serta menciptakan suatu sistem
informasi pertanahan yang handal. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakan 6 kegiatan
utama yang meliputi instalasi perangkat keras, perangkat lunak sistem operasi dan aplikasi serta
jaringan (Local Area Network), pelatihan bagi system administrator, operator, manajemen dan
kepala kantor selaku pimpinan tertinggi, sosialisasi bagi kepala kantor dan staf pelaksana,
pendampingan pada masa implementasi, konversi data tekstual dan spasial dari bentuk hardcopy
menjadi digital, dukungan terhadap permasalahan sistem maupun aplikasi dari BPN Pusat.
Komputerisasi layanan pertanahan dilaksanakan secara bertahap, dimulai tahun 1997
yang diimplementasikan di 12 Kantor Pertanahan pada 8 propinsi. Tahap ini menitik beratkan
pada data tekstual dengan sistem yang berdiri sendiri untuk setiap kantor pertanahan tanpa ada
jaringan antar kantor pertanahan, serta mulai dibentuk Workgroup for Transfer Technology
(WGTT) sebagai wadah alih teknologi kepada jajaran BPN RI. Ekspansi Komputerisasi Kantor
Pertanahan dimulai sejak tahun 2002, dengan bertambahnya jumlah Kantor Pertanahan yang
mengimplementasikannya, dimulainya penggunaan basisdata spasial, walaupun masih terpisah
dengan basisdata tekstual serta mulai dilakukan konversi data spasial. Tahun 2006 dilaksanakan
digitalisasi peta pendaftaran di provinsi DKI Jakarta yang mencakup 70% bidang tanah terdaftar,
dicetuskannya LARASITA dan hingga tahun 2009 komputerisasi kantor pertanahan sudah
mencakup 274 Kantor Pertanahan.
Pada tahun 2010, dimulai perombakan atas sistem, aplikasi dan basisdata, diadopsinya
Land Administration Domain Model (LADM, ISO-19152) sebagai struktur inti basisdata,
penggunaan arsitektur aplikasi N-Tier, antarmuka pengguna berbasis web, basisdata terpusat di
Kantor Pusat BPN RI, perawatan dan pemeliharaan aplikasi dilakukan secara mandiri dan satu
basisdata untuk data tekstual dan spasial. Sampai tahun 2010 sudah dilakukan implementasi
Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) di 430 Kantor Pertanahan dengan pembiayaan melalui
APBN. Dengan dilaksanakannya KKP maka telah terjadi transformasi layanan publik bidang
pertanahan di Kantor Pertanahan, tidak ada lagi pelayanan permohonan sertipikat hak atas tanah
secara manual, proses permohonan sertipikat hak atas tanah dapat dimonitoring melalui
komputer, proses permohonan sertipikat hak atas tanah dapat dilakukan secara tertib dan
berurutan (first in first out), terbentuknya database pertanahan yang selalu up to date dan dapat
digunakan dalam kegiatan pelayanan informasi pertanahan. Seiring dengan implementasi KKP di
berbagai Kantor Pertanahan seluruh Indonesia, dibangun pula database pertanahan melalui
kegiatan konversi atau digitalisasi data pertanahan, baik data tekstual (Buku Tanah) maupun data
spasial (Surat Ukur dan Peta Pendaftaran Tanah). Sampai dengan medio Agustus 2013 telah
tersedia database 32 juta bidang tanah (71%) dari total 45 juta bidang tanah
tardaftar/bersertipikat yang tersebar di 430 Kabupaten/kota dan 33 Propinsi.
Pembangunan komputerisasi layanan pertanahan telah memberikan manfaat tidak hanya
bagi Badan Pertanahan Nasional RI, tapi informasi yang dihasilkan juga bermanfaat bagi
institusi pemerintah lainnya maupun bagi masyarakat dan kalangan swasta. Implementasi
Komputerisasi Kantor Pertanahan telah menjadi titik awal bagi terwujudnya inovasi layanan
berbasis teknologi informasi dan komunikasi, diantaranya SMS Informasi Pertanahan, layanan
jemput bola LARASITA, informasi berkas online, monitoring beban kerja secara online,
monitoring capaian kinerja secara online serta berbagai inovasi lainnya.
2. LAYANAN JEMPUT BOLA LARASITA
Satu bentuk inovasi layanan sebagai pengembangan lebih lanjut dari komputerisasi
layanan pertanahan adalah Layanan Jemput Bola atau "LARASITA". LARASITA merupakan
layanan pertanahan bergerak (mobile land service) yang bersifat pro aktif dengan "hadirnya"
petugas BPN RI ke tengah-tengah masyarakat. Kelahiran LARASITA sebagai layanan jemput
bola dilandasi keinginan pemenuhan rasa keadilan yang diperlukan, diharapkan dan dipikirkan
oleh masyarakat, serta adanya kesadaran bahwa tugas-tugas berat itu tidak akan bisa diselesaikan
hanya dari balik meja kantor tanpa membuka diri terhadap interaksi masyarakat yang
kesejahteraannya menjadi tujuan utama pengelolaan pertanahan. Melalui layanan jemput Bola
LARASITA, BPN RI bisa menyentuh langsung masyarakat tidak hanya dengan regulasi, tetapi
benar-benar bersentuhan secara fisik untuk kemudian secara psikis bisa mengerti tentang apa
yang dibutuhkan, dipikirkan dan dirasakan rakyat.
layanan pertanahan melalui Kantor Pertanahan. Pada penelitian lanjutan atas fenomena itu,
kemudian diketahui bahwa masyarakat khususnya pedesaan- mengalami kesenjangan formalitas
yang cukup lebar terhadap layanan pertanahan yang selama ini diselenggarakan di Kantor
Pertanahan, dimana kesenjangan itu kemudian diperlebar oleh para perantara yang selalu berdiri
diantara Kantor Pertanahan dan masyarakat. Keberadaan para perantara tersebut, selain
mempertajam kesenjangan formalitas antara masyarakat dan Kantor Pertanahan, pada prakteknya
juga seringkali melakukan pembiasan informasi yang pada akhirnya merugikan masyarakat, baik
karena pembiasan informasi tentang persyaratan, biaya maupun tentang waktu penyelesaian
layanan pertanahan.
Selain itu, jarak geografis juga menjadi kendala. Kesulitan transportasi menuju Kantor
Pertanahan, seringkali mampu menggagalkan niat seseorang untuk mendapatkan layanan
pertanahan. Seperti diketahui, tingkat kepemilikan mobil atau motor pribadi pada masyarakat
yang tinggal di pedesaan adalah relatif rendah. Kesulitan ini dilipatgandakan dengan sangat
sedikitnya transportasi umum yang cukup nyaman bagi seseorang untuk bepergian dengan
membawa dokumen-dokumen penting tentang kepemilikan tanahnya. Hal inilah yang menjadi
faktor utama rendahnya intensitas arus informasi yang benar kepada masyarakat pedesaan, yang
pada akumulasinya menghentikan arus komunikasi antara Kantor Pertanahan (sebagai
representasi BPN RI) dan masyarakat. Tepat pada titik permasalahan itu pula, LARASITA
diajukan sebagai solusi.
Kedatangan LARASITA di desa-desa (biasanya di area dimana warga desa sering
berkumpul) mampu menutup rata jurang formalitas sekaligus jarak geografis berikut jarak
psikologis yang sudah lama terbentang diantara Kantor Pertanahan dan masyarakat. Pada
kunjungan-kun jungan LARASITA, akan mudah didapati perbincangan akrab antara petugas dan
masyarakat. Fakta bahwa masyarakat sedang berada di lingkungan desanya sendiri, berpengaruh
besar terhadap sehatnya komunikasi, dimana ketika pertemuan dilakukan di Kantor Pertanahan,
terlihat bahwa komunikasi yang terbangun seolah-olah vertikal, dengan menempatkan petugas di
sisi atas. Dalam komunikasi yang sehat tersebut, informasi-informasi pertanahan baik dari
petugas maupun dari masyarakat akan mengalir lancar.
Dengan kondisi komunikasi yang kondusif, akan mudah bagi petugas untuk memberikan
pengetahuan-pengetahuan tentang reforma agraria untuk proses penyiapan masyarakat dalam
pelaksanaannya, mendampingi dan memberdayakan masyarakat melalui aset-aset pertanahan,
melaksanakan secara lebih dini pengawasan dan pengendalian penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah serta melaksanakan identifikasi dan penelitian terhadap
tanah yang diindikasikan terlantar, melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan sinkronisasi
dan penyampaian informasi penatagunaan tanah dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah
(RTRW) kabupaten/kota, memfasilitasi dan mendekatkan akses-akses penciptaan sumber-sumber
ekonomi baru dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melaksanakan kegiatan
yang berkaitan dengan identifikasi masalah, sengketa atau perkara pertanahan secara dini serta
memfasilitasi upaya penanganannya, melakukan sosialisasi dan berinteraksi untuk
Pengecekan Sertipikat
Penghapusan Hak Tanggungan (Roya)
Pendaftaran Hak Milik Berdasarkan Surat Keputusan
Peningkatan Hak / Perubahan Hak
Peralihan Hak
Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT)
Perpanjangan Hak Tanpa Ganti Blanko
Pencatatan Sita
Pencatatan Blokir
Lantum atau Layanan Tujuh Menit merupakan satu bentuk inovasi layanan pertanahan
yang dilaksanakan Kantor Pertanahan Kota Surabaya II. Dengan Lantum layanan pertanahan
dapat diselesaikan lebih cepat dari standar waktu yang telah ditentukan, layanan diselesaikan
dalam waktu 7 menit sehingga dapat ditunggu oleh pemohon layanan. Tujuan dilaksanakannya
Lantum adalah untuk percepatan layanan pertanahan tertentu serta membantu masyarakat yang
memiliki keterbatasan waktu (kesibukan yang tinggi) untuk datang sendiri ke Kantor Pertanahan,
sehingga diharapkan mampu memangkas peran para calo yang menyebabkan biaya tinggi
dalam pengurusan layanan pertanahan.
Layanan Tujuh Menit atau Lantum dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kota Surabaya
II untuk wilayah kelurahan tertentu, dimana database pertanahannya atau data elektroniknya
telah tervalidasi. Layanan ini dilaksanakan jam 09.00 15.00 WIB pada hari kerja (Senin s/d
Jumat) untuk jenis layanan tertentu yang meliputi penghapusan Hak Tanggungan (Roya) serta
pengecekan sertipikat hak atas tanah. Disediakan Loket Khusus Lantum yang memudahkan
masyarakat/pemohon layanan, tidak ada penambahan biaya untuk memperoleh layanan tujuh
menit atau Lantum.
5. LAYANAN INFORMASI ONLINE
Dalam rangka membangun sistem pelayanan publik yang berlandaskan pada prinsip
keterbukaan serta memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengakses informasi,
Badan Pertanahan Nasional RI menyediakan layanan akses Informasi pertanahan secara online.
Layanan informasi ini disediakan dalam berbagai bentuk media informasi, yaitu KiosK atau
anjungan informasi mandiri, website BPN RI, SMS Informasi Pertanahan serta aplikasi BPN Go
Mobile pada perangkat berbasis android.
KiosK
KiosK merupakan anjungan informasi mandiri yaitu suatu media informasi pertanahan
yang tersedia di lobby atau ruang pelayanan Kantor Pertanahan. Melalui KiosK masyarakat
dapat memperoleh berbagai informasi secara mandiri dan gratis tanpa harus antri untuk bertemu
petugas di loket. Informasi yang tersedia pada KiosK antara lain informasi jenis layanan
pertanahan beserta persyaratan, jangka waktu serta alur proses penyelesaiannya, informasi biaya
layanan serta simulasinya, informasi berkas permohonan, informasi pegawai, informasi PPAT
serta informasi jadwal LARASITA. Disamping itu, KiosK juga menyajikan informasi hasil
layanan pertanahan yang meliputi jumlah penerbitan sertipikat, jumlah nilai jual beli, jumlah
nilai Hak Tanggungan dan jumlah nilai BPHTB/PPH, serta menjadi media bagi masyarakat atau
pengguna layanan untuk menyampaikan pengaduan.
Website
Media informasi online lainnya adalah website resmi BPN RI, www.bpn.go.id. Melalui
website ini disediakan berbagai fitur serta informasi terkait dengan tugas pokok dan fungsi BPN
RI. Terkait dengan layanan pertanahan, tersedia 2 fitur layanan informasi yaitu informasi tentang
jenis layanan pertanahan beserta persyaratan, jangka waktu, alur proses penyelesaiannya dan
informasi biaya layanan beserta simulasinya, serta informasi tentang berkas permohonan.
1. Informasi syarat, waktu, proses dan biaya layanan
Informasi ini menjelaskan tentang berbagai jenis layanan pertanahan yang dilaksanakan oleh
Kantor Pertanahan di seluruh Indonesia, yang meliputi layanan pendaftaran tanah pertama
kali (sertipikasi tanah hak milik adat/tanah negara), pemeliharaan data pendaftaran tanah
(perubahan subyek/pemegang hak maupun obyek hak atas tanah), pencatatan dan informasi
pertanahan, pengukuran bidang tanah serta layanan pengaturan dan penataan pertanahan.
Pada fitur ini dapat diperoleh informasi mengenai persyaratan, jangka waktu serta alur proses
dari setiap layanan serta dapat menghitung biaya layanan melalui simulasi biaya.
2. Informasi berkas permohonan
Layanan ini merupakan salah satu wujud komitmen BPN RI menyelenggarakan layanan
publik yang transparan dan akuntabel serta menyediakan sistem layanan publik yang dapat
diakses dengan mudah, bebas biaya dan cepat. Melalui fasilitas ini masyarakat dapat
memperoleh informasi status penyelesaian berkasnya. Untuk melakukan pencarian berkas,
pemilik berkas harus mengisi form yang tersedia dengan benar dan memiliki nomor PIN
yang diberikan oleh Kantor Pertanahan untuk setiap berkas permohonan. Nomor PIN ini
dapat dilihat pada kuitansi pembayaran berkas permohonan yang diberikan kepada pemohon
dan tercetak di bawah barcode.
Informasi yang bisa diperoleh adalah Informasi tanggal masuk berkas, jenis kegiatan, tanggal
update berkas terakhir, status permohonan (Selesai/Masih dalam Proses), nama pemilik, serta
nama dan alamat penerima berkas. Dengan pelayanan ini masyarakat diharapkan dapat
mendapat kemudahan dalam mendapatkan informasi status berkas permohonannya cepat,
mudah diakses tanpa mengabaikan akurasi dan keamanan data.
Aplikasi BPN Go Mobile
Selain informasi melalui SMS Pertanahan "2409", terdapat juga aplikasi BPN Go
Mobile yang tersedia pada perangkat komunikasi berbasis software Android. Ini merupakan
inovasi layanan yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kota Surabaya II, untuk
mempermudah masyarakat mendapatkan informasi dengan cepat dan murah. Melalui aplikasi
BPN Go Mobile ini masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai persyaratan dan biaya
layanan pertanahan, jadwal LARASITA serta informasi permohonan.
Informasi
Format Perintah
Contoh
1.
Informasi
Berkas
BERKAS(spasi)NOMOR
BERKAS/TAHUN(spasi)PIN
BERKAS
2801-1234
2.
Informasi Biaya
UKUR(spasi)KODE
PROPINSI(spasi)LUAS TANAH
UKUR 26 5000
Biaya
Pengukuran
1001/2013
No
Informasi
Format Perintah
Contoh
Biaya
Pemberian Hak
PEMBERIAN(spasi)KODE
PROPINSI(spasi)LUAS TANAH
PEMBERIAN 26 1000
Biaya Konversi
KONVERSI(spasi)KODE
PROPINSI(spasi)LUAS TANAH
KONVERSI 26 1000
Biaya
Pengakuan Hak
PENGAKUAN(spasi)KODE
PROPINSI(spasi)LUAS TANAH
PENGAKUAN 26
1000
Biaya Peralihan
Hak
PERALIHAN(spasi)LUAS
TANAH(spasi)NILAI TANAH
PERALIHAN 1000
1000000
3.
Pengaduan
PENGADUAN#NAMA#NOMOR
TELEPON#ADUAN
PENGADUAN#BUDI
MAN#0811000000#ISI
PENGADUAN SAYA
4.
Informasi
Kode Propinsi
KODE(spasi)PROPINSI
KODE PROPINSI
Propinsi
01
Aceh
02
Sumatera Utara
03
Sumatera Barat
04
Sumatera Selatan
05
Riau
06
Jambi
07
Bengkulu
08
Lampung
09
DKI Jakarta
10
Jawa Barat
Kode
Propinsi
01
Aceh
11
Jawa Tengah
Kode
Propinsi
12
Jawa Timur
13
DI Yogyakarta
14
Kalimantan Barat
15
Kalimantan Tengah
16
Kalimantan Timur
17
Kalimantan Selatan
18
Sulawesi Utara
19
Sulawesi Tengah
20
Sulawesi Selatan
21
Sulawesi Tenggara
22
Bali
Kode
Propinsi
23
24
25
Maluku
26
Papua
27
Maluku Utara
28
Banten
Kode
Propinsi
29
30
Gorontalo
31
Sulawesi Barat
32
Kepulauan Riau
33
Papua Barat
7. LAYANAN NON-TUNAI
Sebagai salah satu upaya peningkatan transparansi dan pencegahan korupsi dalam
pelayanan publik, Badan Pertanahan Nasional RI mengembangkan Layanan Non-tunai. Layanan
Non-tunai merupakan cara pembayaran biaya layanan pertanahan, sesuai ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional, tidak dalam bentuk uang tunai
yang diserahkan kepada petugas loket pembayaran, tetapi pembayaran dilakukan pada Bank
Persepsi atau menggunakan kartu kredit/kartu debit. Inovasi layanan ini dicetuskan mengingat
besarnya jumlah uang pembayaran sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
diterima Kantor Pertanahan setiap harinya, sehingga menimbulkan potensi terjadinya korupsi,
kejahatan perampokan/pencurian mengingat bendahara harus menyetorkan PNBP ke Bank
Persepsi maupun beredarnya uang palsu jika pembayaran dilakukan secara tunai.
Pembayaran non-tunai dapat mencegah terjadinya hal-hal tersebut disamping manfaat
lainnya seperti transaksi aman, mudah dan cepat, transaksi terkontrol, mengurangi waktu
penghitungan dan salah penghitungan saat transaksi. Pembayaran non-tunai dilaksanakan
bekerjasama dengan perbankan, dalam berbagai bentuk antara lain :
1.
Bank Persepsi, tersedianya kantor cabang/kas Bank di Kantor Pertanahan.
2.
Electronik Data Capture (EDC), tersedianya perangkat EDC di Loket Pembayaran.
3.
Mobile Bank, tersedianya mobile bank sebagai bank persepsi di Kantor Pertanahan.
Beberapa Kantor Pertanahan yang telah menerapkan pembayaran non-tunai antara lain
Kantor Pertanahan Kabupaten Bekasi, Kota Administrasi Jakarta Barat, Kabupaten Sukoharjo,
Kota Batam dan beberapa Kantor Pertanahan lainnya.
B. KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN
a) Keunggulan
1. Tenologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan pada Badan Pertanahan
Nasional membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses informasi yang
terkait dalam bidang pertanahan melalui website sehingga program yang
dicanangkan tersebut dapat berjalan dengan lancar.
b) Kekurangan
- Masyarakat belum bisa mengakses sepenuhnya informasi layanan terkhusus
masyarakat yang tinggal di desa terpencil karena kurangnya pengetahuan tentang
penggunaan layanan melalui internet.
- Belum semua Instansi BPN yang menggunakan Sistem Teknologi Informasi. Disisi
lain, belum semua aparat di Instansi BPN melek teknologi informasi, belum familiar
menggunakan web internet untuk pelayanan informasi pertanahan.
Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum, adanya
keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi
lebih baik, keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari semua
pihak.
Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi
yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya.
Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui
e-mail. Untuk Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu.
Tanya jawab, koordinasi, diskusi antara pimpinan daerah dapat dilakukan tanpa
kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang
ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu atau dua jam saja.
MEDIA MASSA
D. SRATEGI MENYEBARLUASKAN
PENGGUNA
INOVASI
LAYANAN
INOVASI
MASYARAKAT,
PENGUSAHA
KEPADA
MASYARAKAT
PEMERINTAH
KOMUNIKASI / SOSIALISASI
(face to face)
KEPUTUSAN ADOPSI
PENGGUNAAN LAYANAN
1. Komunikasi
Komunikasi adalah proses yang digunakan konsumen dan organisasi untuk saling
membagi informasi guna mencapai pengertian bersama. Komunikasi penting sekali bagi
penerimaan yang menyebar luaskan produk/inovasi baru. Suatu produk/inovasi baru akan
segera menyebar luas ke masyarakat jika inovator memanfaatkan saluran komunikasi
yang banyak dan jangkauannya luas. Beberapa kecepatan inovasi menyebar ke seluruh
masyarakat tergantung pada banyaknya komunikasi para masyarakat (komunikasi lisan).
2. Media Massa
Metode komunikasi massa seperti penggunaan iklan memang dapat menyebarkan
informasi tentang inovasi baru dengan cepat tetapi hal tersebut tidak lantas dapat begitu
saja membuat inovasi baru tersebut diadopsi oleh khalayak. Hal itu dikarenakan diadopsi
tidaknya inovasi baru terkait dengan masalah resiko dan ketidakpastian. Disinilah letak
pentingnya komunikasi antarpribadi. Orang akan lebih percaya kepada orang yang sudah
dikenalnya dan dipercayai lebih awal atau orang yang mungkin sudah berhasil
mengadopsi inovasi baru itu sendiri, dan juga orang yang memiliki kredibilitas untuk
memberi saran mengenai inovasi tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat berkembang di masyarakat.
Umumnya Teknologi Informasi adalah sebuah teknologi yang dipergunakan untuk mengelola
data, meliputi didalamnya: memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi
data dengan berbagai macam cara dan prosedur guna menghasilkan informasi yang
berkualitas dan bernilai guna tinggi. Perkembangan TIK pun terus meningkat seiring dengan
meningkatnya kebutuhan manusia. Saat ini tren penggunaan e- yang berarti elektronik
bermunculan. Seperti e-education,e-government, e-learning dan lain sebagainya. Teknologi
Informasi dan Komunikasi seakan telah mendarah daging didalam diri setiap manusia di era
ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi yang telah menglobal mampu mencakupi segala
aspek yang ada dalam kehidupan.
Pembangunan komputerisasi layanan pertanahan telah memberikan manfaat tidak hanya bagi
Badan Pertanahan Nasional RI, tapi informasi yang dihasilkan juga bermanfaat bagi institusi
pemerintah lainnya maupun bagi masyarakat dan kalangan swasta. Implementasi
Komputerisasi Kantor Pertanahan telah menjadi titik awal bagi terwujudnya inovasi layanan
berbasis teknologi informasi dan komunikasi, diantaranya SMS Informasi Pertanahan,
layanan jemput bola LARASITA, informasi berkas online, monitoring beban kerja secara
online, monitoring capaian kinerja secara online serta berbagai inovasi lainnya.
B. SARAN
Masih perlunya sosialisasi penggunaan layanan lebih lanjut secara lengkap dan jelas kepada
seluruh masyarakat agar masyarakat dapat mengerti cara memperoleh informasi dan
pelayanan yang telah disediakan dapat diakses oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bpn.go.id/Publikasi/Inovasi
http://strategikomunikasi.blogspot.com/2011/12/difusi-inovasi.html
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=alur%20pelayanan%20larasita
%20bpn&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&sqi=2&ved=0CE4QFjAF&url=http://me
dia.unpad.ac.id/thesis/170720/2010/170720100501_1_7698.pdf&ei=oWA5U9m_IM6xrg
elxoCwDA&usg=AFQjCNHWxwAzJJpeArwrimCqACPbqQkBRg&bvm=bv.63808443,
d.bmk